EDISI NOPEMBER 2015 BUKU INFORMASI PETA KEKERINGAN DENGAN METODE SPI (STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX) PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA BMKG STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG Jl. Raya Kodam Bintaro No.82 Tangerang Selatan Telp. (021) 7353018/ Fax. (021) 7355262 Website : www.staklimpondokbetung.net Email : staklim.pondok.betung@gmail.com
TIM PENYUSUN Pengarah Penanggung Jawab Ketua Sekretaris Anggota : Dr. Widada Sulistya DEA Dra. Nurhaya, M.Sc : Ir. Budi Roespandi : Triyogo Amberkahi, ST : Yanuar Henry Pribadi, MSi : 1. Darman Mardanis, SE 2. Devi Febryan, ST 3. Kusairi, S.Si 4. Yuningsih, ST 5. Tonny Satria Wijaya Kusuma, S.Kom 6. Sugiyan, SSi 7. Selvy Yolanda, SST 8. Diny Fitriani 9. Mikhson i
KATA PENGANTAR Puji dan syukur Kami ucapkan atas Rahmat dan Karunia-Nya, Buku Informasi Peta Kekeringan dengan metode SPI Propinsi Banten dan DKI Jakarta Bulan Nopember 2015 ini dapat terselesaikan dengan baik. Buku ini memuat informasi hasil Analisis Tingkat Kekeringan tiga bulanan (Agustus Oktober 2015) Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Analisis kekeringan tiga bulanan (Agustus Oktober 2015) memberikan gambaran mengenai tingkat kekeringan berdasarkan nilai curah hujan tiga bulanan dengan menggunakan metode Standardized Precipitation Index (SPI). Hasil analisis ini dapat memonitor kejadian kekeringan meteorologis yang terjadi di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. Informasi kekeringan meteorologis dapat digunakan sebagai indikator awal terjadinya kekeringan di suatu wilayah. Selain untuk monitoring kekeringan juga untuk monitoring kebasahan yaitu kejadian penyimpangan curah hujan diatas normalnya. Analisis Prakiraan tingkat kekeringan tiga bulanan (September Nopember 2015) merupakan analisis prakiraan SPI dengan menggunakan data prakiraan curah hujan bulan Nopember 2015. Hasil analisis ini dapat digunakan untuk memprakirakan wilayah wilayah di Indonesia yang akan mengalami kondisi kering. Kami ucapkan terima kasih atas kerjasama semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian kegiatan ini. Semoga buku ini dapat bermanfaat dan dapat dipergunakan sebagai pedoman dalam kegiatan di berbagai bidang khususnya di bidang pertanian. Tangerang Selatan, Nopember 2015 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK OK BETUNG Ir. BUDI ROESPANDI NIP. 196007061981031002 ii
DAFTAR ISI Halaman TIM PENYUSUN...i KATA PENGANTAR...ii DAFTAR ISI...iii DAFTAR TABEL...iii DAFTAR GAMBAR... iv DAFTAR LAMPIRAN...iv PENGERTIAN...1 KEKERINGAN... 1 JENIS-JENIS KEKERINGAN... 1 STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI)... 2 I. RINGKASAN... 4 II. ANALISIS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN PERIODE AGUSTUS - OKTOBER 2015... 4 III. PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE SEPTEMBER - NOPEMBER 2015 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA... 12 LAMPIRAN...14 DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI...6 Tabel 2. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI...6 Tabel 3. Prakiraan Tingkat Kekeringan Berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan September-Nopember 2015...13 iii
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar II.1. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta Agustus - Oktober 2015...5 Gambar II.2. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Propinsi DKI Jakarta Agustus - Oktober 2015...7 Gambar II.3. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Tangerang Agustus-Oktober 2015...8 Gambar II.4. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Serang Agustus-Oktober 2015...9 Gambar II.5. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Kabupaten Pandeglang Agustus - Oktober 2015...10 Gambar II.6. Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Kabupaten Lebak Agustus-Oktober 2015...11 Gambar II.7. Prakiraan Indeks Presipitasi Terstandarisasi (SPI) 3 bulanan di Propinsi Banten dan DKI Jakarta September - Nopember 2015...12 DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Data Curah Hujan dan Indeks SPI Tiga Bulanan (Agustus - Oktober 2015) di beberapa tempat di Propinsi Banten dan DKI Jakarta...14 iv
PENGERTIAN KEKERINGAN Kekeringan merupakan salah satu jenis bencana alam yang terjadi secara perlahan (slow-onset disaster), berdampak sangat luas, dan bersifat lintas sektor (ekonomi, sosial, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain). Kekeringan merupakan fenomena alam yang dak dapat dielakkan dan merupakan variasi normal dari cuaca yang perlu dipahami.variasi alam dapat terjadi dalam hitungan hari, minggu, bulan, tahun, bahkan abad. Dengan melakukan penelusuran data cuaca dalam waktu yang panjang, akan dapat dijumpai variasi cuaca yang beragam, misalnya: bulan basah-bulan kering, tahun basah-tahun kering, dan dekade basahdekade kering. Berkurangnya curah hujan biasanya ditandai dengan berkurangnya air dalam tanah sehingga pertanian merupakan sektor pertama yang akan terpengaruh. Cukup sulit untuk mengetahui kapan kekeringan akan dimulai atau berakhir, dan kriteria apa yang digunakan untuk menentukannya. Apakah kekeringan itu berakhir ditandai dengan faktor-faktor meteorologi dan klimatologi atau ditandai dengan berkurangnya dampak nega f yang dialami oleh manusia dan lingkungannya. JENIS-JENIS KEKERINGAN A. Kekeringan Meteorologis Kekeringan ini berkaitan dengan ngkat curah hujan yang terjadi berada dibawah kondisi normalnya pada suatu musim. Perhitungan ngkat kekeringan meteorologis merupakan indikasi pertama terjadinya kondisi kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi meteorologis adalah sebagai berikut: 1. kering: apabila curah hujan antara 70% - 85% dari kondisi normal (curah hujan dibawah normal) 2. sangat kering : apabila curah hujan antara 50% - 70% dari kondisi normal (curah hujan jauh dibawah normal) 3. Amat sangat kering : apabila curah hujan < 50% dari kondisi normal (curah hujan amat jauh dibawah normal) B. Kekeringan Pertanian Kekeringan ini berhubungan dengan berkurangnya kandungan air dalam tanah (lengas tanah) sehingga dak mampu lagi memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pada suatu periode tertentu. Kekeringan pertanian ini terjadi setelah terjadinya gejala kekeringan meteorologis. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi pertanian adalah sebagai berikut : 1
1. Kering : apabila 1/4 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena ringan s/d sedang) 2. Sangat kering : apabila 1/4-2/3 daun kering dimulai pada bagian ujung daun (terkena berat) 3. Amat sangat kering : apabila seluruh daun kering (terkena puso). C. Kekeringan Hidrologis Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan air permukaan dan air tanah. Kekeringan hidrologis diukur dari ke nggian muka air sungai, waduk, danau dan air tanah. Ada jarak waktu antara berkurangnya curah hujan dengan berkurangnya ke nggian muka air sungai, danau dan air tanah, sehingga kekeringan hidrologis bukan merupakan gejala awal terjadinya kekeringan. Intensitas kekeringan berdasarkan definisi hidrologis adalah sebagai berikut : 1. kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran dibawah periode 5 tahunan 2. sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran jauh dibawah periode 25 tahunan 3. Amat sangat kering : apabila debit air sungai mencapai periode ulang aliran amat jauh dibawah periode 50 tahunan. D. Kekeringan Sosial Ekonomi Kekeringan ini terjadi berhubungan dengan berkurangnya pasokan komodi yang bernilai ekonomi dari kebutuhan normal sebagai akibat dari dari terjadinya kekeringan meteorologis, pertanian dan hidrologis. STANDARDIZED PRECIPITATION INDEX (SPI) Standardized Precipita on Index (SPI) adalah indeks yang digunakan untuk menentukan penyimpangan curah hujan terhadap normalnya dalam susatu periode waktu yang panjang (bulanan, dua bulanan, ga bulanan dst). Nilai SPI dihitung menggunakan metode sta s c probabilitas distribusi gamma. Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh SPI adalah : SPI dapat dihitung untuk skala waktu yang berbeda Dapat memberikan peringatan dini kekeringan Dapat membantu menilai ngkat keparahan kekeringan SPI lebih sederhana daripada Palmer Drought Severity Index 2
Berdasarkan nilai SPI, ditentukan kategori ngkat kekeringan dan kebasahan sebagai berikut: a) Tingkat Kekeringan 1. Sangat Kering : Jika nilai SPI -2,00 dengan probabilitas 2,3% 2. Kering : Jika nilai SPI -1,50 s/d -1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Kering : Jika nilai SPI -1,00 s/d -1,49 dengan probabilitas 9,2% b) Normal : Jika nilai SPI -0,99 s/d 0,99 dengan probabilitas 68,2% c) Tingkat Kebasahan 1. Sangat Basah : Jika nilai SPI 2,00 dengan probabilitas 2,3% 2. Basah : Jika nilai SPI 1,50 s/d 1,99 dengan probabilitas 4,4% 3. Agak Basah : Jika nilai SPI 1,00 s/d 1,49 dengan probabilitas 9,2% Curah Hujan Tiga Bulanan adalah jumlah curah hujan selama ga bulan, yang digunakan sebagai dasar untuk menghitung nilai SPI. 3
I. RINGKASAN 1. Analisis ngkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI untuk akumulasi curah hujan ga bulanan Agustus - Oktober 2015 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Agak Kering. Kecuali DKI Jakarta bagian Timur, Tenggara, Barat Daya dan Tengah, Tangerang bagian Selatan dan Barat Daya, Kab. Serang bagian Tenggara dan Barat Daya, serta sebagian wilayah Barat Daya Kab. Lebak Kering - Sangat Kering. Sedangkan sebagian kecil wilayah Timur Laut DKI Jakarta, Kab. Tangerang bagian Utara, Kab. Serang bagian Timur Laut dan Selatan, Kab. Pandeglang bagian Utara, Timur dan Tengah, serta sebagian wilayah Timur dan Barat Kab. Lebak Normal. 2. Analisis prakiraan ngkat kekeringan dan kebasahan dengan menggunakan indeks SPI untuk akumulasi curah hujan ga bulanan September - Nopember 2015 di wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta pada umumnya Normal. Kecuali sebagian besar wilayah Tengah, Tenggara, Selatan, Timur dan Barat Laut DKI Jakarta, sebagian besar wilayah Selatan, Tengah dan Timur Kab. Tangerang, sebagian wilayah Tenggara dan Barat Daya Kab. Serang, sebagian wilayah Tengah, Barat Daya dan Timur Laut Kab. Lebak serta Kab. Pandeglang bagian Tenggara dan Barat Agak Kering - Kering. II. ANALISIS TINGKAT KEKERINGAN DAN KEBASAHAN PERIODE AGUSTUS - OKTOBER 2015 Analisis ngkat kekeringan dan kebasahan periode ga bulanan (Agustus- Oktober 2015) menggunakan indeks SPI disajikan dalam Gambar II.1. Detail analisis ap wilayah kota/kabupaten dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2 yang menunjukkan daerah kecamatan/lokasi pos hujan. Hasil analisis didasarkan pada pengamatan curah hujan periode Agustus Oktober 2015 di seluruh wilayah Propinsi Banten dan DKI Jakarta. 4
Gambar II.1 5
Tabel 1. Monitoring Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI DAERAH DKI Jakarta SANGAT KERING Depok TINGKAT KEKERINGAN KERING AGAK KERING NORMAL Halim, Kemayoran, Pulogadung Karet, Manggarai, Pakubuwono, Sunter III Rawabadak, Sunter Kodamar Tanjung Priok, Rorotan Tangerang Curug, Caringin Pondok Betung, Balaraja, Kota Tangerang Benda Sukamulya, Bendung Ciputat, Cipondoh Sambidoyong, Sepatan, Serpong, Tegal Kemiri Cengkareng, Jatiwaringin Mauk, Kresek Serang - Cinangka, Pamarayan, Walantaka Kota Serang, Carenang, Kragilan Kalenpetung, Kramatwatu Pegadigan, Padarincang, Singamerta Ciomas, Ciruas, Kasemen Kilasah, Pontang Pandeglang - - Ciliman, Cimanuk, Labuhan, Pandeglang Cibaliung, Cilemer, Menes Lebak Malingping Utara Cisalak Baru, Rangkasbitung Sajira, Cilaki Ciminyak, Lebak Parahiang, Panyaungan Panggarangan Banjar Irigasi Cipanas, Cimarga Tabel 2. Monitoring Tingkat Kebasahan berdasarkan Metode SPI DAERAH TINGKAT KEBASAHAN AGAK BASAH BASAH SANGAT BASAH Jakarta - - - Tangerang - - - Serang - - - Pandeglang - - - Lebak - - - 6
Gambar II.2 7
Gambar II.3 8
Gambar II.4 9
Gambar II.5 10
Gambar II.6 11
III. PRAKIRAAN INDEKS PRESIPITASI TERSTANDARISASI (SPI) 3 BULANAN PERIODE SEPTEMBER - NOPEMBER 2015 DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA Prakiraan SPI 3 Bulanan periode September - Nopember 2015 menggunakan data prakiraan curah hujan bulan Nopember 2015 disajikan dalam Gambar II.7. Wilayah propinsi yang diprakirakan akan mengalami kondisi kering dapat dilihat pada tabel 3. Gambar II.7 12
Tabel 3. Prakiraan Tingkat Kekeringan berdasarkan Metode SPI 3 Bulanan September - Nopember 2015 DAERAH TINGKAT KEKERINGAN SANGAT KERING KERING AGAK KERING DKI Jakarta - Manggarai Tangerang - - Serang - - Halim, Kemayoran, Tanjung Priok, Depok, Karet, Pakubuwono, Pulogadung, Sunter III Rawa Badak Cengkareng, Curug, Pondok Betung, Tangerang, Caringin, Balaraja, Benda Sukamulya, Cipondoh Sambidoyong, Sepatan, Serpong, Tegal Kemiri Cinangka, Ciruas, Kragilan Kalenpetung, Pamarayan, Singamerta, Walantaka Pandeglang - - Ciliman, Labuhan Lebak - - Sajira, Cisalak Baru, Lebak Parahiang, Malingping Utara, Rangkasbitung 13
LAMPIRAN LAMPIRAN 1 DATA CURAH HUJAN DAN INDEKS SPI TIGA BULANAN DI BEBERAPA TEMPAT DI PROPINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA NO NAMA STASIUN/ POS HUJAN KABUPATEN/KOTA CURAH HUJAN (mm) INDEKS Agt 2015 Sep 2015 Okt 2015 SPI 1 Cengkareng KAB.TANGERANG 11 0 15-0.98 2 Curug KAB.TANGERANG 10 5 5-2.00 3 Halim (TNI AU) JAKARTA TIMUR 3 2 1-1.90 4 Kemayoran JAKARTA PUSAT 5 0 0-1.90 5 Pondok Betung TANGERANG SELATAN 10 2 10-1.60 6 Serang SERANG 12 0 29-1.10 7 Tangerang KOTA TANGERANG 0 0 4-1.80 8 Tanjung Priok JAKARTA UTARA 24 15 0-0.87 9 Depok DEPOK 2 0 7-2.60 10 Karet JAKARTA PUSAT 0 0 0-1.40 11 Manggarai JAKARTA SELATAN 0 0 0-1.30 12 Pakubuwono JAKARTA SELATAN 22 0 29-1.10 13 Pulogadung JAKARTA TIMUR 8 0 0-1.80 14 Rorotan JAKARTA UTARA 3 15 0-0.73 15 Sunter III Rawa Badak JAKARTA UTARA 10 0 0-1.40 16 Sunter Kodamar JAKARTA UTARA 1 25 0-1.00 17 BPP Caringin KAB.TANGERANG 0 6 5-2.30 18 Jatiwaringin Mauk KAB.TANGERANG 11 0 13-0.80 19 UPTD Balaraja KAB.TANGERANG 4 0 6-1.80 20 UPTD Benda Sukamulya KAB.TANGERANG 12 7 4-1.20 21 UPTD Bendung Ciputat KAB.TANGERANG 0 0 12-1.30 22 UPTD Cipondoh Sambidoyong KAB.TANGERANG 0 0 0-1.00 23 UPTD Kresek KAB.TANGERANG 0 0 1-0.91 24 UPTD Sepatan KAB.TANGERANG 0 0 21-1.20 25 UPTD Serpong KAB.TANGERANG 35 0 6-1.40 26 UPTD Tegal Kemiri KAB.TANGERANG 0 0 2-1.30 27 Carenang SERANG 0 0 9-1.40 28 Cinangka SERANG 0 0 11-1.60 29 Ciomas SERANG 41 5 112-0.71 30 Ciruas SERANG 45 0 4-0.90 14
LAMPIRAN 1. (lanjutan) NO NAMA STASIUN/ POS HUJAN KABUPATEN/KOTA CURAH HUJAN (mm) INDEKS Agt 2015 Sep 2015 Okt 2015 SPI 31 Kasemen Kilasah SERANG 0 0 0-0.97 32 Kragilan Kalenpetung SERANG 14 0 12-1.30 33 Kramatwatu Pegadigan SERANG 47 0 2-1.10 34 Padarincang SERANG 44 0 31-1.00 35 Pamarayan SERANG 4 1 24-1.90 36 Pontang SERANG 28 0 0-0.46 37 Singamerta SERANG 33 0 6-1.20 38 Walantaka SERANG 0 0 6-1.50 39 Bd Ciliman PANDEGLANG 0 0 30-1.10 40 Cibaliung PANDEGLANG 0 0 0-0.99 41 Cilemer PANDEGLANG 5 0 60-0.90 42 Cimanuk PANDEGLANG 31 15 119-1.00 43 Labuhan PANDEGLANG 24 0 46-1.30 44 Menes PANDEGLANG 0 0 168-0.66 45 Pandeglang PANDEGLANG 47 38 154-1.20 46 Banjar Irigasi Cipanas LEBAK 103 101 187-0.08 47 BPP Sajira LEBAK 62 30 121-1.10 48 Cilaki_Ciminyak LEBAK 46 12 139-1.00 49 Cisalak Baru LEBAK 0 38 18-1.70 50 Kec.Cimarga LEBAK 48 79 136-0.44 51 Lebak Parahiang LEBAK 68 4 128-1.10 52 Malingping Utara LEBAK 0 0 2-2.50 53 Panyaungan LEBAK 0 0 7-1.40 54 Pasir Ona Rangkasbitung LEBAK 19 48 36-1.50 15
STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG NOPEMBER 2015