2.1. Konsep dan Definisi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II METODOLOGI Konsep dan Definisi. Angka Harapan Hidup 0 [AHHo]

Secara lebih sederhana tentang IPM dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Angka harapan hidup pd saat lahir (e0)

Alhamdulillahirabbil alamin, puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, atas izin dan pertolongan-nya sehingga Publikasi Data Basis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi bagi suatu negara. Demi meningkatkan kelanjutan ekonomi suatu

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

Bab I. Pendahuluan. Analisis Pembangunan Sosial Kabupaten Bandung Latar Belakang

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2011

Kata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2012

Kata Pengantar. Semoga publikasi ini bermanfaat bagi evaluasi dan perencanaan pembangunan di Kota Semarang. Semarang, 2010

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2017

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA (IPM) KABUPATEN BANDUNG TAHUN 2008 KERJASAMA:

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN TUBAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan di daerah setempat. Penyediaan lapangan kerja berhubungan erat dengan

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2016

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan bagi rakyatnya

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN JAWA BARAT SEPTEMBER 2014

PROFIL KEMISKINAN MALUKU UTARA SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2015 SEBESAR 17,88 PERSEN.

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2016


PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH MARET 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2016

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN


PROFIL KEMISKINAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH SEPTEMBER 2013

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2013

Bupati Kepulauan Anambas

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2015

PROFIL KEMISKINAN SULAWESI SELATAN, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN 2009

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2017

BADAN PUSAT STATISTIK

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH MARET 2017

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH MARET 2014

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

Katalog BPS :

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU, MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2016

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

TINGKAT KEMISKINAN BALI, SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA TAHUN 2010

BPS PROVINSI KEPULAUAN RIAU

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

BADAN PUSAT STATISTIK

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2014

BPSPROVINSI JAWATIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2013

KEMISKINAN PROVINSI BENGKULU MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI ACEH MARET 2015

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2015

Penyusunan Data Basis Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Provinsi Jawa Barat Tahun

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI KOTA KEDIRI FEBRUARI TAHUN 2017 INFLASI 0,70 PERSEN

BERITA RESMI STATISTIK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA KOTA BANJAR TAHUN 2012

BAB II STUDI PUSTAKA. Indeks Pembangunan Manusia (Human Development Index) yang telah

PROFIL KEMISKINAN DI BALI SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI BALI MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER 2012

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI JAMBI SEPTEMBER 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU SEPTEMBER 2015

DAFTAR TABEL HALAMAN. iii

TINGKAT KEMISKINAN DI PROVINSI BENGKULU MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN MARET 2014

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA MARET 2016

TINGKAT KEMISKINAN DI DKI JAKARTA SEPTEMBER 2015

BPS PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT SEPTEMBER 2015

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI SULAWESI BARAT MARET 2016

PROFIL KEMISKINAN DI PROVINSI BANTEN SEPTEMBER 2013

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPSPROVINSI JAWATIMUR

BPS PROVINSI LAMPUNG ANGKA KEMISKINAN LAMPUNG MARET PERKEMBANGAN PENDUDUK MISKIN DI LAMPUNG. No. 08/07/18/TH.

Transkripsi:

2.1. Konsep dan Definisi Angka Harapan Hidup 0 [AHHo] Perkiraan rata-rata lamanya hidup sejak lahir (0 tahun) yang akan dicapai oleh sekelompok penduduk. Angka Kematian Bayi (AKB) Banyaknya kematian bayi yang berumur kurang dari 1 (satu) tahun per seribu kelahiran hidup. Indeks Peluang Hidup 0 tahun Perbandingan antara selisih angka harapan hidup 0 tahun dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum angka harapan hidup 0 tahun tersebut. Angka Melek Huruf [AMH] Proporsi penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan menulis (baik huruf latin maupun huruf lainnya). Rata-rata Lama Sekolah Rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang pernah dijalani. Indeks Melek Huruf Perbandingan antara selisih angka melek huruf penduduk usia 15 tahun ke atas dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum angka melek huruf tersebut. IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 5

Indeks Rata-rata Lama Sekolah Perbandingan antara selisih rata-rata lama sekolah dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum rata-rata lama sekolah tersebut. Indeks Pengetahuan Penjumlahan antara indeks melek huruf dengan indeks rata-rata lama sekolah. Konsumsi per Kapita Pengeluaran per kapita untuk makanan dan bukan makanan. Makanan mencakup seluruh jenis makanan termasuk makanan jadi, minuman, tembakau dan sirih. Bukan makanan mencakup perumahan, sandang, biaya kesehatan, pendidikan dan sebagainya. Indeks Daya Beli Masyarakat Perbandingan antara selisih nilai standar hidup layak konsumsi per kapita dengan nilai minimumnya dan selisih nilai maksimum dan minimum standar hidup layak konsumsi per kapita tersebut. 2.2. Metodologi Metode Penghitungan IPM : 1. Komponen usia hidup (longevity) diukur dengan angka harapan hidup atau e0 yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian Trussel) berdasarkan variabel ratarata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang masih hidup. 2. Komponen pengetahuan (knowledge) diukur dengan angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah yang dihitung IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 6

berdasarkan data SUSEDA. Indikator angka melek huruf diperoleh dari variabel kemampuan membaca dan menulis. Sedangkan indikator rata-rata lama sekolah dihitung dengan menggunakan dua variabel secara simultan, yaitu tingkat/kelas yang sedang/pernah dijalani dan jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan. 3. Komponen standard hidup layak (decent living) diukur dengan indikator rata-rata konsumsi riil yang telah disesuaikan. Penghitungan indikator konsumsi riil per kapita yang telah disesuaikan dilakukan melalui tahapan pekerjaan sebagai berikut : Menghitung pengeluaran konsumsi per kapita dari SUSEDA tahun 2006(=A) Mendeflasikan nilai A dengan IHK Kabupaten Subang yang sesuai (=B) Menghitung daya beli per unit (=Post Parity Purchase/PPP/unit) dengan rumus : PPP/unit = j E (i,j) j (p (9,j).q (i,j) ) dimana : E(i,j) p(9,j) q(i,j) = pengeluaran untuk komoditi ke-j = harga komoditi j di DKI Jakarta = jumlah komoditi j (unit) yang dikonsumsi di propinsi i Membagi nilai B dengan PPP/unit (=C) Menyesuaikan nilai C dengan formula Atkinson sebagai upaya untuk memperkirakan nilai marginal utility dari C. IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 7

Tabel 2.1. Daftar Komoditi Terpilih Untuk Menghitung Paritas Daya Beli (PPP) Tahun 1996 Komoditi Unit Sumbangan thd Total Konsumsi (%) *) (1) (2) (3) 1. Beras lokal Kg 7,25 2. Tepung terigu Kg 0,10 3. Ketela pohon Kg 0,22 4. Ikan tongkol/tuna/cakalang Kg 0,50 5. Ikan teri Ons 0,32 6. Daging sapi Kg 0,78 7. Daging ayam kampung Kg 0,65 8. Telur ayam Butir 1,48 9. Susu kental manis 397 gram 0,48 10. Bayam Kg 0,30 11. Kacang panjang Kg 0,32 12. Kacang tanah Kg 0,22 13. Tempe Kg 0,79 14. Jeruk Kg 0,39 15. Pepaya Kg 0,18 16. Kelapa Butir 0,56 17. Gula pasir Ons 1,61 18. Kopi bubuk Ons 0,60 19. Garam Ons 0,15 20. Merica/lada Ons 0,13 21. Mie instant 80 gram 0,79 22. Rokok kretek filter 10 batang 2,86 23. Listrik Kwh 2,06 24. Air minum M 3 0,46 25. Bensin Liter 1,02 26. Minyak tanah Liter 1,74 27. Sewa rumah Unit 11,56 Total 37,52 IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 8

Unit kuantitas rumah dihitung berdasarkan indeks kualitas rumah yang dibentuk dari tujuh komponen kualitas tempat tinggal yang diperoleh dari Susenas Tahun 2006. Ketujuh komponen kualitas yang digunakan dalam penghitungan indeks kualitas rumah diberi skor sebagai berikut : Lantai : keramik, marmer atau granit = 1, lainnya = 0 Luas lantai per kapita : 10 m 2 = 1, lainnya = 0 Dinding : tembok = 1, lainnya = 0 Atap : kayu/sirap, beton = 1, lainnya = 0 Fasilitas penerangan : listrik = 1, lainnya = 0 Fasilitas air minum : leding = 1, lainnya = 0 Jamban : milik sendiri = 1, lainnya = 0 Skor awal untuk setiap rumah = 1 Indeks kualitas rumah merupakan penjumlahan dari skor yang dimiliki oleh suatu tempat tinggal dan bernilai antara 1 sampai dengan 8. Kuantitas dari rumah yang dikonsumsi oleh suatu rumah tangga adalah Indeks Kualitas Rumah dibagi 8. Rumus Atkinson yang digunakan untuk penyesuaian rata-rata konsumsi riil secara matematis dinyatakan sebagai berikut : C(i)* = C(i),jika C(i) Z = Z + 2(C(i) Z) (1/2),jika Z < C(i) 2Z = Z + 2(Z) (1/2) + 3(C(i) 2Z) (1/3),jika 2Z < C(i) 3Z = Z + 2(Z) (1/2) + 3(Z) (1/3) + 4(C(i) 3Z) (1/4),jika 3Z < C(i) 4Z IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 9

dimana : C(i) = konsumsi per kapita riil yang telah disesuaikan dengan PPP/unit Z = treshold atau tingkat pendapatan tertentu yang digunakan sebagai batas kecukupan. Dalam penulisan ini nilai Z ditetapkan sebesar Rp. 547.500,- per kapita setahun, atau Rp. 1.500,- per kapita per hari. Penghitungan IPM dilakukan dengan menggunakan rumus : IPM = 1/3 (X (1) + X (2) + X (3) ) Dimana : X(1) = indeks peluang hidup X(2) = indeks pengetahuan = 2/3(indeks melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama sekolah) X(3) = indeks standar hidup layak Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara selisih nilai suatu indikator dan nilai minimumnya dengan selisih maksimum dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Dalam penulisan ini IPM disajikan dalam ratusan (dikalikan 100) sekedar untuk memudahkan membaca, dengan rumus sebagai berikut : IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 10

Indeks X(i) = ( X(i) - X(i) min ) / ( X(i)maks - X(i)min ) dimana : X(i) : indikator ke-i (i=1,2,3) X(i) min : nilai minimum X(i) X(i)maks : nilai maksimum X(i) Tabel 2.2. Nilai Maksimum dan Mimimum Komponen IPM Indikator Komponen IPM ( X(i) ) Satuan Nilai Maksimum Nilai Minimum Catatan [1] [2] [3] [4] [5] Angka Harapan Hidup Tahun 85 25 Sesuai standar global (UNDP) Angka Melek Huruf Persen 100 0 Sesuai standar global (UNDP) Rata-Rata Lama Sekolah Konsumsi per Kapita yang Disesuaikan 1996 Tahun 15 0 Rupiah 732.720 a) 300.000 b) Sesuai standar global (UNDP) UNDP menggunak an PDB per kapita riil yang disesuaikan IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 11

Catatan : a) Proyeksi pengeluaran riil/unit/tahun untuk propinsi yang memiliki angka tertinggi (Jakarta) pada tahun 2018 setelah disesuaikan dengan formula Atkinson Proyeksi mengasumsikan kenaikan 6,5 % per tahun selama kurun 1993-2018. b) Setara dengan dua kali garis kemiskinan untuk propinsi yang memilki angka terendah tahun 1990 di daerah pedesaan Sulawesi selatan dan tahun 1999 di Irian Jaya. Ukuran Perkembangan IPM Untuk mengukur kecepatan perkembangan IPM dalam suatu kurun waktu digunakan reduksi Shortfall per tahun (annual reduction in shortfall). Ukuran ini secara sederhana menunjukkan perbandingan antara capaian yang telah ditempuh dengan capaian yang masih harus ditempuh untuk mencapai titik ideal (IPM = 100). Prosedur penghitungan reduksi shortfall IPM (=r) dapat dirumuskan sebagai berikut : r = 0 (IPMt+n IPMt) x 100 1/.n (IPM ideal IPMt) dimana : IPMt = IPM pada tahun t IPM t+n = IPM pada tahun t +n IPM ideal = 100 IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 12

Rumus di atas menghasilkan angka dalam persentase dan dapat juga digunakan untuk mengukur kecepatan perubahan komponen IPM. Status Pembangunan Manusia Meningkatnya pembangunan manusia dapat dilihat berdasarkan besaran IPM. Klasifikasi status pembangunan manusia yang dapat digunakan adalah sebagai berikut : Nilai IPM Status Pembangunan Manusia *) < 50 Rendah 50 IPM < 60 Menengah Bawah 60 IPM < 80 Menengah Atas 80 Tinggi Diagram Analisis Situasi Pencapaian Pembangunan Manusia Determinan Indikator Sebab Langsung Sebab Tidak Langsung Sebab Mendasar Kelangsungan Hidup Angka Kematian Bayi Persentase penolong persalinan oleh tenaga medis rendah Pemeriksaan antenatal, status gizi ibu hamil Kemiskinan, pendidikan Pengetahuan Lama Sekolah Persentase partisipasi sekolah 13-18 tahun rendah Fasilitas Pendidikan Kemiskinan, nilai pendidikan Daya Beli Konsumsi per Kapita Tingkat upah pendapatan rendah Kesempatan kerja Pertumbuhan ekonomi IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 13

Gambar 1. KOMPONEN INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA Kesehatan Pendidikan Pendapatan Angka Harapan Hidup Angka Melek Huruf Rata-rata Lama Sekolah Konsumsi riil per kapita Indeks Melek Huruf Indeks Ratarata Lama Sekolah Indeks Peluang Hidup Indeks Pengetahuan Indeks Standar Hidup Layak Indeks Pembangunan Manusia IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 14

IPM DERAJAT PENDIDIKAN INDIKATOR Rata-rata Lama Sekolah Angka Melek Huruf Penyebab Langsung Partisipasi Pendidikan (SD, SMP, SMA) Penyebab Tak Langsung Level - 1 Level - 2 Penyebab Mendasar Jumlah Guru Kualifikasi Guru Kurikulum Jumlah Ruang Biaya Ruang Rusak Aksesibilitas Kelas Pendidikan (jarak/jalan) Daya Beli Budaya Motivasi Anggaran (Kemiskinan) Rendah Pemerintah horizontal causality IPM DERAJAT KESEHATAN INDIKATOR Angka Harapan Hidup AKB AKI AKK Penyebab Langsung Pelayanan Kesehatan Level 1 Linakes Imunisasi Linakes Penyakit Menular Level 2 Ante Natal Care Rujukan Perawatan Penyebab Tak Langsung Tenaga Sarana Kualitas Tenaga Kualitas Sarana Kesehatan Kesehatan Kesehatan Kesehatan Dokter/Bidan/ Tenaga Medis RS, Puskesmas, RS Khusus Penyebab Mendasar horizontal causality Lingkungan Budaya Aksesibilitas - Air Bersih Hidup Sehat (jarak) - Buang Air Besar - Sanitasi IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 15

IPM DAYA BELI INDIKATOR Konsumsi per Kapita Penyebab Langsung Tingkat Upah Serapan Tenaga Kerja Penyebab Tak Langsung Level 1 Pertumbuhan Kualitas Distribusi Ekonomi Tenaga Kerja (SDM) Pendapatan Level 2 Pemanfaatan Investasi - Konsumsi Sumber Daya Alam - Ekspor Netto Penyebab Mendasar Kemiskinan Entrepreneurship Aksesibilitas (sarana, prasarana lahan, dll.) Kondisi Makro Nasional/Internasional horizontal causality Konsep dasar pembangunan kesejahteraan Pendidikan Dasar Kesehatan & Gizi Anak Kesehatan Wanita Pendidikan Wanita Sumber : Dudi Abdurahim,2004 Pendidikan Lanjut KESEJAHTERAAN PENDUDUK Mutu Tenaga Kerja Produktivitas Ekonomi Daerah Growth Rate Pemerataan IPM Kabupaten Subang Tahun 2011 16