REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

dokumen-dokumen yang mirip
REKAYASA TRAFIK. Bab 2. Konsep tentang Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI (2)

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS

REKAYASA TRAFIK ARRIVAL PROCESS.

HAND OUT EK. 354 REKAYASA TRAFIK

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

Teletrafik Sistem Berbagi Pada Aliran Internet

PENS. Konsep dan Teori Trafik. Prima Kristalina. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) Lab. Komunikasi Digital E107 (2016)

BAB 1 KONSEP DASAR TRAFIK

7.1 Karakterisasi Trafik IP

[Rekayasa Trafik] [Pertemuan 9] Overview [Little s Law Birth and Death Process Poisson Model Erlang-B Model]

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Kinerja Protocol SCTP untuk Layanan Streaming Media pada Mobile WiMAX 3

BAB I PENDAHULUAN. Layanan World Wide Web (WWW), yang begitu populer sebagai sarana

BAB I PENDAHULUAN. multimedia memasuki dunia internet. Telepon IP, video conference dan game

REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI

REKAYASA TRAFIK. DERAJAT PELAYANAN (Lanjutan)

Secara umum, pengertian trafik adalah perpindahan suatu benda dari suatu tempat ke tempat lain.

Bab 2. Tinjauan Pustaka

5. QoS (Quality of Service)

Fungsi Lapis Transport

PEMODELAN MATEMATIKA UNTUK TRAFIK. Oleh : Mike Yuliana PENS

PENGUKURAN QoS (Quality of Service) pada STREAMING SERVER

BAB IV HASIL DAN ANALISA

REKAYASA TRAFIK. Bab 1. Pengantar Rekayasa Trafik. Dr. Jusak STIKOM Surabaya

BAB II TEORI DASAR. Resource Reservation Protocol (RSVP) merupakan protokol pada layer

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. perangkat software dan hardware untuk mendukung dalam penelitian analisis

Fungsi Lapis Transport

Integrasi Aplikasi Voice Over Internet Protocol (VOIP) Dengan Learning Management System (LMS) Berbasis

Jaringan Komputer I. Materi 9 Protokol WAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. mendapat perbandingan unjuk kerja protokol TCP Vegas dan UDP dengan

OPTIMASI REVENUE DAN PERFORMANSI JARINGAN SELULER MENGGUNAKAN ALGORITHMA CALL ADMISSION CONTROL DAN DYNAMIC PRICING

Pendahuluan Rekayasa Trafik

Trafik fik P t ar 1 Oleh: Mike Y l u iana liana PENS-ITS

KUALITAS LAYANAN. Budhi Irawan, S.Si, M.T

Materi 7 Layer 4 Transport

TRAFFIC MANAGEMENT (Quality of Service & Congestion Control) Definisi Traffic Management

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang. Semua bidang usaha di dunia ini menerapkan teknologi informasi dalam

REKAYASA TRAFIK KONSEP REKAYASA TRAFIK TELEKOMUNIKASI.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

TRANSPORT LAYER. Aplikasi dan Operasi pada TCP dan UDP

Performance Analysis of VoIP-SIP using RSVP on a Proxy Server

Arsyad Dwiyankuntoko Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

Konsep Trafik TES 3114 Rekayasa Trafik

BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Perbandingan Performansi Server VoIP. berbasis Parallel Processing

Transport Layer El E ectro ect n ro ic En E gineerin ri g Pol o ytech tec nic In I stitu sti t of o Surabaya ITS Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60111

DASAR TEKNIK TELEKOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TRAFIK TELEKOMUNIKASI 1

BAB II DASAR TEORI. kebutuhan akan layanan telekomunikasi bergerak (mobile) tidak hanya sebatas untuk

dalam bentuk analog. Munculnya digital IC (Integrated Circuit) dan membutuhkan. Pengguna atau user memerlukan player, yaitu aplikasi khusus

BAB II LANDASAN TEORI. Pada standart IEEE terminologi dari distribution system adalah sistem

Agenda. Protokol TCP/IP dan OSI Keluarga Protokol TCP/IP

BAB IV ANALISIS DAN HASIL DATA

Pendahuluan Rekayasa Trafik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 4 PERANCANGAN. 4.1 Perancangan dan Analisa Skenario

REVIEW MODEL OSI DAN TCP/IP

3.2 Differentiated Service (DiffServ)... 23

BAB II DASAR TEORI. Jaringan Asynchronous Transfer Mode (ATM) merupakan jaringan

ANALISA PERBANDINGAN KINERJA LAYANAN VIDEO STREAMING PADA JARINGAN IP DAN JARINGAN MPLS. Disajikan Oleh :David Sebastian Kelas :P4 NPM :

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

ANALISA PERFORMANSI APLIKASI VIDEO CONFERENCE PADA JARINGAN MULTI PROTOCOL LABEL SWITCHING [MPLS] ANITA SUSANTI

TRANSPORT LAYER. Fikri Fadlillah, ST

ANALISIS PERBANDINGAN UNJUK KERJA PROTOKOL TCP, UDP, DAN SCTP MENGGUNAKAN SIMULASI LALU LINTAS DATA MULTIMEDIA

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar untuk kemajuan dunia telekomunikasi. Di dalam dunia

BAB 4 ANALISA DATA. Gambar 4.1 Tampilan pada Wireshark ketika user melakukan register. 34 Universitas Indonesia

TCP DAN UDP. Budhi Irawan, S.Si, M.T

PERANCANGAN NGN BERBASIS OPEN IMS CORE PADA JARINGAN MPLS VPN

Teknologi Streaming Streaming

ANALISIS PERBANDINGAN QoS VoIP PADA PROTOKOL IPv4 DAN IPv6 ( STUDI KASUS : LABORATORIUM KOMPUTER UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO SEMARANG )

Bab I PENDAHULUAN. Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah teknologi yang mampu

PERANCANGAN DAN SIMULASI ANTRIAN PAKET DENGAN MODEL ANTRIAN M/M/N DI DALAM SUATU JARINGAN KOMUNIKASI DATA

BAB III METODE PENELITIAN. sebelumnya yang berhubungan dengan VPN. Dengan cara tersebut peneliti dapat

telah diaplikasikan oleh vendor router pada produkproduknya

HASIL DAN PEMBAHASAN. Grafik Komposisi Protokol Transport

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

B A B IV A N A L I S A

ANALISIS KINERJA JARINGAN RSVP MENGGUNAKAN SIMULATOR OPNET

PROTOKOL By: Nurul Adhayanti

MODUL 2 WIRESHARK Protokol TCP

Gambar 3.1 Tahapan NDLC

Memahami cara kerja TCP dan UDP pada layer transport

BAB II DASAR TEORI. Protokol adalah seperangkat aturan yang mengatur pembangunan koneksi

diperoleh gambaran yang lebih baik tentang apa yang terjadi di jaringan dan dapat segera diketahui penyebab suatu permasalahan.

BAB II DASAR TEORI. Teknologi TCP/IP adalah hasil penelitian dan pengembangan protocol

Rekayasa Trafik Telekomunikasi Sistem Loss. TEU9948 Indar Surahmat

~ By : Aprilia Sulistyohati, S.Kom ~

BEBAN PENGGUNA PADA TELETRAFIK INTERNET STTA MENGGUNAKAN SISTEM SHARING

BAB III ANALISIS METODE DAN PERANCANGAN KASUS UJI

1. Pendahuluan. 2. Tinjauan Pustaka

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

TEKNOLOGI SWITCH SWITCHING 1. CIRCUIT SWITCHING

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL SIMULASI DAN KINERJA SISTEM

Teletraffic atau trafik telekomunikasi merupakan salah satu teori di bidang telekomunikasi yang dipelopori oleh ahli matematika dari Jerman

ANALISIS KINERJA TRANSMISSION CONTROL PROTOCOL PADA JARINGAN WIDE AREA NETWORK

D I S U S U N OLEH : YOHANA ELMATU CHRISTINA ( ) TEKNIK INFORMATIKA / KELAS MALAM SEMESTER

UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO. STUDI PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN VoIP PADA STANDART WIRELESS a, b, dan g.

SISTEM MONITORING PARAMETER QOS JARINGAN VoIP LOKAL DENGAN PROTOKOL PENSINYALAN H.323

Transkripsi:

REKAYASA TRAFIK Bab 2. Konsep tentang Trafik Dr. Jusak STIKOM Surabaya

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 2 Definisi tentang Trafik Kata traffic berasal dari bahasia Italia yang berarti bisnis. Dalam teletraffic theory kata traffic ini mengacu pada kata intensitas trafik (traffic intensity). Sedangkan definisi intensitas trafik menurut ITU-T adalah: The instantaneous traffic intensity in a pool of resources is the number of busy resources at a given instant of time. Intensitas trafik diukur dalam satuan Erlang.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 3 Beberapa definisi Intensitas Trafik Traffic intensity is a measure of the average occupancy of a server or resource during a specified period of time, normally a busy hour. It is measured in traffic units (erlangs) and defined as the ratio of the time during which a facility is cumulatively occupied to the time this facility is available for occupancy. (Wikipedia). Traffic intensity describes the mean number of simultaneous call in progress. (J. Virtamo)

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 4 Masih tentang Intensitas Trafik Y T = 1 T n(t) dt T 0 n(t) adalah jumlah okupansi server pada saat t.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 5 Satuan-Satuan Trafik 1. Trafik telepon Dalam satuan Erlang. Satu Erlang berhubungan dengan satu panggilan yang sedang berlangsung atau satu kanal yang sedang diokupasi (sedang diduduki) 2. Trafik data Bit per second (bps), kilo bps (kbps), mega bps (Mbps), giga bps (Gbps). Packet per second (pps) Note: 1 byte = 8 bit. 1kbps = 1.000 bps. 1Mbps = 1.000.000 bps 1Gbps = 1.000.000.000 bps

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 6 Carried Traffic Carried traffic disimbolkan dengan A c adalah trafik yang dapat dibawa oleh sebuah grup server dalam interval waktu T. Secara intuitif kita dapat mengatakan bahwa carried traffic adalah intensitas trafik: Y = A c Perlu diperhatikan bahwa carried traffic tidak akan pernah melebihi jumlah kanal yang tersedia.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 7 Carried Traffic (2) Misalkan di dalam selang waktu 1 jam terdapat 5 panggilan telepon dengan waktu pendudukan masingmasing adalah 5, 10, 5, 5 dan 15 menit, maka carried traffic adalah sebesar: A c = (5+10+5+5+15) menit/60 menit = 2/3. Berdasar rumusan di atas terlihat bahwa trafik tidak memiliki dimensi, karena itu digunakan Erlang untuk menandai trafik dengan tujuan untuk mengenang A.K. Erlang.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 8 Carried Traffic (3) Contoh lagi: Suatu berkas saluran terdiri dari 4 saluran. Di dalam selang waktu satu jam misalnya diketahui data sebagai berikut: Saluran 1 diduduki selama total 0,30 jam Saluran 2 diduduki selama total 0,50 jam Saluran 3 diduduki selama total 0,25 jam Saluran 4 diduduki selama total 0,15 jam Maka A c = (0,30+0,50+0,25+0,15)jam/1 jam = 1,2 Erlang. Nilai A c di atas memiliki arti bahwa jumlah saluran ratarata yang diduduki selama 1 jam adalah sebanyak 1,2.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 9 Berbagai Carried Traffic 1. Circuit-switched traffic, meliputi: Jumlah panggilan telepon atau jumlah koneksi telepon yang aktif pada saat itu (satuan Erlang). Dapat dikonversikan ke dalam bit rate pada sistem telepon dijital, misalnya dengan menggunakan modulasi Pulse Code Modulation (PCM) 2. Packet-switched traffic, meliputi: Dalam bentuk bit stream dengan satuan bps, kbps, Mbps, Gbps. Dalam bentuk packet stream dengan satuan pps. Jumlah flow yang aktif pada satu saat (satuan Erlang).

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 10 Offered Traffic Secara teoritis offered traffic, A, berarti jumlah traffic yang dapat dibawa apabila tidak ada call rejection akibat adanya keterbatasan kapasitas dari sistem. Karena itu offered traffic adalah konsep teoritis tentang jumlah traffic yang dapat dibawa dengan asumsi bahwa jumlah server tak terbatas. Atau jumlah semua traffic yang dapat dibawa apabila tidak ada rejection sama sekali. Hanoi traffic

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 11 Offered Traffic (2) Offered traffic dirumuskan sebagai: A = λ. s λ adalah jumlah rata-rata trafik yang ditawarkan dalam satu satuan waktu, s adalah rata-rata waktu layanan sistem (mean service time). Berdasar rumusan di atas terlihat bahwa trafik tidak memiliki dimensi, karena itu digunakan Erlang untuk menandai trafik. Offered traffic adalah parameter teoritis, di dalam praktek hanya carried traffic yang dapat diukur.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 12 Lost/Rejected Traffic Lost atau Rejected traffic, A l, adalah selisih antara offered traffic dan carried traffic. Jumlah rejected traffic dapat dikurangi dengan cara meningkatkan kapasitas dari sistem. Offered traffic System Carried traffic Overflow/Rejected/Lost traffic

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 13 Contoh Jika intensitas panggilan dalam sebuah sistem telepon adalah 120 panggilan dalam 1 menit, sedang waktu layanan rata-rata adalah 2 menit, maka kita katakan bahwa offered traffic adalah 240 erlang. Maka volume offered traffic dalam waktu 12 jam sehari adalah 240*12=2880 erlang-hours. Apabila intensitas kedatangan paket dalam sebuah router adalah 1000 packet/s dan waktu layanan rata-rata dari router sebut adalah 500ms, berapa offered traffic dari sistem di atas?

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 14 System Utilization Apabila kapasitas dari sistem diketahui dan disimbolkan dengan φ, maka utilisasi dari sistem dapat dihitung dengan rumusan: λ. s ρ = φ Utilisasi ini akan memiliki nilai di dalam interval 0 ρ 1.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 15 Multirate Traffic Apabila beberapa panggilan menggunakan lebih dari satu kanal komunikasi, dan tipe trafik ke-i menempati d i kanal, maka offered traffic yang diekspresikan dalam jumlah kanal yang sedang sibuk adalah: A = N i=1 N adalah jumlah tipe dari trafik. λ i. s i. d i

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 16 Traffic Classification

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 17 Telephone Network 1. Memiliki karakteristik connection oriented, yaitu: Sebelum informasi dikirimkan, perlu dilakukan penetapan koneksi end-to-end terlebih dahulu. Seluruh sumber daya akan direserved sampai koneksi selesai. Apabila sumber daya tidak tersedia, maka permintaan panggilan akan mengalami penolakan (blocking). 2. Informasi dikirimkan secara streaming.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 18 Telephone Traffic Model 1. Trafik dalam jaringan telepon adalah banyaknya panggilan (call). Sebuah panggilan menggunakan sebuah kanal dari setiap sambungan (link) sepanjang rute yang dipilih. Karakteristik dari panggilan adalah Holding Time. 2. Link Model: pure loss system. Sebuah server adalah sebuah kanal. Laju layanan rata-rata (service rate), μ, tergantung pada rata-rata holding time. Jumlah server, n, tergantung pada kapasitas sambungan. Pada saat semua kanal terpakai, akan terjadi penolakan panggilan (block) dan kehilangan panggilan (lost). 3. Modelling of carried traffic Proses trafik (traffic process) adalah jumlah panggilan yang sedang berlangsung = jumlah kanal yang terpakai.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 19 Traffic Process

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 20 Traffic at Packet Level 1. Bersifat connectionless: Tidak memiliki proses penetapan koneksi, Tidak ada reservasi sumber daya jaringan. 2. Informasi ditransmisikan secara independen dalam bentuk paket dengan menggunakan Internet Protocol (IP). 3. Best Effort service: Router akan mem-forward paket secepat dan sebisa mungkin. Paket mungkin hilang, mengalami delay panjang, urutan berubah tidak ada jaminan.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 21 Traffic Model at Packet Level 1. Data dalam trafik terdiri atas paket-paket: Paket saling bersaing untuk mendapatkan sumber daya (untuk pemrosesan dan transmisi). 2. Pemodelan pada offered traffic: Packet arrival process, Distribusi dari packet length. 3. Link model: a single server queueing system: Laju layanan, μ, tergantung pada kapasitas link dan panjang paket rata-rata (average packet length). Pada saat link dalam kondisi sibuk, paket baru yang datang akan diletakkan dalam buffer, atau dibuang bila buffer penuh. 4. Pemodelan pada carried traffic: Traffic process adalah jumlah paket di dalam sistem.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 22 Traffic Process

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 23 Transport Layer 1. Traffic pada flow level tergantung pada protokol transport yang digunakan, yaitu TCP atau UDP. 2. Transmission Control Protocol (TCP): Laju transmisi beradaptasi dengan kondisi trafik di dalam jaringan dengan menggunakan mekanisme congestion control. Sesuai untuk trafik yang bersifat non-real time (elastis), misalnya pengiriman data dokumen. 3. User Datagram Protocol (UDP): Laju transmisi data tidak tergantung pada kondisi trafik. Sesuai untuk trafik yang bersifat transaksi (pesan pendek) dan juga data yang bersifat real-time (stream) dengan bantuan protokol di atasnya misalnya RTP.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 24 TCP 1. Merupakan connection oriented end-to-end protocol. 2. Reliable protocol yang mentransfer byte stream. Disebut reliable karena memiliki flow control, error checking dan congestion control. 3. Flow control: mencegah terjadi limpahan data pada memori di sisi penerima. 4. Congestion control: mengendalikan kecepatan pengiriman data untuk mengantisipasi adanya kongesi di dalam jaringan. Adanya packet loss adalah pertanda adanya kongesi di dalam jaringan. TCP memiliki algoritma untuk menurunkan kecepatan pada saat terjadi kongesi dan menaikkan kecepatan saat tidak ada kongesi.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 25 UDP 1. Merupakan connectionless protocol: Tidak memiliki proses penetapan koneksi pada saat inisialisasi. 2. Disebut unreliable protocol karena tidak ada jaminan bahwa paket data sampai di tempat tujuan. 3. Tidak memiliki flow control. 4. Tidak memiliki congestion control.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 26 Traffic at Flow Level 1. Data Traffic merupakan kumpulan flow (aliran data). Yang dimaksud dengan flow tunggal adalah sebuah continuous bit stream dengan kecepatan yang mungkin bervariasi. 2. Sebuah flow dapat diklasifikasikan sebagai: Elastic flow, kecepatan transmisi beradaptasi dengan kondisi jaringan akibat adanya congestion control. Misalnya transmisi data dengan menggunakan protokol TCP. Streaming flow, kecepatan transmisi tidak dipengaruhi oleh kondisi jaringan. Misalnya transmisi data real time voice, video dengan menggunakan protokol UDP.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 27 Elastic Flow Model 1. Trafik elastis terdiri atas beberapa TCP flow: Karakteristik flow: ukuran (dalam data unit) Laju transmisi dan durasi transmisi bersifat adaptif tergantung pada kondisi jaringan. 2. Pemodelan pada offered traffic: Flow arrival process (untuk prediksi kedatangan flow berikutnya) Flow size distribution (untuk perhitungan volume dari trafik) 3. Link model: sharing system Karena tidak ada admission control maka tidak ada panggilan yang akan mengalami penolakan. Laju layanan, μ, tergantung pada kapasitas link dan ukuran flow ratarata. Kapasitas link terbagi sama rata untuk semua flow. 4. Pemodelan pada carried traffic: Traffic process adalah jumlah flow di dalam sistem.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 28 Traffic Process

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 29 Streaming Traffic Clasification Constant bit rate: Packet level: paket dengan ukuran dan durasi yang sama dibangkitkan secara teratur. Flow level: bit stream dengan laju yang konstan. Karakteristik flow: laju bit dan durasinya. Contoh: CBR coded voice/audio/video. Variable bit rate: Packet level: paket dengan ukuran dan durasi yang bervariasi dibangkitkan secara teratur. Flow level: bit stream dengan laju yang bervariasi. Karakteristik flow: laju bit sebagai fungsi waktu. Contoh: VBR coded voice/audio/video.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 30 Streaming Flow Model 1. Trafik CBR straming terdiri atas UDP flow dengan laju yang konstan: Karakteristik flow: laju bit dan durasinya. 2. Pemodelan pada offered traffic: Flow arrival process (untuk prediksi kedatangan flow berikutnya). Flow duration distribution (untuk perhitungan waktu penggunaan sistem). 3. Pemodelan link: Karena tidak ada admission control maka tidak ada panggilan yang akan mengalami penolakan. Laju layanan, μ, tergantung pada durasi flow rata-rata. Laju transmisi dan durasi tidak tergantung kondisi jaringan. Ketika laju transmisi melebihi kapasitas, akan terjadi penolakan. 4. Pemodelan pada carried traffic: Traffic process menunjuk pada jumlah flow dan laju bit total di dalam sistem.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 31 Traffic Process

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 32 Concept of Quality-of-Service (QoS) Menurut ITU-T E.800, definisi dari QoS adalah: The collective effect of service performance, which determine the degree of satisfaction of a user of the service. QoS terdiri atas beberapa parameter yang berkaitan dengan unjuk kerja jaringan. Semakin baik kualitas yang ditawarkan oleh provider kepada user, maka semakin banyak pelanggan akan memilih provider tersebut. Tetapi layanan yang baik berbanding lurus dengan investasi yang tinggi. Penentuan kualitas layanan berdasar pada: a.l. Teknologi jaringan, strategi routing, aspek reliabilitas jaringan, dll.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 33 Concept of Grade-of-Service (GoS) Menurut ITU-T E.600, definisi Grafe-of-Service adalah: A number of traffic engineering variables to provide a measure of adequacy of a group resources under specific conditions. These GoS may be probability of loss, dial tone delay, etc. Perbedaan: QoS adalah penilaian pelanggan terhadap sebuah layanan, sedang GoS adalah standar yang diberikan oleh provider terhadap sebuah layanan agar QoS tercapai.

Rekayasa Trafik, Jusak STIKOM Surabaya 34 Service Level Agreement (SLA) Provider bertugas menjaga standar GoS dari elemenelemen jaringan sedemikian rupa sehingga QoS dapat tercapai. Tetapi karena konsep GoS berbeda dengan konsep QoS, maka seringkali tugas ini tidak mudah. Karena itu dibutuhkan SLA untuk menjembatani antara jaminan layanan yang ditawarkan oleh provider dalam bentuk GoS dan keinginan pelanggan dalam bentuk QoS.