STUDI VOLUME LALU LINTAS DI JALAN RAYA NAROGONG CILEUNGSI, KABUPATEN BOGOR, PERIODE AGUSTUS 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III LANDASAN TEORI. manajemen sampai pengoperasian jalan (Sukirman 1994).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) 1997, jalan perkotaan

Gambar 4.1 Potongan Melintang Jalan

BAB III LANDASAN TEORI. kapasitas. Data volume lalu lintas dapat berupa: d. Arus belok (belok kiri atau belok kanan).

DAFTAR ISI. Halaman Judul Pengesahan Persetujuan Motto dan Persembahan ABSTRAK ABSTRACT KATA PENGANTAR

BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN. titik pada jalan per satuan waktu. Arus lalu lintas dapat dikategorikan menjadi dua

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik arus jalan, dan aktivitas samping jalan.

BAB III LANDASAN TEORI. (termasuk mobil penumpang, kopata, mikro bus, pick-up dan truck kecil. sesuai sitem klasifikasi Bina Marga).

II. TINJAUAN PUSTAKA. kecepatan bebas ruas jalan tersebut mendekati atau mencapai

Kata Kunci : Kinerja Ruas Jalan, Derajat Kejenuhan, Tingkat Pelayanan, Sistem Satu Arah

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Kapasitas Ruas Jalan Raja Eyato Berdasarkan MKJI 1997 Indri Darise 1, Fakih Husnan 2, Indriati M Patuti 3.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS JALAN TERHADAP KEMACETAN

ANALISIS HAMBATAN SAMPING AKIBAT AKTIVITAS PERDAGANGAN MODERN (Studi Kasus : Pada Jalan Brigjen Katamso di Bandar Lampung)

STUDI KINERJA JALAN SATU ARAH DI JALAN KEBON KAWUNG, BANDUNG

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Peraturan Perundang undangan dibidang LLAJ. pelosok wilayah daratan, untuk menunjang pemerataan, pertumbuhan dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karakteristik suatu jalan akan mempengaruhi kinerja jalan tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI

JURNAL ANALISA KAPASITAS DAN TINGKAT PELAYANAN RUAS JALAN H.B YASIN BERDASARKAN MKJI Oleh RAHIMA AHMAD NIM:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI) tahun 1997, ruas jalan

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA JALAN R.E. MARTADINATA BANDUNG

MANUAL KAPASITAS JALAN INDONESIA. From : BAB 5 (MKJI) JALAN PERKOTAAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Laporan Survey RLL Traffic Counting Jalan Kertajaya Indah

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODOLOGI. untuk mengetahui pengaruh yang terjadi pada jalan tersebut akibat pembangunan jalur

BAB III LANDASAN TEORI. Pengolongan jenis kendaraan sebagai berikut : Indeks untuk kendaraan bermotor dengan 4 roda (mobil penumpang)

BAB III LANDASAN TEORI

PENGARUH HAMBATAN SAMPING TERHADAP KINERJA RUAS JALAN RAYA SESETAN

BAB III LANDASAN TEORI

STUDI KAPASITAS, KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA JALAN LEMBONG, BANDUNG MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

Irvan Banuya NRP : Pembimbing : Ir. Silvia Sukirman FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA BANDUNG ABSTRAK

EVALUASI TINGKAT PELAYANAN JALAN JENDERAL SUDIRMAN KABUPATEN SUKOHARJO

STUDI PARAMETER LALU LINTAS DAN KINERJA JALAN TOL RUAS MOHAMMAD TOHA BUAH BATU

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN RAYA SUKAWATI AKIBAT BANGKITAN PERGERAKAN DARI PASAR SENI SUKAWATI

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi Penelitian terletak di Kotamadya Denpasar yaitu ruas jalan

PENGARUH PENUTUPAN CELAH MEDIAN JALAN TERHADAP KARAKTERISTIK LALU LINTAS DI JALAN IR.H.JUANDA BANDUNG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA

STUDI VOLUME, KECEPATAN, KERAPATAN, DAN DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN TERUSAN PASIRKOJA, BANDUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perempatan Cileungsi Kabupaten Bogor, terdapat beberapa tahapan pekerjaan

tidak berubah pada tanjakan 3% dan bahkan tidak terlalu

STUDI PERBANDINGAN ARUS LALU LINTAS SATU ARAH DAN DUA ARAH PADA RUAS JALAN PURNAWARMAN, BANDUNG FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK SIPIL

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data hasil pengamatan dari studi kasus Jalan Ngasem Yogyakarta

Kata kunci: Kinerja ruas jalan, Bangkitan perjalanan, SMK Ganesha Ubud.

Nursyamsu Hidayat, Ph.D.

BAB IV METODE PENELITIAN

ANALISIS KINERJA RUAS JALAN MENURUT MKJI 1997 ( Studi Kasus : Jalan Sulawesi Denpasar, Bali ) Oleh : Ngakan Putu Ari Kurniadhi NPM.

DAFTAR ISTILAH. lingkungan). Rasio arus lalu lintas (smp/jam) terhadap kapasitas. (1) Kecepatan rata-rata teoritis (km/jam) lalu lintas. lewat.

BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. mengenai rekapitulasi untuk total semua jenis kendaraan, volume lalulintas harian

TINJAUAN PUSTAKA. Kinerja atau tingkat pelayanan jalan menurut US-HCM adalah ukuran. Kinerja ruas jalan pada umumnya dapat dinyatakan dalam kecepatan,

BAB III LANDASAN TEORI

PENGANTAR TRANSPORTASI

ANALISA KERJA RUAS JALAN S. TUBUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lori, dan jalan kabel (Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006).

ANALISA KAPASITAS RUAS JALAN SAM RATULANGI DENGAN METODE MKJI 1997 DAN PKJI 2014

EVALUASI KORIDOR JALAN KARANGMENJANGAN JALAN RAYA NGINDEN SEBAGAI JALAN ARTERI SEKUNDER. Jalan Karangmenjangan Jalan Raya BAB I

Pengaruh Variasi Nilai emp Sepeda Motor Terhadap Kinerja Ruas Jalan Raya Cilember-Raya Cibabat, Cimahi ABSTRAK

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERSETUJUAN KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR NOTASI DAN SINGKATAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANCE KINERJA JALAN RAYA CINERE

STUDI TINGKAT KINERJA JALAN BRIGADIR JENDERAL KATAMSO BANDUNG

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN IR. H. JUANDA, BANDUNG

Golongan 6 = truk 2 as Golongan 7 = truk 3 as Golongan 8 = kendaraan tak bermotor

ANALISIS KINERJA LALU LINTAS JAM SIBUK PADA RUAS JALAN WOLTER MONGINSIDI

BAB IV HASIL DAN ANALISA. kondisi geometrik jalan secara langsung. Data geometrik ruas jalan Kalimalang. a. Sistem jaringan jalan : Kolektor sekunder

ANALISIS KINERJA JALAN DAN KECEPATAN PERJALANAN KENDARAAN PADA JALAN POCUT BAREN KOTA BANDA ACEH

ANALISIS PENGARUH PELEBARAN RUAS JALAN TERHADAP KINERJA JALAN

ANALISIS KAPASITAS, TINGKAT PELAYANAN, KINERJA DAN PENGARUH PEMBUATAN MEDIAN JALAN. Adhi Muhtadi ABSTRAK

ANALISIS EFEKTIVITAS ZONA SELAMAT SEKOLAH DAN KINERJA RUAS JALAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengamatan untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari Senin dan

BAB III LANDASAN TEORI. karakteristik jalan yang dapat diuraikan sebagai berikut: dapat dilihat pada uraian di bawah ini:

TUGAS AKHIR ANALISIS DAMPAK LOKASI PINTU TOL SLIPI TERHADAP KINERJA JALAN S. PARMAN

TUGAS REKAYASA LALU LINTAS (RESUME ANALISIS KINERJA JALAN BEBAS HAMBATAN)

Kata Kunci : Parkir di Pinggir Jalan, Kinerja Ruas Jalan, dan BOK.

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

STUDI PUSTAKA PENGUMPULAN DATA SURVEI WAKTU TEMPUH PENGOLAHAN DATA. Melakukan klasifikasi dalam bentuk tabel dan grafik ANALISIS DATA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KARAKTERISTIK PARKIR PINGGIR JALAN (ON STREET PARKING) DAN PENGARUHNYA TERHADAP KINERJA JALAN (STUDI KASUS: JALAN LEGIAN)

PERNYATAAN. Denpasar, Oktober Anak Agung Arie Setiawan NIM

DAFTAR ISI HALAMAN SAMPUL HALAMAN PENGESAHAN. ABSTRAK... i. ABSTRACT... iii. KATA PENGANTAR...v. DAFTAR ISI... vii. DAFTAR TABEL...

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL

EVALUASI KINERJA RUAS JALAN DI JALAN SUMPAH PEMUDA KOTA SURAKARTA (Study kasus : Kampus UNISRI sampai dengan Kantor Kelurahan Mojosongo) Sumina

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STUDY EFFECT OF THE PROPORTION OF MOTORCYCLES ON THE ROAD WITH A MEDIAN PERFORMANCE

III. METODOLOGI PENELITIAN. yang dibutuhkan yang selanjutnya dapat digunakan untuk dianalisa sehingga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

STUDI KECEPATAN DAN DERAJAT KEJENUHAN JALAN TOL RUAS PASTEUR BAROS

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

II. TINJAUAN PUSTAKA. meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen yang sebentar-sebentar

KINERJA BEBERAPA RUAS JALAN DI KOTA PALEMBANG. Pujiono T. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas IBA, Palembang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERENCANAAN JEMBATAN LAYANG UNTUK PERTEMUAN JALAN MAYOR ALIANYANG DENGAN JALAN SOEKARNO-HATTA KABUPATEN KUBU RAYA

EVALUASI DERAJAT KEJENUHAN PADA RUAS JALAN DR. DJUNJUNAN, BANDUNG, AKIBAT PENGARUH LIMPASAN AIR HUJAN

Transkripsi:

STUDI VOLUME LALU LINTAS DI JALAN RAYA NAROGONG CILEUNGSI, KABUPATEN BOGOR, PERIODE AGUSTUS 2011 Ahmad Syukri STIE Dharma Bumiputera ABSTRATC Survey of traffic volume is one of the simplest methods to obtain traffic data in order to better understand optimalisation and efficiency so that it can minimize vehicle traffic congestion problems on the highway. The method used is based on descriptive and analytical methods, which is done is to classify the vehicles in classes manually by counting the number of vehicles per time unit based on class class. The purpose of the volume of traffic surveys carried out in the classified Narogong Cullinan Road, Bogor regency during the period August, 2011, results that can be found is the degree of saturation of the highway is still in an acceptable level. Analysis of traffic flow at the study site is still under the limit congestion. It is suggested that to reduce the traffic density, the type of heavy vehicles such as out of the factory operates around the study site between the hours of 10:00 pm to 3:00 am. PENDAHULUAN Kendaraan yang beroperasi di jalan memiliki perbedaan dimensi, berat, radius putar, tenaga penggerak, jenis mesin dan sebagainya. Survei volume lalu lintas terklasifikasi yang dilakukan adalah salah satu metoda paling sederhana untuk mendapatkan data lalu lintas serta menyediakan berbagai informasi yang bermanfaat untuk optimalisasi dan data perhitungan volume lalu lintas adalah informasi dasar untuk perencanan, desain, manajemen hingga pengoperasian jalan sehingga lebih memahami optimalisasi dan efisiensi lalulintas kendaraan dan meminimalkan masalah kemacetan di jalan raya. efisiensi lalulintas kendaraan dan meminimalkan masalah kemacetan di jalan raya. Untuk kemudahan dalam analisis maka kendaraan dikelompokkan (diklasifikasikan) ke dalam kelaskelas. Survei volume lalu lintas secara manual dapat dengan mudah dilakukan dengan menghitung jumlah kendaraan per satuan waktu berdasarkan kelaskelasnya. Tujuan survei volume lalu lintas terklasifikasi ruas jalan adalah untuk (1) Menjelaskan pengertian volume lalu lintas terklasifikasi, (2), Melakukan survei volume lalu lintas terklasifikasi secara manual dan (3) Menyajikan data volume lalu lintas terklasifikasi. Metode yang dilakukan adalah dengan mengelompokan kendaraan dalam kelas kelas secara manual dengan menghitung jumlah kendaraan persatuan waktu berdasarkan kelas kelasnya. Hasil dari pembahasan tersebut dapat digunakan untuk kebutuhan: Desain geometrik jalan (kecepatan desain, kelandaian, radius); Desain struktur konstruksi perkerasan jalan dan jembatan; Manajemen lingkungan (kebisingan, atap, getaran), manajemen angkutan barang dan manajemen angkutan umum; Perhitungan ekonomi termasuk biaya operasi kendaraan, nilai waktu orang (personel time), biaya kelambatan dan lainlain. PEMBAHASAN Metode dan Prosedur Survei Ruas Jalan Tahapan untuk pelaksanaan praktikum survei volume lalu lintas terklasifikasi ruas jalan adalah sebagai berikut: Melakukan pembagian jenis kendaraan dalam lalu lintas disesuaikan dengan tujuan survei. a. Kendaraan tak bermotor (UM), meliputi : sepeda, becak, gerobak, andong. b Sepeda motor (MC), meliputi : sepeda motor roda dua dan roda tiga. c. Kendaraan ringan (LV), meliputi : mobil penumpang (minibus/station wagon, sedan, jeep), pick up, taksi, WIDYA 17 Tahun 29 Nomor 321 Juli Agustus 2012

AU (microbus), bus sedang, truk kecil, dll. d. Kendaraan berat (HV), meliputi : bus besar, truk dua as, truk tiga as, gandeng, trailer. Surveyor menempati suatu titik yang tetap ditepi jalan, sedemikian sehingga mendapatkan pandangan yang jelas. Jumlah surveyor yang dibutuhkan tergantung pada: a. Volume Lalu Lintas b. Jenis Kendaraan yang dicacah. Petugas mencatat setiap kendaraan yang melintasi titik yang telah ditentukan setiap interval waktu yang telah ditetapkan pada formulir survei. a. Pencacahan secara manual dapat dilakukan tanpa alat yaitu dengan mencoretkan garis pada formulir survei (turus) b. Pencacahan dengan alat (counter/hand tally ) dilakukan secara komulatif dan memindahkan nilai komulatif ke dalam formulir survei setiap akhir periode. Melakukan pencatatan data secara terpisah untuk setiap arah arus lalu lintas dan setiap lajur. Menggunakan interval /periode setiap 15 menitan untuk survei sekitar 1 2. Peralatan yang diperlukan Tally counter (alat pencacah), Jam tangan untuk penunjuk waktu periode survei dan interval, Formulir isian survei, Alas dan peralatan tulis menulis, Identitas dan surat ijin survei. Untuk dapat mengolah data hasil survei agar dapat dihitung untuk mencari puncak dan arus puncaknya, semua data (nilai arus lalu lintas) di ubah menjadi satuan mobil penumpang (smp). Nilai ini menggunakan ekivalensi mobil penumpang ( emp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut : a. Kendaraan ringan (LV) ( termasuk : sedan/carry/van, pickup, mikrolet/bus kota, dan truk kecil ) b. Kendaraan berat (HV) ( bus besar, truck 2 as, truck 3 as, truk gandeng/ trailer ) c. Motorcycles (MC) (termasuk: motor roda 2 dan motor roda 3) d. Unmotorized (UM) (termasuk sepeda, becak, andong/gerobak) Ekivalensi mobil Penumpang (emp) untuk masingmasing tipe kendaraan tergantung pada tipe jalan dan arus lalu lintas total yang dinyatakan dalam kendaraan/. Untuk kendaraan ringan dalam arus lalulintas emp= 0 (MKJI, 1997). Nilai emp untuk jenis kendaraan lain dapat dilihat pada tabel 1 di bawah ini: Tabel Konversi Satuan Mobil Penumpang Tipe Jalan : Jalan tak berbagi Dua jalur tak berbagi (2/2 UD) Emapat jalur takberbagi (4/2) Arus lalulintas total dua arah (kend/) 0 > 1800 0 > 3700 HV 3 2 3 2 emp MC Lebar jalur laulintas Wc(m) < 6 >6 0.5 0.35 Sumber : Manual Kinerja Jalan Indonesia tahun 1997, Bagian 5 Jalan Perkotaan Metode dan Prosedur Kinerja Ruas jalan Menurut MKJI,1997,dalam perhitungan kinerja ruas jalan ada beberapa variabel yang dipakai, di antaranya: Arus dan Komposisi Lalu Lintas Nilai arus lalulintas (Q) mencerminkan komposisi lalulintas, dengan menyatakan arus dalam satuan mobil penumpang (smp). Semua nilai arus lalulintas (per arah dan total) diubah menjadi satuan mobil penumpang (smp) dengan menggunakan ekivalensi mobil penumpang (emp) yang diturunkan secara empiris untuk tipe kendaraan berikut: a. Kendaraan ringan (LV) termasuk sedan/carry/van, pickup, mikrolet, bus kota, dan truk kecil. b. Kendaraan berat (HV) termasuk bus besar, truck 2 as, truck 3 as, gandeng/ trailer c. Motorcycles (MC) termasuk motor roda 2 dan motor roda 3 d. Unmotorized (UM) termasuk sepeda, becak, andong/gerobak Pengaruh kendaraan tak bermotor dimasukkan sebagai kejadian terpisah dalam faktor penyesuaian hambatan samping. Kecepatan Arus Bebas; sebagai kecepatan pada tingkat arus nol, yaitu kecepatan yang akan dipilih pengemudi jika mengendarai kendaraan bermotor tanpa dipengaruhi oleh kendaraan bermotor lain di jalan. Kecepatan arus bebas telah diamati melalui pengumpulan data lapangan, dimana hubungan antara kecepatan arus bebas dengan kondisi geometrik dan lingkungan telah ditentukan dengan metode regresi. Kecepatan arus WIDYA 18 Tahun 29 Nomor 321 Juli Agustus 2012

bebas kendaraan ringan telah dipilih sebagai kriteria dasar untuk kinerja segmen jalan pada arus = 0. Kecepatan arus bebas untuk kendaraan berat dan sepeda motor juga diberikan sebagai referensi. Kecepatan arus bebas untuk mobil penumpang biasanya 1015% lebih tinggi dari tipe kendaraan ringan lain. Kecepatan arus bebas dasar (FV 0 ) untuk tipe jalan dua lajur tak terbagi (2/2 UD) adalah 4 Faktor penyesuaian untuk lebar jalur FVw adalah Faktor penyesuaian kecepatan arus bebas untuk hambatan samping (FFV SF ) adalah 0.98. Faktor penyesuaian kecepatan unutk ukuran kota adalah 1 (MKJI 1997). Persamaan untuk penentuan kecepatan arus bebas sebagai berikut: FV=(FV 0 +FV W ) x FFV SF x FFV CS FV = Kecepatan arus bebas kendaraan ringan pada kondisi lapangan () FV 0 = Kecepatan arus bebas dasar kendaraan ringan pada jalan yang diamati FV W = Penyesuaian kecepatan untuk lebar jalan () FFV SF = Faktor penyesuaian untuk hambatan samping dan lebar bahu atau kereb penghalang FFV CS = Faktor penyesuaian kecepatan untuk ukuran kota. Kapasitas; sebagai arus maksimum melalui suatu titik di jalan yang dapat dipertahankan per satuan pada kondisi tertentu. Untuk jalan dualajur duaarah, kapasitas ditentukan untuk arus dua arah (kombinasi dua arah). Nilai kapasitas dasar di jalan Raya Narogong Cileungsi (dua lajur tak berbagi, total dua arah) adalah 2900 smp/. Oleh karena lokasi yang mempunyai arus mendekati kapasitas segmen jalan sedikit (sebagaimana terlihat dari kapasitas simpang sepanjang jalan), kapasitas juga telah diperkirakan dari analisa kondisi iringan lalulintas, dan secara teoritis dengan mengasumsikan huhungan matematik antara kerapatan, kecepatan dan arus. Kapasitas dinyatakan dalam satuan mobil penumpang (smp). Persamaan dasar untuk menentukan kapasitas adalah sebagai berikut : C = C0 x FCW x FCSP x FCSF x FCCS C = Kapasitas (smp/) C 0 = Kapasitas dasar FC W = Faktor penyesuaian lebar jalan FC SP = Faktor penyesuaian pemisahan arah (hanya untuk jalan tak terbagi) FC SF = Faktor penyesuaian hambatan samping dan bahu jalan/kereb. FC CS = Faktor penyesuaian ukuran kota Derajat Kejenuham (DS); sebagai rasio terhadap kapasitas, digunakan sebagai faktor utama dalam penentuan tingkat kinerja simpang dan segmen jalan. Nilai DS menunjukkan apakah segmen jalan tersebut mempunyai masalah kapasitas atau tidak. Derajat Kejenuhan dihitung dengan menggunakan arus dan kapasitas dinyatakan dalam smp/. DS digunakan untuk analisa perilaku lalu lintas berupa kecepatan. Persamaan untuk menghitung derajat kejenuhan adalah sebagai berikut: DS=Q/C Q = Arus dan komposisi lalu lintas C = Kapasitas Kecepatan; Manual menggunakan kecepatan tempuh sebagai ukuran utama kinerja segmen jalan, karena mudah dimengerti dan diukur, dan merupakan masukan yang penting untuk biaya pemakai jalan dalam analisa ekonomi. Kecepatan tempuh didefinisikan dalam manual ini sebagai kecepatan ratarata ruang dari kendaraan ringan (LV) sepanjang segmen jalan. V = L/TT V = Kecepatan ratarata ruang LV () L = Panjang segmen (km) TT = Waktu tempuh ratarata LV sepanjang segmen () Hasil Temuan Dari hasil perhitungan data puncak kendaraan dalam satuan unit smp/ di Jalan Raya Narogong 26 Agustus 29 Agustus 2011 di di demonstrasikan dalam gambar di bawah ini: WIDYA 19 Tahun 29 Nomor 321 Juli Agustus 2012

EKONOMI Gambar Satuan mobil penumpang/ di Jalan raya Narogong, Cileungsi Kabupaten Bogor dari tanggal 26 Agustus 29 Agustus 201 7. Ukuran / lebar jalan : a. Lebar jalan 6 m dengan jalur 1 berjarak 3 meter dan jalur 2 berjarak 3 meter. b. Lebar Bahu sisi jalur 1 berjarak 1 meter. c. Lebar Bahu sisi jalur 2 berjarak 1 meter. Potongan melintang jalan: Kelas hambatan samping : Rendah ( H ) Data Volume kendaraan Data tersebut kemudian dimasukkan untuk menghitung arus total ( Q ) dalam satuan smp/ yang kemudian hasilnya digunakan untuk analisa kecepatan, kapasitas, derajat kejenuhan serta waktu tempuh. Dari perhitungan dan pengisian pada formulir tersebut, didapatkan data sebagai berikut: Data Pengamatan Dan Perhitungan Data hasil pengamatan yang telah dilakukan di Jalan Raya Narogong didapatkan karakteristiknya sebagai berikut: Kota : Cileungsi, Kabupaten Bogor Ukuran Kota : 200 juta penduduk Panjang segmen : 506 km Tipe daerah : Pemukiman Tipe jalan : 2/2 UD Sisi kanan kiri pinggir jalan : Bahu WIDYA 20 Tahun 29 Nomor 321 Juli Agustus 2012

Jumat, 26 Agustus 2011, Depan Masjid Al Banna 943 35 0.045 518 0.22 37.2 717 39.0 0.039 595 43 0.036 Jumat, 26 Agustus 2011, Depan Warung 1007 0.42 37.6 040 391 0.16 39.1 0.038 766 0.32 38 0.042 602 47 Sabtu, 27 Agustus 2011, Depan Masjid Al Banna 900 0.38 58 520 0.22 48.0 0.031 709 0.28 54 664 0.28 54 Sabtu, 27 Agustus 2011, Depan Warung 834 0.35 47 0.035 552 0.23 40 863 0.36 47 0.036 776 0.33 47 0.033 Minggu, 28 Agustus 2011, Depan Masjid Al Banna 497 0.21 41 724 0.31 38.0 959 33 0.043 720 47.5 0.032 Minggu, 28 Agustus 2011, Depan Warung 528 557 695 540 40.16 PENUTUP Kesimpulan 0.21 41 0.31 38.0 33 0.043 47.5 0.032 Volume lalu lintas jika dilihat dari puncak kendaraan dalam satuan unit / (smp), konsisten mengalami penurunan relatif signifikan pada 10.00 malam sampai 000 pagi pada tanggal 26 Agustus 28 Agustus 2011 di dua lokasi studi. Jika dilihat dari indikator jumlah kenderaan per dan derajat kejenuhan (DS) menunjukkan nilai relatif lebih tinggi pada interval waktu pagi dan sore dibandingkan waktu siang dan malam tanggal 26 Agustus dan 27 Agustus 2011. Adapun volume lalu lintas pada hari Minggu tanggal 28 Agustus 2011 menunjukkan nilai lebih tinggi pada waktu sore dibandingkan waktu pagi, siang dan malam. Derajat kejenuhan (DS) pada waktu pagi, siang, sore dan malam adalah < 0, Nilai DS tersebut relatif lebih rendah dari nilai ambang batas 0,75 (MKJI 1997). Dengan nilai DS tersebut ruas Jalan Raya Narogong dalam analisa operasional masih dapat diterima untuk operasional jalan perkotaan. Saran saran Untuk memperlancar arus lalu lintas disekitar lokasi, maka kegiatan bongkar muat kendaraan terutama kendaraan berat disekitar lokasi dilakukan pda waktu malam terutama pada hari kerja pada 10.00 malam sampai 000 pagi. Hal ini akan membantu efektifitas dan efisiensi sirkulasi kendaraan berat di lokasi studi. DAFTAR PUSTAKA Carlos F.Daganzo, Fundamentals of Transportation and Traffic Operations,PergamonElsevier,Oxford, U.K. 1997. Daganzo, Carlos F. A Simple Traffic Analysis Procedure. Networks and Spatial Economics, 2001 Kermer, B. S., The Physics of Traffic, Springer, Berlin, New York 2004 May, Adolf. Traffic Flow Fundamentals. Prentice Hall, Engewood Cliffs. NJ,1990 http/www.scribd.com/doc/51981259/trafficvolumesurvey Manual Kinerja Jalan Indonesia,1997 Panduan Survei Perhitungan Waktu Perjalanan Lalu Lintas. Direktorat Jenderal Bina Marga. Direktorat Pembinaan Jalan Kota. N0. 001/T/BNKT/1990 Peraturan Menteri Perhubungan NO. KM 14, 200 tentang Manajemen dan Rekayasa Lalu Lintas di Jalan. WIDYA 21 Tahun 29 Nomor 321 Juli Agustus 2012