JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 11 No. 2, Oktober 2011 : 142-149 EVALUASI ATAS PENGAKUAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN JASA KONSTRUKSI KAITANNYA TERHADAP LAPORAN LABA RUGI PERUSAHAAN (Studi Kasus pada PT Nusa Sukses Jaya) Oleh * David H.M. Hasibuan, * Annaria Magdalena dan Yosep Gunawan * Dosen Tetap Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Kesatuan Bogor ABSTRACT The research s goal is to evaluate income acknowledgement at construction service company that make work contract on construction with work giver. The evaluation is intended to find out the correlation of income acknowledgement conducted by PT. Nusa Sukses Jaya, towards the company s profit and loss accounting. The result of the research shows that PT. Nusa Sukses Jaya has not carried out income acknowledgement and responsibility yet well enough. By using percentage method, responsibility accomplishment has not been calculated yet in a reliable manner with the result that gross profit can t be found out at the accomplishment phase. From the evaluation result done by the author at PT. Nusa Sukses Jaya, it can be concluded that income of construction service company is in the form of project income. That income was acknowledged by the company by utilizing finished contract method and accomplishment percentage method. So was responsibility accomplishment. Accounting policy determined for profit and has accounting by PT. Nusa Sekses Jaya has not been in mutual accord yet with PSAK No.1 concerning Finance Accounting Statement. No cash flow accounting and equity change on the annual finance accounting of PT. Nusa Sukses Jaya, particularly in the year 2008. Key words: Income acknowledgement; profit and loss accounting. PENDAHULUAN Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk yang cepat, kebutuhan terhadap barang dan jasa juga mengalami peningkatan. Untuk mengimbangi peningkatan tersebut, maka dibutuhkan tingkat produktivitas yang memadai. Selain kebutuhan barang dan jasa tersebut, kebutuhan akan perumahan dan bangunan lainnya juga mengalami lonjakan. Untuk itu jasa perusahaan konstruksi sangat dibutuhkan untuk melaksanakan suatu proyek perumahan dan bagunan lainnya. Industri jasa konstruksi merupakan suatu pelayanan jasa yang meliputi kegiatan perencanaan pekerjaan konstruksi, pelaksanaan pekerjaan konstruksi, dan layanan jasa konsultasi pengawasan konstruksi. Oleh karena itu, dalam menjalankan seluruh kegiatan usahanya tersebut perusahaan jasa konstruksi harus mampu mengukur seberapa besar jumlah pendapatan yang harus diakui. Pengakuan pendapatan pada setiap perusahaan berbeda-beda, baik itu diakui saat penjualan ataupun saat barang dan jasa itu sudah diberikan atau masih dalam proses. Apalagi dengan adanya berbagai macam jenis perusahaan, maka pengakuan pendapatan dalam setiap perusahaan akan bervariasi, itu semua tergantung kebijakan dari setiap perusahaan untuk mengakui setiap pendapatan dari setiap usahanya. Industri tertentu seperti
konstruksi, real estate, dan lain-lainpun memiliki pengakuan pendapatan yang berbeda pula. Kontrak konstruksi berisi tentang perjanjian antara kontraktor dan pemberi proyek mengenai pelaksanaan konstruksi suatu aset atau suatu kombinasi aset yang berhubungan erat satu sama lain atau saling tergantung dalam hal rancangan, teknologi dan fungsi atau tujuan atau penggunaan pokok (PSAK No. 34). Dalam perjanjian ini kontrak konstruksi meliputi : a. Kontrak pemberian jasa yang berhubungan langsung dengan konstruksi aset, umpamanya pelayanan jasa untuk manajer proyek dan arsitek. b. Kontrak untuk penghancuran atau restorisasi aset dan restorisasi lingkungan setelah penghancuran aset. Perusahaan dibidang jasa konstruksi memiliki dua metode dalam mengakui pendapatannya. Metode pengakuan pendapatan yang digunakan dalam perusahaan kontraktor yaitu metode kontrak selesai, dimana pendapatan diakui pada saat proyek telah diselesaikan. Sedangkan dalam metode persentase penyelesaian pendapatan diakui sesuai dengan kemajuan proyek yang telah dapat diselesaikan. Metode pendapatan yang diterapkan perusahaan konstruksi memegang posisi krusial dalam kerangka akuntansi karena mempengaruhi secara langsung laba rugi yang timbul akibat aktivitas perusahaan selama periode tertentu. Perusahaan harus dapat menentukan jumlah pendapatan yang dihasilkan untuk menentukan besarnya laba/rugi perusahaan yang akan masuk ke dalam laporan laba rugi. Laporan laba rugi harus benar-benar mencerminkan laba/rugi yang sesungguhnya, karena laporan laba rugi merupakan salah satu bagian yang harus ditampilkan dan sangat memberikan informasi bagi pemakai, baik itu pihak intern yang terdiri dari manajemen puncak, pemegang saham dan pegawai. Atau pihak ekstern yaitu pihak perpajakan yang menggunakan informasi keuangan tersebut dalam menentukan jumlah pajak yang dikenakan terhadap perusahaan, serta masyarakat umum yang ingin mengetahui keadaan perusahaan tersebut. Banyak perusahaan yang menganggap pendapatan sebagai suatu ukuran dalam menilai keberhasilan perusahaan tersebut dalam menjalankan kegiatan usahanya, tetapi dalam prakteknya perusahaan terkadang sulit dalam menentukan kapan pendapatan tersebut harus diakui oleh perusahaan. Misalnya pada tanggal saat aktivitas kontrak mulai dilakukan dan tanggal saat aktivitas tersebut diselesaikan. Kadang-kadang penyelesaian aktivitas kontrak konstruksi tersebut biasanya jatuh pada periode akuntansi yang berlainan. Oleh karena itu, persoalan utama dalam akuntansi bagi perusahaan jasa konstruksi khususnya untuk kontrak konstruksi yang dilaksanakan oleh perusahaan kontraktor adalah alokasi pendapatan. Sehingga diperlukan suatu metode untuk mengevaluasi pengakuan pendapatan agar dapat menentukan kapan suatu pendapatan dari suatu kontrak konstruksi harus diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi perusahaan. METODE PENELITIAN Dalam metodologi penelitian ini, penulis menguraikan desain penelitian dan sifat penelitian yang merupakan rencana tentang cara mengumpulkan dan menganalisis data yang disesuaikan dengan tujuan studi atau pengujian dari penelitian dengan metodemetode tertentu. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dengan tujuan hasil penelitian yang lebih spesifik dapat dimaksudkan sebagai studi deskriptif, yaitu penelitian dengan cara mengumpulkan datadata yang diperoleh dari perusahaan untuk memberikan gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta serta hubungan antara variabel yang diselidiki yakni kaitannya pengakuan pendapatan dengan laporan laba rugi HASIL DAN PEMBAHASAN Evaluasi Pengakuan Pendapatan Pada PT. Nusa Sukses Jaya Perusahaan jasa konstruksi umumnya memperoleh pendapatan yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan operasionalnya berupa pendapatan kontrak, dan PT. Nusa Sukses Jaya pun sama seperti perusahaan jasa konstruksi
pada umumnya, mengakui adanya pendapatan berupa pendapatan kontrak. Pendapatan kontrak kerja konstruksi merupakan sumber utama perusahaan, sedangkan penyimpangan dalam pekerjaan kontrak, klaim, dan pembayaran insentif dapat diakui sebagai pendapatan sepanjang hal ini memungkinkan untuk menghasilkan pendapatan dan diukur secara andal. PT. Nusa Sukses Jaya memperoleh pendapatan dari hasil penyelesaian kontrak kerja konstruksi, yang mana pendapatan kontrak didapat dari perjanjian kontrak yang ditandatangani oleh kedua belah pihak, baik PT. Nusa Sukses Jaya selaku pihak kontraktor maupun pihak pemberi kerja yang merupakan sumber utama pendapatan perusahaan. Pendapatan kontrak kerja konstruksi merupakan sumber utama pendapatan perusahaan sehingga mendominasi seluruh total pendapatan pada PT. Nusa Sukses Jaya selama satu tahun periode akuntansi. Dalam laporan keuangan pada tahun 2008 bahwa PT. Nusa Sukses Jaya memperoleh pendapatan dari kontrak kerja konstruksi sebesar Rp. 4.676.315.013,-, jumlah pendapatan ini mengalami peningkatan dari pendapatan tahun sebelumnya. Hal ini terjadi karena jumlah kontrak yang diberikan pemberi kerja (bowheer) dan jumlah frekuensi pelaksanaan kontraknya juga meningkat sehingga akan berpengaruh pada pendapatan perusahaan. Dari keterangan-keterangan di atas maka penulis berkesimpulan bahwa pendapatan PT. Nusa Sukses Jaya untuk suatu periode, bersumber dari pendapatan proyek yang diperoleh dari hasil kontrak kerja konstruksi pada tahun berjalan. PT. Nusa Sukses Jaya dalam mengakui pendapatan proyek yang berasal dari hasil kontrak kerja konstruksi sebagian besar dengan menggunakan metode persentase penyelesaian (percentage completion), dimana jumlah yang diakui sebagai pendapatan oleh perusahaan dilihat berdasarkan tingkat penyelesaian konstruksi yang telah dilakukan oleh PT. Nusa Sukses Jaya. Dengan adanya termin yang dibayarkan pemberi kerja dengan metode persentase penyelesaian tersebut barulah perusahaan mengakuinya sebagai pendapatan setelah dikurangi Pajak Pertambahan Nilai yang dipungut dalam perjanjian dalam kontrak yang telah disepakati semula. PT. Nusa Sukses Jaya juga mengakui pendapatan kontrak atau proyek yang diterimanya tersebut dalam bentuk kas, yang mana pendapatan proyek tersebut telah benar-benar terjadi untuk dicatat dan diakui oleh perusahaan. Selain itu perusahaan juga menggunakan metode kontrak selesai (complete contract), dimana tidak memperhitungkan tingkat persentase penyelesaian pekerjaan. Sedangkan untuk masalah pengakuan beban, PT. Nusa Sukses Jaya tetap memperhatikan tahap penyelesaian suatu kontrak atau proyek dengan mengakui suatu hal sebagai beban berdasarkan biaya-biaya yang telah dikeluarkan perusahaan, dimana biayabiaya tersebut berhubungan langsung dengan kontrak, biaya-biaya tersebut dapat diatribusikan pada aktivitas kontrak pada umumnya dan dapat dialokasikan ke dalam kontrak tersebut serta seluruh biaya-biaya lain yang secara khusus dapat ditagihkan ke pemberi kerja sesuai isi perjanjian dalam kontrak yang disepakati bersama. Selain itu juga terdapat biaya operasional perusahaan yang menjadi beban administrasi dan umum untuk seluruh aktivitas yang dilakukan oleh PT. Nusa Sukses Jaya. Untuk itu, dalam menggunakan kedua metode tersebut yaitu metode kontrak selesai dan metode persentase penyelesaian PT. Nusa Sukses Jaya menilai pendapatan kontrak dihubungkan dengan biaya kontrak yang terjadi dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut, sehingga pendapatan, beban, dan laba yang dilaporkan dapat diatribusikan menurut penyelesaian pekerjaan secara proporsional. Maka dalam kedua metode ini pendapatan, beban, dan laba diakui setiap periode akuntansi. Hasil kontrak konstruksi dapat diestimasi secara andal apabila besar kemungkinan manfaat keekonomian yang berhubungan dengan kontrak tersebut akan tertagih dan mengalir ke perusahaan. Khususnya untuk metode persentase penyelesaian dapat memberikan informasi yang berguna mengenai luas aktivitas kontrak dan kinerja selama suatu periode. Oleh karena itu, menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam PSAK 34 (2007, 34.6) menyatakan bahwa pendapatan kontrak diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi dalam periode
akuntansi pekerjaan dilakukan. Sedangkan biaya kontrak biasanya diakui sebagai beban dalam laporan laba rugi dalam periode akuntansi dimana pekerjaan yang berhubungan telah dilakukan. Evaluasi Kaitan Antara Pengakuan Pendapatan Dengan Penyajian Laporan Laba Rugi Yang Dilakukan Oleh PT. Nusa Sukses Jaya Pengakuan pendapatan dan beban yang dilakukan oleh PT. Nusa Sukses Jaya adalah dengan mengakui hasil kontrak kerja konstruksi sebagai pendapatan dengan menggunakan kedua metode yaitu metode kontrak selesai dan persentase penyelesaian. Dalam memakai metode persentase penyelesaian perusahaan disesuaikan berdasarkan tingkat penyelesaian, dimana tingkat penyelesaian didapat dari bukti fisik. Penagihan disesuaikan dengan persentase penyelesaian yang didapat dari perkiraan sendiri, yaitu kira-kira pada saat berapa persenkah perusahaan harus melakukan tagihan. Perusahaan baru mengakui sebagai pendapatan suatu kontrak dimulai pada tagihan pertama, karena pada PT Nusa Sukses Jaya tidak menerima uang muka saat kontrak berlangsung. Pendapatan suatu proyek akan dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. PT Nusa Sukses Jaya mengakui pendapatan yang diterimanya dalam bentuk kas, dimana cek harus bisa dicairkan terlebih dahulu. Dalam pengakuan beban, PT Nusa Sukses Jaya mengakui suatu hal sebagai beban berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan berhubungan langsung dengan kontrak tersebut. Beban tersebut tidak menjadi dasar untuk menghitung persentase penyelesaian karena persentase penyelesaian tersebut didapat melalui perkiraan perusahaan. PT Nusa Sukses Jaya mengakui pendapatan dalam persentase penyelesaian yaitu berdasarkan tagihan pada tingkat persentase penyelesaian. Untuk beban dan laba kotor diakui setelah proyek selesai. Sedangkan untuk metode kontrak selesai perusahaan baru mengakui pendapatan, beban dan laba kotor setelah proyek selesai. Pendapatan seluruh kontrak selama satu tahun diakumulasikan dan diakui sebagai pendapatan dalam laporan laba rugi. Sedangkan beban yang termasuk biaya keseluruhan proyek serta beban perusahaan lainnya dimasukkan ke dalam laporan laba rugi. Dalam mengakui pendapatan dengan metode persentase penyelesaian pada satu contoh proyek penulis membandingkan antara perhitungan perusahaan dan perhitungan menurut PSAK 34. Untuk nilai setiap tagihan, keduanya hampir sama secara keseluruhan. Akan tetapi perusahaan dalam menentukan persentase penyelesaian berdasarkan perkiraan atau tanpa adanya pengukuran beban kontrak yang sudah terpakai setiap periode tagihan. Dengan begitu perusahaan tidak menilai laba setiap tagihan tetapi laba diakui setelah semua pendapatan sudah dicatat. Perusahaan tidak bisa menelaah lebih jauh mengenai perkembangan laba yang diterima pada tahap penyelesaian dalam setiap tagihan. Tabel 1 Tagihan antara Perusahaan & PSAK 34 Perusahaan Material Jasa PSAK 34 Tagihan ke-1 145.549.538 28.904.776 174.454.314 Tagihan ke-2 109.162.154 21.678.582 130.840.735,5 Tagihan ke-3 109.162.153 21.678.582 130.840.735,5 Retensi 19.151.255 3.803.260 22.954.515 Penyajian Laporan Laba Rugi Pada PT. Nusa Sukses Jaya Penyajian laporan keuangan merupakan penyajian laporan posisi keuangan dalam bentuk laporan yang disajikan pada saat tertentu mengenai sumber daya perusahaan, hutang-hutangnya, dan klaim pemilikan residual terhadap sumber daya (ekuitas pemilik) serta hasil usaha perusahaan.
Kebijakan akuntansi terhadap laba yang ditetapkan oleh perusahaan PT. Nusa Sukses Jaya sudah sesuai dengan pedoman Standar Akuntansi Keuangan No.1 tentang Laporan Keuangan tetapi ada beberapa yang harus dilengkapi seperti laporan arus kas dan perubahan ekuitas dalam laporan keuangannya, serta penjelasan dari catatan atas laporan keuangan yang hanya berbentuk angka dan perhitungan saja. Dalam perusahaan jasa konstruksi lebih mengutamakan pendapatan yang diperoleh dari pendapatan proyek. Untuk itu, Laporan laba rugi yang disajikan terdiri dari pengurangan atas pendapatan kontrak yang diperoleh selama satu periode akuntansi dengan beban-beban yang secara terperinci diterapkan oleh PT. Nusa Sukses Jaya dan dengan penyajian laporan keuangan tersebut diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi yang jelas bagi pihak luar perusahaan (investor, kreditor, dan pihak-pihak lainnya) agar dapat menilai likuiditas perusahaan, yakni kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban lancarnya, dan solvensi, yakni kemampuan perusahaan untuk membayar semua hutang lancar dan kewajiban jangka panjang pada saat jatuh tempo serta memberikan hasil analisis mengenai kondisi keuangan perusahaan, bukan hanya dilihat dari seberapa besar laba (pendapatan) yang diperoleh oleh perusahaan. Untuk itu, PT. Nusa Sukses Jaya menggambarkan bentuk laporan laba rugi perusahaan sebagai berikut : 1. Pendapatan yang terdiri dari : - Pendapatan Proyek 2. Harga Pokok penjualan yang terdiri dari : - Pembelian Bahan Material kepada PKP - Pembelian bahan material eceran - Upah tenaga kerja 3. Laba kotor 4. Biaya umum dan Administrasi yang terdiri dari : - Biaya gaji karyawan - Biaya perjalanan dinas - Biaya Sewa tanah - Biaya sewa alat berat - Biaya BBM - Biaya reparasi kendaraan dan mesin - Biaya pemeliharaan inventaris kantor - Biiaya telepon - Biaya listrik/air dan PAM - Biaya ATK/cetakan dan fotocopy - Biaya benda pos dan materai - Biaya sumbangan hari-hari besar 5. Penyusutan 6. Laba/Rugi sebelum pajak 7. Pajak 8. Laba Rugi setelah pajak (Laba bersih) Untuk lebih jelasnya akan terlihat pada laporan laba rugi yang dibuat oleh PT. Nusa Sukses Jaya untuk periode tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2008 yaitu sebagai berikut : PT. NUSA SUKSES JAYA LAPORAN LABA RUGI UNTUK PERIODE YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 2008 Pendapatan Rp. 4.676.035.000,00 Harga Pokok Penjualan : Pembelian B. Material kepada PKP Rp. 3.995.500.116,00 Pembelian B. Material eceran Rp. Upah Tenaga kerja Rp. 139.750.000,00 Total Harga Pokok Penjualan (Rp. 4.135.250.116,00) Laba (Rugi) Usaha Rp. 541.064.897,00 Dikurangi : Biaya Umum dan Administrasi Rp. 379.000.000,00 Penyusutan tahun 2008 Rp. 17.252.584,38 (Rp. 397.212.696,38) Laba (Rugi) Sebelum Pajak Rp. 143.852.200,62 Pajak Penghasilan yang telah di bayar Rp. 29.912.300,00 Laba (Rugi) Sesudah Pajak Rp. 113.939.900,63
Dari keterangan-keterangan diatas penulis berpendapat bahwa kebijakan akuntansi yang diterapkan terhadap laporan laba rugi oleh PT. Nusa Sukses Jaya telah sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan No.1 Tentang Laporan Keuangan dan bentuk Penyajian laporan laba rugi PT. Nusa Sukses Jaya disusun dalam bentuk Multiple Step (Bertahap) dan laporan laba rugi PT. Nusa Sukses Jaya disusun untuk periode satu tahun. Menurut penulis misalnya terjadi peristiwa seperti ini, Co (contract) dimulai bulan November, tagihan I pada bulan Desember 2008 sedangkan tagihan ke-2 dan ke-3 terjadi pada bulan Januari dan Februari. Maka untuk pendapatan pada tagihan pertama masuk ke dalam laporan laba rugi tahun 2008, pendapatan ke-2 dan ke-3 masuk laporan laba rugi tahun 2009. Berdasarkan perhitungan proyek yang tidak menilai beban terlebih dahulu maka pada tahun 2009 bisa menimbulkan beban yang menumpuk, karena beban yang seharusnya terjadi pada tahun 2008 tetapi pengakuan beban baru terjadi pada tahun 2009. Sehingga terjadi ketidakwajaran perhitungan dalam laporan laba rugi. Tetapi perusahaan selama ini tidak pernah mendapat kontrak kerja seperti peristiwa di atas. Perusahaan hanya melakukan kontrak kerja masih dalam satu tahun. KESIMPULAN Berdasarkan uraian uraian pada babbab terdahulu yang didapat dari hasil penelitian tentang pengakuan pendapatan pada PT. Nusa Sukses Jaya, maka penulis mencoba mengevaluasi : Evaluasi Pengakuan Pendapatan Pada PT. Nusa Sukses Jaya Berdasarkan evaluasi yang telah diuraikan mengenai pengakuan pendapatan. Maka Penulis menemukan catatan dan beberapa hal yang perlu dievaluasi yaitu antara lain : 1. PT. Nusa Sukses Jaya menggunakan 2 metode dalam menghitung pengakuan pendapatannya yaitu kontrak selesai dan persentase penyelesaian. Dalam menggunakan metode persentase penyelesaian PT. Nusa Sukses Jaya tidak memperhatikan beban yang berlangsung pada tahap penyelesaian. Padahal dalam salah satu metode persentase penyelesaian harus menggunakan prinsip cost to cost yakni penyelesaian ditentukan dengan membandingkan antara biaya yang telah dikeluarkan dengan estimasi terakhir dari total biaya yang diperkirakan untuk menyelesaikan proyek tersebut. 2. Kontrak kerja yang dilakukan PT. Nusa Sukses Jaya biasanya berjangka pendek. Tetapi tidak menutup kemungkinan akan memakai metode persentase penyelesaian dalam perhitungan pendapatannya, karena PT. Nusa Sukses Jaya mengklasifikasikannya dari nilai kontrak. Dimana jika nilai kontrak kurang dari Rp. 150.000.000,- maka menggunakan metode kontrak selesai, dan apabila nilai kontrak lebih dari Rp. 150.000.000,- maka menggunakan metode persentase penyelesaian. 3. Pendapatan perusahaan PT. Nusa Sukses Jaya berasal dari pendapatan proyek atau kontrak kerja konstruksi. Selain itu, perusahaan juga menggunakan mata uang rupiah dalam mengukur nilai kontraknya. Evaluasi Kaitan Antara Pengakuan Pendapatan Dengan Penyajian Laporan Laba Rugi Yang Dilakukan Oleh PT. Nusa Sukses Jaya Penulis juga menarik kesimpulan atas hasil evaluasi terhadap pengakuan pendapatan kaitannya dengan laporan laba rugi yang terjadi pada perusahaan jasa kontruksi, yaitu : 1. Perusahaan tidak menerima uang muka dalam setiap kontrak kerja. Pada metode persentase penyelesaian beban baru diakui pada akhir kontrak kerja dan perusahaan hanya mengakui pendapatan saja sehingga beban akan menumpuk pada akhir kontrak. Padahal beban harus diperhitungkan secara aktual untuk mendapatkan laba kotor tiap tahap penyelesaian. 2. Jika PT. Nusa Sukses Jaya memulai kontrak pada tahun 2008 dan diselesaikan
tahun 2009, maka laba pada proyek tersebut akan baru diketahui pada tahun 2009, dikarenakan tidak adanya pengakuan beban pada tahap penyelesaian sehingga pada tahun 2008 PT. Nusa Sukses Jaya hanya mengakui pendapatan saja. Ini menimbulkan pencatatan yang tidak sewajarnya karena tidak diketahui laba/rugi proyek tersebut dalam laporan keuangan tahunan terutama 2008 dan 2009. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Syafi i Syakur. 2009. Intermediate Accounting. Publisher, Jakarta. Al Haryono Jusuf. 2001. Dasar-dasar Akuntansi. Edisi 6. STIE YKPN, Yogyakarta Anthony, Robert N and Reece, James S. 1993. Accounting Text and Cash, Seventh Edition, Richard D.Irwin, Inc, Illionis, Anthony, Robert N., David F. Hawkins and Kenneth A. Merchant. 2004. Accounting Text and Cases. By The McGraw-Hill Companies, Inc, New York, Americas. Belkaoui, Ahmed Riahi. 2006, Accounting. Lembaga Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Boynton, William C., Raymond N Johnson, dan Walter G.Kell. 2005. Modern Auditing. Edisi ketujuh. Diterjemahkan oleh Paul A.Rajoe, Gina Gania, dan Ichsan Setiyo Budi. Jakarta. Penerbit Erlangga. Jakarta. Dyckman, Thomas R., Roland E. Dukes and Charles J. Davis. 2000. Intermediate Accounting edisi 3. Alih bahasa: Munir Ali. Penerbit Erlangga, Jakarta. Earl K Stice, James D. Stice and K Fred Skousen. 2004, Akuntansi Intermediate. Dikutip dari Statement Of Financial Accounting Concept No.6 yang dikeluarkan oleh FASB. Penerbit Erlangga, Jakarta. Firdaus A. Dunia. 2008. Ikhtisar Lengkap Pengantar Akuntansi edisi 3. Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Harahap, Sofyan Syafri. 2005. Teori Akuntansi. Edisi revisi. PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta. Hendriksen, Eldon S. 1990. Accounting Theory fifth edition. Richard D Irwin Inc., Homewood. Illinois. Hendriksen, Eldon S. 1993. Teori Akuntansi edisi 4. Alih Bahasa : Marius Sinaga. Erlangga. Jakarta. Horngren, Charles T., Walter T. Harrison dan Linda Smith Bamber. 2006. Akuntansi. Edisi 6. Alih bahasa: Barlian Muhammad. Indeks, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Keiso, Donald E., Jerry J Weygandt and Paul D. Kimmel. 2005. Pengantar Prinsip- Prinsip Akuntansi Keuangan. Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Michell Suharli. 2006. Akuntansi Untuk Bisnis Jasa dan Dagang. Penerbit PT. Graha Ilmu, Yogyakarta. Muqodim. 2006. Teori Akuntansi. Penerbit PT. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta. Ridwan Tobink, dkk. 2005.Team Penyusun Kamus Istilah Akuntansi. Penerbit PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, Indonesia. Simangunsong, A.O. 2004. Dasar-Dasar Akuntansi Keuangan, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta. Soemarso SR. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit Salemba Empat Patria, Jakarta. Sophar Lumbantoruan. 2005. Akuntansi Pajak. Penerbit PT. Grasindo, Jakarta. Stice, James D., Earl K. Stice dan K. Fred Skousen. 2009. Akuntansi Keuangan. Edisi 16. Alih bahasa: Ali Akbar. Salemba Empat, Jakarta. Sutrisno. 2006. Proses Penyusunan Laporan Keuangan. Penerbit PT. Ekonisia Fakultas Ekonomi UII, Yogyakarta.
Warren, Carl S., James M Reeve and Phillip E. Fees. 2005. Accounting. By Thomson South-Westren, Ohio, USA. Warren, Carl S., James M. Reeve dan Philip E. Fess. 2008. Pengantar Akuntansi. Edisi 21. Alih bahasa: Aria Farahmita, Amanugrahani dan Taufik Hendrawan. Salemba Empat, Jakarta. Winwin Yadiati. 2007. Teori Akuntansi Suatu Pengantar. Penerbit Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Zaki Badriwan. 2004. Intermediate Accounting edisi 8. Penerbit BPFE, Yogyakarta..