HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD)

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sehat merupakan hak setiap individu agar dapat melakukan segala

BAB I PENDAHULUAN. internal maupun eksternal. Menurut WHO, setiap tahunnya sekitar 2,2 juta

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU SISWA TERHADAP PHBS DAN PENYAKIT DEMAM TIFOID DI SMP X KOTA CIMAHI TAHUN 2011.

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang Mandiri, Maju, Adil dan Makmur, salah satu agenda riset nasional bidang

BAB I PENDAHULUAN. Indikator untuk menilai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di

BAB I PENDAHULUAN. mmpengaruhi kesehatan mereka (Hilderia, 2006).

BAB 1 PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Anak usia sekolah merupakan kelompok masyarakat yang mempunyai

EFEKTIFITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PHBS DI MTS MIFTAHUL ULUM KECAMATAN KEMLAGI KABUPATEN MOJOKERTO. Dwi Helynarti Syurandari*)

STUDI TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SDN SUKARASA 3

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

Suplemen. PHBS di Sekolah. Suplemen 2011

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. menggerakkan dan memberdayakan masyarakat untuk berperilaku hidup

Jurnal Mutiara Kesehatan Masyarakat 44 43

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam kebijakan Indonesia sehat 2010 ( Dinkes Makassar, 2006 )

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

BAB 1 PENDAHULUAN. (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan sekolah. PHBS

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sikap, Tindakan

PENATALAKSANAAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA SISWA SISWI KELAS VI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 CILEULEUS TASIKMALAYA

BAB I PEDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Jurnal CARE, Vol. 3, No. 1, 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu negara, karena merupakan generasi penerus bangsa

STUDI KOMPARASI PHBS WARGA SEKOLAH DASAR DI KOTA DAN DI DESA TAHUN 2015

Universitas Sumatera Utara Departemen Kesehatan Lingkungan. Universitas Sumatera Utara, 20155, Medan, Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS CIMARAGAS KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2013.

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

Volume 3 / Nomor 1 / April 2016 ISSN :

TINGKAT KETERLAKSANAAN PEMERIKSAAN KESEHATAN BERKALA DI SEKOLAH DASAR NEGERI SE KECAMATAN BAYAT KABUPATEN KLATEN

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

Perbedaan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat... (Celien Mamengki)

HUBUNGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TERHADAP PERSONAL HYGIENE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN TLOGOMAS 2 MALANG ABSTRAK

Pengaruh Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) terhadap Pengetahuan Siswa di SMP Islam Mahfilud Duror Jelbuk

UNIVERSITAS UDAYANA LUH GD. DWI KARTIKA PUTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat 2010 (Mubarak dan Chayatin, 2007).

STIKES NGUDI WALUYO ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci : PHBS,Tatanan Sekolah

LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan menjaga tingkat kesehatan, aktifitas masyarakat tidak terganggu dan dapat

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hak asasi manusia yang harus dihargai danhak setiap individu agar

ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN DIARE DI DESA RANOWANGKO KECAMATAN TOMBARIRI KABUPATEN MINAHASA TAHUN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN UKS DALAM PROGRAM PHBS SEKOLAH DI SD MUHAMMADIYAH WIROBRAJAN 3 KOTA YOGYAKARTA 2013

ABSTRAK. Pembimbing I : Dr. Felix Kasim, dr., M.Kes Pembimbing II : Budi Widyarto L, dr., MH

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT SANTRI PONDOK PESANTREN AS AD DAN PONDOK PESANTREN AL HIDAYAH

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN TINDAKAN SISWA TENTANG PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH DI SMA KATOLIK ST.THOMAS AQUINO MANADO

KARYA TULIS ILMIAH IMPLEMENTASI PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK SEKOLAH. Di SD Muhammadiyah Terpadu Ponorogo

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

KETERLAKSANAAN USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS) DI SMP MUHAMMADIYAH 8 YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahun 1980 ditingkatkan menjadi keputusan bersama antara Depdik-bud dan Depkes

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Marieta K. S. Bai, SSiT, M.Kes. Abstract

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

Risa Noverawati, Ridwan Setiawan, Asep Aep Indarna, S ABSTRACT ABSTRAK

Erma Prihastanti, Puji Hastuti Prodi DIII Kebidanan Purwokerto Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Semarang

ABSTRAK HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU MASYARAKAT DENGAN KEBERADAAN RUMAH SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUKAWARNA BANDUNG

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

HUBUNGAN MOTIVASI DENGAN KINERJA PETUGAS LAPANGAN KELUARGA BERENCANA DI KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2015

Unnes Journal of Public Health

HUBUNGAN MOTIVASI IBU BALITA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) Ati ul Impartina Program Studi D III Kebidanan STIKES Muhammadiyah Lamongan

DESI MAHFUDHAH 1. Intisari

FAKTOR - FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM PROGRAM KB DAN KESEHATAN REPRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN. 131/Menkes/SK/II/2004 dan salah satu Subsistem dari SKN adalah Subsistem

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRAKTIK KADER DALAM PENYULUHAN DI MEJA 4 PADA POSYANDU DI KELURAHAN NGALIYAN, KOTA SEMARANG

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

PENGARUH PENGETAHUAN TENTANG KEBIJAKAN BERWAWASAN LINGKUNGAN TERHADAP SIKAP PHBS SISWA DI SEKOLAH ADIWIYATA SMPN 9 SURAKARTA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

secara sosial dan ekonomis (Notoatmodjo, 2007).

EFEKTIFITAS PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DALAM MENINGKATKAN PENGETAHUAN SISWA DI SMP ISLAM MAHFILUD DUROR JELBUK

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

Transkripsi:

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN GURU UKS TERHADAP PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA TATANAN SEKOLAH DASAR (SD) (Studi Di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2014) Dina Permatasari 1) Novianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi 1) Universitas Siliwangi (permatasaridina@gmail.com) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakat. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat tercapai dengan terciptanya pengetahuan yang baik dari tiap individu pada tiap-tiap tatanan. Salah satu penerapan untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat ( PHBS) di sekolah yaitu melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Guru UKS akan mempengaruhi pelaksanaan UKS di Sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS. Metode penelitian menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional dengan sampel 40 dari 44 populasi. Analisis yang dilakukan yaitu analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi dan analisis bivariat menggunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan responden yang memiliki pengetahuan rendah sebesar 70%, responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebesar 30.0%. Analisis menggunakan chi-square menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS dengan nilai p < 0,05 (0,029), nilai OR=6,440. Disarankan kepada Dinas Kesehatan atau Puskesmas Ciamis, agar melakukan pemeriksaan PHBS minimal satu tahun sekali pada semua Sekolah Dasar yang berada di Kecamatan Ciamis, tidak hanya pada saat terjadi wabah penyakit saja, dan memberikan pembinaan serta penyuluhan kepada Guru UKS mengenai PHBS di sekolah, sehingga pengetahuan Guru UKS meningkat. Kata Kunci : Tingkat Pengetahuan, PHBS Tatanan Sekolah 1

RELATIONSHIP OF LEVEL KNOWLEDGE TEACHERS UKS WITH APPLICATION OF HEALTHY AND HYGIENE BEHAVIOR TO ELEMENTARY SCHOOL (SD) (Studies in District of Ciamis Regency Ciamis, 2014) Dina Permatasari 1) Novianti 2) Mahasiswi Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Epidemiologi 1) Universitas Siliwangi (permatasaridina@gmail.com) Dosen Pembimbing Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRACT Healthy and hygienic behavior is a set of behaviors that are interpreted on the basis of consciusness as a result of learning that makes a person or family can help ourselves in the field of health and public health embodies the play an active role. Healthy ang hygienic behaviors can be achieved by the creation of a good knowledge of each individual on each order. One application to enhance clean and healthy lifestyles in schools through health efforts. Teachers UKS will affect the implementation of the uks in school. The research aims to analyze the relationship of the level of knowledge with application of PHBS. Research methods used analytic survey methods by approaching cross sectional with 40 from 45. The analysis is conducted by using univariate analysis frequency distribution and bivariat analysis by using chi square. The research result showed that respondents have low knowledge level was 70% and respondents have a high level of knowledge was 30%. Analysis used chi square indicates that there is a relationship between the level of knowledge the teacher by assembling the UKS of PHBS with p<0,05 (0,029), OR value = 6,440. It is recommended to the Department of health or public health checks, in order for the Ciamis PHBS at least once a year on all primary schools in the districts of Ciamis, not only in the event of an outbreak and provide coaching and guidance to teachers UKS of the PHBS in school, so the teacher s knowledge of the UKS increased. Key Words : Level Knowledge, PHBS School Order 2

1. PENDAHULUAN Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan seseorang atau keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif mewujudkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2006). PHBS dikembangkan adanya lima tatanan yaitu di rumah atau tempat tinggal (where we live), di sekolah (where we learn), di tempat kerja (where we work), di tempat-tempat umum (where we play and do everything), dan di sarana kesehatan (where we get health services) (Depkes RI, 2008). Salah satu tatanan PHBS adalah di lingkungan sekolah, dimana sekolah merupakan tempat kedua bagi anak berinteraksi setelah keluarga. PHBS di sekolah adalah sekumpulan perilaku yang dipraktikkan oleh peserta didik, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan sehat (Depkes RI, 2007). Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2009, Indonesia memiliki sekitar 79,4 juta anak usia 8-18 tahun. Namun upaya menjaga kesehatan mereka masih menjadi tantangan bagi semua pihak, sehingga promosi kesehatan terkait PHBS di institusi pendidikan merupakan kebutuhan mutlak seiring munculnya berbagai penyakit. Institusi pendidikan dianggap sebagai tempat yang strategis untuk mempromosikan kesehatan sekolah karena munculnya berbagai penyakit yang menyerang anak usia sekolah umumnya berkaitan dengan rendahnya PHBS yang dapat menyebabkan angka kejadian penyakit semakin meningkat dari tahun ke tahun sehingga menjadi kejadian luar biasa (KLB). Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Jawa Barat, 2008 menerangkan bahwa Jawa Barat menempati urutan terendah peringkat provinsi yang menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Pulau Jawa. Prevalensi PHBS Jawa Barat sebesar 37,4%, di bawah standar Nasional yang mencapai 38,7%. Perilaku sehat di sekolah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, hal ini dapat dilihat dari data hasil survey cepat tahun 2009, yang dilakukan di Kabupaten Ciamis dengan hasil sebagai berikut : Sekolah PHBS strata I : 40,8%, Sekolah PHBS strata II: 33,3%, Sekolah PHBS strata III: 20,5% dan Sekolah PHBS strata IV: 5,4% (Buku Panduan PHBS Dinkes Kab Ciamis Tahun 2010). Berdasarkan hasil pendataan tersebut ditemukan permasalahan perilaku yaitu 83,7% siswa suka merokok, 63,6 % siswa belum melakukan olah raga secara rutin, sedangkan masalah lingkungan meliputi sekolah yang belum memilki jamban 63%, sekolah yang belum mengelola sampah dengan baik dengan benar mencapai 62% dan sekolah yang belum mempunyai saluran pembuangan air limbah mencapai 68% (Buku Panduan PHBS Dinkes Kab Ciamis Tahun 2010). Perilaku sehat di sekolah menunjukkan hasil yang kurang memuaskan, hal ini dapat dilihat dari data hasil survey cepat tahun 2009, yang dilakukan di Kabupaten Ciamis dengan hasil sebagai berikut : Sekolah PHBS strata I : 40,8%, Sekolah PHBS strata II: 33,3%, Sekolah PHBS strata III: 20,5% dan Sekolah PHBS strata IV: 5,4% (Buku Panduan PHBS Dinkes Kab Ciamis Tahun 2010). Berdasarkan hasil pendataan tersebut ditemukan permasalahan perilaku yaitu 83,7% siswa suka merokok, 63,6 % siswa belum melakukan olah raga secara rutin, sedangkan masalah 3

lingkungan meliputi sekolah yang belum memilki jamban 63%, sekolah yang belum mengelola sampah dengan baik dengan benar mencapai 62% dan sekolah yang belum mempunyai saluran pembuangan air limbah mencapai 68% (Buku Panduan PHBS Dinkes Kab Ciamis Tahun 2010). Indikator PHBS di tatanan institusi pendidikan menurut Departemen Kesehatan (2007), meliputi : 1) Pemeriksaan kebersihan rambut secara rutin, 2) pemakaian pakaian bersih dan rapih, 3) pemeriksaan kebersihan kuku secara rutin, 4) pemakaian sepatu bersih dan rapih, 5) berolahraga yang teratur dan terukur, 6) tidak merokok di sekolah, 7) tidak menggunakan NAPZA, 8) pemberantasan jentik nyamuk, 9) penggunaan jamban yang bersih dan sehat, 10) penggunaan air bersih, 11) mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun, 12) membuang sampah ke tempatnya, 13) mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, 14) penimbangan berat badan dan tinggi badan setiap bulan. Hasil survey awal yang telah dilakukan oleh peneliti pada 8 orang Guru UKS di 10 Sekolah Dasar di Kecamatan Ciamis, diperoleh bahwa pengetahuan 8 orang Guru UKS tersebut terhadap PHBS masih kurang yaitu hanya 37,5 %. Hal ini dapat terlihat dari wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti kepada Guru UKS terhadap PHBS, bahwa hanya 3 orang yang mengetahui tentang PHBS. Selain itu, diketahui bahwa penerapan perilaku PHBS siswa, guru dan warga di lingkungan sekolah masih kurang, karena dilihat dari beberapa indikator PHBS di tatanan sekolah, mereka membuang sampah tidak pada tempatnya/sembarangan sebesar 87,5%, jambannya yang kotor dan bau sebesar 62,5%, guru dan warga di lingkungan sekolah yang merokok di lingkungan sekolah sebesar 25%, mencuci tangan dengan air mengalir dan sabun sebelum makan sebesar 87,5%, jajan sembarangan pada pedagang makanan asongan karena diantara ke 8 sekolah tersebut tidak mempunyai kantin yang sehat sebesar 75%. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mencanangkan sekolah sehat atau Health Promoting School (Sekolah yang mempromosikan kesehatan). Health Promoting School adalah sekolah yang telah melaksanakan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan ciri-ciri melibatkan semua pihak yang berkaitan dengan masalah kesehatan sekolah, menciptakan lingkungan sekolah yang sehat dan aman, memberikan pendidikan kesehatan di sekolah, memberikan akses terhadap pelayanan kesehatan, ada kebijakan dan upaya sekolah untuk mempromosikan kesehatan dan berperan aktif dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Semua kegiatan tersebut akan terlaksana apabila ada peran serta masyarakat, karena diakui bahwa tanpa adanya kesadaran dari semua masyarakat kebersihan tersebut tidak akan pernah terwujud (Panduan Promosi Kesehatan Sekolah, 2003) Perilaku hidup bersih dan sehat juga dapat tercapai dengan terciptanya pengetahuan dan sikap yang baik dari tiap individu pada tiap-tiap tatanan. Menurut Permata pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai suatu hal, cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat berkaitan dengan masalah. Guru UKS adalah Guru yang berperan untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada siswanya. Karena Guru UKS merupakan guru yang telah mengikuti pelatihan kesehatan sekolah yang berdasarkan fungsi dan kewajibannya berhubungan dengan anak didik dan lingkungan sekolah. Guru UKS adalah guru yang telah mendapat pelatihan tentang UKS dan program-programnya (Kemenkes, 2011). Guru UKS akan mempengaruhi pelaksanaan UKS di Sekolah, kalau di 4

Sekolah tidak ada Guru UKS maka UKS di Sekolah tersebut tidak akan berjalan (Kemenkes, 2011). Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan Guru UKS terhadap penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada tatanan Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis. 2. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan adalah metode survey dengan menggunakan pendekatan Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh Guru UKS Sekolah Dasar (SD) yang berada di Kecamatan Ciamis yaitu sebanyak 45 orang Guru UKS Sekolah Dasar (SD). Sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik simple random sampling dengan cara menggunakan undian. Instrument penelitian yang digunakan adalah kuesioner. Analisis Bivariat menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat kemaknaan 0,05. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Seluruh sampel yang berjumlah 40 orang responden, semuanya memenuhi kriteria. Responden lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu 29 orang (72.5%), sedangkan responden berjenis perempuan sebanyak 11 orang (27.5%), responden dengan status PNS sebanyak 32 orang (80%), sedangkan guru honorer sebanyak 8 orang (20%), responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 28 orang (70%), responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 12 orang (30.0%). Responden yang berumur paling muda adalah 21 tahun sebanyak 1 orang responden (0,9%), responden yang berumur paling tua adalah 35 tahun sebanyak 9 orang (8,3%), sedangkan jumlah umur terbanyak dari responden ada pada umur 32 tahun yaitu sebanyak 14 orang (13%). a. Analisis Univariat Untuk keperluan analisis uji hubungan, maka tingkat pengetahuan dikategorikan menjadi dua yaitu tingkat pengetahuan rendah apabila skor nya 0 sampai dengan 15 dan tingkat pengetahuan tinggi apabila skor nya 16 sampai dengan 30. Berdasarkan pengelompokan tersebut, didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.1 Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Tingkat Pengetahuan Di Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2014 No Tingkat Pengetahuan Frekuensi N Persentase (%) 1 Rendah 28 70.0 2 Tinggi 12 30.0 Jumlah 40 100.0 Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa distribusi frekuensi responden menurut tingkat pengetahuan Guru UKS di Sekolah Dasar Kecamatan 5

Ciamis Kabupaten Ciamis tahun 2014 yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 28 orang (70%) dan responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi sebanyak 12 orang (30%). Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Penerapan PHBS Di Sekolah Dasar Kecamatan Ciamis Tahun 2014 No Penerapan PHBS Frekuensi F % 1 Pemeriksaan kebersihan rambut secara rutin 20 50.0 2 Pemeriksaan kebersihan pakaian secara rutin 21 52.5 3 Pemeriksaan kebersihan kuku secara rutin 11 27.5 4 Pemeriksaan kebersihan sepatu secara rutin 9 22.5 5 Olahraga yang teratur dan terukur 40 100.0 6 Tidak merokok dilingkungan sekolah 25 62.5 7 Tidak menggunakan NAPZA 40 100.0 8 Memberantas jentik nyamuk 6 15.0 9 Menggunakan jamban yang bersih dan sehat 0 0 10 Menggunakan air bersih 25 62.5 11 Mencuci tangan dengan air mengalir dan memakai sabun 2 5.0 12 Membuang sampah ke tempatnya 28 70.0 13 Mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah 0 0 14 Menimbang BB dan mengukur TB 37 92.5 Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa distribusi frekuensi penerapan PHBS, responden paling banyak melakukan penerapan PHBS olahraga yang teratur dan terukur sebanyak 40 orang (100%), tidak menggunakan NAPZA sebanyak 40 orang (100%), sedangkan responden tidak melakukan penerapan PHBS menggunakan jamban yang bersih dan sehat sebanyak 40 orang (100%) dan mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah yaitu sebanyak 40 orang (100%). Untuk keperluan analisis uji hubungan, maka penerapan PHBS dikategorikan menjadi dua yaitu kurang baik apabila 0 penerapan sampai 7 penerapan yang dilakukan dan baik apabila 8 penerapan sampai 14 penerapan yang dilakukan. Berdasarkan pengelompokan tersebut, didapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel 4.2 Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Responden Menurut Penerapan PHBS di Sekolah Dasar (SD) Kecamatan Ciamis Kabupaten Ciamis Tahun 2014 Frekuensi No Penerapan PHBS F Persentase (%) 1 Kurang Baik 28 70.0 6

2 Baik 12 30.0 Jumlah 40 100.0 Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden kebanyakan kurang baik dalam menerapkan PHBS yaitu sebanyak 28 orang responden (70.0%), sedangkan responden yang menerapkan PHBS dengan baik sebanyak 12 orang (30.0%). b. Analisis Bivariat Tabel 4.4 Hubungan Tingkat Pengetahuan Guru UKS dengan Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tahun 2014 Penerapan PHBS No Tingkat Kurang Baik Total Pengetahuan Baik N % N % N % 1 Rendah 23 82.1 5 17.9 28 100.0 2 Tinggi 5 41.7 7 58.3 12 100.0 Jumlah 28 70 12 30 40 100 p value OR 0,029 6,440 Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah, kebanyakan kurang baik dalam menerapkan PHBS (82.1%), dibandingkan dengan yang baik dalam menerapkan PHBS nya (17.9%). Pada responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, kebanyakan baik dalam menerapkan PHBS (58,3%), dibandingkan dengan yang menerapkan PHBS kurang baik (41.7%). Berdasarkan uji statistik Chi-Square diperoleh nilai p=0,029 (p value kurang dari 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan Guru UKS terhadap penerapan PHBS. Nilai OR=6,440 yang berarti responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah 6,440 kali menerapkan PHBS yang kurang baik dibandingkan dengan responden yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi. Hasil penelitian Sonny (2011) menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan guru UKS yang rendah terkait PHBS dengan penerapan PHBS yang kurang baik dengan p value=0,012, selain itu penelitian yang dilakukan oleh Novia (2011) mengenai pengetahuan Guru dengan penerapan PHBS dengan tingkat kemaknaan < 0,05 dengan p-value sebesar 0,01 diperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara tingkat pengetahuan Guru UKS yang rendah dengan penerapan PHBS yang kurang baik, nilai p < α (0,05). Hasil kedua penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian yang penulis lakukan, yaitu responden yang memilki tingkat pengetahuan rendah cenderung kurang baik dalam menerapkan penerapan PHBS. Perilaku hidup bersih dan sehat dapat tercapai dengan terciptanya pengetahuan yang baik dari tiap individu pada tiap-tiap tatanan. Menurut Permata (2011) pengetahuan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan. Seseorang yang memiliki pengetahuan yang baik mengenai suatu hal, cenderung akan mengambil keputusan yang lebih tepat 7

berkaitan dengan masalah. Hal ini sesuai dengan penelitian yang telah dilakukan yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan penerapan PHBS. Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu pengalaman. Pengalaman dapat diperoleh melalui pengalaman sendiri maupun pengalaman orang lain. Bahwa apabila guru uks terbiasa hidup bersih dan sehat, maka pengalaman ini akan terbawa sampai ke sekolah maupun lingkungan sekitar. Tingkat pendidikan juga mempengaruhi pengetahuan seseorang, pendidikan dapat mambawa pengetahuan atau wawasan sesorang. Bahwa pendidikan untuk hidup bersih dan sehat tidak hanya diperoleh dari sekolah, tetapi sudah diajarkan sejak kecil di rumah, sehingga sudah terbentuk perilaku atau kebiasaan untuk perilaku hidup bersih dan sehat. Selanjutnya keyakinan, keyakinan biasanya diperoleh seseorang secara turuntemurun dan tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu, ini bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang, baik keyakinan itu sifatnya positif maupun negatif. Dalam kaitan dengan perilaku hidup bersih dan sehat diyakini bahwa di dalam lingkungan yang bersih akan terjamin untuk hidup sehat seperti pepatah yang mengatakan di dalam diri yang sehat terdapat jiwa yang kuat. Fasilitas-fasilitas sebagai sumber informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang, misalnya radio, televisi, majalah, koran dan buku. Banyak informasi tentang kesehatan yang ditayangkan melalui media elektronik maupun media cetak. Penghasilan tidak berpengaruh langsung terhadap pengetahuan seseorang. Namun bila seseorang berpenghasilan cukup besar maka dia akan mampu untuk menyediakan atau membeli fasilitas-fasilitas informasi. Bahwa sumber penghasilan yang diperoleh seseorang itu berbeda, namun tidak mengurangi pengetahuan dari tiap individu untuk memahami perilaku hidup bersih dan sehat. Kebudayaan setempat atau kebiasaan keluarga dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi dan sikap sesorang terhadap perilaku. Lingkungan dan pergaulan sekitar turut berperan aktif untuk mempengaruhi sosial budaya membentuk perilaku hidup bersih dan sehat. Menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, semua sekolah harus ber PHBS, agar tercipta lingkungan yang sehat, nyaman dan menarik dilingkungan sekolah. Karena lingkungan yang sehat akan menciptakan jiwa yang sehat pula, sehingga motivasi belajar pun akan meningkat. Tetapi karena keterbatasan dana, maka Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis menargetkan PHBS tatanan Sekolah pada tahun 2014 sebanyak 70%, sedangkan pada tahun 2015 sebanyak 75%. PHBS tatanan Sekolah harus meningkat setiap tahunnya, walaupun kenaikannya tidak terlalu tinggi. Karena untuk menciptakan sekolah yang ber PHBS harus didukung dengan dana yang cukup besar. Dinas Kesehatan dan Dinas Pendidikan yang terkait langsung dengan pembinaan Guru UKS, terutama Puskesmas wilayah setempat dan pihak sekolah, agar mengadakan pelatihan atau refresing program-program unik seperti pelatihan Dokter Kecil, orientasi Guru UKS, pembenahan jamban, ruang UKS, dokter kecil dan Dana sehat serta mengadakan lomba PHBS untuk sekolah supaya sekolah termotivasi untuk meningkatkan PHBS pada institusi pendidikan. Selain itu saling bekerja sama melakukan perundingan untuk memasukkan PHBS kedalam kurikulum sekolah agar siswa dapat lebih memahami PHBS. Juga disarankan 8

kepada Pemerintah daerah Kabupaten Ciamis agar mengeluarkan Perda mengenai Dana sehat di Institusi Pendidikan Sekolah Dasar. 4. SIMPULAN a. Proporsi tingkat pengetahuan yaitu responden yang memiliki tingkat pengetahuan rendah sebanyak 28 orang (70%), sedangkan responden yang memiliki pengetahuan tinggi sebanyak 12 orang (30%). b. Sekolah yang kurang dalam menerapkan PHBS sebanyak 28 sekolah (70%), sedangkan sekolah yang baik dalam menerapkan PHBS sebanyak 12 sekolah (30%). c. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan Guru UKS dengan penerapan PHBS pada tatanan Sekolah Dasar(SD) dengan nilai p value=0,029 dan nilai OR=6,440. 5. SARAN 1. Bagi Dinas Kesehatan atau Puskesmas Ciamis a. Melakukan pemeriksaan PHBS minimal satu tahun sekali pada semua Sekolah Dasar yang ada di Kecamatan Ciamis, tidak hanya pada saat terjadi wabah penyakit saja. b. Memberikan pembinaan dan penyuluhan kepada Guru UKS mengenai PHBS di sekolah, sehingga pengetahuan Guru UKS meningkat. 2. Bagi Peneliti Lain Bagi peneliti selanjutnya diharapkan melakukan penelitian penerapan PHBS pada semua warga yang berada di sekolah, karena penerapan PHBS disekolah tidak hanya dilakukan oleh siswa saja, tetapi oleh semua warga yang berada disekolah, yaitu siswa, guru, penjaga sekolah dan pedagang di sekitar sekolah 6. DAFTAR PUSTAKA Ananto Purnomo, Usaha Kesehatan Sekolah di Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah, Yrama Widya, Bandung, 2006 Andriato, S., Determinan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Pada Siswa Sekolah Dasar, 2011. Buku Panduan PHBS Dinas Kesehatan Kabupaten Ciamis, 2010 Departemen Kesehatan RI, 2007 Esensi, Mengenal UKS, Erlangga, Jakarta, 2012 Hermawan, Y & Ikhsan, K., Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Lingkungan Terhadap Tingkat Pengetahuan dan Pelaksanaan Kesehatan Lingkungan SMP Negeri Tambaksari Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis, 2011 Kemenkes, Direktorat Bina Kesehatan Anak dkk., Usaha Kesehatan di Tingkat Sekolah Dasar Sekolah Menengah dan Pondok Pesantren, Kementrian Kesehatan, Jakarta, 2011 Permata., Pengertian Pengetahuan Terhadap Pengambilan Keputusan, Erlangga, Jakarta, 2011 9

Sarifudin, Akhmad., Hubungan Antara Pengetahuan, Sikap Dan Praktek Guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) Tentang Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS) Dengan Strata Kesehatan Sekolah Dasar Negeri Di Wilayah Binaan Puskesmas Petarukan Kec. Petarukan Kab. Pemalang, 2003. 10