Surface Plasmon Resonance (SPR) Phenomenon of the Oxidizing and Reducing Polypyrrole

dokumen-dokumen yang mirip
Fenomena SPR pada Lapisan Tipis Polyaniline Terkonduksi Penuh

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

SURFACE PLASMON RESONANCE

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Kajian Pengaruh Penambahan Nanopartikel Perak (AgNPs) Terhadap Respon Instrumen Sensing Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)

Kajian Awal Identifikasi Perbedaan Gelatin Sapi dan Gelatin Babi Menggunakan Biosensor Berbasis Surface Plasmon Resonance (SPR)

2015 DESAIN DAN OPTIMASI FREKUENSI SENSOR LINGKUNGAN BERBASIS PEMANDU GELOMBANG INTERFEROMETER MACH ZEHNDER

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN PENGARUH NANOPARTIKEL MAGNETIK Fe 3 O 4 PADA DETEKSI BIOSENSOR BERBASIS SURFACE PLASMON RESONANCE (SPR)

Deteksi Formalin Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak sebagai Pengembangan Awal Teknologi Food Safety

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.1 halaman 1 April 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Struktur Karbon Hasil Karbonisasi Hidrotermal (HTC)

Uji Kemurnian DNA Melon (Cucumis melo L.) Kultivar Gama Melon Basket Menggunakan Surface Plasmon Resonance (SPR) Berbasis Nanopartikel Perak

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

STUDY OF LYSINE AND ALANINE DELIVERANCE THROUGH POLYPYRROLE MEMBRANE

Karakterisasi XRD. Pengukuran

DAFTAR SIMBOL. : permeabilitas magnetik. : suseptibilitas magnetik. : kecepatan cahaya dalam ruang hampa (m/s) : kecepatan cahaya dalam medium (m/s)

STUDY OF ELECTROPOLIMERIZATION PROCESSES OF PYRROLE BY CYCLIC VOLTAMMETRIC TECHNIQUE

Interferometer Fabry Perot : Lapisan optis tipis, holografi.

PENGARUH ph ELEKTROPOLIMERISASI PIROL TERHADAP KONDUKTIVITAS POLIPIROL

POLIMERISASI PIROL, TIOFEN, 3-METILTIOFEN DAN 3-HEKSILTIOFEN SECARA ELEKTROKIMIA

Kontrol Motor SHOT 602 Sebagai Pendukung Eksperimen Surface Plasmon Resonance (SPR)

KARAKTERISASI SIFAT OPTIK BAHAN STRONTIUM TITANAT (SrTiO 3 ) DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI ULTRAVIOLET-VISIBLE (UV-Vis)

Deteksi Konsentrasi Kadar Glukosa Dalam Air Destilasi Berbasis Sensor Pergeseran Serat Optik Menggunakan Cermin Cekung Sebagai Target

Distribusi Celah Pita Energi Titania Kotor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sangat mempengaruhi peradaban

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LatarBelakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Eksperimen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data

UNIVERSITAS INDONESIA

Fisika Modern (Teori Atom)

ALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia

Program Studi Fisika, Fakultas MIPA Universitas Tanjungpura Pontianak Abstrak

4 FABRIKASI DAN KARAKTERISASI SEL SURYA HIBRID ZnO-KLOROFIL

SIMAK UI Fisika

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Permasalahan

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Gravitasi Vol. 15 No. 1 ISSN:

Studi Awal Aplikasi Fiber coupler Sebagai Sensor Tekanan Gas

TiO 2 jatuh pada 650 nm sedangkan pada kompleks itu sendiri jatuh pada 600 nm, dengan konstanta laju injeksi elektron sekitar 5,5 x 10 8 s -1 sampai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

F- 1. PENGARUH PENYISIPAN LOGAM Fe PADA LAPISAN TiO 2 TERHADAP PERFORMANSI SEL SURYA BERBASIS TITANIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

Efek Magnetooptis Pada Lapisan AgBr Terekspos

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK

FABRIKASI KRISTAL FOTONIK ASIMETRIK SATU DIMENSI DENGAN DEFEK GEOMETRIS TAHYUDI

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB II TEORI DASAR. 2.1 Korosi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KARAKTERISASI TiO 2 (CuO) YANG DIBUAT DENGAN METODA KEADAAN PADAT (SOLID STATE REACTION) SEBAGAI SENSOR CO 2

BAB I PENDAHULUAN. Listrik merupakan kebutuhan esensial yang sangat dominan kegunaannya

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA F A K U L T A S M I P A

Sintesis dan Karakterisasi Polianilin dan Poli(anilin-N,N-dimetilanilin) sebagai Bahan Sensor Tekanan

BAB I PENDAHULUAN. Spektrum elektromagnetik yang mampu dideteksi oleh mata manusia

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. mengalami suatu gaya geser. Berdasarkan sifatnya, fluida dapat digolongkan

Xpedia Fisika. Optika Fisis - Soal

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PERKEMBANGAN SEL SURYA

FENOMENA ELEKTROKINETIK DALAM SEISMOELEKTRIK DAN PENGOLAHAN DATANYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENGURANGAN BLOK. Tugas Akhir

Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penentuan struktur senyawa organik

KARAKTERISTIK UNSUR KARBON GRAFIT DAN APLIKASINYA UNTUK ADSORPSI ION Cr DAN Pb DALAM CAIRAN SKRIPSI BIDANG MINAT FISIKA TERAPAN

LATIHAN UJIAN NASIONAL

Penentuan Nilai Koefisien Linear Magneto Optik Bahan Transparan Menggunakan Interferometer Michelson

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

4 Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBUATAN BIOSENSOR FIBER BERBASIS EVANESCENT WAVE SEBAGAI SENSOR SENYAWA GLUKOSA DENGAN LED

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Voltametri

PENENTUAN PANJANG GELOMBANG EMISI PADA NANOPARTIKEL CdS DAN ZnS BERDASARKAN VARIASI KONSENTRASI MERCAPTO ETHANOL

Analisis Directional Coupler Sebagai Pembagi Daya untuk Mode TE

EMAS NANOPARTIKEL SEBAGAI INDIKATOR TITIK BEKU

PEMBUATAN FILM TIPIS BARIUM STRONTIUM TITANAT (Ba 0,6 Sr 0,4 TiO 3 ) MENGGUNAKAN METODE SOL-GEL DAN KARAKTERISASI MENGGUNAKAN SPEKTROSKOPI IMPEDANSI

I. Pendahuluan Listrik Magnet Listrik berkaitan dengan teknologi modern: komputer, motor dsb. Bukan hanya itu

BAB III GROUND PENETRATING RADAR

PHOTODETECTOR. Ref : Keiser

HASIL DAN PEMBAHASAN. Absorbansi Probe Sensor terhadap Variasi Konsentrasi Gas H 2 S

KARAKTERISASI SEMIKONDUKTOR TIO 2 (ZnO) SEBAGAI SENSOR LIQUEFIED PETROLEUM GAS (LPG)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Kebutuhan akan energi semakin berkembang seiring dengan

STUDI EFEK ELEKTROKROMIK PADA FILM POLIANILIN

KUMPULAN SOAL FISIKA KELAS XII

BAB I PENDAHULUAN. Pencemaran udara adalah permasalahan besar yang harus dihadapi pada

DAN KONSENTRASI SAMPEL

Studi Efek Pendadah Berbagai Asam dan Temperatur Terhadap Konduktivitas Polibenzidin. Oleh : Agus salim Suwardi

BAB... KATA PENGANTAR

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

Transkripsi:

TURBO Vol. 5 No. 2. 2016 p-issn: 2301-6663, e-issn: 2477-250X Jurnal Teknik Mesin Univ. Muhammadiyah Metro URL: http://ojs.ummetro.ac.id/index.php/turbo Surface Plasmon Resonance (SPR) Phenomenon of the Oxidizing and Reducing Polypyrrole Nurlaila Rajabiah Departement of Mechanical Engineering, Universitas Muhammadiyah Metro Jl. Ki Hajar Dewantara No. 166 Kota Metro Lampung 34111, Indonesia Email: laila_ms7@yahoo.com Abstract Surface Plasmon Resonance (SPR) phenomenon of the oxidizing and reducing polypyrrole (PPy) have been observed using a modified Au/PPy Kretschmann configuration. The observation was carried out through simulation Winspall 3.02 software and compared with some experimental data refractive index (n), absorbance index ( ), and thickness (τ) reported in other literatures with spectroscopy ellipsometry. This simulation assumed that the SPR system use BK-7 halfcylinder prism (n= 1,515) and the laser beam was generated by He Ne (λ= 632,8 nm). The result showed that the optimum layer thickness of polypyrrole with neutral electrolyte solution in the reduction state is of about 20 nm. The polypyrrole with an acid solution in the oxidation state showed that the reflectivity curve is sharper and the width of the curve is smaller than the neutral electrolyte solution in the reduction state with the SPR angle of about 46,81 0 and the reflectivity value of about 0,217. Polypyrrole in a state of oxidation and reduction, related to the absorption, film thickness, and dielectric constant of materials, affected to the SPR angle shift and dip curve. Keywords: Surface Plasmon Resonance (SPR), Polypyrrole (PPy). Pendahuluan Salah satu metode untuk mendeteksi zat (gas, cair) berbahaya berbasis optik adalah dengan Surface Plasmon Resonance (SPR). Surface Plasmon Resonance merupakan sensor optik yang memanfaatkan gelombang plasmon permukaan untuk mengamati interaksi antara permukaan logam (emas, perak) dan material dielektrik atau antar biomolekul sebagai medium sensing. Elemen biorekognisi biosensor berupa material konduktif atau material dielektrik (polimer) untuk mengikat analit (material yang diamati) [1]. Ada berbagai bahan polimer konduktif yang dapat digunakan sebagai elemen biorekognisi pada permukaan biosensor SPR. Salah satunya yaitu polipirol (PPy). Kombinasi dari nanopartikel dan polipirol digunakan untuk meningkatkan kemampuan sensing biomolekul [2]. Hasil polimerisasi polipirol dengan elektrokimia oksidatif [3] yang akan diamati pada penelitian ini. Fenomena SPR dengan menggunakan polimer konduktif polipirol sebagai elemen biorekognisi dalam keadaan reduktif dan oksidatif dengan menggunakan konfigurasi Kretschman. Pada konfigurasi ini cahaya mengenai prisma dan melewati lapisan tipis dengan sudut datang yang lebih besar daripada sudut kritis sehingga cahaya dipantulkan secara total dari permukaan batas antara prisma, lapisan tipis Au dan polipirol. Tinjauan Teoritis Surface Plasmon Resonance Surface Plasmon Resonance (SPR) merupakan suatu fenomena kuantum optik yang terjadi ketika medan elektromagnetik evanescent dihasilkan pada bidang batas antara permukaan logam dengan medium dielektrik ketika dieksitasi oleh cayaha atau sinar datang (laser) dengan panjang gelombang tertentu dan ketika sudut datang lebih besar dari sudut kritis pada pemantulan sempurna., Kretschmann mengembangkan konfigurasi ATR pada prisma terkopling dalam meninjau eksitasi gelombang surface plasmon (SP). Konfigurasi ini digunakan untuk mengeksitasi gelombang SP pada 149

permukaan logam dengan metode prisma terkopling. Metode ini didasarkan pada fenomena Total Internal Reflection (TIR) [4] yang terlihat pada gambar 1 Gambar 1. Konfigurasi Kretschmann SPR [4]. Kondisi resonansi terjadi pada komponen tangensial (arah sumbu x). Vektor gelombang datang (evanescent wave) kev sama dengan bagian real vektor gelombang surface Plasmon ksp.fenomena ini diformulasikan dengan k ev,x k sp,x...(1) 2π λ n p sin θ SPR ( 2π λ ) ( ε 1ε 2 ε 1 +ε 2 ) 1 2... (2) dengan n p adalah indeks bias prisma, SPR (Sudut SPR) adalah sudut datang terjadinya dip (pelemahan) intensitas reflektansi, ε 1 dan ε 2 menunjukkan konstanta dielektrik lapisan logam dan dielektrik. Ketika resonansi terjadi, intensitas reflektansi cahaya akan menurun tajam pada lapisan logam yang dideposisikan pada permukaan prisma [4]. Surface Plasmon Resonance (SPR) menghasilkan pengurangan intensitas cahaya yang melewati prisma dan bergantung pada jenis logam serta ketebalan lapisan yang digunakan. Ketika cahaya masuk kedalam prisma, ada cahaya dipantulkan dan da yang di teruskan. Prisma yang dilapisi bahan dengan indeks bias tertentu memungkinkan cahaya diteruskan, dan kemungkinan tidak ada gelombang. Elektron bebas dalam logam memiliki gelombang elektromagetik di dalam permukaan logam disebut surface plasmon. Intensitas cahaya yang dipantulkan kembali dari permukaan memiliki besar yang berbeda dari permukaan. Intensitas ini dapat diukur untuk menentukan terjadinya fenomena SPR. Polipirol Polimer konduktif merupakan material baru hasil kombinasi dari sifat mekanik dan kimia polimer isolator menjadi bahan semikonduktor dan logam dengan sifat listrik dan optisnya. Ada banyak polimer konduktif di alam, salah satunya adalah polipirol. Polipirol telah diakui manfaatnya sebagai bahan utama untuk banyak aplikasi potensial seperti perangkat elektronik, sensor, aktuator, perangkat elektrokromik, atau membran. Heteroaromatik dan perluasan struktur tulang punggung π-terkonjugasi masingmasing memberikan stabilitas kimia dan konduktivitas listrik. Namun, struktur tulang punggung π-terkonjugasi tidak cukup untuk menghasilkan konduktivitas sendiri. Ekstraksi muatan parsial dari rantai PPy juga diperlukan, yang diperoleh dari bahan kimia atau proses elektrokimia yang disebut sebagai doping. Ekstraksi muatan parsial dari rantai PPy juga diperlukan, yang diperoleh dari bahan kimia atau proses elektrokimia yang disebut sebagai doping. Gambar 2. Struktur elektronik dari (a) neutral PPy, (b) polaron in partially doped PPy dan (c) bipolaron in fully doped Ppy [5]. Konduktivitas PPy netral dapat berubah dari kondisi insulating sampai logam dengan dilakukan doping. Ini adalah bagian yang sangat berharga untuk aplikasi di mana konduktivitas listrik suatu material dapat dikendalikan. Netral PPy, dengan struktur TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 2. 2016 150

benzenoid ditunjukkan pada Gambar 2a, dikategorikan sebagai insulator. Setelah ekstraksi dari muatan negatif dari segmen netral dari rantai PPy oleh proses doping, deformasi lokal untuk struktur quinoid terjadi (Gambar 2b). Dalam kombinasi dengan struktur quinoid, muatan positif dan spin berpasangan disebut sebagai polaron (Gambar 2b). Oksidasi terus lanjut, elektron lain harus dihapus dari rantai PPy yang sudah berisi polaron, sehingga dalam pembentukan bipolaron yang mana lebih baik untuk pembentukan dua polarons. Sebuah bipolaron diketahui untuk memperpanjang sekitar empat cincin pirol (Gambar 2c) [5]. Sebagian besar sifat ini terkait dengan proses oxireduction, di mana polimer perubahan reversibel dari netral (reduksi) ke keadaan (muatan) teroksidasi. Selama proses ini, elektrolit memainkan peran penting, counterions menembus polimer untuk mempertahankan electroneutrality dari sistem. Sebagai hasil dari proses oxireduction ini, perubahan struktural penting terjadi dalam polimer, dari keadaan netral dan kompak (tereduksi) sampai gel (teroksidasi) karena matriks polimer membesar selama oksidasi, seperti air dan counterions menembus ke dalam matriks polimer [6]. Film polipirol dalam keadaan bervariasi dianalisis dengan metode three-parameter ellipsometry. Hasil untuk film yang disintesis dalam larutan netral dan asam dapat dilihat pada Table 1 untuk keadaan teroksidasi dan tereduksi setelah diinduksi dengan mengaplikasikan potensial yang tepat setelah film ditransfer dari larutan elektrolit yang dipolimerisasi ke larutan elektrolit yang tidak terdapat monomer. Ketebalan dan sifat optik polipirol bergantung pada ph dari larutan elektrolit yang digunakan untuk polimerisasi. Film disintesis di dalam elektrolit asam lebih tebal dan memiliki nilai indeks bias (n) lebih kecil dari pada yang disintesis di dalam elektrolit netral. Hal ini menunjukkan bahwa polimer yang terbentuk dari larutan asam kurang padat dibandingkan dengan yang dihasilkan dari larutan netral [3]. Pada fenomena SPR intensitas cahaya yang melewati prisma tersebut, tergantung dari jenis dan ketebalan logam serta ketebalan material dielektrik yang digunakan. Tabel 1. Nilai Indeks bias (n), indeks absorbansi ( ), dan ketebalan (τ) film polipirol [3]. Larutan Elektrolit Oksi dasi N τ (nm) Redu Oksi Reduk Oksi ksi Dasi si dasi Red uksi Netral 1,45 1,60 0,28 0,21 54 47 Asam +HClO 4 1,26 1,43 0,21 0,27 84 74 Indeks bias bagian imajiner sebanding dengan koefisien absorbsi yaitu meningkat dengan berlangsungnya proses polimerisasi dan sedikit mengurangi pada saat reduksi film polimer seperti yang diharapkan dari perubahan rapat muatan elektron. Akan tetapi, penurunan nilai pada keadaan reduksi kecil dan dalam larutan asam berubah bahkan berbalik arah dari yang diharapkan dengan pertimbangan sederhana dari konduktivitas. Konstanta optik berhubungan dengan konduktivitas film. Untuk cahaya dengan panjang gelombang yang dikenakan pada material dengan konduktivitas, maka persamaan konstanta dielektrik dapat dituliskan dengan, ε = ε real + i ( 2σλ ) (3) c Perubahan konduktivitas film dapat menyebabkan perubahan konstanta dielektrik bagian imajiner [7]. Gambar 2. Spektra UV/Vis film polipirol yang didepositkan dalam larutan asam [3]. 151 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 2. 2016

Spektra absorbsi polipirol (Gambar 2) dalam keadaan teroksidasi dan tereduksi pada larutan asam barada pada panjang gelombang 300 sampai 2500 nm seperti ditunjukkan pada Gambar 2. Serapan lebih besar terdapat pada keadaan tereduksi dibawah 1600 nm. Sifat absorbsi polipirol berhubungan dengan adanya pita absorsi pada frekuensi cahaya tampak (visible) [3]. Metode Penelitian Fenomena SPR dilakukan dengan melakukan pemodelan menggunakan software Winspall 3.02 untuk sistem Prisma-Au- Polipirol-Udara pada panjang gelombang 632,8 nm. Pemodelan dilakukan dalam konfigurasi Kretschmann, dimana terdapat empat lapisan yaitu prisma, logam (Au), polipirol dan udara. Dengan memasukkan parameter-parameter lapisan prisma, diperoleh data sudut datang untuk mengetahui pergesaran sudut SPR dan reflektansi. Kurva SPR diperoleh dengan menggunakan prisma setengah silinder (n=1,515, ε =2,295), logam emas (Au) pada ketebalan 50 nm dengan parameter laser He- Ne 632,8 nm dengan dengan konstanta dielektrik -9,509 + i1,218, polipirol (oksidasi dan reduksi) dan udara (n=1,000276). Pada masing masing lapisan menggunakan parameter indeks bias (n) dan indeks absorbansi ( ). Nilai tersebut dapat menghasilkan nilai konstanta dielektrik bagian riil dan imajiner: ε = n 2 κ 2...(4) ε = 2nκ...(5) dengan ε dan ε masing masing adalah konstanta dielektrik bagian riil dan imajiner [7]. Nilai indeks bias (n) dan indeks absorbansi ( ) polipirol diperoleh dari hasil eksperimen menggunakan spektroskopi Ellipsometry. Sampel polipirol dipersiapkan dengan polimerisasi elektrokimia oksidatif diatas elektroda emas dengan variasi larutan elektrolit, pengukuran sifat optik ketika polimer secara berurutan dalam keadaan tereduksi dan teroksidasi. [3] Hasil dan Pembahasan Simulasi kurva SPR dimaksudkan untuk mempelajari parameter-parameter yang berpengaruh pada kurva SPR yakni perubahan sudut datang terhadap kurva reflektansi. Simulasi kurva SPR menggunakan program Winspall 3.02 dengan memasukkan parameter-parameter lapisan prisma menggunakan Konfigurasi Kretchmann, diperoleh data sudut dan reflektansi, yang selanjutnya di input lagi kedalam software OriginPro 8.1 untuk melihat pergeseran kurva SPR dengan sistem prisma/ag/udara dan prisma/ag/polipirol/udara. Gambar 3. memperlihatkan Kurva SPR dengan dan tanpa lapisan polipirol film (Ppy). Parameter simulasi yang digunakan masing masing ditunjukkan pada Tabel 2 dan 3 berikut ini. Tabel 2. Nilai n, ε, and ε film polipirol dengan ketebalan yang diperoleh dari eksperimen ellipsometri [3]. Larutan n ε ε τ (nm) Elektrolit Prisma 1,515 0 2,295 0 0 Gold (Au) 0,197-9,509 3,090 1,218 50 Netral (Oksidasi) 1,45 2,0241 0,28 0,812 54 Netral (Reduksi) 1,60 2,5159 0,21 0,672 47 Asam +HClO 4 (Oksidasi) 1,26 1,5435 0,21 0,5292 84 Asam +HClO 4 (Reduksi) 1,43 1,972 0,27 0,7722 74 Udara 1,000 276 0 1,000 553 0 0 Kurva SPR diperoleh dengan menggunakan prisma halfcylinder, tipe BK7 dengan indeks bias 1,51509, logam emas dengan ketebalan 50 nm menggunakan parameter laser He-Ne 632,8 nm dengan dengan konstanta dielektrik -9,509 + i1,218 dan ketebalan polipirol sesuai dengan hasil eksperimen ellipsometri [3] seperti pada Gambar 3. TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 2. 2016 152

Sedangkan pergeseran kurva reflektansi berkaitan dengan ketebalan dan perubahan bagian riil konstanta dielektrik (ε ). Gambar 3. Kurva SPR dengan ketebalan lapisan Au tetap (50 nm) dan polipirol dengan larutan elektrolit netral (NaClO4) dan asam (NaClO4+HClO4), masing-masing dalam keadaan teroksidasi dan reduksi. Pada Gambar 3 menunjukkan kuva SPR dengan lapisan Au tetap (50 nm) dan penambahan material dielektrik yaitu polipirol diatas lapisan Au dengan larutan elektrolit netral (NaClO4) dan asam (NaClO4+HClO4) dan ketebalannya masingmasing serta dalam kondisi teroksidasi dan reduksi. Sudut SPR dengan lapisan Prisma/Au/Udara yaitu 44,42 0 dengan besar reflektansinya (R) yaitu 0,0151 mengalami pergeseran setelah di tambahkan lapisan polipirol dengan larutan elektrolit netral NaClO4 (τ=54 nm) dan asam NaClO4+HClO4 (τ=84 nm), dalam keadaan teroksidasi masing-masing yaitu 15,57 (R=0,47) dan 12,63 (R=0,51). Sedangkan pergeseran sudut SPR untuk polipirol dengan larutan elektrolit netral NaClO4 (τ= 47 nm) dan asam NaClO4+HClO4 (τ=74 nm) dalam keadaan tereduksi masing-masing yaitu 18,682 (R=0,37) dan 19,94 (R=0,53). Pergeseran sudut SPR yang lebih kecil yaitu pada lapisan polipirol dengan larutan elektrolit asam NaClO4+HClO4 dalam keadaan teroksidasi yaitu 12,63. Hal ini terjadi karena adanya perubahan konfigurasi sistem yakni penambahan lapisan tipis dielektrik yaitu film polipirol dengan nilai bagian riil konstanta dielektrik yang berbeda-beda. Gambar 4. Kurva SPR dengan ketebalan lapisan Au tetap (50 nm) dan variasi ketebalan polipirol. Ketebalan lapisan tipis mempengaruhi nilai reflektansi. Ketebalan optimum terjadi jika nilai reflektansi mendekati nol. Pada pengamatan mengenai SPR dapat dikontrol ketebalan lapisan dielektrik sehingga lebih optimum. Pada Gambar 4. dapat dilihat bahwa ketebalan dari salah satu film polipirol dengan larutan elektrolit berupa asam teroksidasi antara 20 nm 50 nm. Kurva SPR tersebut menunjukkan bahwa lapisan polipirol paling optimum adalah 20 nm dengan nilai reflektansi yaitu 0,217. Gambar 5. Kurva SPR dengan ketebalan lapisan Au tetap (50 nm) dan ketebalan polipirol tetap (20 nm). 153 TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 2. 2016

Pada Gambar 5 menunjukkan kurva SPR ketebalan polipirol tetap (20 nm) dengan variasi larutan elektrolit masing masing dalam keadaan teroksidasi dan reduksi. Pada kurva SPR dapat dilihat bahwa nilai reflektansi yang paling optimum dan pergeseran yang paling besar terdapat pada polipirol dengan larutan elektrolit netral dalam keadaan tereduksi yaitu 0,157 dan 49,32 0. Sedangkan pada polipirol dengan larutan asam (NaClO4+HClO4) dalam keadaan teroksidasi menunjukkan kurva reflektansi yang lebih tajam dan lebar kurva lebih kecil dibandingkan dengan larutan elektrolit netral dalam keadaan tereduksi dengan sudut SPR 46,81 0 dengan nilai reflektansi yaitu 0,2166. Semakin kecil dip pada kurva SPR, maka akan diperoleh kurva SPR yang semakin dalam dan tajam dengan nilai " yang semakin kecil dan begitu juga sebaliknya, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedalaman dan ketajaman kurva SPR juga berkaitan dengan serapan material dan bagian imajiner konstanta dielektrik material. Kesimpulan Kajian fenomena SPR pada film polipirol dalam kondisi oksidasi dan reduksi telah dilakukan dengan system 4 layer yaitu Prisma/Au/Polipirol/Udara dengan konfigurasi Kretcshmann termodifikasi. Simulasi dilakukan dengan program Winspall 3.02 dengan dan panjang gelombang laser yang digunakan 632,8 nm. Dari hasil simulasi diperoleh bahwa untuk memperoleh hasil yang optimum dapat dilakukan dengan memvariasikan ketebalan polipirol sehingga berpengaruh pada pergeseran kurva reflektansi. Polipirol dengan larutan elektrolit netral dan asam yang masing-masing dalam keadaan oksidasi dan reduksi berkaitan dengan serapan material, indeks bias dan konstanta dielektrik kompleks lapisan tipis polipirol sehingga mempengaruhi pergeseran sudut dan ketajaman kurva SPR. Conducting Metal Oxides, J. Appl. Phys., 100, 054905 [2] Spain E, Keyes T.E., dan Forster R.J., 2013, Polypyrrole gold Nanoparticle Composites for Highly Sensitive DNA Detection. Electrochimica Acta, 102 109. [3] Kim, D., Lee, D., dan Paik, W. k., 1996, Polypyrrole Film Studied by Three Parameter Ellipsometry, Bull. Korean Chem. Soc., 17, 8, 707-712 [4] Green, R.J., Ruchard, A.F., Kevin, M.S., Martyn, C.D., Clive, J.R., dan Saul, J.B.T., 2000, Surface Plasmon Resonance Analysis of Dynamic Biological Interactions with Biomaterials. Biomaterials 21, pp. 1823-1835 [5] Schotheim, T. A., dan Reynold, J. R., Handbook of Conjugate Polymers: Conjugate Polymer Processing and Application, Thrid Edition, Vol 1, CRC Press, Boca Raton. [6] Cascales, J. J. L., Ferna ndez, A. J., dan Otero, T. F., 2003, Characterization of the Reduced and Oxidized Polypyrrole/Water Interface: A Molecular Dynamics Simulation Study, J. Phys. Chem. B, 107, 9339-934. [7] Maier, S.A., Plasmonics: Fundamentals and Applications, 2007, United Kingdom: Springer Science+Business Media LLC. Referensi [1] Rhodes, C., Franzen, S., Maria, J.P., Losego, M., Leonard, D.N., Laughlin, B., Duscher, G. dan Weibel, S., 2006, Surface Plasmon Resonance in TURBO p-issn: 2301-6663, e-issn: 2447-250X Vol. 5 No. 2. 2016 154