PENGARUH INSTRUMENT PENGUKURAN PADA METER TRANSAKSI TENAGA LISTRIK

dokumen-dokumen yang mirip
PEMILIHAN CT DAN PT UNTUK METER TRANSAKSI TENAGA LISTRIK

PEMILIHAN CT UNTUK PENINGKATAN KINERJA PROTEKSI DAN PENGUKURAN

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISIS PENYEBAB KEGAGALAN KERJA SISTEM PROTEKSI PADA GARDU AB

D. Relay Arus Lebih Berarah E. Koordinasi Proteksi Distribusi Tenaga Listrik BAB V PENUTUP A. KESIMPULAN B. SARAN...

BAB III DEFINISI DAN PRINSIP KERJA TRAFO ARUS (CT)

III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

CURRENT TRANSFORMER DAN POTENSIAL TRANSFORMER

UNIT 1 TRAFO INSTRUMEN PRE-TEST UNIT

1.3. Current Transformer (CT)

TUGAS AKHIR ANALISA DAN SOLUSI KEGAGALAN SISTEM PROTEKSI ARUS LEBIH PADA GARDU DISTRIBUSI JTU5 FEEDER ARSITEK

ANALISA SETTING RELAI PENGAMAN AKIBAT REKONFIGURASI PADA PENYULANG BLAHBATUH

47 JURNAL MATRIX, VOL. 7, NO. 2, JULI 1971

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

STUDI PERENCANAAN PENGGUNAAN PROTEKSI POWER BUS DI PT. LINDE INDONESIA GRESIK

BAB IV ANALISIA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Koordinasi Proteksi Pada Gardu Induk Wonosobo. Gardu induk Wonosobo mempunyai pengaman berupa OCR (Over Current

LANDASAN TEORI Sistem Tenaga Listrik Tegangan Menengah. adalah jaringan distribusi primer yang dipasok dari Gardu Induk

Analisa Relai Arus Lebih Dan Relai Gangguan Tanah Pada Penyulang LM5 Di Gardu Induk Lamhotma

PRINSIP KERJA ALAT UKUR

BAB 2 GANGGUAN HUBUNG SINGKAT DAN PROTEKSI SISTEM TENAGA LISTRIK

BAB III GANGGUAN PADA JARINGAN LISTRIK TEGANGAN MENENGAH

dalam sistem sendirinya dan gangguan dari luar. Penyebab gangguan dari dalam

2.2.6 Daerah Proteksi (Protective Zone) Bagian-bagian Sistem Pengaman Rele a. Jenis-jenis Rele b.

INSTRUMENT TRANSFORMERS. 4.1 Pendahuluan

Studi Perencanaan Penggunaan Proteksi Power Bus di Sistem Kelistrikan Industri Gas

BAB II LANDASAN TEORI ANALISA HUBUNG SINGKAT DAN MOTOR STARTING

atau pengaman pada pelanggan.

BAB IV PEMBAHASAN. Gardu Induk Godean berada di jalan Godean Yogyakarta, ditinjau dari

Kata kunci hubung singkat, recloser, rele arus lebih

BAB II DASAR TEORI. Sistem proteksi adalah sistem yang memisahkan bagian sistem yang. b. Melepaskan bagian sistem yang terganggu (fault clearing)

BAB III GANGGUAN SIMPATETIK TRIP PADA GARDU INDUK PUNCAK ARDI MULIA. Simpatetik Trip adalah sebuah kejadian yang sering terjadi pada sebuah gardu

12 Gambar 3.1 Sistem Penyaluran Tenaga Listrik gardu induk distribusi, kemudian dengan sistem tegangan tersebut penyaluran tenaga listrik dilakukan ol

Menurunkan Nilai Error Dan Phase Displacement Trafo Arus Berdasarkan Standard IEC

BAB III KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN

Analisa Perancangan Gardu Induk Sistem Outdoor 150 kv di Tallasa, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN ANALISA A. Pengujian Trafo Arus Proteksi dan Metering Lulus Uji (Passed) Trafo Arus Proteksi 300A/5A 5P-15 (Passed)...

Gambar 2.1 Skema Sistem Tenaga Listrik (3)

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

ABSTRAK Kata Kunci :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. c. Memperkecil bahaya bagi manusia yang ditimbulkan oleh listrik.

LAPORAN AKHIR GANGGUAN OVERLOAD PADA GARDU DISTRBUSI ASRAMA KIWAL

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem penyaluran tenaga listrik, kita menginginkan agar pemadaman tidak

Analisis Setting Relay Proteksi Pengaman Arus Lebih Pada Generator (Studi Kasus di PLTU 2X300 MW Cilacap)

TRANSFORMATOR ARUS DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS PADA PT. PLN (PERSERO) P3B REGION JAWA TENGAH & DIY UPT SEMARANG GIS 150kV SIMPANG LIMA

BAB III KEBUTUHAN GENSET

BAB III METODE PENELITIAN. Laptop/PC yang di dalamnya terinstal software aplikasi ETAP 12.6 (Electric

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK

KEMENTRIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB IV 4.1. UMUM. a. Unit 1 = 100 MW, mulai beroperasi pada tanggal 20 januari 1979.

BAB IV PEMBAHASAN. P 1 P 2. Gambar 4.1 Rangkaian Pengujian Rasio Trafo Arus S 2 S 1. Alat Uji Arus 220 V

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TRANSFORMATOR DAYA DAN PENGUBAH SADAPAN BERBEBAN. Tenaga listrik dibangkitkan dipusat pusat listrik (power station) seperti

BAB II GARDU INDUK 2.1 PENGERTIAN DAN FUNGSI DARI GARDU INDUK. Gambar 2.1 Gardu Induk

Pertemuan ke : 4 Bab. III

BAB II LANDASAN TEORI

FEEDER PROTECTION. Penyaji : Ir. Yanuar Hakim, MSc.

SIMULASI OVER CURRENT RELAY (OCR) MENGGUNAKAN KARATERISTIK STANDAR INVERSE SEBAGAI PROTEKSI TRAFO DAYA 30 MVA ABSTRAK

BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN. panasbumi Unit 4 PT Pertamina Geothermal Energi area Kamojang yang. Berikut dibawah ini data yang telah dikumpulkan :

EVALUASI SETTING RELAY PROTEKSI DAN DROP VOLTAGE PADA GARDU INDUK SRONDOL SEMARANG MENGGUNAKAN ETAP 7.5

MENGENAL ALAT UKUR. Amper meter adalah alat untuk mengukur besarnya arus listrik yang mengalir dalam penghantar ( kawat )

ANALISIS ARUS GANGGUAN HUBUNG SINGKAT PADA PENYULANG 20 KV DENGAN OVER CURRENT RELAY (OCR) DAN GROUND FAULT RELAY (GFR)

PEMAKAIAN DAN PEMELIHARAAN TRANSFORMATOR ARUS (CURRENT TRANSFORMER / CT)

Studi Koordinasi Proteksi Sistem Kelistrikan di Project Pakistan Deep Water Container Port

PENGARUH KETIDAKSEIMBANGAN BEBAN TRANSFORMATOR KERING BHT02 RSG GA SIWABESSY TERHADAP ARUS NETRAL DAN RUGI-RUGI

Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB V PENUTUP 5.1 Simpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN LAMPIRAN

Setting Relai Gangguan Tanah (Gfr) Outgoing Gh Tanjung Pati Feeder Taram Pt. Pln (Persero) Rayon Lima Puluh Kota

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Distribusi Tenaga Listrik

Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DAN PROTEKSI

MEDIA ELEKTRIK, Volume 3 Nomor 1, Juni 2008

BAB III. Transformator

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI. a. Pusat pusat pembangkit tenaga listrik, merupakan tempat dimana. ke gardu induk yang lain dengan jarak yang jauh.

BAB IV. PERHITUNGAN GANGGUAN SIMPATETIK PADA PENYULANG 20 kv GARDU INDUK DUKUH ATAS

PROSEDUR PENGUJIAN TAHANAN ISOLASI TRAFO

ANALISIS KOORDINASI RELE PENGAMAN FEEDER WBO04 SISTEM KELISTRIKAN PT. PLN (PERSERO) RAYON WONOSOBO

BAB III PENGAMANAN TRANSFORMATOR TENAGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJIAN PROTEKSI MOTOR 200 KW,6000 V, 50 HZ DENGAN SEPAM SERI M41

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.

BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK. Pusat tenaga listrik umumnya terletak jauh dari pusat bebannya. Energi listrik

05 Pengukuran Besaran Listrik INSTRUMEN PENUNJUK ARUS BOLAK BALIK

Analisa Koordinasi Over Current Relay Dan Ground Fault Relay Di Sistem Proteksi Feeder Gardu Induk 20 kv Jababeka

STUDI PERKIRAAN SUSUT TEKNIS DAN ALTERNATIF PERBAIKAN PADA PENYULANG KAYOMAN GARDU INDUK SUKOREJO

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI SETTING RELAY ARUS LEBIH DAN SETTING RELAY GANGGUAN TANAH PADA GARDU INDUK 150KV BAWEN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 2.1 Tiga Bagian Utama Sistem Tenaga Listrik untuk Menuju Konsumen

1.KONSEP SEGITIGA DAYA

ALAT UKUR BESARAN LISTRIK. Jenis dan Prinsip Kerjanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terhadap kondisi abnormal pada operasi sistem. Fungsi pengaman tenaga listrik antara lain:

Transkripsi:

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 PEGARUH STRUMET PEGUKURA PADA METER TRASAKS TEAGA LSTRK oleh Wahyudi Sarimun. *) ABSTRAK kwhmeter adalah suatu alat pengukur energi listrik yang mengukur secara langsung hasil kali tegangan, arus, factor kerja dan waktu, (U..Cosφt) yang bekerja padanya selama jangka waktu tertentu. Karena pengukuran energi yang dominan adalah pemakaian arus dan tegangannya, dimana arus dan tegangan yang diukur melebihi arus dan tegangan nominal yang terdapat di kwhmeter. Untuk itu dibutuhkan suatu peralatan instrument transformers yang dapat menurunkan arus dan tegangan. Yaitu Trafo arus (current transformers) dan trafo tegangan (potensial transformers). Sebagai pengaman pada jaringan distribusi secara umum dipergunakan Over Current Relay (OCR) dan Ground Fault Relay (GFR) dimana arus yang dibutuhkan adalah arus kecil 1 A atau 5 A, untuk ini dibutuhkan juga (sama seperti pada kwhmeter. Untuk itu Current transformers sebagai peralatan instrument transformer untuk memperkecil arus besar ke arus kecil yang masuk ke alat proteksi. Tulisan ini membahas tentang pemilihan trafo arus dan trafo tegangan yang baik untuk pengukuran dan proteksi, supaya kerugian dan kejenuhan dari CT atau PT dapat dihindari. KATA KUC: Meter Transaksi Tenaga Listrik, trafo arus dan trafo tegangan *) = Dosen pada STTPL Jakarta. PEDAHULUA Meter Transaksi Tenaga Listrik adalah peralatan ukur untuk transaksi jual beli energi listrik, dari pemasok tenaga listrik ke pemakai tenaga listrik. Yang pemasangannya dapat di Pusat listrik, di Gardu induk atau di tempat pelanggan. Bila pemasangan Meter Transaksi Tenaga Listrik di Pusat listrik khususnya di jawa-bali dan sumatera sebagai transaksi jual beli antara pembangkitan dan PL P3B dan kalau di Luar jawa-bali atau Sumatera dapat melihat pemakaian bahan bakar dan energi yang dikeluarkan. Bila penempatan Meter Transaksi Tenaga Listrik di Gardu nduk sebagai transaksi jual beli listrik antara PL P3B dan PL Distribusi atau Wilayah, kalau penempatan di Pelanggan sebagai alat ukur pemakaian energi listrik antara PL Distribusi /Wilayah dan pelanggan. Tetapi Meter Transaksi Tenaga Listrik yang dipergunakan mempunyai batasan arus dan tegangan, bila penyambungannya ke sistem dengan tegangan 0.000 volt dengan arus besar, Meter Transaksi Tenaga Listrik tidak dapat merekam arus yang terpakai, untuk itu dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan sebagai penurun arus dan tegangan. Kita tahu bersama, bahwa pemakaian trafo arus dan tegangan terdapat kerugian yang disebabkan pemilihan peralatan instrument transformers yang tidak sesuai dengan arus atau tegangan yang masuk, sehingga terdapat kerugian yang tidak diinginkan, yang berakibat pada pengukuran arus disisi primer dengan sisi sekunder tidak sesuai dengan yang diinginkan.. STRUMES TRASFORMERS nstruments transformers adalah trafo yang mana dipergunakan bersama dengan peralatan lain seperti: relai proteksi, alat ukur atau rangkaian kontrol. yang termasuk trafo instrumen adalah current transformers dan potensial transformers. Kegunaan trafo instrumen al: a. Mengisolasi rangkaian meter dari sisi primer yang dipasok dengan tegangan tinggi dan arus besar. b. Menyediakan kemungkinan standar arus atau tegangan yang dipergunakan untuk pengukuran atau proteksi. Current transformers Perbandingan antara belitan primer dan sekunder pada trafo arus dapat dijelaskan menurut persamaan: 1 = (1) 1 Persamaan diatas adalah untuk trafo arus ideal dimana tegangan sekunder = nol dan arus magnetizing diabaikan. 1

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 Potensial transformers Perbandingan antara belitan primer dan belitan sekunder tanpa beban adalah E 1 1 = () E Persamaan diatas adalah untuk trafo tegangan (potensial transformers) ideal tanpa beban, arus beban = nol dan arus magnetizing diabaikan.. TRAFO ARUS Trafo arus/current transformer (CT) adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil arus besar menjadi arus kecil, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi CT adalah untuk memperoleh arus yang sebanding dengan arus yang hendak diukur (sisi sekunder 5 A atau 1 A) dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem yang arus nya hendak diukur (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana instrumen tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Berbeda dari transformator tenaga yang arusnya tergantung beban disisi sekunder, tetapi pada trafo arus seperti halnya Ampere meter yang disisipkan ke dalam sirkuit primer, arusnya tidak tergantung beban disisi sekunder, melainkan semata-mata tergantung pada arus disisi primernya..1. RAGKAA TRAFO ARUS Trafo arus/current Transformers terdiri dari belitan primer, belitan sekunder dan inti maknetik. Jika arus primer yang masuk ke CT ke teminal P 1 /K dan arus yang mengalir ke sekunder dinamakan terminal S 1 /k, seperti terlihat pada gambar 1 (lihat arah arus sekunder S yang masuk ke ampere meter). Selanjutnya terdapat terminal kedua pada CT disisi primer yaitu P /L adalah terminal yang arusnya diperoleh dari P 1 /k yang dialirkan ke beban dan S /l sisi sekunder adalah terminal yang arusnya diperoleh dari S 1 /k. P S1/k P1/K S A P/L S/l Gambar 1: Rangkaian equivalent CT (1) Dalam hal ini, polaritas sisi sekunder harus disesuaikan dengan datangnya arus di terminal sisi primer (tidak boleh terbalik). Secara normal yang sesuai standar EC terminal S /l harus ditanahkan sebagai pengamanan sekunder CT terhadap tegangan tinggi akibat kopling kapasitif, sehingga sudut antara arus primer dan sekunder = nol, kalau S 1 /k yang ditanahkan maka sudut arus antara primer dan sekunder menjadi = 180 0. Pada gambar 1 terlihat arus yang masuk ke sekunder ( S ) diperoleh dari arus primer ( P ), yang diasumsikan arus dari primer tidak ada error (kesalahan) seperti terlihat pada persamaan (1) diatas. Dalam kenyataannya arus primer yang masuk kesekunder sebagian akan masuk ke inti maknetik yang terdapat pada sekunder tersebut, seperti terlihat pada gambar dibawah ini: S S = P x P e (3) S e Exciting impedance Burden (Z) Gambar : Rangkaian equivalent arus sisi sekunder e ( S / P ) P Gambar 3: Vektor dari arus CT ε ε e / S x 100% (P/S)x(S/P)x100% Pada gambar terlihat arus dari sisi primer tidak semua masuk kesisi sekunder, sebagian arus akan masuk ke rangkaian inti, sehingga terjadi pergeseran sudut seperti terlihat pada gambar 3. Hal ini dikatakan sebagai kesalahan reproduksi dari CT. Kesalahan reproduksi akan terlihat dalam amplitudo dan fase, kesalahan dalam amplitudo dikatakan sebagai kesalahan arus atau kesalahan ratio, kalau kesalahan fase dikatakan sebagai pergeseran fase. Pada gambar 4, memperlihatkan arus sekunder S dipilih sebagai acuan dalam 100 %, sebagai poros sumbu yang dapat dibagi dalam persen. Sejak sudut sangat kecil, maka kesalahan arus ε dan kesalahan fase langsung dapat dibaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 centiradians = 34,4 minute). Sesuai penjelasan diatas, bahwa Kesalahan arus positif, jika arus sekunder melebihi arus pengenalnya dan kesalahan fase positif jika arus sekunder leading (mendahului) dari arus primer. Sebagai Konsekwensi axis ε akan turun dan axis akan kekanan. S x 100% + Gambar 4: Vektor memperlihatkan arus sekunder sebagai refrensi diambil 100%

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009.. DEFS Kesalahan transformasi (transformasi error). Adalah perbandingan antara arus primer dan arus sekunder K n = P S Kesalahan arus (current error) Dimana: ε(%) K n x S P x100% P (4) = (5) K n = Perbandingan transformasi ε = Kesalahan arus (%) S = Arus sekunder sebenarnya (Amp) P = Arus primer sebenarnya (Amp). Karena adanya perbedaan antara arus yang masuk di sisi primer dengan arus yang terbaca disisi sekunder, dapat menimbulkan perbedaan ratio transformasi arus yang sebenarnya dengan kenyataannya. Bila CT dipergunakan untuk pengukuran energi (kwh meter), kesalahan arus ini sangat berpengaruh terhadap pengukuran energi. Security factor (Fs) Faktor sekuriti (security factor) adalah Ratio dari sekuriti arus primer pengenal ( PS ) dan arus primer pengenal ( P ) PS F S = (6) P Sekuriti dari meter yang dihubungkan ke CT, adalah kebalikan dari F S nya. Sesuai standar security factor (F S ) = F S 5. Rated Short - Time Thermal Current (th) Adalah nilai rms dari arus primer, dimana CT tidak rusak dalam waktu satu detik, bila waktu arus thermalhubung singkat pengenal dipakai dalam tiga detik dipergunakan dalam satu detik. short time thermal current dapat diperhitungkan dengan persamaan: th th,t = (7) t Rated dynamic current (dyn) Adalah nilai puncak dari arus primer CT, tanpa ada kerusakan secara electric dan mechanic yang dihasilkan dari tenaga electromagnetic: dyn =,5 x th (8) - Composite error ( c). Adalah pada kondisi dibawah steady state, nilai rms mempunyai perbedaan antara nilai sesaat dari arus primer dan nilai sesaat dari arus sekunder sebenarnya yang dikalikan dengan ratio CT pengenal, composite error diekspresikan dalam persen dari nilai rms arus primer yang dapat ditulis dalam bentuk matematis, sebagai berikut: c = 100 P 1 T (K i s i p ) dt T 0 (9) Dimana : K = transformation ratio pengenal P = ilai rms dari arus primer i P i S = ilai sesaat (the instantaneous value) dari arus primer = ilai sesaat (the instantaneous value) dari arus sekunder T = Waktu dalam satu periode (one cycle) dalam detik..3. KELAS AKURAS (ACCURACY CLASS) Adalah arus pada trafo arus yang dibatasi oleh kesalahan arus dan kesalahan fase. Dimana accuracy class yang sesuai dengan pemakaian, dijelaskan sebagai berikut: Standar accuracy class, yang dipergunakan untuk pengukuran seperti terlihat pada tabel dibawah ini. - Untuk klas 0,1 0, 0,5 dan 1, pada frekwensi pengenal kesalahan arus dan pergeseran fase tidak melebihi dari nilai yang di tentukan seperti terlihat pada tabel 1, bila burden sekunder antara 5% s/d 100% dari burden pengenal. - Untuk klas 0,S dan 0,5S, dipergunakan untuk aplikasi khusus untuk Kwh meter yang mana pengukuran yang tepat pada arus antara 50 ma s/d 6 A. kesalahan arus dan pergeseran fase, tidak melebihi dari nilai yang ditentukan seperti terlihat pada tabel, bila burden sekunder antara 5% s/d 100% dari burden pengenal. Pemakaian kelas ini diutamakan pada ratio 5/5, 50/5 dan 100/5. dengan arus pengenal 5A. - Untuk klas 3 dan kelas 5, kesalahan arus dan pergeseran fase tidak melebihi dari nilai yang ditentukan seperti terlihat pada tabel 3, bila burden sekunder antara 50% s/d 100% dari burden pengenal. Catatan: Supaya kesalahan arus pengukuran tidak menyimpang jauh dari arus yang diukur, perlu pemilihan CT yang tepat untuk kelas ketelitian dan burden sekunder yang tidak melebihi dari burden pengenalnya. Tabel 1 : Batas kesalahan arus dan kesalahan sudut untuk klas 0,1 1,0 sesuai EC 60044-1 Kelas ketelit ian +/- % kesalahan ratio arus pada % dari arus pengenal +/- % pergeseran fase pada % dari arus pengenal, menit (centiradians) 5 0 100 10 5 0 100 10 0,1* 0,4 0, 0,1 0,1 15 8 5 5 0,** 0,75 0,35 0, 0, 30 15 10 10 0,5*> 1,5 0,75 0,5 0,5 90 45 30 30 1,0** 3,0 1,5 1,0 1,0 180 90 60 60 3

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 Tabel : Batas kesalahan untuk CT keperluan khusus sesuai EC 60044-1 Kelas Keteli tian +/- % kesalahan ratio arus pada % dari arus pengenal +/- % pergeseran fase pada % dari arus pengenal, menit (centiradians)) 1 5 0 100 10 1 5 0 100 10 0,S** 0,75 0,35 0, 0, 0, 30 15 10 10 10 0,5S** 1,5 0,75 0,5 0,5 0,5 90 45 30 30 30 Tabel 3: Batas kesalahan untuk klas 3 dan 5 sesuai EC 60044-1 Kelas ketelitian +/- % kesalahan ratio arus pada % dari arus pengenal Pemakaian 50 100 3 3 3 instruments 5 5 5 instruments Dimana: * = untuk laboratorium **= untuk Precision revenue metering *>= untuk standard metering Standard accuracy class yang dipergunakan untuk proteksi adalah 5P, 10P. tanda P adalah tanda Proteksi, dan angka 5 atau 10 adalah nilai kesalahan arus dalam %, seperti terlihat pada tabel 4. CT yang ada untuk proteksi: 5P10, 5P0, 10P10, 10P0. dan yang dibutuhkan untuk proteksi pada CT adalah tingkat isolasi yang tinggi, dan tidak cepat jenuh saat arus besar masuk ke sisi primer CT, karena output arus di sekunder diperlukan agar Relai proteksi bekerja dengan pasti. Tabel 4: Batas kesalahan accuracy class proteksi. Kelas Keteli tian Kesalahan arus pada arus primer (%) +/- % pergeseran sudut fase dari arus pengenal Composied error Rated accuracy limit primery current minutes centiradians 5P ±1 ±60 ±1,8 5 10P ±3 - - 10 Misal : 0 VA, 5P/0. 0 VA adalah keluaran daya CT dalam VA 5P adalah accuracy class (klas ketelitian) 0 adalah composite error. Bila pengaman (relai) invers definite minimum time (DMT) dengan stabilitas gangguan fase dan ketelitian waktu yang akurat tidak diperlukan dapat mempergunakan klas 10P. Tetapi kalau ketelitian, stabilitas gangguan fase dan ketelitian waktu yang akurat diperlukan, dapat mempergunakan klas 5P..4 BURDE Beban yang dihubungkan ke sekunder dikatakan sebagai burden, dimana trafo arus dengan batasannya dapat menampung beban pada sisi sekunder. Beban ini dinyatakan dalam ohm impedansi atau VA. Misal burden impedansi 0,5 ohm dapat di ekspresikan juga pada 1,5 VA dengan arus 5 A. Sebagai pengaman pada CT, khususnya di klas proteksi perlu membatasi arus yang besar yang masuk ke CT, sesuai standar EC untuk membatasi arus bolakbaik yang simetris adalah 5P atau 10P. Pada karakteristik utama dari CT untuk proteksi adalah akurasi rendah (kesalahan lebih besar diijinkan bila dibandingkan untuk pengukuran) dan kejenuhan tegangan (saturation voltage), tinggi. Pada kejenuhan tegangan dikatakan sebagai Accuracy Limit Factor (ALF). Dimana kenaikan arus dari arus primer pengenal, dapat dipenuhi accuracy/ketelitian pengenal pada burden pengenal yang dihubungkannya., ini dikatakan sebagai nilai minimum. Dapat juga dikatakan perbandingan antara kejenuhan tegangan dan tegangan pada arus pengenal dan burden sisi sekunder. Pertambahan nilai kejenuhan dapat diperkirakan dengan persamaan dibawah ini (1). S n + R CT * sn n = n * (10) ALF S + R CT * sn Dimana : S n = Burden pengenal (VA) S = Burden sesungguhnya (VA) sn = Arus pengenal sekunder (A) R CT = Tahanan dalam CT pada 75 0 C (ohm) n ALF = accuracy limit factor. Untuk melindungi peralatan ukur dari arus besar, yang ditimbulkan karena adanya gangguan hubung singkat disisi primer, batasan arus sekunder adalah F s x arus pengenalnya, dimana pengamanan peralatan metering tinggi bila F S rendah. dengan spesifikasi faktor yang ada F S 5 atau F S 10, ini adalah sebagai nilai maksimum dan hanya valid (sah) pada burden pengenalnya. ilai pertambahan kejenuhan diexpresikan sebagai nilai n, sebagai berikut: S n + R CT * sn n = F * (11) S S + R CT * sn Perbedaan kejenuhan antara trafo arus untuk pengukuran dan trafo arus untuk proteksi, adalah pada tingkat kejenuhannya yang berbeda seperti terlihat pada gambar 5 dibawah. Dimana trafo arus untuk pengukuran harus lebih cepat jenuh dibandingkan dengan trafo arus untuk proteksi, Trafo arus proteksi maupun pengukuran, saat di beri arus primer tertentu Arus exitasi di sekunder akan belok, meskipun arus dinaikkan terus menerus, tegangan exitasi (E S ) tidak mampu lagi naik, terjadi lah pembelokan dari grafik, pembelokan grafik ES Kurva CT untuk proteksi Knee point Gambar 5: Kurva maknetisasi CT Kurva CT untuk pengukuran exct 4

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 ini disebut knee point (titik lutut) yang diartikan sebagai lutut manusia bengkok (tidak lurus). Untuk memenuhi klas ketelitian tinggi, arus pemaknitan dalam inti harus dapat meneruskan suatu nilai yang rendah, sebagai konsekwensi rendahnya kerapatan garis gaya (flux density) dalam inti. yang pada umumnya bahan inti maknetik untuk ini baiknya dibuat dari campuran nickel dan besi. Adapun burden current transformers sesuai EC 60044-1 adalah,5 VA, 5 VA, 7,5VA, 10VA, 15VA, 0 VA dan 30VA. Catatan: klas akurasi baik, bila burden antara 5% s/d 100% dari burden pengenal. Metering yang dipergunakan saat ini banyak memakai digital dengan daya (VA) rendah, hal ini dapat memperkecil total burden yang rendah sampai 5 % dari burden pengenalnya seperti terlihat pada grafik 1 dibawah, dimana perbandingan CT antara CL0,S dan CL0,5 dengan perbedaan burden dari kedua class CT tersebut. CL0,S kesalahan arusnya lebih kecil dari CL0,5. kesalahan ( % ) 1.5 1.3 1.1 0.9 0.7 0.5 0.3 0.1-0.1-0.3-0.5-0.7-0.9-1.1 Perbandingan karakteristik CT Class CL0.5 dan Class 0,S 0, 0,5 0,5+ 0,+ Maret 008 0, - 0,5- CL 0.5 CL 0.S V.1. KESALAHA PERALATA Jika jatuh tegangan pada trafo tegangan tidak diperhitungkan, dalam hal ini tidak ada kesalahan pada tegangan primer, maka dapat dijelaskan perbandingan antara tegangan primer dan sekunder seperti terlihat pada persamaan (1) diatas dan gambar 5 dibawah ini: Tetapi kenyataannya tidak mungkin, karena terdapat tegangan jatuh dalam tahanan belitan, hal ini berpengaruh pada perbandingan tegangan antara primer dan sekunder. US Dimana: U = tegangan jatuh. Gambar 6: Rangkaian PT S xu P U P = (1) Kesalahan dalam reproduksi PT akan nampak pada amplitude dan fase, kesalahan pada amplitude dikatakan sebagai kesalahan tegangan atau kesalahan ratio dan kesalahan pada fase dikatakan sebagai pergeseran fase. U ε -1.3-1.5 0.01 0.10 0.0 0.30 0.40 0.50 0.60 0.70 0.80 0.90 1.00 1.10 1.0 Grafik 1: Grafik kesalahan dan batasan untuk CT CL0, dan CL0,5 () V. TRAFO TEGAGA nominal Trafo tegangan/voltage transformers /potensial transformers adalah suatu peralatan listrik yang dapat memperkecil tegangan tinggi menjadi tegangan rendah, yang dipergunakan dalam rangkaian arus bolak-balik. Fungsi trafo tegangan adalah untuk memperoleh tegangan yang sebanding dengan tegangan yang hendak dipergunakan dan untuk memisahkan sirkuit dari sistem dengan tegangan tinggi (yang selanjutnya di sebut sirkuit primer) terhadap sirkuit dimana alat ukur (instrumen) tersambung (yang selanjutnya disebut sirkuit sekunder). Beda dengan transformator tenaga yang dibutuhkan adalah tegangan dan daya keluarannya tetapi pada trafo tegangan yang dibutuhkan adalah tingkat ketelitiannya dan penurunan tegangannya yang disesuaikan dengan alat ukur. U S ( S / P )U P ε Gambar 7: Vektor tegangan U/U S x 100% U S x 100% (UP/US)x(S/P)x100% Gambar 8: Vektor memperlihatkan tegangan sekunder sebagai refrensi diambil 100% Sama seperti penjelasan pada trafo arus bahwa vektor tegangan seperti terlihat pada gambar 7 terdapat pergeseran sudut sebesar dan gambar 8 menjelaskan dari gambar 7 yang dipresentasikan dalam bentuk garis dengan tegangan sekunder sebagai refrensi vektor diambil dimensi 100%, lebih dari itu pada sistem koordinat sebagai ujung dari refrensi vektor dikatakan dalam persen. Bila sangat kecil sudutnya kesalahan tegangan ε dan kesalahan fase langsung terbaca dalam persen pada axies tersebut (ε = 1% = 1 centiradians = 34,4 minute). Kesalahan tegangan positif bila tegangan sekunder melebihi tegangan pengenalnya dan kesalahan fase + 5

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 positif bila tegangan sekunder leading dari primernya, arah positif nantinya akan turun dalam axis ε dan axis akan kekanan. Kesalahan tegangan R.E(%) Dimana: R.E = ratio error (%) K n = ratio nominal V s = tegangan sekunder V p = Tegangan primer 100.(K n V s V p ) = (13) V p V.. TEGAGA PRMER DA SEKUDER PEGEAL Tegangan primer dari PT adalah tegangan pengenal yang diperoleh dari sistem dan tegangan sekunder pengenal diperoleh dari tegangan primer. Potensial transformer yang dipasang diluar (outdoor) secara normal dihubungkan antara fase dan tanah, untuk sistem tiga fase, dimana nilai standar tegangan primer pengenal adalah 1/ 3 kali dari nilai tegangan pengenal sistem. Dan tegangan sekunder pengenal yang dipergunakan dinegara-negara eropa, adalah: 100/ 3 atau 110/ 3 volt Pemilihan dari potensial transformer untuk metering 80-10% dari tegangan pengenal dan untuk proteksi antara 0,05 s/d 1,5 atau 1,9 dari tegangan pengenal sebagai faktor tegangan. Sesuai standar EC, faktor tegangan PT,sebagai berikut: - 1,9 kali tegangan pengenal untuk PT tidak diketanahkan. - 1,5 kali tegangan pengenal untuk PT diketanahkan solid. Lamanya kenaikan tegangan ini adalah sebesar 30 detik. V.3.ACCURACY CLASS DA RATED BURDE PT Rated burden PT secara normal dapat dijelaskan sebagai berikut: - Bila burden digunakan untuk komponen metering dan proteksi, kelas akurasi untuk metering dipilih harus lebih baik daripada untuk proteksi. - Burden dari PT adalah penjumlahan dari total burden dari semua beban yang disambung ke PT. Kesalahan arus dan pergeseran fase tidak melebih dari nilai yang ditentukan seperti tabel 5 atau tabel 6, bila burden sekunder antara 5% s/d 100% dari burden pengenal. Tabel 5: Acuracy classes sesuai EC 60044- Class burden% range voltage% Ratio % Limits of errors Phase Displacement min Applicati on 0,1 5-100 80-10 0,1 5 laboratory 5-100 Precision 0, < 10 VA and 80-10 0, 10 0-100% revenue Pf=1 metering 0,5 5-100 80-10 0,5 0 1,0 3,0 5-100 5-100 80-10 1,0 40 80-10 3,0 - Standard revenue metering ndustrial grade meters nstrumen ts 3P 5-100 5-Vf 3,0 10 Protection 6P 5-100 5-Vf 6,0 40 Protection Vf = faktor tegangan Peralatan metering 30 VA, klas akurasi 0, dan proteksi = 70 VA, klas akurasi 3P, maka pemilihan PT sebesar 100 VA dengan klas akurasi 0,. Bila beban proteksi yang sifatnya emergency saja, maka burden untuk PT yang dipergunakan untuk metering dan relaying. dapat mempergunakan burden 70 VA. Klas untuk metering sesuai EC 600044- baik bila tegangan pengenal 80-100% dan burden 5-100%. Dari burden pengenal. Kelas untuk proteksi baik dari 5% s/d V f kali tegangan pengenal bila burden 5% s/d 100% dari burden pengenal. Sesuai standar daya keluaran trafo tegangan pengenal dengan pf 0,8 lagging, adalah 10; 15; 5; 30; 50; 75; 100; 150, 00; 300; 400; 500 VA. Tabel 6: Acuracy classes sesuai EEE C57.13 Range Power Class Burden % Voltage % error at metered load PF 0,6-1,0 Appplication 0,3 0-100 90-100 0,3 Revenue metering 0,6 0-100 90-110 0,6 Standad metering 1, 0-100 90-100 1, Relaying Standard burdens VA PF M 35 0,0 W 1,5 0,10 X 5 0,70 Y 75 0,85 Z 00 0,85 ZZ 400 0,85 Kalau alat ukur yang dipergunakan memakai digital dengan daya (VA) rendah hal ini dapat memperkecil total burden yang rendah sampai 5 % dari burden pengenalnya seperti terlihat pada grafik, dan grafik 3 dimana perbandingan PT antara CL0, dan CL0,5. kesalahan ratio (%) +0,5 +0, 0-0, CL0,5-0,5 0 50 CL0, 80% rated voltage 10% rated voltage 100% Rated burden Grafik : Grafik kesalahan ratio CL0, dan CL0,5( 1) 6

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 Pergeseran +0 fase(%) V. BAGAMAA KTA MEMLH CT DA PT Perlu kita ketahui, bahwa alat ukur seperti kwhmeter kvarhmeter, ampere meter dls, mempergunakan arus kecil dan tegangan rendah, tetapi arus dan tegangan yang masuk dari sistem besar dimana tegangan pada sistem distribusi mempergunakan tegangan 0.000 volt dengan arus besar. Untuk itu dibutuhkan trafo arus dan trafo tegangan yang tepat pemilihannya, sebagai berikut: 1. MEMLH TRAFO ARUS: - Pemilihan tegangan tinggi peralatan, Tegangan peralatan listrik diberikan dalam V atau kv misal: 1 kv, 0 kv, 4 kv, 15 kv - Pemilihan ratio transformator pengenal (selection of rated transformer ratio) Pemilihan arus primer Diperhitungkan dengan persamaan, sebagai berikut: S = 3 x U x Dimana: S = daya dari pelanggan (kva) U = tegangan fase fase (kv) = arus masing-masing fase (Amp) Daya pelanggan 630 kva tarif TM/TM/TM tegangan 0 kv, pemilihan ratio CT adalah = 630 kva = 18 A 3x0 V Maka dipilih ratio CT pada sisi primer sebesar 0 A, bila CT dipergunakan untuk pengukuran dan proteksi dipilih ratio 0/5-5. Daya pelanggan TR 197 kva tarif TR/TR/TR tegangan 380 volt, pemilihan ratio CT, adalah = +10 0-10 -0,0 CL0,5 0 50 197 kva = 99 A 3x380 V CL0, 80% rated voltage 10% rated voltage 100% Rated burden Grafik 3: Grafik pergeseran fase CL0, dan CL0,5 (1) Maka dipilih ratio CT pada sisi primer sebesar 300 A atau 300/5. Untuk memperoleh ratio CT dan klas proteksi yang tepat pada CT yang terpasang pada outgoing feeder, yang pasokannya diperoleh dari gardu nduk atau PLTD, diambil dari Kuat Hantar Arus (KHA) kawat. Bila dipasang pada incoming feeder di gardu nduk atau di Pusat Listrik, perlu dihitung kapasitas transformator tenaga. Pemilihan arus sekunder, Arus sekunder dalam ampere 1 A dan 5 A, secara umum arus sekunder pengenal dipilih 5A, tetapi bila lokasi peralatan instrumen jauh dari trafo arus dipilih 1 A. kalau beban sekunder diambil dalam impedansi (ohm) diperhitungkan dalam VA, sebagai berikut: P(VA) = S (A) x Z (ohm). Bila S = 5 A, P(VA) = 5 x Z. Bila S = 1 A, P(VA) = 1 x Z. - Pemilihan burden Beban yang akan dihubungkan ke sekunder trafo arus menentukan daya aktif dan reaktif di terminal sekunder yang berhubungan dengan burden trafo arus, nilai VA dari tiap beban yang akan disambung dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini dan sebagai tambahan burden trafo arus (VA) adalah pemakaian kabel yang menghubungkan trafo arus ke alat ukur. Tabel 7: ilai VA dari tiap alat ukur dan proteksi Ammeter dengan jarum besi Wattmeter Cosϕ meter 0,70 1,5 VA 0,0 5,00 VA,00-6,00 VA kwhmeter : mekanik 0,40 3,5 VA : elektronik 0,40 1,5 VA KVArmeter : mekanik Over Current Relay Ground Fault Relay 0,40 3,5 VA : elektronik 0,40 1,5 VA Tabel 8: ilai tahanan dari kabel Φ (mm ) R (Ω/km) 4 x 1,5 14,47 4 x,5 8,71 4 x 4 5,45 4 x 6 3,6 4 x 10,16 4 x 16 1,36 4 x 5 0,863 0,0 8,00 VA 0,0 8,00 VA Total kapasitas beban (VA) yang disambung ke CT tidak boleh melebihi dari burden yang dipilih. Beban yang akan disambung ke CT yang terpasang di Gardu nduk sebagai berikut: Perhitungan daya: Alat ukur mekanik elektronik Ampere meter 1 VA 1 VA kwh meter 3 VA 1 VA KW meter 3 VA 1 VA kvarh meter 3 VA 1 VA Kabel X 4 mm = 0 m 1,36 VA 1,36 VA Total daya = 11,36 VA 5,36 VA 7

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009 Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik Burden dipilih 15 VA, kalau jenis elektronik dipilih 7,5 VA. Beban terpasang di pelanggan > 00 kva Alat ukur mekanik elektronik kwh meter 3,5 VA 1,5 VA kvarh meter 3,5 VA 1,5 VA Kabel X 4 mm = 10 m 0,68 VA 0,68 VA Total daya = 7,68 VA 3,68 VA Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik Burden dipilih 10 VA, jenis elektronik dipilih 5,0 VA.atau 7,5 VA Bagaimana kita menghitung kejenuhan CT untuk klas proteksi dengan mempergunakan faktor kejenuhan inti dan tegangan knee (V K ), dimana akurasi CT masih bisa dicapai? Ratio CT 300/5, 5P10, R CT = 0,07 ohm, burden 10VA. Burden kenyataan 7,5 VA, untuk perhitungan diambil persamaan (10) diatas, sebagai berikut: 10 + 5 * 0,07 n = 10 = 1,7 7,5 + 5 * 0,07 Artinya: Dengan klas proteksi 5P10 dan burden CT 7,5 VA, CT tersebut akan jenuh pada arus 1,7 x arus pengenalnya = 1,7 x 5 = 63,5 A disisi sekunder, bagaimana kalau dilihat dari sisi primer ( CT ). ( CT ) = 63,5 x 300/5 = 3810 A. Bila kapasitas transformator tenaga misal: di gardu induk = 60 MVA dan X T = 1,6%., tegangan 0 kv maka arus maksimum yang keluar dari sumber adalah E 1 60.000 f = * nt = * A = 13.746,4 A X T 1,6% 3 * 0 Dari perhitungan diatas bahwa f > CT, maka CT tersebut akan jenuh. Bila kita ingin mengetahui kejenuhan CT dengan mempergunakan tegangan knee (V K ), dapat dijelaskan sebagai berikut: V K = volt, R CT = 0,07 ohm, klas 10 VA 5P10 ratio CT = 300/5. pemakaian (burden) = 7,5 VA R relai + R kawat = 7,5 VA/(5A) = 0,3 ohm. f = V K R total = = 59,45 A (0,07 + 0,3) Didasarkan pada V K yang diujikan, CT akan jenuh pada arus 59,45 A sisi sekunder atau 59,45 x 300/5 = 3567,57 A sisi primer. Jadi permasalahan ini bisa dilihat kalau CT terpasang pada outgoing feeder atau pada pelanggan TM terpasang dekat dari sumber, harus dihitung terlebih dahulu besarnya arus gangguan dan kejenuhan CT. - Pemilihan Accuracy class Untuk alat ukur kwhmeter dan kvarhmeter: dianjurkan mempergunakan CL0,S Klas proteksi: karena dibutuhkan ketelitian waktu yang akurat dianjurkan mempergunakan klas 5P. Bila CT terpasang di outgoing feeder, pemilihan klas proteksi dianjurkan mempergunakan klas 5P0 dengan ratio disesuaikan dengan arus gangguan tersebut dan kapasitas penghantar (KHA). - Pemilihan arus thermal pengenal ( th ) Arus thermal pengenal diberikan 100, 00, 300 dst x arus pengenal CT dalam ka, yang diambil dari arus gangguan hubung singkat di sistem, bila diperhitungkan arus gangguan hubung singkat 10 ka, maka arus thermal pengenal = 10 ka ( th = 10 ka), arus primer pengenal dimisalkan 100 A, maka dapat ditentukan arus thermal pengenal: 10.000A th = = 100xn 100A - Pemilihan arus dynamic pengenal ( dyn ) Arus dynamic pengenal diambil dari arus thermal pengenal, sebagai berikut: dyn =,5 x th Dimisalkan th = 10 ka, maka dyn =,5 x 10 ka = 5 ka. - Pemilihan CT bila belitan primer atau belitan sekunder mempunyai beberapa core Misal: 300-600/5-5A ; 5P0.; 0 VA at lower ratio. Hal ini berarti bahwa belitan primer mempunyai belitan untuk arus 300 A dan 600 A dan pada belitan sekunder ada dua belitan untuk pengukuran dan untuk proteksi. ilai 0 VA at lower ratio menunjukan pada ratio 300/5-5 nilai burden 0 VA, tetapi kalau ratio 600/5-5 nilai burden harus x 0 VA = 40 VA. Konstruksi CT seperti terlihat pada gambar 9 dibawah ini. Gambar 9: konstruksi CT dengan belitan primer dan belitan sekunder 8

Pengaruh instrument pengukuran pada meter transaksi tenaga listrik Mei 009. MEMLH TRAFO TEGAGA Sesuai tarip dasar listrik bahwa pelanggan yang mempunyai daya > 01 kva s/d 30,5 MVA mempergunakan tegangan 0.000 volt, karena pada meter transaksi jual beli tenaga listrik mempergunakan tegangan rendah, dibutuhkan trafo tegangan sebagai berikut: - Tegangan : 0.000/ 3 / 100/ 3, sisi sekunder disesuaikan dengan tegangan alat ukur. - Burden : dihitung beban yang akan disambung ke PT (VA) sama seperti pada CT. 1. Pemasangan di pelanggan TM Alat ukur mekanik elektronik kwh meter 3,5 VA 1,5 VA kvarh meter 3,5 VA 1,5 VA Kabel X 4 mm = 10 m 0,68 VA 0,68 VA Total daya = 7,68 VA 3,68 VA Kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik Burden dipilih 10 VA, kalau jenis elektronik dipilih 5,0 VA. Atau 7,5 VA.. Pemasangan di Gardu nduk. Biasanya pemasangan PT di Gardu nduk atau di PLTD dipergunakan untuk beberapa alat ukur yang terpasang di Cubicle outgoing, diambil 5 cubicle dengan alat ukur: Volt meter, kwhmeter kvarhmeter, Wattmeter penjelasannya sebagai berikut: Alat ukur mekanik elektronik 5 Voltmeter (a = 1 VA) 5 VA 5 VA 5 Wattmeter (a = VA & 1 VA) 10 VA 5 VA 5 kwh meter (a =3,5 VA & 1,5 VA) 17,5 VA 7,5 VA kvarh meter (a =3,5 VA & 1,5 VA) 17,5 VA 7,5 VA Kabel X 4 mm = 50 m,04 VA,04 VA Total daya = 5,04 VA 7,04 VA Dari contoh no diatas, kalau mempergunakan alat ukur jenis mekanik burden dipilih 5 VA, kalau jenis elektronik dipilih 150 VA. Dengan contoh ini dapat dilihat besarnya burden yang dipergunakan untuk alat ukur. Bila pemilihan burdennya tidak sesuai dengan alat ukur yang akan dipasang, berpengaruh terhadap pengukurannya, dengan ini sebaiknya pemasangan PT di outgoing feeder untuk satu atau -3 buah cubicle dengan beberapa alat ukur yang terpasang. Disamping itu tegangan kwhmeter (pemakaian pengukuran jenis mekanik) di penyulang 1 (dengan asumsi tahanan kontak 0,6 ohm) sebesar 100/ 3 = 57,74 volt - V = 57,74-0,5 = 57,51 volt. Tegangan di penyulang 4 menjadi 56,83 volt dan di penyulang 10 menjadi 55,48 volt. Padahal kwhmeter dengan klas ketelitian yang tinggi (klas 0, atau klas 0,3), total jatuh tegangan dari trafo tegangan yang masuk ke kwhmeter harus 0,05 % s/d 0,1 % x tegangan pengenal sekunder PT(1). Dengan penjelasan diatas terdapat kerugian pengukuran pada penyulang 4 s/d penyulang 10 yang melebihi standar jatuh tegangan yang masuk ke kwh meter. - Class accuracy: diambil dari tabel 5 atau tabel 6 sesuaikan pemakaian standar nya dan diambil yang mempunyai kesalahan rendah. V. KESMPULA. 1. Pemilihan Trafo arus dan trafo tegangan yang dipergunakan untuk meter traksaksi tenaga listrik perlu dihitung terlebih dahulu beban yang akan disambung dan tegangan yang dipergunakan.. Sesuaikan burden beban yang tersambung pada CT dan PT. Yang tidak boleh melebihi 100% burden pengenal CT atau PT. 3. Kerugian pengukuran adalah akibat dari pemilihan instrument transformers yang tidak sesuai. 4. Bila CT di pasang pada outgoing feeder, untuk menjaga kejenuhannya perlu dihitung besarnya arus gangguan hubung singkat 3 fase. 5. Bila CT yang terpasang pada incoming feeder, diambil dari n transformator tenaganya. 6. ameplate CT dan PT harus terbuat dari plat aluminium (bukan dari kertas) DAFTAR PUSTAKA: [1] ABB; application guide- instrument transformers [] Sadtem France; Presentasi current transformers [3] Pribadi kadarisman dan Wahyudi Sarimun.; trafo tenaga besar terhadap kinerja proteksi dan tegangan pelayanan, seminar 08 juni 005. 9