PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS RASIO ARUS KAS SEBAGAI ALAT PENGUKUR KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN. Sri Mulyani

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN. dan dapat dipercaya untuk menilai kinerja perusahaan dan hasil dari suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Untuk dapat menjalankan usaha setiap perusahaan membutuhkan dana yang

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS EKONOMI, KEUANGAN PERUSAHAAN & INVESTASI ANALISIS KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kas diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan sehari-hari maupun

METADATA INFORMASI DASAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penguji dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan

Pengaruh Arus Kas Terhadap Pembagian Dividen Tunai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan bertujuan untuk memperoleh laba yang merupakan hasil yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. defenisi dari modal kerja, kas, piutang dan persediaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. berupa promosi atau informasi lain yang menyatakan bahwa perusahaan lebih baik dari

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pasar modal Indonesia telah menjadi perhatian banyak pihak, khususnya

: AYU ASTREA NINGSIH B.

BAB II LANDASAN TEORI

LAPORAN ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI BERHUBUNGAN DENGAN TRANSAKSI YANG MENGHASILKAN LABA BERSIH. Pembayaran kegiatan operasi lainnya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan adalah aktivitas pemilik dan manajemen perusahaan untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN SEMEN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

CASH FLOWS Laporan Arus Kas Isi dan format Laporan Arus Kas

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. serta kondisi keuangan perusahaan. Melalui laporan keuangan perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. berhasil memenangkan persaingan apabila dapat menghasilkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan didalam melaksanakan kegiatannya mempunyai tujuan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Rudianto (2010:9), tujuan koperasi adalah untuk memberikan kesejahteraan dan manfaat bagi para anggotanya

BAB II BAHAN RUJUKAN

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB II KAJIAN TEORI. A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Posisi Keuangan Posisi keuangan merupakan salah satu informasi yang disediakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Laporan Keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan, serta penginterpretasian atas hasilnya sehingga dapat digunakan oleh

DAFTAR ISI. SURAT PERNYATAAN RIWAYAT HIDUP. KATA PENGANTAR DAFTAR GAMBAR.. DAFTAR ISTILAH.

BAB I PENDAHULUAN. karena itu pengelolaan kas sangat penting bagi suatu bank. Kegiatan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN DENGAN ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PERUSAHAAN ASURANSI YANG GO PUBLIC DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pada dasarnya perusahaan membutuhkan dana dalam jumlah tertentu

Modul Tujuh: ASPEK KEUANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

Analisis Laporan Keuangan Pada PT. Pos Indonesia (Persero)

ABSTRACT. Keywords: financial statement analysis, accounting analysis, and financial analysis. Universitas Kristen Maranatha

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam

BAB II LAPORAN ARUS KAS

Bab 9 Teori Rasio Keuangan

BAB II LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penilaian terhadap kondisi. Pengertian laporan keuangan menurut beberapa ahli :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. Konsep Laporan Keuangan dan Akuntansi. II.1.1. Pengertian Laporan Keuangan dan Akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MENGUKUR KINERJA KEUANGAN PADA PT. SIANTAR TOP, TBK SIDOARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. keuntungan dengan semua modal yang bekerja didalamnya.

BAB II LANDASAN TEORI. kertas yang menerangkan bahwa pemilik kertas tersebut adalah pemilik perusahaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Modal kerja merupakan kekayaan atau aset yang diperlukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. ANTAM Tbk. : Joko Prayitno NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing :Dr. Emmy Indrayani

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

BAB I PENDAHULUAN. untuk pengambilan keputusan, apabila dengan informasi tersebut dapat diprediksi

BAB I PENDAHULUAN. modal, maka manajer keuangan harus mengusahakan agar kelebihan dana atau

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan jumlah yang lain, dan dengan menggunakan alat analisis berupa rasio akan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Demi menjaga kelangsungan hidup usahanya, perusahaan harus menjalankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam Standar Akuntansi Keuangan (Revisi 2009), laporan keuangan adalah suatu. Menurut Hanafi (2012:27), berpendapat bahwa :

ANALISIS KEUANGAN PT. PLN (Persero)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013 S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM : 112114031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015

PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013 S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi Oleh: Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM : 112114031 PROGRAM STUDI AKUNTANSI JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 i

ii

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN PRAY, DREAM, BELIEVE, THANKFULL & MAKE IT HAPPEN! Ku Persembahkan Untuk: Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Papa I Made Martinus Subirna Oprandi Mama Agnes Ni Komang Yuli Antarini Parwati Adik I Made Stefanus Teguh Oprandi Keluarga Besar Wak Agus dan Wak Negara Teman-teman Prodi Akuntansi Angkatan 2011 iv

vi

KATA PENGANTAR Puji syukur dan terima kasih penulis persembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala berkat dan penyertaan yang luar biasa, sehingga penulis bisa menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan judul Perbandingan Analisis Rasio Arus Kas Antara Industri Asuransi dan Industri Bank (Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013). Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Ekonomi pada Program Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma. Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Yang utama dan terutama kepada Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria yang telah memberikan banyak sekali berkat dan kekuatan dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Drs. Gabriel Anto Listianto M.S.A., Akt. Selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan waktu, bimbingan, masukan, dan saran dalam penulisan skripsi ini. vii

3. Kedua orang tuaku yang tersayang, Papa I Made Martinus Subirna Oprandi dan Mama Agnes Ni Komang Yuli Antarini Parwati yang selalu memberikan doa, nasehat, semangat, dorongan, kasih sayang yang tak terhingga dan perhatian yang luar biasa, dan segala sesuatu kebutuhan selama saya kuliah. 4. Adik saya I Made Stefanus Teguh Oprandi yang selalu memberikan doa, motivasi, dukungan dan perhatian yang tak terhingga. 5. Keluarga besarku, keluarga Wak Agus, Kakak Agus, Adik Ayu, keluarga Wak Negara dan seluruh keluargaku yang selalu memberi motivasi, doa dan kasih yang luar biasa, sehingga menjadikan aku kuat dalam melalui segala suka duka hidup. 6. Teman-teman Akuntansi 2011 dan semua orang yang pernah aku temui, atas dukungan, doa dan kebersamaan yang boleh kita lalui bersama. 7. Teman-teman bimbingan dan kelas MPT Pak Anto, atas saran, kritikan, dukungan, semangat dan kebersamaannya. 8. Semua pihak yang membantu, mendukung dan berpartisipasi dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. viii

DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS... LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI... HALAMAN KATA PENGANTAR... HALAMAN DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... ABSTRAK... ABSTRACT... i ii iii iv v vi vii x xiii xiv xv BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Rumusan Masalah... 3 C. Batasan Masalah... 3 D. Tujuan Penelitian... 3 E. Manfaat Penelitian... 4 F. Sistematika Penulisan... 4 x

BAB II LANDASAN TEORI... 6 A. Pengertian Laporan Arus Kas... 6 B. Tujuan Laporan Arus Kas... 8 C. Klarifikasi Arus Kas... 9 D. Pengguna Laporan Arus Kas... 12 E. Manfaat Informasi Arus Kas... 14 F. Analisis Rasio Arus Kas... 15 G. Penelitian Terdahulu... 23 H. Pengembangan Hipotesis... 25 BAB III METODE PENELITIAN... 28 A. Jenis Penelitian... 28 B. Waktu dan Tempat Penelitian... 28 C. Subjek dan Objek Penelitian... 29 D. Teknik Pengumpulan Data... 29 E. Teknik Analisis Data... 29 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 33 A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia... 33 B. Gambaran Umum Industri Asuransi... 34 C. Gambaran Umum Industri Bank... 36 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 39 A. Analisis Data... 39 B. Pembahasan... 51 xi

BAB VI PENUTUP... 53 A. Kesimpulan... 53 B. Keterbatasan Penelitian... 53 C. Saran... 54 DAFTAR PUSTAKA... 55 LAMPIRAN... 57 xii

DAFTAR TABEL Halaman Tabel 5.1 Long Term Debt Payment Ratio Industri Asuransi... 40 Tabel 5.2 Long Term Debt Payment Ratio Industri Bank... 41 Tabel 5.3 Re-Investment Ratio Industri Asuransi... 42 Tabel 5.4 Re-Investment Ratio Industri Bank... 43 Tabel 5.5 Dividend Payout Ratio Industri Asuransi... 44 Tabel 5.6 Dividend Payout Ratio Industri Bank... 45 Tabel 5.7 Hasil Pengujian Long Term Debt Payment Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank... 46 Tabel 5.8 Hasil Pengujian Re-Investment Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank... 47 Tabel 5.9 Hasil Pengujian Dividend Payout Ratio pada Industri Asuransi dan Industri Bank... 48 Tabel 5.10 Hasil Keputusan... 50 xiii

ABSTRAK PERBANDINGAN ANALISIS RASIO ARUS KAS ANTARA INDUSTRI ASURANSI DAN INDUSTRI BANK Studi Empiris pada Perusahaan Jasa Asuransi dan Jasa Bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013 Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM: 112114031 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta 2015 Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan perbandingan analisis rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013. Jenis penelitian ini adalah studi empiris. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan keuangan pada industri asuransi dan industri bank. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan teknik dokumentasi. Analisis data menggunakan perhitungan rasio arus kas, yaitu Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio pada industri asuransi dan industri bank yang terdapat pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013. Kata kunci: rasio arus kas, laporan arus kas dan laporan keuangan. xiv

ABSTRACT COMPARATIVE ANALYSIS OF THE CASH FLOW RATIO BETWEEN THE INSURANCE INDUSTRY AND THE BANK INDUSTRY An Empirical Study on Service Companies Listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013 Ni Putu Fransisca Yuwada Oprandi NIM: 112114031 Sanata Dharma University Yogyakarta 2015 This research aims to find out if there is a difference of comparative ratio analysis of cash flows between the insurance industry and bank industry listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013. This research is an empirical study. The population of this research was financial report on the insurance industry and bank industry. Data was taken using the documentation technique. Data were analyzed by cash flow ratio calculation, such as Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio and Dividend Payout Ratio. Based on the research result, it was found that there is no difference between Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio and Dividend Payout Ratio on the insurance industry and the bank industry listed in the Indonesia Stock Exchange for the year 2011-2013. Keywords: cash flow ratios, cash flow statement and financial statement xv

1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan kas merupakan aktivitas utama dari keuangan perusahaan. Kas merupakan aset penting dengan beberapa karakter yang tidak lazim. Kas mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki kemampuan menghasilkan laba, sehingga kas merupakan investasi yang tidak menguntungkan, namun demikian saldo kas sangat penting untuk menjalankan kegiatan bisnis sehari-hari. Oleh karena itu, perusahaan harus berusaha dalam mengelola kas yang dimiliki dengan efektif dan efisien agar perusahaan dapat mewujudkan tujuan perusahaan. Secara umum perusahaan memiliki tujuan yaitu memaksimalkan laba dan mengurangi berbagai risiko yang dapat mengancam kelangsungan hidup perusahaan. Kelangsungan hidup perusahaan dapat ditinjau dari kondisi keuangan perusahaan. Informasi mengenai kondisi keuangan perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang disusun setiap akhir periode. Perusahaan harus memiliki suatu kinerja sebagai salah satu pilar utama supaya perusahaan mampu bertahan dalam tatanan ekonomi global yang ditandai dengan intensitas persaingan antar perusahaan yang semakin tinggi akibat adanya deregulasi, kemajuan teknologi dan perusahaan yang kuat memasuki pasar domestik. 1

2 Kinerja perusahaan memiliki cakupan dimensi yang cukup luas antara lain berkaitan dengan investasi, operasi maupun pendanaan. Salah satu dimensi pokok kinerja perusahaan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan sangatlah penting karena kinerja keuangan merupakan salah satu indikator utama yang dapat mendeskripsikan secara jelas kondisi kehidupan perusahaan (kesuksesan ataupun kegagalan) dan operasionalnya. Ada berbagai metode yang telah dikembangkan untuk membandingkan keuangan perusahaan secara efektif yaitu melalui rasio profitabilitas, rasio pertumbuhan dan ukuran penilaian, rasio tradisional dan rasio arus kas. Penulis memilih salah satu rasio untuk membandingkan antara industri asuransi dan industri bank dengan menggunakan rasio arus kas. Kas dipilih, karena kas merupakan darah kehidupan sebuah perusahaan. Tanpa kas, sebuah perusahaan tidak akan bertahan hidup (Jooste:2006). Penulis memilih rasio arus kas karena rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat. Rasio arus kas yang dipilih hanya tiga yaitu Long Term Debt Payment Ratio, Re- Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio karena lebih sering digunakan dalam penelitian terdahulu, selain itu ketiga rasio tersebut lebih tepat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan untuk mendapatkan presentase hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen antara industri asuransi dan industri bank.

3 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat perbedaan rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013? C. Batasan Masalah Rasio arus kas terdiri dari Cash Flow Adequacy, Long Term Debt Payment, Re-Investment, Dividend Payout, Cash Dividen Coverage, Cash Interest Coverage, Cash Debt Coverage, Depreciation Amortization Impact, Cash Flow Liquidity dan Cash Needs Coverage. Penulis memilih rasio arus kas Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio karena lebih sering digunakan dalam penelitian terdahulu. D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini untuk membandingkan rasio arus kas antara industri asuransi dan industri bank dengan menggunakan laporan keuangan industri asuransi dan industri bank yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun 2011-2013.

4 E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi: 1. Perusahaan Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi untuk menilai kondisi keuangan perusahaan dan juga sebagai pertimbangan dalam merencanakan program perusahaan 2. Universitas Hasil penelitian ini dapat digunakan menambah koleksi dan hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian tentang perbandingan rasio arus kas. 3. Penulis Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai penerapan ilmu dan teori yang didapat selama dibangku kuliah serta meningkatkan pemahaman tentang perbandingan rasio arus kas. F. Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Bab ini menguraikan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

5 BAB II Landasan Teori Bab ini berisi teori-teori yang berhubungan dengan topik penelitian dan sebagai dasar pembahasan. BAB III Metode Penelitian Bab ini menguraikan mengenai jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan tempat penelitian, data yang diperlukan, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV Gambaran Umum Perusahaan Bab ini berisi gambaran umum tentang perusahaan yang diteliti. BAB V Analisis Data dan Pembahasan Bab ini berisi analisis data dan pembahasan untuk mengetahui hasil dari rumusan masalah. BAB VI Penutup Bab penutup ini akan menguraikan mengenai kesimpulan dari analisis data yang telah dilakukan, keterbatasan penelitian dan saran.

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Arus Kas Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1994: 22), laporan arus kas adalah memberi informasi historis mengenai perubahan kas dan setara kas dari suatu perusahaan melalui laporan arus kas yang mengklasifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi maupun pendanaan selama suatu periode akuntansi. Menurut Wikipedia laporan arus kas adalah bagian dari laporan keuangan suatu perusahaan yang dihasilkan pada suatu periode akuntansi yang menunjukkan aliran masuk dan keluar uang (kas) perusahaan. Laporan arus kas memperlihatkan bagaimana aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan perusahaan mempengaruhi kas selama satu perioda akuntansi. Untuk penyusunan laporan arus kas, dapat terdiri dari kas dan setara dengan kas. Akun setara kas merupakan investasi jangka pendek sangat cair, seperti surat berharga komersial dan dana pasar uang. Pos-pos ini disebut surat berharga pada neraca. Investasi jenis ini setara dengan kas dalam hal bahwa investasi ini semata-mata dilakukan dengan tujuan menghasilkan imbalan atas kas yang menganggur sementara waktu. Investasi ini dapat dikonversikan menjadi kas dan jatuh temponya sangat dekat sehingga memiliki risiko kecil dalam mengalami 6

7 perubahan nilai yang disebabkan oleh adanya fluktuasi suku bunga. Penjualan dan pembelian investasi jenis ini merupakan bagian dari aktivitas pengelolaan kas perusahaan dan dimasukan dalam keseluruhan definisi kas, sehingga perubahan arus kas berarti perubahan kas maupun setara kas (IAI 1994: 22). Menurut Simamora (2002: 17), yang dikutip oleh Mulyani (2013), salah satu dimensi pokok kinerja perusahaan adalah kinerja keuangan. Kinerja keuangan sangat penting karena: 1. Kinerja keuangan merupakan salah satu indikator utama yang dapat mendeskripsikan secara jelas kondisi perusahaan dan operasionalnya. 2. Adanya keeratan hubungan antara kinerja keuangan dengan aspek-aspek strategis lain seperti kinerja manajemen, dan ekspektasi pemangku kepentingan. 3. Pada batas marginal kinerja keuangan perusahaan bisa memberikan petunjuk riil dari serangkaian interaksi antar manusia, gagasan, kegiatan, dan aspek organisasi lainnya dalam upaya mencapai misi, tujuan dan sasaran perusahaan. Mengingat pentingnya keuangan dalam perusahaan maka, persoalan yang hendak dikaji adalah perbandingan rasio arus kas pada perusahaan asuransi dengan perusahaan bank.

8 B. Tujuan Laporan Arus Kas Menurut Simamora (2002: 18), yang dikutip oleh Mulyani (2013), tujuan utama pembuatan laporan arus kas adalah untuk menyediakan informasi perihal penerimaan dan pengeluaran kas sebuah perusahaan selama suatu periode akuntansi. Tujuan sampingannya adalah memasok informasi tentang aktivitasaktivitas operasi, investasi, dan pendanaan selama perioda akuntansi. Beberapa informasi seputar akivitas-aktivitas tersebut memang dapat diperoleh dengan membaca laporan keuangan lainnya, tetapi dalam laporan kaslah terangkum segala transaksi yang memengaruhi kas. Laba atau rugi bersih selama perioda akuntansi kerap tidak menjelaskan besarnya perubahan saldo laba. Kejadian-kejadian lainnya yang tidak dilaporkan dalam laporan laba rugi, seperti transaksi-transaksi deviden dan saham yang diperoleh kembali. Disamping itu laporan laba rugi tidak merefleksikan perubahan-perubahan pada rekening ekuitas pemegang saham disajikan dalam laporan arus kas dan juga menjelaskan perubahan-perubahan pada masing-masing rekening aset dan kewajiban. Menurut Simamora (2002: 18), yang dikutip oleh Mulyani (2013), laporan arus kas memasok informasi perihal penerimaan-penerimaan dan pengeluaranpengeluaran kas dari suatu entitas selama perioda waktu tertentu. Laporan ini tidaklah mengandung semua transaksi atau rekening yang tidak tercermin dalam neraca atau laba rugi. Sebaliknya laporan arus kas melaporkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian selama periode tersebut dari segi pengaruhnya terhadap kas. Laporan arus kas menyediakan informasi penting dari perspektif dasar tunai

9 yang melengkapi laporan laba rugi dan neraca, sehingga menggambarkan lebih lengkap kegiatan-kegiatan usaha dan posisi keuangan perusahaan. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (1994: 23) informasi arus kas penting bagi pemangku kepentingan karena bertujuan : 1. Untuk mengidentifikasi sumber dan penggunaan kas dan setara kas perusahaan karena merupakan aktiva yang paling likuid dan nyawa bisnis. 2. Memberikan informasi historis tentang kas dan setara kas perusahaan yang diklasifikasikan atas aktivitas-aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. C. Klasifikasi Arus Kas Laporan arus kas mengklasifikasikan setiap penerimaan dan pengeluaran ke dalam kategori aktivitas-aktivitas: (IAI 1994: 24) 1. Aktivitas Operasi Aktivitas-aktivitas operasi melibatkan produksi dan pengiriman barang untuk dijual serta penyediaan jasa. Arus kas dari aktivitas operasi biasanya menunjukkan dampak dari transaksi yang masuk ke dalam penentuan laba bersih. Kategori arus masuk kas adalah:

10 1) Penerimaan kas dari pelanggan untuk barang dan jasa yang dibelinya. 2) Pendapatan bunga dan deviden atas pinjaman dan investasi, dan penjualan surat berharga. Kategori arus kas keluar adalah pembayaran untuk gaji, barang dan jasa, dan beban operasi. Kategori aktivitas-aktivitas operasi adalah penerimaan kas dari setiap surat berharga berbunga atau saham yang dimiliki perusahaan, pengeluaran kas untuk pembayaran pajak penghasilan dan pembayaran bunga atas utang perusahaan. Deviden yang diterima atas saham yang dimiliki sebagai investasi diperlakukan sebagai unsur operasi ketika saham itu sendiri merupakan unsur investasi karena: 1) Deviden masuk kedalam penentuan laba. 2) Aktivitas-aktivitas investasi dibatasi hanya pada besarnya nominal saham yang dibeli maupun yang dijual. Oleh karena itu pendapatan dari unsur investasi seperti saham diklasifikasikan sebagai bagian dari aktivitas-aktivitas operasi walaupun saham itu diklasifikasikan sebagai unsur investasi.

11 2. Aktivitas Investasi Aktivitas-aktivitas investasi biasanya mencakup transaksi-transaksi yang melibatkan: 1) Pemberian pinjaman dan penagihan pokok pinjaman. 2) Perolehan dan penjualan surat berharga setara kas dan aktivaaktiva produktif yang diharapkan menghasilkan pendapatan selama beberapa perioda. Arus kas masuk meliputi: 1) Kas yang diterima dari penjualan aktiva tetap. 2) Kas yang diterima penjualan surat berharga dan penagihan pinjaman. Arus kas keluar meliputi : 1) Kas yang dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap dan surat berharga. 2) Kas yang dipinjamkan ke pihak lain. Kenaikan atau penurunan piutang dagang dan persediaan tidak diperlukan sebagai aktivitas-aktivitas investasi, perubahan aktiva lancar ini dikategorikan sebagai aktivitas-aktivitas operasi.

12 3. Aktivitas Pendanaan Aktivitas-aktivitas pendanaan meliputi: 1) Perolehan atau pengembalian sumber daya dari atau kepada pemiliknya dan pemberian imbalan atas investasi mereka. 2) Perolehan sumber daya dari kreditor dan pembayaran kembali jumlah yang dipinjam atau pelunasan kewajiban. Arus kas masuk meliputi: 1) Penerbitan wesel, obligasi, hipotik, pinjaman-pinjaman jangka pendek dan jangka panjang. 2) Penerbitan saham biasa dan saham preferen. Arus kas keluar meliputi: 1) Pelunasan pinjaman. 2) Pembayaran deviden kas. 3) Pembelian saham treasuri. D. Pengguna Laporan Arus Kas Laporan arus kas bermanfaat secara internal bagi manajemen dan secara eksternal bagi investor dan kreditor.

13 1. Manajemen Para manajer bertanggung jawab atas perencanaan bagaimana dan kapan kas akan diperoleh dan dipakai. Jika arus kas keluar kas yang dianggarkan, manajer sepatutnya memutuskan apa yang perlu dilakukan terhadap hal itu. Kadangkala mereka mendapat kucuran pendanaan melalui pinjaman atau penerbitan saham atau melepas beberapa investasi dengan menjual aset. Di lain waktu manajer juga membatasi kegiatankegiatan yang dianggarkan dengan merevisi rencana-rencana kegiatan promosi, investasi baru ataupun pelunasan pinjaman dan mengurangi pembagian deviden. Apapun keputusan yang mereka ambil, tujuan manajer adalah menyeimbangkan kas yang tersedia dan kebutuhan dana tunai (Prastowo 1995: 110). Manajemen memakai laporan arus kas untuk menilai likuiditas, menentukan kebijakan deviden, dan mengevaluasi dampak keputusankeputusan kebijakan utama yang melibatkan investasi dan pendanaan. Dengan kata lain manajemen dapat memakai laporan arus kas untuk menentukan apakah diperlukan pendanaan jangka pendek untuk melunasi kewajiban jangka pendek, memutuskan apakah menaikkan atau menurunkan deviden, dan merencanakan kebutuhan-kebutuhan investasi dan pendanaan (Prastowo 1995: 110).

14 2. Investor dan Kreditor Para kreditor, pemegang saham, pemasok, dan pihak luar lainnya juga menyadari arti penting perencanaan dan keputusan untuk menyeimbangkan kas yang tersedia dan kebutuhan kas. Investor dan kreditor akan memanfaatkan laporan arus kas ini untuk menilai kemampuan perusahaan dalam mengelola arus kas, menghasilkan arus kas yang positif di masa yang akan datang, membayar deviden dan bunga, dan mengantisipasi kebutuhannya akan tambahan pendanaan. Selain itu mereka dapat memakai laporan arus kas untuk menjelaskan perbedaan antar laba bersih pada laporan laba rugi dan arus kas bersih yang mengalir dari kegiatan-kegiatan bisnis perusahaan (Prastowo 1995: 111). E. Manfaat Informasi Arus Kas Menurut Prastowo (1995: 94), informasi arus kas bermanfaat untuk: 1. Mengevaluasi perubahan aktiva bersih, struktur keuangan (termasuk likuiditas dan solvabilitas), serta untuk mengevaluasi kemampuan dalam menentukan waktu dan jumlah arus kas sesuai kondisi perusahaan. 2. Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas. 3. Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi perusahaan karena meniadakan pengaruh perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sama.

15 4. Membandingkan antara taksiran dengan realisasi arus kas terutama dalam menentukan tingkat laba dan arus kas bersih akibat perubahan harga. 5. Sebagai dasar bagi manajemen dalam menentukan kebijakan deviden. 6. Bagi investor dan kreditur, sebagai dasar untuk menilai kinerja manajemen dan kemampuan perusahaan dalam membayar deviden, hutang dan bunga, khususnya dengan kas dari aktivitas operasi. F. Analisis Rasio Arus Kas Tulasi (2002), menyimpulkan aplikasi rasio-rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat. Rasio-rasio arus kas tersebut diantaranya: 1. Cash Flow Adequacy Ratio Cash flow adequacy ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan pembayaran utang jangka panjang, pembelian asset dan pembayaran dividen yang dinyatakan dalam prosentase. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas guna membayar utang, reinvestasi operasi dan membayar kepada dividen dan investor. Jika angka rasionya 1 atau 100% maka berarti perusahaan memiliki kas untuk memenuhi kewajibannya baik kepada kreditur maupun investor dan dapat melakukan investasi.

16 Rumus: Keterangan : Cash flow from operation Purchase of asset Long term debt Dividend paid = arus kas dari operasi = pembelian aset = utang jangka panjang = pembayaran dividen 2. Long Term Debt Payment Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembayaran utang jangka panjang, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Rumus: Keterangan: Long term debt payment Cash flow from operation = pembayaran utang jangka panjang = arus kas dari operasi 3. Re-Investment Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembelian aset, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset.

17 Rumus: Keterangan: Purchase of asset Cash flow from operation = pembelian aset = arus kas dari operasi 4. Dividen Payout Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan dividen atau pengeluaran keuangan perusahaan, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu perusahaan. Rumus: Keterangan: Dividends Cash flow from operation = dividen = arus kas dari operasi 5. Cash Dividend Coverage Ratio Rasio ini dapat memberikan gambaran tentang prospek kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya msaing-masing kepada kreditur (pokok pinjaman dan bunga), investor (dividen tunai) dan mengadakan ekspansi dengan arus kas operasi.

18 Rumus: Keterangan: Cash flow from operation Prefered dividend Common stock dividend = arus kas dari operasi = dividen yang digunakan = dividen saham biasa 6. Cash Interest Coverage Ratio Rasio ini biasa disebut juga dengan operation cash flow plus interest to interest yang digunakan untuk mengetahui jumlah cash outflow dari aktivitas operasi perusahaan yang tersedia untuk pembayaran bunga dan membantu investor dan kreditur untuk menentukan besarnya cash flow yang bisa diserap perusahaan sebelum terjadi resiko kegagalan pembayaran tingkat bunga. Rumus: Keterangan: Net cash flow from operation before interest and tax = arus kas dari operasi sebelum bungan dan pajak Interest paid = pembayaran bunga

19 7. Cash Debt Coverage Ratio Kemampuan perusahaan untuk tetap beroperasi tergantung pada kemampuan membayar kembali pokok pinjaman baik jangka pendek maupun jangka panjang. Rasio ini dapat dilihat sebagai payback period guna mengestimasi lamanya waktu perusahaan melunasi hutangnya pada tingkat cash flow tertentu dari aktivitas operasi perusahaan. Dari rasio ini dapat diketahui seberapa besar dana dari aktivitas operasi yang digunakan untuk pelunasan hutang. Rumus: Keterangan: Cash flow from operation Total dividend Total debt payment = arus kas dari operasi = total dividen = total pembayaran utang 8. Depreciation-Amortization Impact Ratio Rasio ini menggambarkan prosentase kas dari aktivitas operasi yang berasal dari jumlah depresiasi dan amortisasi dan berkaitan dengan suffiency reinvestment dan pemeliharaan asset perusahaan. Rumus:

20 Keterangan: Depreciation Amortization Cash flow from operation = depresiasi = amortisasi = arus kas dari operasi 9. Cash Flow Liquidity Ratio Rasio ini disebut juga operations cash flow to current liabilities dan menunjukkan perbandingan antara kas bersih dari aktivitas operasi dengan jumlah hutang jangka pendek yang berguna untuk memprediksi kemampuan jangka pendek perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang jatuh tempo dalam perioda berjalan yang dinyatakan dalam tertentu. Rumus: Keterangan: Net cash flow from operation Current liabilities = arus kas dari operasi = kewajiban lancar 10. Cash Needs Coverage Ratio Rasio ini untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kebutuhan yang paling urgen pada periode berjalan seperti pembayaran bunga, hutang yang jatuh tempo dan dividen tunai.

21 Rumus: Keterangan: Cash flow from operation Interest paid Interest Current portion of debt Dividend paid = arus kas dari operasi = pembayaran bunga = bunga = bagian utang lancar = pembayaran dividen Penulis memilih rasio arus kas karena rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat. Rasio arus kas yang dipilih hanya tiga yaitu Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio karena lebih sering digunakan dalam penelitian terdahulu, selain itu ketiga rasio tersebut lebih tepat digunakan untuk membandingkan dua perusahaan untuk mendapatkan presentase hutang jangka panjang, pembelian aset dan pembayaran dividen antara industri asuransi dan industri bank, yaitu :

22 1. Long Term Debt Payment Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembayaran utang jangka panjang, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Rumus: Keterangan: Long term debt payment = pembayaran utang jangka panjang Cash flow from operation = arus kas dari operasi 2. Re-Investment Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan pembelian aset, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset. Rumus: Keterangan: Purchase of asset = pembelian aset Cash flow from opeation = arus kas dari operasi

23 3. Dividen Payout Ratio Rasio ini merupakan perbandingan antara arus kas operasi dengan dividen atau pengeluaran keuangan perusahaan, yang digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu perusahaan. Rumus: Keterangan: Dividends = dividen Cash flow from operation = arus kas dari operasi G. Penelitian Terdahulu Mulyani (2013) melakukan penelitian untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini menggunakan penghitungan Rasio Kecukupan, Rasio Efisiensi dan Rasio-rasio Inventasi dan Pendanaan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu analisis rasio arus kas memfokuskan analisis pada aspek arus kas yang dihasilkan untuk membiayai kegiatan operasi perusahaan dalam aktivitasaktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Pancawardani (2009) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu perusahaan. Analisis ini menggunakan penghitungan

24 Rasio Kecukupan, Rasio Efisiensi, Rasio-rasio Investasi dan Pendanaan, Rasio Cakupan Hutang Nilai Lancar dan Rasio Cakupan Hutang Tunai. Kesimpulan yang diperoleh yaitu rasio-rasio arus kas dapat memperkaya khasanah analisis kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat dijadikan suatu metode alternatif pengukuran kinerja keuangan perusahaan. Schmidgall, Geller dan Ilvento (1993) melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui kinerja keuangan suatu hotel dan restoran. Analisis ini menggunakan perhitungan rasio seperti Cash Flow from Operations to Current Liabilities, Cash Flow from Operations to Total Liabilities, Cash Flow Interest Coverage, Cash Flow Margin, Cash Flow from Operations to Net Income, Cash Flow per Share, Cash Flow Dividend Coverage, Cash Re-Investment Ratio dan Cash Flow from Operations to Cash Flow in Investments. Kesimpulan yang diperoleh yaitu sembilan rasio yang telah digunakan akan membuat laporan arus kas lebih berguna untuk menganalisis keuangan suatu operasi. Jooste (2006) melakukan penelitian untuk mengentahui kinerja keuangan pada African Businesses. Analisis ini menggunakan perhitungan Sufficiency Ratios dan Efficiency Ratios. Kesimpulan yang diperoleh yaitu membandingkan tiga tahun rasio keuangan antara African Busineses dengan America United. Dan mengetahui perbandingan kinerja keuangan antara negara-negara berkembang dengan negara-negara maju agar bisa bersaing pada global industri. Ryu dan Jang (2004) melakukan penelitianuntuk mengetahui kinerja keuangan pada Casino Hotel Companies tersebut. Analisis ini menggunakan

25 penghitungan Traditional Ratios dan Cash Flow Ratios. Kesimpulan yang diperoleh yaitu kondisi likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas hotel kasino lebih baik dari lima tahun lalu. Walaupun hanya rasio tradisionalnya yang menunjukkan perbedaan signifikan secara statistik. Junita dan Khairani (2011) melakukan penelitian mengetahui kinerja keuangan perusahaan pada perusahaan telekomunikasi. Analisis ini menggunakan penghitungan rasio tradisional. Kesimpulan yang diperoleh yaitu berdasarkan hasil perhitungan jenis-jenis analisa rasio likuiditas, solvabilitas dan aktivitas, maka dinilai bahwa kelima perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan perusahaan yang tidak baik. Namun pada PT. Smartfren Telecom Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Memiliki nilai rasio yang cukup baik. Selain itu kelima perusahaan tersebut memiliki perputaran piutang yang cukup memuaskan dan persediaan yang tidak mengalami penumpukan. H. Pengembangan Hipotesis Rasio arus kas dapat menyediakan informasi yang signifikan dalam pengukuran kinerja keuangan dan handal dalam mengklasifikasikan terhadap perusahaan yang berkinerja sehat dan tidak sehat. 1. Long Term Debt Payment Ratio Menurut Home (1998), Long Term Debt Payment Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan pembayaran utang

26 jangka panjang. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani (2013), bahwa Long Term Debt Payment Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam membayar utang jangka panjang. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha1 Terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank. 2. Re-Investment Ratio Menurut Nitisemito (1995), Re-Investment Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan pembelian aset. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani (2013), bahwa Re-Investment Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pembelian aset. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha2 Terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

27 3. Dividend Payout Ratio Menurut Tulasi (2002), Dividend Payout Ratio merupakan perbandingan antara arus kas dari operasi dengan dividen atau pengeluaran keuangan perusahaan. Rasio ini digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset suatu perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian Mulyani (2013), bahwa Dividend Payout Ratio digunakan untuk mengevaluasi kemampuan perusahaan dalam pengeluaran aset. Berdasarkan uraian di atas hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut: Ha3 Terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

28 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah studi empiris pada industri asuransi dan industri bankyang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Inryo (1999), studi empiris yaitu studi yang dilakukan berdasarkan data-data eksperimental hasil pengamatan, pengalaman, uji coba, juga menggunakan kelima panca indera manusia (penglihatan, perasa, penciuman, pendengaran, sentuhan) dan bukan secara teoritis & spekulasi, lebih untuk ilmu pengetahuan dan penelitian. B. Tempat dan Waktu Penelitian Tempat penelitian : Bursa Efek Indonesia (BEI) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta Waktu penelitian : Februari 2015-Maret 2015 28

29 C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah bagian keuanganindustri asuransi dan industri bank yang sudah terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI). 2. Objek Penelitian Objek penelitian adalah neraca dan laporan arus kas industri asuransi dan industri bank yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu teknik dokumentasi dengan melihat data dokumen serta catatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) yang berhubungan dengan objek yang diteliti. E. Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, perlu dilakukan langkah-langkah pengolahan data. Berikut langkah-langkah pengolahan data: 1. Mengumpulkan Data Data yang dikumpulkan adalah laporan keuangan yang terdapat pada industri asuransi dan industri bank selama tahun 2011-2013. Data yang

30 digunakan dalam penelitian ini adalah, hasil persentase dari Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratioyang terdapat dalam laporan keuangan pada industri asuransi dan industri bank. 2. Menghitung Rasio-Rasio 1) Menghitung Long Term Debt Payment Ratio Rumus: Keterangan: Long term debt payment = pembayaran utang jangka panjang Cash flow from operation = arus kas dari operasi 2) Menghitung Re-Investment Ratio Rumus: Keterangan: Purchase of asset = pembelian aset Cash flow from opeation = arus kas dari operasi 3) Menghitung Dividen Payout Ratio Rumus:

31 Keterangan: Dividends = dividen Cash flow from operation = arus kas dari operasi 3. Menguji Paired Sample Statistic Uji ini bertujuan untuk menunjukkan seberapa jauh terdapat perbedaan atau tidak terdapat perbedaan hasil t pada industri asuransi dan industri bank. Langkah-langkah pengujian adalah sebagai berikut: 1) Merumuskan Hipotesa H01 Tidak terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank. Ha1 Terdapat perbedaan Long Term Dept Payment Ratio antara industri asuransi dan industri bank. H02 Tidak terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank. Ha2 Terdapat perbedaan Re-Invesment Ratio antara industri asuransi dan industri bank. H03 Tidak terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank. Ha3 Terdapat perbedaan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank. 2) Menentukan tingkat signifikasi 3) Menentukan t hitung dan t tabel

32 4) Mengambil keputusan H0diterima jika: t hitung t tabel atau -t hitung -t tabel H0ditolak jika: t hitung > t tabel atau -t hitung < -t tabel 5) Menarik Kesimpulan a) Jika H0 ditolak, maka terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank. b) Jika H0 diterima, maka tidak terdapat perbedaan Long Term Debt Payment Ratio, Re-Investment Ratio dan Dividend Payout Ratio antara industri asuransi dan industri bank.

33 BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia Bursa Efek Indonesia adalah salah satu bursa saham yang dapat memberikan peluang investasi dan sumber pembiayaan dalam upaya mendukung pembangunan ekonomi nasional. Bursa Efek Indonesia berperan juga dalam mengembangkan pemodal lokal untuk menciptakan pasar Indonesia yang stabil. Sejarah Bursa Efek Indonesia berawal dengan dibukanya sebuah bursa saham oleh pemerintah Belanda pada tahun 1912 di Batavia. Bursa ini dikenal dengan nama bursa Batavia. Bursa Batavia sempat ditutup selama periode Perang Dunia Pertama dan kemudian dibuka kembali pada tahun 1925. Selain Bursa Batavia, pemerintahan kolonial juga mengoperasikan bursa paralel di Surabaya dan Semarang. Namun kegiatan bursa saham ini dihentikan lagi ketika terjadi pendudukan oleh tentara Jepang di Batavia. Pada tahun 1952, tujuh tahun setelah Indonesia memproklamirkan kemerdekaan, bursa saham dibuka lagi di Jakarta dengan perdagangan saham dan obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan-perusahaan Belanda sebelum Perang Dunia. Kegiatan bursa saham kemudian berhenti lagi ketika pemerintah meluncurkan program nasionalisasi pada tahun 1956. 33

34 Tidak sampai tahun 1977, Bursa Saham kembali dibuka dan ditangani oleh Badan Pelaksana Pasar Modal (BAPEPAM), institusi baru dibawah Departemen Keuangan. Kegiatan perdagangan dan kapitalisasi pasar saham pun mulai meningkat dan mencapai puncaknya tahun 1990 seiring dengan perkembangan pasar finansial dan sektor swasta. Pada tanggal 13 Juli 1992, Bursa Saham diswastanisasi menjadi PT. Bursa Efek Jakarta dan menjadi salah satu bursa saham yang dinamis di Asia. Swastanisasi bursa saham menjadi PT. BEJ ini mengakibatkan beralihnya fungsi Bapepam menjadi Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM). Perembangan jumlah emiten yang terdaftar (listed) sampai tahun 2005 mencapai 350 emiten. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta tersebut tersebar di berbagai sektor usaha yang terdiri dari sembilan sektor usaha dengan tiga sektor usaha pokok. Pada tahun 2008 Bursa Efek Jakarta mengalami pergantian nama menjadi Bursa Efek Indonesia. B. Gambaran Umum Industri Asuransi 1. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Bina Dana Arta Tbk. Alamat : Plaza ABDA, Lantai 27 Jl. Jend. Sudirman Kav. 59 Jakarta 12190, Indonesia No. Telepon : (021) 51401688

35 2. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Harta Aman Pratama Tbk. Alamat : Jl. Balikpapan Raya No. 9 Jakarta 10130, Indonesia No. Telepon : (021) 634 8760 3. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Multi Artha Guna Tbk. Alamat : Gedung Bank Panin Pusat Lt. 8 Jl. Jend. Sudirman, Senayan Jakarta 10270, Indonesia No. Telepon : (021) 2700590 4. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Bintang Tbk. Alamat : Jl. RS. Fatmawati No. 32 Jakarta 12430, Indonesia No. Telepon : (021) 75902777 5. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Dayin Mitra Tbk. Alamat : Wisma Sudirman Annex Jl. Jend. Sudirman Kav. 34 Jakarta 10220, Indonesia No. Telepon : (021) 5708989

36 6. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Jasa Tania Tbk. Alamat :Wisma Jasa Tania Jl. Teuku Cik Ditiro No. 14 No. Telepon : (021) 3101850 Jakarta Pusat 10350, Indonesia 7. Nama Perusahaan : PT. Asuransi Ramayana, Tbk. Alamat : Jl. Kebon Sirih No. 49 Jakarta 10340, Indonesia P.O.Box 4685 No. Telepon : (021) 319 37148 C. Gambaran Umum Industri Bank 1. Nama Perusahaan : PT. Bank Central Asia Tbk. Alamat : Menara BCA Grand Indonesia Jl. M.H. Thamrin No. 1 Jakarta 10310, Indonesia No. Telepon : (021) 235 88000

37 2. Nama Perusahaan : PT. Bank BukopinTbk. Alamat : Jl. M. T. Haryono Kav. 50-51 Jakarta 12770, Indonesia No. Telepon : (021) 798-8266 3. Nama Perusahaan : PT. Bank Mandiri Tbk. Alamat : Plaza Mandiri Jl. Jend. Gatot Subroto Kav. 36-38 Jakarta 12190, Indonesia No. Telepon : (021) 526 5045 4. Nama Perusahaan : PT. Bank Agroniaga Tbk. Alamat : Plaza GRI Jl. HR. Rasuna Said Blok X2 No. 1 Jakarta 12950, Indonesia No. Telepon : (021) 526-2570 5. Nama Perusahaan : PT. Bank OCBC NISP Tbk. Alamat : OCBC NISP TOWER Jl. Prof. Dr. Satrio Kav. 25 Jakarta 12940, Indonesia No. Telepon : (021) 25533888

38 6. Nama Perusahaan : PT. Bank Negara Indonesia Tbk. Alamat : Gedung BNI Jl. Jend. Sudirman Kav. 1 Jakarta 10220, Indonesia PO BOX 1946 Jakarta Mampang 12700 No. Telepon : (021) 2511946 7. Nama Perusahaan : PT. Bank SinarmasTbk. Alamat : Sinar Mas Land Plaza Tower I, 1 st & 2 nd Floor Jl. MH.Thamrin No. 51 Jakarta 10350, Indonesia No. Telepon : (021) 31990101

39 BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Analisis Data 1. Analisis Data Data yang ada dalam penelitian ini diambil dari laporan keuangan yang terdapat pada industri asuransi dan industri bank. Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan jasa yang terdiri dari tujuh industri asuransi dan tujuh industri bank yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) periode tahun 2011-2013. 2. Perhitungan Rasio-Rasio 1) Perhitungan Long Term Debt Payment Ratio Data mentah terdapat pada lampiran. 39

40 Tabel 5.1 Long Term Debt Payment Ratio Industri Asuransi Perusahaan Asuransi Asuransi Bina Dana Arta Asuransi Harta Aman Pratama Asuransi Multi Artha Guna Asuransi Bintang Asuransi Dayin Mitra Asuransi Jasa Tania Asuransi Ramayana Tahun Long Term Debt Payment (1) Cash Flow From Operation (2) Long Term Debt Payment Ratio (1):(2) 2011 Rp 404.625.700,00 Rp 145.475.476,00 278,14 % 2012 Rp 621.459.239,00 Rp 152.055.633,00 408,70 % 2013 Rp 815.302.805,00 Rp 291.321.866,00 279,86 % 2011 Rp 70.368.621.646,00 Rp 8.723.197.018,00 806,68 % 2012 Rp 82.673.806.134,00 Rp 19.999.092.259,00 413,38 % 2013 Rp 276.790.346.561,00 Rp 20.062.809.525,00 1379,61 % 2011 Rp 636.405.022,00 Rp 154.466.471,00 412,00 % 2012 Rp 765.221.914,00 Rp 199.750.799,00 383,08 % 2013 Rp 862.074.629,00 Rp 96.601.830,00 892,39 % 2011 Rp 103.112.642,00 Rp 1.820.155,00 5665,04 % 2012 Rp 120.383.098,00 Rp 47.438.543,00 253,76 % 2013 Rp 129.884.953,00 Rp 23.054.686,00 563,37 % 2011 Rp 146.676.289,00 Rp 22.743.149,00 644,92 % 2012 Rp 175.249.480,00 Rp 67.776.647,00 258,56 % 2013 Rp 197.761.186,00 Rp 19.356.903,00 1021,65 % 2011 Rp 80.024.420.310,00 Rp 10.045.820.167,00 796,59 % 2012 Rp 86.920.859.028,00 Rp 191.562.022,00 45374,78 % 2013 Rp 86.648.923.627,00 Rp 18.708.787.511,00 463,14 % 2011 Rp 168.628.876.905,00 Rp 93.606.552.036,00 180,14 % 2012 Rp 160.513.337.534,00 Rp 25.368.324.684,00 632,73 % 2013 Rp 183.233.677.807,00 Rp 31.614.383.195,00 579,58 %

41 Tabel 5.2 Long Term Debt Payment Ratio Industri Bank Perusahaan Bank Bank Central Asia Bank Bukopin Bank Mandiri Bank Agroniaga Bank OCBC NISP Bank Negara Indonesia Bank Sinarmas Tahun Long Term Debt Payment (1) Cash Flow From Operation (2) Long Term Debt Payment Ratio (1):(2) 2011 Rp 339.881.013,00 Rp 37.228.553,00 912,95 % 2012 Rp 391.096.255,00 Rp 27.715.044,00 1411,13 % 2013 Rp 432.337.895,00 Rp 4.189.827,00 10318,75 % 2011 Rp 52.809.369,00 Rp 3.205.341,00 1647,54 % 2012 Rp 60.693.088,00 Rp 2.877.767,00 2109,03 % 2013 Rp 63.244.294,00 Rp 939.659,00 6730,55 % 2011 Rp 489.237.296,00 Rp 20.440.640,00 2393,45 % 2012 Rp 559.085.843,00 Rp 8.798.671,00 6354,20 % 2013 Rp 565.688.861,00 Rp 11.901.974,00 4752,89 % 2011 Rp 3.133.539.177,00 Rp 513.844.958,00 609,82 % 2012 Rp 3.668.215.679,00 Rp 43.658.524,00 8402,06 % 2013 Rp 4.287.163.502,00 Rp 289.997.756,00 1478,34 % 2011 Rp 53.244.018,00 Rp 1.907.891,00 2790,72 % 2012 Rp 70.190.261,00 Rp 2.198.334,00 3192,88 % 2013 Rp 84.027.985,00 Rp 1.066.939,00 7875,61 % 2011 Rp 261.215.137,00 Rp 15.384.156,00 1697,94 % 2012 Rp 289.778.215,00 Rp 6.948.459,00 4170,39 % 2013 Rp 338.971.310,00 Rp 5.006.646,00 6770,42 % 2011 Rp 15.363.688,00 Rp 1.246.603,00 1232,44 % 2012 Rp 13.326.284,00 Rp 1.112.467,00 1197,90 % 2013 Rp 14.693.195,00 Rp 35.414,00 41489,79 %

42 2) Perhitungan Re-InvestmentRatio Data mentah terdapat pada lampiran. Tabel 5.3 Re-Investment Ratio Industri Asuransi Perusaha an Asuransi Asuransi Bina Dana Arta Asuransi Harta Aman Pratama Asuransi Multi Artha Guna Asuransi Bintang Asuransi Dayin Mitra Asuransi Jasa Tania Asuransi Ramayana Tahun Purchase of Asset (1) Cash Flow From Operation (2) Re- Investment Ratio (1):(2) 2011 Rp 1.106.154.829,00 Rp 145.475.476,00 760,37 % 2012 Rp 1.796.429.549,00 Rp 152.055.633,00 1181,42 % 2013 Rp 2.153.350.059,00 Rp 291.321.866,00 739,16 % 2011 Rp 144.971.929.380,00 Rp 8.723.197.018,00 1661,91 % 2012 Rp 252.378.052.864,00 Rp 19.999.092.259,00 1261,94 % 2013 Rp 296.406.594.893,00 Rp 20.062.809.525,00 1447,39 % 2011 Rp 1.051.934.823,00 Rp 154.466.471,00 681,01 % 2012 Rp 1.349.457.388,00 Rp 199.750.799,00 675,57 % 2013 Rp 1.478.728.388,00 Rp 96.601.830,00 1530,74 % 2011 Rp 245.566.009,00 Rp 1.820.155,00 13491,48 % 2012 Rp 369.709.147,00 Rp 47.438.543,00 779,34 % 2013 Rp 398.947.898,00 Rp 23.054.686,00 1730,44 % 2011 Rp 331.259.303,00 Rp 22.743.149,00 1456,52 % 2012 Rp 996.176.690,00 Rp 67.776.647,00 1469,79 % 2013 Rp 1.099.220.176,00 Rp 19.356.903,00 5678,69 % 2011 Rp 162.570.031.406,00 Rp 10.045.820.167,00 1618,28 % 2012 Rp 189.137.638.694,00 Rp 191.562.022,00 98734,41 % 2013 Rp 202.092.221.126,00 Rp 18.708.787.511,00 1080,19 % 2011 Rp 609.497.396.164,00 Rp 93.606.552.036,00 651,12 % 2012 Rp 1.070.925.850.176,00 Rp 25.368.324.684,00 4221,50 % 2013 Rp 1.167.762.378.643,00 Rp 31.614.383.195,00 3693,76 %

43 Tabel 5.4 Re-Investment Ratio Industri Bank Perusahaan Bank Bank Central Asia Bank Bukopin Bank Mandiri Bank Agroniaga Bank OCBC NISP Bank Negara Indonesia Bank Sinarmas Tahun Purchase of Asset (1) Cash Flow From Operation (2) Re- Investment Ratio (1):(2) 2011 Rp 381.908.353,00 Rp 37.228.553,00 1025,84 % 2012 Rp 442.994.197,00 Rp 27.715.044,00 1598,38 % 2013 Rp 496.304.573,00 Rp 4.189.827,00 11845,46 % 2011 Rp 57.183.463,00 Rp 3.205.341,00 1784,00 % 2012 Rp 65.689.830,00 Rp 2.877.767,00 2282,66 % 2013 Rp 69.457.663,00 Rp 939.659,00 7391,79 % 2011 Rp 551.891.704,00 Rp 20.440.640,00 2699,97 % 2012 Rp 635.618.708,00 Rp 8.798.671,00 7224,03 % 2013 Rp 648.250.177,00 Rp 11.901.974,00 5446,57 % 2011 Rp 3.481.155.340,00 Rp 513.844.958,00 677,47 % 2012 Rp 4.040.140.235,00 Rp 43.658.524,00 9253,95 % 2013 Rp 5.124.070.015,00 Rp 289.997.756,00 1776,93 % 2011 Rp 59.834.397,00 Rp 1.907.891,00 3136,15 % 2012 Rp 79.141.737,00 Rp 2.198.334,00 3600,07 % 2013 Rp 97.524.537,00 Rp 1.066.939,00 9140,59 % 2011 Rp 299.058.161,00 Rp 15.384.156,00 1943,93 % 2012 Rp 333.303.506,00 Rp 6.948.459,00 4796,79 % 2013 Rp 386.654.815,00 Rp 5.006.646,00 7722,83 % 2011 Rp 16.658.656,00 Rp 1.246.603,00 1336,32 % 2012 Rp 15.151.892,00 Rp 1.112.467,00 1362,00 % 2013 Rp 17.447.455,00 Rp 35.414,00 49267,11 %

44 3) Perhitungan Dividen PayoutRatio Data mentah terdapat pada lampiran. Tabel 5.5 Dividend Payout Ratio Industri Asuransi Perusahaan Asuransi Asuransi Bina Dana Arta Asuransi Harta Aman Pratama Asuransi Multi Artha Guna Asuransi Bintang Asuransi Dayin Mitra Asuransi Jasa Tania Asuransi Ramayana Tahun Dividend (1) Cash Flow From Operation (2) Dividend Payout (1):(2) 2011 Rp 15.520.167,00 Rp 145.475.476,00 10,66 % 2012 Rp 18.624.200,00 Rp 152.055.633,00 12,24 % 2013 Rp 24.832.267,00 Rp 291.321.866,00 8,52 % 2011 Rp 2.500.000.000,00 Rp 8.723.197.018,00 28,65 % 2012 Rp 3.150.000.000,00 Rp 19.999.092.259,00 15,75 % 2013 Rp 3.500.000.000,00 Rp 20.062.809.525,00 17,44 % 2011 Rp 14.366.450,00 Rp 154.466.471,00 9,30 % 2012 Rp 28.732.898,00 Rp 199.750.799,00 14,38 % 2013 Rp 24.814.229,00 Rp 96.601.830,00 36,03 % 2011 Rp 101.486.950,00 Rp 1.820.155,00 5575,73 % 2012 Rp 3.483.865,00 Rp 47.438.543,00 7,34 % 2013 Rp 4.354.831,00 Rp 23.054.686,00 18,88 % 2011 Rp 6.689.900,00 Rp 22.743.149,00 29,41 % 2012 Rp 10.034.860,00 Rp 67.776.647,00 14,80 % 2013 Rp 10.368.000,00 Rp 19.356.903,00 53,56 % 2011 Rp 7.200.000.000,00 Rp 10.045.820.167,00 71,67 % 2012 Rp 3.657.000.000,00 Rp 191.562.022,00 1909,04 % 2013 Rp 3.738.000.000,00 Rp 18.708.787.511,00 19,97 % 2011 Rp 5.864.263.850,00 Rp 93.605.552.036,00 6,26 % 2012 Rp 9.179.819.516,00 Rp 25.368.324.684,00 36,18 % 2013 Rp 11.802.297.233,00 Rp 31.614.383.195,00 37,33 %