DESAIN PREMIS Alun-alun Kapuas merupakan sebuah taman kota yang terletak di pinggir sungai Kapuas yang menghadap ke seberang sungai yang bersebrangan dengan Kraton Kadariyah. Letak alun-alun yang strategis menjadikan tempat ini sebagai suatu tempat rekreasi dan sosialisasi masyarakat Pontianak. Namun sayangnya keberadaan tempat ini tidak diimbangi dengan perawatan yang maksimal dari pemerintah dan masyarakat. Sungai Kapuas (Taman Alun Kapuas) direncanakan untuk dapat menampung berbagai kegiatan yang meliputi dermaga wisata air yang melayani pemakaian perahu-perahu wisata (cruise), olah raga air, tempat berjualan seperti kios, cafe, tempat bermain, dan taman kota. Konsep dasar dari re-desain Taman Budaya ini adalah rekreasi budaya yang didasarkan pada pengaturan tata ruang luar yang disesuaikan dengan arsitektur lokal. Kawasan Waterfront ini dimaksudkan menjadi sebuah Taman Budaya yang akan menjadi sebuah ruang pamer bagi berbagai macam jenis kebudayaan yang ada. Budaya yang akan diangkat didalam Taman Budaya ini adalah dayak, melayu, dan cina, yang ketiga budaya tersebut merupakan budaya yang dominan di Kota Pontianak. Kemudian Taman Budaya ini diharapkan menjadi pemersatu bagi seluruh budaya yang ada di Pontianak. Selain itu juga bertujuan sebagai tempat rekreasi dan sosialisasi bagi seluruh masyarakat Kota Pontianak. Untuk mecapai tujuan tersebut maka ketiga budaya itu akan di integrasikan menjadi satu melalui penataan ruang luar yang didasarkan pada orientasi bangunan, pola perkampunga, sirkulasi, grid typologi denah, tampak dan potongan, hierarki denah, penggunaan grid, dan penggunaan ornamen yang diambil dari ketiga budaya tersebut. Sedangkan untuk tujuan sosialisasi maka dirancang ruang-ruang dimana masyarakat dapat melakukan kegiatan bersama sehingga dapat saling berkomunikasi. Untuk tujuan rekreasi maka dapat dirancang ruang-ruang yang dapat menghibur masyarakat Kota Pontianak. Dalam merancang Taman Budaya ini menggunakan sebuah metode transformasi perancangan yaitu metode preseden. Metode preseden merupakan xvii
sebuah metode perancangan dengan mengambil pendekatan dari pakem-pakem budaya yang ada. Sehingga dari metode preseden ini kemudian didapat sebuah bentuk metode pengujian rancangan yang diambil dari arsitektur lokal Kota Pontianak yaitu orientasi bangunan, pola sirkulasi, pola perkampungan, typologi denah rumah, tampak dan potongan, hierarki denah, dan penggunaan grid. Fungsi-fungsi ruang yang terdapat pada taman budaya ini adalah food court, taman bermain anak, area ruang pamer bagi budaya lokal yang ada di Pontianak, pusat informasi budaya, area pertunjukan kebudayaan (amphiteather), Pusat oleholeh khas Pontianak, dan tempat bersandarnya kapal-kapal wisata. Penggabungan ketiga kebudayaan dilakukan dengan cara membentuk zonazona untuk masing-masing kebudayaan yang terdiri dari zona melayu, zona dayak dan zona cina. Zona melayu terdiri dari satu bangunan yaitu bangunan pusat informasi budaya, untuk zona dayak terdiri dari dua bangunan yaitu pusat oleh-oleh dan food court, sedangkan untuk zona cina terdiri dari satu bangunan yaitu panggung pertunjukan outdoor. xviii
DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Lembar pernyataan Motto Halaman Persembahan Kata Pengantar Abstraksi Desain Premis Daftar Isi Daftar Gambar i ii iii iv v viii ix xi xvi Daftar Pustaka BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1 1.1.1 Latar Belakang Proyek 1 a. Kondisi Pariwisata Outdoor di Kota Pontianak 1 b. Kurangnya Fasilitas Budaya 2 c. Pentingnya Lahan Terbuka Hijau Bagi Kota Pontianak 3 1.1.2 Permasalahan Desain 3 a. Promosi Kebudayaan Lokal sebagai Bagian Dari Perancangan 3 b. Pemanfaatan Potensi Sungai Kapuas dan Hubungannya dengan Keberadaan Taman Budaya di Tepian Kapuas. 4 c. Konsep Kota Pontianak sebagai Waterfront City dan xi
Kaitannya dengan Taman Budaya di Tepian Kapuas. 6 d. Taman Budaya Kaitannya sebagai Ruang Untuk Sosialisasi dan Rekreasi bagi Masyarakat Kota Pontianak. 7 1.1.3 Keaslian Perancangan 7 1.1.4 Perumusan Masalah 9 1.1.5 Tujuan Perancangan 9 1.1.6 Sistematika Penulisan 10 1.1.7 Kerangka Pola Pikir 11 BAB II Kajian Literatur 2.1 Kajian Arsitektur Lokal 12 a. Dayak 12 b. Melayu 18 c. Cina 23 2.2 Preseden Arsitektur sebagai metode transformasi perancangan 24 2.3 Kajian Aktivitas dan Kegiatan 28 2.4 Tinjauan Rekreasi dan Sosialisasi 29 2.5 Karekteristik Sungai Kapuas 31 2.6 Tinjauan Landscape dan Kaitannya dengan Waterfront 33 2.7 Kajian Integrasi Bangunan 39 2.8 Kesimpulan 44 xii
BAB III Metode Analisis 3.1 Metode Perancangan 45 3.2 Metode Analisis / Pendekatan Perancangan 46 3.3 Metode Pengujian Rancangan 47 BAB IV ANALISA TAMAN BUDAYA 4.1 Analisis kebutuhan ruang 49 4.1.1 Program kegiatan 49 4.1.2 Program ruang 52 4.1.3 Besaran ruang 54 4.1.4 Hubungan ruang dan alur kegiatan 74 4.1.5 Organisasi ruang 76 4.2 Analisis pengaturan lahan berdasarkan integrasi kebudayaan 4.2.1 Orientasi 77 4.2.2 sirkulasi 80 4.2.3 Pola integrasi 81 4.2.4 Lansekap 83 4.2.5 Analisis karakteristik sungai kapuas terhadap site 88 4.2.6 Elemen air dalam landscape 90 4.2.7 Sistem Drainase 90 4.3 Analisis kawasan taman budaya secara mezzo 92 xiii
4.3.1 Hierarki 92 4.3.2 Typologi denah bangunan 93 4.3.4 Typologi tampak dan potongan 97 4.3.5 Pola grid 100 4.3.6 Sirkulasi mezzo 102 4.4 Analisa lokasi dan site 105 4.5 Data eksisting 107 BAB V KONSEP 5.1 Konsep kawasan secara makro 109 5.1.1 Orientasi 109 5.1.2 Sirkulasi 110 5.1.3 Pola integrasi 110 5.1.4 Lansekap 111 5.1.5 Drainase 114 5.1.6 Sistem struktur 115 5.2 Konsep kawasan secara mezzo 115 5.2.1 Hierarki 115 5.2.2 konsep denah bangunan 115 5.2.3 Konsep tampak dan potongan 118 5.2.4 Konsep berdasarkan pola grid bangunan 120 xiv
5.2.5 Konsep sirkulasi mezzo 120 BAB VI TRANSFORMASI PERANCANGAN 6. 1 Kawasan secara makro 122 Pusat orientasi dan sirkulasi 122 Pola integrasi 123 6.2 Kawasan secara mezzo 123 Typologi denah, hierarki, dan grid ruang 123 Typologi tampak dan potongan 127 Sirkulasi mezzo 130 6.3 Berdasarkan prinsip green landscape 132 xv
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Rumah panjang sebagai bentuk rumah adat suku Dayak 14 Gambar 2.2 Tata ruang dalam rumah adat suku dayak iban 14 Gambar 2.3 Pola perkampungan salah satu suku dayak yang memiliki strata sosial 16 Gambar 2.4 Jalan menuju ke main house 16 Gambar 2.5 Orientasi bangunan suku dayak yang menghadap ke sungai 17 Gambar 2.6 Orientasi bangunan suku dayak terhadap matahari 17 Gambar 2.7 Motif Ukiran pada suku Dayak 19 Gambar 2.8 Denah Rumah Potong Limas pada etnis melayu 21 Gambar 2.9 Contoh rumah etnis melayu yang digunakan pada keraton Kadariyah 21 Gambar 2.10 Orientasi rumah etnis melayu yang menghadap ke sungau dengan sirkulasi menggunankan gertak 22 Gambar 2.11 Orientasi rumah etnis melayu yang menghadap ke sungai dengan sirkulasi menggunankan gertak pada daerah Kampung beting 22 Gambar 2.12 Orientasi rumah etnis melayu yang menghadap ke jalan 22 Gambar 2.13 Pola perkampungan melayu yang terdapat di Kampung Beting 23 Gambar 2.14 Pola perkampungan melayu yang terdapat di Kampung Beting 23 Gambar 2.15 Motif ornament Melayu 25 Gambar 2.16 Pola perkampungan cina yang berorientasi ke arah jalan 26 Gambar 2.17 Pola perkampungan cina yang ada di daerah Pasar Tengah Pontianak 26 Gambar 2.18 Pola Pembagian Rumah menjadi 9 sektor pada Etnis Tionghoa 27 Gambar 2.19 Ukiran Naga yang Terdapat Pada Klenteng 28 Gambar 2.20 Aktivitas masyarakat di Sungai Kapuas 35 Gambar 2.21 Pemanfaatan tepian sungai sebagai tempat industri karet 35 Gambar 2.22 Rencana Tata Ruang Kota Pontianak 36 xvi
Gambar 2.23 Panggung outdoor pada Taman Budaya Jogja 40 Gambar 2.24 Gedung Taman Budaya Jogja yang bergaya Kolonial 40 Gambar 2.25 Zona kebudayaan yang ada pada Taman Mini Indonesia Indah 42 Gambar 2.26 Bangunan dan tampak atas Adam Joseph Louis Center 43 Gambar 4.1 Sketsa jarak pandang untuk ruang pamer outdoor 54 Gambar 4.2 Potongan panggung outdoor 55 Gambar 4.3 Layout panggung terbuka 55 Gambar 4.4 Layout ruang dandan 56 Gambar 4.5 Sketsa jarak pandang untuk ruang pamer indoor 58 Gambar 4.6 Sketsa ruang kajian budaya 59 Gambar 4.7 Pola hubungan ruang secara makro 74 Gambar 4.8 Alu kegiatan staff pengelola 74 Gambar 4.9 Alur kegiatan peserta seminar 74 Gambar 4.10 Alur kegiatan peserta kajian 74 Gambar 4.11 alur kegiatan pencari informasi budaya 75 Gambar 4.12 Alur kegiatan pengunjung 75 Gambar 4.13 Organisasi ruang gedung pusat informasi budaya 76 Gambar 4.14 Organisasi ruang area rekreasi dan sosialisasi 76 Gambar 4.15 Organisasi ruang area taman budaya indoor 77 Gambar 4.16 Pola konstelasi pada kampong beting 78 Gambar 4.17 Transformasi pola orientasi 80 Gambar 4.18 Transformasi pola sirkulasi 81 Gambar 4.19 Panggung yang terdapat pada rumah rumah adat dayak 82 Gambar 4.20 Contoh salah satu atraksi kebudayaan dayak yang ada 82 Gambar 4.21 Contoh pola integrasi yang digunakan 83 xvii
Gambar 4.22 Contoh grass block dan paving block 84 Gambar 4.23 Bentuk pohon tanjung 85 Gambar 4.24 Bentuk pohon peneduh 87 Gambar 4.25 Sketsa sirkulasi alternative 87 Gambar 4.26 Sketsa sirkulasi utama 87 Gambar 4.27 Bentuk struktur pada bagian atas sungai 89 Gambar 4.28 Adaptasi bentuk sirkulasi masyarakat melayu 89 Gambar 4. 29 Penggunaan elemen air dalam landscape 90 Gambar 4. 30 Septictank yang biasa digunakan oleh masyarakat Pontianak 91 Gambar 4.31 Penggunaan drainase yang ditempatkan disepanjang sirkulasi 91 Gambar 4.32 Hierarki yang ada pada rumah adat dayak 92 Gambar 4.33 Bentuk denah rumah potong kawat 93 Gambar 4.34 Bentuk denah rumah potong godang 94 Gambar 4.35 Bentuk denah rumah potong limas 94 Gambar 4.36 Analisis bentuk denah rumah potong limas 95 Gambar 4.37 Analisis bentuk denah rumah cina 96 Gambar 4.38 Analisis bentuk denah rumah suku dayak 97 Gambar 4.39 Analisa tampak rumah melayu 98 Gambar 4. 40 Analisa tampak rumah dayak 99 Gambar 4.41 Analisa tampak rumah cina 100 Gambar 4.42 Analisa grid rumah dayak 101 Gambar 4.43 Analisa grid rumah melayu 101 Gambar 4.44 Analisa grid rumah cina 102 Gambar 4.45 Analisa sirkulasi mezzo pada zona kebudayaan dayak 103 Gambar 4.46 Analisa sirkulasi mezzo pada zona kebudayaan melayu 104 xviii
Gambar 4.47 Analisa sirkulasi mezzo pada zona kebudayaan cina 104 Gambar 4.48 Peta administrative kota Pontianak 105 Gambar 4.49 Site yang akan dirancang sebagai taman budaya 105 Gambar 4.50 Gedung komando resor militer yang berada di depan site 105 Gambar 4.51 Kantor walikota Pontianak yang terletak di depan site 105 Gambar 4.52 Letak hotel kartika yang berada tepat di sebelah site 106 Gambar 4.53 Keadaan pelabuhan yang berada di sebelah site 106 Gambar 4.54 Fasilitas permainan yang ada di alun alun 106 Gamabar 4.55 Aktivitas perdagangan yang ada di alun alun 106 Gambar 4.56 Site yang sudah terbentuk 106 Gambar 5.1 Pohon flamboyant 111 Gambar 5.2 Pohon kersent 112 Gambar 5.3 Bentuk buah jambu air 112 Gambar 5.3 Bentuk bunga kembang sepatu 113 xix