KINERJA GURU SEJARAH SMA DI KOTA METRO. Kuswono, S.Pd., M.Pd.

dokumen-dokumen yang mirip
Pengaruh Kinerja dan Kreativitas Guru Kimia Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMA se-kabupaten Bulukumba

ARTIKEL ILMIAH OLEH: FITRIA DWITA A1C411031

TRIWIK DAMARJATI NIM

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SMA KALAM KUDUS MEDAN. Charles Fransiscus Ambarita Surel :

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TEATER DI SMA NEGERI SE-KOTA YOGYAKARTA ARTIKEL E-JOURNAL

HAMBATAN SISWA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 22 PONTIANAK DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI ARTIKEL PENELITIAN OLEH

BAB III METODE PENELITIAN. dikembangkan dalam penelitian ini adalah perangkat pembelajaran yang terdiri

PENGARUH PEMBERIAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SMP NEGERI SE KECAMATAN BANTUL ARTIKEL E-JURNAL

STUDI DESKRIPTIF TENTANG MODEL EVALUASI PELAKSANAAN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI SMA NEGERI DI KABUPATEN BANTUL

PELAKSANAAN FUNGSI KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DI SEKOLAH DASAR NEGERI (SDN) KECAMATAN SUNGAI TARAB KABUPATEN TANAH DATAR

STUDI DESKTIPTIF TENTANG PEMAHAMAN GURU DAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN REALIA, MODEL DAN GRAFIS OLEH GURU JURNAL. Oleh

3. Belum ada yang meneliti tentang kesadaran gender siswa kelas VIII SMP Negeri 15 Bandung tahun ajaran 2013/2014.

KINERJA GURU DALAM BIDANG PEMBELAJARAN PASCA SERTIFIKASI DI SMK N 2 WONOSARI

ANALISIS KEPUASAN PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISWA KELAS XI IPA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMAN 5 PADANG.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan yang bertujuan

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI DI SMA NEGERI 1 MARAWOLA

HUBUNGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DENGAN PRODUKTIVITAS GURU SMA NEGERI DI KABUPATEN JOMBANG

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Suharsimi Arikunto (2010: 3)

KESESUAIAN INSTRUMEN EVALUASI DENGAN MATERI PLANTAE YANG DIAJARKAN GURU DI SMA BANDUNG. Dosen Pendidikan Biologi Universitas Islam Riau 2

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

PENGEMBANGAN HANDOUT DILENGKAPI DENGAN TEKA-TEKI SILANG PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MATERI SISTEM EKSKRESI DI MAN 1 MUARA BUNGO

PERSEPSI GURU TENTANG PROSES PELAKSANAAN SUPERVISI PEMBELAJARAN OLEH KEPALA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI KELOMPOK BISNIS MANAJEMEN DI KOTA PADANG

PERSEPSI GURU TENTANG KINERJA KEPALA SEKOLAH DASAR NEGERI KECAMATAN GUNUNG TUJUH KERINCI ARTIKEL ILMIAH

1. Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan dan Hukum 2016

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PEMETAAN PERSEPSI GURU PADA PENERAPAN KEMBALI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI SEKOLAH DASAR SE-KECAMATAN SEDAYU

PERBEDAAN PRODUKTIVITAS KERJA GURU ANTARA YANG SUDAH DAN BELUM SERTIFIKASI PADA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA (SMP) DI KOTA MALANG

Keywords: Difficulties of physical education teachers, Learning aquatic

KOMPETENSI KEPRIBADIAN GURU PENJAS SMA NEGERI SE-KABUPATEN BANTUL HIGH SCHOOL PHYSICAL EDUCATION TEACHER PERSONALITY COMPETENCE OF BANTUL REGENCY

BAB III METODE PENELITIAN. Realistik (PMR) bagi siswa SMP kelas VIII sesuai Kurikulum 2013.

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

PERAN SUPERVISI AKADEMIK KEPALA SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) DI MADRASAH ALIYAH KOTA YOGYAKARTA

PENGARUH MOTIVASI ORGANISASI DAN KEAKTIFAN BERORGANISASI TERHADAP INDEKS PRESTASI MAHASISWA UNIT KEGIATAN MAHASISWA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Abstrak. Oleh: jodhi pratama, pendidikan teknik elektronika fakultas teknik universitas negeri yogyakarta,

BAB III METODE PENELITIAN

PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIK DAN PROFESIONAL GURU MATA PELAJARAN IPS SMP SE-KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN JURNAL

PENGARUH KEMAMPUAN MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN KOMPENSASI NON FINANSIAL TERHADAP KINERJA GURU SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SE KABUPATEN SLEMAN

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR MATA PELAJARAN PRODUKTIF PADA SISWA PROGRAM KEAHLIAN ELEKTRONIKA INDUSTRI DI SMK N 3 WONOSARI

Tingkat Kesiapan Guru SMA Negeri di Kota Makassar dalam Mengimplementasikan Kurikulum 2013 Ditinjau dari Kompetensi Pedagogik

HUBUNGAN PELAKSANAAN SUPERVISI KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SEKOLAH DASAR NEGERI

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN TERTULIS UNTUK PEMBELAJARAN TEKS EKSPOSISI DI SMA. Oleh

OLEH: NURUL HASMITA NIM.

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian ini sifatnya mandiri atau satu variabel dan hasil penelitian nantinya

Perbedaan Persepsi Antara Siswa Sekolah Negeri Dan Swasta Terhadap Pembelajaran Guru Pendidikan Jasmani

HUBUNGAN ANTARA PENGGUNAAN INTERNET DAN KEAKTIFAN

PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GURU PENDIDIKAN JASMANI DI SMA MUHAMMADIYAH KEDIRI

BAB III METODE PENELITIAN. dalam bahasa Inggris disebut Research and Development (R&D). Menurut Wina

: TUTIK BUDI LESTARI NIM.: Q PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN ANTARA EMPATI DENGAN ALTRUISME PADA KOMUNITAS BERBAGI NASI

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN BUDAYA SEKOLAH DAN PEMBENTUKAN SEKOLAH EFEKTIF DI SEKOLAH DASAR JURNAL. Oleh CITRA PUSPITA SARI RISWANDI RISWANTI RINI

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS ANIMASI KOMPUTER UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8

dalam belajar tidak nyaman. Oleh karena itu kelestarian lingkungan sekolah perlu mendapat perhatian dari semua pihak, terutama pihak sekolah yang

KEEFEKTIFAN PEMBELAJARAN TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK) DI SMA NEGERI KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN MORAL KERJA GURU DI SMK NEGERI 2 BUKITTINGGI

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN IKLIM ORGANISASI TERHADAP KINERJA GURU SD NEGERI SE-KECAMATAN REMBANG KABUPATEN REMBANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. survei. Penelitian ini bertujuan untuk membuat uraian, gambaran secara

PERSEPSI KEPALA SEKOLAH TERHADAP KINERJA GURU IPS SMP DI KOTA YOGYAKARTA JURNAL

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN, PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN, DAN PRODUKTIVITAS GURU SMA NEGERI

Pengembangan Media Pembelajaran Interaktif

FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG KETERLAKSANAAN PEMBELAJARAN PJOK MATERI BELADIRI DI SLTA SE-KECAMATAN SRAGEN

EVALUASI IMPLEMENTASI STANDAR PENILAIAN PADA PEMBELAJARAN BATIK SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

KREATIVITAS GURU IPA KELAS VII DAN VIII DALAM PENYUSUNAN PENILAIAN AUTENTIK DI SMP NEGERI 1 PECANGAAN JEPARA SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2014/2015

ABSTRAK PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH, BUDAYA KERJA DAN KOMITMEN KERJA TERHADAP PROFESIONALISME GURU. Oleh. Suwandi

PERAN KEGIATAN KELOMPOK KERJA GURU (KKG) DALAM MENUNJANG KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN JASMANI SEKOLAH DASAR DI KECAMATAN DLINGO BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KINERJA GURU DENGAN NILAI MATA PELAJARAN PROSES PENGELASAN DASAR

Abstrak. Kata kunci : dukungan sosial, pensiunan pria, dewasa akhir. Universitas Kristen Maranatha

Pengembangan Instrumen Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap Sosial Peserta Didik SMA Kelas X pada Pembelajaran Fisika

PERSEPSI GURU TENTANG PELAKSANAAN FUNGSI KEPALA SEKOLAH SEBAGAI MOTIVATOR DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI (SMA N) KOTA SAWAHLUNTO

Dwi Atmi Sutarini SDN Suryodiningratan 3 Yogyakarta

Tingkat Keterlaksanaan Administrasi (Sumi Fitriana)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Pendidikan Akuntasi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif yang dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dalam bab ini penulis menyajikan analisis dari hasil penelitian yang telah

PERAN KEPALA SEKOLAH SEBAGAI SUPERVISOR, MOTIVATOR DAN INSPIRATOR DALAM RANGKA PENINGKATAN KINERJA MENGAJAR

KEEFEKTIFAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 PADA PEMBELAJARAN AKUNTANSI DI SMK NEGERI 1 KLATEN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan R & D (Research and

BAB III METODE PENELITIAN

PENGEMBANGAN LKPD IPA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF PESERTA DIDIK KELAS VII

BIOSFER: JURNAL PENDIDIKAN BIOLOGI (BIOSFERJPB) 2017, Volume 10 No 1, ISSN:

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dan pengembangan

PERSREPSI MEMBER VIRENKA GYM FITNESS CENTER TERHADAP STRATEGI PEMASARAN

Antok Dian Pranadi, Dr. H. Roemintoyo. S.T., M.Pd., Drs. Bambang Sulistyo Budhi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP Universitas Sebelas Maret

Supriyatin, Mieke Miarsyah, Melia Prodi Pendidikan Biologi, Fakultas MIPA, Universitas Negeri Jakarta

Andreas Setiawan Di bawah bimbingan Giyono dan Ranni Rahmayathi Z ABSTRACT

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBENTUK MODUL BERNUANSA MAJALAH DILENGKAPI DENGAN GLOSARIUM UNTUK SISWA KELAS VIII DI SMPN 12 PADANG

Edu Elektrika Journal

BAB III METODE PENELITIAN. hendaknya metode penulisan dengan memperhatikan kesesuaian antara objek yang

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

PERAN ORANG TUA DALAM MEMBANTU ARAH PILIHAN KARIR ANAK DI KELAS IX SMP NEGERI 2 LEMBAH GUMANTI KABUPATEN SOLOK JURNAL

HUBUNGAN PARTISIPASI ORANG TUA DENGAN HASIL BELAJAR IPA TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 LEMBAH GUMANTI ARTIKEL

MINAT SISWA KELAS XI SMA N 1 PUNDONG KABUPATEN BANTUL TERHADAP PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN TAHUN AJARAN 2015/2016

TINGKAT PEMAHAMAN GURU PENJASORKES PADA PELAKSANAAN EVALUASI HASIL BELAJAR SISWA DI SMP NEGERI KABUPATEN SLEMAN BERDASARKAN KURIKULUM 2013

UNJUK KERJA PASSING BAWAH BOLAVOLI SISWA KELAS V SD NEGERI NGLERI KECAMATAN PLAYEN GUNUNG KIDUL

PROFIL PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH PADA SMP DI METRO. Bobi Hidayat, S.Pd., M.Pd.

Transkripsi:

Jurnal HISTORIA Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015, ISSN 2337-4713 KINERJA GURU SEJARAH SMA DI KOTA METRO Kuswono, S.Pd., M.Pd. Pendidikan Sejarah Universitas Muhammadiyah Metro kromowijoyo@gmail.com Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan mengenai kinerja guru Sejarah SMA di Kota Metro. Menilai unjuk kerja guru sejarah di kota Metro Sebagai infromasi untuk langkah-langkah pengembangan kinerja guru sejarah dalam menyongsong kurikulum 2013. Jenis penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif dengan memakai metode survei. Penelitian ini akan mengkaji mengenai kinerja guru dengan populasi seluruh guru sejarah di SMA Kota Metro. Teknik pengambilan sampel menggunakan disproportionate stratified random sampling, teknik pengumpulan data menggunakan angket dengan menggunakan skala Likert. Skor maksimal kinerja guru yakni 7 sehingga dapat dibandingkan dengan skor yang diperoleh dari tiap sekolah yakni SMA 1 Metro mendapatkan nilai 6,59. 2 Metro mendapatkan skor 6, 17. 3 Metro mempunyai skor 4,03. 4 mendapatkan skor 5,33. 5 mendapatkan skor 6,61 dan 6 mendapatkan skor 5,91. Kinerja guru sejarah SMA Negeri di Kota Metro berada pada level baik. Kata kunci: kinerja guru, pembelajaran sejarah Abstract The aim of this study was to describe the performance of high school history teacher in Metro City. Assess teacher performance in the history of the city's Metro As infromasi for measures of performance development in the history teachers to meet curriculum of 2013. This type of research is quantitative descriptive using the survey method. This study will assess the performance of teachers and the entire population of high school history teacher in Metro City. The sampling technique using disproportionate stratified random sampling, data collection techniques using a questionnaire using Likert scale. The maximum score 7 so that teacher performance can be compared with scores obtained from each school that SMA 1 Metro get the value of 6.59. 2 Metro get a score of 6, 17. 3 Metro has a score of 4.03. 4 get a score of 5.33. 5 get a score of 6.61 and 6 get a score of 5.91. Performance history teacher high schools in Metro City is at a good level. Keywords: teacher performance, learning the history PENDAHULUAN Keberhasilan tujuan pendidikan (output), sangat ditentukan oleh implementasinya (proses), dan implementasinya sangat dipengaruhi oleh tingkat kesiapan segala hal (input) yang diperlukan untuk berlangsungnya implementasi. Sekolah sebagai sistem tersusun dari komponen konteks, input, proses, output, dan outcome (Slamet, 2005). Tahap proses merupakan tahap pelaksanaan pembelajaran yang dipengaruhi oleh kinerja seorang guru. Penilaian kinerja memungkinkan guru dapat melaksanakan pekerjaannya secara profesional, bukan hanya untuk kepentingan guru, namun juga untuk pengembangan peserta didik dan demi masa depan bangsa Indonesia. Kinerja guru di dalam kelas adalah nyawa dari perusahaan pendidikan. Guru harus mengkombinasikan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan menjadi kompetensi kinerja spesifik yang menjadi 91

Kinerja Guru Sejarah SMA..., Kuswono, 91-98 pendorong belajar siswa dan prestasi. Dengan demikian sistem atau proses untuk mengukur mengajar telah semakin diakui sebagai bagian penting dari peningkatan puzzle instruksional. Penilaian kinerja mengajar adalah bagian penting dari setiap upaya untuk mengembangkan sistem yang koheren untuk manajemen strategis sumber daya manusia guru. Penilaian seperti menyediakan baik ukuran seberapa baik kita mencapai manajemen tersebut, dan merupakan bagian dari sistem manajemen itu sendiri. Kompetensi kinerja guru yang membentuk dasar untuk mengukur kinerja mengajar dapat diidentifikasi melalui kombinasi penelitian dan penilaian ahli. Selain itu, kompetensi dapat dilemparkan ke dalam kinerja model kompetensi guru formal. Model kompetensi kinerja menggambarkan representasi yang luas dari perilaku guru yang dianggap diinginkan untuk instruksi kelas yang efektif. Biasanya model kompetensi menentukan domain kinerja utama, dan dalam setiap domain adalah perilaku tertentu (Milanowski, 2009). Kinerja guru tidak hanya ditunjukkan berupa hasil kerja, akan tetapi termasuk perilaku kerja. Kinerja guru merupakan hasil kerja secara nyata yang ditunjukkan oleh individu sebagai upaya yang dilakukan dalam menyelesaikan pekerjaan untuk menghasilkan keluaran dalam periode tertentu. Lebih lanjut Nurhayati dalam penelitiannya mengemukakan bahwa faktor-faktor pendukung kinerja guru yakni factor kesejahteraan guru, faktor pola kepemimpinan kepala sekolah dan faktor motivasi guru dalam mengajar (Nurhayati, 2006). Kinerja guru (teacher performance) berkaitan dengan kompetensi guru, artinya untuk memiliki kinerja yang baik guru harus didukung dengan kompetensi yang baik. Tanpa memiliki kompetensi yang baik seorang guru tidak akan mungkin dapat memiliki kinerja yang baik. Sebaliknya, seorang guru yang memiliki kompetensi yang baik belum tentu memiliki kinerja yang baik. Kinerja guru sama dengan kompetensi plus motivasi untuk menunaikan tugas dan motivasi untuk berkembang. Oleh karena itu, kinerja guru merupakan perwujudan kompetensi guru yang mencakup kemampuan dan motivasi untuk menyelesaikan tugas dan motivasi untuk berkembang (S. Eko Putro Widoyoko dan Anita Rinawati, 2012). Kelas yang baik tidak cukup hanya didukung oleh perencanaan pembelajaran, kemampuan guru mengembangkan proses pembelajaran serta penguasaannya terhadap bahan ajar dan juga tidak cukup dengan kemampuan guru dalam menguasai kelas tanpa diimbangi dengan kemampuan melakukan evaluasi terhadap pencapaian kompetensi siswa (Said Hamid Hasan, 2011). 92

Jurnal HISTORIA Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015, ISSN 2337-4713 Ukuran lain kualitas guru memiliki efek pada prestasi siswa atau peringkat dari pengajaran di kelas guru, mengukur kinerja guru memberikan solusi yang menjanjikan dan praktis. Ukuran kinerja guru harus menjadi keduanya cukup komprehensif untuk menangkap esensi dari pengajaran yang baik, dan juga menyediakan untuk metrik akuntabilitas prestasi siswa masyarakat dapat mudah memahami (John Schacter, 2012). Guru sejarah yang tidak mempunyai kinerja baik menyebabkan pembelajaran sejarah kurang berhasil dalam menyampaikan nilai penghayatan yang terkandung dalam materi. Faktor guru dalam pembelajaran sejarah menjadi hal yang penting untuk keberhasilan pembalajaran sejarah. Kompetensi guru sejarah SMA meliputi penguasaan bidang studi atau bahan ajar, pemahaman karakteristik peserta didik, penguasaan pengelolaan pembelajaran, penguasaan strategi dan metode pembalajaran, penguasaan penilaian hasil belajar siswa dan memiliki kepribadian dan wawasan pegembangan profesi (Aman, 2011). METODE PENELITIAN Lokasi penelitian yakni seluruh SMA Negeri di Kota Metro. Penelitian ini menggunakan kuantitatif deskriptif dengan metode survei. Kuantitatif deskriptif bertujuan untuk menjabarkan, menguraikan, dan menafsirkan kondisi peristiwa yang sedang terjadi dalam konteks permasalahan yang ada di lapangan berdasarkan data yang diperoleh secara kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan disproportionate stratified random sampling dengan alasan bahwa populasi berstrata dan kurang proporsional. Angket dalam penelitian ini dibagi menjadi beberapa indikator yang merupakan tujuh sub-variabel kinerja guru sejarah. Sub-variabel tersebut adalah keterampilan guru sejarah dalam pembukaan pembelajaran, penguasaan konsep sejarah (materi sejarah yang disampaikan), memahami karaketeristik siswa, penguasaan keterampilan dalam pengelolaan kelas, evaluasi pembelajaran sejarah dan penanaman karaketer dalam pembelajaran. Sub-variabel pada angket kinerja guru sejarah tersebut di atas tersebar pada 35 item pernyataan. Angket tersebut diujicobakan di SMA Kartikatama Kota Metro untuk diuji validitas dan realibilitasnya. Ujicoba tersebut melibatkan 67 siswa. Mengacu pada uji kriteria validitas maka ditetapkan bahwa angket dinyatakan valid apabila korelasinya (r)>0,300 (S. Eko Putro Widoyoko, 2012). Setelah dilakukan tes validitas dan reliabilitas dengan mengunakan SPSS maka terdapat beberapa item angket yang tidak memenuhi kriteria minimal. Item pernyataan yang tidak valid tersebut adalah nomor 20, 22, 25, 34 sehingga tidak bisa digunakan untuk dijadikan sebagai pengukuran dalam angket kinerja ini. Sesuai dengan hasil ujicoba dan 93

Kinerja Guru Sejarah SMA..., Kuswono, 91-98 beberapa pertimbangan dari validator maka peneliti memutuskan untuk merevisi angket menjadi hanya 31 item dengan r > 0,3000 dan reliabilitas Cronbach sebesar 0,938. PEMBAHASAN Kinerja Guru Sejarah SMA di Kota Metro Hasil tabulasi dan analisis data mengenai kinerja guru sejarah SMA di Kota Metro adalah sebagai berikut di bawah ini. Tabel. Kinerja Guru Sejarah SMA Negeri di Kota Metro SUB- VARIABEL Membuka pelajaran Konsep sejarah Karakteristik siswa Pengelolaan pembelajaran Penguasaan strategi NAMA SEKOLAH ( DI METRO) JUMLAH 1 2 3 4 5 6 0.93 0.92 0.66 0.85 0.98 0.95 5.29 0.96 0.86 0.53 0.85 0.91 0.84 4.94 0.97 0.94 0.60 0.84 0.96 0.89 5.20 0.95 0.88 0.52 0.74 0.93 0.86 4.88 0.90 0.83 0.47 0.69 0.91 0.81 4.63 Evaluasi 0.94 0.85 0.66 0.62 0.96 0.67 4.70 Penanaman Karakter 0.94 0.88 0.59 0.75 0.96 0.89 5.00 Jumlah 6.59 6.17 4.03 5.33 6.61 5.91 34.63 Sumber: Laporan Penelitian Kinerja Guru sejarah di SMA Kota Metro Dari tabel di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja guru sejarah di 1 Metro sangat baik, hal ini terlihat dari skor masing-masing sub-variabel yakni membuka pelajaran dengan skor 0.93, konsep sejarah 0.96, pemahaman karakteristik siswa 0.97, pengelolaan pembelajaran, 0.95, penguasaan strategi 0.90, evaluasi pembelajaran 0.94 dan penanaman karakter dengan skor 0.94. Tidak jauh berbeda dengan SMA Negeri 1 Metro, kinerja guru sejarah SMA Negeri 2 Metro juga sangat baik, dari tabel di atas tiap sub-variabel menunjukkan skor yang tinggi yakni, membuka pelajaran 0.92, penguasaan konsep sejarah 0.86, pemahaman karakteristik siswa 0.94, pengelolaan pembelajaran 0.88, penguasaan strategi 0.83, evaluasi pembelajaran 0.85, dan kemampuan menanamkan karakter 0.88. Berbeda dengan SMA Negeri 1 dan SMA Negeri 2 kota Metro, SMA Negeri 3 Metro kinerja guru sejarahnya masih banyak 94

Jurnal HISTORIA Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015, ISSN 2337-4713 kelemahan dikarenakan masih ada beberapa sub-variabel yang berkategori cukup. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas dengan rincian sebagai berikut: kemampuan membuka pelajaran dengan skor 0.66 = baik, penguasaan konsep sejarah 0.53 = cukup, pemahaman karakteristik siswa 0.60 = cukup, pengelolaan pembelajaran 0.52 = cukup, penguasaan strategi pembelajaran 0.47 = cukup, evaluasi pembelajaran 0.66 = baik, dan penanaman karakter 0.59 = cukup. Meski kinerja guru sejarah SMA Negeri 4 Metro tak sebagus SMA Negeri 1 dan 2 Metro, berdasarkan analisis, kinerja guru di sekolah ini dalam sebagian subvariabel mendapatkan kategori sangat baik dan sebagian lagi berkategori baik. Yakni kemampuan membuka pelajaran dengan skor 0.85 = sangat baik, penguasaan konsep sejarah 0.85 = sangat baik, pemahaman karakteristik siswa 0.84 = sangat baik, pengelolaan pembelajaran 0.79 = baik, penguasaan strategi pembelajaran 0.69 = baik, evaluasi pembelajaran 0.62 = baik, dan penanaman karakter 0.75 = baik. Kinerja guru sejarah di SMA Negeri 5 Metro berdasarkan analisis mendapatkan kategori sangat baik dalam semua sub-variabel yakni kemampuan membuka pelajaran dengan skor 0.98 = sangat baik, penguasaan konsep sejarah 0.91 = sangat baik, pemahaman karakteristik siswa 0.86 = sangat baik, pengelolaan pembelajaran 0.93 = sangat baik, penguasaan strategi pembelajaran 0.91 = sangat baik, evaluasi pembelajaran 0.96 = sangat baik, dan penanaman karakter 0.96 = sangat baik. Berdasarkan data pada tabel di atas untuk SMA Negeri 6 Metro hampir seluruh sub-variabel mendapat kategori sangat baik, hanya ada satu variabel yang mendapatkan kategori baik yaitu dalam evaluasi pembelajaran mendapat skor 0.67. Untuk sub-variabel yang memperoleh kategori sangat baik meliputi kemampuan membuka pelajaran dengan skor 0.95 = sangat baik, penguasaan konsep sejarah 0.84 = sangat baik, pemahaman karakteristik siswa 0.89 = sangat baik, pengelolaan pembelajaran 0.86 = sangat baik, penguasaan strategi pembelajaran 0.81 = sangat baik, dan penanaman karakter 0.89 = sangat baik. Sehingga dapat disimpulkan kinerja guru sejarah di SMA Negeri 6 Metro sudah sangat baik. Kinerja Guru Sejarah dalam Membuka Pelajaran Sub-variabel dari kinerja guru sejarah yang pertama adalah keterampilan guru dalam membuka pembelajaran. Pada diagram di atas terlihat bahwa guru dari keenam SMA Negeri di kota Metro memiliki kemampuan membuka pelajaran yang berbeda yakni, SMA Negeri 1 Metro dengan skor 0.93, SMA Negeri 2 Metro 0.92, SMA Negeri 3 Metro 0.66, SMA 95

Kinerja Guru Sejarah SMA..., Kuswono, 91-98 Negeri 4 Metro 0.85, SMA Negeri 5 Metro 0.98, dan SMA Negeri 6 Metro memperoleh skor 0.95. Data tersebut dapat dipersentasekan dengan mengalikan 100 untuk masing-masing skor, sehingga akan diperoleh SMA Negeri 1 Metro 93%, SMA Negeri 2 Metro 92%, SMA Negeri 3 Metro 66%, SMA Negeri 4 Metro 85%, SMA Negeri 5 Metro 98%, dan SMA Negeri 6 Metro 95%. Sebagian besar guru sejarah sudah membuka pelajaran dengan sangat baik, hanya sebagian yang berpredikat baik yakni SMA Negeri 3 Metro. Penguasaan Konsep Sejarah Sub-variabel kedua dari kinerja guru sejarah adalah penguasaan konsep sejarah. Pada diagram di atas terlihat SMA Negeri 1 Metro dengan skor 0.96 = 96%, SMA Negeri 2 Metro 0.86 = 86%, SMA Negeri 3 Metro 0.53 = 53%, SMA Negeri 4 Metro 0.85 = 85%, SMA Negeri 5 Metro 0.91 = 91%, dan SMA Negeri 6 Metro 0.84 = 84%. Berdasarkan hasil analisis di atas, diketahui bahwa penguasaan konsep sejarah guru SMA Negeri 1, 2, 4, 5, dan 6 Metro dalam kategori sangat baik, sedangkan untuk SMA Negeri 3 Metro dalam kategori cukup. Pemahaman Karakteristik Siswa Sub-variabel ketiga dari kinerja guru sejarah adalah pemahaman karakteristik siswa. Berdasarkan diagram di atas, menunjukkan bahwa hampir seluruh guru sejarah memahami karaktristik siswa dengan kategori sangat baik, SMA Negeri 1 Metro dengan skor 96 0.97 = 97%, SMA Negeri 2 Metro 0,94 = 94%, SMA Negeri 4 Metro 0,84 = 84%, SMA Negeri 5 Metro 0.96 = 96%, dan SMA Negeri 6 Metro 0.89 = 86%. Hanya SMA Negeri 3 Metro yang medapat kategori baik dengan skor 0.60 = 60%. Kinerja Guru Sejarah Ditinjau dari Penguasaan Strategi Mengajar Sub-variabel berikutnya dari kinerja guru sejarah adalah penguasaan strategi pembelajaran. Hal ini terlihat SMA Negeri 1 Metro dengan skor 0.90 = 90%, SMA Negeri 2 Metro 0,83 = 83%, SMA Negeri 3 0.47 = 47%, SMA Negeri 4 Metro 0,69 = 69%, SMA Negeri 5 Metro 0.91 = 91% dan SMA Negeri 6 Metro 0.81 = 81%. dari diagram di atas diketahui bahwa guru di empat SMA Negeri telah menguasai strategi pembelajaran dengan sangat baik yakni SMA Negeri 1, 2, 5, dan 6 kota Metro. Sedangkan SMA Negeri 3 kota Metro dalam kategori cukup dan SMA Negeri 4 Kota Metro dalam Kategori baik. Pengelolaan Pembelajaran Sejarah Sub-variabel berikutnya dari kinerja guru sejarah adalah pengelolaan pembelajaran sejarah. Dari diagram di atas diketahui bahwa, SMA Negeri 1 Metro dengan skor 0.95 = 95%, SMA Negeri 2 Metro 0,88 = 88%, SMA Negeri 3 0.52= 52%, SMA Negeri 4 Metro 0,74 = 74%, SMA Negeri 5 Metro 0.93 =93%, dan SMA Negeri 6 Metro 0.86=86%. Seperti sub-variabel sebelumnya pada sub varibel ini terlihat guru sejarah di empat SMA Negeri kota Metro dapat mengelola pembelajaran

Jurnal HISTORIA Volume 3, Nomor 2, Tahun 2015, ISSN 2337-4713 dengan sangat baik, yakni SMA Negeri 1, 2, 5, dan 6 kota Metro. Sekolah yang berkategori baik adalah SMA Negeri 4 Metro dan sekolah berkategori cukup dalam pengelolaan pembalajaran adalah SMA Negeri 3 Metro. Kinerja Guru dalam Evaluasi Pembelajaran Sejarah Sub-variabel berikutnya dari kinerja guru sejarah adalah evaluasi pembelajaran. Pada diagram di atas terlihat hanya separuh guru sejarah SMA Negeri di kota Metro yang telah menguasai evaluasi pembelajaran dengan kategori sangat baik yakni SMA Negeri 1 Metro dengan skor 0.94 =94%, SMA Negeri 2 Metro 0,85 = 85%, dan SMA Negeri 5 Metro yakni 0.96 = 96%. Sedangkan tiga SMA Negeri lainnya dengan kategori baik meliputi,sma Negeri 3 0.66 = 66%, SMA Negeri 4 Metro 0,62 = 62%, SMA Negeri 6 Metro 0.67 = 67%. Kinerja Guru dalam Penanaman Karakter Sub-variabel terakhir dari kinerja guru sejarah adalah penanaman karakter. pada diagram di atas terihat sebagian besar guru sejarah SMA Negeri di kota Metro telah menanamkan karakter pada siswa dalam pembelajaran sejarah, SMA Negeri 1 Metro dengan skor 0.94 = 94%, SMA Negeri 2 Metro 0,88 = 88%, SMA Negeri 3 0.59 = 59%, SMA Negeri 4 Metro 0,75 = 75%, SMA Negeri 5 Metro 0.96 = 96% dan SMA Negeri 6 Metro 0.89 = 89%. berdasarkan diagram di atas diketahui 97 bahwa SMA Negeri 1, 2, 5, dan 6 kota Metro telah menanamkan karakter dengan kategori sangat baik, SMA Negeri 3 kota Metro dengan kategori cukup dan SMA Negeri 4 kota Metro dengan kategori baik. SIMPULAN Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kinerja guru sejarah di kota Metro rata-rata mencapai kategori baik dan sangat baik. Namun dari analisis yang telah dilakukan serta temuan-temuan dalam penelitian yang dilihat dari beberapa sub-variabel dan indikator kinerja guru maka terdapat beberapa hal yang menunjukan kelemahan-kelemahan kinerja guru sejarah. sub-variabel tersebut antara lain tentang evaluasi pembelajaran sejarah dan rata-rata guru belum mempunyai bahan ajar untuk mendukung terhadap implementasi pembelajaran sejarah berkarakter. Daftar Pustaka Aman. 2011. Model Evaluasi Proses dalam pembelajaran Sejarah. Yogyakarta: Ombak Hasan, Said Hamid. 2011. Bahan Ajar Pengembangan Asesmen Kinerja dan Portofolio dalam Pembelajaran Sejarah (Tulisan untuk peringan 70 tahun Prof. Dr. Asmawi Zainul, M.Ed). Bandung: UPI. Milanowski, Anthony T. 2009. Review of Teaching Performance Assessments for Use in Human Capital Management. University of Wisconsin-Madison. Nurhayati B. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Profesionalisme dan Kinerja Guru Biologi di Kota

Kinerja Guru Sejarah SMA..., Kuswono, 91-98 Makassar Sulawesi Selatan. Mimbar Pendidikan. No. 4/XXV/2006. Universitas Pendidikan Indonesia. Schacter, John. 2010. Teacher Performance-Based Accountability: Why, What and How. Milken Family Foundation Santa Monica, CA. Widoyoko, S. Eko Putro dan Rinawati, Anita. Pengaruh Kinerja Guru terhadap Motivasi Belajar Siswa. Cakrawala Pendidikan. Juni 2012. Th. XXXI. No. 2. LPPM UNY. 98