PROGRAM KERJA 2009 DAN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

dokumen-dokumen yang mirip
PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

PROGRAM KERJA 2009 & RENCANA KERJA 2010 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA

DISAMPAIKAN PADA RAPAT KOORDINASI DAN SINKRONISASI PENYUSUNAN PROGRAM KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO TAHUN 2013 Oleh : SEKRETARIS DIREKTORAT

I. LATAR BELAKANG. Perkembangan industri agro dan kimia selama ini telah menunjukkan

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN RI

Industrialisasi Sektor Agro dan Peran Koperasi dalam Mendukung Ketahanan Pangan Nasional. Kementerian Perindustrian 2015

DISAMPAIKAN OLEH : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO PADA RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2013 JAKARTA, FEBRUARI 2013 DAFTAR ISI

DISAMPAIKAN PADA : RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2012 TANGGAL, 1-2 FEBRUARI 2012

PROGRAM PENGEMBANGAN INDUSTRI MAKANAN, HASIL LAUT DAN PERIKANAN

MATRIK 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/ LEMBAGA TAHUN 2011

AKSELERASI INDUSTRIALISASI TAHUN Disampaikan oleh : Sekretaris Jenderal Kementerian Perindustrian

PROGRAM KERJA TAHUN 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI KECIL DAN MENENGAH

Assalamu'alaikum Wr.Wb. Yth. Para Peserta Seminar serta Saudarasaudara

Ringkasan. Kebijakan Pembangunan Industri Nasional

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN RI PADA RAPAT KERJA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN DENGAN DINAS PERINDUSTRIAN KABUPATEN/KOTA KAWASAN TIMUR INDONESIA TAHUN

PENINGKATAN MUTU PRODUK MAKANAN DAN MINUMAN, PROGRAM KERJA 2013 DAN RENCANA KERJA TAHUN 2014 DITJEN INDUSTRI AGRO

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

TABEL - VII.1 PERKEMBANGAN NILAI INVESTASI MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

BOKS II : TELAAH KETERKAITAN EKONOMI PROPINSI DKI JAKARTA DAN BANTEN DENGAN PROPINSI LAIN PENDEKATAN INTERREGIONAL INPUT OUTPUT (IRIO)

RUMUSAN HASIL RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN DENGAN PEMERINTAH DAERAH TAH

BAHAN KULIAH DAN TUGAS

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI GULA RAFINASI DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, OKTOBER 2013

Dr. Prasetijono Widjojo MJ, MA Deputi Bidang Ekonomi Bappenas. Penutupan Pra-Musrenbangnas 2013 Jakarta, 29 April 2013

SINKRONISASI PERENCANAAN PEMBANGUNAN YANG BERBASIS DATA

V. ANALISA SISTEM. 5.1 Agroindustri Nasional Saat Ini

KEBIJAKAN INDUSTRI NASIONAL TAHUN Disampaikan pada acara: Rapat Kerja Kementerian Perindustrian Di Hotel Bidakara

Menteri Perindustrian Republik Indonesia PAPARAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA RAKER KEMENTERIAN PERDAGANGAN JAKARTA, 27 JANUARI 2016

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

BAB 18 DAYA SAING INDUSTRI MANUFAKTUR

MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA HILIRISASI INDUSTRI PERTANIAN

Rencana Strategis Perindustrian di Bidang Energi

Kata Pengantar KATA PENGANTAR Nesparnas 2014 (Buku 2)

TABEL - IV.1 PERKEMBANGAN NILAI PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) MENURUT SKALA USAHA ATAS DASAR HARGA KONSTAN 1993 TAHUN

ANALISIS PERKEMBANGAN BISNIS SEKTOR PERTANIAN. Biro Riset LMFEUI

KATA PENGANTAR. Kata Pengantar

!"!"!#$%"! & ' ((( ( ( )

RENCANA KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PERKEBUNAN TAHUN 2018

Energy Conservation in the Industry by Utilizing Renewable Energy or Energy Efficiency and Technology Development. Jakarta, 19 Agustus 2015

Kegiatan Prioritas Tahun 2011

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

RENCANA KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN ANGGARAN 2015 JAKARTA, APRIL 2014

BAB I PENDAHULUAN. sektor nonmigas lain dan migas, yaitu sebesar 63,53 % dari total ekspor. Indonesia, seperti yang ditunjukkan pada Tabel 1.1.

LAMPIRAN PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERDAGANGAN

PAGU ANGGARAN ESELON I MENURUT PROGRAM DAN JENIS BELANJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA. 2012

DAFTAR ISI 1. KERANGKA PIKIR PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS 3 PENGEMBANGAN INDUSTRI NASIONAL

STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2013

PROGRAM KERJA DIREKTORAT INDUSTRI KIMIA HULU TAHUN ANGGARAN 2018

VI. ARAH PENGEMBANGAN PERTANIAN BEDASARKAN KESESUAIAN LAHAN

REINDUSTRIALISASI DALAM RANGKA MENDUKUNG TRANSFORMASI EKONOMI

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2016

POINTERS MENTERI PERINDUSTRIAN Pada Dialog Energi Media Indonesia Indonesia & Diversifikasi Energi Menentukan Kebijakan Energi Indonesia 14 April 2015

KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KOMODITAS PERKEBUNAN STRATEGIS

Formulir C Laporan Pengendalian dan Evaluasi Pelaksana Rencana Pembangunan Triwulan III Berdasarkan PP No.39 Tahun 2006 Tahun Anggaran 2014

PROGRAM KEGIATAN DITJEN PPI TAHUN 2011 DALAM MENDUKUNG PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI PRIORITAS

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

REVIEW PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

MENINGKATKAN NILAI TAMBAH IKM MELALUI SISTEM PEMBINAAN YANG TEPAT DAN KOORDINASI YANG EFEKTIF (RENCANA KERJA

ALOKASI ANGGARAN BERDASARKAN PROGRAM KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2016

PDB per kapita atas dasar harga berlaku selama tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 13,8% (yoy) menjadi Rp30,8 juta atau US$ per tahun.

SUMBER ANGGARAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TA 2015 BERDASARKAN JENIS BELANJA

Menteri Perindustrian Republik Indonesia

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN PERINDUSTRIAN

Kementerian Perindustrian REPUBLIK INDONESIA LAPORAN TRIWULAN I KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN 2017

Perkembangan Nilai Ekspor dan Impor Industri Pengolahan Tahun 2017 (dalam US$ juta)

BPS PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

Perkembangan Terakhir Sektor Industri Dan Inflasi KADIN INDONESIA

Written by Danang Prihastomo Friday, 06 February :22 - Last Updated Wednesday, 11 February :46

KEBIJAKAN & PERKEMBANGAN PELAKSANAAN PROGRAM PENURUNAN EMISI GAS RUMAH KACA (GRK) SEKTOR INDUSTRI

RENCANA STRATEGIS TAHUN DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO

V. SIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil analisis Tipologi Klassen menunjukkan bahwa:

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

Pokok Bahasan PENDAHULUAN PERANAN DAN PERTUMBUHAN INDUSTRI PROGRAM KERJA DITJEN BIM 2012 PENINGKATAN PENGGUNAAN PRODUK DALAM NEGERI (P3DN)

Lampiran 1. Kode Sektor Sektor Eknonomi

EE. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG PERINDUSTRIAN SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH PROVINSI PEMERINTAHAN DAERAH KABUPATEN/KOTA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERKEBUNAN No.60/Kpts/RC.110/4/08 TENTANG

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

Kata Pengantar KATA PENGANTAR

SAMBUTAN MENTERI PERINDUSTRIAN PADA ACARA BREAKFAST MEETING PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN SEKTOR INDUSTRI NASIONAL JUMAT, 10 JUNI 2011

Rencana Aksi Pengembangan Industri Unggulan Provinsi Buku Peta Jalan Pengembangan Kompetensi Inti Industri Daerah

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA TENTANG PETA PANDUAN (ROAD MAP) PENGEMBANGAN INDUSTRI UNGGULAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

LAPORAN PERKEMBANGAN KEMAJUAN PROGRAM KERJA KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN TAHUN

KATA PENGANTAR. Jakarta, Januari 2010 Pusat Data dan Informasi

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1996 TENTANG

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 73 TAHUN 2011 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN PROVINSI BALI

Analisis Perkembangan Industri

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TOPIK 12 AGRIBISNIS DAN AGROINDUSTRI

PEMETAAN DAYA SAING PERTANIAN INDONESIA

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA PERDAGANGAN BESAR

PENINGKATAN DAYA SAING INDUSTRI NASIONAL DAN PROGRAM MASTERPLAN PERCEPATAN DAN PERLUASAN PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA (MP3EI)

Keterangan * 2011 ** 2012 ***

KATA PENGANTAR. Ir. M. Tassim Billah, M.Sc.

LAPORAN STATISTIK KINERJA INDUSTRI INDONESIA 2018

Sektor * 2010** 3,26 3,45 3,79 2,82 2,72 3,36 3,47 4,83 3,98 2,86 2. Pertambangan dan Penggalian

Analisis Perkembangan Industri

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN PPHP TAHUN 2015

Transkripsi:

PROGRAM KERJA 2009 DAN RENCANA KERJA 2010 DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA Disampaikan oleh : DIREKTUR JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA pada Rapat Kerja Departemen Perindustrian dengan Dinas Propinsi Jakarta, 17-20 Pebruari 2009 DIREKTORAT JENDERAL INDUSTRI AGRO DAN KIMIA DEPARTEMEN PERINDUSTRIAN

Daftar Isi Halaman I. Latar Belakang. 1 II. Kebijakan Pengembangan Industri Agro dan Kimia Jangka Menengah Tahun 2005-2009.. 2 III. Program dan Kegiatan Pokok Tahun 2005-2009. 3 IV. Kinerja Industri Agro dan Kimia i. 9 V. Permasalahan dan Upaya Penyelesaian Masalah... 14 VI. Arah Pengembangan Tahun 2010-2015.. 16 VII. Rencana Program Pokok Tahun 2010... 17 VIII. Rencana Kegiatan Tahun 2010.. 18

I. LATAR BELAKANG Industri agro dan kimia memiliki peranan yang sangat startegis dalam struktur industri Indonesia. Industri agro dan kimia sangat potensial untuk dikembangkan di Indonesia, karena ketersediaan sumber bahan baku yang cukup. 1

II. KEBIJAKAN PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA JANGKA MENENGAH TAHUN 2005 2009 Kebijakan Pokok 1. Penciptaan iklim usaha yang kondusif terhadap industri inti, pendukung dan terkait baik melalui tariff, safeguard, standard wajib dan lain-lain. 2. Pengembangan keterkaitan industri baik dalam penyediaan bahan baku, setengah jadi maupun barang jadi. 3. Pengembangan teknologi dan kemampuan SDM dalam mendukung pengembangan klaster. Kebijakan Penunjang (Mengatasi Permasalahn Aktual) 1. Antisipasi i i dan penanganan permasalahan aktual sektor Industri Agro dan Kimia (IAK) 2. Mengkoordinasikan pelaksanaan administrasi dan urusan pemerintahan tertentu di bidang IAK 2

III. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK TAHUN 2005 2009 1. Pengembangan Klaster Industri Agro dan Kimia a. Forum komunikasi pengembangan 14 klaster industri di Pusat b. Pengembangan 14 klaster prioritas pada lokus pengembangan klaster industri agro dan kimia di daerah (dana dekonsentrasi). c. Fasilitasi dan pembangunan pusat/kawasan pengembangan klaster industri iagro dan kimiai d. Peningkatan keterkaitan/kerjasama kemitraan antara industri agrokim dengan industri penunjang/pemasok bahan baku atau antara stake holder yang terlibat dalam klaster industri agro dan kimia e. Pemetaan bahan baku, sumber daya manusia, industri pendukung dan terkait dalam pengembangan klaster industri. 3

KLASTER INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TERCAPAINYA SASARAN PERTUMBUHAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA PENGEMBANGAN 14 KLASTER INDUSTRI AGRO DAN KIMIA KLASTER : 1. INDUSTRI KAKAO 2. INDUSTRI BUAH 3. INDUSTRI KELAPA 4. INDUSTRI TEMBAKAU 5. INDUSTRI KOPI 6. INDUSTRI GULA 7. INDUSTRI HASIL LAUT 8. INDUSTRI K.SAWIT 9. INDUSTRI KAYU 10. INDUSTRI KARET 11. INDUSTRI PULP, KERTAS 12. INDUSTRI PETROKIMIA 13. INDUSTRI SEMEN 14. INDUSTRI KERAMIK RENCANA AKSI PENGUATAN DAN PENGEMBANGAN KLASTER MENINGKATNYA DAYA SAING INDUSTRI AGRO DAN KIMIA 4

III. PROGRAM DAN KEGIATAN POKOK TAHUN 2005 2009 (Lanjutan.) 2. Kegiatan Non Klaster Industri Agro dan Kimia a. Antisipasi dan penanganan permasalahan aktual sektor industri 1). Pengkajian dalam rangka pemecahan masalah dan perumusan usulan kebijakan iklim dan perlindungan (tarif dan non tarif) 2). Monitoring produk industri strategis : pupuk, semen, garam, gula, terigu dan produk kimia berbahaya : bahan senjata kimia, bahan peledak dll. b. Koordinasi Eksternal 1). Kerjasama internasional (WTO, APEC, ASEAN-China, ASEAN-India, ASEAN-Jepang dll) 2). Meningkatkan kerjasama sinergi dengan asosiasi, instansi, lembaga pusat dan daerah 5

KEGIATAN DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009 Lokasi Kakao Pameran dan Lomba Nasional Produk Kakao dan Coklat Olahan Sumbar & Sulsel Peningkatan mutu dan pengolahan biji kakao di Bengkulu Bengkulu Fasilitasi pengembangan industri kakao dalam rangka mendukung kawasan Sulsel kakao terpadu Kopi Peningkatan teknologi pengolahan kopi Lampung Teh Peningkatan mutu produk teh hijau Jabar Susu Peningkatan daya saing industri i pengolahan susu Jabar Jagung Pengembangan industri pengolahan tepung jagung Bengkulu Pengembangan industri pengolahan tepung jagung Gorontalo Pakan Ternak Pengembangan industri pengolahan pakan ternak unggas Jatim Pengembangan industri pengolahan pakan ternak unggas Sulsel 6

KEGIATAN DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009 Lokasi Ketahanan Pangan Pengembangan industri pengolahan tepung ubi jalar Jabar Pengembangan industri pengolahan tepung garut Jatim Pengembangan industri berbasis ubi jalar/ batatas (Pengolahan tepung dan Papua Biskuit) Bantuan peralatan pengolahan ikan Papua Barat Bahan Baku Kayu Fasilitasi/Dukungan Pembangunan Terminal Bahan Baku Kayu/Rotan Jateng, NAD, Kalteng dan Rotan Fasilitasi Pusat Desain Furniture Kayu Jateng, Jabar Karet Peningkatan kualitas produksi barang karet Jabar Jamu Peningkatan kualitas pengolahan bahan baku jamu Jateng Keramik/Marmer Studi kelayakan pembangunan kawasan industri bahan baku keramik Kalbar Pengembagan pusat desain produksi dan pemasaran marmer Sulsel 7

KEGIATAN DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009 Lokasi Garam Beryodium Peningkatan kualitas garam rakyat dan produksi garam beryodium Sulsel & NTB Pengembangan kawasan sentra produksi dan pemasaran garam Sulsel & NTB Tembakau Peningkatan efisiensi pengolahan tembakau Virginia Flue Cured bahan NTB bakar selain minyak tanah Minyak Goreng Pengembangan industri minyak goreng kelapa Maluku Semen Fasilitasi promosi investasi pembangunan pabrik semen di Papua Barat Papua Barat Energi Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati Palu, NAD, Papua 8

IV. KINERJA INDUSTRI AGRO DAN KIMIA 9

Sumbangan Cabang-cabang Industri Terhadap PDB sektor Industri Non Migas Tahun 2008 Industri alat angkut, mesin dan peralatan, 35% Industri barang lainnya, 1% Industri makanan, minuman dan tembakau, 27% Industri barang kayu dan hasil hutan, 4% Industri tekstil, barang kulit & alas kaki, 10% Industri kertas dan barang cetakan, 5% Industri logam dasar, besi dan baja, 2% Industri semen & bahan galian non logam, 3% Industri pupuk, kimia & barang dari karet, 13% 10

Kontribusi Industri Agro dan Kimia pada PDB sektor Industri Non Migas Tahun 2008 Industri alat angkut, mesin dan peralatan, 35% Industri barang lainnya, 1% Industri tekstil, barang kulit & alas kaki, 10% Industri logam dasar, besi dan baja, 2% Industri Agro dan Kimia, 52% 11

PERKEMBANGAN NILAI EKSPOR-IMPOR PRODUK INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2004-2009 2009 NO. URAIAN TAHUN Ekspor 2004 2005 2006 2007 2008 *) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 3.925.661.661 4.351.386.214 5.303.467.580 7.479.795.129 7.352.638.612 2. Furniture dan Barang Kayu Olahan lainnya 4.498.969.076 4.518.978.828 4.754.646.932 4.437.668.815 4.141.822.683 3. Pulp, Kertas dan Barang dari Cetakan 2.817..614.614 3.257.482.566 3.983.267.481 4.440.493.818 3.894.313.078 4, Pupuk, Kimia i dan Barang dari Karet 6.219.639.268 639 268 6.866.525.242 242 9.259.070.504 504 11.312.332.231 332 231 11.971.841.200 5. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 1.443.046.414 1.584.559.585 1.848.896.265 1.954.987.637 1.931.332.287 Total Eskpor 18.904.931.033 20.578.932.435 25.149.348.762 29.625.277.630 29.291.947.860 NO. URAIAN TAHUN Impor 2004 2005 2006 2007 2008 *) 1. Makanan, Minuman dan Tembakau 4.792.801.440 6.043.362.593 5.943.743.406 9.468.738.748 9.326.707.667 2. Furniture dan Barang Kayu Olahan lainnya 240.010.591 317.121.926 455.644.676 541.178.776 552.002.352 3. Pulp, Kertas dan Barang dari Cetakan 3.511.495.754 3.238.287.512 3.421.504.507 3.560.888.085 3.418.452.562 4, Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet 7.298.151.174 6.840.655.822 7.347.770.842 7.996.373.248 8.436.173.777 5. Semen dan Barang Galian Bukan Logam 3.486.798.941 941 3.559.115.340 340 4.180.196.274 196 2.314.157.567 157 567 2.114.111.322 111 Total Impor 19.329.257.900 19.998.543.193 21.348.859.705 23.881.336.424 23.847.447.678 *) Prognosa Neraca (424.326.867) 580.389.242 3.800.489.057 5.743.941.206 5.444.500.186 14 12

ESKPOR-IMPOR PRODUK INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2004-2008 35.000 30.000 29.625 29.292 US$ Juta 25.000 20.000 15.000 25.149 18.905 20.579 21.349 23.881 19.329 19.999 23.847 10.000 5.000 - (5.000) 5.744 5.445 3.800 (424) 580 2004 2005 2006 2007 2008 *) T a h u n EKSPOR IMPOR NERACA 13

V. PERMASALAHAN DAN UPAYA PENYELESAIAN MASALAH PERMASALAHAN 1. Keterbatasan infrastruktur (jalan, pelabuhan, listrik, gas bumi); 2. Insentif yang masih belum bersaing; 3. Suku bunga perbankan yang masih tinggi; 4. Berfluktuasinya harga bahan baku industri makanan dan minuman di pasar internasional; 5. Sebagian bahan baku diekspor dalam bentuk primer maupun bahan setengah jadi;; 6. Melemahnya pasar ekspor untuk beberapa produk IAK; 7. Masuknya produk makanan dan minuman dari negara lain yang mengalihkan pasar. UPAYA 1. Koordinasi dengan Intansi terkait (pusat dan Daerah) meningkatkan ketersediaan infrastruktur untuk industri; 2. Pemberian insentif administrasi, Fiskal dan Moneter ; 3. Memberikan subsidi bunga untuk revitalisasi industri Gula; 4. Pemberian fasilitas BMDTP atau PPNDTP; 5. Dikenakan tata niaga ekspor muapun pengenaan bea keluar untuk komoditi tertentu; 6. Mencari pasar baru di Timur Tengah atau Eropa Timur melalui promosi 7. Verifikasi di negara asal maupun negara tujuan. 14

PENGEMBANGAN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2010 15

VI. ARAH PENGEMBANGAN TAHUN 2010 20152015 RPJP RPJM KPIN RENSTRA RKP Menyusun Peta Panduan Pengembangan IAK KEBIJAKAN 1. Iklim Usaha 2. Standar IAK Bahan baku dan energi Promosi investasi Revitalisasi/ Restrukturisasi IAK Peningkatan Kemampuan Teknologi IAK FASILITASI Meningkatnya Nilai Tambah Produk IAK Pengembangan Klaster Industri Meningkatnya Penerapan Standar Produk Industri & HKI Pengembangan SDM Industri Pengembangan Kerjasama IAK Penguasaan Pasar Produk IAK Menguatnya Penguasaan Teknologi IAK Menguatnya Struktur IAK Meningkatnya Persebaran IAK 16

VII. Rencana Program Pokok Tahun 2010 Rencana Kegiatan Pokok Ditjen IAK pada tahun 2010, Utamanya dalam mendukung sasaran strategis yaitu : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 1. Penetapan Peta Panduan Pengembangan IAK; 2. Penyusunan Usulan Kebijakan Insentif; 3. Fasilitasi Penyediaan Bahan Baku dan Energi; 4. Fasilitasi Promosi Investasi; 5. Fasilitasi Restrukturisasi Industri; 6. Peningkatan Kemampuan Teknologi; 7. Pengembangan Klaster; 8. Penerapan Standar dan HKI; 9. Pengembangan SDM IAK; 10.Pengembangan Kerjasama; 11.Pengendalian dan Pengawasan. 17

VIII. RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 1. Penatapan peta panduan 1. Menetapkan peta panduan pengembangan IAK industri prioritas sesuai dengan Renstra 2010-2015; 2. Menyusun peta panduan dalam rangka peningkatan nilai tambah; 3. Menyusun peta panduan dalam rangka peningkatan pasar dalam negeri; 4. Menyusun peta panduan dalam rangka peningkatan pasar dalam negeri; 5. Menyusun peta panduan dalam rangka peningkatan kompetensi SDM; 6. Menyusun peta panduan dalam rangka peningkatan Penguasaan teknologi; g; 18

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan. ) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 7. Menetapkan peta panduan dalam rangka penguatan struktur IAK; 8. Menyusun peta panduan dalam rangka peningkatan persebaran industri IAK; 2. Penyusunan Usulan Penyusunan Konsep insentif yang Kebijakan Insentif terkait dengan : 1. Penanganan limbah; 2. Pemakaian bahan baku; 3. Diversifikasi dan konservasi energi; 4. Persebaran energi; 5. Penggunaan teknologi 6. Penanganan produk ilegal 3. Fasilitasi Penyediaan bahan baku dan energi Bantuan Alat : 1. Dukungan pembangunan fasilitas bahan baku kayu 2. Dukungan fasilitasi bahan baku Sultra rotan Sulut, Jateng, Jatim 19

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan.) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI Bantuan Alat (lanjutan ) 3. Unit pembuatan es balok Sumbar Rapat Koordinasi : 1. Penyediaan bahan baku dan energi gas bumi; 2. Penyediaan batubara; 3. Penyediaan bahan baku kayu; 4. Penyediaan bahan baku rotan; 5. Pemanfaatan kayu kelapa sawit sebagai bahan baku industri pengolahan kayu; 4. Fasilitasi Promosi Promosi investasi dan pameran produk : Investasi 1. Semen 2. Petrokimia 3. Keramik 4. Furniture 5. Produk Plastik 5. Restrukturisasi Industri Rapat Koordinasi : Tindak lanjut dan monitoring pelaksanaan revitalisasi industri (pupuk); Papua dan Kaltim Kajian : Restrukturisasi industri (pengolahan kayu, makanan dan minuman, keramik); 20

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan.) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 6. Peningkatan Kemampuan Bantuan Alat : Teknologi IAK 1. Pengolahan kelapa kelapa Sulsel dan Lampung 2. Pengolahan ikan Maluku 3. Pengolahan tepung tapioka Jabar 4. Pengolahan biji kakao fermentasi Palu dan Jatim 5. Pengolahan minyak goreng sawit Kaltim 6. Pengolahan ikan NTT 7. Pengolahan buah Jabar 8. Pengolahan kopi Sulsel 9. Pengolahan susu Jateng dan Jabar 10. Pengolahan kayu Sulsel dan Jabar 11. Peningkatan kualitas industri barang karet Sumsel, Jabar dan Kalbar 21

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan.) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 12. Pengolahan baku keramik Jabar dan Kalbar 13. Pengolahan garam beryodium Jateng, Jatim, NTB, SUlsel 14. Pengolahan obat tradisional Jateng 15. Pengolahan ubi kayu Jabar 7. Pengembangan Klaster Koordinasi dengan Working Group dan Forum Komunikasi Klaster 8. Penerapan standar dan 1. Revisi dan penyusunan SNI; HKI 2. Monitoring i penerapan SNI wajib; 3. Monitoring penerapak HKI pada industri cakram optik 22

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan.) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 9. Pengembangan Kompetensi SDM IAK 1. Penyusunan rancangan standar kompetensi kerja pada beberapa IAK; 2. Pelatihan dibidang design dan teknologi proses finishing furniture; 3. Pelatihan proses produksi pada industri i kemasan karton; 4. Pelatihan manajemen energi pada industri pulp dan kertas. 5. Pelatihan Penerapan Cara Produksi Kosmetik yang Baik (CPKB); 6. Pelatihan Penerapan Cara Produksi Obat Tradisional yang Baik (CPOB); 7. Penyusunan pedoman dan pelatihan GMP dan HACCP untuk industri makanan dan minuman 23

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan.) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 10. Pengembangan Kerjasama 1. Partisipasi dalam rangka negaranegara islam (D8); 2. Partisipasi dalam pengembangan kerjasama Indonesia Cina; 3. Partisipasi dalam pengembangan kerjasama Indonesia Jepang (MIDEC); 4. Partisipasi industri makanan dan minuman dalam rangka kerjasama Codex Committee; 5. Partisipasi dalam rangka kerjasama Chemical Dialogue; 6. Partisipasi i i dalam kerjasama Asean di bidang wood dan rubber based industry; 7. Pengembangan Pelaksanaan Otorita Nasional Senjata Kimia; 8. Partisipasi IAK dalam forum kerjama internasional ; 9. Pemberdayaan Pusat Informasi Industri Produk Makanan dan Minuman (PIPIMM); 24

RENCANA KEGIATAN TAHUN 2010 (lanjutan.) NO. SASARAN STRATEGIS KEGIATAN 2010 PROVINSI 11. Pengendalian dan pengawasan 1. Pelaksanaan AMDAL 2. Pengawasan produk-produk illegal 3. Penanganan isue-isue aktual 25

KEGIATAN DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009 Lokasi Kakao Pameran dan Lomba Nasional Produk Kakao dan Coklat Olahan Sumbar&Sulsel Peningkatan mutu dan pengolahan biji kakao di Bengkulu Bengkulu Fasilitasi pengembangan industri kakao dalam rangka mendukung kawasan Kab. Gowa, Sulsel kakao terpadu Kopi Peningkatan teknologi pengolahan kopi Lampung Barat, Lampung Teh Peningkatan mutu produk teh hijau Jabar Susu Peningkatan daya saing industri i pengolahan susu Jabar Jagung Pengembangan industri pengolahan tepung jagung Kab. Kapahiang, Bengkulu Pengembangan industri pengolahan tepung jagung Gorontalo Pakan Ternak Pengembangan industri pengolahan pakan ternak unggas Kab. Sampang, Jatim Pengembangan industri pengolahan pakan ternak unggas Kab. Toraja, Sulsel 6

KEGIATAN DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009 Lokasi Ketahanan Pangan Pengembangan industri pengolahan tepung ubi jalar kab. Kuningan, Jabar Pengembangan industri pengolahan tepung garut Jatim Pengembangan industri berbasis ubi jalar/ batatas (Pengolahan tepung dan Papua Biskuit) Bantuan peralatan pengolahan ikan Papua Barat Bahan Baku Kayu Fasilitasi/Dukungan Pembangunan Terminal Bahan Baku Kayu/Rotan Jateng, NAD, Kalteng dan Rotan Fasilitasi Pusat Desain Furniture Kayu Jepara, Jateng Cirebon, Jabar Karet Peningkatan kualitas produksi barang karet Jabar Jamu Peningkatan kualitas pengolahan bahan baku jamu Jateng Keramik/Marmer Studi kelayakan pembangunan kawasan industri bahan baku keramik Kalbar Pengembagan pusat desain produksi dan pemasaran marmer Sulsel 7

KEGIATAN DITJEN INDUSTRI AGRO DAN KIMIA TAHUN 2009 YANG TERKAIT DENGAN DAERAH URAIAN KEGIATAN TAHUN 2009 Lokasi Garam Beryodium Peningkatan kualitas garam rakyat dan produksi garam beryodium Sulsel & NTB Pengembangan kawasan sentra produksi dan pemasaran garam Sulsel & NTB Tembakau Peningkatan efisiensi pengolahan tembakau Virginia Flue Cured bahan NTB bakar selain minyak tanah Minyak Goreng Pengembangan industri minyak goreng kelapa Maluku Tengah Semen Fasilitasi promosi investasi pembangunan pabrik semen di Papua Barat Papua Barat Energi Pengembangan Industri Bahan Bakar Nabati Kota Palu, Palu Kab. Aceh Tengah, NAD Kab. Bintuni, Papua 8