JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: ( Print) 1

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 2, (2013) ISSN: ( Print) F-234

II. METODOLOGI PENELITIAN

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-39

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2013) ISSN: ( Print) F-93

Seminar Nasional Inovasi Dan Aplikasi Teknologi Di Industri 2017 ISSN ITN Malang, 4 Pebruari 2017

SEMINAR SKRIPSI PENGAMBILAN MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK DENGAN PEMANFAATAN GELOMBANG MIKRO (MICROWAVE)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diutamakan. Sedangkan hasil hutan non kayu secara umum kurang begitu

Moch. Aris Setyawan Mohammad Zakariyya Dosen Pembimbing: Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA

) PENGAMBILAN MINYAK DARI BUNGA KAMBOJA DENGAN METODE DISTILASI AIR (WATER DISTILLATION) LABORATORIUM TEKNOLOGI PROSES KIMIA LOGO

I. PENDAHULUAN. Minyak atsiri dikenal dengan nama minyak eteris (Essential oil volatile) yang

TINJAUAN PUSTAKA. pada masa yang akan datang akan mampu memberikan peran yang nyata dalam

Proses Pengambilan Minyak Atsiri Dari Daun Nilam Dengan Pemanfaatan Gelombang Mikro (Microwave)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK 2

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

Ekstraksi Minyak Atsiri dari Akar Wangi Menggunakan Metode Steam - Hydro distillation dan Hydro distilation dengan Pemanas Microwave

Ekstraksi Minyak Atsiri Dari Akar Wangi Menggunakan Metode Steam - Hydro distillation dan Hydro distilation dengan Pemanas Microwave

UJI COBA ALAT PENYULINGAN DAUN CENGKEH MENGGUNAKAN METODE AIR dan UAP KAPASITAS 1 kg

BAB III METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Minyak Atsiri dan Bahan

DISTILASI BERTAHAP BATCH (DBB)

PENGARUH BERBAGAI METODA DISTILASI DALAM PROSES RECOVERY MINYAK ATSIRI LIMBAH PADAT JAMU TERHADAP RENDEMEN MINYAK

PENGARUH WAKTU UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN TERHADAP RENDEMEN DAN KUALITAS MINYAK ATSIRI DAUN LEDA (Eucalyptus deglupta)

ISOLASI EUGENOL DALAM MINYAK CENGKEH DENGAN PROSES DISTILASI FRAKSIONASI TEKANAN RENDAH

BAB III METODOLOGI PENGUJIAN. 3.1 Penetapan Kadar Minyak Atsiri dari Biji Pala. Contoh dipotong-potong kecil, dimasukkan ke dalam labu didih.

Uji Performansi Unit Penyulingan Uap Daun Cengkeh Skala Laboratorium dengan Pretreatment Pencacahan Daun

STUDI PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK MINYAK NILAM

PENINGKATAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL DALAM PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VACUM GELOMBANG MIKRO

Jurnal Bahan Alam Terbarukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. 4.1 Sampel. Sampel yang digunakan adalah tanaman nilam yang berasal dari Dusun

III. METODOLOGI 3.1 BAHAN DAN ALAT Ketel Suling

Heri Septya Kusuma dan Mahfud

I. ISOLASI EUGENOL DARI BUNGA CENGKEH

BAB III METODA PENELITIAN. yang umum digunakan di laboratorium kimia, set alat refluks (labu leher tiga,

EKSTRAKSI MINYAK SEREH DAPUR SEBAGAI BAHAN FLAVOR PANGAN I N T I S A R I

atsiri dengan nilai indeks bias yang kecil. Selain itu, semakin tinggi kadar patchouli alcohol maka semakin tinggi pula indeks bias yang dihasilkan.

Nama : Nur Arifin NPM : Jurusan : Teknik Mesin Fakultas : Teknologi Industri Pembimbing : DR. C. Prapti Mahandari, ST.

PEMISAHAN EUGENOL DARI MINYAK CENGKEH DENGAN CARA DISTILASI FRAKSINASI. Separation of eugenol from clove oil with fractionation distillation

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Januari Februari 2014.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI

METODE DESTILASI AIR MINYAK ATSIRI PADA HERBA SERAI WANGI (Andropogon nardus Linn.) Indri Kusuma Dewi, Titik Lestari Poltekkes Kemenkes Surakarta

EKSTRAKSI BAHAN NABATI (EKS)

DESTILASI UAP (PEMBUATAN MINYAK ATSIRI DARI BUNGA MAWAR) Siti Masitoh. M. Ikhwan Fillah, Indah Desi Permana PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

MINYAK ATSIRI (2) Karakteristik Bahan dan Teknologi Proses

BAB III METODOLOGI. Penetapan kadar minyak atsiri kayu manis dan pemeriksaan mutu minyak

Nahar, Metode Pengolahan dan Peningkatan Mutu Minyak Nilam METODE PENGOLAHAN DAN PENINGKATAN MUTU MINYAK NILAM. Nahar* Abstrak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minyak atsiri merupakan minyak dari tanaman yang komponennya secara

Isolasi dan Identifikasi Komponen Kimia Minyak Atsiri dari Daun, Batang dan Bunga Tumbuhan Salembangu (Melissa sp.)

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERALATAN DAN METODE

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMURNIAN MINYAK NILAM DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI DISTILASI VAKUM GELOMBANG MIKRO UNTUK MENINGKATKAN KADAR PATCHOULI ALCOHOL

Standard of Operation Procedure (SOP) Kegiatan : Good Development Practice Sub Kegiatan : Metoda Pengujian Kualitas Minyak Nilam

PENINGKATAN PRODUKTIFITAS EKSTRAKSI MINYAK NILAM DENGAN MICROWAVE HYDRO DISTILLATOR

PENGARUH LAMA PENYULINGAN DAN KOMPOSISI BAHAN BAKU TERHADAP RENDEMEN DAN MUTU MINYAK ATSIRI DARI DAUN DAN BATANG NILAM (Pogostemon cablin Benth)

Disusun oleh: Jamaludin Al Anshori, S.Si

III. METODOLOGI PENELITIAN

Achmad Ferdiansyah P.P., Zulfikar, Prof. Dr. Ir. Mahfud, DEA Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Metoda-Metoda Ekstraksi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

PENGARUH TEMPAT TUMBUH DAN LAMA PENYULINGAN TERHADAP RENDEMEN MINYAK ATSIRI RAMBU ATAP

PENGARUH KONSENTRASI LARUTAN, TEMPERATUR DAN WAKTU PEMASAKAN PADA PEMBUATAN PULP BERBAHAN BAKU SABUT KELAPA MUDA (DEGAN) DENGAN PROSES SODA

Efisiensi Pemurnian Minyak Nilam Menggunakan Distilasi Vacum Gelombang Mikro

Minyak terpentin SNI 7633:2011

:!,1G():5kr'W:5. JURnAl EKOlOGI DAn SAlns ISSN : ISSN : VOLUME 01, No: 01. Agustus 2012

BAB V METODELOGI. 5.1 Pengujian Kinerja Alat. Produk yang dihasilkan dari alat pres hidrolik, dilakukan analisa kualitas hasil meliputi:

BAB III PROSES PERPINDAHAN KALOR DESTILASI DAN ANALISA

Pulp dan kayu - Cara uji kadar lignin - Metode Klason

Seminar Tugas Akhir S1 Jurusan Teknik Kimia UNDIP 2009

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang potensial sebagai sumber bahan baku

BAB IV METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. MINYAK NILAM

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Thermodinamika Teknik Mesin

TUGAS AKHIR METODE DISTILASI VAKUM UNTUK PEMBUATAN MINYAK JERUK PURUT DENGAN MENGGUNAKAN AIR SEBAGAI PELARUT. Solvent)

TEKNOLOGI EKSTRAKSI MINYAK ATSIRI DARI KULIT JERUK MENGGUNAKAN METODE MICROWAVE HYDRODIFFUSION AND GRAVITY

KINERJA DESTILASI RIMPANG JAHE SECARA KOHOBASI DAN DESTILASI UAP-AIR

Laporan Tugas Akhir Inovasi Pembuatan Free Germs Hand sanitizer (Fertz) yang Praktis dan Ekonomis dari Ekstrak Daun Kersen BAB III METODOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dinamakan minyak nilam. Menurut Grieve (2002) Tanaman Nilam termasuk

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

DEGRADASI GLISEROL MENGGUNAKAN GELOMBANG MIKRO

III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini menguraikan mengenai (1) Bahan dan Alat Penelitian, (2) Metode

PEMBUATAN SUSU DARI BIJI BUAH SAGA ( Adenanthera pavonina ) SEBAGAI ALTERNATIF PENGGANTI NUTRISI PROTEIN SUSU SAPI DAN SUSU KEDELAI

PROSES PEMBUATAN MINYAK BIJI BUNGA MATAHARI MENGGUNAKAN METODE EKSTRAKSI-DESTILASI DENGAN PELARUT N-HEXAN DAN PELARUT ETANOL

DISTILASI SEDERHANA (DIS)

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG [1] Tidak diperkenankan mengumumkan, memublikasikan, memperbanyak sebagian atau seluruh karya ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai bulan Juli sampai bulan November 2009

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2015 dari survei sampai

Studi Input Energi pada Proses Penyulingan Minyak Atsiri Nilam dengan Sistem Boiler (Studi Kasus Unit Pengolahan minyak Nilam Kesamben-Blitar)

Penetapan Kadar Sari

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman cengkeh berasal dari kepulauan Maluku. Pada abad ke-18 Perancis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ZAHRA NURI NADA YUDHO JATI PRASETYO

MAKALAH KIMIA PEMISAHAN

Gun Gun Gumilar, Zackiyah, Gebi Dwiyanti, Heli Siti HM Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan Indinesia

Transkripsi:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 1 Perbandingan Metode Hydro-Distillation Dan Steam Hydro-Distillation Dengan Microwave Terhadap Rendemen Serta Mutu Minyak Atsiri Dari Batang Cengkeh (Eugenia Aromaticum) Joko Santoso, Fajar Mardhi Hutama, Pantjawarni Prihatini, dan Mahfud Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia e-mail: mahfud@chem-eng.its.ac.id Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari proses pengambilan minyak cengkeh dengan metode hydro distillation dan steam-hydro distillation dengan gelombang mikro (microwave). Selain itu, mempelajari pengaruh waktu penyulingan, perlakuan bahan (ukuran 8 mesh dan 4 mesh), dan massa bahan terhadap rendemen dan mutu minyak cengkeh yang dihasilkan. Metode yang digunakan adalah hydro distillation dan steam-hydro distillation dengan microwave. Dalam steam-hydro distillation dengan microwave ditambahkan solvent berupa air pada batang cengkeh kering untuk melarutkan minyak yang ada di dalam daun cengkeh. Kondisi operasi pada kedua metode ini adalah pada massa 50, 80 110, 140, dan 170 gram, tekanan atmosferik (1 atm), dan suhu uap 110 o C. Uap yang dihasilkan dikondensasi lalu distilat yang berupa campuran minyak dan air dipisahkan menggunakan corong pemisah. Minyak yang didapat dipisahkan kembali dengan cara penambahan natrium sulfat sehingga didapatkan minyak murni. Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa metode steam hydro distillation mempercepat proses ekstraksi 26,6% pada ukuran 4 mesh dan 30,9% pada ukuran 8 mesh dibandingkan metode hydro distillation. Metode steam hydro distillation memperbesar rendemen 14,9% pada ukuran 4 mesh dan 0,3% pada ukuran 8 mesh dibandingkan metode hydro distillation. Ukuran bahan 8 mesh mempercepat proses ekstraksi 21,9% pada metode hydro distillation dan 24,9% pada metode steam hydro distillation dari pada ukuran 4 mesh. Dengan ukuran bahan 8 mesh meningkatkan rendemen 20,1% pada metode hydro distillatiom dan 37,6% pada metode steam hydro distillation dari pada ukuran 4 mesh. Kualitas minyak batang cengkeh terbaik dihasilkan pada metode steam hydro distillation dengan microwave (8 mesh) dengan kadar eugenol 89,76%. Nilai recovery dari proses distilasi minyak batang cengkeh masih berkisar di bawah nilai 67% sehingga berpotensi untuk ditingkatkan. Kata Kunci Minyak Cengkeh, Hydro Distillation, Steam-Hydro Distillation, Microwave I. PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan industri, kebutuhan akan cengkeh semakin meningkat sehingga pertumbuhan luas lahan perkebunan cengkeh terus terjadi tiap tahun. Pada tahun 2009, 2011, dan 2013 perkembangan luas area secara berturut-urut 467.316, 485.191 dan 485.280 hektar [1]. Selama ini, tanaman cengkeh di Indonesia sebagian besar hanya digunakan untuk bahan baku rokok, yaitu pada bagian bunganya. Padahal pada tanaman cengkeh terdapat minyak atsiri yang dapat dimanfaatkan sehingga menambah nilai guna tanaman cengkeh. Pohon cengkeh memiliki bau yang khas yang berasal dari minyak atsiri yang terdapat bunga (10-20%), batang (5-10%) dan daun (1-4%) [2]. Komponen terbesar yang terdapat dalam minyak atsiri cengkeh adalah eugenol sebesar 70-80%. Cara yang paling banyak digunakan saat ini untuk menghasilkan minyak atsiri dari batang cengkeh adalah metode distilasi. Teknik distilasi ini terdiri dari 3 macam, yaitu steam distillation, hydro distillation dan steam-hydro distillation. Steam distillation dapat menghasilkan rendemen lebih banyak dibandingkan dengan menggunakan hydro distillation [3]. Namun steam distillation membutuhkan waktu yang lebih lama. Sementara steam-hydro distillation merupakan gabungan dari keduanya sehingga memiliki kelebihan dari keduanya. Teknologi yang digunakan telah berkembang dari yang semula penyulingan dilakukan dengan alat yang sederhana yaitu menggunakan drum biasa, sekarang telah menggunakan ketel yang terbuat dari stainless steel. Namun telah berkembang teknologi baru dalam ekstraksi minyak atsiri, yaitu penggunaan microwave sebagai media pemanas. Penggunaan microwave ini dapat mempercepat proses ekstraksi dan meningkatkan rendemen produk. Hal ini dikarenakan gelombang microwave terserap oleh molekul air dan mengakibatkan meningkatnya suhu air, baik air pelarut maupun air yang terkandung dalam sel dengan cepat. Meningkatnya suhu air dalam sel dapat mengakibatkan pecahnya sel dan meningkatkan diffusivitas minyak [4]. Berdasarkan hal tersebut maka diperlukan penelitian untuk membandingkan metode hydro distillaton dan steamhydro distillation dengan microwave. Perbandingan didasarkan pada jumlah rendemen serta mutu minyak cengkeh yang dihasilkan, khususnya kadar eugenol yang terkandung dalam minyak.

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 2 A. Bahan yang Digunakan II. URAIAN PENELITIAN Bahan baku yang digunakan adalah batang cengkeh yang diperoleh dari Malang, Jawa Timur dalam keadaan kering. Namun batang cengkeh dikeringkan kembali dalam oven selama 6 jam dengan suhu 70 o C. Selanjutnya batang cengkeh dicacah hingga berukuran 4 mesh dan 8 mesh. Solvent yang digunakan adalah aquadest dan air pendingin yang digunakan pada proses distilasi adalah air ledeng. B. Deskripsi Peralatan Skema alat pada metode hydro distillation dengan pemanas microwave. Gambar 1. Skema alat hydro distillation dengan pemanasan microwave Keterangan alat : 1)Labu leher dua 2)Pengatur daya (Watt) 3)Pengatur waktu (menit) 4)Kondensor liebig 5)Corong Pemisah 6)Gelas Beaker 7)Pengatur Suhu Microwave ( o C) 8)Connector 9) Microwave Skema alat pada metode steam-hydro distillation dengan pemanas microwave 13 8 12 Gambar 2. Skema alat Hydro-Aerator Distillation dengan pemanasan microwave Keterangan alat : 1)Labu leher tiga 2)Pengatur Daya (Watt) 3)Pengatur Waktu (menit) 4)Kondensor liebig 5)Corong Pemisah 6)Erlenmeyer 7)Pengatur Suhu Microwave ( o C) 8)Heater 9)Pengatur Suhu Heater ( o C) 10)Thermometer 11) Labu Leher 1 12) Selang 13)Statif 14)Microwave 9 14 C. Prosedur Penelitian 1. Prosedur Penelitian Hydro Distillation dengan Pemanas Microwave Penelitian ini di mulai dengan menimbang batang cengkeh dengan ukuran 4 dan 8 mesh masing-masing sebanyak 50, 80, 110, 140 dan 170 gram. Lalu memasukkan batang cengkeh yang telah ditimbang tersebut ke dalam labu distilasi dan menambahkan aquadest pada bahan. Selanjutnya meletakkan labu berisi bahan ke dalam microwave dan menyalakan pemanas microwave dengan mengatur daya dan suhu microwave sesuai kondisi operasi. Waktu distilasi dimulai dari tetes pertama distilat keluar kondensor. Distilat yang mengandung minyak dipisahkan dari kandungan airnya. Minyak yang dihasilkan kemudian dianalisa. 2. Prosedur Penelitian Steam-Hydro Distillation dengan Pemanas Microwave Penelitian ini di mulai dengan menimbang batang cengkeh dengan ukuran 4 dan 8 mesh masing-masing sebanyak 50, 80, 110, 140 dan 170 gram. Lalu memasukkan batang cengkeh yang telah ditimbang tersebut ke dalam labu distilasi dan menambahkan aquadest pada bahan. Kemudian meletakkan labu berisi bahan ke dalam microwave. Selanjutnya memanaskan air pada labu untuk digunakan sebagai steam generator, proses pemanasan menggunakan heating mantle. Steam yang dihasilkan dialirkan ke dalam labu. Lalu menyalakan pemanas microwave dengan mengatur daya dan suhu microwave sesuai kondisi operasi. Waktu distilasi dimulai dari tetes pertama distilat keluar kondensor. Distilat yang mengandung minyak dipisahkan dari kandungan airnya. Minyak yang dihasilkan kemudian dianalisa. D. Kondisi Operasi dan Variabel Penelitian Kondisi operasi dan variable percobaan yang digunakan pada percobaan ini adalah : Kondisi Operasi : - Tekanan atmosferik (1 atm) - Suhu 110 o C Variabel percobaan : - Batang cengkeh ukuran 8 mesh dan 4 mesh - Massa batang cengkeh 50, 80, 110, 140 dan 170 gram - Metode hydro distillation dan steam-hydro distillation menggunakan microwave Waktu Pengamatan : - Masing-masing metode dilakukan pengamatan 30, 60, 90, 120, dan 150 menit - Pengambilan sampel tiap 30 menit E. Analisa Mutu Minyak Cengkeh Analisa yang dilakukan untuk mengetahui kualitas minyak cengkeh terdiri dari analisa berat jenis dan indeks bias minyak cengkeh yang dihasilkan serta kandungan eugenol yang terkandung di dalamnya. Analisa berat jenis dilakukan

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 3 menggunakan piknometer. Selanjutnya analisa indeks bias dilakukan dengan menggunakan alat refraktometer. Sementara itu untuk mengetahui kandungan eugenol dilakukan analisa GC - MS (Gas Chromatography - Mass Spectrometry) sehingga didapat nilai retention time dan luas peak area pada tiap senyawa yang terkandung dalam minyak cengkeh yang dihasilkan. III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN permukaan. Proses ekstraksi dalam keadaan tersebut hanya terjadi karena peristiwa hidrodifusi, tetapi proses ini berlangsung sangat lambat bila bahan dalam keadaan utuh [6]. B. Mutu dari Minyak Batang Cengkeh yang Dihasilkan Penentuan mutu minyak batang cengkeh dilihat dari parameter densitas,maka dilakukan analisa densitas minyak guna diamati harganya berdasarkan rentang sesuai SNI 06-4374-1996 yaitu minimal 1,033 g/ml dan maksimal 1,063 g/ml [7]. Hasilnya dapat diamati pada gambar 4 berikut; A. Pengaruh Massa dan Ukuran Bahan Terhadap Rendemen Minyak Cengkeh Pengaruh massa terhadap % rendemen minyak dapat dilihat pada gambar berikut. Gambar 4. Densitas Minyak Batang Cengkeh Terhadap Massa Bahan Baku Gambar 3. Rendemen Terhadap Massa pada Metode Hydro Distillation dan Steam-Hydro Distillation Untuk Ukuran 4 Mesh dan 8 Mesh Dari gambar 3 terlihat bahwa rendemen cenderung naik seiring pertambahan massa. Kepadatan bahan pada labu tidak berpengaruh banyak karena pada metode ini menggunakan solvent berupa air sehingga semakin banyak bahan yang digunakan semakin besar difusifitas minyak yang larut kedalam solvent sehingga minyak yang dihasilkan semakin besar. Metode steam hydro distillation menghasilkan rendemen yang lebih tinggi dari pada hydro distillation. Rendemen steam hydro distillation 0,3% lebih tinggi pada ukuran 8 mesh dan 14,9% pada ukuran 4 mesh dibandingkan hydro distillation. Persentase senyawa yang terdapat dalam minyak hasil destilasi uap-air mempunyai nilai yang lebih besar dari pada minyak hasil destilasi air. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada minyak hasil destilasi uap-air memiliki randemen yang lebih tinggi karena senyawa-senyawa yang terekstrak lebih banyak [5]. Dibandingkan dengan destilasi air, destilasi dengan uap-air lebih unggul karena proses dekomposisi minyak lebih kecil (hidrolisa ester, polimerisasi, resinifikasi, dan lain-lain [6]. Gambar 3 memperlihatkan bahwa ukuran bahan sangat mempengaruhi proses distilasi. Pada ukuran 8 mesh dengan metode Steam Hydro Distillation memiliki rendemen yang lebih tinggi 20,1% dan pada metode hydro distillation lebih tinggi 37,6% daripada ukuran 4 mesh.. Hal ini sesuai dengan literatur bahwa minyak atsiri dalam tanaman aromatik dikelilingi oleh kelenjar minyak, pembuluh-pembuluh, kantung minyak atau rambut granular. Apabila bahan dibiarkan utuh, minyak atsiri hanya dapat diekstraksi apabila uap air berhasil melalui jaringan tanaman dan mendesaknya ke Berdasarkan Gambar 4 terlihat bahwa ada beberapa hasil yang menunjukkan angka dibawahharga minimum SNI. Hal ini disebabkan adanya sedikit kandungan air yang terdapat dalam produk minyak atsiri. Adanya air membuat densitas menjadi bertambah ringan karena densitas dari air lebih rendah dibandingkan dengan densitas minyak batang cengkeh. Mutu minyak juga dilihat dari indeks biasnya. Atsiri dengan nilai indeks bias yang besar lebih bagus dibandingkan dengan minyak atsiri yang memiliki indeks bias kecil [6]. Penentuan indeks bias dilakukan dengan refraktometer pada suhu rentang 30,6-31,3 C. Selanjutnya dilakukan perhitungan indeks bias yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia yaitu pada suhu 25 C. Berdasarkan SNI 06-4374- 1996 untuk kualitas minyak cengkeh yang baik indeks bias minyak cengkeh pada suhu 25 C adalah dalam rentang 1,51 1,52 [7]. Pada gambar 5 berikut, dapat diamati hasil analisa indeks bias terhadap rentang berdasarkan SNI. Gambar 5. Indeks Bias Minyak Batang Cengkeh Dari Gambar 5 terlihat bahwa semua parameter berada dalam range indeks bias berdasarkan SNI. Indeks bias berkaitan erat dengan kandungan komponen-komponen yang tersusun dalam minyak cengkeh yang dihasilkan [8]. Dari

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 4 gambar 5 didapat bahwa sedikit air yang terkandung dalam minyak tidak sampai menurunkan nilai kualitas indeks bias. Tabel 1 berikut ini menunjukkan rekapan parameter properti fisik yang telah diamati beserta hasil analisa minyak batang cengkeh. Properti Fisik Densitas (g/ml) Tabel 1. Parameter Properti Fisik Minyak Gagang Cengkeh [7] Standar Kualitas (SNI) Hidro Distillation Steam Hydro Distillation 1,033 1,063 1,0315-1,0461 1,0271-1,0545 Indeks Bias 1,51 1,52 1,5176-1,5178 1,5177-1,5178 C. Hasil Recovery dari Minyak Batang Cengkeh yang Dihasilkan melalui Metode Hydro Distillation dan Steam- Hydro Distillation dengan Microwave Perhitungan recovery dimaksudkan untuk mengetahui seberapa efisien pengambilan minyak berdasarkan metode dan variabel yang dilakukan. Harga recovery diperoleh dari berat minyak yang dihasilkan dari penelitian terhadap berat minyak total yang diperoleh dari ekstraksi menggunakan soxhlet. Besar recovery dapat kita amati pada gambar 10 yang menggambarkan hubungan antara Recovery terhadap massa bahan baku pada masing-masing metode dengan ukuran batang cengkeh yang berbeda. Gambar 6. Presentase Recovery terhadap Massa Bahan Baku Dari gambar 6 dapat diketahui bahwa pada metode hydro distillation dengan ukuran batang cengkeh 8 mesh setelah 150 menit dilakukan distilasi didapat recovery antara 63,21-66,45% sedangkan untuk ukuran 4 mesh berkisar antara 48,34-55,08 %. Hal ini menunjukkan bahwa proses hydro distillation dengan ukuran batang cengkeh 8 mesh memiliki recovery lebih besar dibanding ukuran 4 mesh pada metode yang sama. Untuk steam-hydro distillation, recovery untuk ukuran batang cengkeh 8 mesh berkisar antara 60,70-66,17% sedangkan untuk ukuran batang cengkeh 4 mesh berkisar antara 55,06-65,99%. Maka steam-hydro distillation ukuran batang cengkeh 8 mesh dengan memiliki kandungan minyak lebih besar dibandingkan dengan ukuran batang cengkeh 4 mesh. Dari hasil recovery yang telah didapat, nilai terbaik dibanding variabel yang lain adalah untuk metode hydro distillation pada ukuran batang cengkeh 8 mesh dengan massa 110 gram dengan nilai 66,45 %. Nilai recovery yang didapat pada penelitian inidibawah 100% maka ditingkatkan. masih dapat D. Kadar Eugenol dari Minyak Batang Cengkeh yang Dihasilkan melalui Metode Hydro Distillation dan Steam- Hydro Distillation dengan Microwave Minyak hasil distilasi dianalisa menggunakan alat GCMS untuk mengetahui kandungan beserta komposisinya. Kandungan eugenol pada penelitian ini diwakili dengan dengan besarnya % area peak tertinggi dari hasil uji GC-MS. Dimana pada peak tertinggi ini merupakan komponen yang paling stabil dari komponen penyusun lainnya dalam minyak atsiri. Dari hasil analisa didapatkan data pada tabel 2. Tabel 2. Kandungan Eugenol dalam Minyak Batang Cengkeh Variabel Kadar Eugenol (%b/b) Metode Steam Hydro Distillation 8 mesh 89,76 Metode Hydro Distillation 8 mesh 85,21 Metode Hydro Distillation 4 mesh 84,83 Dari tabel diatas menunjukkan bahwa metode steam hydro distillation menghasilkan kadar eugenol lebih tinggi dibandingkan dengan metode hydro distillation dengan selisih 4,55%. Hal ini sesuai dengan literatur, dibandingkan dengan destilasi air, destilasi dengan uap-air lebih unggul karena proses dekomposisi minyak lebih kecil (hidrolisa ester, polimerisasi, resinifikasi, dan lain-lain). Pada destilasi air beberapa jenis ester misalnya linalil asetat akan terhidrolisa sebagian, persenyawaan yang peka seperti aldehid, mengalami polimerisasi karena pengaruh air mendidih [6]. Jika minyak yang terdekomposisi lebih sedikit maka kandungan eugenol yang didapat menjadi lebih banyak. Pada penyulingan sistem kukus (destilasi uap-air) letak bahan baku yang diambil minyaknya terpisah dengan air pembawa, sehingga penguapan air dan minyak dari tumbuhan yang disuling tidak bersamaan, selain itu pada destilasi uap-air mempunyai suhu proses yang relatif lebih tinggi bila dibandingkan dengan destilasi air. Perbedaan suhu yang relatif lebih tinggi tersebut yang menyebabkan proses ekstraksi minyak atsiri pada destilasi uap-air akan berjalan lebih baik dibandingkan pada destilasi air [5]. Sementara itu ukuran bahan berpengaruh terhadap kandungan eugenol. Ukuran 8 mesh memiliki kadar eugenol lebih tinggi 0,38% dari pada ukuran 4 mesh. Pada ukuran yang lebih kecil air dapat berdifusi dengan baik sehingga minyak yang tertinggal sedikit. Dengan begitu dekomposisi minyak yang diakibatkan proses pemanasan menjadi minimum. Pengecilan ukuran akan membuka jaringan dalam kulit batang yang menyebabkan jumlah minyak yang terekstrak lebih tinggi, serta ukuran bahan yang kecil menyebabkan proses difusi semakin cepat [3]. IV. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa : 1. Hasil perbandingan antar metode pengambillan minyak atsiri yang didapat ialah:

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 2, No. 1, (2014) ISSN: 2337-3539 (2301-9271 Print) 5 Metode steam hydro distillation mempercepat proses ekstraksi 26,6% pada ukuran 4 mesh dan 30,9% pada ukuran 8 mesh dibandingkan metode hydro distillation. Metode steam hydro distillation meningkatkan rendemen 14,9 % pada ukuran 4 mesh dan 0,3 % pada ukuran 8 mesh dibandingkan metode hydro distillation. 2. Adapun pengaruh perlakuan bahan terhadap kualitas minyak batang cengkeh antara lain: Bahan yang diblender dengan ukuran 8 mesh mempercepat proses ekstraksi 21,9% pada metode hydro distillation dan 24,9% pada metode steam hydro distillation dari pada ukuran 4 mesh. Bahan yang diblender dengan ukuran 8 mesh meningkatkan rendemen 20,1% pada metode hydro distillation dan 37,6% pada metode steam hydro distillation dari pada ukuran 4 mesh. Kualitas densitas minyak batang cengkeh yang dihasilkan pada ukuran 8 mesh terdapat 9 dari 10 sampel masuk kriteria SNI sedangkan pada ukuran 4 mesh terdapat 6 dari 10 sampel yang masuk kriteria SNI. 3. Metode steam-hydro distillation lebih unggul daripada metode hydro distillation baik dalam proses ekstraksi maupun kualitas minyak UCAPAN TERIMA KASIH Penulis J.S. dan F.M.H mengucapkan terima kasih kepada rekan, dosen, instansi pendukung penelitian dan civitas akademika Laboratorium Proses Teknik Kimia ITS. Penulis J.S juga mengucapkan terima kasih kepada Direktorat Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang telah memberikan dukungan finansial melalui Beasiswa Bidik Misi tahun 2010-2014. DAFTAR PUSTAKA [1] Ditjenbun (2014, Januari). Budidaya Cengkeh. Available: https://ditjenbun.deptan.go.id/2013 [2] Nurdjannah, N., Diversifikasi Penggunaan Cengkeh, Perspektif, Vol. 3(2) (2004) 61-70. [3] Yuliarto, Fuki Tri, Lia Umi Khasanah, R. Baskara Katri Anandito, Pengaruh Ukuran Bahan dan Metode Destilasi (Destilasi Air dandestilasiuap-air) Terhadap Kualitas Minyak Atsiri Kulit Kayu Manis, Jurnal Teknosains Pangan. Vol. 1 (2012) 12-23. [4] Chemat, F., Cravotto, G., Microwave-assisted Extraction for Bioactive Compund, ISBN 978-1-4614-4829-7. New York: Springer (2013) [5] Zulnely, Pengaruh Cara Penyulingan terhadap Sifat Minyak Pohon Wangi, Jurnal :Penelitian Hasil Hutan Volume 26 No. 1 (2008, Maret) [6] Guenther, Ernest, Essential oil, 5 th edition. New York: Van Nostrand Reinhold Company Inc. (1952) [7] Standar Nasional Indonesia, Minyak Gagang Cengkeh, SNI 06-4374-1996 (1996) [8] Habibi Wildan, Ayong Ziyaul Haq, Perbandingan Metode Steam Distillation dan Steam Hydro Distillation dengan Microwave Terhadap Jumlah Rendemen serta Mutu Minyak Daun Cengkeh, JurnalTeknik POMITS. Vol. 2 (2013) 234-238