LSBS Di SMAN 9 BANDUNG Oleh: Tati Hermawati A. PENDAHULUAN Guru sebagai pelaksana pendidikan dalam sistem pendidikan, khususnya di sekolah. Komponen lain dalam 8 SNP adalah standar sarana-prasarana, standar pembiayaan, standar pengelolaan, dan standar pendidik/tenaga kependidikan tidak banyak berarti apabila esensi pembelajaran yaitu interaksi guru dengan siswa tidak berkualitas. Semua komponen lain, terutama standar proses akan hidup apabila dilaksanakan oleh guru. Begitu pentingnya peran guru dalam mentransformasikan input-input pendidikan, sampai-sampai banyak pakar menyatakan bahwa di sekolah tidak akan ada perubahan atau peningkatan kualitas tanpa adanya perubahan dan peningkatan kualitas guru. Sebagai nara sumber adalah dosen pendamping dari UPI, yang secara gamblang memaparkan apa dan bagaimana yang dinamakan Lesson Study yang sebenarnya. Paparan dari dosen pendamping berupa pengertian, studi kasus di beberapa tempat baik dari Negara asalnya yaitu Negara Jepang (kota Tokyo dan Shizioka) ataupun beberapa kota/kabupaten yang sudah dan sedang melaksanakan Lesson Study (Sumedang, dan Karawang). Lesson Study merupakan suatu kegiatan berupa: 1. Pengkajian pembelajaran 2. Pemecahan masalah-masalah pembelajaran 3. Penelitian dalam pembelajaran 4. Peningkatan kualitas pembelajaran. Terdapat 3 tahap dalam melaksanakan lesson study, yaitu: a. Plan b. Do c. See Adapun tahap plan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan tahunan/semesteran untuk pelaksanaan open lesson sekaligus menjadwalkannya, misalnya satu atau dua kali untuk setiap semester. b. Menentukan guru yang akan tampil pada open lesson c. Guru yang akan tampil bersama MGMP-nya membuat persiapan-persiapan untuk proses pembelajaran dan dapat dibantu tenaga ahli.
d. Melakukan uji coba media atau alat peraga. e. Membuat denah tempat duduk siswa yang berisi nama-nama siswa untuk dibagikan kepada observer f. Ruang kelas untuk open lesson harus menyediakan tempat untuk para observer Pada tahap do adalah sebagai berikut: a. Pra Open Lesson (10-15 menit): Kepala Sekolah memberikan pengarahan kepada semua orang yang akan terlibat dalam open lesson b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan (topik pembelajaran, model, metode dll.) c. Open Lesson: Selama guru memimpin kegiatan pembelajaran semua observer melakukan kajian pembelajaran tanpa mengintervensi jalannya kegiatan pembelajaran. d. Observer tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian siswa seperti menyalakan HP, ngobrol, keluar-masuk ruangan dsb. Namun observer boleh mengamati aktivitas siswa dari dekat apabila memang perlu (misalnya apabila ada dua orang siswa yang sedang ngobrol sebaiknya dikuping apa yang sedang diobrolkannya e. Semua hal yang ditemukan observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebaiknya sdicatat atau direkam sebagai bahan diskusi pada tahap refleksi (apabila perlu format observasi dapat dibuat seragaman). Sedangkan pada tahap See sebagai berikut: a. Pra Open Lesson (10-15 menit): Kepala Sekolah memberikan pengarahan kepada semua orang yang akan terlibat dalam open lesson. b. Guru menjelaskan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan (topik pembelajaran, model, metode dll.) c. Open Lesson: Selama guru memimpin kegiatan pembelajaran semua observer melakukan kajian pembelajaran tanpa mengintervensi jalannya kegiatan pembelajaran. Tahap Lesson Study d. Observer tidak melakukan kegiatan yang dapat mengalihkan perhatian siswa sperti menyalakan HP, ngobrol, keluar-masuk ruangan dsb. Namun observer boleh mengamati aktivitas siswa dari dekat apabila memang perlu (misalnya apabila ada dua orang siswa yang sedang ngobrol sebaiknya dikuping apa yang sedang diobrolkannya
e. Semua hal yang ditemukan observer selama kegiatan pembelajaran berlangsung sebaiknya sdicatat atau direkam sebagai bahan diskusi pada tahap refleksi (apabila perlu format observasi dapat dibuat seragaman). B. PEMBAHASAN Rekapitulasi data kehadiran guru secara keseluruhan yang ikut terlibat selama kegiatan dari mulai plan (pertemuan ke-1 dan ke-2), do dan see (pertemuan ke-3, 4 dan 5) dapat dilihat pada grafik 1. berikut ini: 100 80 Persentase 60 40 20 0 79.1 65.7 55.2 58.2 49.3 1 2 3 4 5 Pertemuan Ke Grafik 1. Rekapitulasi Kehadiran LSBS Guru SMAN 9 Bandung Bila dilihat dari grafik 1. mengalami penurunan dalam jumlah guru yang hadir, namun dari para guru yang hadir tersebut terjadi peningkatan dalam hal: 1. Menjadi observer yang baik di kelas, siswa tidak merasa terganggu dengan kehadiran para observer tersebut. Hal tersebut menunjukkan kompetensi kepribadian, yaitu menahan diri untuk tidak terlibat/ikut campur dalam pembelajaran tersebut. 2. Pada saat refleksi, pada semakin banyak guru yang menanggapi. Pada awalnya hanya menjadi pendengar, namun pada pertemuan ke-5 para guru tersebut mulai memaparkan penemuan-penemuannya di kelas. Disini terlihat bahwa terjadi peningkatan profesional guru pada semua kompetensi, terutama kompetensi kepribadian dan sosial. 3. Rekapitulasi kehadiran guru yang mengikuti kegiatan LSBS selama 5 kegiatan dapat dilihat pada tabel 1, namun secara rinci untuk setiap kelompok mata pelajaran (mapel) dapat dilihat pada tabel 2.
45% 68% MIPA 18% IPS 32% UMUM BAHASA dan SENI Grafik 2. Perbandingan Rekapitulasi Kehadiran Antar MGMP Pada kegiatan LSBS ini di SMA Negeri 9 dibagi menjadi 4 kelompok mapel, yaitu: 1. Kelompok MIPA (Matematika, Fisika, Kimia, Biologi dan TIK), yang mengikuti kegiatan LSBS sebanyak 68% dari jumlah guru secara keseluruhan sebanyak 21 orang. 2. Kelompok IPS (Sejarah, Ekonomi, Sosiologi, Geografi dan PKn) yang mengikuti kegiatan LSBS sebanyak 32% dari jumlah guru secara keseluruhan sebanyak 17 orang. 3. Kelompok Umum (PAI, Agama Kristen, PenjasKes dan BK) yang mengikuti kegiatan LSBS sebanyak 18% dari jumlah guru secara keseluruhan sebanyak 10 orang. 4. Kelompok Bahasa dan Seni (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, Bahasa Jerman, Bahasa Sunda, Seni musik dan Seni Budaya) yang mengikuti kegiatan LSBS sebanyak 45% dari jumlah guru secara keseluruhan sebanyak 16 orang. Kehadiran para observer pada kegiatan LSBS di SMAN 9 Bandung di dukung antara lain oleh: 1. Dosen pendamping dari UPI 2. Pengawas Dinas Pendidikan Kota Bandung 3. Kepala SMA Negeri 9 Bandung 4. Guru-guru SMA Negeri 9 Bandung 5. Guru SMA Puragabaya Bandung 6. Guru SMA Pasundan 3 Bandung 7. Komite SMA Negeri 9 Bandung 8. Tata Usaha SMA Negeri 9 Bandung 9. Wartawan dari Koran Pikiran Rakyat (hasil liputannya ditayangkan pada hari kamis tanggal 23 September pada kolom pendidikan).
C. KESIMPULAN Keberhasilan peningkatan kualitas pembelajaran menuju SSN 2010 di SMAN 9 Bandung melalui kegiatan Lesson Study Berbasis Sekolah tergantung dari keberadaan moderator, dalam hal ini adalah Kepala Sekolah/wakil kepala sekolah bidang kurikulum. Menurut dosen pendamping disebutkan bahwa terdapat beberapa keuntungan melakukan Lesson Study, yaitu: 1. Kajian pembelajaran langsung pada konteks pembelajaran 2. Melibatkan banyak guru dalam satu kegiatan 3. Media pembinaan guru (supervisi) 4. Media penelitian pembelajaran Terdapat peningkatan professional guru di SMA Negeri 9 setelah mengikuti kegiatan LSBS, diantaranya adalah: 1. Keberanian guru-guru untuk mengemukakan pendapat/solusi pada saat kegiatan refleksi. 2. Sudah menjadi observer yang baik, ditandai dengan tidak ikut campurnya observer pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung. 3. Sudah muncul sifat menghargai teman sejawat dengan cara pengakuan kepada guru yang tampil bahwa pembelajaran yang disajikan sudah baik dan akan mencobanya bila terdapat kejadian yang sama dikelasnya. D. SARAN Terdapat beberapa saran bagi peningkatan kualitas pembelajaran di SMAN 9 Bandung, yaitu: 1. Setelah melaksanakan kegiatan LSBS dilanjutkan dengan implementasi di kelas. 2. Kegiatan LSBS dilakukan per semester sebanyak enam guru yang tampil. 3. SMAN 9 Bandung memfasilitasi setiap guru yang tampil pada waktu melaksanakan Lesson Study. 4. Keberhasilan LSBS tergantung dari kehadiran Kepala Sekolah atau yang mewakilinya dalam hal ini adalah wakil KS urusan Kurikulum.