OPTIMALISASI PENJADWALAN PROYEK REVITALISASI GEDUNG BPS KOTA GORONTALO DENGAN MENGGUNAKAN METODE CPM DAN PDM Noval Antuli Arfan Utiarahman, Komang Arya Utama Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Negeri Gorontalo INTISARI : Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Gorontalo dalam usahanya meningkatkan kualitas pelayanan melakukan revitalisasi gedung. Pembangunan gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo direncanakan waktu pelaksanaan selama 180 hari kerja dengan total biaya Rp. 1.385.945.709 tapi mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan sehingga perlu di optimalisasi dari segi waktu dan biaya agar mendapatkan hasil yang optimal. untuk itu diperlukan metode yang dapat mengoptimalkan waktu dan biaya tanpa mengurangi kualitas dan mutu. Metode CPM (Critical Path Method) dan metode PDM (Precedence Diagram Method) digunakan untuk menganalisis waktu penyelesaian proyek agar lebih efektif dan efisien dalam penjadwalan. Untuk mengatasi keterlambatan waktu dan kenaikan biaya proyek, maka dilakukan Crash Program dengan penambahan jumlah tenaga kerja. Hasil penelitian menunjukan durasi optimal proyek adalah 164 hari kerja dengan efisiensi waktu 11,67% dan total biaya sebesar Rp.1.374.440.709 dengan efisiensi biaya 0,83%, sehingga diperoleh penghematan biaya sebesar Rp.11.505.000. Kata Kunci : Optimalisasi, Metode CPM dan PDM, Percepatan. PENDAHULUAN Sebuah proyek dapat diartikan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang saling berkaitan yang dirancang dengan baik dalam rangka mencapai tujuan yang sesuai dengan tahapan proyeknya. Merencanakan dan mengendalikan suatu proyek kegiatan yang sangat kompleks akan sulit dilakukan karena harus dituntut untuk memperhatikan berbagai aspek seperti waktu, biaya dan sumber daya. Pada proyek revitalisasi Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo direncanakan waktu pelaksanaan proyek selama 180 HK tetapi mengalami keterlambatan dalam pelaksanaan. Melihat kondisi yang terjadi seperti ini, maka di butuhkan suatu perencanaan, penjadwalan dan optimalisasi proyek dari fase awal proyek sampai pada fase penyelasaiann proyek. Dalam hal ini metode jaringan kerja dapat memberikan solusi di dalam perencanaan penjadwalan proyek konstruksi. Dari segi penyusunan jadwal, jaringan kerja merupakan penyempurnaan dari bagan balok, karena dapat memberikan penyelesaian masalah-masalah yang belum terpecahkan seperti lama perkiraan kurun waktu penyelesaian proyek, kegiatan-
kegiatan yang bersifat kritis dalam penyelesaian proyek, adanya keterlambatan pelaksanaan serta pengaruhnya terhadap penyelesaian proyek secara keseluruhan. Dalam jaringan kerja terdapat tiga metode yang dianggap mampu menyuguhkan teknik dasar dalam menentukan urutan dan kurun waktu kegiatan proyek yang kemudian dipakai untuk memperkirakan waktu penyelesain proyek secara keseluruhan yaitu Critical Path Method (CPM), Project Evaluation and Review Technique (PERT), Precedence Diagram Method (PDM). Dari ketiga metode penjadwalan ini yang akan dibandingkan adalah metode CPM dan PDM. Berdasarkan uraian singkat pada latar belakang penelitian dirumuskan beberapa masalah yaitu : 1. Bagaimana jaringan kerja yang optimal untuk proyek pembangunan revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo? 2. Berapa durasi optimal yang diperoleh pada proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo? 3. Berapa total biaya proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo yang optimal? Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Menyusun jaringan kerja atau Network proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. 2. Menganalisa waktu yang optimal untuk menyelesaikan proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. 3. Menganalisa perkiraan biaya akibat percepatan waktu pelaksanaan. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada instansi yang terlibat dalam proyek pekerjaan konstruksi agar menghasilkan produk konstruksi yang tepat waktu dalam pengerjaan, tepat metode dan tepat biaya. METODE PENELITIAN Kajian ini akan membandingkan antara hasil penjadwalan aktivitas proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo menggunakan metode
CPM dan PDM. Setelah melakukan penjadwalan dengan kedua metode tersebut dilanjutkan dengan menganalisa kedua metode penjadwalan untuk mendapatkah hasil yang optimal ditinjau dari waktu dan biaya, dari hasil analisa optimasi didapatkan metode penjadwalan yang efektif dan efisien pada proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo. HASIL DAN PEMBAHASAN Biaya langsung (direct cost) adalah biaya untuk segala sesuatu yang akan menjadi komponen permanen hasil akhir proyek. Rincian biaya langsung dapat dilihat dalam Tabel 4.1 dibawah ini Tabel 4.1. Daftar Biaya Langsung Pekerjaan No Jenis Pekerjaan Biaya I Pekerjaan Persiapan Rp 29.750.000 II Pekerjaan Tanah dan pasir Rp 8.955.549,36 III Pekerjaan Pasangan Dan Plesteran Rp 154.675.346,14 IV Pekerjaan Struktur Beton Bertulang Rp 503.372.668,68 V Pekerjaan Lantai Dan Dinding Rp 102.942.427,39 VI Pekerjaan Kosen Pintu, Jendela Railling Dan Penggantung Rp 161.244.483,63 VII Pekerjaan Atap Dan Plafon Rp 124.833.321,98 VIII Pekerjaan Pengecetan Rp 32.963.497,20 IX Pekerjaan Instalasi Air, Septictank Dan Groundtank Rp 59.070.051,95 X Pekerjaan Instalasi Listrik, Server, Tepon, Tv, Dan Ac Rp 39.138.362,50 XI Pekerjaan Lain-Lain Rp 7.000.000,00 TOTAL Rp 1.223.945.708,78. Sumber: CV Mutiara Sulawesi Total biaya langsung sesuai dengan data Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang diperoleh dari konsultan pelaksana proyek pembangunan gedung BPS Kota Goorontalo sebesar Rp 1.223.945.708,78.
Biaya tidak langsung (indirect cost) meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan tanpa bergantung pada volume pekerjaan yang dilaksanakan tetapi bergantung pada lamanya waktu pelaksanaan pekerjaan. Rincian daftar biaya tidak langsung proyek dapat dilihat pada Tabel 4.2 Tabel 4.2 Daftar Biaya Tidak Langsung Pekerjaan No Uraian Jml Biaya I PELAKSANA 1 Site Manager 1 Rp. 8.000.000 2 Pelaksana 2 @ Rp. 3.000.000 3 ME 1 Rp. 2.400.000 4 Administrasi/logistik 1 @ Rp. 2.000.000 5 Satpam 2 @ Rp. 1.500.000 II FASILITAS 1 Transportasi Rp. 3.500.000 2 Listrik Rp. 600.000 3 Air Rp. 500.000 III Biaya tak terduga dari real cost 2% Rp. 1.600.000 TOTAL Rp. 27.000.000 Sumber: CV. Mutiara Sulawesi Berdasarkan Tabel 4.2 di atas biaya tidak langsung yang dikeluarkan oleh kontraktor pelaksana sebesar Rp. 27.000.000,00 perbulan, serta biaya tidak langsung yang harus dikeluarkan oleh kontraktor pelaksana selama 180 hari kerja sebesar Rp. 162.000.000,00. Setelah dilakukan penjadwalan dengan menggunakan metode CPM dan metode PDM dengan bantuan Microsoft Project didapat jalur kritis. Adapun jalur kritis yang terdapat pada metode CPM dan PDM dapat dilihat pada Tabel 4.4 dan 4.6.
Tabel 4.4. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis Pekerjaan dengan metode CPM Kode Uraian Pekerjaan Durasi A Pembongkaran Bangunan Lama 7 B Pengukuran & Pasang Bowplank 2 E Pek. Cor Pondasi Telapak 10 F Pek. Galian Tanah Untuk Pondasi 8 G Pek. Urugan Tanah Bekas Galian Pondasi 2 H Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi 2 I Pek. Aanstamping Batu Kosong 2 J Pek. Pondasi Batu Kali / Belah 1PC : 4PP 5 K Pek. Cor Beton Sloef (TB-1) 20/40 8 M Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 01 12 R Pek. Cor Beton Balok Induk (B1) 25/50 Lantai 02 11 U Pek. Cor Plat Lantai Beton Bertulang Camp 1:2:3 lantai 02 11 W Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 10 Y Pek. Cor Beton Balok Anak (B3) 20/30 Lantai 02 & 03 9 AA Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan & Atap Metal 7 AQ Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02 10 AR Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 12 Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai AS 02 12 AT Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 12 BC Pek. Pengecatan Dinding Tembok Outdoor (Setara KW 1) 8 BD Pek. Pengecatan Dinding Tembok Indoor 8 BE Pek. Pengecatan Plafond 10 BF Pek. Pengecatan Kayu 12
Tabel 4.6. Daftar Kegiatan-Kegiatan Kritis Pekerjaan dengan metode PDM Kode Uraian Pekerjaan Durasi A Pembongkaran Bangunan Lama 7 B Pengukuran & Pasang Bowplank 2 C Papan Nama Proyek 1 E Pek. Cor Pondasi Telapak 10 G Pek. Urugan Tanah Bekas Galian Pondasi 2 H Pek. Urugan Pasir Dibawah Pondasi 2 I Pek. Aanstamping Batu Kosong 2 J Pek. Pondasi Batu Kali / Belah 1PC : 4PP 5 K Pek. Cor Beton Sloef (TB-1) 20/40 8 L Pek. Cor Beton Sloef (PB) 15/20 7 N Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 01 11 P Pek Cor Balok Latey 12/12 Lantai 01 11 Q Pek. Cor Beton Tangga Beton Bertulang 8 T Pek Cor Balok Latey 12/12 Lantai 02 & 03 10 W Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 10 Y Pek. Cor Beton Balok Anak (B3) 20/30 Lantai 02 & 03 9 Z Pek. Cor Plat Talang Lantai 03 8 AA Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Dan Atap Metal 7 AB Pek. Bubungan Metal Roof 4 AQ Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02&03 10 AR Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 12 AS Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 & 03 12 AT Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 & 03 12 AU Pek. Acian Dinding 5 AV Pas Lantai Keramik 50 x 50 Lantai 02 (Setara KW1) 8 AW Pas Plint Dinding Keramik 10 x 50 Lantai 02 (Setara KW1) 5 AX Pek. Dinding Keramik KM/ WC 20x25 Lantai 01&03 3 AY Pek. Pelester + Floor Lantai Plat Talang 3 BB PEK. PLAFOND LANTAI 01 & 02 8 BE Pek. Pengecatan Plafond 10 BF Pek. Pengecatan Kayu 2 Dari Tabel 4.4 dan Tabel 4.6 di atas pekerjaan yang akan dipercepat berdasarkan kegiatan-kegiatan kritis adalah pekerjaan dengan kode kegiatan W, AA, AQ, AR, AS, AT. Adapun beberapa alasan pengambilan keenam item pekerjaan tersebut menjadi item pekerjaan yang akan dipercepat adalah sebagai berikut :
1. Item pekerjaan tersebut dapat dipercepat waktu pengerjaannya pada kedua metode yaitu CPM dan PDM. 2. Item pekerjaan tersebut bila dipercepat tidak mengakibatkan perubahan jalur kritis atau lintasan kritis pada kedua metode yaitu metode CPM dan PDM. Berbasarkan kegiatan-kegiatan kritis terpilih pada metode CPM yang akan dipercepat dihitung berdasarkan biaya langsung sehingga diperoleh pertambahan biaya, seperti yang disajikan pada Tabel 4.9 dan Tabel 4.10. Tabel 4.9. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih dengan metode CPM Kode Jenis Durasi Percepatan Durasi Pekerjaan Pekerjaan Normal Durasi Percepatan AS AQ Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 & 03 Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02&03 12 hari 2 hari 10 hari 10 hari 2 hari 8 hari W AA AR AT Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Dan Atap Metal Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 & 03 10 hari 2 hari 8 hari 7 hari 2 hari 5 hari 12 hari 2 hari 10 hari 12 hari 2 hari 10 hari
Tabel 4.10. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode Pek Normal Percepatan Slope Crashing Durasi Biaya Durasi Biaya Biaya AS 12 Rp. 10.714.666 2 10 Rp. 10.949.666 Rp. 235.000 AQ 10 W 10 AA 7 AR 12 AT 12 Rp. 7.296.960 2 8 Rp. 7.551.960 Rp. 255.000 Rp. 48.529.101 2 8 Rp. 48.874.101 Rp. 345.000 Rp. 56.284.057 2 5 Rp. 56.674.057 Rp. 390.000 Rp. 23.589.662 2 10 Rp. 24.024.662 Rp. 435.000 Rp. 16.818.207 2 10 Rp. 19.208.207 Rp. 2.390.000 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.9 dan 4.10 didapat total slope biaya percepatan selama 12 hari sebesar Rp. 4.050.000,00. Setelah diperoleh Slope biaya tiap item pekerjaan, dilanjutkan dengan perhitungan kenaikan biaya langsung Tabel 4.11. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode Pek Durasi Akumulasi Durasi Slope biaya Biaya Percepatan Percepatan Proyek perhari Langsung - - 180 hari - Rp. 1.223.945.709 AS 2 hari 2 hari 178 hari Rp. 235.000 Rp. 1.224.180.709 AQ 2 hari 4 hari 176 hari Rp. 255.000 Rp. 1.224.435.709 W 2 hari 6 hari 174 hari Rp. 345.000 Rp. 1.224.780.709 AA 2 hari 8 hari 172 hari AR 2 hari 10 hari 170 hari AT 2 hari 12 hari 168 hari Rp. 390.000 Rp. 435.000 Rp. 2.390.000 Rp. 1.225.170.709 Rp. 1.225.605.709 Rp. 1.227.995.709
Berdasarkan Tabel 4.11 di atas dapat dilihat bahwa semakin cepat waktu penyelesaian proyek maka biaya langsung akan semakin naik. Selanjutnya perhitungan percepatan durasi pekerjaan berdasarkan kegiatan kritis serta perhitungan slope biaya pekerjaan disajikan dalam Tabel 4.13 dan Tabel 4.14 Tabel 4.13. Hasil Analisis Percepatan Durasi Kegiatan Terpilih dengan Metode PDM Kode Jenis Durasi Percepatan Durasi Pekerjaan Pekerjaan Normal Durasi Percepatan AQ W AA AR AT AS Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 3PP Lantai 02&03 Pek. Cor Kolom Utama K1 40/40 Lantai 02 Pek. Kuda-Kuda Rangka Baja Ringan Dan Atap Metal Pas. Dinding 1/2 Bata Sp. 1PC : 5PP Lantai 02 Pek. Plesteran Dinding sp. 1PC : 5PP Lantai 02 & 03 Pek. Plesteran Dinding +Kolom, Plat Luifel, & Balok sp. 1PC : 3PP Lantai 02 & 03 10 hari 2 hari 8 hari 10 hari 2 hari 8 hari 7 hari 2 hari 5 hari 12 hari 5 hari 7 hari 12 hari 5 hari 7 hari 12 hari 5 hari 7 hari..
Tabel 4.14. Slope Biaya Pekerjaan Akibat Percepatan Kode Pek AQ W AA AR AT AS Normal Percepatan Slope Crashing Durasi Biaya Durasi Biaya Biaya 10 Rp. 7.296.960 2 8 Rp. 7.551.960 Rp. 255.000 10 Rp. 48.529.101 2 8 Rp. 48.874.101 Rp. 345.000 7 Rp. 56.284.057 2 5 Rp. 56.674.057 Rp. 390.000 12 Rp. 23.589.662 5 7 Rp. 24.027.162 Rp. 437.500 12 Rp. 16.818.207 5 7 Rp. 18.285.707 Rp. 1.467.500 12 Rp. 10.714.666 5 7 Rp. 15.669.666 Rp. 4.955.000 Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel 4.13 dan 4.14 didapat total slope biaya percepatan selama 21 hari sebesar Rp. 7.850.000,00. Setelah diperoleh hasil pertambahan biaya (slope biaya) tiap item Pekerjaan, dilanjutkan dengan menghitunng kenaikan Biaya Langsung. Kenaikan Biaya langsung dapat dilihat dalam Tabel 4.15. Tabel 4.15. Daftar Kenaikan Biaya Langsung Kode Pek Durasi Akumulasi Durasi Slope biaya Biaya Percepatan Percepatan Proyek perhari Langsung - - 180 hari - Rp 1.223.945.709 AQ 2 hari 2 hari 178 hari Rp. 255.000 Rp. 1.224.200.709 W 2 hari 4 hari 176 hari AA 2 hari 6 hari 174 hari AR 5 hari 11 hari 169 hari AT 5 hari 16 hari 164 hari AS 5 hari 21 hari 159 hari Sumber Hasil Analisis Rp. 215.000 Rp. 390.000 Rp. 437.500 Rp. 1.467.500 Rp. 4.955.000 Rp. 1.224.545.709 Rp. 1.224.945.709 Rp. 1.225.373.209 Rp. 1.226.840.709 Rp. 1.231.795.709
Berdasarkan Tabel 4.15 di atas dapat dilihat bahwa semakin cepat waktu penyelesaian proyek maka biaya langsung akan semakin naik. Biaya tidak langsung dihitung berdasarkan percepatan durasi pekerjaan atau umur proyek seperti pada Tabel 4.16 dibawah ini. Tabel 4.16. Perhitungan Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Analisa CPM Durasi Durasi Total Biaya Total Biaya Gaji Perhari Proyek Percepatan Gaji Biaya tidak Langsung 180 HK Rp. 900.000 - Rp. 162.000.000 178 HK Rp. 900.000 2 hari Rp. 1.800.000 Rp. 160.200.000 176 HK Rp. 900.000 4 hari Rp. 3.600.000 Rp. 158.400.000 174 HK Rp. 900.000 6 hari Rp. 5.600.000 Rp. 156.600.000 172 HK Rp. 900.000 8 hari Rp. 7.200.000 Rp. 154.800.000 170 HK Rp. 900.000 10 hari Rp. 9.000.000 Rp. 153.000.000 168 HK Rp. 900.000 12 hari Rp. 10.800.000 Rp. 151.200.000 Tabel 4.17. Perhitungan Biaya Tidak Langsung Berdasarkan Analisa PDM Durasi Durasi Total Biaya Total Biaya Gaji Perhari Proyek Percepatan Gaji Biaya tidak Langsung 180 HK Rp. 900.000 - Rp. 162.000.000 178 HK Rp. 900.000 2 hari Rp. 1.800.000 Rp. 160.200.000 176 HK Rp. 900.000 4 hari Rp. 3.600.000 Rp. 158.400.000 174 HK Rp. 900.000 6 hari Rp. 5.600.000 Rp. 156.600.000 169 HK Rp. 900.000 11 hari Rp. 9.900.000 Rp. 152.100.000 164 HK Rp. 900.000 16 hari Rp. 14.400.000 Rp. 147.600.000 159 HK Rp. 900.000 21 hari Rp. 18.900.000 Rp. 143.100.000
Total biaya proyek adalah jumlah dari biaya langsung ditambah dengan biaya tidak langsung. seperti pada tabel 4.18 dan 4.19 dibawah ini. Tabel 4.18. Total Biaya Proyek Berdasarkan Analisa CPM Umur Proyek Biaya proyek Total Biaya Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Proyek 180 HK Rp. 1.223.945.709 Rp. 162.000.000 Rp. 1.385.945.709 178 HK Rp. 1.224.180.709 Rp. 160.200.000 Rp. 1.384.380.709 176 HK Rp. 1.224.435.709 Rp. 158.400.000 Rp. 1.382.835.709 174 HK Rp. 1.224.780.709 Rp. 156.600.000 Rp. 1.381.380.709 172 HK Rp. 1.225.170.709 Rp. 154.800.000 Rp. 1.379.970.709 170 HK Rp. 1.225.605.709 Rp. 143.000.000 Rp. 1.378.605.709 168 HK Rp. 1.227.995.709 Rp. 151.200.000 Rp. 1.379.195.709 Berdasarkan tabel 4.18 di atas diperoleh total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 1.378.605.709. Tabel 4.19. Total Biaya Proyek Berdasarkan Analisa PDM Umur Proyek Biaya proyek Total Biaya Biaya Langsung Biaya Tidak Langsung Proyek 180 HK Rp 1.223.945.709 Rp. 162.000.000 Rp 1.385.945.709 178 HK Rp. 1.224.200.709 Rp. 160.200.000 Rp 1.384.400.709 176 HK Rp. 1.224.545.709 Rp. 158.400.000 Rp 1.382.945.709 174 HK Rp. 1.224.945.709 Rp. 156.600.000 Rp 1.381.535.709 169 HK Rp. 1.225.373.209 Rp. 152.100.000 Rp. 1.377.473.209 164 HK Rp. 1.226.840.709 Rp. 147.600.000 Rp. 1.374.440.709 159 HK Rp. 1.231.795.709 Rp. 143.100.000 Rp. 1.374.895.709
Berdasarkan Tabel 4.19 di atas diperoleh total biaya proyek yang optimum sebesar Rp. 1.374.440.709. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari kedua metode CPM dan PDM diperoleh durasi optimal dengan menggunakan metode PDM yaitu 164 hari kerja. 2. Total biaya pelaksanaan proyek revitalisasi gedung Badan Pusat Statistik Kota Gorontalo dengan durasi optimal 164 hari kerja serta biaya sebesar Rp. 1.374.440.709 SARAN Saran-saran yang dapat diberikan berdasarkan penilitian ini adalah sebagai berikut: 1. Perencanaan jaringan kerja haruslah memperhatikan sistematika penyusunan jaringan kerja serta penyusunan logika ketergantungan. 2. Penelitian dengan metode penjadwalan perlu dikembangkan untuk penelitian-penelitian selanjutnya, dengan menggunakan metode atau pendekatan lain seperti Project Evaluation and Review Teqnique (PERT). 3. Setiap kali selesai mempercepat kegiatan, teliti kemungkinan adanya float yang mungkin dapat dipakai untuk mengulur waktu kegiatan yang bersangkutan untuk memperkecil biaya. 4. Bila dalam proses mempercepat waktu proyek terbentuk jalur kritis baru, maka percepat kegiatan-kegiatan kritis yang mempunyai slope biaya terendah.
DAFTAR PUSTAKA Ali. Tubagus. Haedar. 1989. Prinsip-Prinsip Network Planning. Jakarta: Gramedia. Dipohusodo. Istimawan. 1996. Manajemen Proyek dan Konstruksi Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius. Ervianto. Wulfram. i. 2005. Manajemen Proyek. Yogyakarta: Andi. Soeharto. Iman. 1999. Manajemen Proyek. Jakarta: Erlangga. Koolma. A dan Van de Schoot. C.J.M. 1988. Manajemen Proyek. Jakarta: Universitas Indonesia. Husen. Abrar. 2009. Perencanaan Penjadwalan Dan Pengendalian Proyek. Yogyakarta: CV. Andi Offset Luthan. P.L.A. dan Syafriandi. 2006. Aplikasi Microsoft Project. Yogyakarta: CV. Andi Offset. Sugeng. (2012). Microsoft Word BAB II [Online]. Tersedia pada: http://eprints.undip.ac.id/34116/5/1642_chaper_ii.pdf. Diakses pada 10 April 2013.