I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang

dokumen-dokumen yang mirip
II. TINJAUAN PUSTAKA. Perikatan merupakan hubungan hukum yang tercipta karena adanya peristiwa

BAB I PENDAHULUAN. patut, dinyatakan sebagai penyalahgunaan hak. 1 Salah satu bidang hukum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peranan hukum di dalam pergaulan hidup adalah sebagai sesuatu yang

I. PENDAHULUAN. perusahaan harus dijalankan dan dikelola dengan baik. Pengelolaan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oetarid Sadino, Pengatar Ilmu Hukum, PT Pradnya Paramita, Jakarta 2005, hlm. 52.

BAB I PENDAHULUAN. disanggupi akan dilakukannya, melaksanakan apa yang dijanjikannya tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. dapat diharapkan terwujud sesuai dengan perencanaannya. 1 Kebutuhan dana,

BAB I PENDAHULUAN. dalam jangka waktu pendek atau panjang, perjanjian sudah menjadi bagian

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pinjam meminjam merupakan salah satu bagian dari perjanjian pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada dasarnya dalam kegiatan pengangkutan udara niaga terdapat dua

ASPEK HUKUM DALAM SISTEM MANAJEMEN MUTU KONSTRUKSI

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR ATAS PAILITNYA PERUSAHAAN PIALANG BERJANGKA DALAM PERJANJIAN KERJASAMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Perbankan) Pasal 1 angka 11, menyebutkan : uang agar pengembalian kredit kepada debitur dapat dilunasi salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. macam, yaitu kebutuhan primer, sekunder dan tersier. 1 Meningkatnya kebutuhan

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

I. PENDAHULUAN. melahirkan perkembangan usaha yang dapat menunjang perekonomian suatu

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

[FIKA ASHARINA KARKHAM,SH]

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kemajuan perekonomian Indonesia baik dibidang perbankan, industri, real

BAB V PENUTUP. 1. Hubungan hukum antara pihak maskapai penerbangan dengan konsumen. berdasarkan pada Pasal 1320 dan Pasal 1338 KUHPerdata.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari pertumbuhan dan perkembangan pelaku-pelaku ekonomi

B A B II TINJAUAN PUSTAKA. Secara khusus badan usaha Perseroan Terbatas diatur dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB III BADAN HUKUM SEBAGAI JAMINAN TAMBAHAN DALAM PERJANJIAN KREDIT DI BPR ALTO MAKMUR SLEMAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1994 sehingga perlu diatur ketentuan mengenai Rahasia Dagang;

A. Perlindungan Hukum yang dapat Diperoleh Konsumen Terhadap Cacat. Tersembunyi yang Terdapat Pada Mobil Bergaransi yang Diketahui Pada

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. penundaan kewajiban pembayaran utang yang semula diatur dalam Undang-

PENGADILAN AGAMA KELAS I-A KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang menyokong pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Kendatipun

BAB IV PENYELESAIAN WANPRESTASI DALAM PERJANJIAN SEWA BELI KENDARAAN BERMOTOR. A. Pelaksanaan Perjanjian Sewa Beli Kendaraan Bermotor

PERATURAN TENTANG BIAYA DAN IMBALAN PENYELESAIAN SENGKETA ATAU BEDA PENDAPAT BADAN ARBITRASE PASAR MODAL INDONESIA

I. PENDAHULUAN. Dengan adanya hukum, hak-hak serta kewajiban-kewajiban anggota masyarakat

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan alam kehidupan sekitarnya. 1. ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap anggota masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan dalam rangka pengembangan usahanya dimungkinkan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

QANUN PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM NOMOR 9 TAHUN 2002 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

SURABAYA SATUAN KERJA : RSUD Dr.SOETOMO SURAT PERINTAH KERJA (SPK) NOMOR DAN TANGGAL SPK : 027/15121/301/XI/2016, TGL.

seperti yang dimaksud dalam ketentuan Undang-Undang tentang definisi dari kredit ini sendiri

Peraturan Pemerintah No. 43 Tahun 1991 Tentang : Ganti Rugi Dan Tata Cara Pelaksanaannya Pada Peradilan Tata Usaha Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. putusan ini, hubungan antara kedua belah pihak yang berperkara ditetapkan untuk selamalamanya,

BAB I LATAR BELAKANG PEMILIHAN KASUS DAN KASUS POSISI. pekerja diikat oleh suatu perjanjian yang disebut perjanjian kerja.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa Indonesia. Kasus ini dilatarbelakangi perjanjian pinjam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Krisis ekonomi yang telah berlangsung mulai dari tahun 1997, cukup

P U T U S A N NOMOR : 122/PDT/2011/PT-MDN DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Perusahaan memiliki peran penting dalam negara Indonesia, yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB II KEDUDUKAN CORPORATE GUARANTOR YANG TELAH MELEPASKAN HAK ISTIMEWA. A. Aspek Hukum Jaminan Perorangan Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

BAB I PENDAHULUAN. dukungan dana terutama yang berasal dari penerimaan dalam negeri. dari sektor pajak disajikan pada Tabel I di bawah ini:

BAB II ASPEK HUKUM MENGENAI PERSEROAN TERBATAS DAN PENERAPAN ASAS PIERCING THE CORPORATE VEIL ATAS TANGGUNG JAWAB DIREKSI

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Manusia di dalam kehidupannya mempunyai bermacam-macam kebutuhan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (Lembaran Negara Republik

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TANGERANG,

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Didalam masyarakat yang sedang berkembang seperti sekarang ini, kebutuhan

Sistematika Siaran Radio

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah PT Rajawali Nusindo yang mengelola bidang usaha

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) BULOG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG

BAB III TANGGUNG GUGAT BANK SYARIAH ATAS PELANGGARAN KEPATUHAN BANK PADA PRINSIP SYARIAH

BAB II PERJANJIAN SEWA-MENYEWA DAN PENGATURAN HUKUM DALAM KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA. A. Pengertian Bentuk-bentuk dan Fungsi Perjanjian

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG

P U T U S A N. Nomor : 126/PDT/2014/PT.PBR DEMI KEADIILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

PENUNJUK UNDANG-UNDANG PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan pesat bagi pihak awam hukum, baik jasa untuk mewakili klien

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha yang diwarnai dengan semakin. pihak yang terlibat dalam lapangan usaha tersebut, sangat berpotensi

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan, hubungan interaksi antar individu semakin luas, terutama

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB III PEMBAHASAN. Kata wanprestasi berasal dari bahasa Belanda yang diartikan buruk,

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2000 TENTANG RAHASIA DAGANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. satu cara yang dapat dilakukan adalah membuka hubungan seluas-luasnya dengan

BAB IV ANALISIS DUALISME AKAD PEMBIAYAAN MUD{ARABAH MUQAYYADAH DAN AKIBAT HUKUMNYA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. menjadi sangat penting dan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu transaksi jual beli, apapun jenis benda yang diperjual-belikan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 1998 TENTANG PENGGABUNGAN, PELEBURAN, DAN PENGAMBILALIHAN PERSEROAN TERBATAS

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, maka manusia mengingkari kodratnya sendiri. Manusia dengan

PEMERINTAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hak dan kewajiban para pihak dalam perjanjian Arisan Motor Plus

BAB II PERJANJIAN JUAL BELI MENURUT KUHPERDATA. antara dua orang atau lebih. Perjanjian ini menimbulkan sebuah kewajiban untuk

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PADANG PARIAMAN NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 72 TAHUN 2012 TENTANG PERUSAHAAN UMUM (PERUM) PERCETAKAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2012, No Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan kecanggihan teknologi dan sumber informasi semakin menunjang

KUASA JUAL SEBAGAI JAMINAN EKSEKUSI TERHADAP AKTA PENGAKUAN HUTANG

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada hakekatnya dalam kehidupan perekonomian khususnya dalam bidang bisnis selalu/akan ada timbul perselisihan mungkin disebabkan karena salah paham ataupun kecurangan diantara pihak-pihak dalam pelaksanaan perjanjian yang telah dibuat. Perjanjian yang mengikatkan kedua belah pihak yang melakukan hubungan bisnis/dagang telah terabaikan atau karena tidak kesanggupan membayar atau ketidakpatuhan menempati isi perjanjian sesuai kesepakatan yang telah dituang dalam suatu perjanjian yang kemudian dapat merugikan salah satu pihak sehingga timbullah perselisihan. Perjanjian merupakan salah satu bentuk perikatan dalam peristiwa hukum berupa perbuatan misalnya dalam hal jual beli dan hutang piutang. Perjanjian jual beli adalah perjanjian bahwa penjual diwajibkan memindahkan atau setuju memindahkan hak milik atas barang kepada pembeli sebagai imbalan sejumlah uang yang disebut harga. 1 Bahwa di dalam hubungan dagang/jual-beli dengan nilai tinggi akan dilakukan hubungan dagang dengan cara membuat suatu perjanjian, dimana hubungan transaksi dagang harus tunduk pada ketentuan hukum jual beli (koopen verkoop) dimana penjual mengikatkan diri untuk 1 Marsh. S. B and J. Soulsby. Hukum Perjanjian. Terjemahan Abdulkadir Muhammad. PT. Alumni. Bandung. 2013. Hlm: 243 Alumni. Bandung. 2013. Hlm: 243

2 menyerahkan barang dan pihak pembeli berkewajiban untuk membayar harga yang diperjanjikan. Kontrak yang dibuat untuk saling menguntungkan. Dalam pelaksanaan perjanjian perlu jelas aturan-aturan hukum tersebut di atas sangat dibutuhkan. Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian bisnis itu membutuhkan sesuatu yang lebih dari sekedar janji serta itikad baik saja. Adanya kebutuhan untuk menciptakan upaya-upaya hukum yang dapat digunakan seandainya salah satu pihak tidak melaksanakan kewajibanya sesuai dengan isi perjanjian. Untuk itulah pemahaman hukum dalam bisnis itu sangat penting, baik oleh para pengusaha sebagai pelaku bisnis, kalangan pembelajar hukum, praktisi hukum maupun pemerintah sebagai pembuat regulasi kebijakan sesuai dengan kebutuhan dunia usaha. Hal ini tidak terlepas dari mengglobalnya sistem perekonomian dunia yang membuat semakin intens dan dinamisnya kegiatan bisnis dalam berbagai sektor. Sumber hukum bisnis yang utama adalah Pasal 1338 ayat 1 KUHPerdata, yaitu asas kontrak (perjanjian) itu sendiri yang menjadi sumber hukum utama, dimana masing-masing pihak terikat untuk tunduk kepada kontrak yang telah disepakati (kontrak yang dibuat diberlakukan sama dengan undang-undang), dan asas kebebasan berkontrak, dimana para pihak bebas untuk membuat dan menentukan isi dari kontrak yang telah disepakati. Perlu juga dipahami sampai sejauh mana pertanggungjawaban seorang direktur pada Perseroan Terbatas. Direksi bertanggung jawab atas pengurusan perseroan, pengurusan wajib dilaksanakan setiap anggota Direksi dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab, setiap anggota Direksi bertanggung jawab penuh secara

3 pribadi atas kerugian perseroan apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya. 2 Dalam kenyataan dilapangan perjanjian yang dibuat kedua belah pihak yang melakukan perikatan dalam hubungan dagang pada awalnya berjalan lancar namun setelah beberapa tahun ataupun beberapa kali kontrak, kegagalanpun terjadi. Hal itu bisa saja terjadi disebabkan dari pihak penjual dikarenakan pihak penjual tidak menyerahkan barangnya, atau pihak penjual menyerahkan barang tidak sesuai dengan yang diperjanjikan, baik dari segi kuantitas, kualitas barang atau mengalami keterlambatan pengiriman barang. Sedangkan dari pihak pembeli terlambat waktu pelaksanaan pembayaran, atau pembayaran tidak sesuai dengan harga yang diperjanjikan, menyatakan dirinya sudah tidak mampu untuk membayar dengan disebabkan bangkrut ataupun pailit atau sama sekali tidak ada niat untuk melakukan pembayaran. Dalam putusan hakim No.147/Pdt.G/2009/PN.LP, peristiwa yang terjadi dalam perkara antara HSN sebagai penggugat dan WJY sebagai tergugat adalah disebabkan sebelumnya ada hubungan dagang, dimana HSN menjadi Supplier Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera sedangkan WJY menjadi pembeli /penerima Crude Palm Oil yang bertindak sebagai Direktur PT. Berkah Sawit Sumatera. Hubungan dagang mereka telah berjalan sejak tahun 2005. Sejak tahun 2005 HSN sebagai Supplier Crude Palm Oil telah mengirimkan Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera, hubungan dagang mereka yang didasarkan kotrak awalnya berjalan lancar hingga tahun 2008. Karena pembayaran yang dilakukan 2 Pasal 97 Undang-undang No.40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas

4 WJY dalam pembelian Crude Palm Oil berjalan lancar maka HSN tetap mengirimkan Crude Palm Oil ke PT. Berkah Sawit Sumatera. Kemudian tahun 2009 terjadi kemacetan pembayaran dengan berbagai alasan dari WJY hingga sebanyak 30 kali dengan dibuktikan kontrak yang nilai penjualan Crude Palm Oil keseluruhan mencapai Rp. 26.811.559.225.- (dua puluh enam milyar delapan ratus sebelas juta lima ratus lima puluh sembilan ribu dua ratus dua puluh lima rupiah). namun WJY tidak kunjung membayar, bahkan oleh WJY mengatakan dirinya telah melakukan wanpresatsi dikarenakan telah mengalami bangkrut dan mengatakan pailit dan WJY mengajukan permohonan pailit ke Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan. Pailit pada tingkat pertama ditolak, HSN sebagai pemilik Piutang tidak diam diri. Selanjutnya HSN sebagai pihak yang dirugikan mencari keberadaan kekayaan milik WJY serta melakukan tindakan Hukum dengan diwakilkannya kepada Pengacara/Advokat yang dianggap lebih mampu untuk bertindak dimuka pengadilan untuk dapat menarik piutang dari si pelaku wanpresatsi yaitu WJY. Dengan adanya wanprestasi atau ingkar janji yang dilakukan oleh WJY pembeli Crude Palm Oil selaku Direktur PT. Berkah Sawit Sumatera menjadikan HSN sebagai penyalur/penjual Crude Palm Oil merasa keberatan atas perbuatan wanprestasi tersebut dan mengajukan gugatannya terhadap WJY, yang akhirnya WJY disebut sebagai Tergugat. Dengan diajukannya gugatan oleh HSN selanjutnya menjadi dasar Hakim memberikan pertimbangan dalam putusan. Hanya yang perlu diketahui selain adanya dasar diajukan gugatan masih perlu dipahami hal-hal apa yang

5 mendukung agar Hakim dapat mengambil suatu pertimbangan serta dapat memperoleh akibat hukum atas putusan yang bernilai dapat terlaksana. Berdasarkan uraian-uraian tersebut di atas maka penulis sangat tertarik untuk meneliti dan menemukan sesuatu mengenai permasalahan hukum antara Penggugat HSN yang sebelumnya sebagai penyalur Crude Palm Oil dengan Tergugat WJY yang sebelumnya sebagai pembeli /penerima Crude Palm Oil yang menyatakan sedang mengalami bangkrut atau sedang dalam keadaan pailit. Maka penulis akan menuangkan penelitian ini ke dalam suatu karya ilmiah hukum yang berjudul: Analisis Putusan Hakim Tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil. B. Rumusan Masalah dan Ruang Lingkup Penelitian 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dalam penulisan ini akan membahas masalah bagaimana isi putusan hakim dalam No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil. Yang menjadi pokok pembahasan dalam penulisan ini adalah: a. Alasan dan dasar Penggugat mengajukan gugatan. b. Dasar pertimbangan hakim dalam putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP. c. Akibat hukum putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., terhadap Penggugat dan Tergugat.

6 2. Ruang Lingkup Penelitian Ruang Lingkup penelitian ini meliputi lingkup pembahasan analisis putusan hakim No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., Tentang Penyelesaian Wanprestasi Perjanjian Penjualan Crude Palm Oil. C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan ruang lingkup penelitian di atas, maka tujuan dari penulisan ini adalah untuk dapat memperoleh gambaran yang jelas, lengkap, rinci dan sistematis tentang: a. Alasan dan dasar Penggugat mengajukan gugatan b. Dasar pertimbangan Hakim dalam putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP. c. Akibat hukum dari putusan No.147/Pdt-G/2009/PN.LP., terhadap Penggugat dan Tergugat. 2. Kegunaan Penelitian Manfaat dari penelitian ini meliputi manfaat teoritis dan manfaat praktis, yaitu: a. Kegunaan Teoritis Secara teoritis, penelitian ini dapat digunakan sebagai rujukan dalam pengembangan hukum perdata ekonomi khususnya hukum perjanjian dan hukum acara perdata.

7 b. Kegunaan Praktis Secara praktis, penelitian ini berguna untuk: 1) Sebagai upaya pengembangan wawasan keilmuan dan pengetahuan penulis dibidang ilmu hukum khususnya hukum perdata ekonomi tentang perjanjian dan acara perdata. 2) Untuk mengetahui kemampuan penulis menerapkan ilmu yang diperoleh dalam bentuk karya ilmiah. 3) Sebagai bahan rujukan bagi mahasiswa yang akan meniliti permasalahan dalam hukum perjanjian dan hukum acara perdata.