MODUL 6 (SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN) (PROFILE MATCHING) PENCOCOKAN PROFIL

dokumen-dokumen yang mirip
P10 Model Pencocokan Profil. A. Sidiq P. Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta

DSS - Wiji Setiyaningsih, M.Kom

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Pendukung Keputusan atau DSS (Decision Support System) adalah sistem

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI KARYAWAN DENGAN METODE "MATCHING PROFILE"

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING DALAM SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMBERIAN BONUS KARYAWAN (STUDI KASUS: PT. SANGHYANG SERI PERSERO)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. SYSMEX MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON KARYAWAN PADA PT.ARINA MULTIKARYA KEDIRI MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA KARYAWAN UNTUK PROMOSI JABATAN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI MENGGUNAKAN METODE SAW(SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING) STUDI KASUS PT.

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENEMPATAN JABATAN PADA CV CIPTA KARYA BERBASIS WEB

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK KENAIKAN JABATAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING MODELING

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN DAN PERENCANAAN KARIR PADA PT. X

PEMBUATAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN DAN PERENCANAAN KARIR PADA PT. X

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI SEBAGAI CALON PENJABAT PERANGKAT KELAS MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING DI SMA NEGERI 1 PARE

BAB II LANDASAN TEORI. yang dirancang untuk menyediakan informasi yang diperlukan untuk pengambilan

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dibangun, dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP ( Hypertext

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Penilaian kategori Tabel 2.2 Bobot nilai gap Tabel 3.1 Range Penilaian...44

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB IV PERANCANGAN SISTEM

JURNAL TEKNOLOGI TECHNOSCIENTIA ISSN: Vol. 5 No. 2 Februari 2013

PENGEMBANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TERBAIK DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI PT SUARA MERDEKA

Afrina Program Magister Sistem Informasi STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

Afrina, Rusdianto Roestam STIKOM Dinamika Bangsa Jambi

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK APLIKASI MULTI CRITERIA DECISION MAKING (Studi Kasus : Pemilihan Guru Berprestasi)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENEMPATAN KARYAWAN BERDASARKAN TEST DOMINANT-INFLUENCE-STEADY-COMPLIANCE (DISC) MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN PADA PT. MITRA INFOSARANA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KETUA IPNU/IPPNU MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

PERANCANGAN SISTEM REKOMENDASI JURUSAN BERDASARKAN POTENSI SISWA MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. Penelitian serupa pernah dibahas oleh asfan Muqtadir dan

PERANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK EVALUASI KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA CV. SANGGAR PUNOKAWAN BERBASIS DESKTOP

Jl. Kramat Raya No.18, Jakarta Selatan Jl. Cemerlang No. 8, Sukabumi

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN TELADAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB II LANDASAN TEORI Sejarah dan Perkembangan Sistem Pendukung Keputusan

GROUP DECISION SUPPORT SYSTEM PENENTUAN LOKASI PENANAMAN CABAI MERAH Afijal 1, Riyadhul Fajri 2, Sriwinar 3, Dasril Azmi 4 ABSTRAK

BAB III ANALISIS SISTEM

Sistem Pendukung Keputusan Kelompok Penilaian Kinerja Kepala Sekolah SMP Berprestasi

Analisis Promosi Kenaikan Jabatan Berdasarkan Evaluasi Kinerja Pegawai

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PROMOSI KENAIKAN JABATAN PADA PT DUA KELINCI PATI DENGAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM REKOMENDASI PENERIMAAN BEASISWA PRESTASI DAN MISKIN MENGGUNAKAN PROFILE MATCHING HALAMAN JUDUL

JURNAL STRATEGI PENEMPATAN POSISI PEMAIN DALAM FORMASI BOLA BASKET MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TOPIK TUGAS AKHIR MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING PADA STIE BANK BPD JATENG. Puspita Retno Purwasih

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Jurusan SNMPTN Bagi Siswa SMAN 7 Purworejo

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE ANALISIS GAP UNTUK PROSES KENAIKAN JABATAN DAN PERENCANAAN KARIR

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ANALISA METODE PROFILE MATCHING UNTUK PENGANGKATAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS YAYASAN PERGURUAN AL-AZHAR MEDAN)

PENENTUAN DOSEN PEMBIMBIMBING DAN LOKASI PRAKTEK KERJA LAPANGAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

LAPORAN TUGAS AKHIR SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN DENGAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK MEMBANTU PENJURUSAN CALON SISWA BARU PADA SMK NU MA ARIF KUDUS

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PEMBAHASAN SISTEM. Implementasi sistem merupakan tahapan dari. perancangan sistem yang telah dibuat, serta menguji dan

PEMANFAATAN MODEL PROFILE MATCHING UNTUK PENENTUAN MUSTAHIK

Penentuan Karyawan Berprestasi PT X Menggunakan Metode Gauging Absence of Prerequistes (GAP)

BAB 2 LANDASAN TEORI

PEMILIHAN BEASISWA BAGI MAHASISWA STMIK WIDYA PRATAMA DENGAN METODE PROFILE MATCHING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN SISWA PENERIMA BEASISWA

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK PEMILIHAN ATLET SEPAK BOLA DALAM MENGIKUTI KEJUARAN POPNAS

SNIPTEK 2014 ISBN:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dahulu komponen-komponen utama komputer yang mendukung setiap proses

PENERAPAN METODE PROFILE MATCHING UNTUK MENENTUKAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT PADA PNPM MANDIRI KOTA BANJARMASIN

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENILAIAN KARYAWAN BERPRESTASI (Studi Kasus KPP Pratama Bandung - Cicadas)

Sistem Pendukung Keputusan Kenaikan Jabatan Menggunakan Metode Profile Matching

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI CALON SISWA YANG MENGIKUTI OSN (OLIMPIADE SAINS NASIONAL) PADA SMA 1 PARE MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

IMPLEMENTASI DECISION SUPPORT SYSTEM

IMPLEMENTASI METODE GAUGING ABSENCE OFPREREQUISTES (GAP) PADA SISTEM PENILAIAN KINERJA (PERFORMANCE APPRAISAL) KARYAWAN PT.XYZ

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BEASISWA KOPERTIS UNTUK MAHASISWA DENGAN METODE PROFILE MATCHING DI STMIK DCI KOTA TASIKMALAYA ABSTRAK

BAB 2 LANDASAN TEORI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN EVALUASI KINERJA KARYAWAN PADA CV. ARTHA MANDIRI UNTUK PROMOSI JABATAN MENGGUNAKAN VISUAL BASIC 6.0

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

Prosiding SENATEK 2015 Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto Purwokerto, 28 November 2015, ISBN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI.. vii. DAFTAR TABEL... ix DAFTAR GAMBAR. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI. (2015). Pada penelitiannya, Sutran (2015) menggunkan metode Fuzzy Simple

BAB 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK)

APLIKASI BANTU PENERIMAAN KARYAWAN DI MCDONALD'S JAVA SUPERMALL SEMARANG DENGAN METODE PROFIL MATCHING

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Sistem Penentuan penerima bantuan peningkatan kesejahteraan

Oleh: Yohanis Malelak STIKOM Uyelindo

PERBANDINGAN METODE PROFILE MATCHING DAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING PADA PENENTUAN JURUSAN SISWA KELAS X SMA N 2 NGAGLIK

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Supplier Suku Cadang Mobil Pabrikan Eropa Dalam Konteks Interaksi Manusia Komputer

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Mahasiswa Berprestasi Menggunakan Metode Profile Matching di Politeknik Negeri Malang.

Kata Pengantar. Tekinfo --- Jurnal Ilmiah Teknik Industri dan Informasi

PENENTUAN KARYAWAN BERPRESTASI PT X MENGGUNAKAN METODE GAUGING ABSENCE of PREREQUISITES (GAP)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KENAIKAN JABATAN BERBASIS KOMPETENSI PADA PT. VALBURY ASIA FUTURES SEMARANG DENGAN METODE PROFILE MATCHING

Volume 2 No ISSN :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

BAB III ANALISIS SISTEM

RANCANG BANGUN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELAYAKAN PEMBERIAN KREDIT MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN. dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan,

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Transkripsi:

MODUL 6 (SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN) (PROFILE MATCHING) PENCOCOKAN PROFIL Maksud dari pencocokan profil (profile matching) adalah sebuah mekanisme pengambilan keputusan dengan mengasumsikan bahwa terdapat tingkat variabel predikator yang ideal yang harus dimiliki oleh pelamar, bukannya tingkat minimal yang harus dipenuhi atau dilewati. Pemetaan Gap Kompetensi Gap yang dimaksud adalah perbedaan antara profil jabatan dengan profil karyawan atau bisa ditunjukkan pada rumus berikut : Gap = Profil Karyawan Profil Jabatan Pembobotan Setelah diperoleh Gap pada masing-masing karyawan, setiap profil karyawan diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai Gap. Seperti berikut ini : Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Secondary Factor Setiap aspek dikelompokkan menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Perhitungan core factor ditunjukkan menggunakan rumus yaitu : NCF : Nilai rata-rata core factor Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 1

NC(k,s,p) : Jumlah total nilai core factor (Kecerdasan, Sikap Kerja, Perilaku) IC : Jumlah item core factor Perhitungan secondary factor bisa ditunjukkan menggunakan rumus yaitu : NSF : Nilai rata-rata secondary factor NS(k,s,p) : Jumlah total nilai secondary factor (Kecerdasan, Sikap Kerja, Perilaku) IS : Jumlah item secondary factor Perhitungan Nilai Total Dari hasil perhitungan setiap aspek diatas, selanjutnya dihitung nilai total berdasarkan persentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan bisa dilihat pada rumus berikut : (x)% NCF(k,s,p) + (x)% NSF(k,s,p) = N(k,s,p) NCF(k,s,p) : Nilai rata-rata core factor (kecerdasan, Sikap Kerja, Perilaku) NSF(k,s,p) : Nilai rata-rata secondary factor (Kecerdasan, Sikap Kerja, Perilaku) N(k,s,p) : Nilai Total dari aspek (Kecerdasan, Sikap Kerja, Perilaku) (x)% : Nilai Persen yang diinputkan Perhitungan Penentuan Ranking Hasil akhir dari profile matching adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut bisa ditunjukkan dengan rumus sebagai berikut : Ranking = (x)%nk + (x)% Ns +(x)%np Nk : Nilai kecerdasan Ns : Nilai Sikap Kerja Np : Nilai Perilaku (x)% : Nilai Persen yang diinputkan Contoh : Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 2

Dalam pencocokan profil, dilakukan identifikasi terhadap kelompok karyawan yang baik maupun yang buruk. Para karyawan dalam kelompok tersebut diukur menggunakan kriteria penilaian. Misalnya, karyawan yang ideal mungkin memiliki kecerdasan ratarata, kepekaan sosial yang baik, kebutuhan yang rendah untuk mendominasi orang lain, dan tingkat kemampuan perencanaan yang tinggi. Dalam pencocokan profil, pelamar kerja yang diangkat adalah pelamar yang paling mendekati profil yang ideal seorang karyawan yang berhasil. Aspek-aspek Penilaian Sistem pendukung keputusan tersebut dirancang sedemikian rupa sehingga pengguna yang dalam hal ini adalah manajer bagian sumber daya manusia bisa menentukan aspek-aspek penilaian sendiri secara dinamis sehingga sistem pendukung keputusan tersebut bisa dipakai lebih luas. Berikut dicontohkan menggunakan 3 aspek penilaian yaitu : 1. Aspek Kecerdasan Aspek ini memiliki 10 faktor yaitu : a. Common Sence, kemampuan berfikir konkrit praktis sehingga diperoleh pandangan yang bersifat umum dan realistis b. Verbalisasi Ide, kecakapan mengolah dan mengintegrasi suatu gagasan pemikiran yang bersifat verbal. c. Sistematika Berfikir, kelincahan berfikir dalam menangkap suatu hubungan asosiasi antara satu gejala dengan gejala lain menggunakan logika yang sistematis d. Penalaran dan Sosial Real, kecakapan dalam memahami suatu inti persoalan dari dua gejala secara mendalam sehingga mampu melakukan penalaran secara logis dan merumuskan suatu hasil yang realistis e. Konsentrasi, kemantapan untuk memusatkan perhatian dalam mencamkan suatu persoalan. f. Logika Praktis, kecakapan untuk memecahkan masalah secara logis dan runtut dengan cara praktis dan sederhana g. Fleksibilitas Berfikir, cara pendekatan berfikir yang bervariasi, tidak terpaku pada satu metode saja, dan cakap menganalisis informasi secara faktual h. Imajinasi Kreatif, kecakapan untuk mencari alternatif pemecahan masalah secara kreatif melalui upaya membayangkan hubungan gejala secara menyeluruh i. Antisipasi, kecakapan dalam memprediksi suatu kejadian (akibat) dan mampu mengenali adanya gejala-gejala perubahan j. Sosialisasi 2. Aspek Sikap Kerja Aspek ini memiliki 6 faktor yaitu : a. Energi Psikis, mengungkap besarnya potensi energi kerja, terutama ketika berada di bawah tekanan Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 3

b. Ketelitian dan Tanggung Jawab, menunjukkan adanya kesediaan bertanggung jawab, teliti, serta kepedulian, tetapi bisa berarti pula mudah dipengaruhi, labil, dan kurang waspada c. Kehati-hatian, adanya kecermatan, hati-hati, konsentrasi, kesiagaan, dan kemantapan kerja terhadap pengaruh tekanan d. Pengendalian Perasaan, adanya ketenangan, penyesuaian diri, dan keseimbangan. Bisa juga berarti sebaliknya, yakni menggambarkan temperamen secara penuh, mudah terangsang, dan cenderung egosentris. e. Dorongan Berprestasi, menggambarkan kesediaan dan kemampuan berprestasi, serta kemampuan untuk mengembangkan diri. f. Vitalitas dan Perencanaan, menunjukkan ambisi untuk mengarahkan diri dan mengatur kemampuan dalam mengatur tempo dan irama kerja. 3. Aspek Perilaku Aspek ini memiliki 4 faktor yaitu : a. Kekuasaan (Dominance), kemampuan untuk menahan diri dalam bersikap egois dan menghilangkan sikap senioritas b. Pengaruh (Influences), kemampuan karyawan untuk membimbing aktivitas karyawan lainnya, memotivasi, dan mendayagunakan sumber daya manusia dan sumber daya teknik yang tersedia untuk menyelesaikan tugas dan mencapai solusi atas masalah yang dihadapi dengan berpedoman pada kebijakan organisasi c. Keteguhan Hati (Steadiness), kemampuan untuk menahan tekanan dan tetap tenang dalam situasi kritis d. Pemenuhan (Compliance), kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang disyaratkan dengan supervisi minimum serta kemampuan untuk memenuhi kondisi yang menantang dan memecahkan masalah dari situasi yang baru. Proses penentuan bobot tiap aspek akan melalui proses pendeskripsian dari pihak manajemen Sumber Daya Manusia untuk tiap jabatan yang ada di perusahaan. 1. Proses Perhitungan Pemetaan Gap Kompetensi Yang dimaksud dengan gap disini adalah beda antara profil jabatan dengan profil karyawan atau dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini. Gap = Profil Karyawan - Profil Jabatan Sedangkan untuk pengumpulan gap-gap yang terjadi itu sendiri pada tiap aspeknya mempunyai perhitungan yang berbeda-beda. Untuk lebih jelasnya akan dipaparkan untuk tiap aspeknya, dimana meliputi : Kapasitas Intelektual Pada aspek ini, setelah dilakukan proses perhitungan gap antara profil karyawan dan profil jabatan untuk masing-masing aspeknya dimana dalam aspek Kapasitas Intelektual ini berjumlah 10 sub-aspek, kemudian gap-gap tersebut dikumpulkan menjadi 2 tabel yang terdiri dari : field (-), untuk menempatkan jumlah dari nilai gap yang bernilai negatif, sedangkan field (+), Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 4

untuk jumlah dari nilai gap yang bernilai positif. Sebagai contoh, dapat dilihat pada tabel 1 : Tabel 1. Tabel Kapasitas Intelektual untuk Pengelompokan Gap Dapat dilihat pada tabel 1 bahwa profil jabatan untuk tiap sub-aspek yang tertera dalam tabel tersebut adalah sebagai berikut : (01) = 3, (02) = 3, (03) = 4, (04) = 4, (05) = 3, (06) = 4, (07) = 4, (08) = 5, (09) = 3, dan (IQ) = 4. Kemudian sebagai contoh, diambil karyawan dengan kode PS012 dimana profilnya adalah : (01) = 2, (02) = 4, (03) = 3, (04) = 3, (05) = 2, (06) = 2, (07) = 4, (08) = 3, (09) = 2, dan (IQ) = 3. Sehingga hasil gap yang terjadi untuk tiap sub-aspeknya adalah : (01) = -1, (02) = 1, (03) = -1, (04) = -1, (05) = -1, (06) = -2, (07) = 0, (08) = -2, (09) = -1, dan (IQ) = -2. Setelah proses perhitungan ini selesai maka gap-gap tersebut dikumpulkan menjadi 2 field seperti dapat dilihat pada tabel 1. Dalam contoh ini, maka karyawan tersebut memiliki gap (-) sejumlah -11 dan gap (+) sejumlah 1. Sikap Kerja Cara perhitungan untuk field gap-nya pun sama dengan perhitungan pada aspek sikap kerja. Contoh perhitungan dapat dilihat pada tabel 2 Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 5

Dapat dilihat pada tabel 2 bahwa bobot dari profil jabatan meliputi : (JML) = 3, (SA) = 4, (DI) = 2, (SI) = 3, (TG) = 3, (TP) = 5. Kemudian diambil contoh untuk profil dari karyawan dengan kode PS012 dengan kriteria sebagai berikut : (JML) = 3, (SA) = 4, (DI) = 3, (SI) = 1, (TG) = 3, (TP) = 1. Sehingga hasil gap yang terjadi untuk tiap sub-aspeknya adalah : (JML) = 0, (SA) = 0, (DI) = 1, (SI) = -2, (TG) = 0, (TP) = -4. Kemudian sesuai dengan cara pengumpulan gap seperti pada aspek Kapasitas Intelektual, maka dapat dilihat bahwa untuk field (-) mempunyai total 6 dan untuk field (+) mempunyai total 1. Perilaku Cara perhitungan untuk field gap-nya pun sama dengan perhitungan pada aspek sikap kerja. Contoh perhitungan dapat dilihat pada tabel 3. Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 6

Dapat dilihat pada tabel 3 bahwa bobot dari profil jabatan pada aspek Perilaku ini antara lain : D = 3, I = 3, S = 4 dan C = 5. Seperti contohnya karyawan dengan kode PS012 dengan kriteria : D = 4, I = 4, S = 4 dan C= 4. Sehingga dengan nilai yang sudah ada maka dapat dilihat bahwa hasil perhitungan gap yang terjadi dari karyawan yang bersangkutan adalah D = 1, I = 1, S = 0 dan C = -1. Setelah didapatkan tiap gap dari masing-masing karyawan maka tiap-tiap profil diberi bobot nilai dengan patokan tabel bobot nilai gap. Seperti bisa dilihat pada tabel 4. Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 7

Sehingga tiap karyawan akan memiliki tabel bobot seperti contoh-contoh tabel yang ada dibawah ini. Contoh hasil pemetaan gap kompetensi intelektual : Tabel 5. Tabel Kapasitas Intelektual Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Dengan profil karyawan seperti terlihat pada tabel di atas dan dengan acuan pada tabel bobot nilai gap seperti ditunjukkan pada tabel 4, maka karyawan dengan kode PS012 akan memiliki nilai bobot tiap sub aspeknya seperti terlihat pada tabel 6 di bawah ini : Tabel 6. Tabel Kapasitas Intelektual Hasil Bobot Nilai Gap Contoh hasil pemetaan gap kompetensi sikap kerja : Tabel 7. Tabel Sikap Kerja Hasil Pemetaan Gap Kompetensi Menjadi bobot nilai gap seperti pada tabel 8 di bawah ini : Tabel 8. Tabel Sikap Kerja Hasil Bobot Nilai Gap Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 8

2. Perhitungan dan Pengelompokan Core dan Seconday Factor Setelah menentukan bobot nilai gap untuk ketiga aspek yaitu aspek kapasitas intelektual, sikap kerja dan perilaku dengan cara yang sama. Kemudian tiap aspek dikelompokkan lagi menjadi 2 kelompok yaitu kelompok Core Factor dan Secondary Factor. Untuk perhitungan core factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini : NCI : Nilai rata-rata core factor intelektual l NC : Jumlah total nilai core factor intelektual IC : Jumlah Item core factor Sedangkan untuk perhitungan secondary factor dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini : NSI : Nilai rata-rata secondary factor intelektual NS : Jumlah total nilai secondary factor intelektual IS : Jumlah Item secondary factor Untuk lebih jelasnya pengelompokkan bobot nilai gap dapat dilihat pada contoh perhitungan aspek kapasitas intelektual sebagai berikut : Tabel 9. Tabel Pengelompokan Bobot Nilai Gap Aspek Kapasitas Intelektual Seperti dapat dilihat pada tabel 9 di atas, terlebih dahulu telah ditentukan terlebih dahulu sub-aspek mana yang menjadi core factor dari aspek intelektual (misalnya sub- Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 9

aspek 01, 02, 05, 08 dan 09) maka sub-aspek sisanya akan menjadi secondary factor. Kemudian nilai core factor dan secondary factor ini dijumlahkan sesuai rumus. Sehingga didapatkanlah bahwa untuk karyawan berkode PS012 memiliki core factor intelektual rata-rata = 4,9 dan secondary factor intelektual rata-rata = 4,8. Hal yang sama juga dilakukan terhadap aspek sikap kerja dan aspek perilaku. 3. Perhitungan Nilai Total Tiap Aspek Dari hasil perhitungan dari tiap aspek diatas kemudian dihitung nilai total berdasar prosentase dari core dan secondary yang diperkirakan berpengaruh terhadap kinerja tiap-tiap profil. Contoh perhitungan dapat dilihat pada rumus di bawah ini : Untuk lebih jelasnya perhitungan nilai total dapat dilihat pada contoh perhitungan aspek kapasitas intelektual sebagai berikut : Tabel 10. Tabel Nilai Total Aspek Kapasitas Intelektual Hal yang sama juga dilakukan terhadap aspek sikap kerja dan aspek perilaku. 4. Perhitungan Ranking Hasil akhir dari proses profile matching adalah ranking dari kandidat yang diajukan untuk mengisi suatu jabatan tertentu. Penentuan ranking mengacu pada hasil perhitungan tertentu. Perhitungan tersebut dapat ditunjukkan pada rumus di bawah ini : NI : Nilai Kapasitas Intelektual NSK : Nilai Sikap Kerja NP : Nilai Perilaku Sesuai dengan rumus untuk perhitungan ranking di atas maka hasil akhir dari karyawan dengan kode PS012 dapat dilihat tabel 11 di bawah ini : Tabel 11. Tabel Hasil Akhir Proses Profile matching Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 10

Setelah tiap kandidat mendapatkan hasil akhir seperti contoh pada tabel 11 di atas, maka dapat ditentukan peringkat atau ranking dari tiap kandidat berdasarkan pada semakin besar nilai hasil akhir maka semakin besar pula kesempatan untuk menduduki jabatan yang ada, dan begitu pula sebaliknya. Oleh : Tonni Limbong, S.Kom.,M.Kom 11