Latar Belakang : 9/12/2014. Health Technology Assesment di Laboratorium RS Daerah Perbatasan, Terpencil & Kepulauan (DPTK)

dokumen-dokumen yang mirip
Health Technology Assessment

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

Oleh. Dr.Lili Irawati,M.Biomed

Perawat & Program Perawatan di Rumah Sakit

BAB II LANDASAN TEORI

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

REHABILITASI PADA LAYANAN PRIMER

BAB I PENDAHULUAN. Healthcare Associated Infections (HAIs) telah banyak terjadi baik di

KASYFI HARTATI Disampaikan pada ASM 2014

PENGEMBANGAN RUMAH SAKIT PENDIDIKAN DI DAERAH TERPENCIL

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh pasien, serta kondisi ekonomi dan finansial dari pasien, yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NOTA KEBIJAKAN # Pertimbangan-pertimbangan untuk Menetapkan Proses atau Program Penapisan Teknologi Kesehatan (HTA) Definisi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. a. Definisi jaminan kesehatan nasional

BAB 1 PENDAHULUAN. Kegiatan penanggulangan Tuberkulosis (TB), khususnya TB Paru di

PENDAHULUAN.. Upaya Kesehatan Jiwa di Puskesmas: Mengapa Perlu? Direktorat Bina Kesehatan Jiwa Kementerian Kesehatan RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945, yaitu pasal 28 yang menyatakan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Unsur terpenting dalam organisasi rumah sakit untuk dapat mencapai

SISTEM PELAYANAN KESEHATAN & SISTEM RUJUKAN. Dr. TRI NISWATI UTAMI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. spesialis, subspesialis yang mempunyai fungsi utama yang menyediakan dan. efektif, sehingga masyarakat tidak merasa di kecewakan.

Oleh : Misnaniarti FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS SRIWIJAYA

Winarni, S. Kep., Ns. MKM

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM KESEHATAN DAERAH

PRAKTEK SPESIALIS DI ERA SJSN. Aru W. Sudoyo Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia PAPDI

Sekilas Tentang Penilaian Teknologi Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi informasi, media dan komunikasi telah. mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara

BAB I PENDAHULUAN. (WHO, 2015). Sedangkan kesehatan menurut Undang Undang No. 36 Tahun 2009

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATANDi ERA JKN DALAM PROGRAM KESELAMATAN PASIEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan rehabilitasi dengan mendekatkan pelayanan pada masyarakat. Rumah sakit

Pemeliharaan Kesehatan. Masyarakat) & DOKTER KELUARGA

Sugianto Adisaputro Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta

JAMINAN PEMELIHARAAN KESEHATAN MASYARAKAT (JPKM)

BAB I LATAR BELAKANG

PELAYANAN KEFARMASIAN SESUAI STANDAR

INFORMED CONSENT. dr. Meivy Isnoviana,S.H

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

PERAN BADAN LITBANGKES DALAM PENCAPAIAN UHC. Siswanto Ka Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kemenkes RI

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat strategis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 1438/Menkes/per/IX/ 2010 tentang standar pelayanan kedokteran Bab V pasal 10 ayat 4 berbunyi:

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi nosokomial atau yang sekarang dikenal dengan Healthcare Associated

PERAN IDI DALAM MELAKSANAKAN KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA TERKAIT PROSES VERIFIKASI BPJS

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

CLINICAL PATHWAY (JALUR KLINIS)

THE IMPORTANCE OF HOSPITAL SPECIFIC CLINICAL PRACTICE GUIDELINES TOWARDS BETTER CLINICAL MANAGEMENT

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup layak, baik dalam kesehatan pribadi maupun keluarganya, termasuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kompetensi, Mutu Layanan dan Keselamatan Pasien

BAB I PENDAHULUAN. orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya

BPJS Kesehatan, Supply, dan Demand Terhadap Layanan Kesehatan. Oleh: Novijan Janis. Kepala Subbidang Analisis Risiko Ekonomi, Keuangan, dan Sosial

SATOE BOELAN BERSAMA JKN. ARSADA PUSAT RDP/RDPU Komisi IX DPRRI Senayan,20 Januari 2014

MANAJEMEN REKAM MEDIS DALAM STANDAR AKREDITASI VERSI 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB I PENDAHULUAN. 28H dan pasal 34 Undang-Undang Dasar Dalam Undang Undang Nomor

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEBIJAKAN PELAYANAN DOKTER GIGI KELUARGA (DOKTER GIGI SEBAGAI LAYANAN PRIMER) L A E L I A D W I A N G G R A I N I

Justinus duma, SFt, Physio

RENSTRA BERBASIS KLINIK

BAB I PENDAHULUAN. individu, keluarga, masyarakat, pemerintah dan swasta. Upaya untuk meningkatkan derajat

BAB I PENDAHULUAN. komitmen pembangunan kualitas masyarakat di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Integrated Care for Better Health Integrasi Layanan untuk Kesehatan Yang Lebih Baik

EKONOMI KESEHATAN (HEALTH ECONOMICS) )

BAB 1. bagi semua bangsa Indonesia. Pandangan pencapaian kesehatan bagi semua ini sering

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Analisis Lingkungan Internal RS: Pendekatan Analisis dengan Kerangka Rantai Nilai. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan FK UGM

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan analisa pada uraian dari Bab I (satu) sampai dengan Bab IV. merupakan cangkupan dari bahasan sebelumnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketika berobat ke rumah sakit. Apalagi, jika sakit yang dideritanya merupakan

AMAL C. SJAAF PURNAWAN JUNADI ATIK NURWAHYUNI

Prosedur pendaftaran dilaksanakan dengan efektif dan efisien dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. of Hospital Care yang dikutip Azwar (1996) mengemukakan beberapa

Dokumen yang dibutuhkan 1. Data Cakupan

MEMBANGUN QUALITY ASSURANCE PELAYANAN PRIMER MELALUI JEJARING dokteridi.net. Dr. DAENG MOHAMMAD FAQIH, MH SEKJEN PB IDI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Definisi kesehatan menurut undang-undang nomor 36 tahun 2009 adalah

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Biro Hukum dan Organisasi Kementerian Kesehatan RI. Surabaya, 5 Agustus 2010

PROSES PENENTUAN KEBIJAKAN PEMBIAYAAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan masayrakat setinggi-tingginya diwilayah kerjanya.

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan adanya keberpihakan dan perhatian pemerintah terhadap peningkatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Endang Basuki dan Trevino Pakasi Departemen Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Inovasi PERSI dalam Mutu Pelayanan Kesehatan di RS dalam skema Jaminan Kesehatan Nasional

BAB 1 Pendahuluan. A. Latar Belakang

DIREKTORAT BINA YANMED SPESIALISTIK DIREKTORAT JENDERAL BINA YANMED

MEDICAL RECORD IN AMBULATORY CARE

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan. 2. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEKER DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang adil dan merata. Salah satu pelayanan kesehatan adalah

Prof. Dr. dr. Akmal Taher, Sp.U(K) Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. penting dari pelayanan kesehatan termasuk hasil yang diharapkan dengan berbasis

KEKHAWATIRAN DAN HARAPAN RUMAH SAKIT PRIVAT TERHADAP PELAKSANAAN UU. SJSN/BPJS. Oleh: Mus Aida (Ketua ARSSI)

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

SUBSISTEM OBAT DAN PERBEKALAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dr. AZWAN HAKMI LUBIS, SpA, M.Kes

Transkripsi:

Health Technology Assesment di Laboratorium RS Daerah Perbatasan, Terpencil & Kepulauan (DPTK) Budi Mulyono Departemen Patologi Klinik FKUGM Email: bmoel2012@gmail.com Pengkajian Teknologi Kesehatan (Health Technology Assesment / HTA) Teknologi Adalah pemanfaatan ilmu pengetahuan secara terorganisasi untuk tujuan praktis (US Office of Technology Assessment, 1982; WHA, 2007). Teknologi Kesehatan Adalah teknik, obat, alat dan prosedur yang digunakan oleh profesi kedokteran dalam memberi pelayanan medis pada seseorang dan sistem dimana pelayanan medis itu diberikan (US Office of Technology Assessment, 1982; WHA, 2007)). Pengkajian/Penapisan Teknologi Kesehatan (HTA) Adalah analisis terstruktur terhadap suatu kelompok teknologi kesehatan atau issue terkait teknologi kesehatan yang ditujukan untuk memberi masukan bagi pembuat kebijakan dalam menyusun kebijakan pelayanan kesehatan (US Office of Technology Assessment, 1994; WHA, 2007). Tim Ahli HTA Adalah tim yang terdiri dari para ahli multidisiplin -tergantung topik penapisan- yang akan melakukan penilaian terhadap teknologi kesehatan Latar Belakang : Perkembangan teknologi kesehatan/ kedokteran perkembangan pelayanan kesehatan Penggunaan teknologi ~ beban biaya Ada celah overuse & malpraktik Tidak semua teknologi efektif dan efisien dalam meningkatkan mutu pelayanan perlu penilaian/ penapisan berbasis bukti Untuk penyelenggaraan perlu pedoman, penanggung-jawab, tim ahli 1

Lingkup Pengkajian teknologi kesehatan dapat terhadap obat, produk biologis, peralatan kesehatan, prosedur medik dan bedah, sistem penunjang klinis, sistem organisasi dan manajerial yang berkaitan dengan upaya penyembuhan dan pemulihan kesehatan manusia dimulai dengan identifikasi kebutuhan penilaian hingga pemanfaatannya dan pembaruannya. HTA Application : Prevention: Prevention: against disease, reducing the risk of its occurrence, or limiting its extent or sequelae (immunization, hospital infection control program, fluoridated water) Screening Screening:: detect a disease, abnormality, or associated risk factors in asymptomatic people (Pap smear, mammography, cholesterol testing) Diagnosis Diagnosis:: identify the cause / nature / extent of disease with clinical signs or symptoms (ECG, typhoid serotest, x-ray for broken bone) HTA Application : Treatment: Treatment: to improve or maintain health status, avoid deterioration, or provide palliation (antiviral therapy, coronary artery surgery, drugs for cancer pain) Rehabilitation: Rehabilitation: restore, maintain or improve a physically or mentally disabled person's function and well-being (exercise program for post-stroke patients, assistive device for severe speech impairment) 2

Apakah dengan Multi Slices CT scan pasien tumor otak ini lalu lolos dari kematian? Apakah dg teknologi otomatis terpadu, Lab Klin dpt meningkatkan layanan klinis RS? Apakah beaya layanan laboratorium dpt diturunkan? Kronologi Perkembangan HTA: Dimulai sejak 1970-an dg adanya demam CT Scan di AS yg msh mahal, Feb. 1975 US Senat Committe membentuk cost-utility analysis team. Perkembangan HTA msh secara sendiri-sendiri 1993 INAHTA (International Network of Agencies for HTA) didirikan sbg profesional society, skr mempunyai 26 ngr anggota dg 52 agensi 2003 - HTAi (HTA International), himpunan akademisi, profesi, birokrasi, industri dan konsumen, skr 59 ngr anggota dan >1200 anggota 3

Kronologi Perkembangan HTA: 29 Mei 2007 World Health Assembly menerbitkan Resolusi WHA.60 : rumusan mekanisme kajian, perencanaan, pengadaan dan pengelolaan HT thd bbrp alat medis disesuaikan dg kebutuhan nasional (WHO Global Initiatives for HT) 2013 WHA.66 : WHO Global Program Work 2014-2015, prioritasi teknologi alat medis melalui HTA 2014 WHA.67 : penerapan HTA dlm implementasi Universal Health Coverage, menjadi tanggungjawab bersama antara profesi kesehatan, birokrat pelayanan kesehatan, akademisi dan pelaku industri. UHC menjadi landasan pelayanan kesehatan berbasis penjaminan (BPJS) Bagaimana profesi Patologi Klinik & Kedokteran Laboratorium? Klasifikasi Teknologi Orientasi dasar HTA Jenis organisasi yg memerlukan HTA Jenis profesi yang terlibat Falsafah HTA : Berkembang (evolving) Fleksibel, dan Menyesuaikan dgn tujuan (tailored) )))to the task) Manajemen HTA Prinsip-prinsip dasar HTA : Berdasarkan bukti (evidence based) Terkini (up to date) Konsensus para ahli Tahapan Proses HTA : 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Tindak Lanjut 4

How HTA works : Health technology assessment considers the effectiveness, appropriateness and cost of technologies By asking 4 fundamental questions: Does the technology work, for whom, at what cost, how does it compare with alternatives? (UK National Health Service R&D Health Technology Assessment Programme 2003) Health Technology Assessment considers effectiveness appropriateness cost H T A assessment framework Does it work for whom at what cost how it compares w/ alternatives 5

Permasalahan geografis pelayanan kesehatan di Indonesia : Negara Indonesia berbentuk kepulauan yang luas, sebagian rakyat bertempat-tinggal di pulau-pulau terpencil atau di daerah yang langsung berbatas dengan negara tetangga Di Bagian Timur terdapat 19 % penduduk yang menempati 55 % wilayah Indonesia Terdapat 183 daerah dikategorikan DPTK (= 3T ) Kendala transportasi dan perhubungan menjadi hambatan dalam pemerataan upaya pelayanan kesehatan. Pemerintah berupaya untuk mengatasi permasalahan di daerah PTK ini, kebijakan tentang perihal ini mengundang sumbangan pemikiran para profesi pelayanan kesehatan. Daerah Kepulauan / Terpencil 6

Daerah Perbatasan Pelayanan kesehatan merupakan hak setiap warganegara yang dijamin dalam UUD Negara RI tahun 1945, yang harus diwujudkan dengan upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya. Rumah sakit, termasuk laboratorium klinik, merupakan unit pelayanan kesehatan yang dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan, kemajuan teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Setiap kegiatan dalam upaya memelihara kesejahteraan dan kesehatan masyarakat dilaksanakan dengan prinsip nondiskriminatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa. Diperlukan perlakuan khusus untuk daerah yang terpencil, daerah yang berbentuk kepulauan dan daerah yang langsung berhubungan dengan bagian negara lain Upaya pelayanan kesehatan dan pelayanan medik yang lebih baik Permenkes No 340/Menkes/PER/III/2010 menetapkan Klasifikasi RSU menjadi empat kelas yaitu rumah sakit kelas A, B, C dan D Fasilitas dan kemampuan pelayanan 7

Klasifikasi laboratorium klinik (Permenkes 411/2010) Sederhana + Imunologi sederhana > Lengkap teknik automatik KESEPADANAN Lab. RS (kelas RS) A, B Utama C Madya D Lab. Klinik umum Pratama Bagaimana standar fasilitas di Lab. RS di Daerah Perbatasan, Terpencil & Kepulauan? RS Daerah Terpencil & Kepulauan: transportasi terkendala, jenis penyakit berisiko kegawatan beragam, SDM kesehatan terbatas, pembiayaan kesehatan beragam RS Daerah Perbatasan: disamping hal tsb diatas adalah harga diri bangsa dipertaruhkan 8

9

Health Technology Assessment considers effectiveness appropriateness cost Contoh Pengkajian Teknologi : Kategori Daerah Terpencil / Kepulauan Perbatasan Effectiveness Kasus tidak banyak, kesulitan merujuk Kasus tidak banyak, perujukan terbatas Appropriateness Kasus emergensi, Life threatening cases Kasus rutin, keseharian, Harga diri Bangsa Cost attainment BPJS : Penerima Bantuan Mutlak diperlukan Iuran, Mandiri subsidi pemerintah Solusi teknologi Manual, otomatis dengan throughput terbatas, POCT Manual, otomatis dengan throughput terbatas, POCT RESUME : Pengkajian / penapisan teknologi kesehatan (HTA) sudah mrpk hal yg hakiki dlm pelayanan kesehatan saat ini, termasuk pelayanan laboratorium klinik WHO : implementasi HTA terkait Universal Health Coverage, profesi kesehatan berperan besar Wilayah Indonesia sangat luas, pemerataan pelayanan kesehatan hrs dpt menjangkau Daerah Perbatasan Terpencil & Kepulauan. Profesi Patologi Klinik seyogyanya mampu merumuskan kapasitas pelayanan laboratorium klinik RS yg tepat untuk kebutuhan masyarakat 10

Health Technology Assessment What benefits it can do for a better health care of Indonesia Terimakasih 11