Gambar 9. Peta Batas Administrasi

dokumen-dokumen yang mirip
KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak Geografis. 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" - 110º31'08" Bujur Timur. Di

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Letak, Luas dan Batas Wilayah Penelitian. Kabupaten Kuningan terletak di bagian timur Jawa Barat dengan luas

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI A. Letak Geografis

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

PERKEMBANGAN PERTANIAN LAHAN KERING SEBAGAI PENDORONG EROSI DI DAERAH ALIRAN CI KAWUNG

BAB III KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

4 KONDISI UMUM WILAYAH

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Propinsi Sulawesi Tenggara

2 KONDISI UMUM 2.1 Letak dan Luas 2.2 Kondisi Fisik Geologi dan Tanah

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

VI. KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

Jumlah desa, dusun dan luas Kabupaten Bantul per kecamatan dapat

KONDISI UMUM LOKASI. Gambaran Umum Kabupaten Cirebon

BAB IV KONDISI UMUM. Gambar 3 Peta Lokasi Sub-sub DAS Keyang, Slahung, dan Tempuran.

Gambar 7. Lokasi Penelitian

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Administrasi

IV. GAMBARAN UMUM. Kabupaten Lampung Tengah adalah salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung.

BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Kondisi Fisiografi

BAB II TINJAUAN UMUM

KONDISI UMUM. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

KONDISI W I L A Y A H

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN WILAYAH STUDI

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB IV HASIL PENELITIAN. A. Deskripsi Lokasi Penelitian. 1. Letak. timur adalah 51 Km dan dari utara ke selatan adalah 34 Km (dalam Peta Rupa

BAB IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

LEMBAR KERJA SISWA. No Jenis Tanah Jenis tanaman Pemanfaatannya

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN WILAYAH PEGUNUNGAN KENDENG

IV. KONDISI UMUM PROVINSI RIAU

BAB III TINJAUAN WILAYAH

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB III TINJAUAN LOKASI

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. tersebut relatif tinggi dibandingkan daerah hilir dari DAS Ciliwung.

BAB I PENDAHULUAN. Potensi kekayaan alam yang dimiliki Indonesia sangatlah berlimpah, mulai

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Letak, Batas, dan Luas Daerah Penelitian. Sungai Oyo. Dalam satuan koordinat Universal Transverse Mercator

BAB III GAMBARAN UMUM

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Cidokom Kecamatan Rumpin. Kecamatan Leuwiliang merupakan kawasan

BAB I KONDISI FISIK. Gambar 1.1 Peta Administrasi Kabupaten Lombok Tengah PETA ADMINISTRASI

KEADAAN UMUM DAS KONAWEHA. Luas dan Wilayah Administrasi DAS Konaweha. Iklim

Gambar 1. Hasil Pengamatan Lapang

HASIL DAN PEMBAHASAN

KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB III DATA LOKASI. Perancangan Arsitektur Akhir Prambanan Hotel Heritage & Convention. 3.1 Data Makro

BAB III TINJAUAN WILAYAH KABUPATEN SLEMAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

LAMPIRAN DATA Lampiran 1. Matriks Pendapat Gabungan Berdasarkan Kriteria Faktor Utama Penyebab Banjir

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Kabupaten Tulang Bawang adalah kabupaten yang terdapat di Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

Batuan beku Batuan sediment Batuan metamorf

KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB IV KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

KEADAAN UMUM WILAYAH KABUPATEN SUKABUMI. Administrasi

geografi Kelas X PEDOSFER II KTSP & K-13 Super "Solusi Quipper" F. JENIS TANAH DI INDONESIA

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KARAKTERISTIK WILAYAH STUDI. A. Lokasi Geografis

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Pulau Panjang (310 ha), Pulau Rakata (1.400 ha) dan Pulau Anak Krakatau (320

V. GAMBARAN UMUM. dari luas wilayah Propinsi Jawa Barat. Secara geografis, Kabupaten Garut

BAB II TINJAUAN UMUM

GAMBARAN UMUM SWP DAS ARAU

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB III PUSAT STUDI PENGEMBANGAN BELUT DI SLEMAN

BAB I PENDAHULUAN. Menurut FAO (dalam Arsyad 1989:206) mengenai pengertian lahan, Adapun pengertian dari FAO (1976) yang dikutip oleh Sitorus (1998)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Hampir semua sektor pembangunan fisik memerlukan lahan,

4 GAMBARAN UMUM KABUPATEN BLITAR

KONDISI FISIK BAB I 1.1. LUAS WILAYAH DAN BATAS WILAYAH

BAB 3 GEOLOGI SEMARANG

KEADAAN UMUM 3.1 Lokasi, Administrasi, dan Transportasi 3.2 Geologi dan Bahan Induk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

Gambar 2 Peta administrasi DAS Cisadane segmen hulu.

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Provinsi Lampung. Secara geografis, kabupaten ini terletak pada

28 antara 20º C 36,2º C, serta kecepatan angin rata-rata 5,5 knot. Persentase penyinaran matahari berkisar antara 21% - 89%. Berdasarkan data yang tec

III. METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

IV. KONDISI UMUM WILAYAH 4.1 Letak Geografis Wilayah Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Selatan pada koordinat 6 56'49'' - 7 45'00'' Lintang Selatan dan 107 25'8'' - 108 7'30'' Bujur Timur. Secara keruangan wilayah Kabupaten Garut memiliki batas wilayah sebagai berikut: Sebelah Utara, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Sumedang; Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Tasikmalaya; Sebelah Selatan, berbatasan dengan Samudra Indonesia; Sebelah Barat, berbatasan dengan Kabupaten Bandung dan Kabupaten Cianjur. Secara administratif wilayah Kabupaten Garut dibagi menjadi 42 kecamatan, 21 kelurahan dan 403 desa. Pembagian wilayah administrasi Kabupaten Garut tergambar seperti Gambar 9 di bawah ini. Gambar 9. Peta Batas Administrasi

28 4.2 Topografi wilayah Kabupaten Garut memiliki ketinggian tempat yang bervariasi mulai dari 0 meter (pantai) sampai dengan 2.561 mdpl yaitu di salah satu puncak gunung. Untuk 0-1500 mdpl mempunyai presentase luas 92% dari luas keseluruhan wilayah. Ketinggian antara 1500-2561 mdpl mempunyai presentase sekitar 8 % Untuk lebih lengkapnya sebaran ketinggian dapat dilihat pada Gambar 10 berikut. Secara umum karakteristik topografi Kabupaten Garut cukup beragam, dimana daerah Utara merupakan sebuah dataran yang dikelilingi oleh perbukitan dan pegunungan berupa bentang lahan vulkanik (gunungapi), sedangkan di bagian Selatan sebagian besar berupa perbukitan dan pegunungan yang dihasilkan oleh proses pengangkatan tektonik. 25% 7% 1% 0,1% 28% 0-500m 500-1000m 1000-1500m 1500-2000m 2000-2500m 2500-3000m 39% Gambar 10. Sebaran Luas Berdasarkan Ketinggian Kelas kemiringan lereng di wilayah Kabupaten Garut sebagian besar didominasi oleh kelas lereng 25-45% seluas 120.650 ha atau sekitar 39%. Kelas lereng 15-25% seluas 76.364 ha atau sekitar 25%, kemudian paling sedikit pada kelas lereng >45% seluas 1.5 ha atau sekitar 0.1% tersebar di beberapa tempat tertentu dan umumnya berupa daerah bergunung. Persentase kelas lereng secara lebih lengkap disajikan pada Gambar 11.

29 0-3% 3-8% 8-15% 15-25% 25-45% >45% 0.5% 5% 39% 12.5% 18% 25% Gambar 11. Sebaran Luas Berdasarkan Kelas Lereng 4.3 Keadaan Tanah Hampir separuh lebih wilayah Kabupaten Garut di dominasi oleh jenis Tanah podsolik, regosol, dan andosol dengan luas hampir 225.020 ha atau 73% dari total wilayah penelitian yang tersebar secara dominan di wilayah selatan dan di beberapa tempat di lereng pegunungan dan bukit. Untuk 25% yang lain berupa jenis tanah alluvial, renzina, litosol dan latosol yang tersebar merata di wilayah dataran rendah bagian tengah memanjang kearah utara Kabupaten Garut. Secara umum berbagai jenis tanah wilayah Kabupaten Garut terdiri dari jenis tanah yang berasal dari hasil sedimentasi aktivitas Gunung Papandayan, Gunung Guntur dan Gunung Cikuray dengan bahan induk tuff, volkan, dan pasir kuarsa. Tanah yang berasal dari hasil sedimentasi proses erosi dari bagian hulu menjadi jenis tanah alluvial seperti yang terdapat di daerah dataran rendah di wilayah Garut sebelah utara bagian tengah. Kemudian pengaruh dari bahan induk kapur proses pelarutan air yang mempengaruhinya terbentuk komplek jenis tanah renzina dan litosol di pesisir selatan sebelah timur wilayah Kabupaten Garut. Gambar 12. Berikut memperlihatkan sebaran jenis tanah di Kabupaten Garut.

30 Gambar 12. Sebaran Jenis Tanah Kabupaten Garut 4.4 Formasi Geologi Kabupaten Garut secara umum didominasi oleh formasi geologi dari anggota tuff dan breksi seluas 86.900 ha atau sebesar 28% dari total luasan wilayah, tersebar di sebelah selatan wilayah Kabupaten Garut. Formasi gunungapi muda dengan total cakupan luas 60.900 ha atau sebesar 20 % tersebar di bagian tengah wilayah Kabupaten Garut. Selanjutnya formasi endapan piroklastik seluas 46.400 ha atau sebesar 15% tersebar di pesisir selatan kearah barat. Dengan demikian separuh wilayah didominasi oleh tiga formasi tersebut. Sementara wilayah yang lain tersebar dengan berbagai macam formasi, yaitu Breksi hasil batuan gunungapi tua, endapan remah lepas gunungapi muda tak terurai, formasi bentang, Gunungapi Guntur-Pangkalan, dan aluvial merupakan formasi geologi yang tersebar di wilayah tertentu dengan luasan cukup sempit dibandingkan dengan tiga formasi di atas. Berikut ilustrasi sebaran formasi geologi Kabupaten Garut Gambar 13.

31 Gambar 13. Sebaran Formasi Geologi Kabupaten Garut 4.5 Iklim dan Curah Hujan Kabupaten Garut beriklim tropis basah (humid tropical climate), dimana iklim dan cuaca dipengaruhi oleh tiga faktor utama, yaitu: pola sirkulasi angin musiman (monsoonal circulation pattem), topografi regional (bergunung) dan curah hujan, dimana curah hujan rata-rata setiap tahun berkisar antara 2.589 mm dengan bulan basah 9 bulan berturut-turut dan bulan kering berkisar 3 bulan berturut-turut (Anonim, 2010). Berdasarkan peta curah hujan hasil olahan dari Peta Sistem Lahan (RePPProT,1987) terlihat bahwa curah hujan tahunan di wilayah Kabupaten Garut berada di atas 1500 mm/tahun Gambar 14. Dari total wilayah Kabupaten Garut hampir 34% atau seluas 105.300 ha mempunyai curah hujan 2500-3000 mm/tahun, sedangkan wilayah dengan curah hujan rata-rata 3500-4000 mm/tahun mempunyai luasan 26.700 ha atau 9%. Secara umum persebaran Curah Hujan semakin ke arah selatan semakin meningkat

32 9% 12% 23% 22% 1500-2000 2000-2500 2500-3000 3000-3500 3500-4000 34% ( Sumber : RePPProT, 1987 ) Gambar 14. Sebaran Luas Curah Hujan Kabupaten Garut RePPProT 4.6 Penggunaan Lahan Wilayah Kabupaten Garut terdiri atas bentuk lahan yang bervariasi mulai dari dataran pantai sampai pegunungan, sehingga mempunyai penggunaan lahan yang bervariasi seperti hasil yang didapatkan dari interpretasi citra Landsat (2008) dan hasil validasi di lapangan (2012). Penggunaan lahan paling dominan yaitu: kebun campuran seluas 78.900 ha dengan persentase sekitar 26%, selebihnya adalah dipergunakan untuk ladang sekitar 22%, hutan 16%, persawahan dengan persentase 16%, dan perkebunan sekitar 8 %. Gambaran spasial penggunaan lahan disajikan Gambar 15 dan luasannya pada Gambar 16 berikut.

33 Gambar 15. Peta Penggunaan Lahan Tahun 2012 8% Perairan 0.1% 6% 16% 5% 16% Hutan Lahan Terbuka 1% 22% 26% Kebun Campuran Ladang Lahan Terbuka Pemukiman Perairan Perkebunan Sawah Semak Belukar ( Sumber : Hasil Interpretasi Citra Landsat 2008 yang Sudah di Validasi Tahun 2012 ) Gambar 16. Sebaran Luas Penggunaan Lahan Kabupaten Garut Tahun 2012