Makanan pokok tradisional Nasi empok, nasi jagung, lepet jagung Lontong jagung, nasi empok

dokumen-dokumen yang mirip
Program diversifikasi pangan yang semula bertujuan untuk mendorong

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seperti selulosa, hemiselulosa, dan pektin. Karbohidrat pada ubi jalar juga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ubi jalar merupakan salah satu alternatif untuk mengurangi ketergantungan terhadap

I PENDAHULUAN. 6. Hipotesis Penelitian, dan 7. Waktu dan Tempat Penelitian. keperluan. Berdasarkan penggolongannya tepung dibagi menjadi dua, yaitu

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang selalu berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Berbasis Sumber Daya Lokal yang tertulis dalam Peraturan Presiden RI

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terkandung senyawa-senyawa yang sangat diperlukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. asupan zat gizi makro yang disebabkan oleh rendahnya konsumsi vitamin A

7 Manfaat Daun Singkong

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kesumba mempunyai biji yang biasa digunakan anak-anak untuk

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

PENINGKATAN NILAI TAMBAH JAGUNG SEBAGAI PANGAN LOKAL Oleh : Endah Puspitojati

I. PENDAHULUAN. Sayur-sayuran dan buah-buahan adalah jenis komoditi pertanian yang mempunyai

SUBSTITUSI TEPUNG BIJI NANGKA PADA PEMBUATAN KUE BOLU KUKUS DITINJAU DARI KADAR KALSIUM, TINGKAT PENGEMBANGAN DAN DAYA TERIMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Adhita Dwi Septiani, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dan jagung, dan ubi kayu. Namun, perkembangan produksinya dari tahun ke tahun

BAB I PENDAHULUAN. di pasar saat ini adalah berbentuk flake. Sereal dalam bentuk flake dianggap

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia merupakan salah satu unsur yang sangat dibutuhkan dalam unsur

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan makanan pokok bagi sebagian besar penduduk

I PENDAHULUAN. berlebihan dapat disinyalir menyebabkan penyakit jantung dan kanker. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dilihat dari letak geografis, Indonesia merupakan negara yang terletak pada

Bab I. Pendahuluan I-10 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat, baik perkotaan maupun di pedesaan. Anak-anak dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. yang sehat sebagai salah satu kebutuhan hidup mereka. Seiring dengan. juga harus memiliki fungsi fisiologis tertentu bagi tubuh.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan sumber bahan pangan yang berpotensi untuk. diolah menjadi produk pangan, namun banyak sumberdaya pangan lokal

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. makanan. Dalam sejarah, kehidupan manusia dari tahun ke tahun mengalami

BAB I PENDAHULUAN. kuning melalui proses fermentasi jamur yaitu Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer, atau Rhizopus oligosporus. Tempe dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam pembangunan. Komponen ini memberikan kontribusi. dalam mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas sehingga

BAB I PENDAHULUAN. beragam. Penyediaan bahan pangan sesuai potensi daerah masingmasing

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagian besar produk makanan jajanan di pasaran yang digemari. anak-anak berbahan dasar tepung terigu. Hal ini dapat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan hidup. Pemenuhan kebutuhan pangan dapat dilakukan dengan

I. PENDAHULUAN ton (US$ 3,6 juta) (Jefriando, 2014). Salah satu alternatif pemecahan

MENU BERAGAM BERGIZI DAN BERIMBANG UNTUK HIDUP SEHAT. Nur Indrawaty Liputo. Bagian Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Apakah Diet Makanan Saja Cukup Sebagai Obat Diabetes Alami?

BAB I PENDAHULUAN. berbentuk semi padat yang biasa dikonsumsi sebagai makanan selingan

BAB I PENDAHULUAN. pada tahun 2010 mengimpor terigu sebesar kg, untuk tahun

BAB I PENDAHULUAN. Proses penggilingan padi menjadi beras tersebut menghasilkan beras sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. antara lain serealia, palmae, umbi-umbian yang tumbuh subur di hampir

PENDAHULUAN. Pangan merupakan bahan-bahan yang dimakan sehari-hari untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Mie merupakan jenis makanan hasil olahan tepung yang sudah. dikenal oleh sebagian besar masyarakat Indonesia. Mie juga merupakan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia kaya akan kue tradisional, salah satu jenis kue tradisional di

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Konsumsi beras di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. penyakit pada konsumen (Silalahi, 2006). Salah satu produk yang. makanan ringan, jajanan atau cemilan. Makanan ringan, jajanan atau

BAB I PENDAHULUAN. pembuatan tempe, tahu, kecap, oncom, susu, dan lain-lain. Kacangkacangan

BAB I PENDAHULUAN. terdapat pada waluh. Secara umum waluh kaya akan kandungan serat, vitamin, dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. namun WHO menetapkan remaja (adolescent) berusia antara tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa Indonesia adalah beras, karena beras merupakan. makanan pokok bagi sebagian besar penduduk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. terbukti berperan penting dalam menunjang kesehatan tubuh.

I. PENDAHULUAN. Tanaman nangka (Artocarpus heterophyllus Lamk.) adalah jenis tanaman

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Saat ini masyarakat mengkonsumsi mie sebagai bahan pangan pokok

1 I PENDAHULUAN. Penelitian, (1.5) Kerangka Pemikiran, (1.6) Hipotesis Penelitian, dan (1.7) Waktu

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya pisang ambon, pisang raja, pisang mas, pisang kepok

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan Indonesia sebagai negara agraris (Simatupang et al, 2002)

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dikalangan masyarakat sedang marak mengkonsumsi ubi jalar ungu. Ubi

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Produk olahan yang paling strategis untuk dikembangkan dalam. rangka menunjang penganekaragaman (diversifikasi) pangan dalam waktu

lain-lain) perlu dilakukan (Suryuna, 2003).

BAB I PENDAHULUAN. setelah padi dan jagung bagi masyarakat Indonesia. Tanaman ini dapat

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bahan utama pembuatan biskuit pada umumnya adalah dengan

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang tertuang di dalam Millenium Development Goals (MDGs).

KOMPOSISI NUTRISI JAGUNG MENUJU HIDUP SEHAT. Suarni Balai Penelitian Tanaman Serealia

I. PENDAHULUAN. disebabkan oleh berbagai macam masalah. Menurut McCarl et al., (2001),

BAB I PENDAHULUAN. lodeh, sayur asam, sup, dodol, dan juga manisan. Selain itu juga memiliki tekstur

I. PENDAHULUAN. kurangnya Indonesia dalam menggali sumberdaya alam sebagai bahan pangan

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia kaya akan sumber daya alam, termasuk di dalamnya kekayaan

Gambar 1. Beberapa varietas talas Bogor

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rata-rata kue kering di kota dan di pedesaan di Indonesia 0,40

I. PENDAHULUAN. lahan pertanian mengakibatkan impor beras semakin tinggi, atau bahkan krisis

PENDAHULUAN. dengan ciri khasnya yaitu memiliki tekstur yang agak kasar, kurang lentur, dan

BISNIS BEKATUL KAYA MANFAAT

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

penyakit kardiovaskuler (Santoso, 2011).

I PENDAHULUAN. hidup dan konsumsinya agar lebih sehat. Dengan demikian, konsumen saat ini

BAB I PENDAHULUAN. yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi yang tinggi setiap kilogram berat

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. penganekaragaman produk pangan, baik berupa serealia (biji-bijian), tahun terjadi peningkatan konsumsi tepung terigu di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran,

BAB I PENDAHULUAN. gaya makanan junk food dan fast food yang tren di tengah masyarakat.

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

Transkripsi:

RAGAM PRODUK PANGAN DARI JAGUNG DAN SORGUM Program diversifikasi pangan yang semula bertujuan untuk mendorong penggunaan gandum yang sampai saat ini masih di impor ternyata berdampak pada peningkatan konsumsi terigu yang tidak terkendali. Kebutuhan terigu di Indonesia yang semakin meningkat tidak terelakkan hal tersebut berkaitan dengan produk makanan berbasis terigu yang semakin beragam dan diminati konsumen terutama di perkotaan. Kenaikan harga terigu yang semakin tinggi menyebabkan beberapa usaha industri makanan yang berbasis terigu mengalami kerugian. Keberadaan terigu sudah melekat dengan industri pengolahan pangan. Akibatnya, ketika harga terigu naik, para produsen makanan olahan dari terigu, terutama yang termasuk usaha kecil menengah (UKM) menghadapi masalah yang berat. Di satu sisi, produsen tertekan oleh kenaikan harga terigu, namun di sisi lain dihadapkan pada daya beli konsumen yang makin menurun. Dalam upaya untuk menekan tingkat ketergantungan terhadap terigu, program diversifikasi oleh pemerintah kemudian diarahkan kepada pemanfaatan bahan pangan local yang bias diproduksi secara luas di masyarakat. Komoditas jagung dan sorgum dalam hal tersebut, karena telah lama dikenal masyarakat sebagai bahan pangan kaya karbohidrat dan nutrisi mikro sangat potensial untuk dikembangkan dalam upaya mendukung program diversifikasi. dan sorgum pada daerah tertentu juga dikonsumsi sebagai makanan pokok (Tabel 1). Tabel1. Daerah dengan makanan pokok tradisional Daerah Jawa Timur Jawa Tengah Nusa Tenggara Timur Sulawesi Tenggara Sulawesi Utara, Sulawes Tengah, Gorontalo Sulawesi Selatan, Sumatera Barat Makanan pokok tradisional Nasi empok, nasi jagung, lepet jagung Lontong jagung, nasi empok bose Kina gandu tolaki/moronene, kagili buton kampalusu, kambeweno, kahitela kambewe muna Nasi jagung, Binte bilihuta, Bubu Manado, Bassang, barobbo, jalaure, dodol Pergedel jaguang Keunggulan mempunyai keunggulan dibanding serealia lain, yaitu mulai masak susu dapat diolah menjadi berbagai produk makanan antara lain olahan tradisional (bakar, rebus, bahan sayuran, binte, barobbo, bubur, dodol, dll, semi tradisional (modifikasi dodol, aneka puding, barongko, bahan sup, perkadel, dll serta modern/sentuhan teknologi 1

(susu, es krim, bassang instan, dll). Teknologi pengolahan aneka produk makanan tersebut sangat sederhana, telah dikenal masyarakat, mudah dilakukan ibu rumahtangga dengan peralatan yang tersedia. Bahan jagung masak susu tersedia mulai dari pasar tradsional, tukang sayur keliling, di toko swalayan, dengan harga terjangkau semua kalangan. Walaupun kadar protein susu jagung jauh lebih rendah dibanding susu kedelai, tetapi mempunyai nilai tambah yaitu mengandung gula alami sesuai untuk penderita penyakit gula dan wanita hamil. Selanjutnya apabila diolah menjadi es krim dengan menambah sumber nutrisi lainnya akan sangat diminati anak-anak usia tumbuh. Pengolahan susu jagung tidak memerlukan panas tinggi, sehingga komponen pangan fungsional didalamnya terjaga, meskipun ada yang terurai. Terlihat bahwa keunggulan jagung masak susu dapat mengantisipasi kemandirian pangan lebih dini dengan dukungan komponen nutrisi dapat mengonsumsi pangan menuju sehat. pipilan kering dapat diolah menjadi bahan setengah jadi antara lain; jagung sosoh, beras jagung, tepung, dan pati. Beras jagung dapat mensubstitusi beras/padi dalam makanan pokok nasi jagung, substitusi tergantung varietasnya. Varietas lokal yang telah dikenal di daerah masyarakat pengonsumsi jagung pada umumnya rasa pulen dengan karakteristik kandungan amilosanya sekitar 20-28%. Balitsereal telah melepas varietas Anoman-1 khusus untuk pangan, dengan kandungan amilosa sedang, sehingga dapat mensubstitusi beras/padi hingga 50% dengan olahan nasi jagung yang pulen dan disenangi panelis dari berbagai kalangan/konsumen. Tepung jagung mempunyai kelemahan kurang mengandung gluten yang baik seperti terigu sehingga lebih sesuai produk yang tidak memerlukan pengembangan seperti kue kering, kerupuk, stik dan sejenisnya. Tepung jagung dapat mensubstitusi terigu dengan persentase yang berbeda tergantung olahan yang diinginkan. Untuk produk kue kering dapat mensubstitusi hingga 75-80%, kue basah (cake) hingga 40%, mie 50%, sedangkan olahan rerotian hanya ±20%. Keunggulan lain jagung merupakan sumber pangan fungsional antara lain, serat pangan (dietary fiber). Keberadaan serat makanan dalam menu sehari-hari terbukti dapat menjaga dan meningkatkan fungsi saluran cerna serta dapat menjaga kesehatan tubuh, terutama dalam upaya menghindari berbagai penyakit degenaratif, seperti obesitas, diabetes melitus, penyakit kardiovaskuler. kuning kaya β- karoten (pro-vitamin A), asam lemak esensial, jagung ungu dengan kandungan antosianinnya, senyawaan isoflavon, jagung merah kaya besi yang tidak dimiliki gandum. Walaupun jagung biasa kurang mengandung lisin dan triptofan penyusun proteinnya dapat disubstitusi dengan bahan kacang-kacangan. Lagi pula Badan Litbang Pertanian telah melepas varietas Srikandi Putih, Srikandi Kuning merupakan jagung QPM (Quality Protein Maize) yang mengandung lisin dan triptofan dua kali lipat dibanding jagung biasa. Selanjutnya akan melepas varietas jagung untuk pangan 2

yang mengandung senyawaan pro-vitamin A yang tinggi. Beragamnya warna jagung mulai dari putih, kuning, merah, jingga, ungu, hitam menunjukkan kekayaan senyawaan pigmen antosianin (antosianidin, aglikon, glukosida), karotenoid dan lainnya. Beberapa komponen pangan fungsional, komponen non gizi dan gizi yang terkandung dalam jagung (Tabel 2). Tabel 2. Unsur pangan fungsional jagung dan manfaat bagi kesehatan Unsur Pangan Sumber Bahan Manfaat Bagi Kesehatan Fungsional Serat pangan/dietary fiber Mengantisipasi kanker, menjaga kolesterol dan gula darah, menurunkan hipertensi, Mengantisipasi obesitas, dll. Asam lemak esensial -karoten (pro vitamin A) Antosianin Asam amino esensial (Lisin dan Triptofan) Mineral Fe Ca P Mg Vitamin B/Thiamin B/Niacin E Asam folat B12 kuning, ungu/ merah, Provit A QPM merah Kernel jagung Tumbuhkembang sistem syaraf termasuk otak, dll. Anti-kanker, anti-penuaan, antihiperlipidemia, antithrombotik, anti-virus, anti-angiogenic terkait pada penyakit jantung koroner, stroke, dll. Membangun hubungan silang protein (kolagen, elastin) dan biosintetis karnitin. Prekusor serotonin/nikotinamid (vit. B,) dll Pembentukan sel darah merah, dll. Pembentukan tulang, dll. Pemeliharaan pertumbuhan, kesehatan tulang, kesehatan tulang normal. Mempertahankan denyut jantung normal & kekuatan tulang. Menjaga kesehatan syaraf dan fungsi kognutif, Mengantisipasi penyakit pellagra, Antioksidan dan membantu pertumbuhan, Mengantisipasi kelahiran bayi tidak normal, Mencegah anemia. 3

Sorgum Sorgum merupakan produk non beras di Indonesia hingga saat ini belum termanfaatkan secara maksimal, hal ini disebabkan antara lain baru sebagian kecil masyarakat yang mengonsumsinya. Komposisi kimia dan zat gizi sorgum, mirip dengan komposisi beras/padi, mendekati gandum. Sorgum mengandung mineral Ca, P, Fe, lemak esensial, asam amino lisin, isoleusin, vitamin B1, Niacin, dan riboflavin. Adanya senyawaan tanin pada bagian aleuron biji sorgum yang merupakan antinutrisi memberikan rasa sepat pada produk olahan. Hal tersebut dapat dikurangi/dihilangkan dengan proses penyosohan dan perlakuan sebelum penepungan. Selain itu, rendahnya mutu gizi tepung sorgum karena tingginya kadar protein jenis prolamin sehingga nilai gizinya sedikit inferior. Kekurangan tersebut dapat diatasi dengan teknologi masak yang baik. Pada sisi aplikasi produk, mutu reologis tepung sorgum inferior dibanding terigu karena protein glutenin dan gliadinnya tak seimbang sehingga mutu glutennya tidka sebagus terigu hal ini sama dengan tepung jagung. Dari segi budidaya sorgum merupakan tanaman yang tahan kekeringan, banjir, dan mudah beradaptasi, mudah ditanam di lahan kurang subur. Di lahan kering pertanaman sorgum lebih produktif dibanding serealia lainnya. Toleransi terhadap ph tanah yang tinggi, khusus varietas lokal yang kulit luarnya berkadar tanin tinggi 4

bahkan tahan serangan hama dan burung. Hal tersebut dapat menjadi pertimbangan khusus daerah yang lahan pertaniannya kurang subur. Sorgum sosoh (beras sorgum) dapat dimasak menjadi nasi sorgum, varietas ketan dapat mensubstitusi beras ketan (mahal harganya). Artinya dapat dibuat lemper, tape, rangginan dan sebagainya. Selanjutnya dapat dibuat menjadi tepung sorgum dengan melalui tahaapan seperti halnya tepung beras yang telah dikenal masyarakat. Kelebihan tepung sorgum adalah tekstur tepung lebih halus dibanding tepung jagung mendekati terigu dan tepung beras. Dengan teknologi fermentasi sorgum dapat menghasilkan produk gula cair, cuka dan sebagainya. Substitusi tepung sorgum pada pembuatan rerotian, dimana membutuhkan persyaratan kadar dan mutu protein terigu paling prima, sehingga hanya dapat dilakukan sampai taraf 25-30%. Potensi substitusinya untuk produk olahan lain yang tidak memerlukan pengembangan seperti terigu prima, dapat lebih tinggi lagi. Beberapa produk berbasis tepung sorgum memiliki nilai lebih misalnya pada pembuatan kue brownis lebih enak dibanding dari terigu. Warna tepung sorgum tidak seputih tepung jagung, sehingga pemanfaatannya akan sangat baik jika digunakan pada produk penambahan coklat. Termasuk kue brownis, kue kering coklat, kue basah coklat dan lainnya. Mencermati kelebihan dan kekurangan dari pada kedua komoditi tersebut, layaklah dikatakan dapat menjanjikan substitusi karbohidrat dan protein pangan pokok serta komponen pangan fungsional. Balitsereal akan menghasilkan jagung unggul, sorgum unggul rendah tanin yang khusus pangan. Pemanfaatan jagung dan sorgum sebagai bahan pangan yang optimal akan mengurangi kebutuhan beras dan terigu. Pencitraan jagung dan sorgum dengan diversifikasi berbagai produk olahannya ditunjang nilai nutrisi yang memadai sehingga dapat diangkat menjadi suatu solusi kemandirian pangan yang rasional. Sumber: Balai Penelitian Tanaman Serealia 5