ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. pelaksanaan penelitian. Aset biologis pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan devisa. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) adalah satu Badan

BAB I PENDAHULUAN. dicapai. Ketiga tujuan tersebut antara lain: laba perusahaan yang maksimal,

BAB I PENDAHULUAN. dan seimbang, meningkatkan nilai tambah dari setiap produk yang dihasilkan

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dimana sektor pertanian merupakan

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. 4.1 Analisis Kondisi Perseroan Sesuai Dengan Standar Akuntansi Yang Ada

BAB I PENDAHULUAN. kelompok orang yang bekerja secara terpimpin dan terkendali dalam

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Bab ini akan menguraikan tentang pengakuan, pengukuran dan penyajian

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu sektor penting yang patut. diperhitungkan dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.

Lampiran 1 Curahan Tenaga Kerja (HK) Tanaman Tebu Per Ha Per Musim

I. PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia salah satunya di Provinsi Sumatera Selatan. Pertanian

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI TERHADAP ASET BIOLOGIS PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

dan 3) Staf Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU

BAB I. PENDAHULUAN. keuangan dan kegiatan operasional. Anggaran yang telah disepakati untuk

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis) adalah tanaman pohon tropis yang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

I.PENDAHULUAN Selain sektor pajak, salah satu tulang punggung penerimaan negara

PT Perkebunan Nusantara IV Laporan Realisasi dan Anggaran Produksi Teh Tahun 2007 Luas Areal Di Panen-Realisasi: 5.396,11 Ha RKAP: 5.

BAB III PEMBAHASAN. telah mengembangkan konsep biaya menurut kebutuhan mereka masing-masing. akan terjadi untuk mencapai tujuan tertentu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. PT Dinamika Cipta Sentosa berdiri sejak Tahun 1993, bidang usaha yang dijalani oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki rencana pengembangan. bisnis perusahaan untuk jangka waktu yang akan datang.

226 ZIRAA AH, Volume 32 Nomor 3, Oktober 2011 Halaman ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang. Bagi perekonomian Indonesia, sektor pertanian merupakan sektor yang

BAB II PROFIL PT PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) KEBUN SAWIT LANGKAT

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun

1 PENDAHULUAN. Sumber : Direktorat Jendral Perkebunan (2014) Gambar 2 Perkembangan Produksi CPO Indonesia

RINGKASAN EKSEKUTIF PALTI SILITONGA,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. terlihat dari rata-rata laju pertumbuhan luas areal kelapa sawit selama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kelapa sawit merupakan komoditas perdagangan global

I. PENDAHULUAN. keuangan setiap negara. Bank antara lain berperan sebagai tempat. penyimpanan dana, membantu pembiayaan dalam bentuk kredit, serta

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat secara ekonomi dengan ditunjang oleh faktor-faktor non ekonomi

V. HASIL ANALISIS SISTEM NERACA SOSIAL EKONOMI DI KABUPATEN MUSI RAWAS TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan dalam persaingan maka perlu diterapkan kebijakan-kebijakan dalam

INDUSTRI PERKEBUNAN KELAPA SAWIT INDONESIA In House Training Profil Bisnis Industri Kelapa Sawit Indonesia Medan, Mei 2011

BAB II GAMBARAN UMUM PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) A. Sejarah singkat PT. Perkebunan Nusantara IV (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. dalam realita ekonomi dan sosial masyarakat di banyak wilayah di Indonesia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II PROFIL PERUSAHAAN

ANALISIS ANGGARAN BIAYA PRODUKSI SEBAGAI ALAT PENGENDALIAN BIAYA PRODUKSI PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IV (PERSERO) MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. yang berlimpah. Dimana sebagian besar penduduknya. menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Hal ini sebenarnya tidak terlalu

BAB I PENDAHULUAN. dan biaya. Dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang cukup penting dalam kegiatan

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

Gambar 1.1. Perkembangan Konsumsi Minyak Nabati Dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. Manajemen rantai pasok, sebagai subyek penelitian, masih dalam masa

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) merupakan komoditas perkebunan unggulan

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Sejarah Singkat dan Keadaan Umum Desa Rejosari

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan perusahaan besar adalah kelapa sawit. Industri kelapa sawit telah tumbuh

METODE PENELITIAN. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian atau mencakup. yang berhubungan dengan tujuan penelitian.

Pengembangan Wilayah Sentra Produksi tanaman, menyebabkan pemadatan lahan, serta menimbulkan serangan hama dan penyakit. Di beberapa lokasi perkebunan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, HIPOTESIS PENELITIAN

VI. REKOMENDASI KEBIJAKAN

I. PENDAHULUAN. tanah yang mampu menyuburkan tanaman, sinar matahari yang konsisten

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Perbedaan antara Laba Komersial dan Laba Fiskal. Perusahaan dalam melaksanakan kegiatan usaha diwajibkan untuk menyusun

BAB IIII PEMBAHASAN. 3.1 Tinjauan Umum Pada PT. Palm Lampung Persada. PT. Palm Lampung Persada adalah salah satu perusahaan swasta Nasional di

I. PENDAHULUAN. Buku Pengalaman Kerja Praktek Mahasiswa ( BPKPM ) ini merupakan

LAMPIRA N. Universitas Sumatera Utara

PT AUSTINDO NUSANTARA JAYA Tbk. TANYA JAWAB PUBLIC EXPOSE Senin, 14 Mei Bagaimana target produksi dan penjualan Perseroan pada tahun 2018?

PENDAHULUAN. yang penting di Indonesia dan memiliki prospek pengembangan yang cukup

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara agraris dengan penduduk sekitar 210 juta jiwa

BAB I PENDAHULUAN. PT. Suryaraya Lestari 1 merupakan salah satu industri berskala besar yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan

I. U M U M. TATA CARA PANEN.

BAB I PENDAHULUAN. terutama dengan adanya globalisasi bisnis, yang semakin mempermudah transaksi

BAB I PROFIL PERUSAHAAN

PENINGKATAN DAYA SAING PERUSAHAAN TERHADAP KOMPETITOR MENGGUNAKAN METODE FULL COSTING

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PT Multi Agro Gemilang Plantation Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi

Mungkur dan Gading Jaya. kebun Limau. PT Selapan Jaya, OKI ha ha, Musi Banyuasin. PT Hindoli, 2, kebun Belida dan Mesuji

Krisis moneter yang melanda lndonesia menyebabkan hancurnya industri

III. METODE PENELITIAN. mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan menganalisis data

BAB I PENDAHULUAN. masa ke masa agar dapat diketahui apakah perusahaan mengalami kemajuan atau

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. para stakeholdernya. Keberhasilan dalam pencapaian tujuan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. sumber devisa negara melalui produk-produk primer perkebunan maupun

V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN KARAKTERISTIK PETANI

I. PENDAHULUAN. titik berat pada sektor pertanian. Dalam struktur perekonomian nasional sektor

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kelestarian sumber daya alam (Mubyarto, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, terutama dalam hal menjaga faktor-faktor produksi yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. salah satu bagian penting dalam pembangunan pertanian serta merupakan bagian

BAB I PENDAHULUAN. Kemudahan ini melahirkan sisi negatif pada perkembangan komoditas pangan

BAB I PENDAHULUAN. Kelapa Sawit Merupakan salah satu komoditas penting di Indonesia. Hal

Sektor pertanian memberikan kontribusi yang besar sebagai. produk hasil olahannya. Berdasarkan data triwulan yang dikeluarkan

Transkripsi:

136 ANALISIS ALOKASI BIAYA TANAMAN KELAPA SAWIT PADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA VII (PERSERO) UNIT USAHA REJOSARI DI LAMPUNG SELATAN Nuzleha Staf Pengajar Fakultas Ekonomi ( USBRJ) ABSTRAK PTPN VII (Persero) merupakan salah satu Badan Usaha Milik Negara yang bergerak dalam bidang perkebunan. Unit Usaha Rejosari adalah salah satu unit usaha yang dimiliki PTPN VII (Persero) dengan kelapa sawit sebagai salah satu komoditi perkebunan yang dihasilkan. Dalam menghasilkan tandan buah segar, unit usaha Rejosari mengeluarkan biaya yang tidak sedikit terutama biaya tanaman, mulai dari proses penanaman, pemeliharaan hingga siap untuk dipanen. Masalah yang timbul dalam penentuan harga perolehan tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan (TBM dan TM), serta bi aya-biaya apa saja yang dapat dikapitalisasikan ke harga pokok TBM dan TM. Karena hal ini akan berdampak pada perkiraan pendapatan yang dinyatakan terlalu tinggi (over stated) dan perkiraan biaya yang dinyatakan terlalu rendah (under stated). Tujuan penelitian adalah untuk memperoleh gambaran nyata mengenai apa yang diterapkan dalam penentuan harga perolehan TBM dan TM serta menganalisa biaya-biaya apa saja yang dapat dikapitalisasikan ke harga perolehan TBM dan TM yang disajikan dalam laporan keuangan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode studi kasus dan pengumpulan datanya menggunakan metode kepustakaan dan penelitian lapangan. Sedangkan metode analisis yang digunakan adalah analisis kualitatif. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan harga pokok TBS menghasilkan nilai yang berbeda, hal ini diakibatkan pendekatan yang digunakan. Keywoods : Alokasi Biaya Tanaman PENDAHULUAN Perkembangan dunia usaha pada kurun waktu sepuluh tahun terakhir berkembang dengan cepat menuju satu titik focus yaitu persaingan usaha yang sehat, penuh inovasi dengan memegang prinsip efisiensi dan terintegrasi dalam satu lingkungan usaha yang menglobal tanpa batas. Globalisasi ekonomi menstimulasi setiap perusahaan untuk selalu meningkatkan kinerja ( performance) dari tahun ke tahun, yang tercermin dari peningkatan laba yang diiringi dengan peningkatan nilai ( value) perusahaan. Produk yang berkualitas dengan harga jual yang kompetitip yang mampu memenangi persaingan yang semakin hari semakin ketat. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero), adalah salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak di sektor perkebunan dengan mengelola berbagai jenis tanaman budidaya, seperti kelapa sawit, karet, teh, dan lain sebagainya. Areal yang luas dengan berbagai jenis komoditi yang dihasilkan menyebabkan penanganan produksi semakin bervariasi untuk setiap komoditi. Kelapa sawit unsur komoditas perkebunan yang handal, pangsa pasarnya di dalam Negara besar dan pasaran ekspornya senantiasa terbuka. Hal ini karena minyak sawit selain

137 digunakan sebagai bahan baku industri pangan dapat pula digunakan sebagai bahan baku industri non pangan. PTPN VII (Persero) memiliki jaringan usaha yang sangat luas dengan memiliki 25 unit usaha perkebunan baik tradisional maupun proyek transmigrasi yang tersebar di tiga propinsi, yaitu : Lampung, Bengkulu dan Sumatera Selatan, ditambah dengan dua kantor perwakilan yang berada di Bengkulu dan Sumatera Selatan. Kerjasama dagang dengan berbagai pihak antar Negara juga dijalin, seperti dengan Amerika Serikat, Singapura dan Jepang. PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari (PTPN VII UU Rejosari) merupakan salah satu unit usaha yang dimiliki oleh PTPN VII (Persero) yang berfungsi sebagai perkebunan dan pengolahan hasil. Komoditi yang dibudidayakan dan diolah di PTPN VII (Persero) UU Rejosari adalah kelapa sawit dan karet. Kelapa sawit diolah untuk dijadikan CPO ( Crude Palm Oil) dan minyak inti sawit ( Palm Kernel Oil). Karet diolah dan menghasilkan SIR 10 dan SIR 20. Persediaan hasil produksi pengolahan kelapa sawit tahun 2002 2006 sebagai berikut : Tabel 1. Persediaan Hasil Produksi Pengolahan Kelapa Sawit Periode 2002 2006 JENIS KOMODITI 2002 2003 2004 2005 2006 Kelapa Sawit CPO 15.690.411 14.236.191 9.282.643 11.572.648 6.573.06 8 Inti Sawit 4.009.742 3.834.614 264.726 3.103.415 1.226.29 0 Sumber : PTPN VII Unit Usaha Rejosari (Persero) Proses produksi yang dilakukan untuk menghasilkan kelapa sawit tersebut mengeluarkan biaya yang tidak sedikit. Komponen biaya yang dikeluarkan beragam, mulai dari penanaman, pemeliharaan, panen/ pengumpulan hingga pengolahan menjadi produk yang siap dijual. Sebagai contoh, biaya tanaman kelapa sawit untuk luas 332 hektar (untuk tahun tanam 2002) yang terjadi pada PTPN VII (Persero) UU Rejosari adalah sebagai berikut : Tabel 2. Biaya Tanaman Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara VII Unit Usaha Rejosari (Dalam rupiah) Tahun Keterangan Jumlah 2002 Tanaman Baru / Konversi 668.874.719 2003 Tanaman Belum Menghasilkan I 553.903.228 2004 Tanaman Belum Menghasilkan II 398.322.910 2005 Tanaman Belum Menghasilkan III 929.215.005 Sumber : PTPN VII Unit Usaha Rejosari (Data Diolah) Dari table 2, terlihat bahwa biaya tanaman kelapa sawit yang dikeluarkan oleh PTPN VII (Persero) UU Rejosari selama proses pertumbuhan tanaman dan merupakan nilai dasar untuk harga perolehan tanaman yang akan dilaporkan dalam neraca sebagai aktiva tetap. Mulai tahun 2006, tanaman kelapa sawit sudah memasuki harga perolehan tanaman menghasilkan. Tetapi biaya tanaman yang dikeluarkan mulai tahun 2006 digabung dengan kelompok tanaman menghasilkan lainnya, tidak berdiri sendiri seperti pada saat tanaman belum menghasilkan.

138 Bertitik tolak dari uraian di atas dengan mengingat pentingnya meneliti harga perolehan tanaman, biaya apa saja yang dapat dikapitalisasikan kedalam harga pokok tanaman, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul : Analisis Alokasi Biaya Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Pada PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari di Lampung Selatan. Salah satu tanaman yang paling potensial untuk dibudidayakan oleh PTPN VII (P ersero) UU Rejosari adalah kelapa sawit. Kelapa sawit adalah salah satu aktiva biological yang dibagi antara tanaman belum menghasilkan dan tanaman yang sudah menghasilkan (TBM dan TM). Dalam memperhitungkan harga perolehan tanaman, PTPN VII (Persero) UU Rejosari mengakumulasikan semua biaya yang langsung terjadi di kebun selama proses pertumbuhan tanaman yaitu dari proses pembibitan, pembukaan lahan, penanaman, pemeliharaan sampai dengan tanaman tersebut menghasilkan. Adapun biaya-biaya yang dikapitalisasikan kedalam harga perolehan tanaman (TBM dan TM) adalah sebagai berikut : Tabel 3. Biaya tanaman untuk tahun tanam 2002, luas lahan 332 Ha. (dalam rupiah) Nama Rekening T. Baru TBM I TBM II TBM III 2002 2003 2004 2005 Gaji, Tunjangan dab Bi.Sosial 33,613,741 26,831,636 25,196,018 40,448,966 126,090,361 Ganti Rugi - - - - - Mengukur - - - - - Membongkar dengan Tenaga Sendiri 35,446,730 - - - 35,446,730 Membongkar dengan Buldozer 8,751,506 - - - 8,751,506 Membongkar dengan tenaga borong 62,784,315 - - - 62,784,315 Mengerjakan Tanah secara Kimia 40,275,984 - - - 40,275,984 Mengerjakan Tanah dengan Traktor - - - - - Mengerjakan Tanah dengan Pemborong - - - - - Pembuat./Pemel. Jalan dan Jembatan 40,657,982 39,775,806 5,185,014 50,492,946 136,111,748 Pemeliharaan Saluran Air 8,239,258 2,073,375 2,792,483 24,673,760 37,778,876 Pemeliharaan Teras dan Rorak 8,133,950 459,000 - - 8,592,950 Melubang dan Manceng 19,350,600 - - - 19,350,600 Bibit dan Angkutan Bibit 156,639,445 108,576 - - 156,748,021 Menanam dan Menyisip 5,258,691 945,500 389,365-6,593,556 Alat dan Perlengkapan Menanam - - - - - Wiping Lalang 1,076,900 3,673,785 4,716,957 2,783,440 12,251,082 Menyiang dan Merumput 154,631,700 223,912,195 98,907,927 88,365,797 565,817,619 Menyiang dengan Kimia - 1,941,400 - - 1,941,400 Menyiang dengan Pemborong - 8,639,400 - - 8,639,400 Alat Perlengkapan 149,190 - - 90,000 239,190 Pemberantasan Hama dan Penyakit 9,621,170 13,746,311 4,629,002 7,906,060 35,902,543 Lobang/Memupuk Pohon 923,650 7,370,750 5,457,292 13,746,397 27,498,089 P u p u k 2,159,136 85,292,628 124,670,228 444,772,241 656,894,233 Pupuk Hijau 80,457,246 3,042,910 - - 83,500,156 Pengangkutan Pupuk - 495,457 158,009 1,742,207 2,395,673 Alat dan Perlengkapan Memupuk - 247,500-1,805,500 2,053,000 Menunas - - - 10,740,100 10,740,100 Peralatan Kecil - - - 28,000 28,000 S e n s u s 96,250 11,397,108 1,691,334 5,555,269 18,739,961 K a s t r a s i - - 9,612,506 7,759,400 17,371,906 Pnyerbukan - - - - - Lain-lain 607,275 15,489,136 23,349,676 85,211,908 124,657,995 Biaya Umum - 108,460,755 91,657,099 143,183,014 343,300,868 J u m l a h 668,874,719 553,903,228 398,322,910 929,215,005 2,550,315,862 Sumber : PTPN VII Unit Usaha Rejosari (Persero) Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Biaya-biaya apa saja yang dapat dikapitalisasikan ke harga pokok TBM dan TM, sebagai dasar harga perolehan TBM dan TM yang disajikan dalam laporan keuangan. 2. Sejauhmana keandalan dan kewajaran perhitungan biaya tanaman menghasilkan kelapa sawit yang dilakukan PTPN VII (Persero) UU Rejosari. Jumlah

139 Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk memperoleh gambaran alokasi biaya tanaman yang menghasilkan di PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari. b. Menganalisa biaya-biaya apa yang dapat dikapitalisasikan keharga perolehan TBM dan TM dalam laporan keuangan. Untuk perusahaan perkebunan yang bergerak dalam bidang tanaman kelapa sawit melalui empat tahap, yaitu : 1. Penanaman baru/konversi (ulangan) ; 2. Tanaman Belum Menghasilkan I (TBM I) ; 3. Tanaman Belum Menghasilkan II (TBM II) ; 4. Tanaman Belum Menghasilkan III (TBM III) ; Dalam hal ini, kelapa sawit yang telah selesai ditanam perlu perawatan dan pemeliharaan dengan baik, agar dapat memberikan hasil (produksi) yang optimal. Pohon kelapa sawit akan menghasilkan setelah berumur empat tahun terhitung dari mulai penanaman. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif, dengan menggunakan 1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh dalam penelitian dengan melakukan wawancara dan observasi. 2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui pengumpulan dan mempelajari dokumen serta brosur perusahaan. Sedangkan data dikumpulkan dengan 1) Penelitian Kepustakaan ( Library Research) yaitu Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data sekunder dengan cara mempelajari buku teks, literatur, dan karangan ilmiah lainnya yang berhubungan dengan masalah yang dibahas. 2) Penelitian Lapangan (Field Research) Yaitu Penelitian dilakukan dengan mendatangi langsung objek penelitian yaitu PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari untuk memperoleh data-data yang akurat dengan: Observasi dan Wawancara HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Harga Perolehan (Cost) PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari yang merupakan BUMN yang bergerak dalam bidang perkebunan (agroindustri) yang mengelola tanaman kelapa sawit pada dasarnya terdiri dari 3 fase pertumbuhan dan perkembangan, yaitu : Tanaman baru/konversi (TO) ; Tanaman Belum Menghasilkan (TBM, umumnya berumur 3 tahun) dan Tanaman Menghasilkan (TM, umumnya berumur 25 tahun). Harga perolehan untuk tanaman kelapa sawit meliputi seluruh biaya yang dikeluarkan, mulai dari biaya pembibitan, pembukaan lahan, pemeliharaan sampai dengan

140 tanaman tersebut dapat dipanen yang menghasilkan tandan buah segar (TBS). Biaya-biaya yang dikeluarkan selama tanaman tersebut belum menghasilkan diakumulasikan ke dalam rekening tanaman belum menghasilkan dan merupakan investtasi. Sedangkan pada saat tanaman tersebut menghasilkan rekening tanaman belum menghasilkan dipindah bukukan ke rekening tanaman menghasilkan dan menjadi harga perolehan TM. Harga perolehan TBM dan TM pada dasarnya terdiri dari biaya langsung dan biaya tidak langsung, yang di PTPN VII (Persero) dikenal dengan biaya eksploitasi dan biaya umum. Biaya umum dibebankan pada tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan yang ditentukan dengan cara menghitung persentase biaya eksploitasi. Biaya umum dialokasikan kepada beberapa macam rekening, seperti : Tanaman Belum menghasilkan karet (no rekening 460.08.000) Tanaman Belum menghasilkan kelapa sawit (no rekening 460.08.001) Tanaman menghasilkan karet (no rekening 461.08.000) Tanaman menghasilkan kelapa sawit (no rekening 461.08.001) Pengolahan Karet(no rekening 463.08.000) Pengolahan Kelapa Sawit (no rekening 463.08.001) Besarnya jumlah biaya umum yang dibebankan atau dialokasikan kepada masing-masing departemen dihitung dengan cara sebagai berikut : B. Umum TBM K. Sawit = B. EksploitasiTBM XTotalBiayaUmum Aku tan sibiayaeksploitasi Komponen-komponen biaya langsung atau biaya eksploitasi untuk tanaman kelapa sawit yang digunakan oleh PTPN VII (Persero) U U Rejosari sebagai dasar perhitungan sebagai berikut dapat dilihat pada tabel di bawah ini Tabel 4. Komponen Biaya Langsung Tanaman Kelapa Sawit Pada PTPNVII (Persero) Unit Usaha Rejosari No KETERANGAN 1. Gaji, Tunjangan dan Biaya Sosial Tenaga Kerja Langsung 2. Ganti Rugi 3. Mengukur 4. Membongkar dengan Tenaga Sendiri, Buldozer, dan Tenaga Borong 5. Mengerjakan Tanah secara Kimia dan atau dengan Traktor dan Pemborong 6. Pembuatan/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan 7. Pemeliharaan Saluran Air, Teras dan Rorak 8. Melubang dan Manceng 9. Bibit dan Angkutan Bibit 10. Menanam dan Menyisip 11. Alat dan Perlengkapan Menanam 12. Wiping Lalang 13. Menyiang dengan Merumput, kimia dan pemborong 14. Alat Perlengkapan 15. Pemberantasan Hama dan Penyakit 16. Lobang/Memupuk Pohon 17. P u p u k 18. Pupuk Hijau 19. Pengangkutan Pupuk 20. Alat dan Perlengkapan Memupuk 21. M e n u n a s 22. Peralatan Kecil 23. S e n s u s 24. K a s t r a s i 25. Penyerbukan Sumber : PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari Gaji, tunjangan dan biaya sosial yang dimaksud pada tabel diatas adalah yang diberikan kepada tenaga kerja yang bertugas pada proses penanaman dan pemeliharaan.

141 Komponen biaya langsung di atas ada yang dikeluarkan rutin setiap tahun, tetapi ada pula biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun tertentu, dan biaya-biaya yang tidak dikeluarkan sama sekali pada proses penanaman tersebut, seperti biaya ganti rugi dan mengukur. Komponen-komponen biaya tidak langsung untuk tanaman kelapa sawit pada PTPN VII (Persero) unit usaha Rejosari dapat dilihat pada tabel di bawah in : Tabel 5. Komponen Biaya Tidak Langsung Tanaman Kelapa Sawit Pada PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari No KETERANGAN 1. Tunjangan dan Biaya Sosial ( Staf dan Non Staf ) 2. Honorarium 3. Pengangkutan, perjalanan dan penginapan 4. Biaya Hyperkes / KB 5. Biaya Karyawan Lain-lain 6. Pemeliharaan Rumah 7. Pemeliharaan Bangunan Perusahaan 8. Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan Saluran Air 9. Pemeliharaan Perlengkapan Pertanian & Inventaris Kecil 10. Pajak dan Sewa Tanah 11. A s u r a n s i 12. Biaya Keamanan 13. Biaya Penerangan dan Listrik 14. Biaya Air 15. Biaya Lain-lain Sumber : PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari Biaya-biaya yang dikeluarkan tersebut di atas dibebankan kepada rekening TBM, TM dan pengolahan. Rekapitulasi biaya tidak langsung yang terjadi selama tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 6. Daftar Rekapitulasi Biaya Tidak Langsung Tanaman Kelapa Sawit Pada PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari Luas Lahan : 332 ha Jumlah Tahun Keterangan (Rp.,00) 2002 Tanaman Baru/Konversi - 2003 Tanaman Belum 108.460.755 Menghasilkan I 2004 Tanaman Belum 91.657.099 Menghasilkan II 2005 Tanaman Belum 143.183.014 Menghasilkan III 2006 Tanaman Menghasilkan 169.496.640 T O T A L 512.797.508 Pengakuan Penilaian Tanaman Pengakuan penilaian tanaman meliputi proses tanaman baru/ konversi, tanaman belum menghasilkan dan tanaman menghasilkan. Pengakuan Penilaian Tanaman Baru/Konversi (TO) Pengakuan penilaian tanaman baru/konversi meliputi proses pembongkaran tanaman lama (dengan tenaga kerja sendiri, traktor dan tenaga borong), pengerjaan tanah sampai siap tanam, melubang, penyediaan dan pengangkutan bibit, penyediaan pupuk, menanam dan lain sebagainya. Investasi Tanaman Baru 668.874.719 Gaji, Tunjangan dan Bi. Sosial 33.613.741 Membongkar dengan Tenaga Sendiri 35.446.730 Membongkar dengan Buldozer 8.751.506 Membongkar dengan Tenaga Borong 62.784.315 Mengerjakan Tanah secara Kimia 40.275.984 Pembuat./Pemel. Jalan dan Jembatan 40.657.982 Pemeliharaan Saluran Air 8.239.258 Pemeliharaan Teras dan Rorak 8.133.950 Melubang dan Manceng 19.350.600 Bibit dan Angkutan Bibit 156.639.445 Menanam dan Menyisip 5.258.691 Wiping Lalang 1.076.900 Menyiang dan Merumput 154.631.700 Alat Perlengkapan 149.190

142 Pemberantasan Hama dan Penyakit 9.621.170 Lobang/Memupuk Pohon 923.650 Pupuk 2.159.136 Pupuk Hijau 80.457.246 Sensus 96.250 Lain-Lain 607.275 Pengakuan Penilaian Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) Biaya-biaya yang belum terjadi pada saat tanaman baru dan terdapat pada saat TBM, seperti : menyiang dengan kimia dan pemborong, pengangkutan pupuk serta alat dan perlengkapan memupuk. Sedangkan untuk TBM tahun 2004, ada pos-pos biaya yang berkurang, seperti pemeliharaan teras dan rorak, penggunaan pupuk hijau, dan lain sebagainya. Jurnal untuk biaya tanaman belum menghasilkan pada tahun 2004 adalah sebagai berikut: (dalam rupiah) Investasi Tanaman Belum Menghasilkan II 398.322.910 Gaji, Tunjangan dan Bi. Sosial 25.196.018 Pembuat./Pemel. Jalan dan Jembatan 5.185.014 Pemeliharaan Saluran Air 2.792.483 Menanam dan Menyisip 389.365 Wiping Lalang 4.716.957 Menyiang dan Merumput 98.907.927 Pemberantasan Hama dan Penyakit 4.629.002 Lobang/Memupuk Pohon 5.457.292 Pupuk 124.670.228 Pengangkutan Pupuk 158.009 Sensus 1.691.334 Kastrasi 9.612.506 Lain-Lain 23.349.676 Biaya Umum 91.657.099 Pada akhir tahun 2004, dibuat jurnal : (dalam rupiah) Pada tahun 2005 atau TBM Tahun III (TBM tahun terakhir), ada pos biaya yang tidak terjadi yaitu pada rekening menanam dan menyisip. Tetapi ada pos atau rekening baru yang muncul seperti : menunas, peralatan kecil, dan lain sebagainya. Jurnal untuk biaya tanaman belum menghasilkan tahun 2005 sebagai berikut : (dalam rupiah) Investasi Tanaman Belum Menghasilkan III 929.215.005 Gaji, Tunjangan dan Bi. Sosial 40.448.966 Pembuat./Pemel. Jalan dan Jembatan 50.492.946 Pemeliharaan Saluran Air 24.673.760 Wiping Lalang 2.783.440 Menyiang dan Merumput 88.365.797 Alat dan Perlengkapan Menanam 90.000 Pemberantasan Hama dan Penyakit 7.906.060 Lobang/Memupuk Pohon 13.746.397 Pupuk 444.772.241 Pengangkutan Pupuk 1.742.207 Alat dan Perlengkapan Memupuk 1.805.500 Menunas 10.740.100 Peralatan Kecil 28.000 Sensus 5.555.269 Kastrasi 7.759.400 Lain-Lain 85.211.908 Biaya Umum 143.183.014 Pada akhir tahun 2005, dibuat jurnal : (dalam rupiah) Pengakuan Penilaian Tanaman Menghasilkan Pada saat tanaman memasuki tahap menghasilkan atau panen, biaya-biaya yang dikeluarkan meliputi gajin pegawai staf, biaya pemeliharaan tanaman menghasilkan, biaya panen, serta biaya pengangkutan. Komponen-komponen biaya pemeli-haraan tanaman menghasilkan seperti pada tabel berikut : Tabel 7 : Komponen Biaya Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan Kelapa Sawit Pada PTPN VII (Persero) Unit Usaha Rejosari

143 No KETERANGAN 1. Gaji, Tunjangan & Biaya Sosial KTB 2. Pemeliharaan Jalan, Jembatan, Saluran Air 3. Wipping Lalang 4. Menyiang Rumput 5. Menyiang dengan Kimia 6. Pemberantasan Hama & Penyakit 7. Pemupukan 8. Lain-Lain 9 Biaya Umum Simpulan SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan analisa dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. harga perolehan adalah semua biaya yang dikeluarkan dari biaya tanaman baru/konversi, tanaman belum menghasilkan I, tanaman belum neghasilkan II dan tanaman belum menghasilkan III yang diakumulasikan dan ditransfer ke dalam rekening tanaman menghasilkan pada saat tanaman mulai menghasilkan. 2. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) Unit Usaha Rejosari di Lampung Selatan pada dasarnya telah dapat menerapkan harga perolehan tanaman (tidak menyimpang dari kerangka teori yang ada). Harga perolehan tanaman menghasilkan yang diperoleh merupakan dasar secara keseluruhan tanaman kelapa sawit selama 25 tahun menghasilkan. Pengeluaran biaya selama periodisasi tanaman mulai tahun 2002 hingga tahun 2006 telah dicatat dan dialokasikan sesuai prosedur yang berlaku di perusahaan, pembiayaan tidak lupa dikurangi biaya penyusutan. Satu hal yang perlu diperhatikan bahwa tanaman kelapa sawit memiliki karakteristik tersendiri yang sangat dipengaruhi oleh faktor alam dan hama, sehingga sering mengakibatkan terganggunya proses produksi dalam menghasilkan tandan buah segar. Saran 1. PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) unit usaha Rejosari sebaiknya mencoba memisahkan biaya tidak langsung (biaya umum) antara produk kelapa sawit dan karet. Pemisahan ini memudahkan dalam pencatatan dan analisa terhadap biaya tidak langsung dan juga untuk keandalan informasi keuangan yang dihasilkan. 2. Pengingat tanaman kelapa sawit merupakan natural resources, diharapkan pada masa mendatang ada penelitian tentang pembiayaan tanaman berdasarkan standar pajak. DAFTAR PUSTAKA Goedono. 1990. Teori Pembiayaan, Isu-isu kontemporer.. Edisi Pertama Penerbit Andi Offset. Yogyakarta

144 PT. Perkebunan Nusantara VII (Persero) 2000. Pedoman Administrasi Aktiva Tetap. Surat Edaran No. : 7/0/SE/04/2000. Bandar Lampung. Satyawibawa, Iman danyustina Erna Widyastuti, 1996. Kelapa Sawit : Usaha Budidaya, Pembafaatan Hail, dan aspek Pemasaran. Penerbit PT. Penebar Swadaya. Jakarta Umar, Husein. Manajemen Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. PT. Raja Gradindo Persada, Jakarta. Universitas Lampung. 1999. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Edisi Revisi Kedua. Penerbit Universitas Lampung. Bandar Lampung.