Bab 17 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN

Jenis inkaso dilihat dari lalu lintas dananya dapat dibedakan menjadi : a. Inkaso keluar yaitu inkaso atas instruksi nasabah untuk melakukan

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN

Jasa perbankan untuk menjamin terlaksananya transaksi yang terjadi antara pihak luar bank dari kemungkinan risiko yang timbul dikemudian hari semakin

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

A. PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT DALAM KEGIATAN TRANSFER

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

A. SURAT BERHARGA PASAR UANG (SBPU) YANG DIPERDAGANGKAN ADALAH:

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2. Proses dan langkah langkah L/C:

TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan pengertian giro nasabah 2. Mengidentifikasi jenis

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank

Surat Kredit (LC) dan SKBDN

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016

BAB II LANDASAN TEORI

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

Sistem Informasi Debitur. Peraturan Bank Indonesia No. 7/8/PBI/ Januari 2005 MDC

MENYIMAK KASUS LC FIKTIF BNI KEBAYORAN BARU

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB VI JASA-JASA BANK

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

AKUNTANSI KONTINJENSI

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT

PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Komp. Elmbaga Keuangan Perbankan JASA-JASA BANK

- 1 - PENJELASAN PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

SYARAT DAN KETENTUAN

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

Contoh Soal Akuntansi Perbankan Jurnal untuk Giro, Tabungan, Deposito, Traveller s Cheques, Pinjaman

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

BAB II LANDASAN TEORI

A. PENGERTIAN TABUNGAN

Skema SBLC & Bank Garansi

Syarat-Syarat dan Ketentuan Transaksi. Version

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

PIUTANG PIUTANG WESEL (notes receivable)

No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

Layanan Bebas Biaya Layanan perbankan yang cepat, mudah dan ekonomis

BAB II LANDASAN TEORI

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 18/21/PBI/2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 9/14/PBI/2007 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

A. DEPOSITO BERJANGKA

A. KOMPONEN AKTIVA PRODUKTIF

PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING, DAN JASA LALU LINTAS PEMBAYARAN)

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

Bab 11 Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK)

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 9 /PBI/2003 TENTANG PENYISIHAN PENGHAPUSAN AKTIVA PRODUKTIF BAGI BANK SYARIAH GUBERNUR BANK INDONESIA,

A. JENIS KREDIT YANG DIBERIKAN

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 1/ 7 /PBI/1999 TENTANG SISTEM INFORMASI DEBITUR GUBERNUR BANK INDONESIA,

Syarat dan ketentuan 1. Definisi Dalam syarat dan ketentuan ini, kecuali apabila konteksnya menentukan lain, istilah-istilah berikut ini memiliki arti

PERHATIAN! PERJANJIAN INI MERUPAKAN KONTRAK HUKUM, HARAP DIBACA DENGAN SEKSAMA PERJANJIAN PEMBERIAN AMANAT

Diubah dengan PBI No. 3/4/PBI/2001 tanggal 12 Maret 2001 PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/13/PBI/2000 TENTANG

1.11. Nasabah adalah orang atau individu selaku peminjam Citibank Ready Credit.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kuliah Kerja Praktek. Negara yang sedang berkembang seperti Indonesia memerlukan keadaan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 2/24/PBI/2000 TENTANG HUBUNGAN REKENING GIRO ANTARA BANK INDONESIA DENGAN PIHAK EKSTERN GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

GIRO. Alat atau sarana yang digunakan dalam lalu lintas pembayaran giral, yaitu surat berharga atau surat dagang seperti: 1.

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

KETENTUAN DAN PERSYARATAN KHUSUS PEMBUKAAN REKENING INVESTOR

a. nama dan/atau logo Bank; dan b. pernyataan bahwa Bank terdaftar dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan. Pasal 6

GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7 / 14 / PBI / 2005 TENTANG PEMBATASAN TRANSAKSI RUPIAH DAN PEMBERIAN KREDIT VALUTA ASING OLEH BANK

Welcome to PT Tridaya Utama Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41.

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/18/PBI/2005 TENTANG SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA GUBERNUR BANK INDONESIA,

CREDIT CARD. 2 Bank Penerbit 1. Card Holder Merchant. 4 Gb: Mekanisme teransaksi kartu kredit tanpa acquirer

Manajemen Pendapatan Bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bab ini penulis akan membahas mengenai tinjauan pustaka dan

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 7/31/PBI/2005 TENTANG TRANSAKSI DERIVATIF GUBERNUR BANK INDONESIA

BAB II KONDISI PERUSAHAAN. 2.1 Pengertian, Fungsi, Jenis, Peran dan Usaha Bank

BAB 4 ANALISIS PENCANTUMAN KLAUSULA BAKU DALAM PERJANJIAN KREDIT YANG DIBAKUKAN OLEH PT. BANK X

Pasal 12 ayat (1) dan (2)

Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance)

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

Transkripsi:

Jasindo.co.id TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan terminologi perdagangan dengan SKBDN 2. Menjelaskan mekanisme sederhana transaksi dengan SKBDN 3. Menjelaskan ketentuan penerbitan SKBDN 4. Menjelaskan akuntansi SKBDN 163

Lalu lintas perdagangan antar kota atau antar wilayah menghendaki suatu jaminan pembayaran atas barang-brang yang diperdagangkan. Penjual dan pembeli harus saling mempercayai dalam memenuhi kewajibannya. Pihak penjual memerlukan kepastian akan pembayaran dan berkewajiban menyerahkan barang aau jasa yang sesuai dengan perjanjian dengan pihak pembeli. Pihak pembeli pun memerlukan kepastian bahwa barang yang dibeli sesuai dengan apa yang telah disetujui kedua belah pihak dan berkewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah dibelinya. Jasa perdagangan yang dapat diberikan untuk memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri adalah menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau sering dikenal dengan Letter of Credit (L/C) dalam negeri. SKBDN pada prinsipnya sama dengan letter of credit yang digunakan dalam perdagangan luar negeri, yang membedakannya adalah wilayah kepabeannya dan valuta yang digunakan. SKBDN digunakan dalam negeri dengan valuta rupiah, sedangkan L/C berlaku untuk seluruh dunia dan bervaluta asing. Bank yang menerbitkan SKBDN akan memberikan jaminan pembayaran kepada cabang atau bank lain untuk membayar sejumlah uang tertentu yang telah ditentukan dalam SKBDN. Bank penerbit merupakan bank nasabah pembeli barang, sedangkan bank pembayar merupakan bank penjual barang. Menurut Peraturan Bank Indonesia No. 5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri, bahwa yang dimaksud dengan SKBDN adalah Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai Letter of Credit (L/C) Dalam Negeri adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis pemohon (applicant) yang mengikat Bank Pembuka (Issuing Bank) untuk : a. Melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerimanya, b. Memberi kuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima, 164

c. Memberi kuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang pesyaratan dan kondisi SKBDN dipenuhi. Karena adanya jaminan dari bank penerbit SKBDN untuk melakukan pembayaran kepada nasabah penjual barang sesuai dengan jumlah yang telah ditentukan dalam SKBDN dan dokumen lainnya, nasabah penjualan barang memiliki landasan hukum kuat untuk melangsungkan transaksi penjualan barang atau jasa. Dipihak lain, bank dimana nasabahnya adalah nasabah pembeli barang mempunyai hak untuk menagih sejumlah uang tertentu atas pembelian barang atau jasa yang telah disepakati antara penjual dan pembeli dengan cara melalui setoran jaminan atas SKBDN yang diterbitkannya. Maksud bank menerbitkan SKBDN adalah untuk memberikan jaminan secara tertulis yang berlandaskan hukum, untuk melakukan pembayaran kepada pihak penjual barang, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel yang ditarik oleh penjual serta memberikan kuasa kepada bank lain melakukan pembayaran, mengaksep atau menegosiasi wesel-wesel. Keuntungan yang dapat dinikmati oleh bank penerbit SKBDN antara lain dapat memperluas jasringan pelayanan kepada masyarakat sebagai perantara perdagangan dan sekaligus mendapatkan tambahan pendapatan berupa komisi dan sumber dana berpa setoran jaminan. A. TERMINOLOGI PERDAGANGAN DENGAN SKBDN 1. Bank Pembuka (Issuing Bank) adalah bank yang menerbitkan SKBDN atas permintaan pemohon (Applicant). 2. Bank Penerus (Advising Bank) adalah bank yang meneruskan SKBDN kepada Penerima (Beneficiary). 3. Bank Tertunjuk (Nominated Bank) adalah bank yang diberi kuasa untuk melakukan pembayaran atas unjuk, melakukan akseptasi wesel tau melakukan negosiasi (negotiation). 165

4. Bank Pengkonfirmasi (Confirming Bank) adalah bank yang mengkonfirmasi SKBDN dengan mengikatkan diri untuk membayar, mengaksep/mengambil alih wesel yang ditarik atas SKBDN tersebut. 5. Bank Penegosiasi (Negotiating Bank) adalah bank yang melakukan negosiasi. 6. Bank Pembayar (Paying Bank) adalah bank yang melakukan pembayaran kepada Penerima (Beneficiary) atas penyerahan dokumen yang telah disyaratkan dalam SKBDN. 7. Bank Peremburs (Reimbursing Bank) adalah bank yang ditunjuk oleh Bank Pembuka untuk melakukan penggantian pembayaran (reimbursement) kepada Bank Pembayar. 8. Bank Pengirim (Remitting Bank) adalah bank yang mengirimkan dokumen yang disyaratkan dalam SKBDN kepada Bank Pembuka. 9. Bank Pentransfer (Transferring Bank) adalah bank atas permintaan Penerima (Beneficiary) melaksanakan pengalihan SKBDN, bak sebagian maupun seluruhnya kepada satu/beberapa pihak lainnya. 10. Bank Tertarik adalah bank yang berkewajiban untuk melakukan pembayaran atas wesel yang ditarik padanya. 11. Bank Pengaksep (Accepting Bank) adalah bank yang melakukan akseptasi atas wesel SKBDN. 12. Negosiasi (Negotiation) adalah pengambilalihan wesel dan atau dokumen oleh bank dengan disertai pembayaran. 13. Pemohon (Applicant) adalah orang atau badan usaha yang mengajukan permohonan untuk membuka SKBDN pada bank. 14. Penerima (Benefeciary) adalah orang atau badan usaha yang disebut dalam wesel, SKBDN atau surat perjanjian lainnya yang terkait dengan SKBDN tersebut sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran. 15. Janji tertulis adalah janji bank yang dapat dilakukan dengan surat, teleks, swift, maupun sarana lainnya menurut kelaziman dalam praktik perbankan. 166

SKBDN diterbitkan oleh bank penerbit yang sering disebut bank pembuka (Issuing Bank). Issuing Bank dapat menunjuk bank tertentu untuk meneruskan SKBDN kepada beneficiary. Bank yang meneruskan ini diebut bank penerus (Advising Bank). Bank ini akan melakukan pembayaran kepada beneficiary bila mendapat persetujuan dari bank penerbit untk SKBDN operatif. Namun apabila SKBDN bersifat non operatif maka pembayarannya harus konfirmasi terlebih dahulu dengan bank pembuka. SKBDN operatif maupun non operatif juga berlaku untuk sight maupun usance SKBDN. Bank pembayar bagi SKBDN non operatif perlu mengirimkan dokumen yang disyaratkan dalam SKBDN kepada bank pembuka/penerbit. Bila ini yang dilakukan maka bank pembayar/bank pengkonfirmasi juga bertindak sebagai bank pengirim (Remitting Bank). Hasil konfirmasi dengan bank pembuka akan diteruskan ke beneficiary. Bila bank meneruskan SKBDN ini maka disebut bank penerus (Advising Bank). Penerusan SKBDN terhadap beneficiary untuk bernegosiasi pembayaran serta wesel yang diterbitkan akan menempatkan bank itu sebagai negotiating bank. Khusus untuk bank penerbit yang tidak mempunyai cabang di wilayah bank tertuju akan menunjuk bank koresponden. Bila bank koresponden juga ditunjuk untuk melakukan penggantian pembayaran terhadap bank pembayar, maka bank tersebut disebut Bank Peremburs (reimbursing bank). 167

B. MEKANISME SEDERHANA TRANSAKSI DENGAN SKBDN 12 10 Issuing Bank 7 Paying Bank 11 2 3 13 4 8 9 Pembeli (Pemohon SKBDN) Applicant 1 Sales 1 Contranct Penjual (Beneficiary) 6 Perusahaan Pengangkutan 5 Gambar 10. Mekanisme Sederhana Transaksi Dengan SKBDN Keterangan : 1. Antara pembeli dan penjual barang terjadi kontrak pembelian/penjualan dengan syarat pembayaran menggunakan SKBDN. 2. Pembeli membuka SKBDN di Issuing Bank sebesar nilai kontrak. 3. Issuing Bank memberitahukan kepada paying bank bahwa SKBDN atas nama pemohon telah dibuka. 4. Paying bank selanjutnya meneruskan ke pihak beneficiary bahwa SKBDN telah dibuka. 5. Penjual selanjutnya mengirimkan barang yang diperjanjikan melalui perusahaan pengangkutan. 6. Bukti penerimaan barang selanjutnya diserahkan kepada pihak bank dan kepada pihak pembeli. 168

7. Bank penerbit (issuing bank) memberitahukan kepada bank pembayar bahwa barang telah diterima sesuai dengan spesifikasi yang tertulis dalam SKBDN. 8. Bank pembayar meneruskan kepada beneficiary dan melakukan negosiasi pembayaran. 9. Beneficiary selanjutnya menandatangani wesel yang diterbitkan bank pembayar. 10. Bank pembayar menyerahkan wesel yang diterbitkan kepada bank penerbit SKBDN untuk segera dipenuhi. 11. Bank pembayar melalui bank penerbit membebankan kepada pihak applicant untuk memenuhi seluruh setoran jaminan. 12. Bank penerbit memberikan konfirmasi bahwa seluruh dana untuk SKBDN dimaksud telah efektif. 13. Bank pembayar melakukan pembayaran kepada beneficiary. C. PENERBITAN SKBDN Beberapa ketentuan yang harus ditaati untuk penerbitan SKBDN adalah : 1. Pemohon dan penerima berkedudukan di dalam negeri, 2. Dalam hal SKBDN dibuka dalam valuta asing, Bank Peremburs dapat berkedudukan di luar negeri. 3. SKBDN hanya dilakukan untuk transaksi perdagangan barang. 4. Dalam hal transaksi perdagangan barang tersebut terkait dengan transaksi pedagangan jasa yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain, nilai barang harus lebih besar dari nilai jasa. 5. Transaksi perdagangan barang tersebut hanya dapat dilakukan dengan batasan bahwa perpindahan barang dilakukan di dalam negeri atau perpindahan barang boleh dilakukan dari dalam negeri ke luar negeri sepanjang SKBDN diterbitkan atas dasar L/C dan non L/C untuk tujuan ekspor. 6. SKBDN diterbitkan dalam mata uang rupiah. 169

7. SKBDN dapat diterbitkan dalam valuta asing sepanjang SKBDN terkait dengan perdagangan internasional. 8. SKBDN hanya dapat diterbitkan dengan kondisi tidak dapat diubah dan tidak dapat ditarik kembali atau tidak dapat dibatalkan tanpa persetujuan dari Bank Pembuka, Bank Penglonfirmasi jika ada dan Penerima. 9. Jangka waktu SKBDN dan jangka waktu penundaan pembayaran SKBDN ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara Pemohon dan Bank Pembuka. 10. Dalam penerbitan SKBDN, bank dapat menetapkan sendiri besarnya jaminan dan atau setoran tnai dengan mempertimbangkan bonafiditas Pemohon. 11. Dalam hal SKBDN diterbitkan dengan syarat pembayaran dimuka (red clause), bank wajib menetapkan setoran tunai yang memadai dengan memperhatikan besarnya uang muka yang ditarik. 12. Permohonan penerbitan SKBDN hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh pemohon atau kuasanya. 13. Bank hanya dapat menerima permohonan penerbitan SKBDN apabila dalam permohonan tersebut sekurang-kurangnya memuat hal-hal sebagai berikut : a. Nama jelas dan alamat pemohon; b. Nama jelas dan alamat penerima; c. Nilai SKBDN; d. Syarat pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi; e. Rincian dokmen, seperti dokumen pengangkutan barang dan atau dokumen lainnya yang dibutuhkan; f. Tanggal terakhir pengajuan dokumen; g. Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi; h. Tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN; i. Media penerbitan SKBDN: surat, teleks, swift atau sarana lainnya; j. Uraian barang k. Tanggal terakhir pengiriman barang; 170

l. Tempat tujuan pengiriman barang; m. Pernyataan tunduk pada syarat-syarat umum bank untuk penerbitan SKBDN. D. AKUNTANSI SKBDN Pada prinsipnya SKBDN tak dapat dibatalkan (irrevocable), kecuali ada persetujuan bank pembuka, bank pengkonfirmasi dan penerima. Oleh karena itu penerbitan SKBDN dapat berupa SKBDN yang tidak dapat dibatalkan dan yang dapat dibatalkan. SKBDN yang tak dapat dibatalkan merupakan transaksi yang bersifat komitmen, sedangkan yang dapat dibatalkan meruakan transaksi yang bersifat kontijensi (bersyarat). Sebagai komitmen, tak dapat dibatalkan dan ada kepastian. Sedangkan kontijensi memberikan indikasi bahwa kelanjutan transaksi ini akan tergantung bank penerbit, bank pengkonfirmasi dan penerima (transaksi bersyarat). Keduanya dicatat dalam rekening administratif SKBDN dan/tak dapat dibatalkan dan masih berjalan dalam rangka perdagangan dalam negeri. SKBDN ada dua macam : 1. Sight SKBDN Adalah SKBDN atas unjuk, artinya kapanpun diunjukkan SKBDN dapat dicairkan. SKBDN tersebut sewaktu-waktu dapat dicairkan sepanjang hasil konfirmasi telah memberikan kepastian setoran jaminan penuh. Dalam SKBDN seperti ini harus dicantumkan secara jelas persyaratan pembayaran atas unjuk. Contoh penerbitan sight SKBDN yang ditujukan pada nasabah cabang bank sendiri: PT. Jaya Abadi nasabah Bank BCA Bandung hendak membeli semen 100.000 zak @ Rp30.000 kepada PT. Holcim Cilacap nasabah Bank BCA Cilacap. Untuk itu PT.Holcim meminta PT. Jaya Abadi membuka sight SKBDN. Tanggal 12 April 2006 PT. Jaya Abadi membuka sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank BCA Bandung. Setoran jaminan tersebut beban gironya Rp2.500.000.000 dan sisanya tunai. Bank BCA Bandung memungut komisi 171

penerbitan Rp5.000.000 dengan ongkos kawat/transfer Rp300.000. Komisi dan ongkos kawat dibayar tunai oleh PT. Jaya Abadi. Pencatatan di bank penerbit (Bank BCA Bandung) Pencatatan pada rekening administratif 12/4 06 Cr. Sight SKBDN Tak Dapat 3.000.000.000 Dibatalkan Dan Masih Berjalan Akuntansi eksekusi pembayaran di bank penerbit Pencatatan pada rekening riil (efektif) 12/4 06 Dr. Kas 505.300.000 Dr. Giro PT.Jaya Abadi 2.500.000.000 Cr. Setoran Jaminan SKBDN 3.000.000.000 Cr. Pendapatan Komisi Penerbitan 5.000.000 Cr. Pendapatan Ongkos Kawat 300.000 Pencatatan Pada Bank BCA Cilacap Pencatatan pada rekening administratif 12/4 06 Dr. Sight SKBDN Tak Dapat Dibatalkan 3.000.000.000 Dan Masih Berjalan Pencatatan pada rekening riil (efektif) 12 Apr 06 Dr. Setoran Jaminan SKBDN 3.000.000.000 Cr. RAK Cabang Cilacap 3.000.000.000 Penerbitan Sight SKBDN tidak selalu nasabah harus menyetor 100% nilai SKBDN, namun adakalanya bank membolehkan setoran jaminan kurang dari 100% karena nasabah tersebut sangat dipercaya. Penerbitan SKBDN juga bisa ditujukan kepada bank lain. Pada wilayah bank yang dituju, bank penerbit memiliki kantor cabang. Bila demikian penyelesaian 172

transaksi harus melalui kantor cabang bank sendiri yang terdekat dengan bank yang dituj (bank lain) melalui kliring. Namun bila bank penerbit tidak mempunyai kantor cabang di wilayah bank tertuju maka menggunakan bank koresponden yang memiliki cabang di wilayah tersebut. Contoh penerbitan sight SKBDN yang ditujukan pada kantor cabang bank sendiri dengan setoran kurang dari 100%: Misalnya dari contoh sebelumnya, setoran jaminan yang diserahkan PT. Jaya Abadi baru 70% dengan perincian beban gironya Rp1.700.000.000 dan sisanya tunai. Semua biaya komisi dibayar tunai. Pencatatan Pada Bank BCA Bandung Pencatatan pada rekening administratif 12/4 06 Cr.Sight SKBDN Tak Dapat 3.000.000.000 Dibatalkan Dan Masih Berjalan Pencatatan pada rekening riil (efektif) 12/4 06 Dr. Kas 405.300.000 Dr. Giro PT.Jaya Abadi 1.700.000.000 Cr. Setoran Jaminan SKBDN 2.100.000.000 Cr. Pendapatan Komisi Penerbitan 5.000.000 Cr. Pendapatan Ongkos Kawat 300.000 Kekurangan setoran jaminan harus dilunasi terlebih dahulu sebelum seluruh kewajiban bank penerbit dilakukan terhadap bank pembayar. Bila pihak applicant party tidak mampu membayar, maka kekurangannya dapat dikonversi ke kredit yang diberikan. Fasilitas ini sering disebut sebagai fasilitas overdraft (talangan atau cerukan). Perlakuan overdraft ini seperti kredit pada umumnya, dimana pihak debitur atau applicant dikenai biaya provisi dan administrasi. 173

Pencatatan di Bank Penerbit saat Pembayaran Misalnya kekurangan setoran jaminan dikonversi menjadi kredit yang diberikan dengan provisi 3% dan biaya administrasi Rp800.000. Provisi dan administrasi diterima tunai. Pencatatannya sebagai berikut: Pencatatan pada rekening administratif 12/4 06 Dr. Sight SKBDN Tak Dapat Dibatalkan 3.000.000.000 Dan Masih Berjalan Pencatatan pada rekening riil (efektif) 12/4 06 Dr. Kas 27.800.000 Dr. Kredit yang Diberikan 900.000.000 Dr. Setoran Jaminan SKBDN 2.100.000.000 Cr. RAK Cabang Cilacap 3.000.000.000 Cr. Pendapatan Provisi Kredit (900.000.000 x 3%) 27.000.000 Cr. Pendapatan Lainnya-administrasi 800.000 Pencatatan di Bank BCA Cabang Cilacap 12/4 06 Dr. RAK Cabang Bandung 3.000.000.000 Cr. Giro PT.Holcim 3.000.000.000 Contoh penerbitan Sight SKBDN yang ditujukan pada bank lain melalui bank koresponden: PT. Duta Wisata nasabah Bank Omega Semarang hendak membeli bus pariwisata 3 unit @ Rp800.000.000 kepada PT.Berlian Surabaya nasabah Bank Sentosa Surabaya. Untuk itu PT.Berlian meminta PT. Duta Wisata untuk membuka sight SKBDN. Tanggal 20 Juni 2006 PT. Duta Wisata membuka sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank Omega Semarang. Setoran jaminan tersebut beban gironya Rp2.000.000.000 dan sisanya tunai. Bank Omega Semarang memungut komisi penerbitan Rp5.000.000 dan ongkos kawat Rp400.000. Komisi 174

dan ongkos kawat dibayar tunai oleh PT. Duta Wisata. Bank Omega Semarang menggunakan Bank BCA Semarang sebagai bank koresponden. Bank BCA Semarang memungut komisi konfirmasi R2.000.000. Bank BCA Surabaya memungut komisi penerusan Rp1.500.000. Pencatatannya sebagai berikut: PT. Duta Wisata Semarang PT. Berlian Surabaya Bank Omega Semarang Bank Sentosa Surabaya Bank BCA Semarang Bank BCA Surabaya Pencatatan Pada Bank Omega Semarang (Pada Saat Pembukaan SKBDN) Pencatatan pada rekening administratif 20/6 06 Cr. Sight SKBDN Tak Dapat Dibatalkan 2.400.000.000 Dan Masih Berjalan Pencatatan pada rekening riil (efektif) 20/6 06 Dr. Kas 405.400.000 Dr. Giro PT.Duta Wisata 2.000.000.000 Cr. Setoran Jaminan SKBDN 2.400.000.000 Cr. Pendapatan Komisi Penerbitan 5.000.000 Cr. Pendapatan Ongkos Kawat 400.000 Pencatatan untuk Penyelesaian/Pembayaran Sight SKBDN Pencatatan pembayaran di Bank Omega Semarang: Untuk Bank Omega Semarang, selaku yang menerima konfirmasi bahwa sight SKBDN akan dicairkan, maka Bank Omega Semarang langsung menyerahkan 175

setoran jaminan PT. Duta Wisata ke Bank BCA Semarang melalui Bank Indonesia.. Pencatatan pada rekening administratif 20/6 06 Dr. Sight SKBDN Tak Dapat Dibatalkan 2.400.000.000 Dan Masih Berjalan Pencatatan pada rekening riil 20/6 06 Dr. Setoran Jaminan SKBDN 2.400.000.000 Cr. Giro BI 2.400.000.000 Pencatatan di Bank BCA Semarang 20/6 06 Dr. Giro BI 2.400.000.000 Cr. RAK Cabang Surabaya (BCA) 2.398.000.000 Cr. Pendapatan Komisi Konfirmasi 2.000.000 Pencatatan di Bank BCA Surabaya selaku bank penerus 20/6 06 Dr. RAK Cabang Semarang 2.398.000.000 Cr. Giro BI 2.396.500.000 Cr. Pendap Komisi Penerusan 1.500.000 Pencatatan di Bank Sentosa Surabaya 20/6 06 Dr. Giro BI 2.396.500.000 Cr. Giro PT. Berlian 2.396.500.000 2. Usance SKBDN Adalah SKBDN yang pembayarannya secara berjangka dengan menggunakan wesel berjangka. Pihak beneficiary tidak bisa langsung menerima pembayaran tunai ketika barang dikirim kepada pembeli (applicant). Penerbitan Usance SKBDN umumnya disepakati setoran jaminan kurang dari 100%. Dengan 176

demikian pihak applicant harus melunasi pada saat seluruh barang sudah dikirim atau pada saat SKBDN efektif. Pada saat wesel jatuh tempo, berarti seluruh transaksi dengan bank penerbit yang berkaitan dengan Usance SKBDN mauun wesel harus diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan berakhirnya SKBDN. Penerbitan wesel berjangka SKBDN tidak selalu dicairkan pada saat jatuh tempo, sangat tergantung pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang sebelum wesel jatuh tempo, maka dapat mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang didiskontokan akan dikenakan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari diskonto adalah sejak tanggal diskonto sampai dengan hari jatuh tempo. Contoh: PT. Citra Bandung membeli genset senilai Rp 400.000.000 kepada PT. Sinar Jakarta. Untuk itu PT. Citra diminta menerbitkan usance SKBDN berjangka untuk menjamin pengiriman barang tersebut dibayar. PT. Citra adalah nasabah Bank Mega Bandung, sedangkan PT. Sinar adalah nasabah Bank Mega Jakarta. Pembukaan usance SKBDN tanggal 1 April 2007 dengan setoran jaminan Rp 250.000.000 atas beban giro PT. Citra, komisi penerbitan Rp 1.500.000 diterima bank dalam bentuk tunai. Usance SKBDN ini bersifat revocable (dapat dibatalkan). Pencatatan penerbitan usance SKBDN di Bank Mega Bandung adalah: 1/7 07 Dr. Usance SKBDN Dapat Dibatalkan 400.000.000 (revocable) Dan Masih Berjalan Mencatat pada rekening riil (efektif) 1/7 07 Dr. Giro PT. Citra 250.000.000 Cr. Setoran Jaminan SKBDN 250.000.000 177

Penerbitan Usance SKBDN akan diikuti penerbitan wesel berjangka Usance SKBDN di bank pembayar. Wesel ini ditandatangani oleh beneficiary. Bila pihak beneficiary menghendaki pencairan sebelum jatuh tempo, maka wesel tersebut dapat didiskontokan (dapat dijualbelikan). Namun untuk dapat didiskontokan syarat wesel yang diterbitkan bank pembayar tersebut harus diaksep oleh bank penerbit. Akseptasi wesel merupakan bentuk tanggung jawab bank penerbit Usance SKBDN untuk sanggup membayar SKBDN sekiranya jatuh tempo. Aksepatsi wesel juga bisa dilakukan oleh bank tertunjuk dan bank pengkonfirmasi sepanjang diberi kuasa oleh bank penerbit/pembuka. Akseptasi wesel sebesar nilai Usance SKBDN. Bank pengaksep (Accepting Bank) ini bank yang menyanggupi pembayaran wesel, secara otomatis dapat menjadi bank tertarik yaitu bank yang berkewajiban membayar atas wesel yang ditarik padanya. Pada saat wesel jatuh tempo, berarti seluruh transaksi dengan bank penerbit yang berkaitan dengan usance SKBDN maupun wesel harus diselesaikan. Penyelesaian wesel merupakan berakhirnya SKBDN. Misalnya jangka waktu wesel 3 bulan sejak 1 April 2007, maka pada akhir periode seluruh kewajiban terhadap bank pembayar harus dipenuhi. Kekurangan setoran jaminan dilunasi secara tunai. Pencatatannya adalah: 30/6 07 Cr. Usance SKBDN Dapat Dibatalkan 400.000.000 (revocable) Dan Masih Berjalan Mencatat pada rekening riil (efektif) 30/6 07 Dr. Setoran Jaminan SKBN 250.000.000 Dr. Kas 150.000.000 Cr. RAK Cabang Jakarta 400.000.000 Pencatat di cabang pembayar Pada saat penerbitan wesel berjangka SKBDN 30/6 07 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN Belum 400.000.000 Jatuh Tempo 178

Mencatat pada saat wesel jatuh tempo, bank pembayar memungut komisi Rp 1.500.000 30/6 07 Dr. RAK Cabang Bandung 400.000.000 Cr. Giro PT. Sinar 398.500.000 Cr. Pendapatan Komisi Negosiasi 1.500.000 Penerbitan wesel berjangka SKBDN tidak selalu dicairkan pada saat jatuh tempo karena sangat tergantung pada pemegang wesel tersebut. Bila pemegang wesel membutuhkan uang sebelum wesel jatuh tempo, maka dapat mendiskontokannya/menjualnya. Wesel yang didiskontokan akan dikenakan diskonto tertentu oleh bank pembayar. Perhitungan hari diskonto adalah sejak tanggal diskonto sampai dengan jatuh tempo. Mengacu pada soal diatas, jangka waktu wesel adalah 1 April 2007 sampai dengan 30 Juni 2007. Didiskontokan 1 Juni 2007, maka hari diskonto adalah 30 hari. Bunga diskonto 18%. Keterangan Jumlah (Rp) Face Value 400.000.000 Diskonto = (400.000.000 x 30 x 0,18) / 360 6.000.000 Nilai dibayar setelah diskonto 394.000.000 Komisi negosasi wesel 1.500.000 Nilai bersih diterima benefeciary 392.500.000 Pencatatan jurnalnya: 1/6 07 Dr. Wesel SKBDN yang Didiskontokan 400.000.000 Cr. Giro PT. Sinar 392.500.000 Cr. Pendapatan Komisi Negosiasi 1.500.000 Cr. Pendapatan Bunga Diterima Dimuka 6.000.000 Pendapatan bunga diterima dimuka harus diamortisasi setiap akhir bulan sampai dengan wesel jatuh tempo. Pencatatan jurnal amortisasi adalah: 30/6 07 Dr. Pendapatan Bunga Diterima Dimuka 6.000.000 Cr. Pendapatan Bunga Wesel 6.000.000 179

Pada tanggal 30 Juni 2007, bank pembayar selain melakukan amortisasi pendapatan bunga dimuka (diskonto) juga harus membukukan wesel yang telah jatuh tempo dengan catatan jurnal sebagai berikut: 30/6 07 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN Belum 400.000.000 Jatuh Tempo Mencatat pada rekening riil (efektif) 30/6 07 Dr. RAK Cabang Bandung 400.000.000 Cr. Wesel Usance SKBDN yang Didiskontokan 400.000.000 E. PENGALIHAN SKBDN SKBDN yang dapat dialihkan (transferable SKBDN) adalah SKBDN dimana penerima perama berhak untuk mengajukan permohonan kepada bank penerima yang membayar, mengaksep, atau menegosiasi untuk mengalihkan SKBDN tersebut, baik seluruhnya maupun sebagian kepada satu atau beberapa pihak penerima kedua. Namun demikian tidak semua SKBDN dapat dialihkan. SKBDN hanya dapat dialihkan satu kali kepada penerima kedua. SKBDN hanya dapat dialihkan sesuai dengan persyaratan dan kondisi yang dinyatakan dalam SKBDN asli (original SKBDN), dengan pengecualian: a. nilai SKBDN, b. harga satuan, c. tanggal jatuh tempo, d. tanggal terakhir pengajuan dokumen, e. jangka waktu pengangkutan. Salah satu atau semua batasan-batasan tersebut dapt dikurang/diperpendek. Pihak beneficiary dalam mengirimkan barang dapat diasuransikan atau tidak. Dalam hal penggunaan asuransi barang, persentase penutupan asuransi yang harus dilaksanakan dapt ditingkatkan nilainya untuk mencapai jumlah pertanggungan yang ditentukan dalam SKBDN asli (original SKBDN). Pengalihan SKBDN akan berkonsekuensi bahwa nama dan alamat penerima pertama dapat diganti dengan nama dan alamat pemohon, kecuali SKBDN asli 180

(original SKBDN) mewajibkan nama pemohon secara khusus dicantumkan dalam setiap dokumen selain dari faktur. Disamping itu bank dapat menerima faktur dan wesel yang telah diubah oleh penerima pertama berdasarkan faktur dan wesel dari penerima kedua sepanjang nilainya tidak melebihi nilai SKBDN asli (original SKBDN). Bank yang seharusnya menjadi bank pembayar (paying bank) bila melakukan pengalihan SKBDN maka menjadi bank pentransfer (transferring bank) yaitu bank yang mengalihkan SKBDN atas dasar permintaan beneficiary. Contoh: Setelah PT. Sinar mengirimkan genset, pada tanggal 7 April 2007 mengalihkan haknya sebagai beneficiary atas usance SKBDN senilai Rp 400.000.000 kepada PT. Terang untuk menutup hutangnya. Dengan pengalihan ini Bank Mega Jakarta akan menerbitkan wesel usance SKBDN atas nama PT. Terang. Dengan demikian hak-hak atas efektivitas dana menjadi kepemilikan PT. Terang. Bank Mega Jakarta selaku bank pembayar mencatat penerbitan wesel atas nama PT. Terang per 7 April 2007. 7/4 07 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN Belum 400.000.000 Jatuh Tempo Bank Mega mencatat pada rekening riil (efektif) ketika wesel jatuh tempo dan dibayar. 30/6 07 Dr. RAK Cabang Bandung 400.000.000 Cr. Giro PT. Terang 400.000.000 Menihilkan rekening administratif ketika seluruh kewajiban bank pembayar telah terpenuhi. 30/6 07 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN Belum 400.000.000 Jatuh Tempo 181

Wesel yang telah jatuh tempo kadang-kadang tidak langsng dicairkan oleh beneficiary. Bila ini yang terjadi maka bank penerbit wesel (bank pembayar) perlu membukukannya dalam rekening administratif terlebih dahulu sampai dengan wesel tersebut dicairkan. Pencatatannya adalah menihilkan rekening administratif pertama dan memunculkan rekening administratif untuk wesel yang telah jatuh tempo. 30/6 07 Cr. RAR Wesel Usance SKBDN Telah 400.000.000 Jatuh Tempo 30/6 07 Dr. RAR Wesel Usance SKBDN Telah 400.000.000 Jatuh Tempo Latihan soal: PT. Anugrah nasabah Bank Lippo Solo akan membeli 5 buah truk @ Rp 400.000.000 kepada PT. Tiga Berlian Jakarta nasabah Bank BCA Jakarta. Untuk itu PT. Tiga Berlian meminta PT. Anugrah membuka sight SKBDN dengan setoran jaminan penuh kepada Bank Lippo Solo. Setoran jaminan tersebut beban gironya Rp 1.200.000.000 dan sisanya tunai. Bank Lippo Solo memungut komisi penerbitan Rp 3.000.000 dan ongkos kirim Rp 200.000. Komisi dan ongkos kirim dibayar tunai oleh PT. Anugrah. Bank Lippo Solo menggunakan Bank Mega sebagai bank koresponden. Buat pencatatan yang diperlukan! 182