BAB I PENDAHULUAN. dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

dokumen-dokumen yang mirip
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. menentukan masa depan bangsa, melalui pendidikan ini cita-cita luhur untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. prasarana pendidikan, sistem penilaian dan pengelolaan pendidikan. Pembenahan semua komponen pendidikan, pada tahun terakhir ini

Kegiatan Belajar 4: Menelaah Tes Hasil Belajar

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB III ANALISIS SISTEM

Petunjuk Penggunaan. Disusun Oleh Muhamad Khotib.

2014 PENGGUNAAN ALAT PERAGA PAPAN BERPAKU UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA PADA MATERI KELILING PERSEGI DAN PERSEGI PANJANG

Panduan Penggunaan AnBuso

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

I. PENDAHULUAN. berbudi pekerti, dan takwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa. penentu kebijakan. Upaya peningkatan mutu pendidikan ini ditujukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pesat telah membawa banyak pengaruh terhadap berbagai bidang. Dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Panduan e-rapor SMK DAFTAR ISI

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting pada kehidupan setiap orang. Menurut

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah research and development

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tira Nur Indah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. perubahan dan permasalahan dengan sikap. Undang-undang Sisdiknas No. 20. Tahun 2003 Pasal 1 menyebutkan bahwa.

BAB I PENDAHULUAN. dibuka secara elektronik melalui komputer sesuai dengan perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. sekolah-sekolah sampai sekarang merupakan lembaga pendidikan utama yang. merupakan pusat pengembangan sumber daya manusia.

I. PENDAHULUAN. Salah satu media pembelajaran yang dapat memberikan pendidikan yang. menyenangkan bagi siswa adalah komputer. Kelebihan komputer dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. penelitian ini menggunakan dua instrumen untuk mengumpulkan data (a) angket,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian dari perjalanan seorang manusia.

I. PENDAHULUAN. persaingan secara bebas, menuntut adanya peningkatan kualitas sumber daya

DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA PADA POKOK BAHASAN DALIL PYTHAGORAS (Kelas VIII Semester I SMP Muhammadiyah 4 Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan baik di dalam maupun di luar sekolah. Oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Analisis Butir Soal Ujian Akhir Semester Mata Pelajaran Bahasa Jawa Kelas VIII SMP Negeri 2 Sruweng Kebumen Tahun Pelajaran 2014/2015

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

ANALISIS SOAL UJIAN AKHIR SEKOLAH MATEMATIKA KELAS IX SMP SE-KABUPATEN KLATEN TAHUN AJARAN 2011/2012 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses dalam pembangunan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat

Petunjuk Penggunaan. Disusun Oleh. Safaruddin.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok manusia dan memegang peranan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. lapangan, peneliti menyimpulkan beberapa hal :

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Teknologi komputer dapat di gunakan sebagi alat untuk

Pengembangan Laboratorium Media Pembelajaran Berbasis Kebutuhan Sekolah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. memasuki lapangan pekerjaan baik melalui jenjang karier, menjadi tenaga kerja di

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini ilmu dan teknologi bekembang dengan pesat. Perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Perguruan Tinggi, dan sebagainya. Dalam menyelenggarakan kegiatan

I. PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

Program Analisis Nilai Lengkap

TUGAS ANALISIS PERANCANGAN SISTEM

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang, Indonesia. SMP Ibu Kartini Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

METODE PENELITIAN. Penelitian dalam pengembangan modul kesetimbangan kimia berbasis multipel

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kemajuan sebuah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Elin Asrofah Qobtiah, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab IV ini penulis akan membahas hasil penelitian tentang

I. PENDAHULUAN. dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin pesat saat ini mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, untuk mencapai proses pembelajaran yang bermutu baik. pendidikan yang berkualitas. Sampai detik ini komponen-komponen

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMAN 24

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. adanya implementasi ini dapat membantu Paramuda Tour & Transport dalam

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Hampir semua bidang pekerjaan di dunia telah dikendalikan

I. PENDAHULUAN. Secara keseluruhan pada bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam produktivitas, efektivitas

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN MODUL DENGAN PENDEKATAN CTL TERHADAP KEBERHASILAN PENGAJARAN REMEDIAL KELAS VIII

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. seluruh sektor kehidupan serta gaya hidup manusia di seluruh dunia.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan menurut Arikunto (2002), yaitu Weak

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan alat utama yang berfungsi untuk membentuk dan. membangun karakter bangsa. Karena, pendidikan adalah wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. guna menciptakan mutu pendidikan yang baik. Undang-Undang RI. Nomor 14 tentang Guru dan Dosen, Bab I pasal 1 menyatakan bahwa:

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam Undang-Undang Republik Indonesia No.20 tahun 2003 yaitu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya. Ketercapaian tujuan pendidikan dapat diwujudkan melalui program

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ade Liana, 2013

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i. KATA PENGANTAR... ii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL... viii. DAFTAR GAMBAR... x. DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah

BAB I PENDAHULUAN. siswa (membaca, menulis, ceramah dan mengerjakan soal). Menurut Komala

I. PENDAHULUAN. Pada saat ini pendidikan mengalami perkembangan yang pesat. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk

BAB I PENDAHULUAN. tugas-tugas di dalam kelas saja, melainkan proses terjadinya interaksi antara guru,

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

I. PENDAHULUAN. menghadapi setiap perubahan yang terjadi akibat adanya kemajuan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. didik. Penilaian hasil belajar dilakukan oleh pendidik, satuan pendidikan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. model Instructional Games, oleh sebab itu metode penelitian yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. guru-guru pada semua jenjang pendidikan, yang setiap harinya bersama-sama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FISIKA SMA UNTUK TOPIK SUHU DAN KALOR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY DENGAN METODE PICTORIAL RIDDLE

I. PENDAHULUAN. Pengenalan tentang teknologi komputer dan aplikasinya sebaiknya dimulai

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses belajar agar peserta didik

PENGEMBANGAN MODUL INTERAKTIF BERBASIS MULTIMEDIA UNTUK MATA PELAJARAN TEKNIK ANIMASI 2D KELAS XI MM DI SMKN 1 BANTUL

BAB III ANALISIS SISTEM. kinerja dari sistem yang akan digunakan oleh user nantinya. Tahapan analisis ini

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Depdiknas: 2003: 2). Pendidikan adalah sebuah sistem yang memiliki delapan standar pendidikan yang merupakan kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia, (Depdiknas, 2005: 2). Masing-masing komponen pendidikan dalam standar pendidikan nasional harus berjalan sesuai dengan aturan dan prosedur yang telah ditentukan. Menurut Depdiknas (2003: 2), sistem pendidikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait, secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Semua komponen pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk mendukung terjadinya proses pendidikan. Komponen utama pendidikan adalah proses pembelajaran yang harus dilakukan oleh peserta didik. Proses pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman

belajar dan mengatasi permasalahan belajarnya. Fokus utama proses pembelajaran adalah aktivitas peserta didik yang berinteraksi dengan sumber belajar dengan dukungan dan bantuan pendidik yang membantu memudahkan peserta didik untuk belajar dalam rangka menguasai kompetensi yang diharapkan. Menurut Depdiknas (2005: 12) ada empat hal yang terkait dengan proses pembelajaran, yaitu perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan pengawasan. Perencanaan pembelajaran merupakan acuan dalam membuat target pencapaian keberhasilan pembelajaran. Dalam perencanaan dituangkan kompetensi yang ingin di capai, kemudian dirancang metode, strategi, bahan ajar dan instrumen penilaian yang digunakan untuk mengukur ketercapaian kompetensi tersebut. Pada pelaksanaan pembelajaran diperlukan konsistensi dari seorang pendidik untuk berpegang teguh pada kompetensi yang ingin capai. Terkadang seorang pendidik terlalu terfokus kepada materi pembelajaran yang tersedia sehingga arah pembelajaran menjadi bias dan metode yang diterapkan lebih tertuju kepada pencapaian target kurikulum. Setelah proses pembelajaran dilaksanakan, seorang pendidik harus mengukur keberhasilan pembelajaran yang dilakukan oleh peserta didik dengan penilaian. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk menentukan pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai (Depdiknas, 2005: 12). Penilaian merupakan kegiatan yang sangat penting karena keberhasilan

pembelajaran akan menjadi samar ketika proses penilaian yang dilakukan tidak mencerminkan kemampuan yang dimiliki peserta didik. Ada beberapa teknik yang digunakan dalam penilaian, yaitu: tes, observasi, tes praktek dan penugasan. Tes merupakan teknik penilaian yang paling banyak digunakan untuk mengukur keberhasilan belajar peserta didik. Tes yang biasa digunakan dalam mengukur hasil belajar ada dua jenis, yaitu tes objektif dan tes uraian. Tes yang baik harus dapat berfungsi untuk mengukur kemampuan peserta didik. Informasi yang dihasilkan dalam sebuah tes menjadi sangat penting karena digunakan dalam berbagai kepentingan diantaranya untuk membuat sebuah keputusan. Oleh karena itu, analisis terhadap soal yang digunakan pada tes menjadi sangat penting untuk dilakukan agar informasi yang dihasilkan akurat dan dapat dipertanggungjawabkan. Analisis soal setidaknya mencakup nilai rata-rata, nilai tertinggi dan terendah, standar deviasi, daya beda soal, tingkat kesukaran, efektivitas pengecoh (khusus soal pilihan jamak), validitas dan reliabilitas. Keefektifan soal sangat penting untuk dijadikan perhatian pendidik. Jika tidak, maka keputusan yang ditetapkan berdasarkan soal tersebut boleh jadi tidak mampu menggambarkan keputusan yang benar. Kalau hal ini terjadi peserta didik yang dirugikan dan proses perbaikan pembelajaran yang berdasarkan hasil tersebut pada akhirnya tidak dapat dilakukan dengan benar.

Tabel 1.1 Persentase Responden Melakukan Analisis dalam Satu Semester No. Jumlah Aktivitas Analisis Persentase 1) Tidak pernah 11.9 % 2) 1-2 kali 52.38 % 3) 3-4 kali 15.48 % 4) Lebih dari 5 kali 20.24 % Menurut hasil penilaian kebutuhan pada tabel 1.1 yang dilakukan terhadap 84 pendidik di SMAN 1 Bandar Sribhawono, SMP Muhammadiyah 1 Sekampung Udik dan SMA Muhammadiyah 1 Sekampung Udik pada tabel 1.1 di atas, 11,9% responden menyatakan belum pernah melakukan analisis soal, 52,48% menyatakan pernah melakukan analisis soal 1-2 kali dalam satu semester, 15,38% menyatakan 3-4 kali, dan 20,24% menyatakan lebih dari 5 kali melakukan analisis dalam satu semester. Tabel 1.2 Analisis Soal yang Pernah Dilakukan Responden No. Jenis Analisis Persentase 1) Rata-rata, Nilai Tertinggi dan terendah 86.9 % 2) Standar Deviasi 40.48 % 3) Daya beda 29.76 % 4) Tingkat Kesukaran 29.76 % 5) Effektivitas Option 19.05 % 6) Reliabilitas 5.95 % 7) Validitas 5.95 % Berdasarkan tabel 1.2. di atas 88,1% responden yang melakukan analisis, hanya 5,95% menyatakan telah melakukan analisis yang sesuai sangat lengkap termasuk reliabilitas dan validitas. Selebihnya 86,9% responden hanya melakukan analisis

sangat terbatas, yaitu hanya rata-rata, nilai tertinggi dan terendah. 29,76% responden menyatakan melakukan analisis daya beda dan tingkat kesukaran. Berdasarkan hasil penilaian di atas pendidik masih sangat kurang dalam melakukan analisis soal. Tabel 1.3 Hambatan dalam menganalisis soal No. Jenis Analisis Persentase 1) Waktu yang terbatas 17.86 % 2) Pemahaman yang terbatas 64.29 % 3) Alat bantu yang terbatas 73.81 % 4) Tidak mengalami hambatan 11.9 % Berdasarkan data tabel 1.3 di atas masih sedikit pendidik yang melakukan analisis yang memadai terhadap soal yang digunakan. Hambatan terbesar pendidik belum melakukan analisis dengan benar dan lengkap karena kurangnya pemahaman yang memadai terhadap analisis itu sendiri. Lebih dari 64,29% responden menyatakan kurang memahami proses dan prosedur analisis. 73,81% responden menyatakan alat bantu yang sangat terbatas dan memadai yang mudah digunakan dalam menganalisis. Terbatasnya pemahaman pendidik terhadap alat bantu yang memadai dalam melakukan analisis, menyebabkan hanya 13,1% responden yang menyatakan menggunakan alat bantu software analisis soal. 36,9% responden menyatakan melakukan analisis menggunakan kalkulator. 41,67% responden menggunakan file aplikasi excel yang kurang memadai dalam menganalisis, sehingga hanya mampu menganalisis pada rata-rata, nilai tertinggi dan nilai terendah. Bahkan

8,33% responden menyatakan tidak menggunakan alat bantu apapun dalam melakukan analisis soal. Beberapa hambatan yang sering dialami pendidik dalam menggunakan program analisis soal berbasis komputer yang sudah ada untuk menganalisis antara lain: (1) Pengguna tidak terhubung langsung dengan program ketika memasukan nilai, sehingga membingungkan dan membuka peluang kesalahan input yang benar. (2) Ketika menulis data jawaban pada file input memerlukan ketelitian yang sangat tinggi, satu karakter salah saja dalam file input maka analisis tidak berjalan atau salah (3) Kesalahan membuat file input menyebabkan tidak berjalannya analisis. (4) Tampilan program sangat minim hanya menampilkan pertanyaan nama file input, nama file output, penulisan skor dan nama file untuk skor, pendidik kesulitan memahami pesan yang ditampilkan program, karena bahasa mesin banget. (5) input data masih sulit (6) Interpretasi hasil analisis masih membingungkan Beberapa pendapat responden tentang analisis soal 5,95% responden menyatakan bahwa analisis soal tidak penting dalam pembelajaran. 76,19% responden menyatakan analisis soal penting dalam proses pembelajaran dan hanya 17.86% responden menyatakan kurang penting. Hambatan terbesar guru tidak melakukan analisis adalah kurangnya pemahaman dalam menganalisis dan terbatasnya alat bantu dalam menganalisis. 89,29% responden menyatakan bahwa program analisis soal berbasis komputer sangat penting dalam membantu proses analisis dengan mudah dan cepat. Berdasarkan

hasil evaluasi kebutuhan 73,81% pendidik sangat membutuhkan alat bantu analisis berbasis komputer yang mudah digunakan dan sederhana dalam menganalisis soal. Harus ada upaya yang optimal untuk membantu pendidik agar dapat melakukan analisis soal dengan mudah. Komputer merupakan salah satu pilihan yang dapat diambil dan dilakukan oleh pendidik untuk membantu proses analisis lebih efektif dan efisien. Berdasarkan data di atas maka peneliti mengembangkan program analisis soal berbasis komputer yang dapat membantu pendidik dalam melakukan analisis soal dengan mudah dan cepat. Komputer merupakan salah satu komponen Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang paling penting. Menurut Miarso (2009: 487) menyatakan bahwa TIK mampu meningkatkan daya muat dan kecepatan untuk mengumpulkan, menyimpan, memanipulasi dan menyajikan informasi. Keberadaan TIK mampu meningkatkan kinerja, efektivitas dan efisiensi kerja. Alfin Toffler seorang futuris ternama dalam Miarso (2009: 492) menyatakan bahwa komputer sebagai tools of tomorrow merupakan tulang punggung industri dalam era gelombang ketiga dan akan membawa perubahan besar. Jika dikaitkan dengan kebutuhan pendidik dalam menganalisis yang harus juga melakukan proses penyimpanan, perhitungan, pengambilan keputusan dengan cepat, penggunaan komputer merupakan pilihan yang sangat baik untuk dipertimbangkan. Menurut Kadir (2003: 5), teknologi informasi mencakup teknologi komputer dan teknologi komunikasi. Lebih rinci, teknologi informasi dapat dikelompokkan

menjadi enam teknologi, yaitu teknologi komunikasi, teknologi input, teknologi perangkat lunak, teknologi penyimpan, dan teknologi mesin pemroses. Semua teknologi yang diuraikan di atas disebut dengan sistem teknologi informasi, dimana komponen utamanya ada 3, yaitu: perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software), dan manusia (Brainware). Ketiga komponen ini harus berfungsi optimal agar penggunaan teknologi informasi dapat membantu proses bekerja menjadi efektif dan efisien. Permasalahan-permasalahan yang sering muncul dalam interaksi antara manusia dengan komputer adalah sering terjadinya salah persepsi antara manusia (brainware) terhadap software yang digunakan. Sehingga bukan efektivitas dan efisiensi kerja yang diperoleh, akan tetapi justru menyebabkan pekerjaan menjadi tidak efisien dan tidak efektif. Pengguna sering mengalami kesulitan dalam menggunakan software tersebut karena tidak familiar dan kurang memahami. Untuk melihat apakah fungsi sistem informasi pada pekerjaan pendidik dalam melakukan proses analisis mampu bekerja efektif dan efisien perlu dilihat dari aspek hardware, software dan brainware. Pada hardware 91,67% responden menyatakan mempunyai komputer dalam bentuk komputer PC maupun laptop. Bahkan 60,17% responden menyatakan mempunyai laptop yang digunakan dalam membantu pekerjaannya. Tetapi fasilitas yang dimiliki belum dapat digunakan secara optimal oleh pendidik dalam membantu memudahkan proses pembelajaran dan analisis soal. Dilihat dari komponen hardware, pendidik sangat memadai untuk bisa bekerja efektif dan efisien dengan bantuan teknologi komputer.

Pada aspek brainware, hanya 2,38% responden yang menyatakan belum bisa mengoperasikan komputer, 39,29% responden menyatakan sekedar bisa dalam mengoperasikan komputer, 54,76% responden menyatakan bisa mengoperasikan komputer dengan memadai dan 3,57% responden menyatakan mahir dalam mengoperasikan komputer. Dan dilihat dari kemampuannya menggunakan program Microsoft Excel hanya 16,67% responden yang menyatakan belum bisa menggunakan Microsoft Excel, 51,19% responden menyatakan sekedar bisa dan 29,76% responden menyatakan cukup bisa dalam menggunakan Microsoft excel serta 2,38% responden mahir menggunakan Microsoft Excel. Dilihat dari komponen brainware pada aspek kemampuan mengoperasikan komputer dan menggunakan Microsoft excel penulis menyimpulkan pendidik sangat memadai untuk bisa bekerja efektif dan efisien dalam melakukan pekerjaannya menggunakan bantuan teknologi komputer. Lebih dari 70% responden menyatakan mengalami kesulitan dalam proses input data dan memahami hasil output yang dikeluarkan oleh program analisis. Dan 40,48% responden menyatakan kesulitan dalam memahami proses kerja atau logika yang dikembangkan oleh sebuah program analisis ketika menggunakan program tersebut. Pada aspek software yang dapat digunakan untuk membantu melakukan analisis sangat kurang. Ada beberapa tanggapan yang menarik dari responden mengenai program analisis soal berbasis komputer yang akan dibuat. Beberapa saran dan pendapat responden pada penilain kebutuhan yang dilakukan sebagian besar

menyarankan agar dibuat program analisis soal yang mudah digunakan, sederhana dan gratis. Dari penilaian kebutuhan dan beberapa saran yang diberikan responden, penulis menyimpulkan bahwa pendidik memerlukan program analisis soal yang lengkap, sederhana, mudah dipahami, menggunakan bahasa pemrograman yang sudah familier, gratis, serta dilengkapi petunjuk penggunaan dan tutorialnya. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi berbagai permasalahan dalam melakukan analisis soal: 1. Pendidik dalam mengajar terlalu terfokus kepada materi pembelajaran. 2. Pendidik masih jarang melakukan analisis soal yang digunakan dalam evaluasi pembelajaran. 3. Kurangnya pemahaman pendidik terhadap teori analisis soal. 4. Terbatasnya alat bantu yang digunakan pendidik dalam menganalisis soal. 5. Pendidik belum optimal memanfaatkan teknologi komputer untuk membantu dalam pembelajaran terutama dalam proses evaluasi. 6. Pendidik masih kesulitan menggunakan program bantu analisis soal yang sudah ada. 7. Pendidik kurang memahami alat bantu yang memadai dalam menganalisis. 8. Efektivitas penggunaan alat bantu berbasis komputer dalam melakukan analisis soal.

1.3 Batasan Masalah Dari identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi masalah yang akan diatasi adalah: 1. Perlunya pengembangan program analisis soal berbasis komputer untuk membantu pendidik dalam melakukan analisis soal. 2. Efektivitas penggunaan program analisis soal berbasis komputer dalam membantu pendidik melakukan analisis soal. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah pada penelitian pengembangan ini adalah: 1. Bagaimana pengembangan program analisis soal berbasis komputer yang dapat membantu pendidik dalam melakukan analisis soal? 2. Bagaimana efektivitas penggunaan program analisis soal berbasis komputer dalam membantu pendidik melakukan analisis soal? 1.5 Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengembangkan program analisis soal berbasis komputer yang dapat membantu pendidik dalam melakukan analisis soal. 2. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan program analisis soal berbasis komputer dalam membantu pendidik melakukan analisis soal.

1.6 Kegunaan Penelitian 1.6.1 Kegunaan Teoritis Penelitian ini termasuk pada kawasan pengembangan terutama teknologi berbasis komputer yang mampu memberikan kemudahan layanan bagi pendidik dalam mengelola pembelajaran. Produk hasil pengembangan termasuk media pembelajaran bagi peserta didik dan pendidik dalam mengatasi permasalahan belajar. Dilihat dari proses penilaian produk hasil pengembangan dapat membantu pendidik dalam melakukan analisis permasalahan penilaian, proses perbaikan kualitas instrumen, deteksi ketercapaian kompetensi peserta didik, deteksi permasalahan belajar (ketuntasan kompetensi). Pada kontek ini penelitian ini masuk pada kawasan penilaian. Bagi sekolah dapat membantu berjalannya proses pembelajaran dengan mendapatkan informasi yang akurat dan dapat dipertanggjawabkan tentang performa peserta didik, sehingga mampu memberikan rekomendasi yang baik dalam pembuatan keputusan. Serta membantu sekolah untuk mengatasi proses penilaian dengan mendapat kumpulan soal yang sudah terstandar, dengan proses analisis instrumen yang dilakukan pendidik. Bagi peserta didik akan mendapat informasi yang lengkap dan cepat tentang evaluasi belajarnya terutama dalam pencapaian kompetensi yang diujikan sehingga memudahkan untuk dapat memperbaiki belajar yang harus dilakukan selanjutnya. peserta didik mendapatkan perlakuan evaluasi yang baik dengan

menggunakan soal yang baik dan terstandar sehingga menggambarkan profil kompetensi yang sebenarnya. 1.6.2 Kegunaan Praktis Secara praktis kegunaan dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi pendidik, antara lain: a. Membantu mengidentifikasi karakteristik soal yang digunakan dalam sebuah tes. b. Memperoleh informasi yang memadai tentang kekurangan soal yang dapat digunakan dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas soal. c. Membantu dalam mendeteksi ketuntasan kompetensi peserta didik sehingga dapat membantu dalam merancang ulang proses pembelajaran remediasi dan pengayaan yang harus dilakukan peserta didik. d. Membantu proses evaluasi pembelajaran berkelanjutan dengan mudah, benar dan cepat dalam proses perbaikan pembelajaran. e. Membantu proses analisis dalam penelitian kaji tindak. 2. Bagi peserta didik akan mendapat informasi yang lengkap dan cepat tentang evaluasi belajarnya terutama dalam pencapaian kompetensi yang diujikan sehingga memudahkan untuk dapat memperbaiki belajar yang harus dilakukan selanjutnya. peserta didik mendapatkan perlakuan evaluasi yang baik dengan menggunakan soal yang baik dan terstandar sehingga menggambarkan profil kompetensi yang sebenarnya.

1.7 Spesifikasi Produk yang Dibutuhkan Berdasarkan hasil penilaian kebutuhan yang dilakukan, maka pengembangan ini akan menghasilkan sebuah produk utama berupa program analisis soal berbasis komputer yang diberinama Simpel PAS. Simpel PAS didesain dengan logika dan prosedur yang sederhana sehingga mudah dipahami oleh pengguna. Selain produk utama, juga dikembangkan produk pendukung berupa buku petunjuk penggunaan program dan animasi tutorial penggunaan program. Dengan tiga produk tersebut harapannya pendidik akan mampu memahami proses analisis dan melakukan analisis dengan mudah dan cepat dengan bantuan program analisis soal berbasis komputer. 1.7.1 Program Simpel PAS Produk utama penelitian dan pengembangan ini adalah program aplikasi untuk membantu pendidik dalam melakukan analisis soal. Sebagaimana diuraikan di atas program ini diberinama Simpel PAS. Simpel PAS kepanjangan dari sistem pengelolaan program analisis soal. Program ini dikembangkan dengan basis data Microsoft Excel 2007 yang sekaligus berperan sebagai bahasa pemrograman. Sistem yang dibangun dalam produk ini dikembangkan menggunakan rumus dan fungsi. Semua fungsi dan rumus dikembangkan menggunakan semua fasilitas Microsoft Excel yang memungkinkan untuk melakukan proses perhitungan dan analisis soal.

Program ini mampu membantu pendidik dalam melakukan proses analisis ketuntasan, analisis daya serap, analisis ketuntasan kompetensi dasar, analisis tingkat kesukaran, analisis daya beda, analisis efektivitas pengecoh, analisis validitas serta analisis reliabilitas dari instrumen tes bentuk pilihan jamak dan/ atau uraian. Serta mampu memberikan rekomendasi dalam pembuatan program pembelajaran remedial dan pengayaan. Komponen utama yang terdapat dalam Simpel PAS secara umum memiliki 8 bagian, yaitu: (1) form menu utama (2) bagian aktivasi (3) bagian input (4) bagian proses (5) bagian output (6) bagian fasilitas tambahan (7) manual program dan (8) bagian tutorial program. 1.7.2 Buku Petunjuk Penggunaan Program Buku petunjuk penggunaan merupakan buku yang mengupas secara keseluruhan semua fasilitas dan menu dari program. Pada buku ini juga diuraikan beberapa landasan teori yang digunakan serta beberapa pengertian terkait dengan penilaian dan analisis. Pengguna dimudahkan dengan membaca buku ini akan dapat memahami proses analisis juga mampu melakukan analisis soal menggunakan program Simpel PAS. 1.7.3 Tutorial Program Simpel PAS Tutorial program merupakan petunjuk penggunaan program yang disajikan dalam bentuk animasi. Pengguna dapat belajar secara mandiri bagaimana proses analisis

dan bagaimana melakukan analisis dengan menggunakan program Simpel PAS. Tutorial ini merupakan tutorial berbasis teknologi informasi dan komunikasi yang dilengkapi dengan animasi video dan audio. Narator akan membimbing pengguna dalam mengeksplorasi seluruh menu dan melakukan langkah-langkah input dan output dalam melakukan analisis.