Perkembangan dan Pemilihan Karier Menurut Ginzberg dan Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

MAKALAH TEORI PERKEMBANGAN KARIR GINZBERG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Memasuki Abad 21, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

PELAKSANAAN BIMBINGAN KARIR BAGI SISWA SMA SEBAGAI PERSIAPAN AWAL MEMASUKI DUNIA KERJA 1 Oleh: Sitti Rahmaniar Abubakar 2

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Donald Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS

USAHA YANG DILAKUKAN SISWA DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIR DAN HAMBATAN-HAMBATAN YANG DITEMUI (Studi Deskriptif terhadap Siswa SMA N 3 Payakumbuh)

MATRIK DEVELOPMENTAL THEORIES

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Persepsi mahasiswa akuntansi terhadap profesi akuntan

MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI PESERTA DIDIK DALAM PERENCANAAN KARIR DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PELAYANAN BIMBINGAN KARIR

PERENCANAAN KARIER DAN PENGEMBANGAN KOMITMEN PROFESIONAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemilihan karir telah di lakukan peneliti sebelumnya. Dalam penelitian tersebut menggunakan mahasiswa akuntansi STIE Perbanas

PENINGKATAN PEMAHAMAN PEMILIHAN KARIR MELALUI LAYANAN INFORMASI PADA SISWA KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 1 BERGAS KABUPATEN SEMARANG TAHUN AJARAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kemampuan seseorang dalam menentukan sendiri pekerjaan yang sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Dunia sedang memasuki zaman informasi, bangsa-bangsa yang belum maju ada

Karir Dan Pekerjaan Di Masa Dewasa Awal Dan Dewasa Madya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMATANGAN KARIER SISWA MELALUI LAYANAN KONSELING KELOMPOK. Lutiyem SMP Negeri 5 Adiwerna, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HAKEKAT KARIR. Sunardi, PLB FIP UPI

KEMATANGAN KARIR SISWA MADRASAH ALIYAH NEGERI (MAN) CIKARANG

MAKALAH KAJIAN TEKNOLOGI DAN VOKASI PENDIDIKAN TEKNOLOGI AGROINDUSTRI BIMBINGAN KARIR

THE PROFILE OF CAREER INTEREST TEDENCY ELECTION BASED ON THE TYPE OF STUDENTS PERSONALITY AT CLASS OF XI SENIOR HIGH SCHOOL OF BENGKULU CITY

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II

TINJAUAN PUSTAKA. Karier merupakan sekuensi okupasi-okupasi di mana seseorang ikut serta di dalamnya;

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tonggak pembangunan sebuah bangsa. Kemajuan. dan kemunduran suatu bangsa dapat diukur melalui pendidikan yang

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. (Winkel & Hastuti, 2006: 633) kematangan karir adalah keberhasilan seseorang

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI SISWA TENTANG KEADAAN LINGKUNGAN FISIK SEKOLAH DENGAN MOTIVASI BELAJAR

Terdapat sepuluh (10) butir pemikiran yang diajukan oleh Hoppockbahwa: a. Pekerjaan dipilih dengan maksud untuk memenuhi kebutuhan.

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP PEMAHAMAN KEPRIBADIAN SISWA KELAS X UNTUK PERENCANAAN KARIER DI SMK TUNAS HARAPAN JAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EFIKASI DIRI DENGAN PILIHAN KARIR PADA SISWA KELAS IX SMP NEGERI 1 BOBOTSARI PURBALINGGA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Karir merupakan bagian dari kehidupan setiap orang. Bahkan karir bagi

BAB IV ANALISIS TENTANG POLA BIMBINGAN KARIR BAGI SANTRIWATI DI PONDOK PESANTREN AL-FALAH DAN KETERKAITANNYA DENGAN TEORI BIMBINGAN KARIR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Siswa sebagai generasi penerus bangsa dituntut untuk bisa mandiri,

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

Jurnal Konseling dan Pendidikan

Korelasi Motivasi Mahasiswa dalam Mengikuti Perkuliahan Terhadap Perencanaan Karier

Jurnal Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Deasy Yunika Khairun, Layanan Bimbingan Karir dalam Peningkatan Kematangan Eksplorasi Karir Siswa

BAB I PENDAHULUAN. dari hidup manusia dalam menghadapi berbagai masalah untuk pemenuhan

CONTEXT INPUT PROCESS PRODUCT (CIPP): MODEL EVALUASI LAYANAN INFORMASI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

STRATEGI LAYANAN BIMBINGAN KARIER DALAM MEMBANTU PENGEMBANGAN KEMATANGAN KARIER SISWA KELAS X DI SMK MUHAMMADIYAH NGAWEN TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Jurnal Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDUHULUAN. masa depan bangsa, seperti tercantum dalam Undang-Undang RI. No 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Individu dengan beragam potensi yang dimilikinya melakukan berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam bab ini akan dibahas tentang topik-topik yang berhubungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) termasuk individu-individu yang

PENINGKATAN ARAH PERENCANAAN KARIR SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2015 PROGRAM BIMBINGAN KARIER BERDASARKAN PROFIL KEPUTUSAN KARIER PESERTA DIDIK

BAB II LANDASAN TEORITIS

Jurnal EDUCATIO Jurnal Pendidikan Indonesia

I. PENDAHULUAN. media globe (bumi yang bulat) yang akan terlihat seluruh daratan, lautan, karier untuk menuju masa depan yang lebih cerah.

KONSEP KARIER. Pengembangan Karir

INSTRUMEN PEMAHAMAN KARIER DALAM BENTUK PERMAINAN MONOPOLI UNTUK SISWA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN PERENCANAAN KARIER MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK TEKNIK DISKUSI PADA SISWA KELAS VIII H DI SMP NEGERI 3 KEBUMEN SKRIPSI

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Tinjauan Tentang Layanan Bimbingan Karir. 1. Pengertian Layanan Bimbingan Karir

BAB II ORIENTASI KARIR DAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. istilah yang diberi nama Orientasi Karir (Carer Orientation).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Konseling dan Pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. bekerja yang ditandai secara khas dengan adanya kepercayaan diri, motivasi diri

EVALUASI PROGRAM LAYANAN BIMBINGAN KLASIKAL DI SMAN 46 JAKARTA SELATAN

Pengembangan Karir. Pengembangan Karir.

MENINGKATKAN KETERAMPILAN BELAJAR SISWA MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN

Konseling dan Pendidikan

SILABUS. Prasyarat : : Dr. I Ketut Sudarsana, S.Ag., M.Pd.H.

MODEL KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR IPS SISWA KELAS IV

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia pada tingkat satuan menengah atas saat ini di

Jurnal Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB II KAJIAN TEORI. dibaca dalam media massa. Menurut Walgito, (2000) perkawinan

PENGEMBANGAN MODUL INFORMASI KARIR UNTUK PESERTA DIDIK KELAS X JURUSAN TEKNIK KENDARAAN RINGAN (TKR) SMK NEGERI 26 JAKARTA

PENDAHULUAN. Setelah membaca bab ini Anda diharapkan dapat : 1. Mengetahui karakteristik program pembelajaran anak usia dini

BAB I PENDAHULUAN. bangsa wajib dikembangkan dan dioptimalkan melalui pendidikan dan. atas (SMA) dan menengah kejuruan (SMK), dalam upaya mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012, pendidikan adalah usaha sadar dan

I. PENDAHULUAN. kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Perkembangan pendidikan tanpa

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Program Bimbingan dan Konseling. pelayanan bimbingan dan konseling dalam periode tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mempengaruhi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi suatu bangsa. Artinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah suatu masa bagi individu untuk mempersiapkan diri

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Setiap orang pada umumnya memerlukan lapangan kerja untuk bertahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilannya (underemployed) dan tidak menggunakan keterampilannya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Konseling dan Pendidikan

HUBUNGAN LOCUS OF CONTROL DAN PERSEPSI PERAN JENIS KELAMIN DENGAN KEPUTUSAN PEMILIHAN KARIER SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 SEMARANG

A. Perencanaan Karier

PENINGKATAN PENYESUAIAN DIRI SISWA MELALUI LAYANAN INFORMASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Indonesian Journal of Guidance and Counseling: Theory and Application

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Universitas X merupakan salah satu universitas

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Jurnal Konseling dan Pendidikan ISSN Cetak: 2337-6740 - ISSN Online: 2337-6880 Volume 1 Nomor 1, Februari 2013, Hlm 43-47 Info Artikel: Diterima 12/01/2013 Direvisi 02/02/2013 Dipublikasikan 01/03/2013 Perkembangan dan Pemilihan Karier Menurut Ginzberg dan Implikasinya terhadap Bimbingan dan Konseling Juliana Batubara 1* 1 IAIN Imam Bonjol Padang Abstract The concept of career development and selection by Ginzberg grouped into fourt elements: process, irreversibilitas, compromise and optimization. As for the career selection process occurs through three periods, namely the period starting fantasy childhood up to 11 years. Tentative period (early adolescence) at the age of 11 to 17 years, which consists of several stages, interests, capacities, values and transitions. Realistic period (mid -teens) at the age of 17 years to early adulthood, approximately 24 years old. This period consists of several stages, namely the exploration phase, and the phase crystallization and specification stage. The power of this theory is that an individual can gradually make the choice to get a career position. The weaknesss lies in the individual's relationship to the phasepassed. Keyword:Developmental and career selection by Ginzberg Copyright 2013 IICE - Multikarya Kons - All Rights Reserved Indonesian Institute for Counseling and Education (IICE) Multikarya Kons PENDAHULUAN Salah satu tujuan perkembangan manusia adalah memilih hidup yang memuaskan dan produktif. Pemilihan karier merupakan salah satu cara untuk mendapatkan kehidupan tersebut. Secara historis pemilihan karier berasal dari bimbingan vokasional yaitu suatu proses dalam membantu klien untuk memilih, mempersiapkan dan memperoleh keberhasilan dalam suatu pekerjaan tertentu. Proses ini dipusatkan dalam konseling dengan mempertimbangkan data klien dan kemungkinan-ke-mungkinan pekerjaan yang ada, agar klien menemukan tujuan karier. Karier sekurang-kurangnya memiliki tiga pilar, yaitu studi atau pendidikan, pekerjaan, dan kehidupan berkeluarga. Ketiga pilar tersebut menjadi bingkai karier seseorang karena alasan-alasan sebagai berikut. Pertama, manusia menghabiskan sepertiga sampai setengah dari usianya dalam pekerjaan atau aktivitas yang berhubungan dengan pekerjaan. Pekerjaan tidak hanya menentukan pendapatan dan standar hidup, melainkan juga status sosial dan perkembangan kehidupan pribadi baik sebagai pekerja atau sebagai anggota keluarga (suami atau istri yang berkewajiban menjamin kehidupan keluarga), dalam lingkup kehidupan tertentu dan dalam peristiwa kehidupan tertentu. * Telp dan/atau Alamat Email Koresponden : 1 Email: batubara.juliana@yahoo.co.id 43

Kedua, keberhasilan seseorang dalam pekerjaan akan menunjang keberhasilannya dalam memasuki peristiwa kehidupan lainya, dalam lingkup kehidupan yang berbeda dengan peranan hidup yang lain pula, serta membawa kebahagiaan bagi kehidupan pribadi. Sebaliknya ke-gagalan dalam pekerjaan akan meng-hambat kemajuan dalam peristiwa hidup lainnya dan menghambat per-kembangan kepribadian individu. Ketiga, sebagai persiapan untuk memasuki pekerjaan dan peristiwa hidup lainnya, dalam lingkup kehidupan apapun yang dimasuki, serta peranan apapun yang harus dijalaninya, individu perlu mempersiapkan dirinya melalui pendidikan, termasuk di dalamnya pendidikan formal di sekolah. Dalam realita kehidupan yang semakin rumit, individu-individu dihadapkan pada persiapan dan pengembangan karier yang semakin kompetitif. Dalam dinamika pengembangan karier individu dihadapkan pada berbagai tantangan sekaligus peluang baru yang menuntutnya untuk merespon secara cerdas.. Dengan demikian konsep bimbingan karier mengandung arti yang lebih luas dari bimbingan jabatan. Berbagai pandangan tentang per-kembangan karier yang dikenal dengan teori-teori perkembagan karier bertujuan untuk mendeskripsikan jalur perkembangan jabatan dan berusaha menjelaskan kaitan antara berbagai faktor yang mempengaruhi per-kembangan itu. Masing-masing teori memiliki kekhasan tersendiri dalam memandang perkembangan karier tersebut. Makalah ini akan membahas mengenai salah satu toeri mengenai perkembangan karier yaitu Ginzberg. Pokok Teori Hal yang mendasar bagi Ginzberg dalam membangun teorinya adalah pendekatan psikologis atas tugas- karier oleh Ginzberg tugas perkembangan yang dilalui manusia. Konsep perkembangan dan pemilihan dikelompokkan dalam empat unsur yaitu: 1. Proses (bahwa pilihan pekerjaan itu merupakan suatu proses yang berlangsung secara terus-menerus). 2. Irreversibilitas (bahwa pilihan pekerjaan itu tidak bisa diubah atau dibalik. Adanya pembatasan pilihan pekerjaan itu bersifat menentukan. Jadi umur akan mempengaruhi karier seseorang dan kesediaan kesempatan bisa saja menyebabkan orang berubah dalam pilihan pekerjaannya). 3. Kompromi (bahwaa pilihan pekerjaan itu merupakan kompromi antaraa faktor-faktor yang lain yaitu minat, kemampuan, dan nilai. Dalam unsur kompromi ini seseorang mulai mencari kesempurnaannya melalui perkembangan sehingga muncullah konsep optimis). 4. Optimisasi yang merupakan penyempurnaan teori (individu yang mencari kecocokan kerja, baik antara minat yang terus mengalami perubahan, tujuannya, dan keadaan yang terus berubah). Proses Pemilihan Karier Menurut Ginzberg proses pemilihan karier tidak hanya terjadi sekali saja melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu. Pada umumnya mencakup kurun waktu selama enam hingga sepuluh tahun, yang dimulai dari sekitar usia 11 tahun dan berakhir sesudah usia 17 tahun atau awal masa dewasa. Terdapat tiga periode atau tahapan dalam proses pemilihan pekerjaan yaitu periodee fantasi, tentatif, dan realistik dengan karakteristik sebagai berikut: Periode Fantasi Tentatif Realistik Usia Masa kanak-kanak (sebelum usia 11 tahun) Awal masa remaja (usia 11 17 tahun) Pertengahan masa remaja (usia 17 tahun sampai awal masa dewasa) Karakteristik Pada tahap awal ini orientasi pekerjaan tampak dalam permainan yang murni. Menjelang akhir tahap ini permainan menjadi orientasi pekerjaan. Proses transisi yang ditandai oleh pengenalan secara berangsur-angsur persyaratan kerja. Pengenalan terhadap perspektif bakat, minat, kemampuan, kecakapan, imbalan kerja, nilai danwaktu Pengintegrasian kemampuan dan minat. Kelanjutan perkembangan nilai-nilai. Spesifikasi pilihan okupasi dan kristalisasi pola-pola okupasi. 44

Sumber: Vernon G.Zunker,Career Counseling: Applied Concepts of life planning Dari tabel di atas masing-masing periode dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Masa Fantasi Masa ini berlangsung pada individu dari masa kanak-kanak sampai kira-kira 10 tahun atau 11 tahun (masa sekolah dasar). Pada masa ini, proses pemilihan pekerjaan masih bersifat sembarangan atau asal pilih, tanpa didasarkan pada pertimbangan yang matang (r asional dan objektif) mengenai kenyataan yang ada. Pilihan pekerjaan pada masa ini hanya didasari atas kesan yang dapat melahirkan kesenangan semata, dan diperolehnya dari/mengenai orang-orang yang bekerja atau lingkungan kerjanya. Menurut Winkel (2005) s elama periode ini, anak mula-mula hanya bermain saja dan permainan ini dianggap tidak mempunyai kaitan dengan dunia kerja. Oleh karena itu, fase ini tidak diberi banyak perhatian oleh kelompok Ginzberg. Pada akhir fase pertama ini permainan anak mulai menampakkan beberapa indikasi bahwa dia kelak cenderung memilih sejumlah aktivitas ertentu yang mengarah kepada peran sebagai pemegang suatu jabatan. 2. Masa Tentatif Masa ini berlangsung pada usia lebih kurang 11 tahun sampai 17 tahun atau pada masa anak bersekolah di SLTP dan SLTA. Pada masa ini, pilihan pekerjaan mengalami perkembangan. Menurut Ginzberg masa ini diklasifikasikan manjadi empat tahap, yaitu: a. Tahap minat/ Interest (11-12 tahun) yaitu masa dimana individu cenderung melakukan pekerjaan/kegiat-an hanya yang sesuai dengan minat dan kesukaan mereka saja. Pertimbangan karierpun juga didasari atas kesenang-an, ketertarikan atau minat individu terhadap objek karier, dengan tanpa mempertim-bang kan banyak faktor. b. Tahap kapasitas/ s/capacity (13-14 tahun), yaitu masa dimana individu mulai melakukan pekerjaan/kegiatann didasarkan pada kemampuan yang dimilikinya sesuai dengan aspirasi tentang pekerjaan. Orientasi pilihan pekerjaan juga pada masa ini berbentuk upaya mencocok-kan kemampuan yang dimiliki dengan minat dan kesukaannya. c. Tahap nilai/ Value (15-16 tahun), yaitu tahap dimana individu mulai menyadari bahwa terdapat suatu kandungan nilai-nilai tertentu dari suatu jenis pekerjaan, baik kandungan nilai yang bersifat pribadi maupun serangkaian nilai yang bersifat kamasyarakatan. Kesadaran akan serangkaian kandungan nilai ini pula yang membuat individu dapat mendiferensiasikan nilai suatu pekerjaan dengan pekerjaan lainnya. Pada tahap ini mulai terbentuknya persepsi yang lebih jelas tentang gaya okupasional. d. Tahap transisi/ Transition (16-17 tahun), yaitu keadaan dimana individu akan memadukan orientasi- untuk dapat direalisasikan orientasi pilihan yang dimiliki sebelumnya (minat, kapasitas, dan nilai) dalam kehidupannya. Tahap ini dikenal juga dengan tahap pengenalan secara gra dual terhadap persyaratan kerja, penge nalan minat, kemampuan, imbalan kerja, nilai, dan perspektif waktu. Keputusan yang menjadi pilihan itu sudah merupakan bentuk tanggu ng jawab dan konsekuensi pola karier yang dipilih. Dengan kata lain tahap ini individu memperoleh gambaran diri yang lebih utuh dan menyadari segala konsekuensi riil dalam mengambil suatu ketentuan tentang jabatannya kelak. 3. Masa Realistik Masa ini berlangsung pada usia 17-24 tahun atau pada masa perkuliahan atau mulai bekerja. Pada masa ini, okupasi terhadap pekerjaan telah mengalami perkembangan yang lebih realistis. Orientasi minat, kapasitas, dan nilai yang dimiliki individu terhadap pekerjaan akan direfleksikan dan diintegrasikan secara runtut dan terstruktur dalam frame vokasional (kristalisasi pola -pola okupasi) untuk memilih jenis pekerjaan dan atau memilih perguruan tinggi yang sesuai dengan arah tentatif mereka (spesifikasi). Masa ini pun dibedakan menjadi tiga tahap yaitu : 45

1. Tahap eksplorasi/ Exploration. Pada tahap ini individu mempersempit kemungkinan-kemungkinan pilihan karier dengan memberikan penilaian atas pengalaman atau kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan dalam keterkaitannya terhadap tuntutan kerja yang sebenarnya. Penilaian ini pada hakikatnya berfungsi sebagai acuan dan atau syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. 2. Tahap kristalisasi/ /Chrystalization. Pada tahap ini penilaian yang dilakukan individu terhadap pengalaman atau kegiatan-kegiatan yang berhubungan de ng-an pekerjaan baik yang berhasil ataupun yang gagal akan mengental dalam bentuk pola-pola vokasional yang jelas, sehingga individu memiliki komitmen terhadap karier yang spesifik dan merasa lebih mantap jika memangku jabatan tertentu. 3. Tahap spesifikasi/ Specification. Tahap ini merupakan tahap pilihan pekerjaan yang spesifik atau khusus. Pada tahap ini, semua segmen dalam ori-entasi karier yang dimulai dari orientasi minat, kapasitas, dan nilai, sampai tahap eksplorasi dan kristalisasi telah dijadikan pertimbangan (kompromi) yang matang (determinasi tugas - tugas perkembangan yang optimal) dalam memilih arah dan tujuan karier dimasa yang akan datang. Dengan kata lain pada tahap ini individu mengambil keputusan tentang jabatan tertentu untuk mencapai karier yang lebih spesifik. Kekuatan dan Kelemahan Teori Ginzberg Menurut pandangan teori ini pilihan karier tidak hanya terjadi sekali saja melainkan mengalami suatu proses perkembangan yang meliputi jangka waktu tertentu. Sehingga pilihan-pilihan yang dibuat awal proses perkembangan vokasional berpengaruh terhadap pilihan selanjutnya, dengan demikian suatu keputusan yang diambil dapat ditinjau kembali. Ginzberg menekankan kembali bahwa pilihan okupasional merupakan proses pembuatan keputusan seumur hidup bagi mereka yang mencari kepuasan dari kerjanya. Ini berarti bahwa mereka harus senantiasa menilai ulang bagaimana mereka dapat meningkatkan kecocokan antara perubahan tujuan kariernya dengan realita dunia kerja. Kelompok ini berpendapat ada empat variabel penting yang berpengaruh terhadap pilihan karir yaitu faktor realita, proses pendidikan, emosional dan nilai-nilai individu yang dianggap perlu dalam pemilihan karier. Teori ini lebih bersifat deskriptif dari pada eksplanatori, artinya bahwa teori ini tidak memberikan strategi untuk memfasilitasi perkembangan karier ataupun penjelasan tentang proses perkembangannya. Kegunaan utama dari teori ini adalah untuk memberikan satu kerangka baru dalam melakukan studi mengenai perkembangan karier. Adapun kekuatan teori ini adalah dengan melewati fase seorang individu secara berangsur-angsur dalam jabatan, dan sifatnya yang masih sementara sampai orang dewasa dapat membuat pilihan jabatan untuk mendapatkan kariernya, sedangkan kelemahannya terletak pada keterkaitan individu pada fase yang dilalui. Implikasi Teori Ginzberg Terhadap Bimbingan dan Konseling Adapun implikasi perkembangan dan pemilihan karier menurut Ginzberg bagi Bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut: 1. Perkembangan karierr merupakan salah satu aspek dari keseluruhan prosess perkembangan individu dan pilihan yang berkaitan dengan jabatan dimasa depan. Hal ini berlangsung selaras dengan perkembangan karier. Jika proses perkembangan individu tidak berjalan sebagaimana mestinya maka laju perkembangan karier juga tidak akan berjalan lancar dan banyak pilihan karier akan menunjukkan kekurangan yang berat. Karena itu, bimbingan karier harus direncanakan dan dikelola dengan maksud menunjang perkembangan karier individu, sesuai dengan tahap perkembangan diberbagai jenjang pendidikan disekolah. 2. Pengenalan terhadap minat, kapasitas, yang dimiliki siswa dan perangkat nilai yang dianutnya akan sangat diperlukan oleh guru pembimbing dalam upaya mengembangkan, membina, dan mengarahkan 46

siswa pada pola-polaa vokasional dan atau pemilihan pendidikan yang tepat dan selaras dengan kondisi dan pilihan karier tersebut 3. Informasi karier atau pekerjaan oleh guru pembimbing akan lebih memungkinkan siswa untuk dapat mengenal berbagai jenis pekerjaan dan pola karier yang dapat mereka pilih setelah menyelesaikan pendidikannya. Layanan seperti ini juga dapat membantu siswa dalam mengenal secara seksama arah minat dan kemampuan (potensi diri). Menurut Munandir (1996:250) informasi yang dapat diberikan berkenaan dengan informasi jenis-jenis pekerjaan dan informasi jenis-jenis pendidikan. Bentuk lain materi layanan informasi karier yang juga dapat diberikan guru pembimbing adalah dengan penyediaan berbagai sumber informasi pekerjaan, jabatan dan karier, penyediaan papan media bimbingan, dan penyediaan sumber-sumber informasi jabatan (Ketut, 1984 : 238-239) 4. Pilihan jabatan tidak dibuat sekali saja dan tidak definitive dengan sekali memilih saja. Individu membuat suatu rangakain pilihan yang berkesinambungan dan bertahap, dari pilihan yang masih bersifat agak luas dengan memilih bidang jabatan sampai jabatan tertentu dibidang itu. Hal ini bertujuan memberikan gambaran diri yang merupakan garis dasar untuk menyambung dan memadukan semua pilihan yang dibuat. Karena itu, bimbingan karier harus menunjang individu untuk mengenal dirinya sendiri dengan lebih baik. Pemahaman diri ini menjadi benang merah dalam menyusun rencana masa depan dan semua pilihan yang dibuat mendapat maknanya sebagai implementasi konkret dari konsep diri. KESIMPULAN Berdasarkan uraian teori Ginzberg di atas dapat disimpulkan bahwa: 1. Pilihan okupasional tidak terjadi sekali saja melainkan mengalami suatuu proses perkembangan, yang pada umumnya mencakup tiga periode atau tahapan. 2. Periode fantasi dimulai sejak masa kanak-kanak hingga 11 tahun. 3. Periode tentative (awal masa remaja) pada usia 11 hingga 17 tahun, yang terdiri dari beberapa tahap yaitu minat, kapasitas, nilai dan transisi. 4. Periode realistic (pertengahan remaja) pada usia 17 tahun hingga awal masa dewasa, kurang lebih 24 tahun. Periode ini terdiri dari beberapa tahap, yaitu tahap eksplorasi, tahap kristalisasi dan dan tahap spesifikasi. DAFTAR RUJUKAN Brown, Duane, ey.al. 1987.Career Choice and Development. San Fransisco, California: Jossey Bass Inc. Ghani, R. A. 1985.Bimbingan Karir. Bandung : Aksara Munandir, 1996.Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarta :Depdikbud, Dikti. Sukardi, D. K. dkk. 1990.Tes Dalam Konseling Karir (teori tes dan Interpretasi Tes). Surabaya: Usaha Nasional. Winkel, &Sri Hastuti, 2005.Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Edisi Revisi). Yogyakarta: Media Abadi. 47