BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dunia usaha sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mulai tumbuhnya perusahaan-perusahaan di Indonesia. Sejalan dengan

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Peran akuntan publik dewasa ini menunjukkan perkembangan pesat.

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik adalah akuntan yang telah memperoleh izin untuk

BAB I PENDAHULUAN. masih mengalami krisis ekonomi. Terjadinya krisis ekonomi ini menyadarkan. harus melakukan pemeriksaan laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. supremasi hukum. Namun, berdasarkan kondisi tersebut pemerintah masih tetap

BAB I PENDAHULUAN. mengharapkan penilaian yang bebas dan tidak memihak terhadap informasi yang

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya pertumbuhan profesi auditor berbanding sejajar dengan

BAB I PENDAHULUAN. pada laporan keuangan perusahaan terutama yang berbentuk Perseroan Terbatas,

BAB 1 PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

BAB I PENDAHULUAN. Dengan berkembangnya dunia bisnis maka permintaan kebutuhan akan jasa

BAB I PENDAHULUAN. membedakan dua jenis salah saji yaitu kekeliruan (error) dan kecurangan (fraud).

BABI PENDAHULUAN. yang menggunakan jasa kantor akuntan publik yang keprofesionalismenya sudah

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik kewajarannya lebih dapat dipercaya dibandingkan laporan keuangan yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan profesi kepercayaan masyarakat. Dari profesi

BAB I PENDAHULUAN. kualitas audit merupakan hal penting yang harus dipertahankan oleh para auditor

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

Bab I. Pendahuluan. baik, jujur, bertanggung jawab, dan memiliki integritas yang tinggi. manajemen perusahaan dalam laporan keuangan (Mulyadi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan auditan lainnya maka auditor dituntut menjadi seorang ahli. Klien dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. akurat dan dapat di percaya untuk pengambilan keputusan. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang bergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang disajikan oleh manajeman dapat dipercaya.

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas audit termasuk salah satu jasa yang sulit untuk diukur secara

BAB I PENDAHULUAN. oleh pihak internal maupun pihak eksternal perusahaan. Menurut FASB, ada dua

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kebutuhan jasa profesional akuntan publik sebagai pihak yang dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No.2,

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB 1 PENDAHULUAN. investor maupun kreditor untuk melakukan penanaman saham. meningkatnya kebutuhan investor atas laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua karakteristik tersebut

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Semakin kompleks perekonomian perusahaan, semakin kompleks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan dibidang usaha pada saat ini semakin meningkat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan oleh perusahaan. ISA (International Standard on Auditing) menegaskan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Salah satunya dilakukan dalam penyajian laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan opini tentang kewajaran laporan keuangan serta memberi keyakinan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Profesi akuntansi merupakan profesi yang membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan apakah sudah sesuai dengan standar yang berlaku umum atau belum.

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan auditor adalah melakukan audit yang tujuannya terdiri dari tindakan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam perkembangan dunia bisnis yang semakin meningkat dari tahun ke

Pengaruh Pengalaman Auditor Dan Pengetahuan Mendeteksi Kekeliruan Terhadap Pertimbangan Tingkat Materialitas Akuntan Publik

BAB I PENDAHULUAN. di dunia Internasional guna bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin ketat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. objektif, tidak ada definisi yang pasti mengenai kualitas audit. Kualitas audit

BAB I PENDAHULUAN. ditengah persaingan yang ketat, khususnya dibidang bisnis pelayanan jasa akuntan

BAB I PENDAHULUAN. tentang kebutuhan yang beralasan dari laporan keuangan. Tingkat materialitas salah

BAB I PENDAHULUAN. untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi dan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. merupakan profesi kepercayaan dari masyarakat. Dalam melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. diaudit dapat dihandalkan dan manajemen juga akan mendapat keyakinan dan. melaporkan pelanggaran dalam sistem akuntansi klien.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Audit merupakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. memihak terhadap informasi yang disajikan oleh manajemen perusahaan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. independen maka hasil pemeriksaan akan lebih akurat. kewajaran laporan keuangan agar laporan keuangan tersebut tidak memberikan

BAB I PENDAHULUAN. disertai dengan laporan hasil audit atas laporan keuangan oleh akuntan publik

PENGARUH PENGALAMAN KERJA, KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS HASIL PEMERIKSAAN

BAB I PENDAHULUAN. akuntan publik di suatu negara adalah sejalan dengan berkembangnya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir. Mulai dari kasus Enron di Amerika Serikat sampai dengan kasus

PENGARUH KOMPETENSI DAN INDEPENDENSI AUDITOR TERHADAP KUALITAS AUDIT (Studi Empiris pada Kantor Akuntan Publik di Jawa Tengah)

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan profesi yang dipercaya oleh masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Mulyadi (2002:9) auditing adalah suatu proses sistematik untuk

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan sebuah profesi kepercayaan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Tumbuh berkembangnya profesi auditor di dalam suatu negara akan

BAB I PENDAHULUAN. Peranan auditor sangat dibutuhkan oleh kalangan dunia usaha. Para auditor

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan sejalan dengan berkembangnya berbagai badan usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. laporan itu telah dinyatakan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan pemakai laporan keuangan (Sarwini dkk, 2014). pengguna laporan audit mengharapkan bahwa laporan keuangan yang telah

PENGARUH KEAHLIAN AUDIT, INDEPENDENSI DAN KOMPETENSI TERHADAP KUALITAS AUDIT PADA KANTOR AKUNTAN PUBLIK DI SURABAYA SKRIPSI.

BAB I PENDAHULUAN. Pada perusahaan besar, khususnya perusahaan go public, terdapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kasus audit yang terjadi dalam beberapa tahun terakhir membuat. kepercayaan masyarakat terhadap kualitas audit menurun.

BAB I PENDAHULUAN. keuangan suatu perusahaan.profesi akuntan publik merupakan profesi yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. dan probabilitas melaporkan pelanggaran tergantung pada independensi auditor. Ikatan Akuntan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu atau jangka waktu tertentu. Laporan keuangan menyediakan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan overstated penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Dari profesi akuntan publik, masyarakat mengharapkan penilaian yang bebas

BAB I PENDAHULUAN. Profesi auditor telah menjadi sorotan masyarakat dalam beberapa tahun

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pengaruh Skeptisisme Profesional Auditor Terhadap Ketepatan Pemberian Opini

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN. Auditing adalah sebagai proses sistematis untuk secara objektif

BAB I PENDAHULUAN. semakin terbukanya peluang usaha, maka menyebabkan risiko terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1 Gambar Umum Struktur Organisasi KAP. Partner

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. due professional care dan selalu menjunjung tinggi kode etik profesinya.

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia usaha sekarang ini mengalami perkembangan yang sangat pesat, banyak perusahaan kecil menjadi besar dan perusahaan besar pun menjadi semakin maju, hal ini diperlukan pengawasan yang cukup ketat dalam mengelola perusahaan dan untuk berjalannya suatu kegiatan usaha, agar perusahaan tesebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tetapi dengan pengawasan yang ketat pun kadang tidak mampu mendeteksi dan mencegah adanya kecurangankecurangan yang terjadi dalam dunia usaha, khususnya kecurangan dalam laporan keuangan, oleh karena itu diperlukan suatu jasa yang dapat mendeteksi dan menilai keandalan laporan kecurangan tersebut, dalam masalah ini jasa tersebut adalah jasa audit, khususnya jasa akuntan publik yang dalam penugasan auditnya dibutuhkan untuk menilai dan menentukan kewajaran laporan keuangan suatu perusahaan. Jasa audit terhadap laporan keuangan merupakan jasa yang paling dikenal sebanding dengan jasa lainnya. Jasa ini merupakan jasa yang sering digunakan oleh pihak luar perusahaan seperti calon investor, kreditor, dan pihak lain yang terkait untuk menilai perusahaan tersebut. Dalam hal ini akuntan publik berfungsi sebagai pihak ketiga yang menghubungkan manajemen perusahaan dengan pihak luar perusahaan yang berkepentingan untuk memberikan keyakinan bahwa 1

Bab I Pendahuluan 2 laporan keuangan yang disajikan manejemen dapat dipercaya sebagai dasar dalam membuat keputusan. Informasi keuangan merupakan salah satu informasi yang digunakan untuk pengambilan keputusan ekonomis. Agar informasi tersebut dapat dipercaya maka laporan keuangan harus diaudit. Semakin kompleks transaksi yang terjadi diperusahaan, maka aturan standar akuntansi yang harus diikuti untuk membuat laporan keuangan juga semakin kompleks. Untuk memastikan kesesuaian laporan keuangan yang disusun oleh manajemen dengan standar akuntansi yang ada, maka laporan keuangan perlu diaudit. Dalam perusahaan go public, tidak bisa secara langsung melakukan verifikasi terhadap kualitas informasi dalam laporan keuangan, untuk itu diperlukan auditor untuk melakukan verifikasi terhadap informasi keuangan yang disajikan oleh manajemen. Seorang auditor tidak hanya untuk menilai laporan keuangan klien, akan tetapi seorang auditor harus dapat memberikan rekomendasi atas hasil pemeriksaan yang dilakukan apabila dalam laporan keuangan tersebut auditor menemukan kecurangan atau pun salah saji, seorang auditor juga harus dapat mengungkapkan pelanggaran yang terjadi dalam laporan keuangan tersebut, tentunya harus berdasarkan pada bukti yang nyata, agar hasil pemeriksaan yang diperoleh auditor berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan. Guna menunjang profesionalisme sebagai akuntan publik maka auditor dalam melaksanakan tugas auditnya harus berpedoman pada standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntansi Indonesia, yakni standar umum, standar pekerjaan lapangan dan standar pelaporan. Namun selain standar auditing,

Bab I Pendahuluan 3 akuntan publik juga harus mematuhi kode etik profesi yang mengatur perilaku akuntan publik dalam menjalankan praktik profesinya baik dengan sesama anggota maupun dengan masyarakat umum. Dalam Kode etik IAI yang berlaku sejak tahun 1998. Organisasi IAI menetapkan prinsip etika yang berlaku bagi seluruh anggota IAI yang mengatur tentang tanggung jawab profesi, kompetensi dan kehati-hatian professional, kerahasiaan, perilaku professional serta standar teknis bagi seseorang auditornya dalam menjalankan profesinya. Ikatan Akuntan Indonesia menyatakan bahwa tujuan audit atas laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor yang kompeten adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran, dalam hal yang meteril, posisi keuangan dan usaha serta arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia dimuat dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Dengan demikian tujuan audit umum akan tercapai bila auditor yang memeriksa adalah auditor yang kompeten. Kompeten artinya auditor harus mempunyai kemampuan, keahlian, dan berpengalaman dalam mamahami kriteria dan dalam menentukan jumlah bahan bukti yang dibutuhkan untuk dapat mendukung kesimpulan yang akan diambilnya dan akhirnya akan menghasilkan kualitas audit. Akuntan publik yang berkompeten adalah yang bertindak sebagai seseorang yang ahli di bidang akuntansi dan auditing. Pencapaian keahlian dimulai dengan pendidikan formal, yang selanjutnya diperluas melalui pengalaman dalam praktek audit (SPAP,2001). Selain itu, akuntan publik harus menjalani pelatihan teknis yang cukup yang mencakup aspek teknis maupun

Bab I Pendahuluan 4 pendidikan umum. Selain itu dalam prinsip-prinsip dasar profesi disebutkan bahwa kompetensi berarti mampu mengetahui standar teknis profesi dan terus menjaga tingkat kemampuan selama karir profesinya. Dalam standar umum dan prinsip akuntansi yang diterapkan oleh IAI disebutkan bahwa anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian jasa professional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi professional. Kepercayaan yang besar dari pemilik laporan keuangan audit dan jasa lainnya diberikan oleh akuntan publik yang dihasilkannya. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik baik diluar negeri maupun di dalam negeri. Fenomena umum atau skandal yang terjadi didalam negeri seperti kasus KAP yang berinisial TH dan AP yang berinisial DH. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati membekukan izin kantor akuntan publik (KAP) yang berinisial TH dan Akuntan Publik (AP) yang berinisial DH. Pembekuan izin KAP TH berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 397/KM 1/2008 yang terhitung mulai tanggal 11 Juni 2008. Sementara, pembekuan izin akuntan publik DH, melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 409/KM.1/2008, terhitung mulai 20 Juni 2008. Pembekuan atas izin usaha KAP TH, merupakan tindak lanjut setelah izin AP TH dibekukan oleh Menteri Keuangan. KAP TH dibekukan selama satu tahun. Sedangkan AP DH, dikenakan sanksi pembekuan selama enam bulan. Pembekuan ini karena yang bersangkutan telah melakukan pelanggaran terhadap Standar Auditing (SA) yaitu Standar Umum dan Standar Profesional

Bab I Pendahuluan 5 Akuntan Publik (SPAP) sehingga tidak menghasilkan kualitas audit yang baik dalam pelaksanaan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Pupuk Sriwidjaya (Persero) dan anak perusahaan tahun buku 2005. KAP TH diwajibkan untuk memelihara laporan auditor independen, atas kerja pemeriksaan dan dokumen lainnya. AP DH juga dilarang menjadi pemimpin tim atau pemimpin rekan dan atau pemimpin cabang KAP, serta wajib mengikuti Pendidikan Profesi Berkelanjutan (PPL). Jika dalam jangka waktu paling lama enam bulan sejak berakhirnya masa pembekuan izin tidak melakukan pengajuan kembali permohonan persetujuan untuk memberikan jasa, maka akan dikenakan sanksi berupa pencabutan izin. (sumber: www.tempointeraktif.com) Selain fenomena umum diatas, fenomena umum lainnya yang akhir-akhir ini menjadi sorotan dari masyarakat yaitu seperti kasus yang menimpa partner KAP yang berinisial HTM, yang didenda sebasar 100 juta rupiah. Kesalahan yang dilakukan oleh partner KAP HTM tersebut adalah bahwa ia tidak berhasil mengatasi risiko audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan PT Kimia Farma, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai dengan SPAP. Salah satu dampak kasus PT Kimia Farma adalah pemerintah melalui menteri keuangan menerbitkan KMK no 423/KMK.06/2002 tentang Jasa Akuntan Publik. Berdasarkan penyelidikan Bapepam, disebutkan bahwa KAP yang mengaudit laporan keuangan PT Kimia Farma telah mengikuti standar audit yang berlaku, namun gagal mendeteksi kecurangan tersebut. Selain itu, KAP tersebut juga tidak terbukti membantu manajeman melakukan kecurangan tersebut. Dalam konteks skandal kecurangan tersebut, jika yang terjadi adalah auditor tidak

Bab I Pendahuluan 6 mampu mendeteksi trik rekayasa laporan keuangan, maka yang menjadi inti permasalahan adalah KAP belum menerapkan prinsip etika profesi akuntan yaitu kompetensi dan kehati-hatian professional yaitu dalam hal pengalaman dan pengetahuan, karena ada hal yang tertinggal dalam pemeriksaan dan menyebabkan hasil audit yang kurang berkualitas, oleh karena itu mengakibatkan penyajian informasi yang salah kepada para pengguna informasi keuangan PT Kimia Farma. Kemampuan untuk menemukan kecurangan dari laporan keuangan ditentukan oleh kompetensi auditor. Pihak KAP dikenakan sanksi yaitu denda 100 juta rupiah, denda ini diperlukan dan ditujukan agar tidak ada KAP yang melakukan (material misstatement) atau salah saji material yang bisa membuat para pengguna informasi keuangan mengalami kerugian atas informasi yang salah secara material. Dan diharapkan kejadian seperti ini tidak terjadi lagi dan diharapkan para auditor independent dapat lebih hati-hati dan lebih teliti lagi dalam mengadakan pemeriksaan terhadap perusahaan yang diauditnya dan tetap menjaga prinsip-prinsip dan kode etik profesi akuntan independent. (sumber: http://imanph.wordpress.com/2007/12/1). Fenomena khusus yang terjadi di KAP Wilayah Bandung, dari hasil wawancara dengan partner dan supervisor seperti di KAP yang berinisial SSS dan R bahwa kurangnya auditor yang mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan (PPL) seperti keikutsertaan dalam seminar dan pelatihan intern dan ekstern tentang audit sedangkan dengan mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan ini dapat meningkatkan kualitas audit serta kepatuhan AP/KAP terhadap regulasi dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berkenaan

Bab I Pendahuluan 7 dengan profesi Akuntan Publik. Selain itu salah satu kesalahan yang terjadi di beberapa KAP di Bandung yaitu kesalahan menjurnal dan perbedaan persepsi antara auditor dan klien suatu perusahaan. Sebagian auditor senior yang bertugas untuk melaksanakan audit atas laporan keuangan terkadang masih ada yang melakukan kesalahan, penyebab terjadinya kesalahan tersebut yaitu kurangnya pengalaman dan pengetahan. Dengan adanya kesalahan tersebut maka audit yang dihasilkan tidak berkualitas karena kurangnya keahlian auditor yang merupakan bagian dari standar umum. Sanksi yang di berikan adalah peringatan dari manajer. Penelitian yang dilakukan oleh Libby dan Frederick (1990) dalam Kusharyanti (2003:26) menemukan bahwa auditor yang berpengalaman dan berpengetahuan tentang audit, mempunyai pemahaman yang lebih baik atas laporan keuangan. Mereka lebih mampu memberikan penjelasan yang masuk akal atas kesalahan-kesalahan dalam laporan keuangan dan dapat mengelompokan kesalahan berdasarkan pada tujuan audit dan struktur dan sistem akuntansi yang mendasari. Dari beberapa kasus diatas bahwa beberapa Kantor Akuntan Publik dalam mengaudit laporan keuangan belum menerapkan standar auditing seperti standar umum sebagai pedoman audit dan belum menerapkan prinsip etika profesi akuntan yaitu kompetensi dalam hal pengalaman dan pengetahuan. Dengan demikian laporan keuangan yang di audit oleh akuntan publik tersebut kurang berkualitas. Kepercayaan yang besar dari pemakai laporan keuangan audit dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik ini yang akhirnya mengharuskan

Bab I Pendahuluan 8 akuntan publik memperhatikan kualitas audit yang dihasilkan. Kualitas audit ini penting karena dengan kualitas audit yang tinggi maka akan dihasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya sebagai dasar pengambilan keputusan. Adapun pertanyaan dari masyarakat tentang kualitas audit yang dihasilkan oleh akuntan publik semakin besar setelah terjadi banyak skandal yang melibatkan akuntan publik. Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) menyatakan bahwa audit yang dilakukan auditor berkualitas jika memenuhi standar auditing. Kualitas audit penting bagi KAP dan auditor agar mengetahui faktor-faktor audit dan selanjutnya dapat meningkatkan kualitas audit yang dihasilkan. Bagi pemakai jasa audit, untuk menilai sejauh mana akuntan publik dapat konsisten dalam menjaga kualitas jasa audit yang diberikannya. Adapun penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Yulius Jogi Christiawan tahun 2002 yang terdapat dalam Jurnal Ekonomi Akuntansi, Fakultas Ekonomi dengan judul Kompetensi dan Independensi Akuntan Publik Refleksi Hasil Penelitian Empiris menunjukan bahwa kompetensi berkaitan dengan pendidikan dan pengalaman memadai yang dimiliki akuntan publik dalam bidang auditing dan akuntansi sedangkan independensi merupakan salah satu komponen etika yang harus dijaga oleh akuntan publik. (Sumber: digilib.petra.ac.id) Yang membedakan penelitian penulis dengan Yulius Jogi Christiawan yaitu (Variabel X2) penulis lebih menitikberatkan pada kompetensi terhadap kualitas audit sedangkan Yulius Jogi Christiawan menitikberatkan pada kompetensi dan independensi akuntan publik. Dan yang menjadi persamaannya adalah (Variabel X1) meneliti tentang kompetensi akuntan publik.

Bab I Pendahuluan 9 Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Nasrullah Djamil tahun 2003 dengan judul Faktor-faktor yang mempengaruhi kualits audit pada sektor publik dan beberapa karakteristik untuk meningkatkannya. Menunjukan bahwa Kualitas audit pada sektor publik lebih rendah dibandingkan dengan kualitas audit pada sektor swasta. Rendahnya kualitas audit pada auditor pemerintah, menurut Brown & Raghunandan, karena mereka dihadapkan pada litigation risk yang rendah. (Sumber: www.freewebs.com) Yang membedakan penelitian penulis dengan Nasrullah Djamil yaitu penulis lebih menitikberatkan pada kualitas audit akuntan publik sedangkan Nasrullah Djamil menitikberatkan pada kualitas audit pada sektor publik. Dan yang menjadi persamaannya adalah meneliti tentang kualitas audit. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis mencoba meneliti masalah tersebut sebagai topik dengan judul : Pengaruh Tingkat Kompetensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. 1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah 1.2.1 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis membuat identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Kurangnya auditor yang ada di Kantor Akuntan Publik Wilayah Komisariat Bandung yang mengikuti Pendidikan Profesional Lanjutan

Bab I Pendahuluan 10 (PPL) seperti keikutsertaan dalam seminar atau simposium dan pelatihan intern dan ekstern audit. 2. Belum semua auditor pada Kantor Akuntan Publik di Bandung menerapkan prinsip etika profesi akuntan yaitu kompetensi dalam hal pengetahuan dan pengalaman sehingga audit yang dihasilkan kurang berkualitas karena kurangnya keahlian auditor yang merupakan bagian dari standar umum. 3. Hasil audit kurang berkualitas karena sebagian auditor pada Kantor Akuntan Publik belum berpedoman pada standar auditing seperti standar umum. 1.2.2 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah diatas, penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana Tingkat Kompetensi Akuntan Publik Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. 2. Bagaimana Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. 3. Seberapa besar Pengaruh Kompetensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung.

Bab I Pendahuluan 11 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh tingkat kompetensi akuntan publik terhadap kualitas audit pada kantor akuntan publik komisariat wilayah Bandung. 1.3.2 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk Mengetahui Tingkat Kompetensi Akuntan Publik Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. 2. Untuk Mengetahui Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. 3. Untuk Mengetahui Pengaruh Tingkat Kompetensi Akuntan Publik Terhadap Kualitas Audit Pada Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. 1.4 Kegunaan Penelitian Dari penelitian ini penulis mengharapkan adanya manfaat serta masukan positif walaupun dilaksanakan dengan kemampuan dan fasilitas terbatas. Adapun kegunaan dari penelitian ini ditinjau dari: 1.4.1 Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat membantu manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentingan terhadap permasalahan ini. Beberapa pihak yang dapat mengambil manfaat dari penelitian ini adalah :

Bab I Pendahuluan 12 1. Bagi Perkembangan Ilmu Akuntansi khususnya auditing Memberikan pengetahuan dan teori mengenai auditing dan etika profesi serta memberikan referensi tentang pengaruh pelaksanaan tingkat kompetensi akuntan publik terhadap kualitas audit. 2. Bagi Peneliti Memperoleh pengetahuan dalam praktek yang terjadi serta faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kompetensi akuntan terhadap kualitas audit. 3. Bagi peneliti lain Sebagai bahan acuan atau referensi, khususnya bagi pihak-pihak yang mengkaji topik-topik yang berkaitan dengan masalah penerapan pelaksanaan tingkat kompetensi akuntan publik terhadap kualitas audit. 1.4.2 Kegunaan Praktis Adapun kegunaan praktis dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagi Akuntan Publik Dapat digunakan sebagai sumber saran-saran yang dapat dijadikan sebagai pertimbangan praktek Akuntan Publik. 2. Bagi Kantor Akuntor Publik Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan kepada Kantor Akuntan Publik (KAP) mengenai tingkat kompetensi akuntan publik dan tingkat kualitas audit serta sehubungan keduanya, sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan pihak Kantor Akuntan Publik (KAP) dalam melaksanakan proses audit dimasa yang akan datang.

Bab I Pendahuluan 13 3. Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia Bagi Ikatan Akuntansi Indonesia (IAI) diharapkan dapat dijadikan masukan sebagai bahan evaluasi bagi para auditor agar mempunyai prinsip kompetensi sehingga dapat meningkatkan kualitas audit. 1.5 Lokasi Dan Waktu Penelitian 1.5.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kantor Akuntan Publik Komisariat Wilayah Bandung. Dalam penelitian ini dilakukan survei terhadap akuntan publik Kantor Akuntan Publik yang dilihat berdasarkan tingkat jabatan, pendidikan dan pengalaman. Tabel 1.1 Daftar Kantor Akuntan Publik 1 KAP. AF. Rachman & Soetjipto WS. Jl. Pasir Luyu Raya No. 36 Bandung 40254 2 KAP. Djoemarma, Wahyudin & Rekan (PUSAT) Jl. Abdul Rifai No 2c Bandung 40171 3 KAP. DRS. Gunawan Sudradjat Komplek Taman Golf Arcamanik Endah Jl. Golf Timur III No. 1 Bandung 40293 4 KAP. DR. La Midjan & Rekan Jl. Ir. H. Juanda No. 207 Bandung 40135 5 KAP. DRS. Moch. Zainuddin Holis Pesona Taman Burung Blok C7 Bandung 40215 6 KAP. Roebiandini & Rekan Jl. Raden Patah No 7 Bandung 40132 7 KAP. Sanusi, Supardi & Soegiharto Jl. Cikawao No. 40 Bandung 40261 8 KAP. Prof. DR. H. TB. Hasanuddin & Rekan (PUSAT) Metro Trade Center (MTC) Blok F No. 29 Jl. Soekarno Hatta Bandung 40286

Bab I Pendahuluan 14 1.5.2 Waktu Penelitian Adapun waktu pelaksanaan penelitian, yakni mulai pada bulan Februari sampai dengan Juli 2010. Adapun tahapan-tahapan yang dilaksanakan dijelaskan dalam tabel dibawah ini Tabel 1.2 Uraian Kegiatan Penelitian Bulan Feb 10 Mar 10 Apr 10 Mei 10 Juni 10 Juli 10 No Kegiatan/ Minggu ke 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Membuat Proposal Usulan 1 Penelitian dan pengumpulan proposal ACC judul 2 proposal Usulan Penelitian Bimbingan UP 3 dan melakukan perbaikan Usulan Penelitian Mendaftarkan 4 judul untuk seminar Usulan Penelitian 5 Seminar Usulan Penelitian 6 Merevisi Usulan Penelitian 7 Pengumpulan Data 8 Pengolahan Data dan Analisis Data 9 Penyusunan Laporan 10 Sidang