PEMANTAUAN PERTAMA PUNCAK MERAPI SETELAH ERUPSI 2010 MENGGUNAKAN PESAWAT NIR AWAK

dokumen-dokumen yang mirip
MEMBANGUN KAPASITAS DAERAH SLEMAN UNTUK MITIGASI BENCANA DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI UAV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Artikel. Pemanfaatan Pesawat Nir-Awak untuk Pemetaan Garis Pantai. Kerjasama BIG dan LAPAN

PEMANFAATAN DATA PENGINDERAAN JAUH UNTUK ANALISIS POTENSI BANJIR. Indah Prasasti*, Parwati*, M. Rokhis Khomarudin* Pusfatja, LAPAN

(LAPAN) LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

RANCANG BANGUN PLATFORM GYMBAL UNTUK PAYLOAD UAV (DEVELOPMENT OF PLATFORM GYMBAL FOR UAV PAYLOAD)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Tujuan. Merancang dan merealisasikan pesawat terbang mandiri tanpa awak dengan empat. baling-baling penggerak.

PENDAHULUAN Latar Belakang Parrot AR.Drone

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Parrot AR. Drone

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulistiwa dan melalui

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pemanfaatan Data LSA (LAPAN Surveillance Aircraft) untuk Mendukung Pemetaan Skala Rinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah (Austin, 2010).

Abstract. Keywords: Aerial Photo, EAGLE, Orienteering, UAV

PERENCANAAN JALUR TERBANG TANPA PILOT PADA PROSES PENGUMPULAN DATA UNTUK PEMETAAN DENGAN PENERBANGAN TANPA AWAK

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Peristiwa banjir lahar dingin biasanya mengancam daerah-daerah di. yang lalu Gunung Merapi di Jawa Tengah meletus,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan letak astronomis, Indonesia terletak diantara 6 LU - 11 LS

CV. DIVISION AERO COMPANY PROFILE

Gambar 1.1 Skema kontrol helikopter (Sumber: Stepniewski dan Keys (1909: 36))

Penentuan Daerah Potensi Rawan Bencana Letusan Gunung Kelud Menggunakan Citra Satelit

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. UAV Shadow 200B (Thuvesson, Petersson, 2013)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1. Peta Ancaman Bencana Gunung Api Di Indonesia (Sumber : BNPB dalam Website, 2011)

I. PENDAHULUAN. dan berada di jalur cincin api (ring of fire). Indonesia berada di kawasan dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

Laporan Survei Kepuasan Masyarakat Tahun 2015 BAB I PENDAHULUAN

Pertemuan ke-4. Platform Instrumen. Afif Rakhman, S.Si., M.T. Drs. Suparwoto, M.Si. Geofisika - UGM

BAB I PENDAHULUAN I.1

2 TINJAUAN PUSTAKA. Unmanned Surface Vehicle (USV) atau Autonomous Surface Vehicle (ASV)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pemodelan Aliran Lahar Menggunakan Perangkat Lunak LAHARZ Di Gunung Semeru, Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Salam Sejahtera,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang

PERJANJIAN KERJA SAMA BALAI BESAR LITBANG SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN (BBSDLP) DENGAN LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL (LAPAN)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SISTEM PEMANTAUAN TATA RUANG KOTA DENGAN WAHANA UDARA NIR- AWAK SEBAGAI PENYEDIA FOTO UDARA MURAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ULANGAN HARIAN PENGINDERAAN JAUH

Pengoperasian Sistem Pesawat Tanpa Awak di Wilayah Ruang Udara Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Kelud merupakan salah satu gunung api aktif yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. sampai Maluku (Wimpy S. Tjetjep, 1996: iv). Berdasarkan letak. astronomis, Indonesia terletak di antara 6 LU - 11 LS dan 95 BT -

BAB I PENDAHULUAN. letusan dan leleran ( Eko Teguh Paripurno, 2008 ). Erupsi lelehan menghasilkan

ANALISIS BEBAN HENTAK STRUKTUR PENYANGGA LANDING GEAR PESAWAT NIR AWAK LSU03 (SHOCK LOAD ANALYSIZES FOR THE LSU03 UAVS LANDING GEAR SUPPORT STRUCTURE)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI DRONE UAV & MULTIROTOR UNTUK PERKEBUNAN KELAPA SAWIT. Disusun Oleh: Agus Widanarko

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 5. A. IDENTIFIKASI CITRA PENGINDERAAN JAUH a. Identifikasi Fisik

GEOGRAFI. Sesi PENGINDERAAN JAUH : 3 A. CITRA NONFOTO. a. Berdasarkan Spektrum Elektromagnetik

Pengukuran Kekotaan. Lecture Note: by Sri Rezki Artini, ST., M.Eng. Geomatic Engineering Study Program Dept. Of Geodetic Engineering

KETENTUAN HUKUM DALAM PENGGUNAAN DRONE DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Letusan Gunung Merapi pada tanggal 26 Oktober sampai 5 Nopember

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. UAV (Unnmaned Aerial Vehicle) secara umum dapat diartikan sebuah wahana udara

TUGAS BAHASA INDONESIA

PERANAN CITRA SATELIT ALOS UNTUK BERBAGAI APLIKASI TEKNIK GEODESI DAN GEOMATIKA DI INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

ANALISA DAERAH POTENSI BANJIR DI PULAU SUMATERA, JAWA DAN KALIMANTAN MENGGUNAKAN CITRA AVHRR/NOAA-16

Oghy Octori 1, Agung Budi Cahyono 1 1 Jurusan Teknik Geomatika FTSP Institut Teknologi Sepuluh Nopember

APLIKASI FOTO UDARA UNTUK MEMPREDIKSI POTENSI SAWAH KOTA SOLOK DENGAN MENGGUNAKAN PESAWAT TANPA AWAK ABSTRAK

PT.LINTAS ANANTARA NUSA DRONE MULTI PURPOSES.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi geografis Indonesia terletak pada busur vulkanik Circum Pacific and

BAB I PENDAHULUAN. dengan lebih dari pulau yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

BAB 1 PENDAHULUAN. wahana terbang tanpa awak, teknologi tersebut disebut Unmanned Aerial Vehicle

BAB I PENDAHULUAN. satunya adalah UAV atau sering kita sebut dengan Drone. menyebutnya dengan Drone adalah pesawat tanpa awak di dalamnya, UAV ini

Kemampuan Tampungan Sungai Code Terhadap Material Lahar Dingin Pascaerupsi Gunungapi Merapi Tahun 2010

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA PUSAT TEKNOLOGI PENERBANGAN TAHUN 2013

BAB II DESKRIPSI MUSEUM GUNUNG API MERAPI (MGM)

IDENTIFIKASI LOKASI RAWAN BENCANA BANJIR LAHAR DI DAERAH ALIRAN SUNGAI PABELAN, MAGELANG, JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pesawat tanpa awak atau pesawat nirawak (Unmanned Aerial Vehicle atau disingkat UAV), adalah sebuah mesin

II.1. Persiapan II.1.1. Lokasi Penelitian II.1.2. Persiapan Peralatan Penelitian II.1.3. Bahan Penelitian II.1.4.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

1 PENDAHULUAN. minum, sarana olahraga, sebagai jalur trasportasi, dan sebagai tempat PLTA

BAB I PENDAHULUAN. alam dan manusia dengan sebaik-baiknya, dengan memanfaatkan kekayaan alam

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Indonesia terletak di daerah khatulstiwa dan berada pada

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan korban penderitaan manusia, kerugian harta benda, kerusakan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Transkripsi:

PEMANTAUAN PERTAMA PUNCAK MERAPI SETELAH ERUPSI 2010 MENGGUNAKAN PESAWAT NIR AWAK Pada tanggal 25-26 April 2012 lalu, sekelompok peneliti dari Pusat Teknologi Penerbangan (Pustekbang) LAPAN, F MIPA UGM, F Geografi UGM, serta Engineer dari R Botix Bandung. Telah berhasil mendapatkan gambar puncak Gunung Merapi untuk yang pertama kali -sejak Merapi mengalami letusan cukup besar tahun 2010-. Pada taanggal itu, juga menjadi catatan tersendiri, bahwa untuk pertama kali pula pengambilan gambar puncak Merapi menggunakan pesawat terbang tanpa awak ( Unmanned Aerial Vehicle ). Hal ini sangat penting mengingat kebutuhan pemantauan spasial yang harus dilakukan secara berkala terhadap Gunung Api yang paling aktif di dunia tersebut. Kegiatan tersebut sebenarnya merupakan rangkaian kegiatan penelitian yang dibiayai Ristek dengan bendera Riset Peningkatan Kapasitas Peneliti dan Perekayasa ( PKPP ) TA 2012. Judul penelitiannya adalah Membangun Kapasitas Daerah Sleman untuk Mitigasi Bencana Alam dengan Menggunakan Teknologi UAV dengan Peneliti Utama Gunawan S. Prabowo dari Pustekbang LAPAN, yang bekerja sama dengan peneliti Merapi dari Jurusan Geofisika ( Prof. DR Kirbani dan Tri Kuntoro Priyambodo, M.Sc ), serta didukung oleh beberapa peneliti dari Fakultas Geografi UGM serta bekerja sama dengan Industri Kecil Dirgantara ( IKM) R-Botix dari Bandung. Tujuan dari penelitian tersebut adalah melakukan upaya mitigasi bencana gunung Merapi dengan basis data informasi 3D dari bentuk kubah serta penumpukan limpahan lahar sehabis Erupsi 2012. Metode yang dilakukan adalah dengan melakukan pemotretan kubah dan sungai-sungai yang dilalui lahar, foto-foto tersebut diambil dengan cara yang aman yaitu dengan menggunakan pesawat tanpa awak, dan dengan mengatur sudut pemotretan yang bervariasi, agar foto tersebut dapat diolah dalam 3 dimensi ( Digital Elevation Model ). Dengan 3 Dimensi, maka volume lahar dingin dan volume kubah dapat diperhitungkan, maka sumber primer bencana berupa besarnya guguran lahar dapat diperhitungkan sehingga proses mitigasi, evakuasi dan peringatan dini tentang besarnya bencana yang timbul dapat diinformasikan. Dengan aktifitas merapi yang tinggi dengan frekuensi letusan yang sering, maka diperlukan system pemantauan yang ready dengan tingkat keamanan yang tinggi serta persyaratan terbang yang murah dan mudah. Maka pemilihan pesawat terbang nir awak (UAV) adalah pilihan menantang. Yang menarik dari kegiatan ini adalah dengan digunakannya pesawat terbang nir awak yang tergolong kecil, yaitu pesawat terbang nir awak dengan bahan stereoform dengan pajang sayap 1,6 meter dengan pajang badan sekitar 1.2 meter, pesawat ini dilengkapi dengan system terbang otomatis ( autonomous flying system ) sehingga dapat terbang secara indpenden dan otomatis dengan program sasaran dan jalur terbang yang telah ditentukan ( way point navigation system ).

Pesawat Terbang nir Awak yang digunakan Dengan dimuati kamera pocket biasa, maka system surveillance ini ternyata mampu merekam gambargambar yang cukup menakjubkan di atas gunung Merapi yang mengerikan. Pesawat ini mampu terbang vertical dengan ketinggian hingga 3300-masing m, sekitar 400 meter dari Puncak Merapi yang mempunyai ketinggian sekitar 2900 m dan melakukan misinya dengan endurance ( lama terbang) hingga 30 menit Ada sekitar 900 gambar dengan resolusi tinggi yang berhasil di dapat, dengan masing berdimensi sekitar 600 m x 500 meter di darat. Sekanjutnya gambar-gambar tersebut nantinya akan diolah oleh Tim Prof Kirbani, untuk menghasilkan informasi yang lebih detil, sehingga dapat dipergunakan untuk bahan kebijakan mitigasi bencana jika terjadi erupsi kembali. Dan Informasi tersebu akan diserahkan ke Pemda sebagai informasi awal yang diharpkan berguna. Gambar 3D Puncak Merapi ( Gambar pertama kali setelah erupsi 2010 )

Gambar-gambar lain yang sudah diolah dilihat dari sudut yang lain adalah sebagai berikut : Puncak Kubah Merapi Gambar Puncak

Selain gambar yang diolah di atas, ada gambar-gambar lain yang belum diolah sebagai berikut :

Beberapa gambar puncak Merapi Masih banyak gambar lagi, yang akan diolah menjadi informasi yang berguna. Juga masih akan direncanakan lagi uji terbang sekaligus pemotretan dengan area yang lebih luas, sehingga mencakup seluruh area bahaya dan potensi bahaya Merapi. Dengan keberhasilan uji coba in, maka penggunaan pesawat nir awak untuk pengamatan gunung api dan merapi pada khususnya terbukti sangat memungkinkan dan dengan biaya yang cukup murah dibanding dengan system pemantauan lain, misalnya menggunakan satelit, system lidar dan hasil yang didapat cukup menjanjikan (Gunawan S Prabowo)