METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN"

Transkripsi

1 METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT. ADHIKARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN Edi Putra Berutu, S.E., M.Si Staf Pengajar Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Medan ABSTRAK Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) merupakan salah satu instrument atau metode pembayaran yang diterbitkan dalam valuta rupiah yang bertujuan untuk memudahkan transaksi dalam negeri Penulisan Tugas Akhir ini adalah untuk mengetahui mekanisme transaksi menggunakan metode Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. Data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder yang diperoleh melalui observasi dokumentasi, wawancara, dan metode kepustakaan. Data kemudian dianalisis menggunakan analisis deskriptif. Berdasarkan data yang diperoleh, dapat disimpulkan bahwa PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan menggunakan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) jenis Usance yaitu SKBDN yang pembayarannya dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Kata kunci: Metode, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN). Pendahuluan Lalu lintas perdagangan antar kota atau wilayah menghendaki suatu jaminan pembayaran atas barangbarang yang diperdagangkan. Penjual dan pembeli harus dapat saling dipercaya dalam memenuhi kewajibannya. Pihak penjual memerlukan kepastianakan pembayaran dan berkewajiban menyerahkan barang atau jasa yang sesuai dengan perjanjian dengan pihak pembeli. Begitu juga dengan pihak pembeli yang memerlukan kepastian bahwa barang yang dibeli adalah sesuai dengan apa yang telah disetujui kedua belah pihak dan berkewajiban untuk membayar atas barang atau jasa yang telah dibelinya. Jaminan yang diperlukan oleh kedua belah pihak ini memerlukan pihak ketiga yang bertindak sebagai penjamin transaksi jual beli jasa atau barang yang diperjualbelikan. Pihak ketiga yang dimaksud adalah bank. Jasa yang dapat diberikan oleh suatu bank dalam transaksi perdagangan ini adalah dengan menerbitkan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (untuk selanjutnya disebut SKBDN ). 1

2 Istilah SKBDN lazim dikenal dengan nama Letterof Credit (untuk selanjutnyadisebut L/C) Dalam Negeri. L/C Dalam Negeri merupakan primadona dalam pembayaran transaksi jual-beli barang karena kekuatan penjaminannya. Transaksi jual-beli pada dasarnya dapat dilakukan dengan atau tanpa L/C, namun karenal/c melindungi kepentingan keduabelah pihak, dimana bank terlibat dalam mengurangi resiko tertentu maka transaksi dengan L/C lebih senangi. Tata cara SKBDN hampir sama dengan L/C untuk transaksi perdagangan luar negeri. Perbedaan dasar antara keduanya adalah hanya pada valuta pembayarannya dan wilayah pabean. SKBDN adalah Surat Kredit Berdokumen yang diterbitkan dalam valuta Rupiah yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Bank yang menerbitkan Surat SKBDN akan memberikan jaminan pembayaran kepada cabang atau bank lain untuk membayar sejumlah uang tertentuyang telah ditentukan dalam SKBDN. Bank Penerbit merupakan bank nasabah pembeli barang. Sedangkan Bank Pembayar merupakan bank penjual barang. Dari uraian diatas diketahui bahwa SKBDN memiliki peranan penting dalam membantu proses pembayaran atas barang yang diperjual belikan sebagai penjamin tidak terjadinya kerugian antara kedua belah pihak. PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan memahami hal tersebut sehingga menjadikan SKBDN sebagai salah satu metode pembayaran dalam proses jualbelinya. Menurut uraian diatas, metode pembayaran melalui SKBDN pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan menarik untuk dibahas sehingga dijadikan sebagai bahan Tugas Akhir yang berjudul Metode Pembayaran Tagihan Suplier Melalui Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Pada PTAdhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka ruang lingkup permasalahan yang akan dibahas adalah Bagaimanakah Metode Pembayaran Tagihan Suplier Melalui Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan?. TujuanPenulisan Adapun tujuan penulisan Tugas Akhirini adalah untuk mengetahui bagaimana metode pembayaran tagihan supplier melalui Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. 2

3 Pengertian SKBDN Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Pembayaran diartikan dengan proses memberikan uang untuk mengganti harga barang yang diterima. Sementara tagihan dapat diartikan sebagai hasil dari membayar. Supplier merupakan orang atau organisasi yang memasok atau mengadakan persediaan dan menyuplai. SKBDN atau sering disebut L/C Dalam Negeri, merupakan instrument yang dikeluarkan oleh bank (Issuing Bank), atas permintaan pembeli (Applicant) yang berisi janji bank untuk membayar sejumlah uang kepada penjual (Beneficiary) apabila Issuing Bank menerima dokumen yang sesuai dengan syarat SKBDN. Menurut Amir (2009:207) SKBDN adalah setiap janji tertulis berdasarkan permintaan tertulis Pemohon yang mengikat Bank Pembuka untuk: a. melakukan pembayaran kepada Penerima atau ordernya, atau mengaksep dan membayar wesel yang ditarik oleh penerima; atau b. memberikuasa kepada bank lain untuk melakukan pembayaran kepada Penerima, mengaksep dan membayar wesel-wesel yang ditarik oleh Penerima; atau c. memberikuasa kepada bank lain untuk menegosiasi wesel yang ditarik oleh Penerima, atas penyerahan dokumen, sepanjang persyaratan- persyaratan dalam SKBDN dipenuhi. Sedangkan menurut Lapoliwa dan Kuswandi (1993:193), L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah yang dimaksudkan menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Bank yang menerbitkan L/C akan memberikan jaminan pembayaran kepada cabang atau bank lain untuk membayar sejumlah uang tertentu yang telah ditentukan dalam L/C. Bank Penerbit merupakan nasabah pembeli barang sedangkan Bank Pembayar merupakan bank penjual barang. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa SKBDN atau L/C Dalam Negeri adalah L/C yang diterbitkan dalam valuta rupiah yang dimaksudkan untuk menjamin kelancaran perdagangan dalam negeri. Tujuan dan Manfaat SKBDN L/C yang terdiri dari L/CLuar Negeri dan L/C Dalam Negeri memiliki fungsi dan tujuan bagi kedua belah pihak yang melakukan transaksi jual beli. Adapun yang menjadi tujuan diterbitkannya SKBDN menurut Nagara (2012) adalah: 1. Memberikan jaminan secara tertulis yang berlandaskan hukum. 2. Melakukan pembayaran kepada pihak penjual barang 3. Mengaksep atau menegosiasi weselwesel yang ditarik oleh si penjual. 3

4 4. Memberikan kuasa kepada bank lain melakukan pembayaran, mengaksep, atau menegosiasi wesel-wesel. Sementara itu, menurut Saifuddin (2013) manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya penerbitan SKBDN yaitu: 1. Sebagai sarana untuk memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri. 2. Penerima jaminan tidak akan menderita kerugian bila pihak yang dijamin melalaikan kewajiban karena perima jaminan akan mendapat ganti rugi (pembayaran) dari bank. 3. Memperlancar arus pengadaan barang-barang didalam negeri dari satu tempat ketampat lainnya baik antar pulau, antar kota, atau antar pihak- pihak dalam satu kota. 4. Pengiriman barang lebih terjamin. 5. Sebagai alternative fasilitas pembiayaan. 6. Bank melayani pengusaha yang berorientasi ekspor dalam memberikan fasilitas SKBDN baik untuk penerbitan maupun penerimaan SKBDN. Pihak-Pihak yang Terlibat Dalam SKBDN Menurut Lapoliwa dan Kuswandi (1993:194), pihak-pihak yang terlibat dalam perdagangan yang menggunakan SKBDN antara lain: 1. Pembeli barang (pembuka L/C Dalam Negeri), orang atau badan hukum yang memohon untuk membuka SKBDN pada Bank. 2. Bank Penerbit L/C Dalam Negeri (IssuingBank), Bank yang menerbitkan SKBDN kepada Pembeli atau Pembuka L/C Dalam Negeri. 3. Bank Pembayar L/C Dalam Negeri (Negotiating Bank), Bank yang melakukan pembayaran kepada Penerima atas penyerahan dokumen yang telah disyaratkan dalam SKBDN 4. Penjual Barang (Benefeciary), orang atau badan hukum yang disebut dalamwesel, SKBDN atau surat perjanjian lainnya yang terkait dengan SKBDN tersebut sebagai pihak yang berhak menerima pembayaran. 5. Perusahaan Asuransi. 6. Perusahaan pengangkutan. Bentuk dan Sifat SKBDN Amir (2009 : 209) mengemukakan bentuk dan sifat SKBDN adalah sebagai berikut: 1. SKBDN dapat diterbitkan dalam Rupiah atau valuta asing yang ada dalam daftar kurs Bank Indonesia. 2. SKBDN hanya dapat diterbitkan dengan kondisi tidak dapat diubah dan atau ditarik kembali atau dibatalkan tanpa persetujuan dari Bank Pembuka, Bank Pengkonfirmasi, dan Penerima (irrevocable). 3. Jangka waktu SKBDN ditetapkan sesuai dengan kesepakatan antara Pemohon, dan Bank Pembuka. 4. Jangka waktu penundaan pembayaran SKBDN ditetapkan sesuai kesepakatan Pemohon dan Bank Pembuka. 4

5 Jenis Jenis Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Lapoliwa dan Kuswandi (1993:198) berpendapat, jika ditinjau dari segi pembiayaan, SKBDN dapat dibagi menjadi 3 jenis berikut: 1. Sight L/C Dalam Negeri, yaitu L/C Dalam Negeri yang dapat dibayarkan sewaktu warkat ditunjukkan, jenis ini pun terbagi menjadi: a. Sight Letter of Credit dengan setoran jaminan 100 persen. b. Sight Letter of Credit dengan setoran jaminan kurang dari 100 persen. 2. Usance L/C Dalam Negeri, yaitu L/C Dalam Negeri yang pembayarannya dilakukan menggunakan wesel berjangka. 3. Red Clause L/C Dalam Negeri, yaitu L/C Dalam Negeri yang pembayarannya dapat dilakukan dimuka. Ketentuan Penerbitan SKBDN Menurut Amir (2009:209) ketentuan penerbitan SKBDN adalah: 1. Dalam SKBDN harus dicantumkan secara jelas judul Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri. 2. Setiap penerbitan SKBDN dan perubahannya harus tunduk pada ketentuan dalam Surat Keputusan ini dan Bank harus mencantumkan dalam SKBDN pernyataan bahwa SKBDN ini tunduk pada Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 29/150/KEP/DIR tanggal 31 Desember Syarat-syarat Pemohon SKBDN Dalam rangka penerbitan SKBDN, berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No.5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri syarat- syarat yang harus dipenuhi oleh pemohon adalah sebagai berikut: 1. Permohonan penerbitan SKBDN hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh Pemohon atau kuasanya, 2. Bank hanya dapat menerima permohonan penerbitan SKBDN apabila dalam permohonan tersebut sekurangkurangnya memuat hal-hal sebagai berikut: a. nama jelas.. 3. Nilai SKBDN. 4. Syaratkan pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi, 5. Rincian dokumen, seperti dokumen pengangkutan barang dan atau dokumen lain yang dibutuhkan, 6. Tanggal terakhir pengajuan dokumen, 7. Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk, akseptasi, atau negosiasi, 8. Tanggal penerbitan dan tanggal jatuh tempo SKBDN, 9. Media penerbitan SKBDN: surat, teleks, swift atau sarana lainnya, 10. Uraian barang, 5

6 11. Tanggal terakhir pengiriman barang, 12. Tempat tujuan pengiriman barang. 13. Pernyatan tunduk pada syaratsyarat umum Bank untuk penerbitan SKBDN. Dokumen-Dokumen dalam SKBDN. Transaksi perdagangan tidak akan jalan hanya mengandalkan SKBDN. Untuk memperoleh atau menyelesaikan hal yang berhubungan dengan SKBDN diperlukan dokumen-dokumen penunjang lainnya. Adapun dokumen-dokumen SKBDN yang dibutuhkan menurut Lapoliwa dan Kuswandi (1993:196) meliputi : 1. Aplikasi pembukaan L/C Dalam Negeri. 2. Permohonan penangguhan Setoran Jaminan L/C bila diperlukan. 3. Bilyet L/C (ada berbagai macam L/C bila ditinjau dari segi cara pembayarannya). 4. Permintaan Perubahan L/C Dalam Negeri. 5. Pemberitahuan penerimaan dokumen L/C Dalam Negeri. 6. Perhitungan L/C Dalam Negeri. 7. Penegasan penerimaan dokumen. 8. Penyerahan Dokumen L/C Dalam Negeri dan perhitungan pelunasannya. 9. Bukti Perhitungan pelunasan L/C Dalam Negeri. 10. Surat Penerusan dan Perubahan L/C Dalam Negeri. 11. Surat penerimaan dokumen L/C Dalam Negeri. 12. Surat Penyerahan dokumen L/C Dalam Negeri. 13. Surat Jaminan. 14. Surat Pengantar Dokumen. 15. Bukti Perhtiungan Wesel atau Nota Diskonto Wesel. 16. Wesel. 17. Perjanjian Pembukaan L/C Dalam Negeri. 18. Map pembukaan L/CDalamNegeri. Mekanisme Transaksi dengan SKBDN Menurut Lapoliwa dan Kuswandi (1993:195), mekanisme atau prosedur dari pembayaran transaksi melalui metode SKBDN dapat dilihat dari bagan berikut: 6

7 Gambar 1:MeknismeTransaksi SKBDN Dengan memperhatikan bagan diatas,dapat dijelaskan prosedur transaksi L/C Dalam Negeri sebagaiberikut: 1. Pihak penjual dan pembeli mengadakan negosiasi jual beli barang hingga terjadi kesepakatan. 2. Pihak pembeli diharuskan membuka L/C dalam negeri pada suatu bank (Bank Pembuka L/C). 3. Setelah L/C Dalam Negeri dibuka, oleh Bank Pembuka segera memberitahu kepada Bank Pembayar bahwa L/C Dalam Negeri telah dibuka dan agar disampaikan kepadasi penjual barang. 4. Penjual barang mendapatkan pemberitahuan dari Bank Pembayar bahwa pembeli telah membuka L/C Dalam Negeri. Barang dagangan sudah dapat Segera dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah L/C Dalam Negeri terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula. 5. Pihak penjual menghubungi maskapai pelayaran atau perusahaan angkutan lainnya untuk mengirim barang-brang ketempat tujuan pembeli barang. Maskapai pengangkutan melakukan perintah dari penjual. 6. Pada waktu pembeli menerima kabar dari perusahaan pengangkutan bahwa barang telah datang, maka pihak pembeli harus membuatkan sertifaido freceipts atau konosemen (Bill of Lading) yang harus diserahkan kepada perusahaan pengangkutan untuk diteruskan kepada Bank Pembayardan penjual (pemberi perintah untuk mengirim barang). Hal ini dilakukan setelah pemeriksaan kebenaran L/C dengan faktur atau barang yang dikirim oleh sipembeli. 7

8 7. Atas dasar konosemen (Bill of Lading) atau sertifaido freceipts, Penjual segera menghubungi Bank Pembayar dengan menunjukkan dokumen L/C dan surat pengantar dokumen disertai dengan wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan penagihan pembayaran kepada Bank Pembayar. 8. Bank Pembayar setelah menerima dokumen dari penjual segera menghubungi bank pembuka L/C. Oleh Bank Pembuka L/C dalam negeri segera memberitahu penerimaan dokumen dilampiri dengan perhitungan- perhitungannya kepada pembeli, 9. Pembeli menerima dokumen dari Bank Pembuka L/C, 10. Pembeli segera melunasi seluruh kewajibannya atas jual beli tersebut kepada Bank Pembuka L/C, 11. Bank Pembuka L/C memberi konfirmasi dan penegasan penerimaan dokumen dan sekaligus memberitahukan bahwa pembeli telah melakukan pembayaran dengan demikian memberi izin kepada Bank Pembayar untuk melakukan pembayaran kepada penjual. Semua arsip disimpan. 12. Oleh Bank Pembayarakan dilakukan pembayaran dengan memperhatikan diskonto atas perhitungan wesel. Metode Pembayaran Tagihan Suplier Melalui SKBDN Pada PT. Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan Pada bab ini akan diuraikan hasil dan pembahasan terhadap data-data yang diperoleh dengan membandingkan antara keadaan yang ada di PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dengan teori yang diuraikan sebelumnya. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) diharapkan menjadi metode pembayaran yang baik dalam proses transaksi yang dilakukan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dengan para suppliernya. Metode merupakan cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki. Pembayaran diartikan dengan proses memberikan uang untuk mengganti harga barang yang diterima. Sementara tagihan dapat diartikan sebagai hasildari membayar. Supplier atau pemasok merupakan orang atau organisasi yang memasok atau mengadakan persediaan dan menyuplai. Untuk mengetahui bagaimana metode pembayaran tagihan supplier melalui SKBDN yang dipakai oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan akan diuraikan hal-hal yang berkaitan dengan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) berdasarkan data-data yang diperoleh. 8

9 Tujuan dan manfaat SKBDN Penggunaaan SKBDN pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan didasarkan pada tujuan dan manfaat yang ingin diperoleh oleh perusahaan walaupun tidak sesuai dengan teori yang ada. Penggunaan SKBDN bagi PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan bertujuan untuk: 1. Mengoptimalisasi sumberdaya pendanaan selain dari pada kredit langsung perusahaan. 2. Mengurangi transaksi tunai sesuai arahan Menteri BUMN. 3. Melakukan sinergi BUMN sesuai arahan Menteri BUMN dalam hal ini bersama dengan Bank BUMN. 4. Mengikuti perkembangan transaksi yang semakin berkembang. Sementara manfaat penggunaan SKBDN adalah sebagai berikut: 1. Menghemat cara kerja karena uang tunai tidak harus diantar langsung ataupun ditransfer. 2. Menghemat waktu karena tidak perlu mengantri di Bank untuk transaksi meskipun transaksi yang ada cukup banyak. 3. Verfikasi atas lawan transaksi lebih valid karena dibantu oleh pihak Bank. Disamping tujuan dan manfaat yang diperoleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dalam penggunaan SKBDN. SKBDN memiliki kelebihan dan kekurangan bagi PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. Adapun kelebihan dan kekurangan tersebut adalah sebagai berikut: 1. Kelebihan a. Tepat sasaran pada rekening lawan transaksi, b. Hemat waktu meskipun transaksi puluhan setiap hari, c. Validitas transaksi terjamin dengan bantuan Bank, d. Apabila terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, SKBDN dapat dibatalkan. 2. Kekurangan a. Biaya yang cukup besar, b. Harus memiliki Plafon Kredit Besar, c. Belum bisa diterima oleh semua MitraUsaha, d. SKBDN hanya bisa digunakan utnuk transaksi dengan Entitas Perusahaan. Pihak-pihak yang terlibat dalam SKBDN Dalam proses transaksi dengan menggunakan SKBDN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan melibatkan pihak-pihak seperti yang terurai dibawah ini: 1. Applicant (Pembuka SKBDN). Dalam hal ini yang dimaksud Applicant merupakan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan yang bertindak sebagai pembeli. 9

10 2. Benefeciary (Supplier). Merupakan pemasok dan vendor dari PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. 3. Issuing Bank. Bank yang bertindak sebagai penerbit SKBDN. 4. Advising dan Negotiating Bank. Merupakan Bank yang bertindak sebagai Pembayar SKBDN kepada Penerima (Benefeciary). 5. Perusahaan Angkutan. 6. Perusahaan Asuransi. Syarat-syarat pemohon SKBDN Dalam memenuhi syaratsyarat pemohon untuk menerbitkan SKBDN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri sesuai dengan teori yang telah dikemukaan pada bab sebelumnya Syarat-syarat tersebut adalah: 1. Permohonan penerbitan SKBDN hanya dapat dilakukan secara tertulis oleh Pemohon atau kuasanya, 2. Bank hanya dapat menerima permohonan penerbitan SKBDN apabila dalam permohonan tersebut sekurang-kurangnya memuathal-hal sebagai berikut: a.nama jelas dan alamat Pemohon, b.nama jelas dan alamat penerima, 3. Nilai SKBDN. 4. Syaratkan pembayaran atas unjuk, akseptasi atau negosiasi, 5. Rincian dokumen, seperti dokumen pengangkutan barang dan atau dokumen lain yang dibutuhkan, 6. Tanggal terakhir pengajuan dokumen, 7. Tempat penyerahan dokumen untuk pembayaran atas unjuk, akseptasi, atau negosiasi, 8. Tanggal penerbitandan tanggal jatuh tempo SKBDN, 9. Media penerbitan SKBDN: surat, teleks, swift atau sarana lainnya, 10. Uraian barang, 11. Tanggal terakhir pengiriman barang, 12. Tempat tujuan pengiriman barang. 13. Pernyatan tunduk pada syaratsyarat umum Bank untuk penerbitan SKBDN. Dokumen-dokumen digunakan dalam SKBDN yang Selama proses transaksi dengan SKBDN, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan menggunakan dokumen-dokumen berikut: 1. Copy kontrak. Merupakan dokumen yang berisi kontrak atau perjanjian kedua belah pihak (Adhi danvendor). 2. Surat Jalan Asli. 3. Dokumen Penerimaan Barang asli. 4. Rekap Dokumen Penerimaan Barang asli. 5. Berita Acara Serah Terima Barang Asli (tertandatangan 10

11 Project Manager dengan Vendor). 6. Berita Acara Pembayaran asli (tertanda tangan KADIV dengan Vendor). 7. Invoice Tagihan asli. 8. Copy faktur pajak (jika vendor termasuk Pengusaha KenaPajak). 9. Copy Surat Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak dari Kantor Pajak. 10. Rincian Beban Biaya Pembukaan SKBDN. 11.Permintaan Pembukaan SKBDN. 12.Permohonan PembukaanSKBDN. 13. Draft Berita Acara Pembayaran SKBDN dan Draft Berita Acara Serah Terima Barang SKBDN. 14.Monitoring Tagihan. 15.Bukti Entry CC untuk item yg ditagihkan. 16.Copy Nota. 17.Copy Buku Besar Penggunaan dokumen-dokumen SKBDN oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan sehingga tidak benar-benar sesuai dengan apa yang sudah dikemukakan oleh Lapoliwa dan Kuswandi (1993:196). MekanismeprosestransaksimenggunakanSKBDN Gambar 2: Mekanisme Transaksi SKBDN Usance 11

12 Mekanisme transaksi dengan menggunakan metode SKBDN pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dijelaskan seperti dibawah ini: 1. Applicant (Adhi) dan Benefeciary (Supplier) membuat perjanjian atau kontrak (sales contract). 2. Applicant mengajukan pembukaan SKBDN pada Bank Pembuka (IssuingBank). 3. Bank Pembuka SKBDN segera memberitahu kepada Bank Pembayar (AdvisingBank) bahwa SKBDN telah dibuka dan agar disampaikan kepada sipenjual barang. 4. Penjual (Beneficiary) mendapatkan pemberitahuan dari bank pembayar bahwa pembeli telah membuka SKBDN. Barang dagangan sudah dapat segera dikirim. Disini penjual barang meneliti apakah SKBDN terjadi perubahan dari syarat yang telah disetujui semula. 5. Penjual (Beneficiary) mengirimkan dokumen penagihan kepada pembeli (Applicant) yang terdiri dari Invoice, Faktur, Berita Acara Serah Terima Barang,danBerita Acara Pembayaran. 6. Penjual segera menghubungi Bank Pembayar dengan menunjukkan dokumen SKBDN dan surat pengantar dokumen disertai dengan wesel yang berfungsi sebagai penyerahan dokumen dan penagihan pembayaran kepada Bank Pembayar. 7. Bank Pembayar setelah menerima dokumen dari penjual segera menghubungi Bank Pembuka SKBDN. 8. Pada saat jatuh tempo, applicant melakukan pembayaran transaksi kepada Bank Pembuka. 9. Bank Pembuka melakukan akseptasi dan melakukan pembayaran kepada Bank Pembayar. 10. Bank Pembuka SKBDN memberi konfirmasi (penegasan) penerimaan dokumen dan sekaligus memberitahukan bahwa pembeli telah melakukan pembayaran, kemudian memberi izin kepada bank pembayar untuk melakukan pembayaran kepada penjual dengan memperhatikan perhitungan wesel. 11. Bank Pembayar melakukan pembayaran atas transaksi kepada Beneficiary serta Bank Pembuka SKBDN kemudian memberikan pemberitahuan kepada Pembeli bahwa transaksi sudah diselesaikan. PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dalam praktiknya menggunakan SKBDN jenis Usancekarenajenis SBDN Usance dianggap lebih sesuai dengan keadaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. SKBDN jenis Usance merupakan jenis SKBDN yang pembayarannya dilakukan dengan wesel berjangka. 12

13 Hasil dan Pembahasan Dalam pelaksanaan transaksi menggunakan SKBDN, pihak-pihak yang terkait selama proses pelaksanaannya sama seperti yang dikemukakan oleh Lapoliwa dan Kuswandi (1993:194 ) walaupun dokumen-dokumen yang digunakan berbeda dengan pendapat kedua ahli tersebut. PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan menggunakan dokumen-dokumen copykontrak, Surat Jalan Asli, Dokumen Penerimaan Barangasli, Rekap Dokumen Penerimaan Barang asli, Berita Acara Serah Terima Barang Asli, Berita Acara Pembayaran asli, Invoice Tagihan asli, Copy faktur pajak, Copy Surat Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak dari Kantor Pajak, Rincian Beban Biaya Pembukaan SKBDN, Permintaan Pembukaan SKBDN, Permohonan Pembukaan SKBDN, Draft Berita Acara Pembayaran SKBDN dan Draft Berita Acara Serah Terima Barang SKBDN, Monitoring Tagihan, Bukti Entry CC untuk Item yg ditagihkan, Copy Nota, dan Copy Buku Besar. Dokumen-dokumen ini disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan. Dalam teori yang dikemukakan oleh Lapoliwa dan Kuswandi (1993:198) jenis-jenis SKBDN terdiri dari Sight L/C Dalam Negeri, Usance L/C Dalam Negeri, dan Red Clause L/C Dalam Negeri. Namun dalam pelaksanaannya, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan mengunakan jenis Usance atau SKBDN Usance. Hal ini dikarenakan SKBDN Usance lebih sesuai dengan keadaan PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dimana dengan SKBDN Usance PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan dapat melakukan pembayaran transaksi dalam jangka waktu yang disepakati bersama dengan menggunakan wesel berjangka. Sementara syarat-syarat dalam penerbitan SKBDN pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan berpedoman pada Peraturan Bank Indonesia No.5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri. Begitu pula dengan ketentuan dalam penerbitan Berita Acara, PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan berpedoman pada peraturan yang sama. Hal ini berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh Amir (2009:209). Dengan demikian secara keseluruhan metode pembayaran tagihan supplier pada PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan sudah terlaksana dengan baik,metode pembayaran dengan menggunakan SKBDN merupakan metode pembayaran yang dipilih oleh perusahaan dikarenakan metode ini sesuai dengan keadaan perusahaan. 13

14 Simpulan Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab4 maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini: 1. PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan menggunakan jenis SKBDN yang disesuaikan dengan keadaan perusahaan, yaitu SKBDN jenis Usance 2. Secara garis besar metode pembayaran menggunakan SKBDN oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan sudah sesuai dengan ketetapan yang ada yaitu Peraturan Bank Indonesia No. 5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri. 3. Dokumen-dokumen yang digunakan oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk Divisi Konstruksi III Medan selama proses transaksi berjalanadalahcopy kontrak, Surat JalanAsli, Dokumen Penerimaan Barang asli, Rekap Dokumen Penerimaan Barang asli, Berita Acara Serah Terima Barang Asli, Berita Acara Pembayaran asli, Invoice Tagihan asli, Copy faktur pajak, Copy Surat Pemberian Nomor Seri Faktur Pajak dari Kantor Pajak, Rincian Beban Biaya Pembukaan SKBDN, Permintaan Pembukaan SKBDN, Permohonan Pembukaan SKBDN, Draft BA Pembayaran SKBDN dan Draft BA Serah Terima Barang SKBDN, Monitoring Tagihan, Bukti Entry CC Untuk Item yg ditagihkan, Copy Nota, dan Copy Buku Besar. DAFTAR PUSTAKA Amir M,S Letter of Credit. Jakarta: PPM Manajemen. Arbi, M Syarif Petunjuk Praktis Perdagangan Luar Negeri. Yogyakarta: BPFE. Hamdani.2007.Seluk Beluk Perdagangan Ekspor Impor. Jakarta: BUSHINDO. Hutabarat, Roselyne.1989.Transaksi Ekspor Impor.Jakarta: Erlangga. Lapoliwa, N.,Daniel. S.Kuswandi Akuntansi Perbankan. Jakarta: Institut Bankir Indonesia. Peraturan Bank Indonesia No.5/6/PBI/2003 Tentang Surat Kredit Berdokumen DalamNegeri. Suryohadibroto, Imam Prayogo,. Djoko Prakoso Surat Berharga.Jakarta: RinekaCipta. Nagara, Dede.2012.SKBDN 51/SKBDN.Retrivied 05Juni2015 Saifuddin, Chandra.2013.SKBDN 9/materiskbdn.html.Retrivied05 Juni

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/6/PBI/2003 TENTANG SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperlancar transaksi perdagangan dalam negeri perlu

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Aset. Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Aset Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Zulkarnain Sitompul

Lebih terperinci

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN

SKBDN. 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.2 Tujuan Penerbitan SKBDN SKBDN 1. Konsep SKBDN (Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri) 1.1 Definisi SKBDN Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) atau lazim dikenal sebagai Letter of Credit (LC) Dalam Negeri adalah setiap

Lebih terperinci

Bab 17 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN)

Bab 17 Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN) Jasindo.co.id TUJUAN PENGAJARAN: Setelah mempelajari bab ini, Anda diharapkan mampu untuk: 1. Menjelaskan terminologi perdagangan dengan SKBDN 2. Menjelaskan mekanisme sederhana transaksi dengan SKBDN

Lebih terperinci

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional

Materi Minggu 7. Prosedur Dasar Pembayaran Internasional E k o n o m i I n t e r n a s i o n a l 49 Materi Minggu 7 Prosedur Dasar Pembayaran Internasional Cara-cara melakukan penyelesaian akhir hutang piutang antar negara, yaitu tidak lain adalah apa yang kita

Lebih terperinci

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank

Syariah Mandiri (BSM) menerapkan produk L/C ini untuk melayani transaksi. hanya terietak pada saat pembayaran weselnya saja. Untuk sight L/C, bank 82 BABIV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan menganalisa penerapan perlakuan akuntansi terhadap produk letter of credit (L/C) pada Bank Syariah Mandiri (BSM). Bank Syariah Mandiri (BSM) menerapkan

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA, PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/11 /PBI/2003 TENTANG PEMBAYARAN TRANSAKSI IMPOR GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. Mengingat : 1. 2. bahwa salah satu faktor yang mendukung kelancaran arus

Lebih terperinci

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA POLITEKNIK NEGERI MEDAN METODE PEMBAYARAN TAGIHAN SUPLIER MELALUI SURAT KREDIT BERDOKUMEN DALAM NEGERI (SKBDN) PADA PT ADHI KARYA (PERSERO) TBK DIVISI KONSTRUKSI III MEDAN TUGAS AKHIR Disusun sebagai Satu Syarat Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB III SISTEM PEMBAYARAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL Tujuan Instruksional Khusus: Setelah menyelesaikan perkuliahan dengan Pokok Bahasan Sistem Pembayaran Perdagangan Internasional, mahasiswa akan dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Ekspor Impor Transaksi Ekspor - Impor adalah transaksi perdagangan internasional (International Trade) yang sederhana dan tidak lebih dari membeli dan menjual barang

Lebih terperinci

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9

Proses dan Prosedur Impor. Pertemuan ke-9 Proses dan Prosedur Impor Pertemuan ke-9 1. Tahapan impor 2. Bagan proses permohonan perizinan impor via on-line dan secara manual 3. Proses Importasi 4. Prosedur Impor DEFINISI IMPORTIR Badan usaha

Lebih terperinci

2. Proses dan langkah langkah L/C:

2. Proses dan langkah langkah L/C: GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN BANK & LEMBAGA KEUANGAN VIII. JASA JASA PERBANKAN A. Pengertian Jasa Bank Jasa bank adalah semua aktivitas bank, baik yang secara langsung maupun tidak langsung yang berkaitan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam perdagangan internasional kegiatan beli disebut impor dan kegiatan jual disebut ekspor, sehingga ekspor-impor merupakan perjanjian jual-beli juga. Transaksi

Lebih terperinci

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring

Jasa Jasa Perbankan. 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring Jasa Jasa Perbankan 1. Transfer 2. Inkaso 3. Bank garansi 4. Letter of Credit 5. Waliamanat 6. Kliring 1 Jasa Jasa Perbankan TRANSFER Transfer adalah suatu kegiatan jasa bank untuk memindahkan sejumlah

Lebih terperinci

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13

Pembayaran Transaksi Ekspor Impor. Pertemuan ke-13 Pembayaran Transaksi Ekspor Impor Pertemuan ke-13 2 CARA-CARA PEMBAYARAN 1. Pembayaran dilakukan di muka, 2. Pembayaran dg sight letter of credit (Atas unjuk), 3. Pembayaran dilakukan dg wesel inkaso (Collection

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA

- 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA - 1 - PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 10/ 34 /PBI/2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : Mengingat

Lebih terperinci

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK

TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK TATA CARA PEMBAYARAN TRANSAKSI DALAM KONTRAK I. PENDAHULUAN Pada umumnya dalam kontrak-kontrak bisnis selalu terdapat klausula tentang tata cara pembayaran. Pembayaran (penyerahan sejumlah uang) merupakan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

I. PENDAHULUAN. internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan I. PENDAHULUAN A. Latar belakang Interdependensi telah menjadi ciri dari pola perkembangan dunia modern dalam hubungan internasional negara-negara di dunia, khususnya yang didasarkan pada kepentingankepentingan

Lebih terperinci

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL BAB 1 KONSEP PERDAGANGAN INTERNASIONAL 1. Pengertian dan Pengaturan Transaksi Ekspor Impor untuk UKM Hubungan perdagangan luar negeri dalam hal ini ekspor impor sama halnya dengan perdagangan dalam negeri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan penting bagi perkembangan ekonomi Indonesia. bagi masing-masing pihak yaitu pihak penjual diwajibkan melakukan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perdagangan antar negara atau pedagangan luar negeri merupakan salah satu kegiatan yang penting sebagai bagian dari perdagangan internasional. Kegiatan ini juga merupakan

Lebih terperinci

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM

MANAJEMEN PERBANKAN. By : Angga Hapsila, SE. MM MANAJEMEN PERBANKAN By : Angga Hapsila, SE. MM BAB VII MANAJEMEN JASA BANK LAINNYA 1. TUJUAN DAN JENIS JASA BANK LAINNYA 2. KEUNTUNGAN JASA BANK LAINNYA 3. JASA PENGIRIMAN UANG, JASA KLIRING, JASA INKASO,

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)

SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP) Mata Kuliah : Akuntansi Perbankan. Kode Mata Kuliah : SM30-012 SKS : 3 (3-0) Waktu Pertemuan : 3 x 50 Pertemuan ke : I (pertama) A. Tujuan : 1. Instruksional Umum Setelah

Lebih terperinci

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank

BAB IV JASA BANK. A. Jenis-jenis Jasa Bank BAB IV JASA BANK Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana bank melaksanakan jasa ini tidak hanya untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL

BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 17 BAB II TINJAUAN UMUM RED CLAUSE L/C DALAM TRANSAKSI PERDAGANGAN INTERNASIONAL 2.1. Transaksi Perdagangan Internasional Produksi suatu Negara ada kalanya belum dapat dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri

Lebih terperinci

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor

Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia. Jasa Bank. Pembayaran Transaksi Impor Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Kodifikasi Peraturan Bank Indonesia Jasa Bank Tim Penyusun Ramlan Ginting Dudy Iskandar Gantiah Wuryandani Pri Hartini Pusat Riset dan Edukasi Bank Sentral

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM

LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM URGENSI LAPORAN KOMITMEN DAN KONTINJENSI (responsibility), DALAM independensi PENYUSUNAN (independency), dan kewajaran (fairness) LAPORAN KEUANGAN BANK UMUM 1 Muhammad Zuhri Dosen Tetap Politeknik Mandiri

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tinjauan terhadap kepustakaan yang ada, sepanjang yang berkaitan dengan usaha untuk menjawab rumusan masalah Penelitian Hukum ini. Uraian akan menyangkut hakikat

Lebih terperinci

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan

Bab 4 MATERI SIP-4 1 JASA BANK JASA BANK TRANSFER JENIS JASA BANK INKASO KLIRING. Perbankan. Perbankan JASA BANK Bab 4 JASA BANK Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana melaksanakan jasa ini tidak hanya untuk

Lebih terperinci

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI LALU LINTAS PEMBAYARAN LUAR NEGERI dan DALAM NEGERI By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI 1 Definisi definisi Lalu Lintas Pembayaran (LLP) adalah suatu proses pemindahan dana yang terjadi dalam wilayah suatu

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT

BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT BAB II TINJAUAN TERHADAP TRANSAKSI EKSPOR IMPOR DENGAN MENGGUNAKAN LETTER OF CREDIT A. EKSPOR-IMPOR 1. Pengertian Ekspor Impor Pada saat ini tidak ada negara yang dapat hidup tanpa berhubungan dengan negara

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016

PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING. Surabaya, 15 Desember 2016 PRODUK & LAYANAN VALUTA ASING Surabaya, 15 Desember 2016 OVERVIEW BANK JATIM Bank Jatim beroperasi sebagai bank devisa sejak bulan Agustus 1990 Resmi menjadi anggota SWIFT (Society Worldwide Interbank

Lebih terperinci

Anita Asnawi, S.Sos., MM.

Anita Asnawi, S.Sos., MM. Anita Asnawi, S.Sos., MM. Penghimpunan dana dari pihak ke tiga (masyarakat) funding Penyaluran dana lending Bank Persero PT BANK NEGARA INDONESIA (PERSERO) TBK PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO), TBK PT

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia telah menunjukkan

Lebih terperinci

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (Asy-Syu ra 42 : 43)

Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (Asy-Syu ra 42 : 43) Tetapi orang yang bersabar dan memaafkan sesungguhnya (perbuatan) yang demikian itu termasuk hal-hal yang diutamakan (Asy-Syu ra 42 : 43) Kupersembahkan untuk papah, mamah Dan semua orang yang kusayangi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan

BAB II LANDASAN TEORI. miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan A. Ekspor BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian Ekspor Ekspor merupakan upaya melakukan penjualan komoditi yang kita miliki kepada bangsa lain atau negara asing dengan mengharapkan pembayaran dalam valuta

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank

S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA. Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank No. 7/23/DPD Jakarta, 8 Juli 2005 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank Sehubungan dengan telah ditetapkannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah

BAB I PENDAHULUAN. tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan perbankan syariah yang tumbuh cukup pesat dalam beberapa tahun terakhir merupakan refleksi minat masyarakat terhadap ekonomi syariah semakin besar.

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Mekanisme Pembiayaan Anjak Piutang ib Hasanah pada BNI Syariah Kantor Cabang Jakarta Utara Pembayaran secara berjangka yang diberikan penjual kepada pembeli dapat mengganggu

Lebih terperinci

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO

TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO TANYA JAWAB PERATURAN BANK INDONESIA NO.10/ 34 /PBI/2008 TANGGAL 5 DESEMBER 2008 TENTANG TRANSAKSI PEMBELIAN WESEL EKSPOR BERJANGKA OLEH BANK INDONESIA I. PERSYARATAN INSTRUMEN 1. Q : Apakah setiap wesel

Lebih terperinci

MENYIMAK KASUS LC FIKTIF BNI KEBAYORAN BARU

MENYIMAK KASUS LC FIKTIF BNI KEBAYORAN BARU MENYIMAK KASUS LC FIKTIF BNI KEBAYORAN BARU Dengan membaca dan mempelajari buku-buku yang saya dapatkan dari teman-2 dan keluarga, perihal Letter of Credit dan juga didasari oleh kedangkalan pengetahuan

Lebih terperinci

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6

Berbagai Dokumen Penting Ekspor. Pertemuan ke-6 Berbagai Dokumen Penting Ekspor Pertemuan ke-6 BERBAGAI DOKUMEN EKSPOR 1. Invoice 2. Sales Contract 3. PEB (Pemberitahuan Ekspor Barang ) 4. Full Set on Board Ocean Bill of Lading / Airway bill 5. Packing

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, www.bpkp.go.id UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG TRANSFER DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa kegiatan transfer dana di Indonesia

Lebih terperinci

PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING, DAN JASA LALU LINTAS PEMBAYARAN)

PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING, DAN JASA LALU LINTAS PEMBAYARAN) PRODUK PERBANKAN (LANDING, FUNDING, DAN JASA LALU LINTAS PEMBAYARAN) Minggu 7 Sub pokok bahasan : Transfer Inkaso Bank Garansi Letter of Credit Wali amanat Kliring Pengertian Kredit Pertimbangan penyaluran

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK. 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek. marketing. Adapun fungsi bidang ekspor ini adalah melakukan pengurusan BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Bidang pelaksanaan kuliah kerja praktek, penulis lakukan di PT. Alenatex Bandung. Disana penulis ditempatkan pada bidang ekspor, dibawah

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN DAN IMPLIKASI 5.1 Simpulan Berdasarkan dari hasil dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Mekanisme Pembiayaan Anjak Piutang ib

Lebih terperinci

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN

Materi AP-7 1. Bab 7 KOMITMEN. Pencatatan Komitmen Dalam Laporan Keuangan. Pencatatan KOMITMEN MENURUT JENIS TRANSAKSI AKUNTANSI KOMITMEN & KONTIJEN KOMITMEN Bab 7 KOMITMEN & KONTIJEN Komitmen adalah suatu ikatan atau kontrak berupa janji yang tidak dapat dibatalkan secara sepihak, dan harus dilaksanakan apabila persyaratan yang disepakati bersama

Lebih terperinci

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI

Prosedur Dasar Pembayaran Internasional. By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI Prosedur Dasar Pembayaran Internasional By : Afrila Eki Pradita, S.E., MMSI 1 Transaksi pembayaran dan trasaksi pembiayaan Setiap transaksi jual beli selalu mengenal adanya transksi pembayaran. Transaksi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang diharapkan secara efektif dan efisien, selain itu prosedur juga dapat BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur merupakan rangkaian atau langkah-langkah yang dilaksanakan untuk menyelesaikan kegiatan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya

Lebih terperinci

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang

. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang 43. BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Prosedur dalam Sistem Penjualan Kredit. 1. Prosedur Penjualan Kredit dan Piutang Dagang Jaringan prosedur yang membentuk sistem penjualan kredit pada PT.Triteguh

Lebih terperinci

PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM

PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM PRODUK DAN MANAJEMEN BANK UMUM E BANKING Memberikan layanan yang mudah, cepat, dan murah bagi nasabah Meningkatkan loyalitas nasabah Memberikan Pendapatan Bagi Bank Layanan yang terlaris: Pembayaran tagihan

Lebih terperinci

Surat Kredit (LC) dan SKBDN

Surat Kredit (LC) dan SKBDN Surat Kredit (LC) dan SKBDN Jenis Produk dan/atau Layanan Penyimpanan Pinjaman Pengiriman Uang Bank Garansi Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance) ATM Pertukaran Uang/Forex Lainnya

Lebih terperinci

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA

No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA 1 No. 17/ 14 /DPSP Jakarta, 5 Juni 2015 S U R A T E D A R A N Kepada PESERTA SISTEM KLIRING NASIONAL BANK INDONESIA DI INDONESIA Perihal : Perlindungan Nasabah dalam Pelaksanaan Transfer Dana dan Kliring

Lebih terperinci

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH

PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN FORM RTE BAGI NASABAH II. I. Dasar Hukum a. Peraturan Bank Indonesia 16/10/PBI/2014 tentang Penerimaan Devisa Hasil Ekspor dan Penarikan Utang Luar Negeri b. Peraturan Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41.

BAB I PENDAHULUAN. Muhamad Djumhana, Hukum Perbankan Indonesia, (Bandung : PT Citra Aditya Bakti, 2006), hal. 41. 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Lembaga perbankan di dalam kehidupan dunia modern merupakan suatu lembaga yang sulit untuk dihindari, karena lembaga ini memiliki fungsi yang diarahkan sebagai

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK

BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK BAB III PELAKSANAAN KERJA PRAKTEK 3.1 Bidang Pelaksanaan Kerja Praktek Dalam pelaksanaan kerja praktek pada Bank Jabar Banten (PT Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten) cabang utama Bandung, penulis

Lebih terperinci

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN

BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN BAB 3 OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Sejarah perusahaan PD. Hutama Waserda merupakan perusahaan berbadan hukum yang bergerak di bidang retail dan didirikan pada tanggal 8 oktober 1993 oleh Bpk. Wendy

Lebih terperinci

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No.17/49/DPM Jakarta, 21 Desember 2015 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Perubahan Keempat atas Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 16/14/DPM tanggal 17 September

Lebih terperinci

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14

TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 TANYA JAWAB SURAT EDARAN BANK INDONESIA NO.17/ 7/49 49/DPM TENTANG PERUBAHAN KEEMPAT ATAS SURAT EDARAN BANK INDONESIA NOMOR 16/14 14/DPM PERIHAL TRANSAKSI VALUTA ASING TERHADAP RUPIAH ANTARA BANK DENGAN

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA,

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, DIREKSI No. 31 / 147 / KEP / DIR SURAT KEPUTUSAN DIREKSI BANK INDONESIA TENTANG KUALITAS AKTIVA PRODUKTIF DIREKSI BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa kelangsungan usaha bank tergantung pada kesiapan untuk

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.285, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERBANKAN. BI. Devisa. Ekspor. Penerimaan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5383) PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 14/25/PBI/2012

Lebih terperinci

S I L A B U S. V. MATA KULIAH PRASYARAT: Akuntansi 2 BUKU WAJIB DAN BAHAN REFERENSI:

S I L A B U S. V. MATA KULIAH PRASYARAT: Akuntansi 2 BUKU WAJIB DAN BAHAN REFERENSI: S I L A B U S I. KODE MATA KULIAH/sks :... / 3 Sks II. NAMA MATA KULIAH : Akuntansi Perbankan III. PROGRAM STUDI : Diploma Tiga Keuangan dan Perbankan IV. DESKRIPSI DAN TUJUAN MATA KULIAH: Mata kuliah

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 16/ 15 /PBI/2014 TENTANG KEGIATAN USAHA PENUKARAN VALUTA ASING BUKAN BANK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. b. c. d. bahwa penyelenggara

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Bank 2.1.1 Pengertian Bank Secara umum Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang dalam bentuk

Lebih terperinci

Skema SBLC & Bank Garansi

Skema SBLC & Bank Garansi Skema SBLC & Bank Garansi Jenis Produk dan/atau Layanan Penyimpanan Pinjaman Pengiriman Uang Bank Garansi Manajemen Kas EXIM (termasuk Pembiayaan EXIM/Trade Finance) ATM Pertukaran Uang/Forex Lainnya (sebutkan)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perbankan Secara Umum Pada subab ini menjelaskan pengertian bank secara umum, jenis-jenis bank. Teori-teori yang ada di landasan teori ini mendukung dengan judul penelitian

Lebih terperinci

Komp. Elmbaga Keuangan Perbankan JASA-JASA BANK

Komp. Elmbaga Keuangan Perbankan JASA-JASA BANK 4 JASA-JASA BANK Jasa-jasa bank merupakan kegiatan perbankan yang dilakukan oleh suatu bank untuk memperlancar kegiatan menghimpun dana dan menyalurkan dana. Semakin lengkap jasa bank yang diberikan maka

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 143 TAHUN 2000 (143/2000) TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS

Lebih terperinci

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA

No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N. kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA No. 10/ 48 /DPD Jakarta, 24 Desember 2008 S U R A T E D A R A N kepada SEMUA BANK UMUM DEVISA DI INDONESIA Perihal : Transaksi Valuta Asing Terhadap Rupiah Sehubungan dengan telah ditetapkannya Peraturan

Lebih terperinci

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel

2012, No.4 2 telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2002 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 143 Tahun 2000 tentang Pel No.4, 2012 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERPAJAKAN. PAJAK. PPN. Barang dan Jasa. Pajak Penjualan. Barang Mewah. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5271) PERATURAN

Lebih terperinci

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA

BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA BAB 3 GAMBARAN PROSES BISNIS BIDANG USAHA 3.1 Pembatasan Area Bisnis Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada perusahaan kontraktor terdapat beberapa pembatasan pada area bisnis. Pembatasan area bisnis

Lebih terperinci

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB

KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB KETENTUAN-KETENTUAN DAN SYARAT-SYARAT PPJB Form.# Tgl. R Halaman 1 dari 8 Pasal 1 Letak 1.1. Pengembang dengan ini berjanji dan mengikatkan dirinya sekarang dan untuk kemudian pada waktunya menjual dan

Lebih terperinci

BAB VI JASA-JASA BANK

BAB VI JASA-JASA BANK BAB VI JASA-JASA BANK Semakin lengkap jasa bank yang diberikan kepada nasabah maka akan semakin baik, dalam arti jika nasabah akan melakukan suatu transaksi perbankan, cukup di satu bank saja. 6.1. TUJUAN

Lebih terperinci

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX

Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX KARYA ILMIAH MAHASISWA [AKUNTANSI] 1 Evaluasi Sistem Pengendalian Internal Penerimaan Kas dari Piutang pada PT XXX Tika Damayanti 1)*, Nurmala 2), Evi Yuniarti 3) 1)* Mahasiswa, 2).3) Dosen pengajar PS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha diikuti dengan perkembangan perbankan sebagai lembaga yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat. Semakin pesatnya perkembangan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan. BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Sistem Akuntansi Pengertian sistem akuntansi (Mulyadi:2010) adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk menyediakan informasi

Lebih terperinci

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN :

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, MEMUTUSKAN : PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 143 TAHUN 2000 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1983 TENTANG PAJAK PERTAMBAHAN NILAI BARANG DAN JASA DAN PAJAK PENJUALAN ATAS BARANG MEWAH SEBAGAIMANA

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 182 A. PENGERTIAN Pasar uang (money market) merupakan pasar yang menyediakan sarana pengalokasian dan pinjaman dana jangka pendek. Jangka waktu surat berharga yang diperjualbelikan biasanya kurang dari satu

Lebih terperinci

No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA

No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N. Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA No. 3/ 5 /DPD Jakarta, 31 Januari 2001 S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM DI INDONESIA Perihal : Pembatasan Transaksi Rupiah dan Pemberian Kredit Valuta Asing oleh Bank Sehubungan dengan telah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. membeli dan menjual (perdagangan) barang antara pengusaha yang bertempat di

BAB I PENDAHULUAN. membeli dan menjual (perdagangan) barang antara pengusaha yang bertempat di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Transaksi perdagangan luar negeri yang lebih dikenal dengan eksporimpor pada hakikatnya adalah suatu transaksi yang sederhana dan tidak lebih dari membeli

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan

BAB IV PEMBAHASAN. Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai. Pengusaha Kena Pajak, maka PT. PP (Persero) Tbk mempunyai hak dan BAB IV PEMBAHASAN IV.1 Analisis Mekanisme Pajak Pertambahan Nilai PT. PP (Persero) Tbk merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa konstruksi. PT. PP (Persero) Tbk menyediakan berbagai jasa dan solusi

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru

BAB IV PEMBAHASAN. A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru BAB IV PEMBAHASAN A. Sistem Penerimaan Kas dari Pemasangan Sambungan Baru Penerimaan kas dari PDAM Tirta Satria Cabang Purwokerto 2 terbagi menjadi 2 yaitu penerimaan kas air dan non air. Penerimaan kas

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian I. Implementasi Sistem Informasi atas Pembelian dan Penjualan pada CV. Barezky Total CV. Barezky Total adalah termasuk dalam Usaha Mikro, Kecil,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 259/PMK.04/2010 TENTANG JAMINAN DALAM RANGKA KEPABEANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 47 amanitanovi@uny.ac.id Makalah ini akan membahas tentang aktivitas-aktivitas dan produk-produk bank konvensional atau umum. Pertama akan dibahas mengenai aktivitas bank dan akan dilanjutkan dengan mengulas

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.011/2013 Tanggal 11 November 2013

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.011/2013 Tanggal 11 November 2013 PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.011/2013 Tanggal 11 November 2013 TATA CARA PEMBUATAN DAN TATA CARA PEMBETULAN ATAU PENGGANTIAN FAKTUR PAJAK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan

Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan Syarat Pembayaran dlm Jual Beli Perniagaan Afifah Kusumadara, SH. LL.M. SJD. Unsur esensial perjanjian jual beli adalah adanya penyerahan hak milik atas suatu barang dan pembayarannya harus dengan uang.

Lebih terperinci

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR STANDAR KOMPETENSI LULUSAN EKSPOR IMPOR DIREKTORAT PEMBINAAN KURSUS DAN PELATIHAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ANAK USIA DINI, NONFORMAL DAN INFORMAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL 2011 A. Latar Belakang.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 179/KMK.017/2000 TENTANG SYARAT, TATA CARA DAN KETENTUAN PELAKSANAAN JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM MENTERI KEUANGAN REPUBLIK

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1313, 2013 KEMENTERIAN KEUANGAN. Tata Cara. Pembuatan. Pembetulan. Faktur Pajak. PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 151/PMK.03/2013 TENTANG TATA CARA

Lebih terperinci

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 6/ 8 /PBI/2004 TENTANG SISTEM BANK INDONESIA REAL TIME GROSS SETTLEMENT GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka mendukung tercapainya sistem pembayaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Menurut Undang-Undang Perbankan Nomor 10 Tahun 1998 yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

Lebih terperinci

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

-1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, -1- PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/ 3 /PBI/2008 TENTANG LAPORAN KANTOR PUSAT BANK UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka pelaksanaan tugas

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda

II. TINJAUAN PUSTAKA. Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda II. TINJAUAN PUSTAKA A. Surat Berharga Pada Umumnya 1. Pengertian Surat Berharga Surat berharga merupakan terjemahan dari istilah aslinya dalam bahasa Belanda waarde papier, di negara-negara Anglo Saxon

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 213/PMK.04/2008 TENTANG TATA CARA PEMBAYARAN DAN PENYETORAN PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA IMPOR, PENERIMAAN NEGARA DALAM RANGKA EKSPOR, PENERIMAAN NEGARA ATAS

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pesatnya perkembangan dalam bidang usaha pada zaman modern sekarang ini, menyebabkan orang-orang serta para pengusaha menginginkan segala sesuatunya bersifat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu

BAB II LANDASAN TEORI. termasuk diantara barang-barang, asuransi, dan jasa-jasa pada suatu tahun tertentu BAB II LANDASAN TEORI A. Ekspor 1. Pengertian Ekspor Kegiatan ekspor adalah sistem perdagangan dengan cara mengeluarkan barangbarang dari dalam negeri keluar negeri dengan memenuhi ketentuan yang berlaku.

Lebih terperinci