HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN ANGKA KAWIN USIA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN PENATAAN LINGKUNGAN DAN MOTIVASI MENATA LINGKUNGAN DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MENATA LINGKUNGAN HIDUP SEKOLAH

di lingkungan sekolah, kepala sekolah jarang menegur siswa ataupun guru yang tidak memelihara kebersihan. Selain peranan kepala sekolah sebagai

Key Word : the teacher competence, the teacher performance the student achievement in the environmental education

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI HIDUP BERSIH DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN DENGAN PERILAKU IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN

(Studi pada Siswa Kelas VI di Gugus IV Kecamatan Cikatomas Kabupaten Tasikmalaya)

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN ANTARA KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN MOTIVASI HIDUP BERSIH DENGAN PERILAKU DALAM MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN SEKOLAH

lingkungannya, juga dikembangakn tingkat kesadarannya serta didorong partisipasinya dalam melestarikan keseimbangan lingkungan.

HUBUNGAN PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH SEHAT DAN MOTIVASI HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU SISWA DALAM MEMELIHARA KESEHATAN LINGKUNGAN SEKOLAH

HUBUNGAN ANTARA PELAKSANAAN PROGRAM SEKOLAH HIJAU (GREEN SCHOOL)

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KIAI DAN PARTISIPASI USTAD DALAM KEBERSIHAN DENGAN PERILAKU SANTRI MEMELIHARA KEBERSIHAN LINGKUNGAN PESANTREN

attitude toward environmental hygiene with the student behavior maintain environmental hygiene

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG SAMPAH DENGAN KREATIVITASNYA MEMBUAT MEDIA PEMBELAJARAN

Kontribusi Kecerdasan Emosional Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK Kelas XI di SMA PGRI 1 Padang

Abstract. Keywords: Waste Recycling Relationships, Creativity Utilizing Garbage, Trash Managing Behavior. Abstrak

ABSTRACT PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN USIA KAWIN PERTAMA PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI TERHADAP JUMLAH ANAK

Abstract. Keywords: Family Planning Program, Knowledge, Prosperity. Abstrak

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EKSPERIMEN DAN PEMBELAJARAN LANGSUNG DENGAN MENGGUNAKAN IT

Mega Selvia 2), Drs. Khairudin, M.Si 1), Karmila Suryani, M.Kom 2)

Edu Geography

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS HAMBATAN BELAJAR TEKNOLOGI MEKANIK PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK PEMESINAN SMK NEGERI 3 YOGYAKARTA

ABSTRACT HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG NILAI ANAK PROGRAM KELUARGA BERENCANA DENGAN JUMLAH ANAK

JURNAL SKRIPSI. Disusun oleh : Taufiana C. Muna. Bambang Sutjiroso PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK SPIL DAN PERENCANAAN

KONTRIBUSI MINAT BACA TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA KELAS XI SMA NEGERI I KUOK KABUPATEN KAMPAR PROVINSI RIAU

Kontribusi Pengelolaan Laboratorium Komputer Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran TIK SMP di Kota Padang

PENGARUH INTENSITAS BIMBINGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 5 MAKASSAR

HUBUNGAN BIMBINGAN ORANG TUA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh NUR LAILI KHUSNA NAZARUDDIN WAHAB RIYANTO M.TARUNA

ANALISIS PENGARUH PEMBERIAN KREDIT DARI BADAN KREDIT KECAMATAN (BKK) TERHADAP PENDAPATAN PEDAGANG KECIL DI SUKOHARJO TAHUN 2015

PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PENYESUAIAN SOSIAL SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI LOSARI NO.153 PASAR KLIWON SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian adalah penelitian kuantitatif jenis korelasional, menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang menjadi lokasi penelitian adalah Sekolah Menengah Atas Negeri 2

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Akuntansi.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Verifikatif, dengan jenis pendekatan survei. Menurut Nazir (2005: 63), penelitian

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

HUBUNGAN SIKAP SISWA DALAM PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPA-BIOLOGI SISWA KELAS VII MTSN PARAK LAWAS PADANG

Key words: Al-Qur an and Hadits Knowledge, motivation and bahavior, environment cleanliness.

METODE PENELITIAN Disain, Lokasi dan Waktu Penelitian Teknik Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS VII SMPN I PASAMAN KABUPATEN PASAMAN BARAT ABSTRACT

PENGARUH KEPERCAYAAN DIRI SISWA DALAM BELAJAR MATEMATIKA TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMPN 1 TILATANG KAMANG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 3 No 1, Maret 2015

STUDI PERBANDINGAN KOMPETENSI PRAKTIK KELISTRIKAN OTOMOTIF MAHASISWA LULUSAN SMA DAN SMK PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN JPTK FKIP UNS

PENGARUH DISIPLIN DAN FASILITAS SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS XI IPS SMA N 10 SIJUNJUNG

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG PELAJARAN KIMIA DENGAN HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA NEGERI 9 PEKANBARU

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI BERPRESTASI PEMBUATAN POLA KONSTRUKSI DENGAN PRESTASI BELAJAR MENJAHIT SISWA SMK ADHI YUDYA KARYA PATEAN KENDAL JAWA TENGAH

BAB III METODE PENELITIAN. mengumpulkan, menyusun dan menganalisis data yang diperoleh sehingga

PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA TERHADAP KINERJA KARYAWAN SWALAYAN LUWES PURWODADI

ANALISIS PENGARUH MOTIVASI KERJA, LINGKUNGAN KERJA, DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN (STUDI KASUS PADA SPBU

KONSTRIBUSI MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN KKPI SISWA SMK NEGERI 1 PADANG

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB III METODE PENELITIAN

RENA A JURNAL. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Geografi P.IPS. FKIP UNTAD Penerbit : E Journal Geo-Tadulako UNTAD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MENJAHIT PADA SISWA SMPN 2 MOJOGEDENG KABUPATEN KARANGANYAR

HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA DAN GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

Oleh UWANG WANINGSIH NIM

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN HASIL BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh REMILDA TRINORA RISWANDI ERNI MUSTAKIM

Oleh : Ridwan Prayogo A

JURNAL TUGAS AKHIR SKRIPSI

NASKAH PUBLIKASI. Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

FACTORS THE INFLUENCING STOREY EDUCATION SOCIETY IN KANAGARIAN BONJOL DISTRICT KOTO BESAR REGENCY DHARMASRAYA

HUBUNGAN KEMANDIRIAN DENGAN MINAT BERWIRAUSAHA SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 SEWON BANTUL YOGYAKARTA

ANALISIS LINGKUNGAN SEKOLAH DAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS MAN 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2016/2017

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan antar variabel, dan jika ada

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah self confidence siswa siswa

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KONTRIBUSI MINAT KERJA DAN BIMBINGAN KARIR TERHADAP KESIAPAN MEMASUKI DUNIA KERJA

Mutia Oktavia 1, Titi Sriwahyuni 2, Sukaya² Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam setiap penelitian, metode merupakan cara utama untuk mencapai

Abstract

BAB III METODE PENELITIAN. menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 1

PENGARUH NILAI UJI KOMPETENSI KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR GEOGRAFI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 4 PADANG JURNAL

Oleh: RIRI ANJARNINGTIYAS A

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN GADGET

PENGARUH PEMANFAATAN WAKTU BELAJAR SISWA DI LUAR JAM PELAJARAN DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

BAB III METODE PENELITIAN yang berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Kampar Airtiris.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhui sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hajah Jawiyah Badrie Kelurahan Jeruk-Lakarsantri. Sebelum dilakukan penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN PENGGUNAAN KONTRASEPSI DENGAN JUMLAH ANAK YANG DILAHIRKAN WANITA PUS. (Jurnal) Oleh AYU FITRI

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DENGAN ANGKA ANAK PUTUS SEKOLAH DAN ANGKA KAWIN USIA MUDA (Studi Di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya) Oleh Ali Nurdin, H Yus Darusman, Siti Fadjarajani Program Studi Pendidikan Kependudukan dan Lingkungan Hidup Pascasarjana Universitas Siliwangi Tasikmalaya The purpose of this research was to know the relationship between the prosperity degree with the child number break school and to know the relationship between the prosperity degree the number marry young age. This research use method descriptive correlational. The population were 6257 KK in subdistrict Tamansari. technique of sampel wewre some steps. The fist step was sampling area from 8 countryside in subdistrict Tamansari we gwt four countryside were Sumelap countryside, Mugarsari countryside, Taman Jaya countryside dan Setiawangi countryside, continued with stratified non proporsional random sampling, sampel 5% prom population so the sum of sampel 172 KK. Technique of data collecting use quesioners the child number break school and the number marry young age. The Instrumen have calculated of validity and reliability o. Technique analyse data use linear analysis regresi and duplicate constructively program SPSS Version 16. Based to research result, founded that there were relationship between the prosperity degree with the child number break school with correlation coefficient equal to 0,747 which the strong of category and give contribution equal to 0,558, it mean the prosperity degree give contribution 55,8% to the child number break school and the remain was 44,2 % influence by another factors, there were relationship between the prosperity degree the number marry young age.with correlation coefficient equal to 0,738 which the strong of category and give contribution 0,545, it mean the prosperity degree give contribution 54,5% to degree the number marry and the remain was 44,2 % influence by another factors. Key Word : the prosperity degrees, the child number break school, the number marry young age ABSTRAK Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah dan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda.penelitian ini menggunakan metode deskriftif korelasional. Populasinya 6257 KK di Kecamatan Tamansari. Teknik pengambilan sampel dilakukan melaui beberpa tahapan. Tahapan pertama diambil dengan Sampling area dari 8 Kelurahan di Kecamatan Tamansari kita ambil empat Kelurahan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah yaitu Kelurahan Sumelap, Kelurahan Mugarsari, Kelurahan Taman Jaya dan Kelurahan Setiawangi, kemudian teknik pengambilan dilanjutkan dengan Stratified Non Proporsional Random Sampling, berdasarkan tingkat kesejahteraan oleh karena itu sampel yang diambil, yaitu 5% dari populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 172 KK, teknik pengumpulan data menggunakan angket angka anak putus sekolah dan angka kawin usia muda Instrumen tersebut telah diujicobakan validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data menggunakan analisis regresi linier dan ganda dengan bantuan program SPSS versi 16.Berdasarkan hasil penelitian, maka ditemukan bahwa ada hubungan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah besar 0,747 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi sebesar 0,558 artinya bahwa tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 55,8% terhadap angka anak putus sekolah, dan sisanya sebesar 44,2% dipengaruhi oleh faktor lain, ada 1

hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,738 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi sebesar 0,545 artinya tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap angka kawin usia muda dan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh faktor lain Kata Kunci : tingkat kesejahteraan,angka anak putus sekolah,angka kawin usia muda. PENDAHULUAN Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, pendidikan memegang peranan penting. Pada saat orang orang berlomba untuk mengenyam pendidikan setinggi mungkin, tetapi disisi lain ada sebagian masyarakat yang tidak dapat mengenyam pendidikan secara layak, baik dari tingkat dasar maupun sampai ke jenjang yang lebih tinggi. Selain itu ada juga anggota masyarakat yang sudah dapat mengenyam pendidikan dasar namun pada akhirnya putus sekolah juga. Ada banyak faktor yang menyebabkan putus sekolah seperti keterbatasan dana pendidikan karena kesulitan ekonomi,kurangnya fasilitas pendidikan dan karena adanya faktor lingkungan (pergaulan). Pemenuhan hak pendidikan tersebut diperoleh secara formal di sekolah, secara informal melalui keluarga. Khususnya pendidikan formal tidak semua anak mendapatkan haknya karena kondisi-kondisi yang memungkinkan orang tuanya tidak dapat memenuhinya. Kemiskinan karena tingkat pendidikan orang tua rendah merupakan salah satu faktor yang mengakibatkan keterlantaran pemenuhan hak anak dalam bidang pendidikan formal sehingga anak mengalami putus sekolah. Permasalahan lain yang juga menjadi pekerjaan rumah pemerintah adalah meningkatnya kawin muda. Rata-rata usia kawin pertama yang rendah dari penduduk suatu daerah mencerminkan keadaan sosial ekonomi yang rendah dari daerah tersebut. Perempuan dan laki-laki tidak banyak mempunyai alternatif kegiatan lain sehingga menikah muda dan meninggalkan bangku sekolah. Remaja dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan Undang-undang Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974 bahwa usia minimal menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 19 tahun. pada kenyataannya, kematangan seseorang banyak juga tergantung pada perkembangan emosi, latar belakang pendidikan, sosial, dan lain sebagainya. Perkawinan usia dini memberi dampak peningkatan resiko kehamilan yang pada 2

akhirnya dapat menyebabkan kematian maternal dan bayi, meningkatnya infeksi menular seksual atau HIV/AIDS, berkurangnya kesempatan memperoleh pendidikan, peningkatan laju pertumbuhan penduduk, fungsi sosial dan ekonomi yang menurun pada remaja wanita yang kawin muda, serta banyak dampak lain akibat perkawinan usia muda. Dalam melaksanakan pernikahan dijumpai norma-norma dan syarat-syarat yang mengatur pernikahan serta permasalahannya. Dengan dikeluarkannya UU Perkawinan No 1 pasal 1 tahun 1974 pasal 6 dan diharapkan dapat menampung aspirasi masyarakat yang diharapkan pelaksanaannya secara murni dan konsekuen. Kesenjangan atau permasalahan yang ada di Kecamatan Tamansari adalah tingkat kesejahteraan warganya yang masih rendah. Hal ini terlihat dari kondisi tingkat kesejahteraan masyarakat yang sebagian besar termasuk kondisi masyarakat prasejahtera dan sejahtera I, mereka hanya mampu memenuhi kebutuahan dasar seperti sandang dan pangan saja. Data yang diperoleh dari sejumlah sekolah yang ada di Kecamatan Tamansari menunjukan tingkat anak putus sekolah masih tinggi baik pada tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) maupun tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Angka anak putus sekolah di Kecamatan Tamansari terlihat pada Tabel 1.1 dibawah ini. Tabel 1.1 Data 3 Tahun Terakhir Jumlah Siswa Putus Sekolah Di Kecamatan Tamansari No Nama Sekolah Jumlah Siswa Putus Sekolah 2010/2011 2011/2012 2012/2013 1 Mts. Sifaurrahman 5 4 4 2 MA Sifaurraahman 5 5 3 3 Mts. Arahmah 4 3 3 4 SMK MJPS 3 3 2 5 Mts Manarul Huda 5 4 4 6 SPMA 5 5 5 7 SMKN 3 7 7 6 8 SMAN 8 5 8 7 9 SMPN 15 5 6 6 10 Mts. Raudlatuttaallum 4 4 4 11 MA Raudlatuttaallum 2 3 4 12 SMPN 21 5 5 5 13 Mts. Ciangir 3 3 4 14 SMP I Almujahid 4 2 2 15 SMP Plus Bustanul Ulum 5 3 4 16 Mts. Negeri Tamansari 5 4 5 Jumlah 72 69 68 Sumber : Data UPTD Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya 3

Selain permasalahan anak putus sekolah, permasalahan lain yang juga dihadapi oleh Kecamatan Tamansari adalah masih adanya remaja yang kawin muda. Walaupun berdasarkan data dari KUA Kecamatan Tamansari tidak ada remaja yang kawin muda. Hal ini disebabkan karena banyak terjadi pemanipulasian data usia bagi remaja yang akan menikah agar tidak melanggar aturan undang-undang perkawinan, walaupun kenyataannya usianya memang belum memenuhi persyaratan. Permasalahan anak putus sekolah dan menikah usia muda juga berpengaruh pada akhirnya pada tingkat kesejahteraan. Hal ini disebabkan anak yang putus sekolah cenderung susah untuk memperoleh pekerjaan yang berarti semakin banyak anak putus sekolah semakin rendahlah tingkat kesejahteraan masyarakat nantinya. Begitu pula dengan semakin banyaknya usia kawin usia muda pada akhirnya akan menyumbang banyaknya masyarakat yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah. Tingkat kesejahteraan yang diperoleh seseorang ditentukan oleh kemampuannya memenuhi kebutuhan dasarnya mulai dari kebutuhan akan sangang, pangan, papan, kesehatan dan pendidikan. Meningkatnya anak putus sekolah tentu akan berimbas pada jenis pekerjaan yang nantinya akan diperoleh si anak untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Seorang anak yang putus sekolah cenderung akan memperoleh pekerjaan sebagi buruh karena tidak memiliki bekal pengetahuan dan bekal keterampilan yang cukup. Penghasilan seseorang yang bekerja sebagai seorang buruh tentu berbanding lurus dengan penghasilan yang diperolehnya artinya tingkat kesejahteraan yang akan diperoleh anak pun akan cenderung lebih rendah dibanding anak yang tidak putus sekolah. Begitu juga dengan meningkatnya kawin usia muda akan berdampak pada tingkat kesejahteraan masyarakat. Para remaja yang kawin usia muda tentu belum memiliki bekal pekerjaan yang layak, yang pada akhirnya juga berpengaruh pada penghasilan yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehingga pada akhirnya meningkatnya kawin usia muda akan membawa dampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga pada akhirnya meningkatnya anak putus sekolah dan kawin usia muda akan membawa dampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk mengkaji Hubungan Antara Tingkat Kesejahteraan Masyarakat dengan Angka Anak Putus Sekolah dan 4

Angka Kawin Usia Muda di Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya. Berdasarkan identifikasi masalah di atas, penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Adakah hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah? 2. Adakah hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda? Sejalan dengan masalah penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka tujuan penulisan ini adalah : 1) Untuk hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah. 2) Untuk mengetahui hubungan tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda METODE PENELITIAN Dalam penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode deskriptif korelasional. Menurut Iskandar (2012 : 174) bahwa penelitian deskriptif menggunakan teknik survei, bahwa dengan teknik survei suatu obyek penelitian dapat diungkapkan secara menyeluruh, dimana suatu survei tidak sekedar bertujuan memaparkan data tentang obyeknya, melainkan juga bermaksud menginterpretasikan dan membandingkannya dengan ukuran standar tertentu yang sudah ditetapkanya. Populasi dalam penelitian ini jumlah 6257 KK di Kecamatan Tamansari. Teknik pengambilan sampel dilakukan melaui beberpa tahapan. Tahapan pertama diambil dengan Sampling area dari 8 Kelurahan di Kecamatan Tamansari kita ambil empat Kelurahan yang memiliki tingkat kesejahteraan yang rendah yaitu Kelurahan Sumelap, Kelurahan Mugarsari, Kelurahan Taman Jaya dan Kelurahan Setiawangi, kemudian teknik pengambilan dilanjutkan dengan Stratified Non Proporsional Random Sampling, berdasarkan tingkat kesejahteraan oleh karena itu sampel yang diambil, yaitu 5% dari populasi, sehingga jumlah sampel sebanyak 172 KK. adalah salah satu teknik pengambilan sampel secara acak dan berstrata tapi ada yang kurang proporsional pembagiannya terutama untuk jumlah bagian populasi yang kecil proporsinya tidak sama dengan yang jumlah bagian populasi yang jumlahnya besar (Riduwan, 2008:14) Teknik pengumpulan data penelitian yang dilakukan melalui instrumen penelitian, pengertian instrumen pengumpulan data menurut Ridwan (2008 :51) adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan peneliti dalam kegiatannya menggumpulkan data.: 1. Angket angka anak putus sekolah 5

2. Angket angka kawin usia muda Jika analisis data menggunakan SPSS maka pedoman pengambilan keputusan untuk uji normalitas dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov. Persyaratan kedua dalam pengujian persyaratan analisis adalah uji linieritas regresi. Pengujian hipotesis mengunakan rumus korelasi Product momen, uji korelasi ini bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel atau lebih yang bukan berarti hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat. Sedangkan sifat korelasinya akan menentukan arah korelasinya. PEMBAHASAN 1. Tingkat Kesejahteraan Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 172 KK. Kemudian diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 1 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 5. Dengan rata-rata (mean) 2,80 dengan standar deviasi 1,15 dan nilai tengahnya sebesar 3. Tingkat kesejahteraan termasuk kategori rendah, hal ini terlihat dari skor rata-rata sebesar 2,8 > nilai skor min + 2 SD sebesar 3,3. Gambar 1.1 Histogram Angka Anak Putus Sekolah 2. Angka Anak Putus Sekolah Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 172 KK. Kemudian diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor minimum sebesar 28 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 65 Dengan rata-rata (mean) 44,88 dengan standar deviasi 7,65 dan nilai tengahnya sebesar 45,5. Angka anak putus sekolah termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 48,88 > nilai skor min + 2 SD sebesar 43,3 3. Angka Kawin Usia Muda Pengambilan data dilakukan pada sampel penelitian yang berjumlah 172 KK. Kemudian diolah/dianalisis dengan menggunakan SPSS 16.0 yang menunjukan bahwa skor 6

minimum sebesar 26 dan untuk skor maksimum yaitu sebesar 61. Dengan rata-rata (mean) 42,57 dengan standar deviasi 6,75 dan nilai tengahnya sebesar 43. angka kawin usia muda termasuk kategori sedang, hal ini terlihat dari nilai rata-rata (mean) sebesar 42,57 > nilai skor min + 2 SD sebesar 39,5 Gambar 1.2 Histogram Angka Kawin Usia Muda Gambaran Pengkategorian data untuk masing-masing variabel terlihat pada Tabel 1.3 dibawah ini. Pengujian Hipotesis dan Pembahasan Hubungan Antara Tingkat Kesejahteraan dengan Angka Anak Putus Sekolah Hipotesis pertama yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah.pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 30,984 dan koefisien arah regresi b sebesar 4,598. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y 1 = 30,984 + 4,598 X. Kekuatan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah 7

pada model persamaan Y 1 = 30,984 + 4,598 X.dapat dilihat pada koefisien determinasi (R 2 ) adalah 0,558 Ini berarti tingkat kesejahteraan memberikan konstribusi sebesar 55,8% terhadap angka anak putus sekolah, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain diantaranya kebiasaan, motivasi, minat, dan lingkungan.analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,747 yang termasuk kategori keeratan kuat. Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah yang termasuk dalam kategori kuat, hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi sebesar 0,747 yang memberikan kontribusi sebesar 55,8%. Hal ini mengandung makna bahwa angka anak putus sekolah dipengaruhi oleh tingkat kesejahteraan. Artinya bahwa semakin baik angka tingkat kesejahteraan maka semakin menurun angka nak putus sekolah. Tingkat kesejahteraan masyarakat sangat dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut BKKBN (2012:33) penentuan indikator penentu keluarga sejahtera adalah kemampuan pemenuhuan kebutuhan dasarnya mulai kebutuhan akan sandang pangan papan, kesehatan dan pendidikan. Sehingga secara sederhana dapt dikatakan terdapat hubungan antara tingkat anak putus sekolah dengan tingkat kesejahteraan. Hubungan antara Tingkat Kesejahteraan dengan Angka Kawin Muda Hipotesis kedua yang diajukan dalam penelitian adalah ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda. Pengujian hipotesis menggunakan regresi sederhana dan korelasi sederhana, umumnya dinyatakan dalam bentuk persamaan regresi yaitu Y= a + bx. Dari hasil analisis regresi linier sederhana terhadap data penelitian dihasilkan konstanta a sebesar 30,470 dan koefisien arah regresi b sebesar 4,318. Bentuk hubungan antara kedua variabel dapat disajikan oleh persamaan regresi Y 2 = 30,470 + 4,318 X. Kekuatan hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda pada model persamaan Y 2 = 30,470 + 4,318 X dapat dilihat pada koefisien determinasi (R 2 ) adalah 0,545 Ini berarti tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap angka kawin usia muda, sisanya dipengaruhi oleh variabel lain. Analisis korelasi terhadap pasangan data dari kedua variabel tersebut menghasilkan koefisien korelasi sebesar 0,738 yang termasuk kategori keeratan kuat. 8

Dengan demikian hipotesis diterima, yaitu ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda. Kesulitan remaja untuk menyesuaian diri dalam kehidupan berkeluarga dan kesulitan menyesuaikan dengan norma dalam masyarakat juga dihadapi oleh remaja. Para remaja yang kawin muda tentu belum memiliki bekal pekerjaan yang layak, yang pada akhirnya juga berpengaruh pada penghasilan yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan dasarnya. Sehinggga pada akhirnya meningkatnya kawin muda akan membawa dampak pada penurunan tingkat kesejahteraan masyarakat. Sehingga secara sederhana dapat dikatakan angka kawin muda. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan terdapat hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan Simpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka anak putus sekolah. Hal ini dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,747 yang termasuk kategori keeratan kuat dan memberikan kontribusi (R 2 ) sebesar 0,558, artinya bahwa tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 55,8% terhadap angka anak putus sekolah, dan sisanya sebesar 44,2% dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin baik tingkat kesejahteraan maka akan semakin menurun angka anak putus sekolah. 2. Ada hubungan antara tingkat kesejahteraan dengan angka kawin usia muda Hal ini Saran dibuktikan dengan perolehan nilai koefisien korelasi (r) sebesar 0,738 yang termasuk kategori keeratan sedang dan memberikan kontribusi (R 2 ) sebesar 0,545 artinya tingkat kesejahteraan memberikan kontribusi sebesar 54,5% terhadap angka kawin usia mudaan sisanya sebesar 45,5% dipengaruhi oleh faktor lain. Semakin baik tingkat kesejahteraan, maka akan semakin menurun angka kawin usia muda. Berdasarkan pada simpulan di atas, saran-saran yang diajukan adalah : 1. Dalam upaya mengurangi angka anak putus sekolah, maka perlu ada usaha untuk meningkatkan tingkat kesajahteraan masyarakat. 2. Dengan ditemukannya beberapa hasil penelitian ini, dimana angka anak putus sekolah dan angka kawin usia muda berhubungan erat dengan tingkat kesejahteraan masyarakat, maka diharapkan pemerintah mulai mengambil langkah-langkah untuk 9

lebih bisa mengurangi angka anak putus sekolah dan angka kawin usia muda melaui serangkaian program untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. 3. Untuk penelitian lanjutan, agar penelitian-penelitian yang akan datang dapat mencakup materi yang lebih komprehensif, seperti jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan dan lain sebagainya DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi, (2010) Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta, Rineka Cipta. Bagoes Mantra,Ida (2012) Demografi Umum. Jakarta: Pustaka Pelajar BKKBN (2012) Hasil Pendataan Keluarga Tahun 2012 Kota Tasikmalaya. Tasikmalaya : Kantor Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Fahrudin, Adi. (2012). Pengantar Kesejahteraan Sosial. Bandung: Refika Aditama Iskandar, Jusman (2012) Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Puspaga Moertiningsih, Sri (2010) Dasar-Dsar Demografi. Jakarta Salemba Empat Nazir, Mohamad.(2011).Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia. Ridwan (2008). Dasar-Dasar Statistika. Jakarta : Alfabeta. Sujianto,Agus Eko. (2009). Aplikasi Statistik SPSS 16,0. Jakarta : Prestasi Pustaka. Sugiyono.(2003). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Sugiyono, (2012) Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D, Alfabeta: Bandung Suharto, Edi.(2010) Membangun Masyarakat Memberdayakan Rakyat. Bandung : Refika Aditama Sunarto (2008) Perkembangan Peserta Didik. Jakarta :Rineka Cipta Sujianto,Agus Eko. (2009). Aplikasi Statistik SPSS 16,0. Jakarta : Prestasi Pustaka. UU tentang Perkawinan No 1 Tahun 1974 UU Perlindungan Anak No 23 tahun 2002 UU tentang Perkawinan No 1 Tahun 1974 10