Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo

dokumen-dokumen yang mirip
Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

Pengaruh Pemberian Dosis Pakan Otohime yang Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

Pengaruh Frekuensi Pemberian Pakan Otohime terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Kerapu Bebek di BPBILP Lamu Kabupaten Boalemo

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KERAPU BEBEK (CROMILEPTES ALTIVELIS)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

Pengaruh Pemberian Viterna Plus dengan Dosis Berbeda pada Pakan terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

1 Haris Abdullah, 2 Rully, dan 2 Mulis Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan selama 40 hari pada bulan Agustus sampai dengan

Pengaruh Ketinggian Air yang Berbeda terhadap Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

Pembesaran Benih Ikan Sidat dengan Jenis Pakan yang Berbeda

PENGGUNAAN TEPUNG DAGING DAN TULANG SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PROTEIN HEWANI PADA PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

Nutrisi Pakan pada Pendederan kerapu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Laju pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak lele sangkuriang

PENGARUH DOSIS PAKAN Tubifex sp YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN BENIH IKAN SIDAT (ANGUILLA MARMORATA) DI BALAI BENIH IKAN KOTA GORONTALO OLEH

Pengaruh Dosis Pakan Tubifex Sp Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Sidat di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Tingkat Kelangsungan Hidup

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH KETINGGIAN AIR YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUPBENIH IKAN LELE SANGKURIANG

Oleh: RINIANINGSIH PATEDA NIM: Telah Diperiksa dan Disetujui Untuk Diuji. Mengetahui, KetuaJurusan/Program StudiBudidayaPerairann

BAB I PENDAHULUAN. Sidat dikenal sebagai ikan katadromous yaitu memijah di laut, tumbuh dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

Nike: Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan. Volume 3, Nomor 1, Maret 2015

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

PADAT TEBAR YANG BERBEDA TERHADAP DAYA TETAS Artemia sp DI BALAI BENIH IKAN (BBI) KOTA GORONTALO. Abstrak

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB 4. METODE PENELITIAN

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PRODUKSI PEMBESARAN IKAN MAS (Cyprinus carpio) DI KERAMBA JARING APUNG WADUK CIRATA

UNTUK PERTUMBUHAN DAN PENINGKAT. (Cromileptes altivelis)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada 2 Oktober sampai 10 November 2014,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh Variasi Dosis Tepung Ikan Gabus Terhadap Pertumbuhan

III. BAHAN DAN METODE

Pengaruh Vitamin C terhadap Peningkatan Hemoglobin (Hb) Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Sarana, Bahan dan Alat Penelitian

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

BAB 4. METODE PENELITIAN

SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG CACING TANAH DALAM PAKAN UNTUK PERTUMBUHAN DAN EFISIENSI PAKAN IKAN BAUNG (Mystus nemurus CV ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PENGARUH SUBSTITUSI TEPUNG IKAN DENGAN TEPUNG IKAN RUCAH TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA GESIT (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

PEMBERIAN PAKAN YANG BERBEDA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN LELE DUMBO (Clarias gariepinus) ABSTRAK

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

METODE PENELITIAN Persiapan Penelitian Penelitian Pendahuluan Tahap 1 Waktu dan Tempat

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

1) Staf Pengajar pada Prog. Studi. Budidaya Perairan, Fakultas

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik pertumbuhan benih C. macropomum yang dihasilkan selama 40 hari

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

I. PENDAHULUAN. berupa potensi hayati maupun non hayati. Sumberdaya kelautan tersebut dapat

Efektivitas Suplemen Herbal Terhadap Pertumbuhan dan Kululushidupan Benih Ikan Lele (Clarias sp.)

Sri Yuningsih Noor 1 dan Rano Pakaya Mahasiswa Program Studi Perikanan dan Kelautan. Abstract

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. bio.unsoed.ac.id

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

PERTUMBUHAN CALON INDUK IKAN BERONANG Siganus guttatus TURUNAN PERTAMA (F-1) DENGAN BOBOT BADAN YANG BERBEDA

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 2009, bertempat di Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung.

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE. Bahan Pakan

Gambar 2. Grafik Pertumbuhan benih ikan Tagih

PENGARUH KUALITAS AIR TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN NILA (Oreochromis sp.) DI KOLAM BETON DAN TERPAL

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 03 Februari sampai dengan 17

PENGGUNAAN TEPUNG ONGGOK SINGKONG YANG DIFERMENTASI DENGAN Rhizopus sp. SEBAGAI BAHAN BAKU PAKAN IKAN NILA MERAH (Oreochromis niloticus) ABSTRAK

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. 1. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan gurami

Pengaruh Padat Penebaran Berbeda terhadap Pertumbuhan Benih Ikan Lele Sangkuriang di Balai Benih Ikan Kota Gorontalo

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

SIDANG TUGAS AKHIR SB

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP BENIH IKAN. BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii)

BAB I. PENDAHULUAN. Protein adalah jenis asupan makan yang penting bagi kelangsungan

Jurusan Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Bosowa Makassar ABSTRAK

III. BAHAN DAN METODE

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 4. Grafik Peningkatan Bobot Rata-rata Benih Ikan Lele Sangkuriang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei - Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

PEMANFAATAN FERMENTASI AMPAS TAHU DALAM PAKAN IKAN UNTUK PERTUMBUHAN IKAN GURAMI OSPHRONEMUS GOURAMY LAC

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

BAB III BAHAN DAN METODE

Transkripsi:

PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS VITAMIN C YANG BERBEDA PADA PAKAN BUATAN OTOHIME UNTUK PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Chromileptes altivelis) di Balai Pengembangan Benih Ikan Laut dan Payau (BPBILP) Lamu Kabupaten Boalemo. 1 Rahman Tamutu, 2 Syamsuddin, dan 2 Mulis Jurusan Teknologi Perikanan, Fakultas Ilmu-Ilmu Pertanian, Universitas Negeri Gorontalo Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan dosis vitamin C, yang berbeda pada pakan buatan otohime untuk pertumbuhan benih ikan kerapu bebek (Chromileptis altivelis). Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dan rancangan acak lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Hewan uji yang digunakan adalah benih Ikan Kerapu Bebek (Chromileptes altivelis) sebanyak 120 ekor dengan rata rata panjang benih awal ± 6 cm dan berat awal 2-3 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan panjang dan berat tertinggi ditunjukkan pada perlakuan D berturut-turut sebesar 1,96 cm dan 4,14 g, disusul perlakuan C sebesar 1,87 cm dan 4,12 g, disusul perlakuan B 1,65 cm dan 4,07, dan terendah pada perlakuan A sebesar 1,57 cm dan 3,97 g. Hasil analisis sidik ragam berat benih kerapu bebek menunjukan bahwa penambahan vitamin C, yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0,05), dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) diperoleh pada setiap perlakuan berbeda nyata. Kata kunci : Benih Kerapu Bebek (Chromileptis altivelis), Vitamin C, Pertumbuhan. I. PENDAHULUAN Indonesia sebagai negara kepulauan mempunyai potensi sumberdaya ikan yang sangat melimpah. Sektor perikanan selain sebagai penyokong kebutuhan protein hewani bagi masyarakat juga membuka lapangan kerja, menambah pendapatan masyarakat serta sebagai sumber devisa negara. Bahkan saat ini dalam kondisi krisis moneter, komoditas perikanan merupakan komoditas ekspor yang memiliki harga jual yang tinggi di pasar. Budidaya ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis), dewasa ini berkembang dengan pesat mengingat tingginya permintaan konsumen terhadap ikan tersebut. Sampai saat ini pakan utama yang diberikan dalam budidaya kerapu bebek masih mengandalkan ikan rucah, sementara ikan rucah tersebut masih digunakan masyarakat sebagai sumber protein hewani dalam pakannya. Oleh karena itu telah dicoba untuk menggunakan pakan alternatif pada pemeliharaan ikan kerapu bebek yaitu pakan buatan berupa pelet (Suwirya, dkk 2008). Pakan buatan ini mempunyai beberapa kelebihan seperti kandungan gizi dan bahan dapat diatur sesuai kebutuhan ikan, praktis dan bisa disediakan dalam jumlah yang cukup besar, berkesinambungan dan ketersediaannya tidak dipengaruhi alam atau lingkungan (Adelina, dkk 2005). Pakan yang diberikan pada ikan budidaya dapat memenuhi semua nutrien (protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral), yang dibutuhkan ikan, maka harus dibuat formulasi atau komposisi pakan yang tepat. Pakan yang berkualitas baik sangat menentukan kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Oleh karena itu pengadaan pakan perlu ditangani secara sungguh-sungguh. Kebutuhan ikan kerapu bebek akan beberapa nutrien telah diketahui, seperti kebutuhan protein 54,2% dan lemak berkisar 9-12% (Giri, dkk 1999 dalam Siregar. dkk. 2009), selanjutnya (Suwirya, dkk 2001). menyatakan Asam lemak esensial (n-3 HUFA) berkisar 1,4%. Pakan Otohime yaitu pakan yang berbentuk butiran pellet, sama halnya seperti pakan ikan lainnya. Alasan menggunakan pakan Otohime untuk penelitian, yaitu pakan pellet Otohime, pakan yang tidak cepat tenggelam kedasar, pakan yang tidak mudah pecah, air media hidup ikan kerapu tidak cepat kotor, dan pakan pellet Otohime pakan yang baik untuk pertumbuhan benih ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) Vitamin merupakan nutrient yang keberadaannya dalam jumlah mikro di dalam pakan, tetapi harus ada tersedia. Vitamin dibutuhkan dalam proses metabolisme, pemeliharaan tubuh dan reproduksi (Adelina, dkk 2005). Salah satu vitamin yang penting untuk diperhatikan karena berperan dalam meningkatkan kelulushidupan ikan adalah vitamin C. Vitamin C merupakan senyawa organik yang berperan penting dalam proses metabolisme makanan dan fisiologi ikan. Walaupun bukan merupakan sebagai sumber tenaga tetapi vitamin C, dibutuhkan sebagai katalisator terjadinya metabolisme di dalam tubuh. Kondisi dimana ikan

mengalami defisiensi vitamin C, dalam pakan akan menimbulkan berbagai gejala penyakit seperti berenang tanpa arah, warna tubuh pucat dan pendarahan pada permukaan tubuh (terutama di sekitar mulut, sirip dada dan perut), anemia (berhubungan dengan metabolisme Fe) dan peningkatan mortalitas (Kato. dkk, 1994 dalam Siregar. dkk. 2009). Kekurangan vitamin C pada ikan kerapu bebek menampakkan gejala pembengkokan tulang, insang terbuka, menurunnya kandungan hemoglobin darah, rentan terhadap penyakit dan aktivitas ikan menurun (Giri, dkk 1999 dalam Siregar. dkk. 2009). Gejala defisiensi vitamin C lainnya pada ikan adalah rusaknya kolagen dan jaringan penunjang. Kolagen merupakan protein pada ikan dengan kosentrasi tertinggi ditemukan pada kulit dan tulang (Sandes, 1991 dalam Siregar. dkk. 2009 ). Vitamin C yang dibutuhkan ikan hanya sedikit, tetapi apabila kekurangan vitamin C dapat mengakibatkan gannguan dan penyakit. Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian untuk mengetahui kebutuhan vitamin C dengan dosis yang tepat untuk pertumbuhan benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis). II. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober sampai Desember 2013, yang bertempat di Balai Pengembangan Benih Ikan Laut dan Payau (BPBILP) Lamu, Kabupaten Boalemo, Provinsi Gorontalo. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah Loyang untuk wadah penelitian, timbangan analitik digunakan untuk menimbang berat tubuh benih ikan, thermometer untuk mengukur suhu, DO meter untuk mengukur oksigen terlarut, ph meter untuk mengukur ph, refraktometer untuk mengukur salinitas, blower untuk alat pengudaraan, selang plastik untuk alat penyiphonan, penggaris untuk mengukur panjang ikan, alat tulis menulis untuk mencatat hasil penelitian, dan kamera untuk mengambil dokumentasi gambar. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih ikan kerapu bebek sebanyak 120 ekor, pakan yang digunakan pakan pellet otohime merk S2, dan air laut 10 liter/wadah. 2.1. Variabel yang Diamati 2.1.1. Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan panjang benih ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis). L = Lt Lo Keterangan: Lt = Panjang akhir benih ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) penelitian waktu minggu ke-t Lo = Panjang awal benih ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) (cm)

Petumbuhan berat benih ikan kerapu bebek W = Wt Wo Keterangan: Wt = Berat akhir penelitian waktu minggu ke-t Wo= Berat awal ikan kerapu bebek (Chromileptes altivelis) (g) 2.1.2. Pertumbuhan Harian Perhitungan Pertambahan Berat Harian Rata-rata atau Average Daily Growth (ADG) menurut Cholik, dkk., (2005) ADG= WWWWWWWW WWWWWWWW HHHH Keterangan: Wt = Berat akhir (g) Wo= Berat awal (g) H = Lama pemeliharaan (hari) Perhitungan Pertambahan Panjang Harian Rata-rata Average Daily Growth (ADG) menurut Cholik, dkk., (2005) ADG= LLLLWWWW LLLLWWWW HHHH Keterangan: Lt = Panjang akhir (cm) Lo = Panjang awal (cm) H = Lama pemeliharaan (hari) 2.2. Analisis Data Mengetahui pengaruh perlakukan yang diuji cobakan maka dilakukan analisis ragam (ANOVA). Apabila hasil uji analisis ragam mempelihatkan pengaruh yang berbeda nyata antar tiap perlakuan, maka dilakukan uji lanjut yaitu Uji Beda Nyata Terkecil (BNT). III. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1. Pertumbuhan Mutlak Pertumbuhan rata rata panjang dan berat mutlak benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) selama 28 hari dengan menggunakan empat perlakuan yakni perlakuan A tanpa vitamin (pakan control), perlakuan B dengan penambahan vitamin C sebesar (2 gr), perlakuan C dengan penambahan vitamin C

sebesar (3 gr) dan perlakuan D dengan penambahan vitamin C sebesar (4 gr) dapat ditampilkan pada (Tabel 1) berikut. Tabel 1 Pertumbuhan Rata-rata Mutlak Benih Ikan Kerapu Bebek (Chromeleptes altivelis) Selama 28 Hari. Rata-rata Perlakuan Panjang (cm) Berat (gram) A (pakan kontrol) 1,57 3,97 B vitamin C (2 gr) 1,65 4,07 C vitamin C (3 gr) 1,87 4,12 D vitamin C (4 gr) 1,96 4,14 Sumber : Data Hasil Olahan Tahun 2014 3.1.1. Pertumbuhan Panjang Mutlak Hasil pengukuran rata-rata panjang mutlak benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) selama 28 hari sesuai perlakuan dapat di lihat pada Tabel 1. Penambahan vitamin C yang berbeda pada benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) menunjukkan pertumbuhan rata-rata panjang mutlak yang berbeda (Tabel 1). Pertumbuhan rata-rata panjang mutlak perlakuan A sebesar 1,57 cm, perlakuan B sebesar 1,65 cm, perlakuan C sebesar 1,87 cm dan perlakuan D sebesar 1,96 cm. Dengan demikian penambahan vitamin C sebesar (4 gr) memiliki pertumbuhan rata-rata panjang tertinggi kemudian disusul dengan penambahan vitamin C sebesar (3 gr), kemudian disusul penambahan vitamin C sebesar (2 gr) sedangkan tanpa penambahan vitamin C (kontrol) menunjukkan nilai yang terendah. Rendahnya pertumbuhan pada perlakuan kontrol (tanpa penambahan Vitamin C), bahwa kandungan nutrisi pada pakan yang diberikan belum mencukupi untuk pertumbuhan benih ikan kerapu bebek, kekurangan Vitamin C juga dapat mengakibatkan peredaran oksigen terhambat sehingga proses pertumbuhan benih ikan tidak berjalan secara normal. Menurut Sandes, (1991) dalam Siregar dan Adelina (2009), mengemukanan bahwa Vitamin C, berperan penting dalam membantu reaksi tubuh terhadap stress fisiologi, pencegahan penyakit dan pentingnya untuk pertumbuhan. Selanjutnya Homing. dkk,(1984) dalam Siregar dan Adelina (2009), menambahkan bahwa Vitamin C, berperan penting dalam biosintesis kartinin dalam jaringan tubuh ikan karena kartinin memegang peran dalam transfer asam lemak kedalam mitochondria dan selanjutnya asam lemak dioksidasi untuk menghasilkan energi. 3.1.2. Pertumbuhan Berat Mutlak Perlakuan penambahan vitamin C yang berbeda pada benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) menunjukkan pertumbuhan rata-rata berat mutlak yang berbeda pula (Tabel 4 dan Lampiran 3). Pertumbuhan rata-rata berat mutlak perlakuan A sebesar 3,97 gr, perlakuan B sebesar 4,07 gr perlakuan C sebesar 4,12 gr dan perlakuan D sebesar 4,14 gr, dengan demikian perlakuan penambahan vitamin C sebesar (4 gr) memiliki pertumbuhan rata-rata berat mutlak tertinggi kemudian disusul dengan penambahan vitamin C sebesar (3 gr), kemudian disusul dengan penambahan vitamin C sebesar (2 gr), sedangkan tanpa penambahan vitamin (kontol) menunjukkan nilai yang terendah. Benih ikan kerapu bebek yang diberi pekan dengan penambahan Vitamin C sebesar 4 gr menghasilkan peningkatan pertumbuhan yang tinggi, penambahan Vitamin C pada pakan untuk ikan kerapu bebek dapat meningkatkan nafsu makan dan metabolisme benih ikan kerapu bebek sehingga meningkatkan pertumbuhan. Hal ini sesuai dengan Keto. dkk, (1994) dalam Siregar dan Adelina (2009), yang menyatakan kekurangan Vitamin C dalam pakan ikan menyebabkan menurunnya nafsu makan ikan dan hilangnya keseimbangan, bahkan tingkat mortalitas ikan semakin meningkat apabila pakannya tidak diberi Vitamin C. Hal yang sama juga dikemukanan Suwirya. dkk, (2008), bahwa Vitamin C dibutuhkan tubuh ikan untuk meningkatkan metabolisme, daya tahan terhadap perubahan lingkungan dan penyakit. 3.2. Pertumbuhan Harian (ADG)

Laju pertumbuhan harian panjang dan berat benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) selama 28 hari dengan menggunakan empat perlakuan yakni perlakuan A tanpa vitamin (pakan control), perlakuan B dengan penambahan vitamin C sebesar (2 gr), perlakuan C dengan penambahan vitamin C sebesar (3 gr), dan D dengan penambahan vitamin C sebesar (4 gr) dapat di lihat pada (Tabel 2). Tabel 2 Pertumbuhan Rata - rata Harian benih kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) Selama 28 Hari. Rata-rata Perlakuan Panjang (cm) Berat (gram) A (pakan kontrol) 0,056 0,142 B vitamin C (2 gr) 0,058 0,144 C vitamin C (3gr) 0,06 0,145 D vitamin C (4 gr) 0,07 0,148 Pertumbuhan harian benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) selama 28 hari sesuai Perlakuan penambahan vitamin C, yang berbeda pada benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) menunjukkan pertumbuhan rata rata panjang harian tertinggi ditunjukkan pada perlakuan D dengan penambahan vitamin C sebesar (4 gr), dilanjutkan dengan perlakuan C dengan penambahan vitamin C sebesar (3 gr), dilanjutkan dengan perlakuan B dengan penambahan vitamin C sebesar (2 gr) dan yang terendah pada perlakuan A tanpa vitamin (pakan kontrol) (Tabel 2), masing-masing berturut - turut 0,07 cm/hr, 0,06 cm/hr, 0,058 cm/hr dan 0,056 cm/hr. Sedangkan laju pertumbuhan berat tubuh harian benih ikan kerapu bebek tertinggi ditunjukkan pada perlakuan D dengan penambahan vitamin C sebesar (4 gr), dilanjutkan dengan perlakuan C dengan penambahan vitamin C sebesar (3 gr), dilanjutkan dengan perlakuan B dengan penambahan vitamin C sebesar (2 gr) dan yang terendah yakni pada perlakuan A tanpa vitamin(pakan kontrol), masing-masing berturut turut 0,148 g/hr; 0,145 g/hr, 0,144 g/hr dan 0,142 cm/hr. Pertumbuhan harian yang berbeda antara perlakuan yang diberi penambahan vitamin C mengalami peningkatan pertumbuhan seiring dengan peningkatan kadar vitamin C. Hal ini membuktikan bahwa vitamin C berperan dalam peningkatan pertumbuhan ikan. Sesuai pendapat Lovell, (1989) dalam Sunarto. dkk, (2008) bahwa vitamin C berfungsi untuk meningkatkan pertumbuhan normal, mencegah kelainan bentuk tulang, kesehatan benih atau mengurangi stress, mempercepat penyembuhan luka dan kekebalan tubuh melawan infeksi bakteri, sedangkan menurut Miyasaki, dkk. (1995) dalam Sunarto. dkk, (2008) Vitamin C juga dapat mencegah terjadinya metabolisme lemak yang abnormal, seperti berkurangnya kadar asam lemak rantai panjang dan terganggunya penggunaan lemak tubuh selama tidak makan. Hasil analisis sidik ragam panjang benih ikan kerapu bebek (Lampiran 6) menunjukan bahwa penambahan vitamin C, yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0,05) terhadap pertumbuhan panjang benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis). Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing masing perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Lampiran 7). Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) diperoleh bahwa pertumbuhan panjang benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) pada setiap perlakuan penambahan vitamin C berbeda nyata. Hasil analisis sidik ragam (Lampiran 8) menunjukan bahwa penambahan vitamin C, yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0,05) terhadap pertumbuhan berat tubuh benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis). Selanjutnya untuk mengetahui pengaruh masing masing perlakuan, dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) (Lampiran 9). Hasil Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) diperoleh bahwa pertumbuhan berat tubuh benih kerapu bebek pada setiap perlakuan penambahan vitamin C berbeda nyata.. 3.3. Kualitas Air Pengukuran kualitas air selama pemeliharaan benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) menunjukkan hasil kisaran yang diperoleh masih berada pada kriteria kualitas air yang baik bagi kehidupan benih ikan kerapu bebek. Hasil pengukuran kualitas air dapat di lihat pada Tabel 6 berikut.

No Parameter Hasil Pengukuran 1 Suhu o C 30 31 o C 2 ph 7 7,8 3 DO 5,6 6,28 mg /l 4 Salinitas 34 35 ppt Tabel 3 Pengukuran Kualitas air Pengukuran kualitas air dilakukan setiap minggu sekali dengan menggunakan alat ukur suhu, ph, DO dan Salinitas. Pengukuran dilakukan pada pagi hari. Kualitas air yang digunakan selama penelitian benih ikan kerapu bebek didukung dengan penerapan sistem sirkulasi air mengalir, selain itu juga dilakukan pembersihan dasar loyang dengan cara disipon yang dilakukan setiap hari pada pagi hari sebelum pergantian air, penyiponan dilakukan dengan menggunakan selang, Setelah itu dilakukan penggantian air yaitu dengan cara mancabut pipa outlet yang berada pada tepi loyang hingga 70%, kemudian air ditambah kembali. Penerapan sistem sirkulasi air mengalir dalam wadah budidaya mengikuti kaidah seperti halnya di perairan terbuka dimana kualitas air selalu dalam kondisi baik. Sumber air yang digunakan adalah air laut yang berasal dari perairan teluk tomini. Sesuai Minjoyo (1999) standar mutu air untuk pemeliharaan ikan kerapu adalah suhu 28 32 0 c, ph 7 8,5, salinitas 30 33 ppt dan oksigen terlarut >4 mg/l. Selanjutnya Standar Nasional Indonesia (SNI) 01-6488.2-2000, kualitas air pada produksi benih kerapu bebek untuk suhu berkisar antara 28 32 o c, sedangkan salinitas 28-35 ppt. IV. KESIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian penambahan vitamin C terhadap pertumbuhan benih ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis) dapat disimpulkan bahwa: 1. Vitamin C 4 gram memberikan hasil terbaik terhadap pertumbuhan benih ikan kerapu bebek (Chromeleptes altivelis). 2. Hasil analisis sidik ragam berat benih kerapu bebek (Chromeleptes altivelis) menunjukan bahwa penambahan vitamin C, yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda nyata (p < 0,05), dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Terkecil (BNT) diperoleh pada setiap perlakuan berbeda nyata. Ucapan Terima Kasih Sebagai penghargaan penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Kiswan Anwar, SP., selaku kepala balai, dan beserta seluruh staf Balai Pengembangan Benih Ikan Laut dan Payau (BPBILP) Lamu, atas bantuan kepada penulis telah memberikan motivasi dan izin penelitian, sehingga penelitian saya berjalan dengan lancar. Daftar Pustaka Adelina, Boer, I., & Suharman, I.2005. Pakan Ikan Budidayadan Analisis Formulasi. Pekanbaru: Unri Press. Akbar, S., Sudjiharno, dan Sunaryat. 2001. Pembesaran Kerapu Macan (Epinephelus fuscogutatus) dan Kerapu Tikus (Chromileptes altivelis) di Keramba Jaring Apung. Balai Budidaya Laut Lampung. Akbar, S dan Sudaryanto. 2002. Pembenihan dan Pembesaran Kerapu Bebek. Penebar Swadaya. Jakarta. Cholik, F, Ateng G. J, R.P. Purnomo dan Ahmad, Z. 2005. Akuakultur Tumpuan Harapan Masa Depan. Masyarakat Perikanan Nusantara dan Taman Akuarium Air Tawar. Gaspersz, V. (1994). Metode Perancangan Percobaan. Cetakan Kedua. CV. Armico. Bandung.. Siregar dan Adelina. 2009. Pengaruh Vitamin C terhadap Peningkatan Hemoglobin (Hb) Darah dan Kelulushidupan Benih Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis).

Suwirya, K., Giri, NA & Marzuqi, M (2001). Pengaruh n-3 HUFA terhadap pertumbuhan dan efisiensi pakan yuwana ikan kerapu bebek, Cromifeptes aftive/is. Di dalam Sudradjat, A, E. S Heruwati, A Poernomo, A Rukyani, J. Widodo dan E. Danakusum a (ed). Teknologi B udidaya Laut dan Pengembangan Sea Farming di Indonesia. Departemen Kelautan dan Perikanan. Halaman 201-206. (2008). fnformasi nutrisi ikan untuk menunjang pengembangan budidaya taut. Balai Besar Riset Perikanan Budidaya Laut Gondol. 8.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL PENGARUH PENAMBAHAN DOSIS VITAMIN C YANG BERBEDA PADA PAKAN BUATAN OTOHIME UNTUK PERTUMBUHAN BENIH IKAN KERAPU BEBEK (Chromileptes altivelis) Oleh RAHMAN TAMUTU NIM. 631409028 MENGETAHUI