BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS

dokumen-dokumen yang mirip
2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

BAB IV ANALISIS ISU - ISU STRATEGIS

2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB 2 PERENCANAAN KINERJA. 2.1 RPJMD Kabupaten Bogor Tahun

DAFTAR ISI. PERATURAN BUPATI MURUNG RAYA KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... ii DAFTAR TABEL... vii

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki 34 provinsi yang kini telah tumbuh menjadi beberapa wacana

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH BESERTA KERANGKA PENDANAAN

BAB V VISI DAN MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI LAPORAN KINERJA PEMERINTAH (LAKIP) KABUPATEN BOGOR

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PERUBAHAN RPJMD KOTA SEMARANG TAHUN

BAB IV ANALISIS ISU ISU STRATEGIS

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. perkapita sebuah negara meningkat untuk periode jangka panjang dengan syarat, jumlah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengarahan KISI-KISI PROGRAM PEMBANGUNAN KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2014

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH KOTA SEMARANG

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2014 Bupati Bogor, RACHMAT YASIN

NOMOR : 08 Tahun 2015 TANGGAL : 22 Juni 2015 TENTANG : RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA BOGOR TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG

KATA PENGANTAR. Cibinong, Maret 2015 Bupati Bogor, Hj. NURHAYANTI

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI DINAS PASAR KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Analisis Isu-Isu Strategis

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 6 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

BAB III GAMBARAN PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DAN KERANGKA PENDANAAN

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Jambi

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI MAKRO DAERAH

BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAHAN DAERAH

BAB 2 PERENCANAAN DAN PENETAPAN KINERJA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V ARAH KEBIJAKAN PEMBANGUNAN JANGKA PANJANG DAERAH

BAB 4 ANALISIS ISU STRATEGIS DAERAH

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

PAPARAN Rancangan Awal RPJMD Tahun Wates, 27 September 2017

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Tabel 6.1 Strategi, Arah dan Kebijakan Kabupaten Ponorogo TUJUAN SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV PRIORITAS DAN STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2015

BAB II PERENCANAAN KINERJA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2012

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KABUPATEN PEKALONGAN TAHUN 2015

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAPPEDA Planning for a better Babel

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Visi Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun 2013-

LAMPIRAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH TAHUN 2012

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA EKONOMI DAERAH

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BINTAN BERTUAH, NEGERI BERMARWAH

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

PERENCANAAN KINERJA BAB. A. Instrumen untuk mendukung pengelolaan kinerja

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Palembang Tahun BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV ARAH, TAHAPAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN. Dalam menyusun RPJMD Kabupaten Karawang tahun ,

BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAN KEBIJAKAN KEUANGAN KABUPATEN WONOGIRI

BAB III Visi dan Misi

BAB IV ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PERMASALAHAN DAN ISU STRATEGIS 4.1. Permasalahan Pembangunan Kota Padangsidimpuan Pemerintah Kota Padangsidimpuan telah melaksanakan berbagai program pembangunan pada seluruh aspek kehidupan masyarakat dengan hasil yang cukup menggembirakan. Namun sebagai Kota yang dinamis dan baru tumbuh Kota Padangsidimpun tentu saja masih memiliki berbagai permasalahan baik yang dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal yang terjadi sebagai dampak interaksi dan dinamika perkembangan berbagai sektor baik pada skala lokal Kota, regional maupun global dalam 5 (lima) tahun terakhir. Permasalahan permasalah tersebut timbul karana banyaknya kekuatan yang belum didayagunakan secara optimal atau adanya kelemahan yang tidak diatasi, peluang yang tidak dimanfaatkan, serta ancaman yang tidak diantisipasi. Perumusan masalah ini sangat penting untuk mendefenisikan visi dan misi pembangunan Kota Padangsidimpuan dan kemudian dapat dijabarkan menjadi tujuan dan sasaran pembangunan dan dituangkan dalam berbagai program dan kegiatan sebagai jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan sebelumnya. Secara umum permasalahan dan tantangan yang dihadapi Kota Padangsidimpuan meliputi permasalahan dan tantangan yang terkait dengan kesehatan masyarakat, kapasitas dan kualitas pemerintahan, infrastruktur daerah, permasalahan pendidikan, dan daya saing ekonomi daerah. IV-1

Gambar 4.1. Pola Hubungan Permasalahan, Visi dan Misi, dan Program Kepala Daerah Permasalahan Kota Padangsidimpuan Program kegiatan Isu Strategis Tujuan dan sasaran Visi dan MiSi 4.1.1 Permasalahan Kesehatan Pembangunan kesehatan secara umum telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Hal ini misalnya di tandai dengan semakin menurunnya angka kematian bayi/1000 kelahiran, serta semakin meningkatnya trend angka harapan hidup masyarakat Kota Padangsidimpuan. Namum demikian masih ditemukan beberapa permasalahan yang perlu penyelesaian dan mendapat perhatian semua pemangku kepentingan antara lain: belum optimalnya pelaksanaan sistem pelayanan kesehatan, belum optimalnya Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) dan Sistem Informasi Kesehatan (SIK), keterbatasan jumlah dan mutu tenaga kesehatan, serta penyebarannya yang kurang merata. Pelayanan pada rumah sakit dan puskesmas juga masih perlu ditingkatkan kualitasnya. Masih tingginya angka kesakitan penyakit menular dan tidak menular. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap kesehatan lingkungan termasuk rendahnya kesadaran dan peran serta masyarakat ber Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penyelenggaraan IV-2

kesehatan di Kota Padangsidimpuan dikembangkan dengan mendorong promosi kesehatan untuk meningkatkan partisipasi masyarakat terhadap kesehatan lingkungan dan perorangan, optimalisasi sistem jaminan pelayanan kesehatan bagi masyarakat Kota Padangsidimpuan khususnya keluarga miskin, penerapan ISO pada fasilitas kesehatan, penyempurnaan sistem rujukan, optimalisasi kegawat daruratan, pemenuhan kebutuhan sumber daya manusia kesehatan, serta peningkatan kualitas dan kuantitas prasarana dan sarana kesehatan. 4.1.2 Permasalahan Pendidikan Pendidikan merupakan syarat utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan daya saing Kota Padangsidimpuan. Penyelenggaraan pendidikan menjadi perhatian semua pemangku kepentingan baik Pemerintah Indonesia, Pemerintah Sumatera Utara, dunia usaha dan masyarakat. Permasalahan pendidikan ditandai masih kurangnya partisipasi orang tua (komite sekolah), kompetensi guru belum optimal, kurangnya minat baca para siswa dan guru, belum berfungsinya secara optimal perpustakaan daerah, kurangnya jam wajib guru, penyebaran guru belum merata, kopetensi lulusan masih rendah, masih lebih besarnya jumlah SMA di bandingkan SMK, serta masih rendahnya tingkat penggunaan Informasi dan Tekhnologi (IT) di sekolah. Penyelenggaraan pendidikan di Kota Padangsidimpuan dikembangkan untuk mendorong peningkatan daya saing, melalui penyediaan sistem penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas, penyediaan prasarana dan sarana pendidikan yang berkualitas, pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam pengajaran yang handal, kualitas sumber daya manusia pendidik yang memadai, sistem pendidikan yang komprehensif, serta peningkatan partisipasi masyarakat dalam pengembangan pendidikan dan penerapan sistim rayonisasi dalam penerimaan peserta didik baru. IV-3

4.1.3 Permasalahan Reformasi Birokrasi Permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan Reformasi Birokrasi antara lain belum optimalnya pelaksanaan konsep Reformasi Birokrasi secara efisien dan efektif. Belum optimalnya pembenahan birokrasi menyangkut perubahan sikap dan tingkah laku (mind set) seluruh aparat pemerintahan secara terpadu dan berkesinambungan. Belum optimalnya sinergitas yang baik antara lembaga pemerintah, maupun antara lembaga pemerintahan dengan dunia usaha dan masyarakat. Masih lemahnya kapasitas aparatur, serta belum adanya penataan struktur birokrasi, dan penataan distribusi pegawai negeri sipil. Reformasi Birokrasi merupakan konsep dengan ruang lingkup yang luas, mencakup pembenahan struktural, prosedural, kultural, dan etika birokrasi. Birokrasi diharapkan menjadi pelayan masyarakat, abdi negara dan teladan bagi masyarakat. Pemerintah Kota Padangsidimpuan sudah melakukan berbagai program dalam rangka reformasi birokrasi, antara lain: Pembuatan fakta inegritas pejabat daerah, menjalin kerjasama dengan BPKP dalam hal pembinaan administrasi (diklat keuangan, diklat kepegawaian, diklat bidang pengawasan), serta penataan struktur birokrasi. 4.1.4 Permasalahan Keuangan Daerah Pembangunan Kota Padangsidimpuan perlu didukung ketersediaan anggaran yang memadai. Mobilisasi sumber-sumber pendanaan pembangunan tidak saja bergantung pada sumber pembiayaan konvensional, akan tetapi perlu melihat sumber-sumber pembiayaan nonkonvensional. Permasalahan umum dalam pembiayaan pembangunan Kota Padangsidimpuan adalah kurangnya kemampuan meningkatkan dan memobilisasi sumber-sumber pembiayaan pembangunan daerah baik yang konvensional maupun non-konvensional. Hal ini terlihat dari: masih kurang IV-4

optimalnya penerimaan daerah dari sektor pajak dan retribusi, masih banyaknya potensi daerah yang bisa meningkatkan PAD belum digali, belum berfungsinya BUMD secara optimal, masih rendahnya kesadaran masyarakat dalam membayar pajak dan retribusi. 4.1.5 Permasalahan Sistem Transportasi Pembangunan Transportasi di Kota Padangsidimpuan masih dihadapkan pada berbagai permasalahan antara lain kapasitas jalan yang tidak memadai (masih banyaknya jalan yang rusak), terbatasnya ketersediaan dan pelayanan angkutan umum, serta tidak berfungsi terminal secara terpadu. Ketiga persoalan ini menyebabkan mobilitas sosial dan ekonomi masyarakat menjadi terganggu, berkontribusinya pada peningkatan biaya mobilitas barang sektor primer (pertanian) dan tersier (perdagangan), serta rendanya tingkat investasi di Kota Padangsidimpuan. 4.1.6 Permasalahan Kemiskinan Sebagai bagian dari upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh, kemiskinan masih menjadi permasalahan yang dihadapi dalam pembangunan Kota Padangsidimpuan. Menurut catatan BPS Kota Padangsidimpuan angka kemiskinan di Kota Padangsidimpuan mengalami fluktuatif tahun 2006 jumlah kemiskinan tercatat sebesar 12,22 % kemudian turun menjadi 10,91 % pada tahun 2007, meningkat kembali menjadi 11,61 % pada tahun 2008, kemudian turun menjadi 9,77 % pada tahun 2009, dan meningkat kembali menjadi 10,53 % pada tahun 2010. IV-5

Selain menimbulkan masalah ekonomi, kemiskinan di Kota Padangsidimpuan seperti umumnya daerah-daerah lain disinyalir dapat menimbulkan pengaruh terhadap ketentraman dan ketertiban umum. Berbagai gangguan dan masalah sosial seringkali disebabkan karena tekanan kemiskinan. Apabila tidak ditangani dengan serius dan sistematis kondisi ini dapat menimbulkan ganggguan terhadap ketertiban umum. Penanganan masalah sosial ini tidak cukup hanya diserahkan pada pemerintah saja, akan tetapi dibutuhkan partisipasi seluruh pemangku kepentingan terutama pemuka masyarakat, tokoh agama dan para pembina masyarakat di tingkat lokal. 4.1.7 Permasalahan Ketahanan Pangan. Pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling hakiki bagi manusia. Pemenuhan kebutuhan pangan merupakan hal yang mutlak harus dipenuhi agar kelangsungan hidup masyarakat terjaga dengan baik. Permasalahan ketahanan pangan yang perlu mendapat perhatian antara lain: kontinitas pemenuhan gizi masyarakat, aksesibilitas masyarakat atas pangan, pola konsumsi pangan, peningkatan mutu dan keamanan pangan, penguatan jalur distribusi pangan, dan kehandalan kelembagaan pangan dan gizi. Dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan di Kota Padangsidimpuan perlu upaya untuk meningkatkan koordinasi antar pemangku kepentingan terutama kelembagaan yang menangani masalah pangan dan gizi. Dua indikator utama yang harus menjadi perhatian Pemerintah Kota Padangsidimpuan dalam persoalan ketahanan pangan yakni, ketersedian bahan pangan, dan kemapuan masyarakat menjangkau bahan pangan yang berkualitas. IV-6

4.1.8 Permasalahan Stabilitas ekonomi Perekonomian makro daerah merupakan kondisi yang penting dalam pembangunan daerah. Dalam konteks ini stabilitas ekonomi merupakan faktor fundamental untuk menjamin pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan (sustainable economic growth). Perkembangan situasi stabilitas ekonomi saat ini tidak terlepas peran dari indikator makro ekonomi yaitu pertumbuhan ekonomi, laju inflasi, dan nilai tukar mata uang asing. Saat ini, pertumbuhan ekonomi Kota Padangsidimpuan secara sektoral memperlihatkan sektor-sektor unggulan (yang mempunyai peran dominan dalam perekonomian Kota Padangsidimpuan) seperti: sektor perdagangan, dan jasa mengalami pertumbuhan yang relatif stabil, Kemudian untuk laju inflasi di Kota Padangsidimpuan terus mengalami fluktuatif, pada tahun 2007 BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa laju inflasi Kota Padangsidimpuan adalah sebesar 5,87 %, kemudian meningkat menjadi 12,34 % pada tahun 2008, mengalami penurunan secara drastis pada tahun 2009 yakni menjadi 1,87 %, meningkat kembali pada tahun 2010 menjadi 7,24 %, dan turun kembali pada tahun 2011 yakni menjadi 4,66 %. Namun kalau kita ambil rata-ratanya selama lima tahun terakhir tingkat inflasi di Kota Padangsidimpuan masih berada dibawah tingkat inflasi Sumatera Utara. 4.1.9 Permasalahan Pencemaran Lingkungan Permasalahan pencemaran lingkungan dapat berdampak pada keberlanjutan Pembangunan Kota sehingga perlu diselesaikan secara komprehensif. Terdapat dua kelompok permasalahan pencemaran lingkungan di Kota Padangsidimpuan, yaitu persampahan dan penanganan polusi udara. IV-7

Pengelolaan persampahan dihadapkan pada masalah meningkatnya produksi sampah Kota, sistem pengelolaan sampah yang belum terpadu, dan terbatasnya penyediaan tempat pemerosesan akhir. Peningkatan produksi sampah Kota merupakan konsekuensi logis dari pertambahan penduduk yang pada akhirnya meningkatkan konsumsi serta peningkatan aktivitas perkotaan. Pengelolaan sampah kota masih dilaksanakan dengan paradigma membuang sampah belum pada mengolah sampah dari sumbernya. Dengan kata lain masyarakat belum didorong sepenuhnya untuk melakukan pengelolaan sampah dengan sistem 3 R (reduce, reuse, recycle). Sedangkan penyediaan Tempat Pemerosesan Akhir (TPA) sampah dihadapkan pada keterbatasan lahan. Sumber utama pencemaran udara berasal dari emisi kendaraan bermotor. Polusi udara berpengaruh pada penurunan kualitas kesehatan penduduk yang pada akhirnya akan mempengaruhi produktivitas daerah. 4.1.10 Permasalahan Perdagangan dan Jasa Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Perdagangan dan Jasa serta pusat kegiatan Wilayah Tabagsel memerlukan pembangunan fasilitas dan infrastruktur yang memadai dan mencukupi agar dapat bersaing dengan Kota/Daerah lain diwilayah Tabagsel. Untuk mewujudkan fungsi Kota Perdagangan dan Jasa serta pusat kegiatan wilayah tersebut permasalahan yang perlu mendapat perhatian adalah persiapan infrastruktur guna menghadapi aktivitas perdagangan baik dalam maupun luar Kota Padangsidimpuan. Posisi strategis Kota Padangsidimpuan terhadap perekonomian Tapanuli Bagian Selatan membutuhkan dukungan berbagai pemangku kepentingan (stakeholders) dan instrumen pembangunan untuk melangsungkan kegiatan perekonomian regional dan aktivitas jasa keuangan dan jasa lainnya perlu ditingkatkan di masa yang akan datang, Kota Padangsidimpuan dihadapkan pada tantangan untuk mengakomodir dan melayani kebutuhan dunia usaha secara lebih baik dan berkelanjutan. IV-8

Oleh karena itu, ketersediaan Sumber Daya Alam (SDA) dan infrastruktur publik yang mencukupi dan memadai serta berdaya saing didukung dengan kebijakan publik yang kondusif akan dapat mendukung iklim investasi secara berkelanjutan. 4.1.11 Permasalahan Iklim Investasi Iklim investasi Kota Padangsidimpuan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Dari sisi internal dapat dilihat dari situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, kenyamanan investor dalam mengurus 28 proses perizinan termasuk bea pajak dan retribusi yang dikenakan, akses terhadap bahan baku serta potensi pasar lokal dalam menyerap hasil produksi. Kondisi keamanan dan ketertiban masyarakat di Kota Padangsidimpuan secara umum masih dalam kendali penuh aparatur terkait. Pada umumnya kondisi kamtibmas berkaitan dengan permasalahan ekonomi, sosial, dan budaya yang akhirnya melahirkan munculnya permasalahan kriminalitas, penyandang masalah sosial, dan pada akhirnya menjadi gangguan terhadap keamanan dan ketertiban masyarakat. Selama tahun 2006-2009, di wilayah Kota Padangsidimpuan tidak terjadi gangguan yang sifatnya mengarah kepada konflik berbasis SARA, anarkisme maupun separatisme, tetapi lebih kepada penanganan gangguan sosial yang merupakan tindak pidana murni: pencurian, penganiayaan, perjudian dan lain lain yang levelnya masih berada pada batas yang normal. Selanjutnya, selain permasalahan perizinan, keamanan ketertiban, dan kepastian hukum, dalam perbaikan iklim investasi juga dipengaruhi oleh kondisi dan ketersediaan infrastruktur: Infrastruktur yang perlu mendapat perhatian adalah jalan dan sistem transportasi, pasar dan pusat perdagangan. Permasalahan lainnya adalah jaminan ketersedian bahan baku, sinergisitas antara pemerintah, dunia usaha dan masyarakat untuk mewujudkan perbaikan iklim investasi. IV-9

4.1.12 Permasalahan Daya Saing Daerah. Analisis kinerja atas aspek kemampuan ekonomi daerah dilakukan terhadap indikator pengeluaran konsumsi rumah tangga per kapita, pengeluaran konsumsi non pangan per kapita dan produktivitas total daerah. Dari sisi daya beli masyarakat, BPS Kota Padangsidimpuan mencatat bahwa pada tahun 2011 daya beli masyarakat Kota Padangsidimpuan mencapai Rp. 500.000 dari data pola konsumsi menunjukkan bahwa pada rentang tahun 2007 2011, proporsi pengeluaran rumah tangga untuk belanja non makanan rata-rata adalah mencapai 43.02 % sedang pengeluaran untuk makanan rata-rata adalah 56.98 %. Masih lebih besarnya proporsi belanja makanan dibanding dengan proporsi belanja bukan makan menunjukkan bahwa situasi kehidupan ekonomi masyarakat Kota Padangsidimpuan masih berada dalam level yang menengah, namun semakin mengecilnya perbadingan proporsi dua jenis pengeluaran tersebut dapat dijadikan indikator bahwa tingkat kehidupan ekonomi masyarakat Kota Padangsidimpuan terus mengalami perbaikan dan peningkatan. 4.2. Isu Isu Strategis Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di masa datang. Isu strategis juga diartikan sebagai suatu kondisi/kejadian penting /keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya akan menghilangkan peluang apabila tidak dimanfaatkan. Karakteristik suatu isu strategis adalah kondisi atau hal yang bersifat penting, mendasar, berjangka panjang, mendesak, bersifat kelembagaan/ keorganisasian dan menentukan tujuan di masa yang akan datang. IV-10

Dalam menentukan data atau informasi yang akan dijadikan isu strategis dilakukan dengan memperhatikan kriteria sebagai berikut: 1) Memiliki pengaruh yang besar/ signifikan terhadap pencapaian sasaran pembangunan nasional; 2) Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah; 3) Luasnya dampak yang ditimbulkannya terhadap publik; 4) Memiliki daya ungkit untuk pembangunan daerah; 5) Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola; dan 6) Prioritas janji politik yang perlu diwujudkan. 4.2.1 Peningkatan Kualitas Kesehatan Masyarakat Peningkatan kualitas pembangunan kesehatan merupakan salah satu pilar utama dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Pelaksanaan pembangunan kesehatan dilakukan melalui peningkatan kualitas kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata kelola meliputi: peningkatan kualitas prasarana dan sarana kesehatan, kualitas tenaga medis dan paramedis, perbaikan sistem pelayanan dengan memperhatikan keterjangkauan dan ketersediaan pelayanan untuk seluruh masyarakat Kota Padangsidimpuan termasuk masyarakat miskin dan kelompok masyarakat berkebutuhan khusus. Mengingat keadaan kemampuan Kota Padangsidimpuan terutama dari aspek sosial ekonomi, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam penyediaan pelayanan kesehatan yang berkualitas bagi seluruh masyarakat Kota Padangsidimpuan. 4.2.2 Peningkatan Kualitas Pendidikan Pembangunan sektor pendidikan mempunyai peran penting dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan hal ini, dilakukan melalui peningkatan kelembagaan sumber daya manusia dan IV-11

tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana, peningkatan kualitas tenaga pendidik, pengelolaan sistem pendidikan yang berkualitas dan pembiayaan pendidikan. Dalam pelaksanaannya, diperlukan pertimbangan kebutuhan pasar tenaga kerja. Mengingat pentingnya pengembangan kualitas pendidikan, maka perlu dibangun sinergitas antara pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat guna terselenggaranya pelayanan pendidikan yang merata dan berkualitas bagi masyarakat. 4.2.3 Optimalisasi Reformasi Birokrasi Reformasi birokrasi mempunyai peran yang penting dalam pembangunan daerah, ia tidak saja akan berkontribusi pada lahirnya pemerintahan yang efektif, efiesien, bersih, dan berwibawa, tetapi juga akan berkontribusi pada peningkatan pelayanan publik, yang pada akhirnya juga akan berkontribusi pada percepatan laju pembangunan daerah. Untuk mewujudkan hal ini, maka akan dilakukan peningkatan kelembagaan sumber daya manusia dan tata laksana yang meliputi penyediaan prasarana dan sarana, peningkatan kualitas aparatur, peningkatan sistem pengawasan dan pengendalian internal, peningkatan manajemen kepegawaian, sistem seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) dan promosi PNS secara terbuka, pengembangan Sistem Elektronik Pemerintah (e-government), penyederhanaan sistem perizinan dan non perizinan, serta peningkatan remunerasi berdasarkan "merit system". 4.2.4 Peningkatan Kemampuan Ekonomi Daerah. Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) maupun PAD Kota Padangsidimpuan dalam 5 tahun terakhir menunjukkan perkembangan yang terus meningkat demikian halnya dengan nilai pendapatan perkapita penduduknya. Investasi IV-12

di bidang ekonomi khususnya jasa dan perdagangan juga menunjukkan perkembangan yang meningkat, ditandai semakin besarnya kontribusi sektor ini pada PDRB Kota Padangsidimpuan. Kendati demikian berbagai persoalan menyangkut kemampuan ekonomi Kota Padangsidimpuan masih sangat terasa. Nilai PAD Kota Padangsidimpuan masih sangat kecil dibanding total APBD, sehingga pembiayaan pembangunan Kota padangsidimpuan masih sangat tergantung pada sumber dana dari luar. Peningkatan kemampuan ekonomi Kota Padangsidimpuan dapat dilakukan dengan upaya intensifikasi, esktensifikasi dan diversifikasi pemungutan pajak atau retribusi, peningkatan kemampuan BUMD, serta bagi hasil daerah dari Pajak Daerah dan Retribusi Daerah (berdasarkan undang-undang pajak daerah dan retribusi daerah). 4.2.5 Pengentasan Kemiskinan Dan Perluasan Kesempatan Kerja Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama pembangunan daerah. Untuk mewujudkan kesejahteraan masyarakat maka pembangunan ekonomi diarahkan pada peningkatan pertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, pemerataan pendapatan dan pengendalian stabilitas harga kebutuhan pokok. Dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi dilakukan melalui prinsip pengembangan ekonomi yang seimbang dengan menerapkan konsep pro poor, pro job, pro growth, dan pro environment dengan memperhatikan pemberdayaan masyarakat. Pembangunan ekonomi ini juga disinergikan dengan kebijakan Pemerintah Pusat yang tertuang dalam Masterplan Percepatan Perluasan Pembangungan Ekonomi Indonesia (MP3EI) dan Millenium Development Goals (MDGs). IV-13

Dalam upaya mengurangi jumlah penduduk miskin di Kota Padangsidimpuan, diperlukan keberpihakan pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah termasuk pedagang informal baik melalui kebijakan maupun penyediaan fasilitas dan modal kerja. 4.2.6 Pembenahan Infrastruktur Daerah Terutama Jalan, Terminal, Dan Pusat Perdagangan (Pasar) Dalam mewujudkan Kota Padangsidimpuan sebagai Kota Jasa dan Perdagangan serta pusat kegiatan wilayah Tapanuli Bagian Selatan, maka diperlukan pembenahan infrastruktur daerah terutama menyangkut jalan, terminal dan pusat perdagangan (pasar). Pembenahan ini diharapkan akan mampu memperlancar kegiatan produksi, distribusi barang dan jasa serta peningkatan aksebilitas bagi manusia ataupun barang dan jasa. Selain itu pembenahan infrastruktur ini juga diharapkan dapat meningkatkan PAD Kota Padangsidimpuan dengan memanfaatkan posisi strategis Kota Padangsidimpuan sebagai kota tujuan dari daerah-daerah lain seperti: Madina, Tapanuli Selatan, Tapanuli Tengah, Sibolga, Palas, dan Paluta. Khusus pada soal pembenahan infrastruktur jalan terutama dari dan ke Kota Pasangsidimpuan diperlukan kerja sama antar wilayah: Tapanuli Tengah, Sibolga, Tapanuli Utara, Tapanuli Selatan, Palas, Paluta Dan Madina. 4.2.7 Penguatan Ketahanan Pangan Ketahanan pangan merupakan salah satu fokus dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat. Pengelolaan ketahanan pangan diharapkan dapat mendukung ketahanan sosial, stabilitas ekonomi, stabilitas politik, dan keamanan serta ketahanan nasional. Dalam mewujudkan ketahanan pangan, diperlukan penguatan kelembagaan, peningkatan kualitas sumber daya manusia, dan pengembangan tata laksana dengan mengedepankan IV-14

aspek ilmu pengetahuan dan teknologi, ketersediaan ketahanan pangan, akses atau keterjangkauan pangan, serta distribusi dan diversifikasi pangan. Untuk itu diperlukan sinergitas pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dengan mengedepankan kerjasama antar daerah, antar lembaga penelitian, serta penegakan hukum. 4.2.8 Peningkatan dan Perbaikan Iklim Investasi Iklim investasi yang kondusif merupakan faktor penting untuk meningkatkan investasi di Kota Padangsidimpuan. Untuk mewujudkan hal tersebut perlu pembenahan kelembagaan, sumber daya manusia, dan tata laksana yang meliputi: penyempurnaan sistem dan prosedur berinvestasi, transparansi informasi bisnis, peningkatan pelayanan, persaingan usaha yang sehat, pemberian insentif, stabilitas ketentraman dan ketertiban, ketersediaan tenaga kerja, kepastian hukum dan infrastruktur pendukung. Dalam pelaksanaannya perlu dilakukan dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dalam skala nasional, regional, dan lokal yang meliputi pemerintah, dunia usaha dan masyarakat dengan prinsip kemitraan. Untuk memastikan bahwa investasi yang dikelola memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan ekonomi, sosial dan lingkungan masyarakat, perlu dilakukan integrasi serta kajian mendalam pada investasi yang telah dan akan dilakukan, baik investasi yang bersifat fisik maupun non fisik. 4.2.9 Peningkatan Daya Saing Daerah Daya saing daerah adalah kemampuan perekonomian daerah dalam mencapai pertumbuhan tingkat kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan dengan tetap terbuka pada persaingan dengan Kabupaten/Kota lainnya yang berdekatan. Aspek daya saing daerah terdiri IV-15

dari kemampuan ekonomi daerah, fasilitas wilayah atau infrastruktur, iklim berinvestasi dan sumber daya manusia. 4.3 Hubungan Isu Strategis Kota Padangsidimpuan dengan Prioritas Kebijakan Nasional, Prioritas Kebijakan Sumatera Utara, dan Arahan Dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan Tahun 2005-2025. Isu strategis Kota Padangsidimpuan diatas sebelum menjadi tujuan, arah kebijakan, dan program kegiatan pembagunan perlu ditelaah apakah memiliki relevansi dengan prioritas kebijakan nasional, prioritas kebijakan Sumatera Utara, dan arahan dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan tahun 2005-2025, sebab seperti yang sudah dikemukakan di awal capaian pembangunan Kota Padangsidimpuan sangat bergantung pada sinergitas dan dukungan pemerintah pusat dan provinsi. Tabel 4.2 Hubungan Isu Strategis Kota Padangsidimpuan dengan Prioritas Kebijakan Nasional, Prioritas Kebijakan Sumatera Utara, dan Arahan Dalam RPJPD Kota Padangsidimpuan Tahun 2005-2025 Prioritas Isu Strategis Arahan RPJPD Isu Strategis Kota Nasional Sumatera Utara Kota Padangsidimpuan Padangsidimpuan Reformasi Peningkatan Peningkatan daya beli Peningkatan Birokrasi dan pelayanan publik masyarakat kualitas kesehatan tata masyarakat Kelola Pendidikan Peningkatan Pengembangan ekonomi Peningkatan kuantitas dan pertanian kualitas pendidikan kualitas pendidikan Kesehatan Peningkatan kualitas Peningkatan kualitas Optimalisasi pelayanan kesehatan pendidikan reformasi birokrasi IV-16

Penanggulangan Kemiskinan Ketahanan pangan Infrastruktur Iklim investasi dan Iklim usaha Energi Lingkungan hidup Daerah tertinggal, Terdepan, terluar, Dan pasca konflik Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi teknologi Peningkatan daya beli masyarakat Pengurangan angka kemiskinan Pembangunan kawasan ekonomi khusus Pembenahan infrastruktur jalan Pembangunan sitem transportasi publik Pembenahan pelabuhan Pembangunan dan pengembangan kawasan industri kabupaten/kota Peningkatan kerja sama antar lembaga Peningkatan kualitas dan aksestabilitas masyarakat terhadap pelayanan kesehatan Perluasan lapangan kerja, dan peningkatan sumberdaya tenaga kerja Pembangunan infrastruktur daerah Pengembangan ssstem transportasi terpadu Persebaran pembangunan daerah Peningkatan kemampuan ekonomi daerah. Pengentasan kemiskinan dan perluasan kesempatan kerja Pembenahan infrastruktur daerah terutama jalan, terminal, dan pusat perdagangan (pasar) Penguatan ketahanan pangan Peningkatan dan perbaikan iklim investasi. Peningkatan daya saing daerah IV-17