Lokasi Pengelolaan Lingkungan Hidup. Periode Pengelolaan Lingkungan Hidup. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Khusus

dokumen-dokumen yang mirip
RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hulu -2

Bab-3 RENCANA PENGELOLAAN

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Jangka Waktu/ Lokasi. Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan. Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus

Bab-2 RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP

Bab-6 EVALUASI DAMPAK PENTING

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Lokasi. Jangka Waktu/ Institusi Pemantauan Lingkungan. Rencana Pemantauan Lingkungan

Bab-4 RUANG LINGKUP STUDI

Tabel Hasil Proses Pelingkupan

DOKUMEN PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam aspek ini memiliki nilai mean yang berada diantara angka 3,25-4. pembuangan air kotor yang dibuang ke septic tank.

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16/PERMEN/M/2006 TENTANG

- 2 - II. PASAL DEMI PASAL. Pasal 9. Cukup jelas. Pasal 2. Pasal 3. Cukup jelas. Pasal 4. Cukup jelas. Pasal 5. Cukup jelas. Pasal 6. Cukup jelas.

ABSTRAKSI DOKUMEN AMDAL

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN

ISU STRATEGIS DAN REKOMENDASI

BAB VI RENCANA PENGELOLAAN DAN PEMANTUAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL-RPL)

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/ 101 /KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN KAROSERI BAK TRUK

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Paket Pelebaran Jalan RTA Milono Palangkaraya

KEPUTUSAN KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN NOMOR : 188/103/KEP./ /2014 TENTANG IZIN LINGKUNGAN RUMAH MAKAN

DOKUMEN ATURAN BERSAMA DESA KARANGASEM, KECAMATAN PETARUKAN, KABUPATEN PEMALANG

PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

PP 35/1991, SUNGAI... Bentuk: PERATURAN PEMERINTAH (PP) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 35 TAHUN 1991 (35/1991)

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

PT. PERTAMINA EP - PPGM KATA PENGANTAR

No Angkutan Jalan nasional, rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkutan Jalan provinsi, dan rencana induk Jaringan Lalu Lintas dan Angkuta

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

Modul II: Analisis Dampak Sosial dan Lingkungan

PELAKSANAAN PROGRAM PEMANTAUAN LINGKUNGAN H M M C J WIRTJES IV ( YANCE ) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

Kode Unit Kompetensi : SPL.KS Pelatihan Berbasis Kompetensi Pelaksana Lapangan Perkerasan Jalan Beton

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 35 TAHUN 1991 TENTANG SUNGAI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DOKUMEN AMDAL : KA ANDAL DAN ANDAL (REVIEW)

Bab-1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 1996 TENTANG KEPELABUHANAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Peraturan Pemerintah No. 70 Tahun 1996 Tentang : Kepelabuhanan

BAB III LANDASAN TEORI

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29/PRT/M/2015 TENTANG RAWA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UKL DAN UPL TPA SAMPAH TALANGAGUNG KECAMATAN KEPANJEN KABUPATEN MALANG

KATA PENGANTAR. Penyusunan ANDAL, RKL dan RPL kegiatan ini mengacu Peraturan Menteri Negara Lingkungan

Lampiran II : Keputusan Gubernur Papua Nomor : 303 Tahun 2013 Tanggal : 30 Desember 2013

KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI. dengan fasilitas dan infrastruktur perkotaan yang sesuai dengan kegiatan ekonomi yang dilayaninya;

2 menetapkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia tentang Rawa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 1974 t

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

KRITERIA, INDIKATOR DAN SKALA NILAI FISIK PROGRAM ADIPURA

PEMBINAAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

4.1 Konsentrasi NO 2 Tahun 2011

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


TINJAUAN PUSTAKA. berhasil menguasai sebidang atau seluas tanah, mereka mengabaikan fungsi tanah,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Akhirnya diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kelancaran proses penyusunan laporan ini.

Bab-5 PRAKIRAAN DAMPAK PENTING

TUJUAN DAN KEBIJAKAN. 7.1 Program Pembangunan Permukiman Infrastruktur Permukiman Perkotaan Skala Kota. No KOMPONEN STRATEGI PROGRAM

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TABALONG TAHUN 2008 NOMOR 04 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 04 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

C. BIDANG LINGKUNGAN HIDUP SUB BIDANG SUB SUB BIDANG URAIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH SPESIFIK

- 3 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SISTEM INFORMASI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN PANGANDARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

`BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

KATA PENGANTAR. Bogor, 08 Desember 2015 Walikota Bogor, Dr. Bima Arya Sugiarto

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

VI ANALISIS DPSIR DAN KAITANNYA DENGAN NILAI EKONOMI

PEMBINAAN PENGENDALIAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI PROVINSI DKI JAKARTA

RANCANGAN PERATURAN MENTERI TENTANG PENYELENGGARAAN PELABUHAN PENYEBERANGAN MENTERI PERHUBUNGAN,

RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN PLTU 2 BANTEN - LABUAN

Kerangka Acuan Kerja. Penyusunan AMDAL Pelabuhan Penyeberangan Desa Ketam Putih

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR KONTRUKSI SUB SEKTOR SIPIL JABATAN KERJA ESTIMATOR BIAYA JALAN (COST ESTIMATOR FOR ROAD PROJECT)

BUPATI BARITO UTARAA PERATURAN BUPATI BARITO UTARA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG DI SUNGAI BARITO DALAM WILAYAH KABUPATEN BARITO UTARA

PENJELASAN I ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PROGRAM ADIPURA

KEPALA BADAN LINGKUNGAN HIDUP KABUPATEN LAMONGAN,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA. Bab II

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

BAB IV RENCANA PROGRAM PENGEMBANGAN SAAT INI

Strategi Pengendalian Pencemaran Air Sungai

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RKL-RPL RENCANA PEMBANGUNAN DAN PENGOPERASIAN PLTU TANJUNG JATI B UNIT 5 DAN 6 (2 X MW) DI KABUPATEN JEPARA, PROVINSI JAWA TENGAH

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

TABEL 4-3. MATRIKS RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (RKL) OPERASIONAL GEDUNG KEMENKES RI

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 tentang Kepelabuhanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 151, Tambahan L

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN PASURUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE & DATA PENELITIAN

H. PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN BIDANG LINGKUNGAN HIDUP

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

Transkripsi:

Lampiran 1b. Matriks Rencana Proyek Pengembangan Gas Matindok (PPGM) Bagian Hilir (Tahap: Prakonstruksi, Konstruksi, Operasi dan Pasca Operasi) Tujuan Rencana Institusi 1. KUALITAS UDARA Penurunan kualitas udara Emisi gas buang PP No.41 tahun 1999 dari mesin diesel, tentang Baku Mutu beberapa Udara Ambien kendaraan berat dan peralatan yang digunakan untuk aktivitas konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Mencegah atau meminimalkan tingkat pencemaran udara Mesin diesel generator dilengkapi pengendali emisi standar Merawat mesin-mesin secara rutin agar kinerjanya bagus. Melengkapi pekerja dengan sarana K3 seperti masker Menggunakan dust supresion control (pengendali debu) Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus Ditjen Migas, Operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas PP No.41 tahun 1999 tentang Baku Mutu Udara Ambien Kepmen LH No. KEP- 50/MENLH/11/1996 tentang Baku Mutu Tingkat Kebauan Mencegah atau meminimalkan tingkat pencemaran udara Pengoperasian fasilitas MRU Merawat peralatan yang mengeluarkan emisi agar kinerjanya optimal Melalukan penanaman tumbuhan yang berdaun rindang Melengkapi pekerja dengan sarana K3 Kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus Selama pengoperasian kilang LNG dan pelabuhan khusus Ditjen Migas, 2. KEBISINGAN Peningkatan kebisingan Kebisingan dari Kep.Men LH No.48/ Aktivitas 1996 tentang Baku pembangunan Tingkat Kebisingan konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan Aktivitas pembangunan yang menimbulkan kebisingan dilakukan pada siang hari Penggunaan earplug atau earmuff Area kilang LNG dan Pelabuhan Selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus Ditjen Migas RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -1

Peningkatan kebisingan Operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas 3. KUALITAS AIR PERMUKAAN Kep.Men LH No.48/ 1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan Tujuan Menjaga agar tidak melebihi buku mutu kebisingan Rencana Menggunakan peredam suara (acoustic design) pada peralatan yang mengeluarkan kebisingan tinggi Memelihara dan/atau menanami pohon di sekitar area kegiatan Melangkapi pekerja dengan sarana K3 (pelindung telinga terhadap kebisingan), pemasangan papan tanda di area dengan tingkat kebisingan tinggi. Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Selama tahap operasi kilang LNG dan Pelabuhan Institusi Kualitas air permukaan Tumpahan tidak PP No. 82 tahun 2001 sengaja jenis tentang material dan bahan Kualitas Air dan bakar dan limbah Pengendalian air hidrotest, Pencemaran Air. pembersihan peralatan sebelum komisioning yang dialirkan ke sungai Mencegah pencemaran air permukaan Pengefektifan Effluent Treatment Unit atau Instalasi Pengolah Air Limbah (IPAL) Perawatan secara rutin dan terjadwal unit peralatan IPAL Analisis secara periodik atas buangan air yang dialirkan ke badan air (sungai) untuk memastikan bahwa komponen polutan berada di bawah baku mutu yang diijinkan Kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Selama tahap konstruksi kilang LNG dan pelabuhan khusus 4. KUALITAS AIR LAUT Kualitas air laut konstruksi Kep.Men LH No. 51 Pelabuhan Tahun 2004 tentang dan kemungkinan Baku Mutu Air Laut adanya ceceran minyak dari peralatan yang digunakan untuk pembangunan konstruksi Pelabuhan Mencegah pencemaran air laut Pengerukan untuk pembangunan pelabuhan khusus dilakukan dengan hatihati untuk meminimalisir peningkatan kekeruhan Perawatan kebersihan dari kamar mesin alat pengeruk dan kapal pengangkut alat serta material konstruksi kilang dan Pelabuhan dari ceceran minyak dan oli. Jika terjadi ceceran minyak atau oli agar segera dilakukan tindakan dengan cara menggunakan oil boom atau oil dispersant Sekitar lokasi Pelabuhan Selama tahap konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -2

Tujuan Rencana Institusi Penurunan kualitas air laut Adanya buangan air limbah dari outlet IPAL pada saat kegiatan operasional kilang LNG, Pelabuhan, dan fasilitas Kep.Men LH No. 51 Tahun 2004 tentang Baku Mutu Air Laut Mencegah pencemaran air laut. Pengoperasian unit pengolah limbah cair (IPAL). Perawatan secara rutin dan terjadwal unit peralatan IPAL. Analisis secara periodik atas buangan air yang dialirkan ke badan air (sungai) untuk memastikan bahwa komponen polutan berada di bawah baku mutu yang diijinkan unit IPAL di Kilang LNG Selama operasional kilang LNG, pelabuhan khusus, dan fasilitas KLH 5. KESELAMATAN BERLALULINTAS Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas mobilisasi Tidak ada kejadian peralatan dan kecelakaan lalulintas pengangkutan material material Mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang. Penyuluhan kepada sopir angkutan proyek Sosialisasi warga yang bermukim di sekitar rute angkutan akan adanya lalulintas kendaraan proyek dengan menggunakan truk berukuran besar/trailer. Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Kintom sampai dengan Toili Barat) Selama kegiatan mobilisasi peralatan dan pengangkutan material material Perhubungan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -3

Tujuan Rencana Institusi 5. KESELAMATAN BERLALULINTAS (lanjutan) Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas Tidak ada kejadian pembangunan kecelakaan lalulintas kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas Pemasangan rambu-rambu peringatan/tanda hati-hati yang dipasang sebelum masuk kawasan proyek pada setiap jarak 150 m dan 50 meter untuk dua arah: - Besar huruf pada rambu dapat terbaca dengan jelas pada jarak 25 meter - Memberi perlindungan kepada pekerja proyek dengan memberi batas wilayah pekerjaan untuk memisahkan antara pekerja dengan lalulintas kendaraan bermotor (diberi traffic cone atau kerucut lalulintas sebagai pembatas yang diberi tali). Ukuran tinggi minimal 75 cm yang dipasang dengan jarak maksimal 5 meter dan diberi tali diatasnya yang terhubung satu sama lain. Warna kerucut lalulintas adalah merah atau jingga - Pemasangan lampu penerangan untuk menerangi jalan di dalam kawasan Berkoordinasi dan bekerjasama dengan instansi terkait (PLN, PT Telkom, dll) Jalan yang berada di dalam area pembangunan kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas pembangunan kompleks kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas. Perhubungan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -4

Tujuan Rencana Institusi 5. KESELAMATAN BERLALULINTAS (lanjutan) Rawan terjadinya kecelakaan lalulintas TAHAP PASCA OPERASI Tidak ada kejadian pembongkaran dan kecelakaan lalulintas demobilisasi peralatan Mencegah terjadinya kecelakaan lalulintas Pengaturan jadwal pengangkutan yang tidak bersamaan dengan jam sibuk pagi dan siang Penyuluhan kepada sopir angkutan untuk berhati-hati dan tetap menjaga kewaspadaan selama mengemudi angkutan di jalan raya, khususnya bila melintasi daerah pemukiman dan kawasan perkotaan (Kintom, Batui) Sosialisasi kepada warga yang bermukim di sekitar rute pengangkutan yang menggunakan truk berukuran besar/trailer Pembatasan kecepatan maksimum kendaraan angkutan, yaitu 40 km/jam Sepanjang jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan (dari Batui sampai dengan Kintom) Selama kegiatan pengangkutan peralatan Perhubungan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -5

Tujuan Rencana Institusi 6. KERUSAKAN JALAN DAN JEMBATAN Kerusakan jalan akibat beban berlebih yang melebihi kekuatan perkerasan jalan atau kekuatan jembatan. Mobilisasi peralatan Terjadinya kerusakan dan pengangkutan jalan/jembatan. material/bahan Adanya keluhan dari konstruksi warga yang tinggal di sekitar jalan/jembatan. TAHAP PASCA OPERASI Demobilisasi Terjadinya kerusakan peralatan yang jalan/jembatan menggunakan Adanya keluhan dari kendaraan berat warga yang tinggal di sekitar jalan/jembatan Mencegah terjadinya kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/ jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan. Mencegah terjadinya kerusakan jalan/jembatan serta mengembalikan kondisi perkerasan/ jembatan seperti semula bila terjadi kerusakan. Perbaikan ringan selama masih digunakan untuk lalulintas kendaraan angkutan material dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapisan penutup latasir (lapis tipis aspal pasir) Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi Alternatif pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Perbaikan jalan/jembatan harus berkoordinasi dengan Kimpraswil untuk menentukan persentase sumber penyebab kerusakan, mengingat banyak pihak lain yang memanfaatkan jalan yang sama. Perbaikan ringan bila terjadi kerusakan jalan dengan cara diberi tanah urug/sirtu kemudian dipadatkan serta diberi lapis penutup latasir. Pembuatan penyangga jembatan untuk menambah kekuatan konstruksi. Pengangkutan lewat jalur laut bila jembatan tidak memungkinkan untuk dilalui Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute angkutan material. Sepanjang ruas jalan yang digunakan sebagai rute pengangkutan dalam batas wilayah studi Selama tahap konstruksi Selama kegiatan demobilisasi Perhubungan Perhubungan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -6

Tujuan Rencana Institusi 7. KELANCARAN LALULINTAS Rawan terjadinya kemacetan lalulintas Terjadinya tundaan pembangunan lalulintas kompleks kilang Terjadinya antrian LNG yang kendaraan pada dua berbatasan arah langsung dengan jalan, Mencegah terjadinya kemacetan lalulintas Adanya petugas yang mengatur arus lalulintas selama jalan tersebut belum dipindahkan. Membuat jalur baru terlebih dahulu yang setara dengan kualifikasi jalan lama Jalan yang berbatasan langsung dengan lokasi kegiatan pembangunan kilang LNG Selama kegiatan pembangunan kilang LNG Perhubungan 8. KESELAMATAN PELAYARAN Rawan Operasional terjadinya Pelabuhan kecelakaan di (lalu lintas kapal alur pelayaran pengangkut LNG dan material penunjang) Tidak ada kejadian kecelakaan di alur pelayaran Mencegah terjadinya kecelakaan Pemasangan rambu navigasi dan keselamatan pelayaran Pemasangan lampu penerangan di batas tapak kegiatan fisik Pemasangan sarana bantu navigasi Kapal pengangkut LNG dilengkapi dengan lampu penerangan di malam hari, baik pada saat memasuki/ keluar pada alur pelayaran maupun pada saat bersandar di pelabuhan khusus tapak pada perairan di sekitar Pelabuhan / pelabuhan Selama kegiatan pengangkutan/operasi onal Pelabuhan Perhubungan 9. VEGETASI Keanekaragaman dan kerapatan vegetasi Land clearing menyebabkan Perubahan lahan menjadi keanekaragaman terbuka, sehingga jenis dan kerapatan terjadi penurunan vegetasi darat keanekaragaman dan kerapatan vegetasi TAHAP PASCA OPERASI revegetasi Perubahan yang dilakukan keanekaragaman setelah penutupan jenis dan kerapatan kilang LNG vegetasi darat Mempertahankan keanekaragaman jenis dan kerapatan vegetasi Mengembalikan dan meningkatkan kerapatan dan keanekaragaman vegetasi di areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi dan operasional. Restorasi atau pemulihan ke kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai luas lahan yang digunakan Sekitar lokasi kilang LNG Pada areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG Sekali selama pembukaan lahan Satu kali setelah kegiatan operasi kilang LNG berakhir RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -7

Tujuan Rencana Institusi 10. SATWA Keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa Land clearing Perubahan dan tingkat menyebabkan keanekaragaman jenis penutupan lahan dan kelimpahan satwa oleh vegetasi sebagai habitat satwa hilang, sehingga dapat menurunkan keanekaragaman jenis dan kelimpahan satwa Mencegah penurunan kelimpahan dan keanekaragaman satwa Melestarikan satwa yang dilindungi Revegetasi di sekitar lokasi kegiatan yang tidak mengganggu kegiatan konstruksi dan operasional. Mempertahankan habitat satwa darat diantaranya dengan meminimalkan pembukaan lahan terbatas pada lokasi yang digunakan untuk pembangunan kompleks kilang LNG. Sekitar lokasi LNG Selama konstruksi Pemkab TAHAP PASCA OPERASI revegetasi Perubahan dan tingkat yang dilakukan keanekaragaman jenis setelah penutupan dan kelimpahan satwa kilang LNG Mengembalikan dan meningkatkan kelimpahan dan keanekaragaman satwa di areal yang dulu digunakan untuk kegiatan operasional kilang LNG Restorasi atau pemulihan ke kondisi semula Melakukan revegetasi dengan tanaman lokal sesuai luas lahan yang digunakan Pada areal kilang LNG dan Pelabuhan Satu kali setelah kegiatan operasi berakhir 11. BIOTA AIR LAUT Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan, terumbu karang) Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan) Konstruksi kilang Perubahan LNG dan Pelabuhan keanekaragaman jenis di Uso dan kelimpahan biota (alternatif 1) air atau indeks diversitas Konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan di Padang (alternatif 2) Mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut Analisis seksama atas semua buangan air dari kegiatan konstruksi kilang LNG untuk memastikan bahwa tidak akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan Analisis seksama atas semua buangan air dari kegiatan konstruksi kilang LNG untuk memastikan bahwa tidak akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan sekitar kegiatan (Uso) Pada lokasi kilang LNG (Padang) Selama konstruksi kilang dan Pelabuhan dilakukan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -8

Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan, terumbu karang) Keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air laut (plankton, benthos, ikan) Operasional Kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas lainnya di Uso (alternatif 1) Operasional Kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas lainnya di Padang (alternatif 2) Perubahan keanekaragaman jenis dan kelimpahan biota air atau indeks diversitas Tujuan Mencegah terjadinya penurunan keanekaragaman dan kelimpahan biota air laut Rencana Limbah cair diolah terlebih dahulu dalam IPAL sesuai dengan ketentuan yang berlaku Rehabilitasi terumbu karang di sekitar kegiatan Limbah cair diolah terlebih dahulu dalam IPAL sesuai dengan ketentuan yang berlaku Pada lokasi kilang LNG dan rehabilitasi terumbu karang dilakukan di perairan sekitar kegiatan (Uso) Pada lokasi kilang LNG (Padang) Selama operasional kilang LNG Institusi 12. POLA KEPEMILIKAN LAHAN Perubahan pola kepemilikan lahan TAHAP PRAKONSTRUKSI Persentase perubahan pembebasan lahan kepemilikan lahan dan tanam tumbuh dalam Memperoleh kepastian kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Melaksanakan sosialisasi kepada perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN Proses pengadaan lahan secara lebih rinci digambarkan pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan Batui dan Kintom Kabupaten Satu kali selama kegiatan pembebasan lahan Pertanahan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -9

13. KESEMPATAN BERUSAHA Tujuan Rencana Institusi Adanya kesempatan berusaha bagi sekitar konstruksi Jumlah penduduk komplek kilang LNG lokal yang dapat dan Pelabuhan membuka dan atau mengembangkan jenis usaha yang dapat memenuhi kebutuhan karyawan, seperti penginapan/koskosan, warung makan, toko kelontong, dan sebagainya operasional kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas Jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan jenis usaha yang dapat mendukung kegiatan operasional pengembangan gas dan dapat memenuhi kebutuhan para karyawan seperti penginapan/koskosan, warung makan, toko kelontong, dan sebagainya Memaksimalkan jumlah penduduk lokal yang dapat membuka dan atau mengembangkan usaha Memaksimalkan jumlah penduduk lokal yang dapat berpartisipasi dalam operasional pengembangan gas atau membuka dan mengembangkan usaha Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi dalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan pinjaman atau bantuan modal bergulir Membantu memberikan pelatihan ketrampilan dan atau pengembangan usaha Menganjurkan kepada seluruh karyawan agar memenuhi kebutuhan sehari-hari dari kegiatan usaha yang dikelola oleh sekitar. Melakukan proses lelang untuk subkontraktor lokal agar dapat terlibat dalam berbagai kegiatan operasional pengembangan gas Matindok Memberikan kemudahan dan atau bantuan fasilitas bagi penduduk lokal yang akan berpartisipasi dalam peluang usaha yang ada, misalnya dengan memberikan pinjaman atau bantuan modal bergulir Membantu memberikan pelatihan ketrampilan dan atau pengembangan usaha Menganjurkan kepada seluruh karyawan agar memenuhi kebutuhan sehari-hari dari kegiatan usaha yang dikelola oleh sekitar. Batui dan Kintom Kabupaten Kabupaten selama tahap konstruksi selama tahap operasi Kab Kab Disperindag Kab. Disperindag Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -10

Tujuan Rencana Institusi 14. PENDAPATAN MASYARAKAT Kenaikan pendapatan konstruksi Jumlah kenaikan kilang LNG dan pendapatan Pelabuhan Meningkatkan pendapatan Memberikan kemudahan/ bantuan fasilitas bagi penduduk lokal untuk lebih mengembangkan usahaantara lain memberikan bantuan/pinjaman modal usaha, lokasi untuk berusaha. Memfasilitasi pelatihan tentang pemanfaatan dana untuk berbagai kegiatan yang produktif seperti pengembangan usaha, perluasan jaringan pemasaran, dsb. Batui dan Kintom Kabupaten selama tahap konstruksi Tenaga Kerja Kab. operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas Jumlah kenaikan pendapatan Meningkatkan pendapatan Memberikan kemudahan/ bantuan fasilitas bagi penduduk lokal untuk lebih mengembangkan usahaantara lain memberikan bantuan/pinjaman modal usaha, lokasi untuk berusaha. Memfasilitasi pelatihan tentang pemanfaatan dana untuk berbagai kegiatan yang produktif seperti pengembangan usaha, perluasan jaringan pemasaran, dsb. Batui dan Kintom Kabupaten selama tahap operasi Tenaga Kerja Kab. KLH RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -11

Tujuan Rencana Institusi 15. PROSES SOSIAL Gangguan proses sosial TAHAP PRAKONSTRUKSI Munculnya pembebasan lahan ketidakpuasan warga dan tanam tumbuh terkait pembebasan lahan dan tanam tumbuh penerimaan tenaga kerja Ketidakpuasan warga terkait proses penerimaan tenaga kerja Kecemburuan penduduk lokal terhadap tenaga kerja pendatang Mencegah munculnya konflik antar pemilik lahan dan antara pemilik lahan dengan pemrakarsa Mencegah munculnya konflik terkait proses penerimaan tenaga kerja Mencegah munculnya konflik antara penduduk lokal-tenaga kerja lokaltenaga kerja pendatang Melaksanakan sosialisasi kepada perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Melakukan koordinasi dengan instansi terkait: Tim-9 dan BPN Proses pengadaan lahan secara lebih rinci digambaarkan pada Gambar 3.2. Diagram Alir Proses Pengadaan Lahan Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Batui dan Kintom Kabupaten Dua kali: sebelum dan selama proses pembebasan lahan Dua kali: sebelum dan selama proses penerimaan tenaga kerja Pertanahan Tenaga Kerja RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -12

Gangguan Proses sosial Konstruksi komplek Munculnya kilang LNG dan kecemburuan atau Pelabuhan konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik dibandingkan penduduk lokal. penerimaan tenaga kerja Munculnya kecemburuan, ketidak harmonisan hubungan sosial dalam bahkan konflik khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang Tujuan Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait serta menanggulangi konflik apabila terjadi Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait serta menanggulangi konflik apabila terjadi Rencana Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kean seperti temu warga dan kegiatan sosial atau keagamaan lain Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Kabupaten Kabupaten selama tahap konstruksi selama tahap operasi Institusi Kab Tenaga Kerja Tenaga Kerja RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -13

Gangguan Proses sosial 16. PELAPISAN SOSIAL operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas Munculnya kecemburuan, ketidak harmonisan hubungan sosial dalam bahkan konflik khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang Tujuan Mencegah dan atau mengurangi munculnya konflik antar pihak terkait serta menanggulangi konflik apabila terjadi Rencana Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial bersama antara penduduk lokal dengan pendatang seperti temu warga, perayaan hari besar/agama nasional, bakti sosial, kegiatan sosial atau keagamaan lainnya. Kabupaten selama tahap operasi Institusi Kab Tenaga Kerja Munculnya pelapisan sosial dalam operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas 17. SIKAP DAN PERSEPSI MASYARAKAT Munculnya kelaskelas atau strata sosial yang baru di wilayah studi akibat banyaknya pendatang dengan tingkat pendidikan, ketrampilan dan penghasilan yang jauh berbeda dengan penduduk lokal Adanya pola/gaya hidup para pendatang yang jauh berbeda dengan penduduk lokal Mencegah atau meminimalkan munculnya kelas-kelas sosial baru dalam Berbagai fasilitas untuk karyawan seperti pendidikan, kesehatan, olah raga dan ibadah tidak bersifat eksklusif, namun warga sekitar juga dapat memanfaatkannya Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnya Kabupaten selama tahap operasi Kab Tenaga Kerja Sikap dan persepsi negatif TAHAP PRAKONSTRUKSI Adanya sikap dan pembebasan lahan persepsi negatif dan tanam tumbuh terkait proses pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mencegah munculnya sikap dan persepsi negatif Melaksanakan sosialisasi kepada perihal kegiatan pembebasan lahan dan tanam tumbuh Mendata hak kepemilikan lahan yang akan dibebaskan Menetapkan harga penggantian lahan sesuai kesepakatan dengan pemilik lahan beserta proses pembayarannya Melakukan koordinasi dengan instansi terkait Kabupaten Dua kali: sebelum dan selama proses pembebasan lahan Pertanahan Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -14

Sikap dan persepsi negatif TAHAP PRAKONSTRUKSI Adanya sikap dan penerimaan tenaga persepsi negatif kerja terkait proses penerimaan tenaga kerja Konstruksi komplek Adanya dampak kilang LNG dan komponen fisik: Pelabuhan peningkatan kadar debu, kebisingan, dan gangguan transportasi Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik dibandingkan penduduk lokal. Tujuan Mencegah munculnya sikap dan persepsi negatif Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif Rencana Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga Menanggulangi dampak komponen fisik Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan sosial kean yang dilakukan bersama antara penduduk lokal dengan para pendatang. Kabupaten Kabupaten Dua kali: sebelum dan selama proses penerimaan tenaga kerja selama tahap konstruksi Institusi Tenaga Kerja Kab. Tenaga Kerja Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -15

Sikap dan persepsi negatif penerimaan tenaga kerja operasional kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas Munculnya konflik atau ketidak harmonisan hubungan sosial dalam, khususnya antara penduduk/tenaga kerja lokal dengan tenaga kerja pendatang Adanya dampak fisik kegiatan: peningkatan kadar debu, kebisingan, dan gangguan transportasi Munculnya kecemburuan atau konflik antara penduduk lokal dengan pendatang yang umumnya mempunyai kesempatan kerja, kesempatan usaha dan tingkat pendapatan lebih baik Munculnya kelaskelas atau strata sosial yang baru di wilayah studi akibat timpangnya pendidikan, ketrampilan dan penghasilan antara penduduk lokal dengan para pendatang. Tujuan Mencegah atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif Rencana Memberikan informasi tentang peluang kerja secara transparan kepada warga di sekitarnya, baik tentang jumlah tenaga kerja, kualifikasi (pendidikan dan ketrampilan) yang dibutuhkan dan proses seleksinya. Memprioritaskan penerimaan tenaga kerja khususnya unskill dari penduduk lokal sesuai kebutuhan Tenaga kerja skill diseleksi sesuai kualifikasi skill yang dibutuhkan Proses seleksi tenaga unskill dilakukan dengan melibatkan lembaga setempat yang berbadan hukum (misalnya KUD) dan untuk tenaga kerja skill dengan melibatkan institusi rekrutmen ketenagakerjaan berskala regional dan nasional. Sosialisasi rencana kegiatan kepada warga Memfasilitasi adanya berbagai kegiatan bersama dengan penduduk lokal seperti temu warga, perayaan hari besar agama/nasional, bakti sosial dan kegiatan sosial atau keagamaan lainnyan. Berbagai fasilitas untuk karyawan (pendidikan, OR, kesehatan, ibadah) tidak bersifat ekslusif, tapi dapat pula dimanfaatkan warga sekitar. Kabupaten selama tahap operasi Institusi Kab Tenaga Kerja Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -16

Sikap dan persepsi negatif TAHAP PASCA OPERASI Jumlah keluhan, penglepasan protes dan penilaian tenaga kerja negatif terhadap munculnya pengangguran Tujuan Mencegah dan atau mengurangi adanya sikap dan persepsi negatif Rencana Penguatan jaringan komunikasi sosial melalui sosialisasi sebelum kegiatan penglepasan tenaga kerja Membantu meningkatkan ketrampilan melalui pelatihan kewirausahaan atau ketrampilan lainnya Kabupaten Sebelum dan selama kegiatan penglepasan tenaga kerja Institusi Kab Tenaga Kerja Kab. 18. SANITASI LINGKUNGAN Penurunan Kualitas sanitasi lngkungan Terjadi penurunan kualitas sanitasi lingkungan yang disebabkan oleh adanya limbah padat konstruksi dan limbah padat serta limbah cair domestik para pekerja kegiatan pembangunan/kons truksi kompleks kilang LNG, Pelabuhan dan fasilitas Penurunan estetika lingkungan Terbatasnya fasilitas MCK yang memadahi Tidak adanya lokasi penampungan limbah padat konstruksi Agar kondisi sanitasi lingkungan tetap terjaga secara baik Disediakan bak penampung sampah atau limbah padat konstruksi Disediakan tempat penampung sampah atau limbah adomestik para pekerja Adanya fasilitas MCK yang memadahi Diadakan himbauan terhadap para pekerja tentang pola hidup bersih dan sehat (PHBS) Sekitar lokasi kompleks kilang LNG dan pelabuhan khusus Sekali selama pembangunan/ konstruksi kilang LNG dan Pelabuhan Bapedal Kab. Bangai Kesehatan Kab. RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -17

Penurunan kualitas sanitasi lngkungan TAHAP PASCA OPERASI tersebut pembongkaran menjadi kumuh. dan demobilisasi Timbulnya lubanglubang genangan air peralatan (kilang dan Pelabuhan bekas konstruksi ) bangunan dan manuver kendaraan Tujuan Agar kondisi sanitasi lingkungan bekas lokasi bekas bongkaran tetap terjaga dengan baik Rencana Diadakan pembersihan bekas bongkaran bangunan kilang dan Pelabuhan Diadakan perataan kembali bekas konstruksi bangunan Di lokasi bekas bongkaran kilang dan Pelabuhan Sekitar lokasi keluar masuknya kendaraan Satu kali setelah kegiatan pembongkaran dan demobilisasi peralatan selesai Institusi Bapedal Kab. Bangai Kesehatan 19. TINGKAT KESEHATAN MASYARAKAT Penurunan tingkat eksehatan operasional kompleks kilang LNG dan Pelabuhan Adanya gangguan kesehatan yang dialami oleh para pekerja dan di sekitarnya akibat adanya debu, emisi gas, kebisingan, dan air limbah kegiatan operasional kilang, Pelabuhan dan fasilitas. Kemungkinan timbulnya atau berkembangnya jenisjenis penyakit menular seksual (PMS) Untuk menekan atau menanggulangi berjangkitnya berbagai jenis penyakit Mengelola sumber dampak adanya debu dan emisi gas. Mengelola air limbah terlebih dahulu sebelum dibuang ke lingkungan. Melengkapi pekerja dengan sarana K3. Mengadakan penyuluhan tentang Pola Bersih dan Sehat (PHBS) bagi pekerja dan sekitar. Membantu dalam pengadaan sarana dan fasilitas kesehatan publik Memberikan pemeriksaan dan atau pengobatan masal gratis bagi pekerja dan sekitarnya Di sekitar lokasi operasional komplek kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas Selama operasi kompleks kilang LNG, pelabuhan khusus dan fasilitas berlangsung Bapedal Kab. Bangai Kesehatan RKL Proyek Pengembangan Gas Matindok Hilir -18