BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN

KATA PENGANTAR. Salatiga, Oktober Tim Penyusun

PERENCANAAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN BERBASIS-DATA MEMPERTAJAM INTERVENSI KEBIJAKAN

PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB V RELEVANSI DAN EFEKTIVITAS APBD

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2017

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

KATA PENGANTAR. Surakarta, Desember KEPALA BAPPEDA KOTA SURAKARTA Selaku SEKRETARIS TIM KOORDINASI PENANGGULANGAN KEMISKINAN KOTA SURAKARTA

BAB IV GAMBARAN UMUM KABUPATEN MALINAU. Kabupaten Malinau terletak di bagian utara sebelah barat Provinsi

LAPORAN PENCAPAIAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN DAERAH (LP2KD)

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN TIMUR AGUSTUS 2012

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT,

BAB II PROFIL KEMISKINAN DAERAH

TABEL 9-1 Indikator Kinerja Kabupaten Nagan Raya Tahun

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Kata Pengantar Daftar Isi Daftar Grafik Daftar Tabel

Dalam rangka. akuntabel serta. Nama. Jabatan BARAT. lampiran. perjanjiann. ini, tanggungg. jawab kami. Pontianak, Maret 2016 P O N T I A N A K

PENGANTAR. Manggar, November 2012 KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR. Ir. SYAIFUL BAKHRI.

BAB V PENUTUP Kesimpulan

BAB II GAMBARAN UMUM DAERAH DAN ISU STRATEGIS... II-1

INDIKATOR KESEJAHTERAAN RAKYAT NUSA TENGGARA TIMUR 2014

RINGKASAN EKSEKUTIF HASIL PENDATAAN SUSENAS Jumlah (1) (2) (3) (4) Penduduk yang Mengalami keluhan Sakit. Angka Kesakitan 23,93 21,38 22,67

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

Indikator Sosial Kabupaten Pulau Morotai 2013

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... DAFTAR ISI...

DAFTAR ISI. BAB II. GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH... II Aspek Geografi Dan Demografi... II-2

BAB III PROFIL KEMISKINAN DAERAH

RANCANGAN RENCANA PELAKSANAAN RPJMD TAHUN KE-4

MATRIKS RANCANGAN PRIORITAS RKPD PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Lampiran PENYUSUNAN MASTERPLAN PEMBANGUNAN EKONOMI DAERAH PROVINSI KALIMANTAN UTARA

PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH

RPJMD Kabupaten Agam tahun IX - 1

Kalimantan Timur. Lembuswana

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH KOTA PALU DT - TAHUN

2.1 Gambaran Umum Provinsi Kalimantan Timur A. Letak Geografis dan Administrasi Wilayah

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Wilayah Sungai Tamiang Langsa II-7. Jumlah Curah Hujan Rata-rata Bulanan (mm) Arah dan Kecepatan Angin Rata-rata (knots)

Daftar Tabel Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD ) Kab. Jeneponto Tahun 2016

NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TARGET TAHUN Misi 1 : Meningkatnya kualitas sumber daya manusia dengan berbasis pada hak-hak dasar masyarakat

INDIKATOR KINERJA UTAMA PROVINSI GORONTALO. Tujuan 1 : Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi Daerah

Peraturan Daerah RPJMD Kabupaten Pulang Pisau Kata Pengantar Bupati Kabupaten Pulang Pisau

Boleh dikutip dengan mencantumkan sumbernya

DAFTAR ISI PERDA... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

BAB II KONDISI UMUM DAERAH

DAFTAR TABEL. Tabel Judul Halaman: 1.1 Nama Kecamatan, Luas Wilayah dan Jumlah Desa/Kelurahan Luas Tanah Menurut Penggunaannya 4

Lampiran 1. Perjanjian Kinerja Tahun 2016

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2014 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

RPJMD KABUPATEN LINGGA DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

DAFTAR TABEL. Tabel 2.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan dan Desa/Kelurahan... 17

Penilaian Pencapaian MDGs di Provinsi DIY Oleh Dyna Herlina Suwarto, SE, SIP

Daftar Isi DAFTAR ISI... I DAFTAR GAMBAR... IIII DAFTAR TABEL... IV

Lampiran Perjanjian Kinerja Tahun 2015 PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN GOWA

BAB IV GAMBARAN UMUM KOTA SUKABUMI. Kota Sukabumi terletak pada bagian selatan tengah Jawa Barat pada

BAB I PENDAHULUAN... I-1

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK UTARA

PEMERINTAH KOTA BANDAR LAMPUNG

BAB IX PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN MALANG TAHUN 2015

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PENETAPAN KINERJA TAHUN 2014 PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN TAHUN 2016

KEADAAN KETENAGAKERJAAN NTT FEBRUARI 2015

BAB I GEOGRAFIS DAN IKLIM

Tingkat Kemiskinan Kabupaten Pasaman Barat dan Propinsi Sumatera Barat Tahun

KABUPATEN ACEH UTARA. Katalog BPS : BADAN PUSAT STATISTIK

PENETAPAN KINERJA KABUPATEN LAMANDAU TAHUN 2014 PENETAPAN KINERJA TINGKAT PEMERINTAH KABUPATEN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

4 GAMBARAN UMUM KOTA BOGOR

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 9

BAB V ANALISIS APBD. LP2KD Prov. Kaltara

BAB IV PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2011

Tabel 9.1 Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Provinsi Jawa Timur

KEADAAN KETENAGAKERJAAN KALIMANTAN SELATAN AGUSTUS 2012

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH PROVINSI GORONTALO TAHUN 2016

Ikhtisar Pencapaian MDGs Provinsi Kepulauan Riau Menurut Jumlah Indikator


DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

IKHTISAR EKSEKUTIF. Hasil Rekapitulasi Pencapain kinerja sasaran pada Tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

LAMPIRAN Capaian Kinerja Sasaran Pemerintah Kabupaten Hulu Sungai Selatan Tahun 2015

PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH ACEH TAHUN Pergub menjaga keberlanjutan perdamaian. 1.3 Persentase pembinaan terhadap LSM, Ormas dan OKP.

Tabel 9.1. Tabel Penetapan Indikator Kinerja Daerah Terhadap Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Kabupaten Landak

BAB III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PROGRAM LINTAS SEKTOR (1): PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN

PENETAPAN INDIKATOR KINERJA DAERAH

Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Bangka Barat Tahun 2014 DAFTAR ISI

Rencana Kerja P emerintah Daerah Kabupaten Barru Tahun 2015 DAFTAR ISI

Daftar Isi. Kata Pengantar. Daftar Tabel Daftar Gambar

GAMBARAN UMUM KESEJAHTERAAN MASYARAKAT PROVINSI RIAU

(Sakernas), Proyeksi Penduduk Indonesia, hasil Sensus Penduduk (SP), Pendataan Potensi Desa/Kelurahan, Survei Industri Mikro dan Kecil serta sumber

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB VII P E N U T U P

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR BUPATI KABUPATEN BANYUASIN... KATA PENGANTAR BAPPEDA KABUPATEN BANYUASIN... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

Tahun Penduduk menurut Kecamatan dan Agama Kabupaten Jeneponto

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN... 1

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BANGKALAN PERJANJIAN KINERJA PERUBAHAN TAHUN 2016

Transkripsi:

BAB IV PRIORITAS INTERVENSI KEBIJAKAN Prioritas intervensi kebijakan ditentukan dengan menganalisis determinan kemiskinan atau masalah pokok kemiskinan dalam bidang-bidang yang berhubungan dengan kondisi umum kemiskinan di daerah. 4.1. Capaian Bidang Pendidikan Tingkat Pendidikan yang lebih tinggi dan berkualitas bagi anak dapat menunjang seseorang untuk mengakses kesempatan kerja yang lebih luas dan lebih baik. Dengan demikian akan dapat menambah pendapatan untuk kebutuhan hidup keluarganya, sehingga mereka tidak lagi menjadi penduduk miskin. Pendidikan formal bagi anak dari keluarga miskin, tentu lebih sulit diakses dari pada anak dari keluarga dengan ekonomi yang mapan, sehingga anak dari keluarga miskin akan lebih sulit bersaing dalam mendapatkan pekerjaan dengan konvensasi yang memadai. Dengan demikian mereka tidak akan dapat meningkatkan pendapatan keluarga dan keluar dari garis kemiskinannya. Dalam bidang pendidikan beberapa indikator penting yang dapat menggambarkan tingkat kemiskinan di Provinsi Kaltara. Tabel 4.1 menginformasikan capaian pelayanan bidang pendidikan di Provinsi Kaltara dibanding capaian nasional untuk tahun 2013. Dari Tabel 4.1 indikator pelayanan pendidikan yang terbaik adalah persentase APK SMP/MTS mengalami kenaikan 5,25%, persentase APK SMA/MA mengalami kenaikan 16,08%, persentase APM SD/MI mengalami kenaikan 0,38%, dan persentase APM SMP/MTs mengalami kenaikan 0,38% dibanding dari capaian nasional. Sedangkan indikator pelayanan pendidikan yang buruk adalah persentase APK SD/MI kurang 0,12%, persentase APM SMA/MA kurang 8,33%, persentase APS usia 7-12 tahun kurang 0,42%, persentase APS usia 13-15 tahun kurang 5,67%, dan APS usia 16-18 tahun kurang 9,02% dari capaian nasional. Belum tercapainya pelayanan bidang pendidikan untuk penanggulangan penduduk miskin di Kaltara disebabkan oleh bebarapa faktor diantaranya adalah pelayanan pendidikan yang diberikan pemerintah daerah belum merata baik pembangunan fisik sekolah maupun kualitas dan kuantitas tenaga kependidikan yang hanya terdistribusi di Ibukota saja. LP2KD Prov. Kaltara, 2014-57

1. Angka Partisipasi Kasar (APK) SD/MI (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SD/MI (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 107,57% berada dibawah capaian nasional 107,69% berarti lebih buruk. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 115,59%, Kabupaten Bulungan 113,32% dan Kabupaten Tana Tidung 112,83% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, Hal ini disebabkan hampir semua desa yang ada di tiga kabupaten tersebut telah tersedia sekolah walaupun tenaga kependidikannya belum memadai baik kualitas dan kuantitasnya. Sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan APK SD/MI mencapai 105,24% dan Kota Tarakan 106,04 berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Hal ini disebabkan kedua daerah tersebut merupakan daerah transit untuk penduduk pendatang untuk mencari pekerjaan sehingga anak mereka yang tergolong wajib belajar belum bisa menjadi peserta didik atau tidak bersekolah akibat tidak mempunyai biaya pendidikan walaupun pendidikan di Kaltara telah digratiskan (Grafik 4.1). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-58

Pencapaian analisis relevansi angka partisipasi kasar (APK) SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 berada diatas capaian nasional berarti masih bermasalah walaupun ada upaya perbaikan, hanya pada tahun 2005 kurang dari 0,01% dari capaian nasional (Grafik 4.2). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SD/MI tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kabupaten Nunukan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Nunukan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.3). Grafik 4.3 LP2KD Prov. Kaltara, 2014-59

2. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMP/MTs (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 91,06% berada diatas capaian nasional 85,81% berarti lebih baik (Grafik 4.4.). Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 98,35% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, di Kabupaten Bulungan 86,09% berada diatas capaian provinsi namun masih berada dibawah nasional berarti agak lebih baik, sedangkan di Kabupaten Tana Tidung 81,41%, Kota Tarakan 77,24% dan Kabupaten Malinau 77,09% berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Mereka sudah bekerja untuk membantu mengurangi pengeluaran keluarga. Tren capaian dari hasil analisis relevansi APK SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2012-2013 berfluktuatif namun masih berada diatas capaian nasional menunjukkan pelayanan pendidikan untuk APK SD/MTs tidak bermasalah (Grafik 4.5). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-60

Grafik 4.6 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SMP/MTs tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.6). 3. Angka Partisipasi Kasar (APK) SMA/MA (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi kasar (APK) SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 82,21% berada diatas capaian nasional 66,13% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 99,86%, Kabupaten Nunukan 84,92% diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, Kabupaten Malinau 81,09%, Kabupaten Tana Tidung 70,22% dan Kabupaten Bulungan LP2KD Prov. Kaltara, 2014-61

diantara capaian provinsi dan nasional berarti agak lebih baik. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja pemerintah daerah pada bidang pendidikan untuk APK SMA/MA sudah memberikan pelayanan pendidikan yang baik (Grafik 4.7). Grafik 4.8. 2002 hanya 61,51% bisa mencapai 82,23% pada tahun 2013 (Grafik 4.8). Grafik 4.9. Pencapaian analisis relevansi APK SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2012-2013 berfluktuatif namun masih berada diatas capaian nasional menunjukkan pelayanan pendidikan untuk APK SMA/MA tidak bermasalah, grafik menunjukkan peningkatan pelayanan untuk APK SMA/MA selalu meningkat, untuk tahun Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APK SMA/MA tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk dalam kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan berada pada kuadran 1 berwarna kuning sehingga menjadi prioritas kedua (Grafik 4.9). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-62

4. Angka Partisipasi Murni (APM) SD/MI (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni (APM) SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 95,91% berada diatas capaian nasional 95, 53% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, pencapaian di Kabupaten Tana Tidung 98,22%, Kabupaten Nunukan 97,25, Kabupaten Bulungan 96,55%, Kota Tarakan 96,57% diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik, sedangkan pencapaian untuk di Kabupaten Malinau hanya 94,99% berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk, hal ini menunjukkan bahwa capaian APM SD/MI di Kabupaten Malinau perlu diupayakan minimal bisa seimbang dengan capaian nasional. Pencapaian analisis relevansi APM SD/MI (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2012-2013 ada kecenderungan membaik khususnya pada tahun 2011-2013 karena berada diatas capaian nasional, hal ini menunjukkan telah terjadi perbaikan trend untuk pencapaian APM SD/MI di Kaltara. Sedangkan pada tahun 2002-2010 berada dibawah capaian nasional menunjukkan pencapaian yang buruk walaupun pada tahun 2004 trend menunjukkan mendekati capaian nasional dari capaian provinsi sebesar 92,55% sedangkan capaian nasional sebesar 93,04% (Grafik 4.11). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-63

Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SD/MI tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah hanya di Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.12). 5. Angka Partisipasi Murni (APM) SMP/MTs (%) Grafik 4.13. menginformasikan pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni (APM) SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 76,01% berada diatas capaian nasional 73,72% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kallimantan Utara, capaian di Kabupaten Nunukan 83,75% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik. Capaian LP2KD Prov. Kaltara, 2014-64

untuk di Kabupaten Bulungan 72,46%, Kabupaten Tana Tidung 70,80%, Kota Tarakan 69,98% dan Kabupaten Malinau 63,57%%berada dibawah capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk. Hal ini diduga disebabkan pelayanan pendidikan APM SMP/MTs yang diberikan oleh pemerintah belum optimal dan belum menyentuh kebutuhan dasar bagi penduduk miskin. Akibatnya mereka belum masuk usia kerja terpaksa berhenti sekolah, dengan asumsi pertama untuk membantu meringankan beban ekonomi keluarga, termasuk budaya (kebiasaan) membantu orang tua untuk pergi ke ladang untuk bercocok tanam dan berburu atau untuk menangkap ikan, baik di perairan umum maupun laut. kdua jarak sekolah dengan pemukiman penduduk miskin sangat jauh terutama di daerah pedalaman, terpencil, terisolasi dan pulau-pulau kecil terluar, ketiga tenaga kependidikan tidak betah di daerah tersebut. Pencapaian analisis relevansi APM SMP/MTs (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2012-2013 trendnya ada kecenderungan membaik khususnya pada tahun 2002-2005 dan 2007-20013, akan tetapi pada tahun 2006 memburuk hanya mencapai 64,00% berada dibawah capaian nasional 66,52% untuk tahun 2016.. Adapun trend capaian provinsi pada tahun 2002 sebesar 61,69 sedangkan pada tahun 2013 mencapai 76,01 (Grafik 4.14). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-65

Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SMP/MTs tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kota Tarakan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan, masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.15). 6. Angka Partisipasi Murni (APM) SMA/MA (%) Pencapaian posisi relatif angka partisipasi murni (APM) SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 62,22% berada diatas capaian nasional 53,89% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kallimantan Utara, capaian di Kota Tarakan 72,69%, Kabupaten Nunukan 64,40% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih baik. Capaian untuk di Kabupaten Malinau 60,92%, Kabupaten Bulungan 57,25% dan Kabupaten Tana Tidung 54,52% berada diantara capaian provinsi dan nasional berarti agak lebih baik, Hal ini menunjukkan telah terjadi perbaikan untuk pencapaian pelayanan pendidikan APM SMA/MA di Provinsi Kaltara (Grafik LP2KD Prov. Kaltara, 2014-66

4.16). Tren pencapaian analisis relevansi APM SMA/MA (%) Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2012-2013 membaik karena berada diatas capaian trend nasional berarti pencapaian pelayanan pendidikan APM SMA/MA tidak bermasalah (Grafik 4.17). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, pencapaian APM SMA/MA tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan adalah di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan, masuk dalam Grafik 4.18 kuadran 1 berwarna kuning berarti menjadi prioritas kedua (Grafik 4.18). 7. Angka Putus Sekolah Usia 7-12 Tahun (APS) % Grafik 4.19 Pencapaian posisi relatif angka putus sekolah (APS) usia 7-12 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 sebesar 0,16% berada dibawah capaian nasional 0,58% berarti lebih baik. Dari 5 Kabupaten/Kota di Provinsi Kaltara, hanya di Kabupaten Malinau di atas capaian nasional yaitu sebesar 0,80% berarti buruk (masih bermasalah), sedangkan capaian di Kabupaten Tana Tidung 0,38% diantara capaian nasional dan provinsi, dan untuk Kota Tarakan 0%, Kabupaten Nunukan 0% dan Kabupaten Bulungan 0% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik/tidak bermasalah (Grafik 4.19). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-67

Grafik 4.20 Pencapaian persentase analisis relevansi Angka Putus Sekolah (APS) Usia 7-12 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun 2002-2013 trendnya berfluktuatif dan masih berada dibawah capaian nasional yang berarti telah ada perubahan perbaikan untuk mengatasi pelayanan APS usia 7-12 tahun. Untuk tahun 2009 APS sebesar 1,07% diatas capaian nasional sebesar 0,89% yang berarti bermasalah, akan tetapi pada tahun 2010 kembali menjadi lebih baik lagi hingga sampai tahun 2013 karena berada dibawah capain nasional, yang berarti tidak bermasalah (Grafik 4.20). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase APS usia 7-12 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan di Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan Grafik 4.21 untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan, masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.21). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-68

8. Angka Putus Sekolah Usia 13-15 Tahun (APS) % Grafik 4.22 Pencapaian persentase posisi relative Angka Putus Sekolah (APS) usia 13-15 tahun (%) Provinsi Kaltim/Kaltara sebesar 2,87% berada dibawah capaian nasional 8,54% berarti lebih baik (tidak bermasalah), sedangkan capaian untuk Kabupaten Bulungan 3,75%, Kabupaten Nunukan 3,74%, dan Kota Tarakan 3,31% berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah mengalami perbaikan), serta capaian untuk Kabupaten Tana Tidung 2,30% dan Kabupaten Malinau 2,20% berada dibawah capaian provinsi dan capaian nasional yang berarti lebih baik/tidak bermasalah(grafik 4.22). Grafik 4.23 Tren pencapaian persentase analisis relevansi APS usia 13-15 tahun Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap pencapaian nasional trendnya selalu jauh lebih baik karena berada dibawah trend capaian nasional. Hal ini menunjukkan pelayanan APS usia 13-15 tahun tidak bermasalah. Namun perlu diantisipasi, misalnya diawali tahun 2010 trendsnya naik terlebih persentasenya naik kembali terjadi pada tahun 2011, yang diindikasikan trendsnya diatas garis linier relevansi APS usia 13-15 tahun untuk pencapaian Kaltara (Grafik 4.23). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-69

Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase APS usia 13-15 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Grafik 4.24 Kabupaten Malinau dan Kabupaten Tana Tidung masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.24). 9. Angka Putus Sekolah Usia 16-18 Tahun (APS) % Grafik 4.25 Pencapaian persentase posisi relatif Angka Putus Sekolah (APS) usia 16-18 tahun di Provinsi Kaltim/Kaltara 2013 sebesar 26,64% dibawah capaian nasional 35,66% yang berarti lebih baik (tidak bermasalah), akan tetapi pencapaian di Kabupaten Tana Tidung 37,42% dan Kabupaten Bulungan 37,01% berada diatas capaian provinsi dan nasional berarti lebih buruk (bermasalah), sedangkan capaian di Kabupaten Malinau 28,17% dan Kabupaten Nunukan 26,83% berada diantara capaian provinsi dan capaian nasional berarti agak lebih baik (telah ada perbaikan pelayanan), sedangkan capaian di Kota Tarakan 21,49% berada dibawah capaian provinsi dan capaian nasional yang berarti lebih baik/tidak bermasalah (Grafik 4.25). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-70

Grafik 4.26 Tren pencapaian persentase relevansi angka putus sekolah (APS) usia 16-18 tahun di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap pencapaian nasional trendnya jauh lebih baik karena berada dibawah tren capaian nasional. Hal ini menunjukkan pelayanan APS usia 13-15 tahun telah menunjukkan penyelesaian masalah. Akan tetapi upaya untuk menurunkan APS tersebut harus terus dilaksanakan agar generasi muda di Kaltara bisa memiliki kompetensi dan skill yang mumpuni untuk mengisi pembangunan di Kaltara yang semakin rumit kompleksitasnya (Grafik 4.26). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase APS usia 16-18 tahun 2013 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Grafik 4.27 Tarakan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.27). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-71

4.2. Capaian Bidang Kesehatan Derajat kesehatan masyarakat diawali dengan seberapa baik asupan gizi dari Ibu mulai mengandung, bayi dalam kandungan, setelah lahir sampai dengan 1 (satu) tahun dan sampai anak berumur 5 tahun, selanjutnya dalam masa pertumbuhannya. Semakin baik Gizi Balita, maka semakin baik kualitas kesehatan anak dimasa depan, sehingga kualitas dan derajat kesehatan masayakat juga diharapkan semakin baik. Indikator-indikator kesehatan yang dapat mempengaruhi derajat dan kualitas kesehatan masyarakat adalah (1) Angka Kematian Bayi per 1000 KH, (2) Angka Kematian Balita per 1000 KH, (3) Angka Kematian Ibu per 100.000KH, (4) Prevalensi Balita Gizi Buruk (%), (5) Rasio Kelahiran ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih (%), (6) Angka Morbiditas dan (7) Penduduk dengan keluhan kesehatan (%). 1. Angka Kematian Bayi (ABK) Pencapaian posisi relative angka kematian bayi (ABK) (per 1.000 kelahiran hidup) di Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun 2009 mencapai 25,07% berada dibawah capaian nasional 31,42% berarti baik/tidak bermasalah. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 35,08% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, sedangkan capaian di Kabupaten Nunukan 24,09, Kota Tarakan 23,26%, Kabupaten Tana Tidung 19,81% dan Kabupaten Bulungan 19,43% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.28). Grafik 4.28. Grafik 4.29. LP2KD Prov. Kaltara, 2014-72

Tren pencapaian dari hasil analisis relevansi angka kematian bayi (AKB) (per 1.000 kelahiran hidup) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 cukup relevan dan berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk AKB di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata penurunan AKB cukup signifikan, terlihat dari 31,80 di tahun 2002 menjadi 27,32 Grafik 4.30. di tahun 2005, dari terus turun menjadi 25,73 di tahun 2008 dan turun lagi menjadi 25,07 di tahun 2009 (Grafik 4.29). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian persentase angka kematian bayi (AKB) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kota Tarakan, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Nunukan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.30). 2. Rasio Bidan Pencapaian posisi relative rasio bidan (per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara untuk tahun 2008 mencapai 41,3% berada dibawah capaian nasional 59,69% berarti buruk/ bermasalah (Grafik 4.31). Grafik 4.31. LP2KD Prov. Kaltara, 2014-73

Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Tana Tidung 97,70%, Kabupaten Bulungan 71,10% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, sedangkan capaian di Kabupaten Malinau 55,50% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, sedangkan capaian di Kabupaten Nunukan 41,80% dan di Kota Tarakan 23,80% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik. Tren pencapaian analisis relevansi rasio bidan (per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk rasio bidan di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata peningkatan rasio bidan cukup signifikan, terlihat dari 39,20 di tahun 2005 menjadi 41,30 di tahun 2008, dari terus meningkat menjadi 45,09 di tahun 2012 (Grafik 4.32). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian rasio bidan yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Grafik 4.32. Grafik 4.33 Tana, dan Kabupaten Malinau masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.33). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-74

3. Rasio Dokter Pencapaian posisi relative rasio dokter (per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2008 mencapai 25,2% berada diatas capaian nasional 22,38% berarti baik. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 65,90%, Kota Tarakan 43,10%, Kabupaten Bulungan 43,00%, Kabupaten Tana Tidung 37,50% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, sedangkan capaian untuk Kabupaten Nunukan 23,60% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada upaya perbaikan (Grafik 4.34). Tren pencapaian analisis relevansi rasio dokter (per 100.000 penduduk) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 belum relevan walaupun masih berada diatas capaian nasional, hal ini membuktikan telah ada perbaikan untuk rasio dokter di Kaltim/Kaltara. Laju rata-rata peningkatan rasio dokter tidak signifikan, terlihat dari 24,20 di tahun Grafik 4.34 Grafik 4.35 2005 menjadi 25,20 di tahun 2008, terus menurun menjadi 23,77 di tahun 2011. Hal ini disebabkan, kemungkinan pertama dokter tidak betah bekerja, akibatnya mengusulkan mutasi baik ke ibukota kabupaten/kota di Kaltara dan atau mutasi ke luar Provinsi Kaltara, serta terjadinya peningkatan penduduk di Kaltara (Grafik 4.35). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-75

Grafik 4.36 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian rasio dokter yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan, Kabupaten Tana, dan Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.36). 4. Jarak Puskesmas Terdekat Pencapaian posisi relative jarak puskesmas terdekat (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 24,96% berada diatas capaian nasional 10,05% berarti buruk. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 37,01% dan Kabupaten Nunukan 35,42% berada diatas capaian nasional dan baik (Grafik 4.37). Grafik 4.37 provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Tana Tidung 17,63% dan di Kabupaten Bulungan 15,21 berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan 4,73% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti LP2KD Prov. Kaltara, 2014-76

Tren pencapaian analisis relevansi jarak puskesmas terdekat (km) di Grafik 4.40 Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2005-2011 tidak relevan dan masih berada diatas capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi jarak puskesmas terdekat untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara, walaupun ada program dokter terbang untuk melayani penduduk miskin di daerah terpencil, terisolasi, terluar di Kaltara, namun belum bisa menyentuh secara signifikan. Laju rata-rata penurunan jarak puskesmas terdekat di Kaltim/Kaltara cukup signifikan, terlihat dari 27,49 km di tahun 2005 menjadi 23,05 km di tahun 2008, dan naik kembali menjadi 24,96 km di tahun 2011 (Grafik 3.38). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pencapaian jarak puskesmas terdekat yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan untuk di Kabupaten Bulungan dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.39). 5. Keluhan Kesehatan Pencapaian posisi relative penduduk dengan keluhan kesehatan (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 18,99% berada dibawah capaian nasional 27,70% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 40,20% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Bulungan 21,23% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian untuk di Kabupaten Malinau 18,17%, di Kabupaten Tana Tidung 16,59% dan di Kota LP2KD Prov. Kaltara, 2014-77

Tarakan 11,66% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.40). Tren pencapaian analisis relevansi penduduk dengan keluhan kesehatan di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi keluhan kesehatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 3.41). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap penduduk dengan keluhan kesehatan yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.42). 6. Pengobatan Sendiri Pencapaian posisi relative penduduk dengan pengobatan sendiri (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 61,58% berada dibawah capaian nasional 63,10% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Nunukan 70,06% dan Kota Tarakan 66,48% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah, capaian di Kabupaten Bulungan 49,93%, LP2KD Prov. Kaltara, 2014-78

Kabupaten Malinau 44,31% dan Kabupaten Tana Tidung 31,45% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.43). Tren pencapaian analisis relevansi penduduk dengan pengobatan sendiri di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan walaupun masih berada dibawah capaian nasional, hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasi keluhan kesehatan untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 3.44). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap penduduk dengan pengobatan sendiri yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.45). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-79

7. Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Pencapaian posisi relative kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 87% berada diatas capaian nasional 82,51% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 95,90%, diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kabupaten Malinau berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), capaian di Kabupaten Bulungan 79,86%, Kabupaten Tana Tidung 69,25% dan Kabupaten Nunukan 39,99% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk/bermasalah (Grafik 4.46). Tren pencapaian analisis relevansi kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 relevan dan berada diatas capaian nasional akan tetapi di tahun 2012 naik kembali dari 88,50% di tahun 2011 menjadi 90,83% di tahun 2013. Hal ini membuktikan belum ada perbaikan yang signifikan untuk mengatasinya untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 4.47). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-80

Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap kelahiran ditolong tenaga kesehatan terlatih (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.48). 8. Angka Morbiditas Pencapaian posisi relative angka morbiditas (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 9,18% berada dibawah capaian nasional 11,46% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten 17,20%, berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti Buruk, capaian di Kabupaten Bulungan 12,78% dan Kabupaten Malinau 9,19% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti agak baik (telah ada perubahan), capaian di Kabupaten Tana Tidung 9,62% dan Kota Tarakan 5,74% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik/tidak bermasalah. (Grafik 4.49). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-81

Tren pencapaian analisis relevansi angka morbiditas (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan dan masih berada dibawah capaian nasional. Dalam 5 tahun terakhir akan angka morbiditas di Kaltara mengalami penurunan signifikan terutama terjadi pada tahun 2013 sebesar 3,01% dari 12,19% di tahun 2012 menjadi 9,18 di tahun 2013. Hal ini membuktikan telah terjadi perbaikan yang signifikan untuk mengatasi angka morbiditas untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin di Kaltara (Grafik 4.50). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap angka morbiditas (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.51). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-82

4.3. Capaian Bidang Infrastruktur Dasar Analisis bidang infrastruktur dasar yang merupakan karekteristik penting dalam penanggulangan kemiskinan dan sering dinamakan indikator utama adalah indikator rumah tangga dengan sanitasi layak (%), indikator rumah tangga dengan air minum layak (%) dan indikator rumah tangga dengan akses listrik (%). Capaian indikator-indikator tersebut di Provinsi Kaltara tahun 2012, sebagaian besar masih bermasalah, sehingga masih menjadi prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Berikut Capaian indikator-indikator bidang infrastruktur dasar yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara : 1. Proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak Pencapaian posisi relative proforsi rumah tangga dengan sanitasi layak (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 72,69% berada diatas capaian nasional 60,45% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Tana Tidung 79,30% dan Kota Tarakan 75,38% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kabupaten Bulungan 62,63% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian di Kabupaten Nunukan 27,23% dan Kabupaten Malinau 19,98% berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti bermasalah (Grafik 4.52). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2011 terjadi penurunan sebesar -1,81% dari 68,37% di tahun 2010 menjadi 66,56% di tahun 2011 walaupun di tahun 2012 naik menjadi 71,80% dan di tahun 2013 naik kembali menjadi 72,69% (Grafik 4.53). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-83

Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan sanitasi layak yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.54). 2. Proporsi rumah tangga dengan air minum layak Pencapaian posisi relative proporsi rumah tangga dengan air minum layak (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 11,56% berada dibawah capaian nasional 40,82% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kabupaten Malinau 60,84%, Kabupaten Tana Tidung 47,52%, Kabupaten Nunukan 43,15%, dan Kabupaten Bulungan 42,60% berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, capaian di Kota Tarakan 28,61% berada dibawah capaian nasional berarti buruk/bermasalah. Walaupun ke empat Kabupaten di Kaltara capaiannya sudah baik, hanya terdapat di ibukota kabupaten saja, sedangkan di ibukota kecamatan dan perdesaan proporsi rumah tangga dengan air minum layak masih bermasalah (buruk) disebabkan belum ada PDAM yang layak untuk melayani kebutuhan air bersih bagi penduduk. Penduduk hanya bergantung pada air sumur untuk MCK, sedangkan air hujan untuk dikonsumsi, sedangkan bagi penduduk yang berada di sekitar daerah aliran sungai LP2KD Prov. Kaltara, 2014-84

pada umumnya menggunakan air sungai untuk MCK termasuk untuk di konsumsi selain air hujan (Grafik 4.55). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan air mimun layak di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2013 terjadi kenaika sebesar 0,56% dari 31,00% di tahun 2011 menjadi 31,56% di tahun 2011 (Grafik 4.56). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan air minum layak yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kota Tarakan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.57). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-85

3. Proporsi rumah tangga dengan akses listrik Pencapaian posisi relative proporsi rumah tangga dengan akses listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2013 mencapai 96,13% berada dibawah capaian nasional 96,46% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 100% berada diatas capaian nasional berarti baik (tidak bermasalah) namun 2 tahun terakhir ini di Kota Tarakan sangat kekurangan energy listrik sehingga sangat sering terjadi kematian listrik bergilir sehingga menjadi masalah utama dan besar di Kota Tarakan sebagai kota jasa dan pendidikan di Kaltara. Capaian akses listrik di Kabupaten Malinau 95,96%, Kabupaten Bulungan 95,07%, Kabupaten Tana Tidung 93,43,52%, dan Kabupaten Nunukan 83,17%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk (Grafik 4.58). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi rumah tangga dengan akses listrik di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 tidak relevan. Dalam 5 tahun terakhir tren capaian berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun LP2KD Prov. Kaltara, 2014-86

2011 terjadi penurunan sebesar 1,59% dari 95,18% di tahun 2010 menjadi 93,59% di tahun 2011 walaupun di tahun 2012 naik menjadi 94,63% begitu juga di tahun 2013 naik menjadi 96,13% (Grafik 4.59). Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi rumah tangga dengan akses listrik (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Malinau, Kabupaten Tana Tidung, Kota Tarakan dan Kabupaten Bulungan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.60). 4. Proporsi desa dengan jaringan listrik Pencapaian posisi relative proporsi desa dengan jaringan listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 96,52% berada diatas capaian nasional 96,25% berarti baik (tidak bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti baik, hanya di Kabupaten Nunukan 42,15%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi Grafik 4.62 Grafik 4.61 berarti buruk (Grafik 4.61). Tren pencapaian analisis relevansi proporsi desa dengan jaringan listrik (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan dan berfluktuatif. Hal ini terlihat pada tahun 2002 terjadi penurunan sebesar -2,08% dari 90,99% di tahun 2002 menjadi 88,91% di tahun 2005 terus naik sebesar 4,17% di tahun 2008 sehingga menjadi 93,08% kemudian naik menjadi 96,25,46% di tahun 2011 (Grafik 4.62). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-87

Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi desa dengan jaringan listrik (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau dan Kabupaten Nunukan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Bulungan, Grafik 4.63 Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.63). 5. Proporsi rumah tangga dengan akses jalan R4 Pencapaian posisi relative proporsi desa dengan akses jalan R4 (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 78,46% berada dibawah capaian nasional 87,21% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara, capaian di Kota Tarakan 100%, Kabupaten Tana Tidung 100%, berada diatas capaian nasional Grafik 4.65 Grafik 4.64 berarti baik (tidak bermasalah). Capaian akses jalan R4 di Kabupaten Bulungan 84,72% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian Kabupaten Malinau 66,27% dan Kabupaten Nunukan 42,15%, berada dibawah capaian nasional dan provinsi berarti buruk (Grafik 4.64). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-88

Tren pencapaian analisis relevansi proporsi desa dengan akses jalan R4 di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 relevan dan berfluktuatf, hal ini terlihat pada tahun 2005 terjadi kenaikan sebesar 41,16% dari 53,04% di tahun 2002 menjadi 94,20% di tahun 2005 akan tetapi terjadi penurunan sebesar 22,85% di tahun 2008 sehingga menjadi 71,25% kemudian naik menjadi 78,46% di tahun 2011 (Grafik 4.65). Grafik 4.66 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap proporsi desa dengan akses jalan R4 (%) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau dan Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.66). 6. Aksesibilitas Pasar Tradisional (km) Grafik 4.67 Pencapaian posisi relative aksesbulitas pasar tradisional (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 42,94% berada diatas capaian nasional 14,39% berarti buruk (bermasalah). Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara berada, capaian di Kabupaten Malinau 63,50%, Kabupaten Nunukan 44,40%, berada diatas capaian nasional dan provinsi berarti buruk, capaian di Kabupaten Bulungan 42,13% dan Kabupaten Tana Tidung 34,45% berada diantara capaian nasional dan provinsi berarti telah ada perbaikan, capaian di Kota Tarakan 5,17% dibawah capaian nasional dan provinsi berarti baik (Grafik 4.67). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-89

Tren pencapaian analisis relevansi aksebilitas pasar tradisional (km) di Provinsi Kaltim/Kaltara terhadap nasional tahun 2002-2013 sangat relevan dan meningkat, hal ini terlihat pada tahun 2005 terjadi penurunan sebesar 4,34% dari 47,82% di tahun 2005 menjadi 43,48% di tahun 2008 terus turun sebesar 0,54% di tahun 2011 sehingga menjadi 42,94% (Grafik 4.68). Grafik 4.69 Grafik 4.68 Dari 5 Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap aksebilitas pasar tradisional (km) yang perlu untuk dituntaskan terdapat di wilayah Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan, dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, sedangkan capaian untuk di Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.69). 4.4. Capaian Bidang Ketenagakerjaan Analisis bidang ketenagakerjaan yang merupakan indikator daerah, juga sangat penting dalam penanggulangan kemiskinan. Indikator-indikator tersebut adalah indikator Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) (%), indikator Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) (%), dan Indikator Tingkat Kesempatan Kerja (TKK) (%). Capaian indikator-indikator tersebut di Provinsi Kaltara tahun 2012, sebagaian besar masih bermasalah, sehingga masih menjadi LP2KD Prov. Kaltara, 2014-90

prioritas utama dalam penanggulangan kemiskinan. Berikut Capaian indikator-indikator Ketenagakerjaan yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara Tahun 2012 : 1. Jumlah Angkatan Kerja (Jiwa) Pencapaian posisi relative jumlah angkatan kerja (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai 1.777.381 jiwa naik sebesar 12.685 jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah 1.764.696 jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan 93.800 jiwa, Kabupaten Nunukan 71.635 jiwa, Kabupaten Bulungan 54.016 jiwa, Kabupaten Malinau 33.099 jiwa dan Grafik 4.71 Grafik 4.70 Kabupaten Tana Tidung 7.226 jiwa (Grafik 4.70). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah angkatan kerja (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di 5 kabupaten/kota se-kaltara karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama (Grafik 4.71). 2. Jumlah Bekerja (Jiwa) Pencapaian posisi relative jumlah bekerja (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai 1.619.118 jiwa naik sebesar 28.115 jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah 1.591.003 jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara jumlah angkatan paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan 86.052 jiwa, Kabupaten Nunukan 63.159 jiwa, Kabupaten Bulungan 49.210 jiwa, Kabupaten Malinau 30.045 jiwa dan Kabupaten Tana Tidung 6.590 jiwa (Grafik 4.72). Grafik 4.72 LP2KD Prov. Kaltara, 2014-91

Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah angkatan kerja (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di 5 kabupaten/kota se-kaltara karena masuk kuadran 2 berwarna merah berarti prioritas pertama (Grafik 4.73). Grafik 4.73 3. Jumlah Pekerja Tidak Penuh (Jiwa) Pencapaian posisi relative jumlah pekerja tidak penuh (jiwa) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2012 mencapai 363.369 jiwa turun sebesar 9.574 jiwa dibanding tahun 2011 yang berjumlah 353.795 jiwa. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara jumlah pekerja tidak penuh paling terbanyak ke terkecil, capaian untuk di Kota Tarakan 11.405 jiwa, Kabupaten Nunukan 23.978 jiwa, Kabupaten Bulungan 13.568 jiwa, Kabupaten Malinau Grafik 4.75 Grafik 4.74 10.872 jiwa dan Kabupaten Tana Tidung 2.392 jiwa (Grafik 4.74). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap jumlah pekerja tidak penuh (jiwa) tahun 2012 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kabupaten Bulungan karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, di Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung dan Kota Tarakan masuk dalam kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.75). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-92

4.5. Capaian Bidang Pertumbuhan Ekonomi Analisis bidang ekonomi difokuskan pada dua indikator utama yaitu pertumbuhan ekonomi dan tingkat inflasi. Kedua indikator ini yang dianggap paling berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan masyarakat. Berikut Capaian indikator-indikator pertumbuhan ekonomi yang mempengaruhi angka kemiskinan di Provinsi Kaltara : 1. Pertumbuhan Ekonomi (%) Pencapaian pertumbuhan ekonomi (%) di Provinsi Kaltim/Kaltara tahun 2011 mencapai 1,74% turun sebesar 3,21% dibanding tahun 2010 sebesar 4,95% berada dibawah capaian nasional di tahun 2011 sebesar 6,52% berarti buruk/bermasalah. Dari 5 kabupaten/kota di Provinsi Kaltara pencapaian pertumbuhan ekonomi di tahun 2010 paling terbesar ke terkecil, di Kabupaten Malinau 13,90%, Kota Grafik 4.77 Grafik 4.76 Tarakan 8,20%, Kabupaten Tana Tidung 5,77%, Kabupaten Bulungan 5,63% dan Kabupaten Nunukan 5,63% (Grafik 4.76). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap pertumbuhan ekonomi tahun 2010 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kabupaten Nunukan, Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Tana Tidung karena masuk kuadran 1 berwarna merah berarti prioritas pertama, capaian di Kabupaten Malinau dan Kota Tarakan berada di kuadran 1 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.77). LP2KD Prov. Kaltara, 2014-93

2. Inflasi (%) Pencapaian inflasi (%) di Provinsi Kaltara tahun 2011 yang di wakili oleh Kota Tarakan naik sebesar 1,49% dibanding tahun 2010 dari 6,43% di tahun 2011 menjadi 7,92% di tahun 2010. (Grafik 4.78). Untuk Kabupaten/Kota di Kaltara, intervensi kebijakan tingkat kemiskinan terhadap tingkat inflasi tahun 2011 yang perlu untuk dituntaskan terdapat di Kota Tarakan karena masuk kuadran 1 berwarna merah Grafik 4.78 Grafik 4.79 berarti prioritas pertama, capaian di Kabupaten Malinau, Kabupaten Bulungan, Kabupaten Nunukan dan Kabupaten Tana Tidung berada di kuadran 2 berwarna kuning berarti prioritas kedua (Grafik 4.79). 4.6. Analisis Akar Masalah Per Indikator Penemuan akar masalah untuk setiap indikator yang masih bermasalah dapat dilihat dari sudut pandang pemerintah selaku penyedia layanan dan masyarakat selaku pengguna jasa layanan. Akar masalah tidak selalu bersumber dari kurangnya fasilitas layanan publik yang disediakan pemerintah, namun dapat juga bersumber dari persepsi masyarakat terhadap layanan pemerintah atau budaya dan sosial ekonomi menjadi hambatan masyarakat mengakses layanan pemerintah. Sebagai contoh, prioritas intervensi pemerintah terhadap program penanggulangan kemiskinan bidang pendidikan adalah pada indikator APK SD. Indikator APK SD yang masih rendah dapat dilihat dari bagaimana layanan publik yang telah disediakan oleh pemerintah, dan bagaimana persepsi masyarakat terhadap layanan yang telah disediakan pemerintah, apakah mereka langsung dapat memanfaatkannya ataukah ada faktor budaya, LP2KD Prov. Kaltara, 2014-94

sosial ekonomi masyarakat yang menhambat mereka untuk mengkases layanan pendidikan. Misalnya saja, setelah tamat SD, karena ekonomi keluarga kekurangan, maka anak yang tamat SD diminta oleh orang tuanya untuk membantu bekerja mencari nafkah keluarga dan tidak diberi melanjutkan sekolah ke janjang SMP. Secara lebih rinci akar masalah dapat dilakukan dengan analisis ketersediaan dan pemanfaatan berikut: Tabel 4.2. Analisis Ketersediaan dan Pemanfaatan No Indikator Utama Aspek Ketersediaan (Supplay) Indikator Pendukung 1 2 3 4 A Pendidikan 1 APK SD/MI (%) - tersedianya gedung sekolah, rasio guru cukup, pendidikan 2 APM SMA/MA (%) gratis SD s/d SMA/SMK hanya di perkotaan yang bisa 3 APS usia 7-12 tahun (%) diakses transfortasi darat. 4 APS usia 13-15 tahun (%) - budaya membantu orang tua bekerja untuk mencukupi 5 APS usia 16-18 tahun (%) kebutuhan pangan kebijakan dana pendidik 20% melalui APBD, jarak sekolah jauh, bis sekolah hanya bagi siswa di perkotaan, tersedianya lapangan kerja informal, membantu ortu mencari nafkah (nelayan, buruh, berkebun, berladang, berburu), B Kesehatan 1 AKB - Tenaga medis hanya terfokus di Ibukota kab/kota, 2 Rasio Bidan tersedianya bangunan rumah 3 Rasio Dokter sakit, puskesmas, pustu dan 4 Jarak Puskesmas Terdekat posyandu akan tetapi alat medis minin, tersedianya 5 Keluhan Kesehatan mobil ambulance, speedboat 6 Pengobatan Sendiri ambulance, dan tenaga medis 7 8 Kelahiran Ditolong Tenaga Kesehatan Terlatih Angka Morbiditas tidak betah ditempat kerjanya terutama diperdesaan, lebih mempercayai dukun beranak karena biayanya terjangkau komitmen dan keberpihakan pemda terhadap pelayanan kesehatan masyarakat sangat tinggi terjangkau sehingga mutasi baik ke ibukota kab/kota di Kaltara maupun ke luar Kaltara LP2KD Prov. Kaltara, 2014-95

Lanjutan Tabel 4.2. 1 2 3 4 C Infrastruktur Dasar 1 Sanitasi Layak - Daerah aliran sungai (DAS) yang melimpah 2 Air Minum Layak - Daya pembangkit listrik terbatas (diesel) 3 Akses Listrik - Melimpahnya batubara, angin, dan gelombang laut 4 Jaringan Listrik - melimpahnya batu gunung, tanah urug, dan kayu hutan 5 Akses Jalan R4 - jalan yang ada belum diperbaiki dan diaspal 6 Aksebilitas Pasar Tradisional - belum terbangunnya jalan hingga ke pemukiman penduduk asli di Kaltara baik di pegunungan dan pesisir D Ketenagakerjaan 1 Jumlah Tenaga Kerja - melimpahnya potensi SDA 2 Jumlah Bekerja mahalnya ongkos angkut 3 Jumlah Pekerja Tidak barang dan jasa serta biaya Penuh hidup infrastruktur jalan dan jembatan yang dibangun belum berkualitas, jika telah dibangun hanya menyentuh sebagian kecil pemukiman penduduk miskin di Kaltara, akibatnya tenaga kependidikan, tenaga medis, dan pelayanan dasar lainnya jadi tidak betah, sementara SDA di perdesaan di Kaltara sangat melimpah termasuk bonus demografi akan tetapi kualitas dan kuantitasnya tidak memadai E Pertumbuhan Ekonomi 1 Pertumbuhan Ekonomi - melimpahnya potensi SDA sulitnya aksebilitas jalan layak untuk memanfaatkan SDA 2 Inflasi - Daya saing daerah masih rendah - Kota Tarakan rujukan inflasi daerah belum terbangunnya sarana penunjang daya saing daerah yang berkualitas (BLK) berbasis keunggulan ekonomi daerah tersedianya pasar modern LP2KD Prov. Kaltara, 2014-96