TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

dokumen-dokumen yang mirip
TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 1 PENDAHULUAN. mengandung kelenjar sebasea seperti: muka, dada dan punggung ( kelenjar/cm). 1,2 Acne

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB 4 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. atas. Akne biasanya timbul pada awal usia remaja.

TERAPI TOPIKAL TRETINOIN 0,025% + ZINC ORAL DIBANDINGKAN TOPIKAL NICOTINAMIDE 4% + ZINC ORAL PADA AKNE VULGARIS

TERAPI TOPIKAL AZELAIC ACID DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. punggung bagian atas. Jerawat terjadi karena pori-pori kulit. terbuka dan tersumbat dengan minyak, sel-sel kulit mati, infeksi

The Correlation between Cosmetics Usage to Acne Vulgaris in Female Student in FKIK Muhammadiyah University of Yogyakarta

PERBANDINGAN EFEK DARK CHOCOLATE DAN MILK CHOCOLATE DENGAN KONTROL DALAM MEMICU PENINGKATAN LESI AKNE PADA AKNE VULGARIS DERAJAT RINGAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit kulit yang melibatkan unit pilosebasea ditandai. Indonesia, menurut catatan Kelompok Studi Dermatologi Kosmetika

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan bagi remaja dan dewasa muda merupakan salah satu faktor

ABSTRAK Gambaran Karakteristik Penderita Akne Vulgaris di Klinik Spesialis Kulit dan Kelamin Sakura Derma Bandung

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri

LAPORAN AKHIR HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. dan papula yang erimatus, serta pada kasus yang berat dapat disertai pustul yang

ABSTRAK PENGARUH PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI ORAL KOMBINASI PADA PENGOBATAN AKNE VULGARIS

BAB I PENDAHULUAN. Acne Vulgaris (AV) merupakan suatu penyakit peradangan kronis dari folikel

PENGARUH PEMAKAIAN SABUN SULFUR TERHADAP JUMLAH LESI AKNE VULGARIS LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Akne vulgaris atau lebih dikenal dengan jerawat, adalah penyakit self-limited yang menyerang unit

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SKRIPSI. Oleh: Yuni Novianti Marin Marpaung NIM KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN PROGRAM STUDI FISIOTERAPI FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Akne vulgaris adalah peradangan kronik folikel pilosebasea dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. polisebasea yang umumnya terjadi pada masa remaja dan dapat sembuh sendiri

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian adalah ilmu kesehatan kulit dan kelamin.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Akne vulgaris (jerawat) merupakan penyakit. peradangan kronis pada unit pilosebaseus yang sering

BAB I PENDAHULUAN. jerawat atau akne (Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris merupakan suatu

PENGARUH KEBERSIHAN KULIT WAJAH TERHADAP KEJADIAN ACNE VULGARIS LAPORAN HASIL PENELITIAN KARYA TULIS ILMIAH

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS INDONESIA MEREK X DALAM MEMPERCEPAT PENYEMBUHAN LUKA PADA MENCIT JANTAN GALUR Swiss-Webster

BAB 1 PENDAHULUAN. Akne vulgaris (AV) atau jerawat merupakan suatu penyakit. keradangan kronis dari folikel pilosebasea yang ditandai dengan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Sebaran usia mahasiswi yang menggunakan kosmetik

BAB IV METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS ANALGETIK PREEMTIF TERHADAP KEDALAMAN ANESTESI PADA ODONTEKTOMI LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Akne atau jerawat merupakan penyakit kulit yang terjadi akibat peradangan

Artikel Asli ABSTRAK ABSTRACT

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

PERBEDAAN WAKTU TRANSPORTASI MUKOSILIAR HIDUNG PADA PENDERITA RINOSINUSITIS KRONIS SETELAH DILAKUKAN BEDAH SINUS ENDOSKOPIK FUNGSIONAL DENGAN ADJUVAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian...

HUBUNGAN PERAWATAN KULIT WAJAH DENGAN TIMBULNYA AKNE VULGARIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh berbagai faktor dengan gambaran klinis yang khas

BAB V PEMBAHASAN. 25 orang (39.1%) yang mengalami jerawat berat. Hasil observasi yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 LatarBelakang

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA EKSTRAK KULIT MANGGIS (Garcinia mangostana L.) TERHADAP BAKTERI PENYEBAB JERAWAT SECARA IN VITRO

BAB I PENDAHULUAN. pleomorfik, komedo, papul, pustul, dan nodul. (Zaenglein dkk, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. kista. Tempat predileksinya antara lain pada daerah wajah, dada bagian atas, dan punggung.

BAB I PENDAHULUAN. vulgaris disertai dengan suatu variasi pleomorfik dari lesi, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. sebasea yang dapat dialami oleh semua usia dengan gambaran klinis yang bervariasi antara

JURNAL KEDOKTERAN DIPONEGORO

PENGARUH CARA DAN KEBIASAAN MEMBERSIHKAN WAJAH TERHADAP PERTUMBUHAN JERAWAT DI KALANGAN SISWA SISWI SMA HARAPAN 1 MEDAN.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bekas lesi infeksi sekunder skabies yang sering terjadi dan

Jerawat biasanya muncul di wajah, leher, bahu, dada, punggung dan bahu, dan maaf ada juga di daerah pantat.

TEAM BASED LEARNING MODUL. Diberikan pada Mahasiswa Semester V Fakultas Kedokteran Unhas DISUSUN OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. vulgaris, merupakan penyakit peradangan kronis dari unit pilosebasea akibat

PENGARUH PROPOLIS SECARA TOPIKAL TERHADAP FIBROBLAS PASCA LUKA BAKAR PADA MENCIT (MUS MUSCULUS) Oleh : RAUZATUL FITRI

KARAKTERISTIK PENDERITA DERMATITIS ATOPIK DI POLIKLINIK RSUP DR. KARIADI SEMARANG LAPORAN HASIL KARYA TULIS ILMIAH

Perbandingan Konsumsi Lemak Berdasarkan Tingkat Keparahan Akne Vulgaris pada Siswa SMK Negeri 1 Kota Jambi

BAB 1 PENDAHULUAN. pilosebasea yang ditandai adanya komedo, papul, pustul, nodus dan kista dengan

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Akne vulgaris adalah salah satu penyakit kulit. yang selalu menjadi masalah bagi remaja dan dewasa muda

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Terapi Akne Inflamasi dengan Azitromisin Dosis Denyut Kasus Seri

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN INDEKS PRESTASI KUMULATIF PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA SEMESTER ENAM ANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. (Uta, 2003). Jerawat terjadi ketika pori-pori kulit dipenuhi oleh minyak, sel kulit

Angka Kejadian Psoriasis Vulgaris di Poliklinik Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUP dr. Mohammad Hoesin Palembang Periode Agustus 2008 Juni 2012

ABSTRAK. AKTIVITAS ANTIMIKROBA GEL LIDAH BUAYA (Aloe vera L.) PADA ACNE VULGARIS YANG TERINFEKSI Staphylococcus sp.

LAPORAN PENELITIAN DOSEN MUDA

HUBUNGAN KONSUMSI SUSU UHT TERHADAP AKNE VULGARIS PADA WANITA DEWASA MUDA DI UNIVERSITAS SEBELAS MARET SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK EFEKTIVITAS PERBEDAAN UKURAN KEPALA SIKAT GIGI MANUAL MEREK X TERHADAP PENURUNAN INDEKS PLAK

HUBUNGAN PEMBERIAN INFORMASI OBAT DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIBIOTIK PADA PASIEN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS REMAJA SAMARINDA

ABSTRAK. Kata kunci : Kemampuan dalam pengambilan keputusan karir, Pelatihan perencanaan karir pendekatan trait-factor. Universitas Kristen Maranatha

HUBUNGAN PENGGUNAAN KOSMETIK DENGAN TINGKAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA REMAJA WANITA DI SMA N 2 SLEMAN, YOGYAKARTA JKKI

BAB 1 PENDAHULUAN. papul, pustul, nodul dan kista di area predileksinya yang biasanya pada

R. A. Khalida Purwaningdyah 1, Nelva Karmila Jusuf 2. Profil Penderita Akne Vulgaris

NILA PENGEMBANGAN FORMULA KRIM PROPOLIS DAN MINYAK LAVENDER SERTA UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI TERHADAP PROPIONIBACTERIUM ACNES

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian eksperimental telah dilakukan pada penderita rinosinusitis

KUESIONER PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA SKAR AKNE JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA

PENGARUH BB CREAM ( BLEMISH BALM CREAM ) TERHADAP KEJADIAN AKNE VULGARIS PADA MAHASISWI

PERBEDAAN KEJADIAN INSOMNIA ANTARA SISWA DENGAN AKNE VULGARIS DAN SISWA TANPA AKNE VULGARIS SKRIPSI

PROFIL PSORIASIS DI POLIKLNIK KULIT DAN KELAMIN RSUP PROF. DR. R. D. KANDOU MANADO PERIODE JANUARI-DESEMBER 2012

MDVI Vol 42 No. 4 Tahun 2015;

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Akne vulgaris adalah suatu penyakit yang. dialami oleh hampir semua remaja dan orang dewasa

SKRIPSI. Oleh : Luh Putu Ayu Wulandari Nim

Kata kunci: Penyembuhan luka, Ulserasi, Mukosa Oral, Sirih Merah

Buah Lycopersicum esculentum Mempunyai Efek Terapi terhadap Penurunan Jumlah Akne Vulgaris

ABSTRAK EFEKTIVITAS PENGGUNAAN SINAR ULTRAVIOLET C UNTUK MENGONTROL PERTUMBUHAN BAKTERI PADA TAS KULIT

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS TRAMADOL DENGAN KOMBINASI TRAMADOL + KETOLORAC PADA PENANGANAN NYERI PASCA SEKSIO SESAREA

TINGKAT PENGETAHUAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HKBP NOMMENSEN MEDANTENTANG FAKTOR-FAKTOR RISIKO YANG DAPAT MEMPERBERAT AKNE VULGARIS

PENGARUH OBAT ANTI SKABIES DAN PENDIDIKAN HIGIENE PERORANGAN TERHADAP KESEMBUHAN SKABIES

HUBUNGAN DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA SISWA DI SMAN 2 SUKOHARJO SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

ABSTRAK. PENGARUH JERUK NIPIS (Citrus aurantifolia) TERHADAP ACNE RINGAN

PROFIL TINGKAT STRES PSIKOLOGIS TERHADAP DERAJAT KEPARAHAN AKNE VULGARIS PADA SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS DI DENPASAR

KULIT SEBAGAI ORGAN PROTEKSI DAN ESTETIK

PERBANDINGAN PEMBERIAN ANTIBIOTIK PROFILAKSIS CEFTRIAXON DAN NON-CEFTRIAXON TERHADAP KEJADIAN SURGICAL SITE INFECTION

ABSTRAK. Samuel Widodo, Pembimbing 1 : Khie Khiong, dr., S.Si., M.Si., M.Pharm.Sc., PhD., PA(K). Pembimbing 2 : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

Perbedaan Derajat Akne Vulgaris pada Diet dengan Indeks Glikemik Sedang dan Tinggi

Transkripsi:

TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE+ZINC PADA AKNE VULGARIS JURNAL MEDIA MEDIKA MUDA Diajukan sebagai Syarat Kelulusan Program Sarjana Kedokteran Umum RIMA ADJANI NUGROHO G2A009122 PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO 2013

TERAPI TOPIKAL CLINDAMYCIN DIBANDINGKAN DENGAN NIACINAMIDE + ZINC PADA ACNE VULGARIS Rima Adjani Nugroho 1, Retno Indar Widayati 2 ABSTRAK Latar Belakang: Pengobatan antibiotik topical untuk menangani akne vulgaris sudah sering digunakan, salah satunya adalah Clindamycin 1 %. Namun demikian, penggunaan antibiotic ini secara luas diperkirakan memunculkan strain P. Acnes yang resistan terhadap clindamycin. Kombinasi niacinamide dan zinc berfungsi sebagai anti inflamasi, menurunkan produksi sebum, dan mencegah timbulnya bekas luka jerawat. Niacinamide + zinc dapat mengatasi jerawat tanpa menimbulkan resistansi bakteri P. Acnes. Tujuan: Mengetahui perbedaan efektivitas clindamycin dan niacinamide+zinc dalam mengurangi jumlah jerawat. Metode: Jenis penelitian ini adalah experimental dengan rancangan randomized control trial double blind. Sampel adalah penderita akne derajat mild moderate yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UNDIP dengan rentang usia 18 25 tahun. Empat puluh orang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak untuk mendapat pengobatan clindamycin atau niacinamide + zinc, digunakan 2 kali sehari selama 2 minggu. Evaluasi pengobatan dengan menghitung rata - rata penurunan jumlah lesi pada tiap kelompok. Data pada masing masing kelompok terapi dianalisis dengan one sample t test sedangkan untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara dua kelompok menggunakan analisis independent t - test. Hasil: Jumlah lesi pada kelompok terapi clindamycin (p= 0,00) dan niacinamide+zinc (p= 0,008) mengalami penurunan yang sangat bermakna (p<0,05). Rerata proporsi kesembuhan pada kelompok clindamycin sebesar 69% sedangkan kelompok niacinamide+zinc sebesar 64,20%. Tidak ada perbedaan efektivitas yang bermakna antara dua kelompok terapi (p= 0,620 ; p > 0,05). Simpulan: Clindamycin topical dan niacinamide+zinc topical sama sama efektif menurunkan jumlah lesi jerawat Kata Kunci : Clindamycin Topikal, Niacinamide + Zinc Topical, Akne Vulgaris 1 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. 2 Staf pengajar Bagian Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Dipnegoro Semarang

Clindamycin Topical Therapy Compare with Niacinamide + Zinc towards Acne Vulgaris ABSTRACT Background: Topical antimicrobials have been used for inflammatory acne vulgaris treatment, for example, clindamycin. However, widespread use of these antimicrobials is predicted to raise resistance of P. Acnes toward clindamycin. Combination between niacinamide and zinc functions as anti-inflammatory agent, decreases sebum production, and prevents acne s scar. Niacinamide + zinc provides potent anti inflammatory to reduce acnes without inducing bacterial resistance. Goal: Compare the effectiveness between clindamycin and niacinamide + zinc in terms of reducing acne vulgaris. Method: This experimental research used randomized controlled trial double blind method. Samples were 18 25 years old UNDIP Medical Faculty students with mild moderate degree of severity acne. Forty patients were randomly assigned to apply either clindamycin gel ( n = 20 ) or niacinamide + zinc gel ( n=20 ) twice daily for 2 weeks. The treatment was evaluated by counting the average numbers of acne s reduction on each group. The data of each group was analyzed with one sample t test, then followed by independent t test to compare efficacy between these two groups. Result: Numbers of lesion on clindamycin (p= 0,00) and niacinamide+zinc (p= 0,008) groups significantly reduced (p<0,05). The average of recovery proportion on clindamycin group was 69% and 64,20% on niacinamide + zinc group. There was no significant difference between these two treatment group (p= 0,620 ; p > 0,05). Conclussion: Clindamycin topical and niacinamide+zinc topical are both effective to reduce numbers of acne. Keywords : Clindamycin Topical, Niacinamide + Zinc Topical, Acne Vulgaris

PENDAHULUAN Salah satu penyakit kulit yang merisaukan remaja dan dewasa adalah jerawat, karena dapat mengurangi kepercayaan diri seseorang 1. Acne vulgaris atau lebih sering disebut jerawat merupakan suatu penyakit peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan terbentuknya papul, pustul ataupun nodul. 2 Acne vulgaris merupakan kelainan kulit yang bersifat umum, menyerang hampir pada semua remaja yang berusia 16 19 tahun, bahkan dapat berlanjut hingga usia 30 tahun. 2 Acne merupakan penyakit multifaktorial karena banyak faktor yang menjadi penyebab dan mempengaruhi timbulnya acne. Patofisiologi acne terjadi karena adanya 4 faktor yang saling berpengaruh, yaitu hiperkeratinisasi folikuler, kolonisasi bakteri Propionibacterium acnes, peningkatan produksi sebum, dan inflamasi. 3 Peran P. Acnes bakteri dalam proses inflamasi pada acne sudah diakui secara universal. 3 Terapi yang efektif dapat sangat memperbaiki kualitas hidup dari penderita acne vulgaris. 4 Salah satu jenis terapi yang sering digunakan untuk jerawat derajat ringan dan sedang adalah terapi topikal. Antibiotik topikal sudah secara luas digunakan sebagai salah satu cara efektif dalam pengobatan acne vulgaris selama 30 tahun terakhir. 5 Terapi antibiotik tidak hanya menurunkan jumlah P. Acnes pada kulit, tetapi juga bekerja dengan menurunkan jumlah mediator inflamasi P. Acnes. Terapi topikal biasanya digunakan untuk pengobatan mild acne. Obat topikal ini bisa langsung bekerja pada folikel sebaseous tanpa memberi pasien resiko adverse drugs effect, yang kemungkinan dapat ditimbulkan obat sistemik. Clindamycin paling efektif dalam pengobatan acne vulgaris jika dibandingkan dengan erythromycin dan tetracycline 6,tetapi penggunaan obat ini secara luas memunculkan strain P. Acnes yang resistan terhadap clindamycin. Akibatnya

pemggunaan clindamycin sebagai anti acne topikal jangka panjang mulai diragukan dan penelitian terhadap alternatif terapi acne vulgaris menjadi berkembang lebih luas. Niacinamide/Nicotinamide adalah anti inflamasi yang potensial terhadap berbagai macam penyakit kulit. 7 Reduksi inflamasi adalah mekanisme utama zat ini dalam pengobatan acne. Penelitian belakangan ini menyebutkan bahwa penggunaan niacinamide bisa ditoleransi dengan baik oleh kulit, bahkan memberi efek yang menguntungkan seperti menurunkan produksi sebum. 8,9 Nicotinamide topikal memberikan efek antiinflamasi yang baik tanpa memicu timbulnya resistansi bakteri. 10 Dalam hal mencegah jerawat, zinc juga berperan dalam peningkatan fungsi imun tubuh sehingga sel - sel yang berperan dalam proses kekebalan tubuh dapat menangkal terjadinya infeksi bakteri penyebab jerawat. Selain itu, zinc oxide maupun zinc asetat dapat bekerja dengan cepat dalam penyembuhan luka sekaligus mencegah terjadinya tanda bekas luka jerawat. Kombinasi niacinamide dan zinc sering digunakan dalam pengobatan acne vulgaris. Acne termasuk self limiting diseases, 11 tetapi dapat menimbulkan masalah psikologis yang serius. Kepercayaan diri yang menurun dapat menyebabkan terhambatnya aktivitas dan menurunnya semangat kerja. Terapi yang efektif sangat diperlukan karena acne berpengaruh terhadap kualitas hidup penderita. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara terapi tunggal clindamycin dan terapi kombinasi niacinamide + zinc sehingga pemilihan terapi acne vulgaris yang lebih efektif dapat diterapkan. METODE Jenis penelitian ini adalah experimental dengan rancangan randomized control trial double blind. Sampel adalah penderita akne derajat mild moderate yang tercatat sebagai mahasiswa Fakultas Kedokteran UNDIP dengan rentang usia 18

25 tahun yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak memiliki salah satu atau lebih kriterian eksklusi : penderita AV yang sedang menstruasi, penderita AV yang sedang hamil atau menyusui, penderita dalam 2 minggu terakhir mengikuti pengobatan topikal jerawat atau kortikosteroid topikal ( www.medicinet.com), penderita AV yang menggunakan kontrasepsi hormonal, penderita AV yang sedang dalam terapi antibiotik sistemik atau steroid. Empat puluh orang dibagi menjadi 2 kelompok secara acak untuk mendapat pengobatan clindamycin atau niacinamide + zinc, digunakan 2 kali sehari selama 2 minggu. Evaluasi pengobatan dengan menghitung rata - rata penurunan jumlah lesi pada tiap kelompok. Data pada masing masing kelompok terapi dianalisis dengan one sample t test sedangkan untuk mengetahui perbandingan efektivitas antara dua kelompok menggunakan analisis independent t - test. HASIL Karakteristik Sampel Penelitian telah dilaksanakan dari bulan Maret Mei 2013 dan berhasil terkumpul 40 penderita akne vulgaris yang memenuhi kriteria. Penderita terdiri atas 20 orang wanita dan 20 orang pria. Pemberian obat diberikan peneliti utama secara acak, 10 orang wanita dan 10 orang laki - laki mendapat mendapat masing masing 1 tube berwarna pink (clindamycin topikal). 10 orang wanita dan 10 orang laki laki lainnya mendapat masing masing 1 tube berwarna putih (niacinamide topikal). Variable Kelompok Terapi Clindamycin Niacinamide+zinc n(%) n(%) Jenis Kelamin Pria 10 (25) 10 (25) Wanita 10 (25) 10 (25)

Rerata Jumlah Akne Vulgaris pada Kedua Kelompok Terapi Sebelum Pengobatan Kelompok terapi N MEAN SD p Clindamycin 20 3,75 1,410 Niacinamide+zinc 20 3,00 2,471 0,248 Tabel 2. Rerata jumlah akne vulgaris pada dua kelompok terapi sebelum pengobatan Pada tabel di atas dapat dilihat jumlah sampel data teramati untuk kelompok terapi CLINDAMYCIN adalah N = 20, dengan rata rata jumlah lesi jerawat MEAN = 3,75. Dapat diketahui pula untuk kelompok NIACINAMIDE+ZINC jumlah sampel data teramati N = 20, dengan rata rata jumlah lesi jerawat MEAN = 3. Nilai p yaitu 0,248 lebih besar dari 0,05 ( p>0,05) memiliki arti bahwa rata rata jumlah jerawat pada dua kelompok sebelum pemberian terapi tidak memiliki perbedaan yang bermakna. Perbedaan Jumlah Akne Vulgaris Sebelum dan Sesudah Pengobatan dengan Clindamycin Variable N Mean SD p Sebelum pemakaian 20 3,75 1,410 Sesudah pemakaian 20 1,25 0,910 0,000 Tabel 3. Perbedaan Jumlah Akne vulgaris sebelum dan sesudah dengan clindamycin Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang teramati adalah N=20, dengan rata rata jumlah jerawat sebelum pemakaian MEAN= 3,75 dan rata rata jumlah jerawat sesudah pemakaian MEAN= 1,25. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah jerawat. Perbedaan jumlah jerawat sebelum dan sesudah penggunaan CLINDAMYCIN menunjukkan perbedaan yang sangat bermakna ditunjukkan oleh nilai p< 0,05 ( p = 0,000 ).

Jumlah berkurangnya Frekuensi % jerawat 1 5 25 2 4 20 3 7 35 4 4 20 Total 20 100 % Tabel 4. Frekuensi jumlah berkurangnya jerawat dengan clindamycin Kategori kesembuhan kelompok terapi clindamycin 0% 10% 45% cukup 45% baik sangat baik kurang Gambar 1. Kategori kesembuhan kelompok terapi niacinamide+zinc Perbedaan Jumlah Akne Vulgaris Sebelum dan Sesudah Pengobatan dengan Niacinamide+Zinc Variable N MEAN SD p Sebelum pemakaian 20 3,00 2,471 Sesudah pemakaian 20 1,40 2,113 0,008 Tabel 5. Perbedaan jumlah jerawat sebelum dan sesudah dengan niacinamide + zinc Pada tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah sampel yang teramati adalah N=20, dengan rata rata jumlah jerawat sebelum pemakaian MEAN= 3,00 dan rata

rata jumlah jerawat sesudah pemakaian MEAN= 1,40. Dengan demikian terjadi penurunan jumlah jerawat. Perbedaan jumlah jerawat sebelum dan sesudah penggunaan NIACINAMIDE+ZINC menunjukkan perbedaan yang bermakna ditu njukkan oleh nilai p< 0,05 ( p = 0,008 ). Jumlah berkurangnya Frekuensi % jerawat 0 2 10 1 8 40 2 7 35 3 2 10 4 1 5 Total 20 100 % Tabel 6. Frekuensi jumlah berkurangnya jerawat dengan niacinamide+zinc Kategori kesembuhan kelompok terapi niacinamide + zinc 15% 45% 15% KURANG CUKUP 25% BAIK SANGAT BAIK Gambar 2. Kategori kesembuhan kelompok terapi niacinamide+zinc Perbedaan Efektivitas Clindamycin dengan Niacinamide+Zinc

Sebelum dilakukan uji beda, perlu dilakukan uji asumsi normalitas terlebih dahulu untuk menentukan analisis apa yang akan digunakan. Bila asumsi normalitas terpenuhi maka akan digunakan uji beda untuk sampel independen, Uji normalitas dilakukan menggunakan Kolmogorov Smirnov test, karena sampel yang dimiliki cukup besar yaitu 40. Asumsi normalitas terpenuhi, dilanjutkan dengan uji beda untuk sampel independen. Untuk mengetahui apakah varian dari data ini homogen atau tidak dengan menggunakan uji homogenitas dengan Lavene s test. Setelah diketahui bahwa varian data tidak homogen, untuk melihat nilai p (sig. (2- tailed) ) dilihat pada kolom kedua yaitu equal variances not assumed (lampiran), hasil dari uji beda Independent Sample T Test. Kelompok Terapi N MEAN SD p Clindamycin 20 2,50 1,100 Niacinamide+zinc 20 1,60 0,995 0,010 Tabel 7. Perbedaan rata - rata jumlah berkurangnya jerawat kelompok Clindamycin dan Niacinamide + zinc Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata rata berkurangnya jerawat pada kelompok terapi CLINDAMYCIN adalah MEAN= 2,50 sedangkan pada kelompok terapi NIACINAMIDE + ZINC adalah MEAN = 1,60. Kelompok Terapi N MEAN (%) SD p Clindamycin 20 69,00 22,579 Niacinamide+zinc 20 64,20 36,399 0,620 Tabel 8. Perbedaan rata rata proporsi kesembuhan clindamycin dan niacinamide + zinc Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui rata rata proporsi kesembuhan pada kelompok terapi CLINDAMYCIN adalah MEAN = 69 % sedangkan pada kelompok terapi NIACINAMIDE + ZINC adalah MEAN = 64,20 %. Tidak ada

perbedaan yang bermakna antara proporsi kesembuhan kelompok terapi clindamycin dan niacinamide+zinc karena p > 0,05 ( p = 0,620 ) PEMBAHASAN Menurut analisis data, efektivitas clindamycin dan niacinamide+zinc berdasarkan rata rata proporsi kesembuhan tidak memiliki perbedaan yang bermakna (p = 0,620 ; p > 0,05 ). Proporsi kesembuhan kelompok terapi clindamycin adalah 69% sedikit lebih besar daripada kelompok terapi niacinamide + zinc yaitu sebesar 64%, berbeda dengan penelitian penelitian sebelumnya 10,53. Pada kelompok terapi niacinamide + zinc, 10 % penderita tidak mengalami penurunan jumlah jerawat sama sekali sedangkan pada kelompok clindamycin,seluruh sampel mengalami penurunan jumlah jerawat. Dari 20 penderita pada kelompok terapi clindamycin, penderita yang mengalami kesembuhan 100% hanya 5 orang, sedangkan pada kelompok niacinamide + zinc 8 orang. Namun demikian, presentase penderita yang mengalami kesembuhan dengan kategori SANGAT BAIK pada kedua kelompok sama besar yaitu 45 %. Proporsi kesembuhan pada kelompok terapi kombinasi niacinamide + zinc yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok terapi clindamycin, kemungkinan disebabkan karena tidak adanya kemampuan anti bakteri seperti yang dimiliki clindamycin. Niacinamide + zinc lebih berkonsentrasi untuk mengurangi inflamasi, tetapi tidak memiliki efek membunuh bakteri penyebabnya. Faktor faktor perancu lain seperti genetik, hormon, diet, psikis, trauma, dan iklim juga sangat berpengaruh terhadap terapi ini. Pada penelitian lalu yang bertempat di negara dengan iklim dingin menunjukkan bahwa niacinamide lebih efektif dibandingkan dengan clindamycin. 10 Perbedaan perbedaan faktor internal dan eksternal inilah yang memungkinkan hasil penelitian ini berbeda dengan tinjauan pustaka dan penelitian sebelumnya. Durasi terapi yang hanya dalam 2 minggu (penelitian sebelumnya memberikan terapi selama 4 8 minggu)

kemungkinan belum cukup lama untuk mendapatkan hasil yang menyeluruh untuk mengetahui keefektifan obat dalam mengurangi jumlah jerawat SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat diambil simpulan bahwa tidak ada perbedaan efektivitas yang bermakna antara kelompok terapi clindamycin dan niacinamide+zinc topikal dalam mengurangi jumlah lesi jerawat. Saran Perlu penelitian lebih lanjut tentang perbandingan efektivitas clindamycin dan niacinamide+zinc topikal dengan jumlah sampel penelitian yang lebih besar, usia yang lebih bervariasi dan durasi penelitian yang lebih lama serta lebih meminimalkan faktor faktor perancu yang bisa menimbulkan bias terhadap hasil penelitian. Disarankan pula penelitian lebih lanjut tentang perbandingan efektivitas niacinamide+zinc dengan terapi akne vulgaris lain yang berfungsi utama mengurangi inflamasi. UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih kepada dr. Retno Indar Widayati, SpKK, MSi yang telah memberikan bimbingan dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. Tidak lupa kepada dr. Muslimin, SpKK selaku penguji dan dr. Asih Budiastusi, SpKK (K) selaku ketua penguji. Serta pihak pihak lain yang telah membantu penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA 1. Cunliffe, William J. Treatment of acne. In: Cunliffe, William J. Martin Dunitz Ltd,The United Kingdom.1989;.252-87.2. 2. James WD, Berger TG, Eston DM, Acne. In: James WD Berger TG, Eston DM.Andrew s diseases of the skin, 9th edn. WB saunders company, Canada.2000; 284-92.3. 3. Thiboutot DM, Strauss JS. Diseases of the sebaceous glands. In: Freedberg IM, Eizen AZ, Wolf K, Austen KF, Goldsmith LA, Katz SI, editors. Dermatology in General Medicine. 6th ed. New York: McGraw-Hill; 2003. p. 672 87. 4. Healy E, Simpson N. Acne Vulgaris. BMJ 1994. 308, 831-833. PMID : 8167492 5. Resh William, Stoughton Richard. Topically applied antibiotics in acne vulgaris. Arch Dermatol 1976;112:182 184 6. Beck LE. Topical clindamycin in the management of acne vulgaris. Arch Dermatol {J}1981;117:482 485 7. Mills CM, Hill SA, Mark R. Transdermal nicotinamide suppresses cutaneous inflammation. Arch Dermatol 1997;133:823-825. 8. Bisset DL, Oblong JE, Berge CA, Niacinamide: A B vitamin that improves aging facial skin appearance. Dermatol Surg 2005; 31: 860_865. PMID: 16029679 9. Draelos ZA, Matsubara A, Smiles K. The effect of 2% niacinamide on facial sebum production. J Cosmet Laser Ther 2006; B: 96-101. PMID:17642812

10. Shalita AR, Smith JG, Parish LC. Topical nicotinamide compared with clindamycin gel in the treatment of inflammatory acne vulgaris.int J Dermatol. 1995;34:434-7 11. Sams WM Jr, Lynch PJ, eds. Principles and Practice of Dermatology. New York: Churchill Livingstone; 1990