Belajar dari Sektor Bisnis

dokumen-dokumen yang mirip
Sektor Publik vs Sektor Bisnis

Yuniawan Heru S.

WALIKOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 12 TAHUN 2014 TENTANG USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. tuntut untuk menempuh langkah-langkah yang strategik dalam kondisi apapun. Selain

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan perusahaan untuk senantiasa berinovasi dan berusaha untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan kemajuan teknologi yang semakin mengglobal. membawa dampak pada dunia usaha. Dengan adanya perkembangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat. Fenomena ini disebabkan oleh semakin banyaknya lembaga-lembaga

Konsep Manajemen Proyek

MENGEMBANGKAN STRATEGI SI/TI Titien S. Sukamto

PEMASARAN SOSIAL KKBG. Pusat Pelatihan Gender dan Peningkatan Kualitas Perempuan BADAN KOORDINASI KELUARGA BERENCANA NASIONAL Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. 2006, hal Hermawan Kartajaya, Muhammad Syakir Sula, Syariah Marketing, Mizan, Bandung,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dari peran para pengusaha (entrepreneur) baik besar, menengah maupun kecil.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada saat ini perkembangan sektor jasa telah mengalami peningkatan yang

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan

INOVASI SI & NEW TECHNOLOGY. Pertemuan 1

Praktikum Perilaku Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. perilaku pembelian masyarakat dari tradisional menjadi modern serta populasi

Rencana Umum Penanaman Modal Aceh

STRATEGI BISNIS USAHA BATIK MADURA (Studi Kasus pada Galeri TRESNA art di Bangkalan Madura) SKRIPSI

8 BANGUNAN TEORI INTEGRASI AGROINDUSTRI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pada masa yang akan datang. Khususnya pada era globalisasi saat ini, merupakan

BAB V PENUTUP. mengelola daerahnya, sehingga kebutuhan kebutuhan daerah dapat dipenuhi.

BAB I PENDAHULUAN. Batik merupakan simbol kota Surakarta yang saat ini batik mulai

MENDORONG INOVASI DOMESTIK MELALUI KEBIJAKAN LINTAS LEMBAGA

Modul kuliah 8 Proses Inovasi dan Pengelolaannya Pengantar Melihat kesempatan Mengeluarkan ide. Implementasi tahapan konvergen.

5 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia. Sektor UMKM adalah salah satu jalan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Chan (2003) mendefinisikan relationship marketing sebagai pengenalan

BAB II RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)

BAB V PENUTUP. Penelitian ini pada akhirnya menunjukan bahwa pencapaian-pencapaian

BAB 2 BERSAING DENGAN MENGGUNAKAN TEKNOLOGI INFORMASI DASAR-DASAR KEUNGGULAN STRATEGIS

to business (B2B). Bentuk kerja sama ini dapat membantu upaya efisiensi bisnis (perusahaan) dengan institusi bisnis lainnya.

BAB VII PRODUK Apa itu produk? Barang dan Jasa

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana (surplus of fund) dengan masyarakat yang membutuhkan dana (lack of

BAB V RENCANA BISNIS. pada tabel di bawah, dimana kegiatan yang akan dilakukan terbagi menjadi rencana

BAB I PENDAHULUAN. menumbuhkembangkan sumber daya manusia guna menyiapkannya untuk. perkembangan zaman yang terus berubah. Perubahan perkembangan

Peran Pemerintah dalam Perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. kebijaksanaan yang mendorong laju pertumbuhan ekonomi khususnya untuk

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Suatu organisasi apapun bentuk dan tujuannya merupakan gabungan dari

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi ini, tidak dipungkiri lagi bahwa persaingan dalam industri

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan ekonomi nasional yang mengandung berbagai kelemahan struktural yaitu

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, serta kondisi persaingan yang ketat dalam lingkungan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. mengarahkan pembangunan ekonominya dengan berbasiskan pada kehandalan UMKM

SPESIFIKASI PROGRAM STUDI SOSIOLOGI FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN SOSIOLOGI UNIVERSITAS UDAYANA

BAB I PENDAHULUAN. I. Latar Belakang Masalah. Dengan bertambah pesatnya industri perbankan membuat persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Setelah beberapa tahun kemudian atau di tahun 1970-an, fakta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. perdagangan semakin tinggi. Maka dengan ini upaya untuk mengantisipasi hal

memberikan kepada peradaban manusia hidup berdampingan dengan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V PENUTUP. khas minang di kota Padang dengan menguji hubungan antara entrepreneurial

Kewirausahaan. Kewirausahaan Dan Lingkungan. Ari Sulistyanto, S. Sos., M.I.Kom. Modul ke: Fakultas FEB. Program Studi Manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. tentang pemasaran yang berorientasi pasar serta inovasi produk akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang sering muncul ketika pertama kali mengkaji inovasi adalah masalah

SILABUS MATAKULIAH PRAKTEK KEWIRAUSAHAAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PEMBERDAYAAN USAHA MIKRO, KECIL, DAN MENENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. mulai pada tahun Pada awal bulan tahun 1998, Indonesia dilanda krisis

Kewirausaan. Menetapkan Inovasi dan Menciptakan Produk dan Layanan yang unggul. Martolis, Modul ke: Fakultas TEKNIK. Program Studi Teknik Mesin

I. PENDAHULUAN. sekarang ini dimana perubahan teknologi dan arus informasi yang sangat cepat mendorong

PERENCANAAN SUMBERDAYA MANUSIA YANG EFEKTIF: STRATEGI MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dirasa baru oleh individu atau unit adopsi lain. Sifat dalam inovasi tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. profesional agar tidak tergeser oleh pesaing di sektor serupa.

BAB I PENDAHULUAN. sendiri, mengahapuskan pagu kredit dan memberi kebebasan bank-bank

CONTOH BENTUK/MODEL KERJA SAMA DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. Bank dikenal sebagai lembaga keuangan yang kegiatan utamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. sayuran sehingga potensi produk sayuran memiliki peluang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari umat manusia. Karena manusia merupakan makhluk

DIALOG KEHUTANAN. Model Proses ILCF. Dominic Elson

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan

BAB II VISI DAN MISI BISNIS

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2 Mengingat d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu mengatur kerjasama Pemerintah dan badan u

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2015 TENTANG KERJASAMA PEMERINTAH DENGAN BADAN USAHA DALAM PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR

INOVASI DI SEKTOR PUBLIK. Yogi Suwarno

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri tailor di Indonesia tumbuh dan berkembang bagaikan

BAB I PENDAHULUAN. waktu ke waktu. Hal ini ditunjukkan dengan semakin banyaknya perusahaan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Chapter 6 CORPORATE UNIVERSITY BEST PRACTICE

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis dalam industri jasa semakin meningkat di Indonesia. Setiap

KATA PEMBUKA KEWIRAUSAHAAN KONSEP DAN IMPLEMENTASI

I. PENDAHULUAN. Kompetisi di dunia usaha yang berlangsung ketat, menuntut. perusahaan untuk memberikan tanggapan secara cepat dan tepat agar

Membuat dan Mengelola Budaya Organisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan atau merebut pangsa pasar yang ada. dari sekedar usaha untuk dapat menciptakanright experience pada suatu merek.

BAB I PENDAHULUAN. Kecil Menengah (UMKM). Adalah suatu kegiatan ekonomi yang berperan

Karya Tulis INKUBATOR BISNIS. Murbanto Sinaga DEPARTEMEN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2001

Definisi-definisi Difusi adalah proses inovasi yang dikomunikasikan melalui saluran-saluran tertentu kepada anggota sistem sosial Komunikasi adalah se

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan banyaknya bank yang bermunculan di Indonesia. Menurut Pasal 1

Term of Reference Hibah Inovasi Data untuk Pembangunan

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

Transkripsi:

B A B VI Belajar dari Sektor Bisnis One must learn by doing the thing, for though you think you know it, you have no certainty, until you try it (Sophocles, 400 SM) T idak dapat dipungkiri bahwa sektor publik harus mau belajar banyak dari sektor bisnis. Inovasi yang berkembang di sektor bisnis merupakan model pembelajaran yang baik yang dapat dicontoh oleh sektor publik dalam membangun dan mengembangkan inovasinya. Keberhasilan sektor bisnis dalam mengelola inovasinya tidak terlepas dari fleksibilitas serta situasi kometitif yang dihadapi secara konstan oleh sektor bisnis. Kegiatan yang berfokus pada inovasi (Tom Ling, 2002) yang biasanya dipraktekkan di sektor bisnis, antara lain: 1. mendorong munculnya gagasan atau ide baru, melalui : a. penelitian dan pengembangan (R&D) yang berbasis ilmiah b. memanfaatkan pengalaman pelangggan c. memanfaatkan pengalaman pensuplai d. eksperimentasi what-if - 139 -

Inovasi di Sektor Publik e. pembelajaran melalui kemitraan dan kluster inovasi, serta f. mengidentifikasi ruang pasar yang baru 2. mengelola inovasi, melalui a. keterampilan individu b. budaya organisasi c. kepemimpnan d. kolaborasi e. pemahaman teoritis tentang proses perubahan kompleks f. pengujian 3. Difusi, melalui a. Komunikasi b. Penyediaan sumberdaya secara tepat waktu dan tempat untuk mendukung inovasi c. Mengatasi penolakan d. Mengidentifikasi keberhasilan e. Mendiseminasi bukti-bukti keberhasilan f. Mengelola resiko Jadi inovasi di sektor bisnis mempunyai siklus dari mulai tahapan menggagas ide-ide baru (generating ideas), mengelola inovasi (managing innovation) sampai terjadinya difusi. Menggagas ide baru merupakan tahapan yang dimulai dari kegiatan penelitian dan pengembangan (R&D) yang berbasis ilmiah. Organisasi bisnis biasanya memberi alokasi dana dan sumber daya yang cukup untuk kegiatan ini. Dalam organisasi bisnis yang besar, kegiatan R&D dilakukan secara profesional 140

Belajar dari Sektor Bisnis untuk mengamati dan mempelajari berbagai cara untuk memenangkan persaingan dengan perusahaan yang memproduksi barang atau jasa yang sejenis. Ide-ide baru ataupun hanya kemungkinan-kemungkinan baru selalu diberi keleluasaan untuk dikembangkan dan diuji. Dengan trial-and-error, organisasi bisnis akan mencoba segala kemungkinan untuk meningkatkan efisiensi kerja atau kualitas produknya sehingga mempunyai nilai kompetitif yang membantu untuk merebut konsumen sebanyak-banyaknya. Generating Ideas Managing Innovation Diffusion Gambar 6.1. Siklus Inovasi di Sektor Bisnis Sumber : Tom Ling, 2002 Dalam menggagas ide baru, R&D juga memanfaatkan pengalaman pelanggan untuk menghasilkan produk yang benar-benar dapat menjawab kebutuhan pelanggan atau sesuai dan tidak bertentangan dengan latar belakang pelanggan, pengalaman pensuplai juga dimanfaatkan dalam mengenali perilaku dari shareholder, agar didapatkan kinerja bisnis yang lebih harmonis. 141

Inovasi di Sektor Publik Kompetensi untuk Difusi Inovasi Terkait dengan siklus inovasi di atas, masing-masing tahapan mempunyai persyaratan kompetensi yang harus dipenuhi. Kompetensi yang harus dipenuhi adalah kompetensi yang bersifat pengetahuan atau analisis (hard), sampai dengan kompetensi pemahaman kreatif (soft). Soft / Pemahaman Kreatif Pembelajaran melalui listening dan kerja kemitraan Menyediakan kepemimpinan & visi Membangun praktisi reflektif Diplomasi & Persuasi KOMPETENSI Hard / Pengetahuan Analisis Memahami pelanggan & supplier dgn metode ilmu sosial kualitatif Modelling, Skenario u/ menciptakan what-if Ilmu Terapan Memahami budaya organisasional Membangun kluster & jejaring inovatif Menganalisis perubahan kompleks dgn teori sistem Eksperimen & Simulasi scr acak Perenc Proyek & Mnj Resiko Komunikasi & Pemasaran Insentif pada inovasi yang berhasil Evaluasi utk identifikasi keberhasilan Generating Ideas Managing Innovation Diffusion SIKLUS INOVASI Gambar 6.2. Peta Kompetensi untuk Difusi Inovasi 29 Pada tahapan menggagas ide, kompetensi yang dibutuhkan adalah ilmu terapan, modelling, memahami pelanggan dan pembelajaran serta kerja kemitraan. Ilmu terapan berperan sebagai instrumen atau alat pengetahuan yang dapat mendorong munculnya gagasan-gagasan baru. Kemampuan modeling atau 142

Belajar dari Sektor Bisnis skenario what-if juga sangat membantu dalam mendorong munclnya ide-ide kreatif. Demikian pula halnya dengan pemahaman pelanggan dan supplier dengan metode ilmu sosial kualitatif yang dapat memperdalam empathy kepada terutama pelanggan, sehingga ide yang muncul mengarah pada terjawabnya kebutuhan pelanggan. Demikian pula dengan tahapan mengelola inovasi. Persyaratan kompetensi yang dibutuhkan antara lain eksperimen, analisis perubahan, membangun jejaring, perencanaan proyek dan manajemen resiko pemahaman budaya organisasi dan membangun praktisi reflektif serta menyediakan kepemimpinan dan visi. Dalam hal ini eksperimen dibutuhkan untuk menguji gagasan baru agar lebih handal ketika akan di sebarkan ke pasar. Kompetensi penting lainnya dalam mengelola inovasi ini adalah kemampuan menganalisis perubahan dengan teori sistem. Dinamika lingkungan akan sangat mempengaruhi inovasi yang hadir, sebagaimana juga pengaruh inovasi terhadap lingkungan sekitarnya. Itulah sebabnya teori sistem bermanfaat dalam memahami cara kerja interaksi inovasi dengan lingkungannya. Dalam upaya menjaga inovasi tetap bermunculan, maka diperlukan jejaring inovatif. Pembangunan kluster dan jejaring inovatif berguna dalam mengelola inovasi sekaligus mendorong terciptanya gagasan-gagasan baru. Dalam seuah jejaring inovatif, biasanya produk inovatif akan lebih mudah terpelihara dan terbangun siklusnya dengan baik. Mengelola inovasi juga membutuhkan perencanaan proyek dan manajemen resiko yang terrencana. Sebuah produk inovasi akan bermanfaat apabila dapat disebarkan ke pasar dengan erencanaan yang tepat, sebagaimana yang telah diulas-di bab-bab sebelumnya. Selain itu manajemen resiko perlu 143

Inovasi di Sektor Publik diterapkan agar dapat menjaga stabilitas atau kontinuitas penyebaran sebuah produk secara lebih baik lagi. Manajemen resiko akan mengenali dan memprediksi berbagai kemungkinan yang terjadi ketika sebuah produk inovasi sudah dilemparkan ke pasar. Dengan manajemen resiko, segala kemungkinan terburuk yang akan mengganggu proses difusi inovasi dapat diantisipasi atau paling tidak diminimalisir dampaknya. Dalam mengelola inovasi, juga dibutuhkan pemahaman akan budaya organisasi seta kepemimpinan yang mempunyai visi yang jelas. Budaya organisasi perlu dipahami secara mendalam, karena biasanya di dalamnya ada semacam kearifan lokal yang menjadi ciri khas atau tradisi tersendiri yang berlaku dalam suatu organisasi atau sistem sosial. Sebuah produk inovasi harus diadaptasikan dengan norma lokal organisasi, setelah pada akhirnya akan terintegrasi menjadi bagian dari sistem yang berlaku dalam organisasi tersebut. Dalam hal ini peran kepemimpinan yang tangguh dan visi yang jelas akan membantu dalam pengelolaan inovasi dengan lebih baik. Organisasi tanpa adanya kepemimpinan dan visi yang tepat, tidak akan mampu mengelola inovasi dengan secara baik. Adapun dalam tahapan difusi, kompetensi yang paling dipersyaratkan adalah evaluasi, insentif, komunikasi dan diplomasi. Evaluasi dan identifikasi keberhasilan diperlukan untuk menjaga kualitas dan keberlangsungan proses difusi. Sedangkan insentif bermanfaat dalam mendorong proses difusi inovasi yang lebih berhasil. Rogers (2003; 236-237) menjelaskan efek positif dari insentif terhadap proses penyebaran inovasi dan membaginya ke dalam beberapa kategori insentif, yaitu: 144

Belajar dari Sektor Bisnis 1. adopter vs diffuser Insentif dapat diberikan kepada adopter agar dapat menarik minat adopter untuk membeli produk inovasi. Insentif juga dapat diberikan kepada diffuser atau pihak yang memasarkan produk tersebut, agar lebih giat dalam memasarkan produknya. 2. individu vs sistem Insentif diberikan secara individual yang mendapatkan manfaat hanya untk yang bersangkutan. Insentif juga dapat disediakan dalam bentuk kolektif, di mana yang merasakan manfaat adalah seluruh sistem. Seperti contoh program pemerintah yang memberikan insentif secara sistem. 3. positif vs negatif Insentif yang bersifat positif adalah yang merangsang baik konsumen amupun pemasar untuk berperilaku mendukung terjadinya difusi. Insentif positif bagi adopter atau pemasar dapat berupa penghargaan, hadiah, diskon dan sebagainya. Insentif negatif adalah pemberian sanksi (terutama di sektor publik) atau penghilangan akses terhadap manfaat dari sebuah produk. 4. finansial vs non finansial Insentif dapat diberikan dalam bentuk finansial maupun non finansial. Seperti contoh di sektor publik, insentif finansial dapat diberikan melalui keringanan pembayaran pajak. Insentif non finansial diberikan dalam bentuk kemudahan perijinan atau penyediaan infrastruktur dan sebagainya. Sedangkan di sektor bisnis, insentif ini mempunyai variasi yang lebih banyak. Insentif ini dimaksudkan untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya. 145

Inovasi di Sektor Publik 5. langsung vs tidak langsung Insentif juga dapat diberikan secara langsung pada saat terjadinya transaksi pembelian atau adopsi sebuah produk, atau justru diberikan beberapa waktu kemudian. Kedua jenis insentif mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masin, sehingga perlu disesuaikan dengan tingkat kebutuhan dan respon pasarnya. Setelah adanya pemberian insentif, kompetensi penting lainnya adalah komunikasi dan pemasaran. Komunikasi diperlukan untuk menyebar luaskan informasi mengenai sebuah produk inovasi kepada pasar. Sektor publik yang berkepentingan dengan masyarakat memerlukan saluran komunkasi sebagai media untuk menyebar luaskan gagasan atau produknya 30. Tindak lanjut dari komunikasi ini adalah pemasaran produk. Pemasaran adalah kunci dari proses difusi. Pemasaran akan memastikan bahwa produk inovaso akan sampai ke pasar 31. Kompetensi terakhir yang bersifat soft yang dibutuhkan dalam tahapan difusi ini adalah diplomasi dan persuasi. Dengan diplomasi dan persuasi, maka perilaku adopter akan dipengaruhi atau dipersuasi agar bersifat positif terhadap hadirnya inovasi baru. Kompetensi ini lebih banyak biasanya dibutuhkan oleh jenis komunikasi interpersonal 32. Secara keseluruhan, inovasi akan berhasil apabila dapat menyebar ke seluruh sistem. Di sinilah pentingnya peran knowledge brokering dalam organisasi yang akan memastikan informasi mengenai sebuah produk inovasi menyebar ke seluruh sistem. 146

Belajar dari Sektor Bisnis Kemitraan Pemerintah dan Swasta Inovasi yang dibangun di sektor publik maupun sektor bisnis pada awal mualnya berjalan secara masing-masing. Namun karena terjadi interaksi di kedua sektor, maka inovasi di sektor publik dan bisnis menjadi saling mempengaruhi satu sama lain. Kerjasama pemerintah dan swasta pada akhirnya menjadi tak terhindarkan. Dengan perannya di masing-masing sektor, dibutuhkan tindakan komplementer atau saling melengkapi dari kedua sektor untuk membangun kebersamaan dan membagi keuntungan bersama. Inovasi yang hadir di sektor publik maupun di sektor bisnis akan saling mempengaruhi sebagai akibat dari adanya interaksi yang terjadi di antara keduanya. Sektor publik hadir sebagai provider, enabler dan regulator sekaligus membuka peluang bisnis bagi pekerjaan-pekerjaan umum yang ditawarkan kepada sektor publik. Demikian pula halnya sektor bisnis yang menawarkan efisiensi harga sebagai dampak positif dari situasi persaingan yang dihadapinya, sekaligus menggerakkan perekonomian masyarakat secara umum. 147

Inovasi di Sektor Publik Gambar 6.3. Spektrum Kerjasama Sektor Publik dengan Bisnis 148

Belajar dari Sektor Bisnis Gambar di atas menjelaskan adanya spektrum kerjasama antara sektor publik dengan sektor bisnis, khususnya dalam konteks kerjasama investasi. Berkaitan dengan kerjasama atau partnership antara kedua sektor, maka pemahaman dan kesepakatan mengenai framework merupakan titik yang lebih didominasi oleh sektor publik. Hal ini karena sektor publik lah yang menentukan atau berperan sebagai provider. Sedangkan peran lebih sektor bisnis dalam hal ini adalah pada saat terjadinya investasi publik yang pasif. Di tengah-tengahnya dimungkinkan terjadinya joint venture antara kedua sektor berupa co-ownership yang membagi kepemilikan atas sesuatu serta co-responsibility yang membagi tanggung jawab secara bersama. Sebaliknya dalam konteks tanggung jawab investasi, sektor publik berperan secara pasif, msalnya dengan mengeluarkan surat utang, sedangkan sektor publik berperan aktif karena kepentingannya untuk menghasilkan keuntungan sebanyak-banyaknya. Peran pemerintah dalam hal ini adalah sebagai provider di sektor publik untuk memastikan adanya kegiatan yang bermanfaat bagi kepentingan umum, dan juga berperan sebagai enabler atau regulator dalam hubunganna dengan sektor bisnis. Dengan adanya interaksi intensif antara sektor bisnis dengan sektor publik, maka peluang munculnya inovasi-inovasi yang digagas akan semakin besar. Sektor publik perlu mempelajari banyak hal dalam membangun inovasi dari sektor bisnis. Walaupun tidak semua yang berasal dari sektor bisnis dapat diaplikasikan di sektor publik. 149

Inovasi di Sektor Publik Diskusi/Soal Latihan 1. Jelaskan secara singkat model siklus inovasi di sektor bisnis. 2. Menurut pemahaman Saudara, kompetensi mana yang terpenting dari setiap tahapan siklus inovasi? 3. Insentif apa saja yang dapat di terapkan sektor publik dalam mendorong terjadinya difusi? 4. Bagaimana peran pemerintah dalam mendukung inovasi di sektor publik dan di sektor bisnis? 29 Tom Ling, 2002. 30 Untuk pendalaman, lihat kembali Bab IV yang menjelaskan peranan saluran komunikasi dalam proses difusi. 31 Untuk pendalaman, lihat kembali Bab V yang khusus membahas mengenai pemasaran. 32 Untuk pendalaman, lihat kembali Bab IV 150