Lampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01

dokumen-dokumen yang mirip
KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP DEMAM BERDARAH PADA MASYARAKAT DI CIMAHI TENGAH

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Indonesia yang semakin luas penyebarannya. Penyakit Demam Berdarah

SATUAN ACARA PEMBELAJARAN (SAP) PENYULUHAN KESEHATAN DEMAM BERDARAH DENGUE

PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

BAB I. dalam kurun waktu yang relatif singkat. Penyakit menular umumnya bersifat akut

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

SIARAN RADIO TANGGAL 3 OKTOBER 2011 MATERI PENYAKIT DEMAM BERDARAH NAMA DR. I GUSTI AGUNG AYU MANIK PURNAMAWATI, M.KES

BAB I PENDAHULUAN. virus dengue yang ditularkan dari gigitan nyamuk Aedes aegypti sebagai

LAMPIRAN I DOKUMENTASI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. disebabkan oleh virus dengue dari genus Flavivirus. Virus dengue

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang. Nyamuk Aedes aegypti merupakan salah satu vektor. yang membawa penyakit demam berdarah dengue.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

KUESOINER KECAMATAN :... NAMA SEKOLAH : SD... ALAMAT SEKOLAH :... WILAYAH PUSKESMAS :... TGL. SURVEY :... PETUGAS :...

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BERHARAP, JATIM (INDONESIA) BEBAS DEMAM BERDARAH Oleh : Zaenal Mutakin

KUESIONER PENELITIAN

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan daerah tropis yang banyak berkembang nyamuk Aedes. kepadatan penduduk (Kementerian Kesehatan RI, 2010).

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) DHF ( Dengue Haemoragic Fever)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar belakang. Demam berdarah dengue merupakan masalah utama penyakit menular

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

FOKUS UTAMA SURVEI JENTIK TERSANGKA VEKTOR CHIKUNGUNYA DI DESA BATUMARTA UNIT 2 KECAMATAN LUBUK RAJA KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TAHUN 2009

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB I PENDAHULUAN. berbahaya ini cenderung menurun bersamaan dengan terus membaiknya

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) : Siswa dapat mengetahui, memahami dan mempunyai sikap. Waktu : 60 menit ( 45 menit ceramah dan 15 menit diskusi ).

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. 1. Konsep Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Pengertian Demam Berdarah Dengue (DBD)

BAB I PENDAHULUAN. penyakit bermunculan. Selain Demam Berdarah (DB) juga muncul penyakit. bagian persendian (arthralgia) (Arini, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat sejak diketemukannya kasus tersebut di Surabaya pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

I. IDENTITAS RESPONDEN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

Langkah-langkah Anti Nyamuk

KUESIONER PENELITIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA NOMOR 6 TAHUN 2007 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

KAJIAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU MASYARAKAT BERHUBUNGAN DENGAN CHIKUNGUNYA DI KELURAHAN PASIR KUDA, KECAMATAN BOGOR BARAT

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat Indonesia, disamping mulai meningkatnya masalah

KAJIAN PERILAKU DAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT DALAM PSN DEMAM BERADARAH DI 10 KOTA INDONESIA TAHUN 2007 K U E S I O N E R

YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DI DESA BANTAR WILAYAH KERJA PUSKESMAS JATILAWANG KABUPATEN BANYUMAS

Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes Volume VIII Nomor 1, Januari 2017 ISSN (p) -- ISSN (e)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

KUESIONER PENELITIAN PENGETAHUAN IBU RUMAH TANGGA DI PASEBAN BARAT JAKARTA PUSAT TENTANG DEMAM BERDARAH DENGUE DAN FAKTOR- FAKTOR YANG BERHUBUNGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak-anak.penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih

DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Tanggal / Tempat Lahir : 13 Agustus 1988 / Terengganu, Malaysia.

Volume 1 No. 1 June 2017 ISSN: E-ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. lancarnya transportasi (darat, laut dan udara), perilaku masyarakat yang kurang sadar

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan di. Berdasarkan data Dinas Kesehatan kota Bandar Lampung Januari hingga 14

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 51 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

MATERI PENYULUHAN KEPADA MASYARAKAT TENTANG PENYAKIT DEMAM BERDARAH. : 45 menit untuk ceramah, 15 menit Tanya jawab

BAB I PENDAHULUAN. musim hujan dan musim kemarau. Salah satu jenis penyakit yang sering

5. TINGKAT PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU MASYARAKAT TERHADAP PEMBERANTASAN PENYAKIT DBD (Studi Kasus Kabupaten Indramayu)

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

A. LATAR BELAKANG MASALAH

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 20 TAHUN 2016 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Frekuensi Kejadian Demam Berdarah Dengue. bertambah luas, sehingga pada tahun 1994 DBD telah tersebar ke seluruh

BAB V PEMBAHASAN. A. Pemantauan Vektor Penyakit dan Binatang Pengganggu. dan binatang pengganggu lainnya yaitu pemantauan vektor penyakit dan

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

KEPADATAN JENTIK Aedes aegypti sp. DAN INTERVENSI PENGENDALIAN RISIKO PENULARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PADANG TAHUN 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. DBD yang paling penting adalah dengan mengendalikan nyamuk Aedes

PENDAHULUAN. Ratna Sari Dewi STIKES Harapan Ibu Jambi Korespondensi penulis:

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI BANYUWANGI SALINAN PERATURAN BUPATI BANYUWANGI NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DI KABUPATEN BANYUWANGI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Demam berdarah dengue adalah penyakit dengan tanda-tanda klinis

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU PEMBERANTASAN SARANG NYAMUK DI RT 3 RW 4 DESA KEMBANGBAHU KECAMATAN KEMBANGBAHU KABUPATEN LAMONGAN

UMUM 1. Nama:.. 2. Tanggal Lahir:. 3. Jenis Kelamin: Laki-laki/Perempuan 4. Kelas: 5. Sekolah: SDN Cibogo. Universitas Kristen Maranatha

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Gambaran Umum Padukuhan VI Sonosewu

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

USULAN PROGAM KREATIVIFITAS MAHASISWA PERMAS 3M PLUS (PEMBERDAYAAN MASYARAKAT 3M PLUS) SEBAGAI UPAYA PENANGGULANGAN KASUS DBD BIDANG KEGIATAN:

UPAYA PEMANTAUAN NYAMUK Aedes aegypti DENGAN PEMASANGAN OVITRAP DI DESA GONILAN KARTASURA SUKOHARJO

Transkripsi:

Lampiran 1 : SURAT PERMINTAAN DARI KEPALA SEKOLAH SDN KALISAT 01

Lampiran 2 : SURAT TUGAS DARI KETUA LPM UNIVERSITAS JEMBER

Lampiran 3 : DAFTAR RIWAYAT HIDUP PELAKSANA 1. Nama : Latifa Aini S., M.Kep., Sp.Kom NIP : 19710926 200912 2 001 Pangkat/Golongan : Penata Muda Tingkat I/IIIb Jabatan : Asisten Ahli Instansi : Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Bidang Keahlian : Keperawatan Pendidikan terakhir : S2 Keperawatan-Universitas Indonesia, Jakarta 2. Nama : Roymond H. Simamora, Ns., M.Kep NIP : 19760629 200501 1 001 Pangkat/Golongan : Penata Muda tingkat I/IIIb Jabatan : Lektor Instansi : Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Bidang Keahlian : Keperawatan Pendidikan terakhir : S2 Keperawatan-Universitas Indonesia Jakarta 3. Nama : Retno Purwandari, Ns., M.Kep NIP : 19820314 200604 2 002 Pangkat/Golongan : Penata Muda tingkat I/IIIa Jabatan : Asisten Ahli Instansi : Prodi Ilmu Keperawatan Universitas Jember Bidang Keahlian : Keperawatan Pendidikan terakhir : S2 Keperawatan-Universitas Indonesia Jakarta

Lampiran 4 : BERITA ACARA KEGIATAN

Lampiran 5 : DAFTAR HADIR KEGIATAN

Lampiran 6 : MATERI : PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH A. Pengertian Demam Berdarah Penyakit demam berdarah dengue atau yang disingkat sebagai DBD adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti betina lewat gigitan saat menghisap darah manusia. B. Penyebab Demam Berdarah Demam berdarah disebabkan oleh virus dengue yang dibawa oleh nyamuk aedes aegypti. Jenis tempat perkembangbiakan nyamuk Aedes aegypti menurut Departemen Kesehatan RI (1995) dapat dikelompokkan sebagai berikut: 1. Tempat penampungan air untuk keperluan sehari-hari, seperti bak mandi, drum, tempayan, ember, gentong, dan lain-lain. 2. Tempat penampungan air bukan untuk keperluan sehari-hari, seperti tempat minum burung, vas bunga, kaleng, botol, ban bekas, dan plastic bekas. 3. Tempat penampungan alamiah, seperti lubang pohon, lubang batu, pelepah daun, tempurung kelapa, dan pohon bambu. Beberapa faktor yang diketahui berkaitan dengan peningkatan transmisi virus Dengue yaitu: 1. vektor: perkembangbiakan vektor, kebiasaan menggigit, kepadatan vektor di lingkungan, transportasi vektor dari satu tempat ke tempat lain 2. pejamu: terdapatnya penderita di lingkungan/keluarga, mobilisasi dan paparan terhadap nyamuk, usia, dan jenis kelamin 3. lingkungan: curah hujan, suhu, sanitasi, dan kepadatan penduduk C. Tanda dan Gejala Demam Berdarah Secara umum tanda dan gejala Demam Berdarah, antara lain: 1. Demam tinggi selama 5 7 hari 2. Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi. 3. Uji torniket positif ( lebih dari 20 petekie dalam 2,54 cm2 di lengan bawah bagian dekat lipat siku) petekie merupakan perdarahan yang sering ditemukan dan muncul pada hari pertama. 4. Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri. 5. Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati. 6. Sakit kepala. 7. Pembengkakan sekitar mata. 8. Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening. 9. Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan lemah). 10. Kadang-kadang terjadi shock manifestasi pendarahan pada Demam berdarah, dimulai dari test torniquet positif dan bintik-bintik pendarahan di kulit (ptechiae). Ptechiae ini bisa terjadi di seluruh anggota gerak, ketiak, wajah dan gusi, juga bisa terjadi pendarahan

hidung, gusi, dan pendarahan dari saluran cerna, dan pendarahan dalam urine. D. Pencegahan Menurut Departemen Kesehatan RI (1992), seperti penyakit menular lain, cara pemberantasan penyakit DBD dengan memutuskan mata rantai penularan, yaitu dengan mengisolasi penderita agar tidak digigit nyamuk Aedes aegypti, mencegah dari gigitan nyamuk sehingga orang sehat tidak tertular, dan pemberantasan vektor nyamuk Aedes aegypti (dewasa). Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian vektor, yaitu nyamuk Aedes aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat dilakukan dengan beberapa metode yang tepat menurut Departemen Kesehatan RI (1992) yaitu: a. Lingkungan Metode mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan pemberantasan sarang nyamuk (PSN), pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat perkembangbiakan nyamuk dari hasil samping kegiatan manusia, dan perbaikan desain rumah, sebagai contoh: 1) Menguras bak mandi atau penampungan air seminggu sekali. 2) Mengganti air dalam vas bunga dan minum burung sekurangkurangnya seminggu sekali. 3) Menutup dengan rapat tempat penampungan air. 4) Mengubur sampah-sampah, plastik-plastik, kaleng-kaleng bekas, aki bekas, ban bekas di sekitar rumah, dan sebagainya. b. Biologi Pengendalian biologis antara lain dengan menggunakan ikan pemakan jentik (ikan adu atau ikan cupang) pada tempat penampungan air yang tidak mungkin dikuras. c. Kimiawi Cara pengendalian ini antara lain: 1) Pengasapan atau fogging (dengan menggunakan malathion dan fenthoin), dosis yang dipakai adalah 1 liter malathion 95% EC + 3 liter solar, pengasapan dilakukan pada pagi antara jam 07.00-10.00 dan sore antara jam 15.00-17.00 secara serempak. Bisa dilakukan pengasapan ulang setelah 1 minggu untuk mengurangi kemungkinan penularan sampai batas waktu tertentu, sehingga perlu dilanjutkan langkah-langkah atau kegiatan PSN secara teratur. 2) Memberikan bubuk abate (temephose) dengan cara menaburkan pada tempat penampungan air yang diulang 2-3 bulan sekali dengan takaran 1 gram abate untuk 1 liter air (1 sendok makan berisi 10 gram untuk 100 liter air) pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong air, vas bunga, kolam, dan lain-lain. Cara yang paling mudah namun efektif dalam mencegah penyakit DBD adalah dengan mengkombinasikan cara-cara diatas yang sering kita sebut dengan istilah 3M plus yaitu a. Menguras Menguras tempat tempat penampungan air seperti bak mandi,

tempayan, ember, vas bunga, tempat minum burung, dan lain-lain seminggu b. Menutup Menutup rapat semua tempat penampungan air seperti ember, gentong, drum dan lain-lain c. Mengubur Mengubur semua barang-barang bekas yang ada disekitar rumah yang dapat menampung air hujan Selain itu juga dapat dilakukan dengan melakukan tindakan plus seperti memelihara ikan pemakan jentik-jentik nyamuk, menaburkan larvasida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang kasa di jendela dan ventalasi, menyemprot dengan insektisida, menggunakan kelambu saat tidur, memasang obat nyamuk, memeriksa jentik nyamuk secara berkala serta tindakan lain yang sesuai dengan kondisi setempat, tidak menggantung pakaian di dalam kamar. Untuk membasmi nyamuk Aedes aegypti, peranan masyarakat sangat diperlukan dalam pelaksanaan pembersihan sarang nyamuk. Untuk itu diperlukan perubahan perilaku, karena keberadaan jentik nyamuk tersebut berkaitan erat dengan perilaku masyarakat (Departemen Kesehatan RI, 1992). Partisipasi masyarakat dapat diwujudkan dengan melaksanakan gerakan kebersihan dan kesehatan lingkungan secara serentak dan gotong royong, semakin besar komitmen pemerintah dan partisipasi masyarakat, maka semakin besar pula keberhasilan program pemberantasan DBD (Departemen Kesehatan RI, 1992). Gerakan kebersihan dan kesehatan lingkungan tersebut meliputi kebersihan rumah dan lingkungannya agar tidak terdapat sampah yang menjadi sarang tikus, kecoak, cacing, lalat, dan nyamuk penular penyakit, perbaikan dan pemeliharaan saluran air limbah, sehinga tidak terjadi genangan di halaman rumah dan sekitarnya, pembuatan, perbaikan, penggunaan, dan pemeliharaan jamban keluarga, dan penempatan kandang di luar rumah dan pemeliharaan kebersihannya, pembuatan dan pemeliharaan sarana persediaan air bersih (Departemen Kesehatan RI, 1992). Pencegahan DBD melalui Survei Jentik Nyamuk: Berbagai upaya penanggulangan penyakit DBD telah dilakukan untuk mengatasi penyebaran penyakit DBD ini. Namun, penanggulangan ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah tetapi masyarakat juga mempunyai kewajiban untuk mengatasi kasus ini. Selama ini masyarakat selalu dihimbau untuk melakukan pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M, tetapi meskipun masyarakat mengetahui gerakan 3M (menguras, mengubur, dan menutup), namun kepedulian masyarakat terhadap gerakan 3M masih minim. Masyarakat selalu bergantung pada fogging, karena masyarakat berpikir fogging adalah cara paling efektif dalam penanganan masalah DBD dan hasilnya lebih cepat. Dalam hal ini, perilaku hidup masyarakat harus diperbaiki jangan bergantung pada fogging, karena fogging tidak efektif untuk memberantas DBD justru hanya membuat nyamuk menjadi kebal terhadap

pestisida. Salah satu cara yang paling efektif adalah melalui kegiatan survey jentik nyamuk. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat untuk mencegah penyakit DBD agar lingkungan menjadi bebas jentik-jentik nyamuk DBD yang dilakukan dengan pemeriksaan tempat-tempat yang dicurigai sebagai perindukan nyamuk DBD. Dengan adanya program survey jentik nyamuk ini diharapkan timbul suatu kesadaran dan pemahaman masyarakat terhadap pencegahan DBD sehingga berdampak pada angka bebas jentik nyamuk. Pemberantasan sarang jentik nyamuk merupakan tindakan yang paling penting dalam mengurangi jumlah populasi nyamuk Aedes aegypti sebagai vektor penular. Salah satu antipasti mewabahnya DBD adalah dengan memantau keberadaan jentik nyamuk di lingkungan sekitar rumah. Pelaksanaan survey jentik nyamuk ini juga biasanya dilakukan oleh kader kesehatan yang ada di seluruh kelurahan dengan di koordinasikan oleh puskesmas di wilayah masing-masing. Kader kesehatan yang melakukan survey jentik ini adalah kader yang berasal dari masyarakat setempat, yang selama ini aktif sebagai kader posyandu, maupun kader PKK atau juru pemantau jentik desa (jumantik). Tugas pokok juru pemantau jentik adalah melakukan pemeriksaan ke rumah-rumah warga yaitu dengan melihat tempattempat penampungan air serta keadaan lingkungan rumah, apakah ada kalengkaleng bekas, pot bunga, ban bekas atau benda-benda lain yang memungkinkan adanya genangan air sebagai tempat berkembangbiaknya nyamuk Aedes aegypti. Tugasnya melakukan pemeriksaan jentik secara berkala seminggu sekali, selain itu melaksanakan pendidikan kesehatan tentang 3M plus kepada masyarakat, memasang dan mengisi kartu rumah pemeriksaan jentik. Setelah itu mencatat hasil pemeriksaan jentik dan melaporkan ke petugas kesehatan setempat. Tempat-tempat penampungan air itu diperiksa apakah ada terdapat jentik nyamuk atau tidak. Sebenarnya cukup mudah untuk mengenali jentik nyamuk, cukup dengan alat lampu senter dan cara kerjanya adalah menyorotkan lampu senter ke setiap sudut penampungan air selama kurang lebih 3 menit. Setiap jentik nyamuk akan teridentifikasi dari gerakannya. Jika jentik yang bergerak mendekati arah cahaya, adalah jentik nyamuk DBD. Jika ada jentik, ambil jentik dan buang ke tanah, tentunya bukan dalam genangan atau menimbulkan genangan. Biasanya, di luar lingkungan hidupnya, jentik akan mati sendiri dalam waktu 3 menit saja. Bisa juga jentik dikumpulkan di ember, kemudian larutkan desinfektan seperti pemutih pakaian untuk membunuh jentik (Ahmadi, 2008). Kegiatan survey jentik ini dilakukan setiap seminggu sekali agar masyarakat selalu menjaga kebersihan dan melakukan pengurasan tempat penampungan air minimal 3 hari sekali. Apabila ditemukan jentik di lingkungan rumah, maka itu menjadi bagian tanggung jawab warga untuk membersihkan dan memelihara lingkungan sehingga tidak menimbulkan dampak kesehatan di masa mendatang baik bagi keluarga maupun masyarakat. Bagi warga yang rumahnya tidak ditemukan jentik nyamuk, agar dapat mempertahankan dan lebih menjaga kesehatan lingkungan.

Lampiran 7 : MEDIA

Lampiran 8 : FOTO KEGIATAN Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Demam Berdarah pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN. Kalisat 01 Kec. Kalisat Jember pada Hari Sabtu, 19 Oktober 2013 Oleh Tim Dosen PSIK Universitas Jember Kegiatan Pendidikan Kesehatan Tentang Pencegahan Demam Berdarah pada Anak Usia Sekolah Dasar di SDN. Kalisat 01 Kec. Kalisat Jember pada Hari Sabtu, 19 Oktober 2013 Oleh Tim Dosen PSIK Universitas Jember

Lampiran 9 : RINCIAN PENGGUNAAN ANGGARAN No. Uraian Biaya Jumlah 1. Penggandaan leaflet Rp. 15.000.,- 2. Pembuatan/penggandaan laporan Rp. 65.000.,- 3. Konsumsi Rp. 130.000.,- Jumlah Terbilang : Dua Ratus Sepuluh Ribu Rupiah Rp. 210.000.,-