BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. yang profit maupun yang non profit, mempunyai tujuan yang ingin dicapai melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatra Utara

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 82 TAHUN 2013 TENTANG SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. perencanaan dan pengawasan, serta fungsi-fungsi operasional dilaksanakan secara efektif. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. investasi dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan

Perbedaan jenis pelayanan pada:

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. padat modal dan padat teknologi, disebut demikian karena rumah sakit memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan perorangan meliputi pelayanan, promotif, preventif, kuratif, dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 SERI D NOMOR 9 TAHUN 2013 PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK UTARA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat menjadi lebih selektif dalam memilih jasa pelayanan dari suatu rumah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya kesehatan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang

BAB 1 PENDAHULUAN. PERMENKES RI Nomor: 159b/Menkes/Per/II/1988 disebutkan bahwa setiap

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2012 NOMOR 7 SERI D NOMOR 3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 7 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. harapan masyarakat sebagai pemakai jasa kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. menuntut tiap organisasi profit dan non profit untuk saling berkompetisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BUPATI BATU BARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATU BARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

Bagian Program dan Informasi DITJEN BUK KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB 1 PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit sebagai salah satu fasilitas pelayanan kesehatan. dalam mendukung penyelenggaraan upaya kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dua jenis pelayanan kepada masyarakat yaitu pelayanan kesehatan dan pelayanan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Upaya kesehatan merupakan kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan

PENDAHULUAN. derajat kesehatan dilakukan dengan berbagai upaya salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I PENDAHULUAN. medis lainnya. Sedangkan menurut American Hospital Assosiation rumah sakit

BAB 1 : PENDAHULUAN. dari segi kuantitas maupun kualitasnya. Berlakunya Undang-Undang Nomor 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sakit memegang peranan penting terhadap meningkatnya derajat kesehatan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh sistem informasi yang terencana dengan baik.

1V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 269/MENKES/PER/III/2008 tentang Rekam Medis, sarana pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Rumah Sakit merupakan salah satu sarana kesehatan dan tempat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

EFISIENSI RUMAH SAKIT DI SUKOHARJO DENGAN METODE DATA ENVELOPMENT ANALYSIS (DEA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan instansi penyedia layanan kesehatan untuk

BAB I BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Doktrin New Public Management (NPM) atau Reinveting

BAB II RSUP HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSUP Haji Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GAMBARAN UMUM RSUD INDRASARI RENGAT

BAB I PENDAHULUAN. sangat berkaitan erat dengan pelayanan kesehatan. pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih baik. serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan atau

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Dimana sarana kesehatan pemerintah maupun swasta semakin

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan secara merata dengan mengutamakan penyembuhan penyakit serta pemulihan

BAB I PENDAHULUAN. (IPTEK) yang ditemukan seperti berbagai peralatan canggih dibidang

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN. A. Kedudukan Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

prasarana, sumberdaya manusia, kefarmasian, dan peralatan. (2)

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi pelayanan publik dewasa ini semakin mendapat tekanan dari

BAB I PENDAHULUAN. seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Hal ini sesuai

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia Nomor 1173 Tahun 2004 Tentang Rumah Sakit Gigi. dan Mulut (RSGM) pasal 1 ayat 1, RSGM adalah sarana pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. telah menempatkan dokter dalam peran sebagai pelaku ekonomi, yakni sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Sarana pelayanan kesehatan menurut Permenkes RI No. 269/Menkes/Per/III/2008 Tentang Rekam Medis pasal 1 ayat 3 adalah

PEDOMAN ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS DISUSUN OLEH : UNIT REKAM MEDIS RSUD KOTA DEPOK

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG TAHUN 2008 NOMOR 52 NOMOR 52 TAHUN 2008

2018, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan. Salah satu tujuan primer rekam kesehatan/rekam medis. berbagai fasilitas pelayanan kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BUPATI LINGGA PROVINSI KEPULAUAN RIAU PERATURAN DAERAH KABUPATEN LINGGA NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2017 TENTANG PELAYANAN KESEHATAN TRADISIONAL INTEGRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan jasa layanan kesehatan semakin tinggi, hal itu

BAB 1 PENDAHULUAN. rekam medis yang sesuai dengan standar yang berlaku. dan dilengkapi dan dipelihara dengan baik untuk menjamin kesehatan dan

BAB I PENDAULUAN. penyakit (kuratif) dan pencegahan penyakit (preventif), dan serta pelayanan secara

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Medis, pengertian sarana pelayanan kesehatan adalah tempat. untuk praktik kedokteran atau kedokteran gigi. Rumah sakit merupakan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan sebagai hak azasi manusia. Sehat merupakan kebutuhan dasar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rawat inap, rawat jalan dan gawat darurat (Haliman dan Wulandari, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. dan penelitian serta mencakup berbagai tindakan maupun disiplin medis.

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut Friedrich Ebert Stiftung ( Paham JKN Jaminan Kesehatan

GUBERNUR SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang. menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

BAB II PROFIL RUMAH SAKIT UMUM DR. PIRNGADI MEDAN. A. Sejarah Ringkas RSU Dr. Pirngadi Medan

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. A.Sejarah Singkat Perkembangan Rumah Sakit Dr. H. Kumpulan Pane Kota

BAB I PENDAHULUAN. yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya pembangunan nasional yang diselenggarakan pada semua bidang kehidupan. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Dimana kita ketahui bahwa, salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangsa, yang berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yakni selain pangan, sandang, pangan, pendidikan, lapangan kerja dan ketentraman hidup, ada juga yaitu kesehatan. Kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia karena tanpa kesehatan yang baik, maka setiap manusia akan sulit dalam melaksanakan aktivitasnya sehari-hari. Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Tercapainya kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk merupakan tujuan pembangunan kesehatan dan juga menjadi tanggung jawab seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta untuk terwujudnya derajat kesehatan yang optimal. Dengan demikian, pembangunan kesehatan merupakan salah satu upaya utama untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang pada gilirannya mendukung percepatan pencapaian sasaran pembangunan nasional. Dalam hal pembangunan kesehatan, sudah menjadi tanggung jawab Pemerintah dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan 1

mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Upaya Kesehatan diselenggarakan dalam bentuk pencegahan penyakit (preventif), peningkatan kesehatan (promotif), pengobatan penyakit (kuratif), dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif), yang dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat. Konsep kesatuan upaya kesehatan ini menjadi pedoman dan pegangan bagi semua fasilitas kesehatan di Indonesia termasuk rumah sakit. Karena, rumah sakit merupakan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Berdasarkan SK Kasad Nomor: Skep/189/IV/2000, Rumah sakit TNI adalah sebuah lembaga kesehatan Tentara Nasional Indonesia yang memiliki organisasi, staf dan fasilitas medis yang tetap dan dapat memberikan pelayanan kesehatan di bidang preventif, kuratif dan rehabilitatif medis terbatas kepada anggota TNI dan PNS beserta keluarganya. Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau Medan merupakan Rumah Sakit diwilayah kerja Kodam I/BB dengan susunan Organisasi telah ditetapkan berdasarkan SK Kasad Nomor Skep/69/XII/2004 tentang organisasi dan tugas Kesdam I/BB termasuk Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau dan termasuk ke dalam kalsifikasi Rumah Sakit kelas B. Rumah sakit ini termasuk besar dimana memiliki kapasitas tempat tidur pada ruang rawat inap sebanyak 226 tempat tidur. Dokter yang melayani di rumah sakit ini juga terhitung banyak dari rata-rata jumlah dokter dirumah sakit yang ada di Sumatera Utara, yakni 70 dokter dengan 26 diantaranya adalah Dokter Umum dan sebanyak 44 orang adalah Dokter Spesialis. Pelayanan yang tersedia terdiri dari Departemen Bedah, Gawat darurat dan Anestesi, Departemen Obsteri dan Ginekologi, Ilmu Kesehatan Anak, 2

Departemen Penyakit Dalam, Jantung dan Paru-paru, Departemen Mata, THT dan Kulit, Departemen Gigi dan Mulut, Departemen Penyakit Syaraf dan Jiwa dan penunjang medis lainnya. Rumah Sakit Tk.II Putri Hijau dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan yang profesional yang semakin hari semakin tinggi. Namun ada kesulitan yang dialami sama seperti Rumah Sakit lainnya di Indonesia, kesulitan itu antara lain adalah dalam pengelolaan informasi baik untuk kebutuhan internal maupun eksternal, sehingga perlu diupayakan peningkatan pengelolaan informasi yang efisien, cepat, mudah, akurat, murah, aman, terpadu dan akuntabel. Meningkatnya kebutuhan akan pengolahan informasi yang efisien, efektif dan akuntabel, dibutuhkan sarana berupa sistem informasi. Pesatnya kemajuan teknologi di bidang informasi telah melahirkan perubahan tatanan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Dalam kaitan ini, peran dan fungsi pelayanan data dan informasi yang dilaksanakan oleh Rumah Sakit sebagai salah satu unit kerja pengelola data dan Informasi, dituntut untuk mampu melakukan berbagai penyesuaian dan perubahan. Salah satu bentuk penerapannya melalui sistem pelayanan dengan memanfaatkan teknologi informasi melalui penggunaan Sistem Informasi berbasis komputer. Sistem Informasi dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pelayanan data dan informasi dengan lebih produktif, transparan, tertib, cepat, mudah, akurat, terpadu, aman dan efisien, khususnya membantu dalam memperlancar dan mempermudah pembentukan kebijakan dalam meningkatkan sistem pelayanan kesehatan khususnya dalam bidang penyelenggaraan Rumah Sakit di Indonesia. Banyak Rumah Sakit yang telah berupaya untuk membangun dan mengembangkan sistem 3

informasi, namun sebagian mengalami kegagalan, dan sebagian Rumah Sakit memilih untuk melakukan kerja sama operasional (outsourcing) dengan biaya yang relatif besar yang pada akhirnya ikut membebani biaya kesehatan bagi pasien masyarakat. Berdasarkan hal tersebut di atas, Direktorat Jenderal yang menyelenggarakan urusan di bidang Bina Upaya Kesehatan Kementerian Kesehatan memandang perlunya membangun kerangka acuan kerja (framework) dan perangkat lunak (software) aplikasi sistem informasi Rumah Sakit yang bersifat sumber terbuka umum (open source generic) untuk Rumah Sakit di Indonesia. Yang berwujud dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) dan merupakan suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan, yakni seperangkat tatanan yang meliputi data, informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau keputusan yang berguna dalam mendukung pembangunan kesehatan. Sesuai dengan yang diamanahkan pada PERMENKES no.82 tahun 2013, setiap Rumah Sakit wajib melakukan penerapan dan pengembangan SIM RS. SIM RS yang ada harus dapat berinteraksi dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah, serta aplikasi lainnya yang merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan, yang dilaksanakan dalam bentuk kemampuan komunikasi data dengan: 4

a. Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK BMN) b. Pelaporan Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) c. Indonesia Case Base Group s (INACBG s) d. aplikasi lain yang dikembangkan oleh Pemerintah e. sistem informasi manajemen fasilitas pelayanan kesehatan lainnya. Penerapan SIMRS meliputi seluruh komponen kegiatan rumah sakit, mulai dari pelayanan utama sampai pelayanan administrasi yang ada pada Rumah Sakit. Yang dimaksud pelayanan utama pada Rumah Sakit meliputi proses pendaftaran, proses rawat (jalan dan inap) dan proses pulang. Sedangkan pelayanan administrasi meliputi perencanaan, pembelian/pengadaan, pemeliharaan stok/inventory, pengelolaan aset, pengelolaan sumberdaya manusia, pengelolaan uang (hutang, piutang, kas, buku besar dan lainnya). Di Kota Medan sendiri, terdapat banyak rumah sakit yang telah menerapkan SIMRS, diantaranya adalah Rumah Sakit TK II Kesdam-1 / BB, Rumah Sakit Dr. GL Tobing, Rumah Sakit Dr. Abdul Malik Lanud, Rumah Sakit Dewi Maya, Rumah Sakit Bersalin Chandra, Rumah Sakit Ibu dan Anak Bunda Zahara Rumah Sakit Bina Sejahtera, Rumah Sakit Umum Bina Persada, Rumah Sakit Jiwa Bina Atma, Rumah Sakit Bhakti, Rumah Sakit Murni Teguh Memorial Hospital, Rumah Sakit Bersalin Klinik Umum Milala, Rumah Sakit Bunda Thamrin, Rumah Sakit Nur Sa adah, Rumah Sakit Advent, Rumah Sakit Umum Tembakau Deli, Rumah Sakit Umum Siti Hajar, Rumah Sakit Umum Sari Mutiara, Rumah Sakit Umum Sarah, Rumah Sakit Santa Elisabeth, Rumah Sakit Umum Permata Bunda, Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi, Rumah Sakit Adenin 5

Adenan, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Rumah Sakit Martha Friska dan Medan Eye Center. Begitu banyaknya rumah sakit dikota Medan yang telah menerapkan pelaksanaan SIM RS, namun tidak sedikit dari rumah sakit tersebut mendapatkan kendala atau hambatan dalam pelakasanaan SIM RS. Hal ini terlihat dari hasil beberapa penelitian yang dilakukan, salah satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Julia Megawarni (2013) dalam Skripsinya yang berjudul Pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli Medan mengemukakan bahwa adapun hambatan umum yang ada pada pelaksanaan SIM RS adalah sebagai berikut : a. Kekurangan pada SDM adalah masih kurangnya keahlian operator SIMRS. b. Kekurangan pada hardware adalah lambatnya cara kerja dari komputer. c. Kekurangan pada software adalah tidak adanya pembaharuan program secara berkala. d. Keterbatasan teknis lainnya seperti kurangnya kestabilan voltase listrik dan sering adanya pemadaman aliran listrik. Kemudian, penelitian yang dilakukan oleh Rara Syafara (2009) dalam Skripsinya yang berjudul hambatan dalam pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) di RSU Dr. Pirngadi Medan, hambatan yang ada selain yang disebutkan diatas adalah pada data, dimana pengaksesan data yang dilakukan operator di unit terkait SIMRS sebagian besar tidak lengkap. Pelaksanaan SIMRS di RSU Dr. Pirngadi Medan sejauh ini cenderung dimanfaatkan untuk mempermudah pentransferan data yang terbatas pada instalasi rawat jalan saja. 6

Ternyata tidak hanya rumah sakit yang ada dikota Medan saja yang masih memiliki kendala, pelaksanaan SIM RS di rumah sakit yang ada diluar kota Medan juga masih terdapat kendala, yakni terdapat pada penelitian yang dilakukan oleh Titania (2012) dalam skripsinya yang berjudul evaluasi sistem informasi manajemen di bagian rawat jalan rumah sakit Bhakti Yudha Depok, permasalahan yang diungkapkannya adalah apabila terjadi kendala yang tidak umum pada berjalannya sistem aplikasi, pihak operator SIM RS tidak dapat melakukan perbaikan karena tidak menemukan sumber kode (source code) sistem pada aplikasi tersebut hal ini dikarenakan pihak vendor tidak memberikan source code tersebut. Dari beberapa hasil penelitian tersebutm ternyata pelaksanaan SIM RS di rumah sakit yang ada di Indonesia memang masih belum maksimal, maka dari itu peneliti memilih untuk melakukan peneltian mengenai SIM RS disalah satu rumah sakit milik TNI-AD yang ada dikota Medan yakni Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan. Pada Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan, SIM RS sebenarnya sudah telah dilaksanakan sejak tahun 2012, namun pada saat ini pihak Rumah Sakit telah melakukan pergantian vendor SIM RS dari yang lama ke vendor SIM RS yang baru, hal ini dilakukan karena adanya kendala yang dirasakan pada vendor SIM RS yang lama, yakni tidak dapat menyajikan output secara otomatis, artinya petugas Rumah Sakit masih harus melakukan pencatatan ulang secara manual untuk mendapatkan data atau informasi mengenai Rumah Sakit, jadi petugas atau pegawai Rumah Sakit hanya bisa melakukan input data tetapi tidak ada output dari pemasukan data tersebut. Hal ini tentu membutuhkan proses yang lama, mengingat Rumah Sakit Tingkat II 7

Putri Hijau Kesdam I/BB termasuk Rumah Sakit dengan fasilitas kelas dua yang cukup besar dan memiliki jumlah pasien diatas 150 orang setiap bulannya. Dengan banyaknya Rumah Sakit di Kota Medan yang sudah menerapkan SIMRS dan atas dasar pernyataan dari pihak Rumah Sakit Tingkar II Putri Hijau mengenai pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) yang telah ada, peneliti merasa perlu untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelaksanaannya disalah satu Rumah Sakit tersebut, maka peneliti memilih Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB sebagai tempat untuk mendapatkan infromasi secara langsung tentang berbagai hal yang merupakan kaitan dari pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) dan juga sebagai yang tertuang dalam judul penelitian ini yaitu : IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI MANAJEMEN RUMAH SAKIT (SIMRS) DALAM PEMENUHAN PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT TINGKAT II PUTRI HIJAU KESDAM I/BB MEDAN. I.2. Fokus Masalah Penelitian ini memiliki fokus masalah yang menjadi batasan peneliti dalam melakukan penelitian. Adapun fokus masalah dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana implementasi PERMENKES No. 82 Tahun 2013 tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) dalam pemenuhan pelayanan kesehatan terutama pada ruang rawat inap di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan. I.3. Rumusan Masalah 8

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Bagaimana proses pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) di Rumah Sakit TK.II Putri Hijau dalam memenuhi pelayanan kesehatan. I.4. Tujuan Penelitian Sesuai rumusan masalah yang telah dipaparkan sebelumnya, adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah, untuk mengetahui seperti apa pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) di Rumah Sakit Tingkat II Putri Hijau Kesdam I/BB Medan dalam pemenuhan pelayanan kesehatan terutama pada instalasi rawat inap, agar ditemukan sejauh mana dan hambatan apa saja yang ada pada pelaksanaan Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) tersebut. I.5. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1. Secara akademis, sebagai salah satu syarat dalam penyelesaian studi Strata-1 di Departemen Ilmu Adminsitrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, 2. Bagi penulis, untuk menambah wawasan tentang pelaksanaan program pelayanan kesehatan yang ada dirumah sakit selain program jaminan sosial. 3. Bagi instansi terkait, dapat menjadi masukan terhadap peningkatan penyelenggaraan program tersebut. 4. Sebagai bahan rujukan bagi peneliti lain yang ingin meneliti tentang Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIM RS) selanjutnya. 9

I.6. Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan ini ditulis dalam enam bab, yang terdiri dari : BAB I PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, kerangka teori, definisi konsep, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini memuat kerangak teori, temuan berdasarkan penelitian terdahulu, definisi konsep serta defisni operasional. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini terdiri dari bentuk penelitian, lokasi penelitian, informan penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN Bab ini berisikan gambaran umum mengenai karakteristik lokasi penelitian. BAB V PENYAJIAN HASIL PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang hasil data data yang diperoleh di lapangan. BAB VI ANALISIS DATA Bab ini merupakan tempat melakukan analisis data yang diperoleh saat penelitian dan memberikan interpretasi atas permasalahan yang diajukan. BAB VII PENUTUP 10

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan dan saran-saran yang dianggap perlu sebagai rekomendasi kebijakan. 11