KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)



dokumen-dokumen yang mirip
Kurikulum dan Modul Pelatihan untuk Pelatih (TOT) Fasilitator STBM

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 852/MENKES/SK/IX/2008 TENTANG STRATEGI NASIONAL SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

PERATURAN BUPATI SUMEDANG NOMOR 30 TAHUN TENTANG STRATEGI DAERAH SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT KABUPATEN SUMEDANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 27 A TAHUN 2009 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN MADIUN BUPATI MADIUN,

BAB I PENDAHULUAN` Menurut World Health Organization (WHO,2006); sanitasi merupakan upaya

KURIKULUM PELATIHAN JABATAN FUNGSIONAL EPIDEMIOLOG KESEHATAN PENGANGKATAN PERTAMA JENJANG AHLI DI BALAI BESAR PELATIHAN KESEHATAN CILOTO TAHUN 2015

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN SEMARANG

KURIKULUM PELATIHAN PENGEMBANGAN KAPASITAS PIMPINAN BBPK/BAPELKES/INSTITUSI DIKLAT KESEHATAN I. PENDAHULUAN. A. LatarBelakang

DEPARTEMEN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA STRATEGI NASIONAL SAN ITAS I TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KURIKULUM PELATIHAN KOMUNIKASI MOTIVASI DALAM PROGRAM PENGENDALIAN TB BAGI PETUGAS KESEHATAN DI FASILITAS PELAYANAN KESEHATAN

PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2012 TENTANG PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN ACEH TIMUR

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI BULUKUMBA NOMOR 70 TAHUN 2016 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KURIKULUM PELATIHAN TENAGA PROMOSI KESEHATAN DI PUSKESMAS

KURIKULUM PELATIHAN PENDAMPING AKREDITASI PUSKESMAS DAN FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PANDUAN PELATIHAN AUDITOR MUTU INTERNAL

PROGRAM PENGUATAN KEBERLANJUTAN UNTUK STBM KABUPATEN/KOTA DAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. segi yang ada pengaruhnya terhadap masalah kesehatan tersebut. diakses pada tanggal 15 September 2015 pukul 17.05).

KERANGKA ACUAN KEGIATAN TRAINING OF TRAINER (TOT) STBM BAGI KOORDINATOR STBM PROVINSI DAN FASILITATOR STBM KABUPATEN/KOTA PROGRAM PAMSIMAS II TA 2014

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN BUPATI ALOR NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PROMOSI KESEHATAN TINGKAT MASYARAKAT

KEMENTERIAN KESEHATAN PERLUASAN & PENGARUS UTAMAAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DALAM PROGRAM PENYEHATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh kesinambungan antar upaya program

BAB I PENDAHULUAN. setinggi-tingginya (Sistem Kesehatan Nasional, 2009). Salah satu upaya. program nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

BUPATI PROBOLINGGO PERATURAN BUPATI PROBOLINGGO NOMOR : 32 TAHUN 2016 TENTANG GERAKAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DI KABUPATEN PROBOLINGGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

PERKEMBANGAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI PROVINSI KEPULAUAN RIAU TAHUN

BUPATI LUWU TIMUR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN BUPATI LUWU TIMUR NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DENGAN RAHMAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. badan air yang juga digunakan untuk mencuci, mandi dan kebutuhan lainnya.

Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Kader Posyandu

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Pencegahan Akibat Kerja Pada Home Industri

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal, serta dapat. menolong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan.

AGENDA PROGRAM PAMSIMAS KOMPONEN 2 KESEHATAN TAHUN 2015

GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG

DISAMPAIKAN PADA WORKSHOP NASIONAL PEMANTAUAN KENAIKAN REALISASI APBD DAN EVALUASI RAD-AMPL KAB/KOTA

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

DITINGKATKAN Permenkes RI No. 3 tahun 2014 tentang STBM

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

KURIKULUM PELATIHAN FASILITATOR STBM - STUNTING

MENEROBOS KETERBATASAN BERBAGI PENGALAMAN IMPLEMENTASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) DI JAKARTA UTARA

KURIKULUM PELATIHAN PENDEKATAN PRAKTIS KESEHATAN PARU (PRACTICAL APPROACH TO LUNG HEALTH / PAL) UNTUK TENAGA PUSKESMAS

KERANGKA ACUAN KEGIATAN

BAB V STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1,1 milyar orang tidak memiliki fasilitas sanitasi. Hal ini kemudian berpengaruh pada

KERANGKA ACUAN PELATIHAN PENATALAKSANAAN HIV AIDS DAN IMS BAGI PERAWAT/BIDAN FASYANKES DI BBPK CILOTO, 27 JULI SD 03 AGUSTUS 2016

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kesehatan merupakan upaya yang dilaksanakan oleh semua

GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA TIMUR NOMOR : 10 TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan berpotensial untuk mempengaruhi kesehatan (WHO, 1948)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara adil serta merata (Depkes RI, 2009). Masalah penyehatan lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

MODUL PELATIHAN IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PILAR-PILAR STBM UNTUK POKJA PROVINSI DAN POKJA KABUPATEN/KOTA. April Draft Final

BUKU SAKU VERIFIKASI SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM)

Tabel Deskripsi Program / Kegiatan

KATA PENGANTAR. Adanya dukungan dan fasilitasi institusi-institusi tersebut dalam penerapan sistem penjaminan mutu eksternal sesuai

BUPATI HULU SUNGAI UTARA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

bahwa dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat

MODUL PELATIHAN IMPLEMENTASI PPSP MELALUI PENGUATAN PILAR-PILAR STBM. April Draft Final USDP-R-PIU.AE

Terms of Reference Proyek Peningkatan Akses Air Minum dan Sanitasi

Strategi Sanitasi Kabupaten Pasaman. ( Refisi 2012 ) I.1

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

DINAS KESEHATAN KOTA CIMAHI

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Balangan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan diselenggarakan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB VI PEMANTAUAN DAN EVALUASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Karawang Tahun merupakan tahap ketiga dari

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

MENTERI PEKERJAAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NOMOR: 16/PRT/M/2008

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN IN-SERVICE LEARNING 1

B A B I P E N D A H U L U A N

Rangkuman visi, misi, tujuan, sasaran, dan arah penahapan sesuai yang telah ditetapkan.

PEDOMAN ORIENTASI CPNS DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KESEHATAN RI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan deklarasi Johannesburg yang dituangkan dalam Milleniun

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN KABUPATEN BONE PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI PERMUKIMAN 1.1. LATAR BELAKANG

MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Petunjuk Teknis Pelaksanaan In Service Learning 1 Tahun 2012

LAMPIRAN 5Deskripsi Program dan Kegiatan

GAMBARAN UMUM PROGRAM PAMSIMAS III I. LATAR BELAKANG

IRGSC Policy Brief. Menuju Pembangunan Sanitasi yang Berkelanjutan: Pembelajaran dari Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

MODUL PENULISAN KERTAS KERJA

BAB I PENDAHULUAN. Strategi sanitasi kabupaten bintan Tahun anggaran Latar Belakang

RINGKASAN PRASTATI THALIB NIM :

Strategi Sanitasi Kabupaten Malaka

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Kepulauan Aru 2014 BAB 1. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang.

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN BERAU BAB I PENDAHULUAN

Transkripsi:

KURIKULUM DAN MODUL PELATIHAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BAGI DOSEN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN DI INDONESIA KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA 2013

363.72 Ind k Katalog Dalam Terbitan, Kementerian Kesehatan RI Indonesia. Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kurikulum dan Modul Pelatihan STBM bagi Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan di Indonesia - Jakarta : Kementerian Kesehatan RI 2013 ISBN 978-602-235-467-3 1. Judul I. SANITATION - EDUCATION II. COMMUNITY HEALTH SERVICES

Kata PengaNtar Direktur Jenderal PP&PL Kemenkes Pemerintah Indonesia melakukan upaya percepatan peningkatan akses terhadap sanitasi yang layak. Tahun 2005, pendekatan Community-Led Total Sanitation (CLTS) diujicobakan di 6 kabupaten dan selanjutnya direplikasi pada tahun 2006 dan 2007. Hasilnya, pada tahun 2007 ada 680 desa yang telah mendeklarasikan kondisi terbebas dari praktek buang air besar sembarangan (BABS) atau biasa disebut Open Defecation Free (ODF). Ini memperlihatkan bahwa pendekatan subsidi dan penyediaan sarana fisik (hardware), yang sebelumnya dilakukan pemerintah, ternyata tidak mampu menjamin perubahan perilaku masyarakat maupun meningkatkan akses sanitasi. Tahun 2009, pemerintah menekankan perhatian kepada aspek sanitasi dan higiene dengan memasukkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN 2010 2014) prioritas 3 bidang kesehatan memprioritaskan upaya preventif dan promotif terpadu melalui peningkatan akses air minum 67% dan sanitasi 75% pada tahun 2014. Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah dalam pencapaian target MDGs 2015. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan yang cukup efektif untuk mempercepat akses terhadap sanitasi yang layak melalui perubahan perilaku secara kolektif dan pemberdayaan masyarakat. Saat ini, STBM telah banyak diadopsi oleh berbagai lembaga pemerintah dan non pemerintah di Indonesia seperti Bappenas, Kementerian Kesehatan, Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Dalam Negeri, WES-UNICEF, WSP-World Bank, IUWASH, High Five, Plan Indonesia, WVI, Simavi, USDP, YPCII, CD Bethesda, Yayasan Dian Desa dan lain-lain. STBM yang mengutamakan pendekatan perubahan perilaku membutuhkan sumber daya manusia yang terampil dan tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil studi kerjasama antara Bappenas dan Bank Dunia (2012) menunjukan bahwa dalam jangka pendek, dibutuhkan 12.000 i

tenaga sanitasi profesional, termasuk diantaranya tenaga terdidik yang baru lulus dari universitas (new intake) dan dalam jangka menengah diperlukan tambahan 18.000 tenaga sanitasi profesional. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan berupaya untuk mengintegrasikan program STBM ke dalam sistem pendidikan kesehatan, khususnya pada jurusan Kesehatan Lingkungan, Politeknik Kesehatan. Diharapkan para lulusan nantinya akan memiliki keterampilan di bidang pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan perubahan perilaku dan mampu berkontribusi dalam percepatan pencapaian target MDG 7C dan pembangunan kesehatan nasional khususnya untuk memberdayakan masyarakat untuk hidup sehat mandiri dan berkeadilan. Terima kasih kami sampaikan kepada WSP-World Bank, WES-UNICEF, SHAW-SIMAVI, USDP, Plan Indonesia, IUWASH, High Five, WVI, dan semua pihak yang telah mendukung tersusunnya modul STBM bagi dosen jurusan Kesehatan Lingkungan Politeknik Kesehatan di Indonesia Semoga modul ini bermanfaat. Jakarta, 21 November 2013 Direktur Jenderal PP dan PL Prof. dr. Tjandra Yoga Aditama ii

Daftar Isi Kata Pengantar Direktur Jenderal PP & PL Kemenkes i Daftar Isi iii BAGIAN 1. KURIKULUM PELATIHAN STBM BAGI DOSEN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKES DI INDONESIA BAB I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Filosofi Pelatihan 2 BAB II. PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI 4 A. Peran 4 B. Fungsi 4 C. Kompetensi 4 BAB III. TUJUAN PELATIHAN 5 A. Tujuan Umum 5 B. Tujuan Khusus 5 BAB IV. STRUKTUR PROGRAM 6 BAB V. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN 7 BAB VI. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN 18 BAB VII. PESERTA, PELATIH DAN PENGENDALI PELATIHAN 22 A. Peserta 22 B. Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur 22 C. Pengendali Pelatihan (Master of Training) 22 BAB VIII. PENYELENGGARA DAN TEMPAT PENYELENGGARAAN 23 A. Penyelenggara 23 B. Tempat Penyelenggaraan 23 BAB IX. EVALUASI 24 BAB X. SERTIFIKAT 26 iii

BAGIAN 2. MODUL PELATIHAN STBM BAGI DOSEN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLTEKES DI INDONESIA Modul MD.1. Kebijakan dan Strategi Nasional STBM 1 Modul MI.1. Konsep Dasar Pendekatan STBM 14 Modul MI.2. Pelaksanaan STBM 41 Modul MI.3. Pemicuan di Komunitas 83 Modul MP.1. Membangun Komitmen Belajar (BLC) 106 Modul MP.2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 120 iv

KURIKULUM Pelatihan STBM bagi Dosen Jurusan Kesling Poltekes di Indonesia Bagian 1 KURIKULUM PELATIHAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) BAGI DOSEN JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN POLITEKNIK KESEHATAN DI INDONESIA

2

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut STBM merupakan pendekatan dan paradigma baru pembangunan sanitasi di Indonesia yang mengedepankan pemberdayaan masyarakat dan perubahan perilaku. STBM ditetapkan sebagai kebijakan nasional berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 852/MENKES/SK/IX/2008 untuk mempercepat pencapaian pembangunan milenium (MDGs) tujuan 7C, yaitu mengurangi hingga setengah penduduk yang tidak memiliki akses terhadap air bersih dan sanitasi pada tahun 2015. Diharapkan pada tahun 2025, Indonesia bisa mencapai sanitasi total untuk seluruh masyarakat, sebagaimana tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) Indonesia. Pendekatan STBM diadopsi dari hasil uji coba Community Led Total Sanitation (CLTS) yang telah sukses dilakukan di beberapa lokasi proyek air minum dan sanitasi di Indonesia, khususnya dalam mendorong kesadaran masyarakat untuk mengubah perilaku buang air besar sembarangan (BABS) menjadi buang air besar di jamban yang higiene dan layak. Perubahan perilaku BAB merupakan pintu masuk perubahan perilaku santasi secara menyeluruh. Atas dasar pengalaman keberhasilan CLTS, pemerintah Indonesia menyempurnakan pendekatan CLTS dengan aspek sanitasi lain yang saling berkaitan yang ditetapkan sebagai 5 pilar STBM, yaitu (1) Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS), (2) Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS), (3) Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT), (4) Pengelolaan Sampah Rumah Tangga (PS-RT), dan Pengelolaan Limbah Cair Rumah Tangga (PLC- RT). Pendekatan STBM terdiri dari tiga komponen yang harus dilaksanakan secara seimbang dan komprehensif, yaitu: 1) peningkatan kebutuhan sanitasi, 2) peningkatan penyediaan sanitasi, dan 3) peningkatan lingkungan yang kondusif. Dalam pelaksanaannya, STBM membutuhkan sumber daya manusia terampil yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. Hasil studi kerjasama antara Bappenas dan Bank Dunia (2012) menunjukkan bahwa dalam jangka pendek, 1

dibutuhkan 12.000 tenaga sanitasi profesional, termasuk diantaranya tenaga terdidik yang baru lulus dari institusi pendidikan dan dalam jangka menengah diperlukan tambahan 18.000 tenaga sanitasi profesional 1. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Kesehatan berupaya untuk meningkatkan kompetensi tenaga dosen Politeknik Kesehatan (Poltekes) jurusan kesehatan lingkungan (Kesling) melalui pelatihan-pelatihan yang terakreditasi. Melalui jalur pendidikan, Kemenkes mengintegrasikan pendekatan STBM ke dalam institusi pendidikan kesehatan, khususnya di jurusan Kesehatan Kesling, Poltekes. Sehingga diharapkan para lulusan nantinya akan memiliki keterampilan di bidang pemberdayaan masyarakat dengan pendekatan perubahan perilaku dalam program-program pemerintah yang menggunakan pendekatan STBM. Untuk melaksanakan upaya penguatan kapasitas pelaksana program STBM melalui jalur pendidikan formal di bidang kesehatan, maka perlu dilakukan pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) bagi dosen-dosen jurusan Kesling di Poltekes. Diharapkan dosen yang telah dilatih nantinya dapat mengintegrasikan pendekatan STBM ke dalam mata kuliah yang telah disepakati, diantaranya mata kuliah Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar- Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan. Untuk menyelenggarakan pelatihan tersebut, maka perlu disusun Kurikulum dan Modul Pelatihan STBM bagi dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekes. Kurikulum dan modul tersebut selanjutnya dapat dipergunakan sebagai acuan dalam melakukan pelatihan STBM bagi dosen Jurusan Kesling Poltekes di seluruh Indonesia. B. Filosofi Pelatihan Pelatihan STBM bagi dosen jurusan kesehatan lingkungan di Poltekes ini diselenggarakan dengan menggunakan filosofi pelatihan sebagai berikut : 1. Berorientasi kepada profesionalisme, yaitu : a. Sesuai dengan kemampuan dan keahliannya di bidang kesehatan lingkungan. 1 PT. Qipra Galang Kualita, Sanitation Personnel: Capacity Development Strategy, Final Report of the Sanitation Training and Capacity Study, Jakarta: 2012. 2

b. Sesuai kewenangan dan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) serta tanggung jawab atas pekerjaannya. 2. Prinsip pembelajaran orang dewasa (andragogi), dimana selama pelatihan peserta berhak untuk : a. Didengarkan dan dihargai pengalamannya dalam hal pengajaran, pemberdayaan masyarakat, perubahan perilaku, dan STBM. b. Dipertimbangkan setiap ide dan pendapatnya, sejauh berada di dalam konteks pelatihan. c. Diberikan kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam setiap proses pembelajaran. d. Tidak dipermalukan, dilecehkan ataupun diabaikan. 3. Berorientasi kepada peserta, dimana peserta berhak untuk: a. Mendapatkan 1 paket bahan belajar tentang STBM. b. Mendapatkan pelatih profesional yang dapat memfasilitasi pembelajaran dengan berbagai metode, melakukan umpan balik, dan menguasai materi STBM. c. Belajar sesuai dengan gaya belajar yang dimilikinya, baik secara visual, auditorial maupun kinestetik (gerak). d. Belajar dengan modal pengetahuan yang dimiliki masingmasing tentang STBM, dan saling berbagi pengetahuan maupun pengalaman antar peserta maupun fasilitator. e. Melakukan refleksi dan memberikan umpan balik secara terbuka. f. Melakukan evaluasi dan dievaluasi. 4. Berbasis kompetensi, yang memungkinkan peserta untuk : a. Mengembangkan keterampilannya langkah demi langkah dalam memperoleh kompetensi yang diharapkan. b. Menunjukkan pengetahuan dan keterampilan yang dapat diukur c. Memperoleh sertifikat setelah dinyatakan berhasil mencapai kompetensi yang diharapkan pada akhir pelatihan. 5. Learning by doing yang memungkinkan peserta untuk: a. Melakukan experimentasi berbagai kasus dalam menterjemahkan 3 komponen dan 5 pilar STBM. b. Melakukan pengulangan ataupun perbaikan yang dirasa perlu bersama-sama dengan fasilitator. 3

BAB II. PERAN, FUNGSI, DAN KOMPETENSI Peserta yang telah menyelesaikan pelatihan ini, mempunyai peran dan fungsi serta kompetensi sebagai berikut : A. Peran Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, maka peserta berperan sebagai dosen jurusan kesling di Poltekes yang memahami pendekatan STBM. B. Fungsi Dalam melakukan perannya tersebut, maka peserta mempunyai fungsi sebagai dosen jurusan kesling di Poltekes yang dapat mengintegrasikan pendekatan STBM ke dalam mata kuliah Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar-Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan. C. Kompetensi Untuk melaksanakan peran dan fungsi tersebut, maka peserta memiliki kompetensi dalam hal : 1. Menjelaskan kebijakan dan strategi nasional STBM. 2. Menjelaskan konsep dasar pendekatan STBM. 3. Melakukan pelaksanaan STBM. 4. Melakukan pemicuan di komunitas. 4

BAB III. TUJUAN PELATIHAN A. Tujuan Umum Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu memahami konsep dasar dan pelaksanaan STBM untuk diintegrasikan ke dalam mata kuliah Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar-Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan. B. Tujuan Khusus Setelah selesai mengikuti pelatihan ini, peserta mampu : 1. Menjelaskan kebijakan dan strategi nasional STBM. 2. Menjelaskan konsep dasar pendekatan STBM. 3. Melakukan pelaksanaan STBM. 4. Melakukan pemicuan dikomunitas. 5

BAB IV. STRUKTUR PROGRAM Untuk mencapai tujuan pelatihan yang telah ditetapkan tersebut, maka disusun materi pelatihan dengan struktur program yang terdiri dari materi dasar, materi inti dan materi penunjang dengan jumlah keseluruhan jam pelajaran (JP) sebanyak 34 JP seperti yang tertera pada struktur program sebagai berikut : No MATERI WAKTU T P PL JML A MATERI DASAR 1. Kebijakan dan Strategi Nasional STBM 2 0 0 2 Subtotal A : 2 0 0 2 B MATERI INTI B 1. Konsep Dasar Pendekatan STBM 2 4 0 6 2. Pelaksanaan STBM 4 6 0 10 3. Pemicuan di Komunitas. 1 3 6 10 Subtotal B : 7 13 6 26 C C MATERI PENUNJANG 1. Membangun Komitmen Belajar (BLC) 1 2 0 3 2. Rencana Tindak Lanjut (RTL) 1 2 0 3 Subtotal C : 2 4 0 6 Total (A+B+C) : 11 17 6 34 Keterangan : T = Teori ; P = Penugasan ; PL = Praktik Lapangan 1 JP @ 45 menit 6

BAB V. GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PEMBELAJARAN Nomor : MD.1 Judul Materi : Kebijakan dan Strategi Nasional STBM Waktu : 2 JP (T=2 jp; P=0 jp; PL=0 jp) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami kebijakan dan strategi nasional STBM. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini peserta mampu: 1. Menjelaskan arah kebijakan dan strategi pembangunan sanitasi di Indonesia, 1. Arah Kebijakan dan Strategi Pembangunan Sanitasi di Indonesia a. Arah kebijakan dan strategi nasional pembangunan sanitasi, b. Arah kebijakan dan strategi STBM. CTJ Curah Pendapat Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Modul. Bappenas, Kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan Sanitasi, Jakarta: 2003, Setneg RI, Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentang RPJPN 2005-2025, Jakarta: 2005, Depkes RI, Kepmenkes No. 852/2008, tentang Strategi Nasional STBM, Jakarta: 2008, 7

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Menjelaskan peran dan strategi STBM. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 2. Peran dan Strategi STBM a. Peran STBM dalam pencapaian RPJPN, RPJMN dan MDGs tujuan 7C, b. Strategi STBM, c. Pemetaan peran dan tanggung jawab stakeholder di masingmasing tingkatan. Metode CTJ Curah Pendapat Media dan Alat Bantu Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Modul. Referensi Depkes RI, Strategi Nasional STBM, Jakarta: 2008, Setneg RI, Undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Jakarta: 2009, Kemenkes RI, Renstra 2010-2014, Jakarta: 2010, Kemenkes RI, Buku Profil Program Penyehatan Lingkungan Ditjen P2PL, Jakarta: 2013. Update STBM, www.stbmindonesia.org. 8

Nomor : MI.1 Judul Materi : Konsep Dasar Pendekatan STBM Waktu : 6 JP (T=2 jp; P=4 jp; PL=0 jp) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu memahami konsep dasar STBM. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Menjelaskan pengertian STBM, 2. Menjelaskan komponen STBM, 1. Pengertian STBM a. Pengertian STBM, b. Tujuan STBM, c. Sejarah Program Pembangunan Sanitasi, d. Konsep STBM. 2. Tiga Komponen Pokok STBM a. Peningkatan kebutuhan dan permintaan sanitasi, b. Peningkatan penyediaan/suplai sanitasi, c. Penciptaan lingkungan yang kondusif. CTJ Putar film Curah Pendapat CTJ Curah Pendapat Bahan tayang (slide ppt / film), LCD projector, Komputer/ laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Modul. Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Modul. Kar, Kamar, Working Paper 184, Subsidy or Self-Respect? Total Community Sanitation in Bangladesh, Institute for Development Studies, September 2003. Kelompok Kerja Antar Departemen, Project WASPOLA, Film Awakening Change, Community Led Total Sanitation in Indonesia, Jakarta: 2006, Kemenkes RI, Film STBM, Jakarta: 2009, 9

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 3. Menjelaskan lima pilar STBM, 4. Menjelaskan Prinsip-Prinsip STBM, 5.Menjelaskan pilar perubahan perilaku pada STBM dan tangga Perubahan Perilaku. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 3. Lima Pilar STBM a. Pengertian, b. Penyelenggara Pelaksanaan 5 Pilar STBM, c. Manfaat Pelaksanaan 5 pilar STBM, d. Tujuan Pelaksanaan 5 pilar STBM. 4. Prinsip-Prinsip STBM a. Tanpa subsidi, b. Masyarakat sebagai pemimpin, c. Tidak menggurui / memaksa, d. Totalitas seluruh komponen masyarakat. 5. Pilar Perubahan Perilaku STBM dan Tangga Perubahan Perilaku a. Tangga Sanitasi, b. Tangga perubahan perilaku visi STBM. Metode Media dan Alat Bantu Referensi CTJ Curah Pendapat Diskusi Penugasan Tanya jawab CTJ Curah Pendapat Diskusi Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Modul. Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Panduan penugasan, Modul. Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Panduan diskusi kelompok, Modul. Kemenkes RI, Modul Higiene Sanitasi Makanan dan Minuman, Dit. PL, Jakarta: 2012, Kemenkes RI, Materi Advokasi STBM, Sekretariat STBM Nasional, Jakarta: 2012, Kemenkes RI, Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta: 2013, Update STBM, www. stbm-indonesia.org, Sejarah Sanitasi, Seri AMPL 23, www.ampl. or.id. 10

Nomor : MI.2 Judul Materi : Pelaksanaan STBM Waktu : 10 JP (T=4 jp; P=6 jp; PL=0 jp) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pelaksanaan STBM di komunitas. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi Setelah mengikuti materi ini peserta mampu : 1. Menjelaskan konsep dasar pemicuan, 1. Konsep Dasar Pemicuan a. Pengertian pemicuan, b. Maksud dan tujuan pemicuan, c. Tahapan kegiatan pemicuan. CTJ Pemutaran film Bahan tayang (slide ppt/ film), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Modul. WSP, Film Memicu Perubahan Menuju Sanitasi Total di Maharashta, India, New Delhi: 2004, Depkes RI, Film Tahapan Pemicuan CLTS, Kenongo, Jakarta: 2005, 11

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Merencanakan Pemicuan, 3. Melakukan langkah- langkah pemicuan menggunakan metode CLTS, Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 2. Pra-Pemicuan a. Persiapan teknis dan logistik untuk menciptakan suasana yang kondusif sebelum pemicuan, b. Observasi kebiasaan PHBS masyarakat, c. Persiapan pemicuan : penyusunan jadwal, pemilihan lokasi, dll., d. Instrumen pendukung untuk melaksanakan proses pemicuan di komunitas. 3. Langkah-Langkah Pemicuan : a. Alur penularan penyakit (diagram F), b. Alat-alat utama dalam penerapan penilaian kondisi desa secara partisipatif, c. Elemen pemicuan dan faktor penghambat pemicuan, d. Yang boleh dan tidak boleh dalam pemicuan. Metode Media dan Alat Bantu Referensi CTJ Diskusi kelompok Simulasi CTJ Diskusi kelompok Simulasi Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Lembar panduan diskusi kelompok, Lembar panduan Simulasi, Modul. Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Lembar panduan diskusi kelompok, Lembar panduan Simulasi, Modul. Depkes RI, Modul Pelatihan Stop BABS, Dit. PL, Jakarta: 2008 Kemenkes RI, Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan, Jakarta: 2013. Kemenkes RI, Pedoman Teknis Lapangan STBM, Ditjen PP&PL, Jakarta: 2013. 12

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 4. Mempraktekkan alat alat dengan metode CLTS, 5. Menjelaskan kegiatan paska pemicuan. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 4. Alat-alat Pada Metode CLTS Simulasi Metode Media dan Alat Bantu Referensi Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Lembar panduan Simulasi, Modul. 5. Kegiatan Paska Pemicuan : a. Tangga sanitasi untuk 5 pilar STBM, b. Penyediaan suplai sanitasi dan pemasaran sanitasi, c. Membangun komitmen masyarakat dengan menuangkan ke dalam RTL, d. Pendampingan dan monitoring, e. Promosi PHBS yang berkelanjutan. CTJ Diskusi kelompok Bahan tayang (slide ppt), LCD projector, Komputer / laptop, Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Lembar panduan diskusi kelompok, Modul. 13

Nomor : MI.3 Judul Materi : Pemicuan d Komunitas. Waktu : 10 JP (T=1 jp; P=3 jp; PL=6 jp) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu melakukan pemicuan di komunitas. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini peserta latih mampu: 1. Melakukan persiapan pemicuan di masyarakat, 2. Melakukan pemicuan di masyarakat, 3. Melakukan diskusi pleno dengan masyarakat, Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Persiapan Pemicuan di Masyarakat a. Persiapan lapang, b. Pembentukan kelompok, praktek kerja lapang / tim pemicu, c. Penyiapan alat dan bahan, d. Penyusunan strategi (panduan praktek lapang) dan simulasi kelompok. Metode Media dan Alat Bantu Referensi CTJ Diskusi Kelompok 2. Pemicuan di masyarakat Praktik 3. Diskusi pleno dengan masyarakat CTJ Curah pendapat Diskusi Flipchart, Spidol, Meta plan, Kain tempel, Alat-alat dan bahan untuk pemicuan, Data dasar kondisi lokasi yang akan dipicu, Lembar panduan diskusi, Lembar panduan observasi, Panduan pemicuan/ praktik, Format Laporan PKL, Kemenkes RI, Pedoman Teknis Lapangan STBM, Ditjen PP&PL, Jakarta: 2013. 14

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 4. Menyusun laporan hasil pemicuan di masyarakat, 5. Melakukan evaluasi terhadap proses pemicuan yang telah dilaksanakan. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 4. Laporan Hasil Pemicuan Penulisan laporan 5. Evaluasi Hasil Pemicuan Tanya jawab Diskusi Umpan Balik Metode Media dan Alat Bantu Referensi Laporan temuan lapangan / PKL, Lembar evaluasi pemicuan, Modul. Nomor : MP.1 Judul Materi : Membangun Komitmen Belajar (BLC) Waktu : 3 JP (T=1 jp; P=2 jp; PL=0 jp) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu membangun komitmen belajar dalam rangka menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif selama proses pelatihan berlangsung. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini peserta mampu: Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 1. Mengenal sesama warga pembelajar pada proses pelatihan, 1. Perkenalan CTJ Curah pendapat Bahan tayang (slide ppt), Flipchart, 15

Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) 2. Menyiapkan diri untuk belajar bersama secara aktif dalam suasana yang kondusif, 3. Merumuskan harapanharapan yang ingin dicapai bersama baik dalam proses pembelajaran maupun hasil yang ingin dicapai di akhir pelatihan, 4. Merumuskan kesepakatan norma kelas yang harus dianut oleh seluruh warga pembelajar selama pelatihan berlangsung selama pelatihan berlangsung, 5. Merumuskan kesepakatan bersama tentang kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas, 6. Membentuk organisasi kelas. Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 2. Pencairan (ice breaking) Permainan Metode Media dan Alat Bantu Referensi 3. Harapan-harapan dalam proses pembelajaran dan hasil yang ingin dicapai CTJ Curah pendapat Diskusi kelompok 4. Norma kelas dalam pembelajaran CTJ Curah pendapat Diskusi kelompok 5. Kontrol kolektif dalam pelaksanaan norma kelas CTJ Curah pendapat Diskusi kelompok Spidol, Meta plan, Kain tempel, Jadwal dan alur pelatihan, Norma/tata tertib standar pelatihan, Panduan permainan. Munir, Bederal, Dinamika Kelompok, Penerapannya Dalam Laboratorium Ilmu Perilaku, Jakarta : 2001, Depkes RI, Kumpulan Games dan Energizer Pusdiklat Kesehatan, Jakarta: 2004, LAN RI dan Pusdiklat Aparatur Kemenkes RI, Buku Panduan Dinamika Kelompok, Jakarta: 2010. 6. Organisasi kelas Diskusi kelompok 16

Nomor : MP.2 Judul Materi : Rencana Tindak Lanjut (RTL) Waktu : 3 JP (T=1 jp; P=2 jp; PL=0 jp) Tujuan Pembelajaran Umum : Setelah mengikuti materi ini, peserta mampu menyusun rencana tindak lanjut proses belajar mengajar dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan STBM. Tujuan Pembelajaran Khusus (TPK) Setelah mengikuti materi ini peserta mampu: 1. Menyusun rencana program pembelajaran (RPP) dengan melengkapi pendekatan STBM ke dalam mata kuliah Promosi Kesehaan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar-Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan. 2. Menyajikan RTL Pokok Bahasan dan Sub Pokok Bahasan 1. Ruang Lingkup RTL: Penyusunan RPP untuk melengkapi pendekatan STBM ke dalam mata kuliah Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar-Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan. 2. Penyajian RTL Metode Media dan Alat Bantu Referensi Latihan, Diskusi kelompok, Pleno (penyajian RPP). Kain tempel, Lembar RPP LCD Projector Kemkes RI, Kurikulum Program D3 dan D4 Jurusan Kesehatan Lingkungan, Jakarta: 2010. 17

BAB VI. DIAGRAM ALIR PROSES PEMBELAJARAN PEMBUKAAN PRE TEST MEMBANGUN KOMITMEN BELAJAR (BLC) E V A L U A S I Wawasan 1. Kebijakan dan Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) METODE: CTJ, curah pendapat Pengetahuan dan Keterampilan 1. Konsep Dasar STBM 2. Pelaksanaan STBM 3. Pemicuan di Komunitas METODE : CTJ, Curah Pendapat, Diskusi, Simulasi, Role Play, Penugasan, Praktik, Pemutaran Film. PRAKTIK KERJA LAPANGAN RENCANA TINDAK LANJUT POST TEST PENUTUPAN 18

Rincian rangkaian alur proses pelatihan sebagai berikut: 1. Pembukaan Proses pembukaan pelatihan meliputi beberapa kegiatan berikut: a. Laporan ketua penyelenggara pelatihan dan penjelasan program pelatihan. b. Pengarahan dari pejabat yang berwenang tentang latar belakang perlunya pelatihan dan dukungannya terhadap program STBM. c. Perkenalan peserta secara singkat. 2. Pelaksanaan Pre-Test Pelaksanaan pre-test dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman awal peserta terhadap materi yang akan diberikan pada proses pembelajaran. 3. Membangun Komitmen Belajar Kegiatan ini ditujukan untuk mempersiapkan peserta dalam mengikuti proses belajar mengajar selanjutnya dan menciptakan komitmen terhadap norma-norma kelas yang disepakati bersama oleh seluruh peserta serta membentuk struktur kelas sebagai penghubung antara peserta, MOT, dan panitia penyelenggara. Kegiatannya antara lain: a. Penjelasan oleh pelatih tentang tujuan pembelajaran dan kegiatan yang akan dilakukan dalam materi membangun komitmen belajar. b. Perkenalan antara peserta dan para pelatih dan panitia penyelenggara pelatihan, dan juga perkenalan antar sesama peserta. Kegiatan perkenalan dilakukan dengan permainan, dimana seluruh peserta terlibat secara aktif. c. Mengemukakan kebutuhan/harapan, kekhawatiran dan komitmen masing-masing peserta selama pelatihan. 18 19

d. Kesepakatan antara para pelatih, penyelenggara pelatihan dan peserta dalam berinteraksi selama pelatihan berlangsung, meliputi: pengorganisasian kelas, kenyamanan kelas, keamanan kelas, dan yang lainnya. 4. Pengisian Wawasan Setelah materi Membangun Komitmen Belajar, kegiatan dilanjutkan dengan memberikan materi sebagai dasar pengetahuan/wawasan yang sebaiknya diketahui peserta dalam pelatihan ini, sebagai berikut adalah: Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). 5. Pemberian Pengetahuan dan Keterampilan Pemberian materi keterampilan dari proses pelatihan mengarah pada kompetensi keterampilan yang akan dicapai oleh peserta. Penyampaian materi dilakukan dengan menggunakan berbagai metode yang melibatkan semua peserta untuk berperan serta aktif dalam mencapai kompetensi tersebut, yaitu metode ceramah tanya jawab, studi kasus, diskusi kelompok, bermain peran, tugas baca, simulasi, presentasi, dan latihan- latihan tentang konsep dasar dan fasilitasi Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dengan menggunakan kurikulum dan modul pelatihan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk dosen jurusan Kesling, Poltekes di Indonesia. 6. Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang Tujuan dari Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang ini adalah agar peserta mampu menerapkan peran dan fungsinya sebagai dosen jurusan Kesling di Poltekes yang dapat mengintegrasikan pendekatan STBM ke dalam mata kuliah Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar-Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan. 20

7. Evaluasi Evaluasi dilakukan setiap hari dengan cara melakukan review terhadap kegiatan proses pembelajaran yang sudah berlangsung sebagai umpan balik untuk menyempurnakan proses pembelajaran selanjutnya. Proses umpan balik juga dilakukan dari pelatih ke peserta berdasarkan penjajagan awal melalui pre-test, pemetaan kemampuan dan kapasitas peserta, penilaian penampilan peserta, baik di kelas maupun di lapangan. 8. Rencana Tindak Lanjut (RTl) Masing-masing peserta menyusun rencana tindak lanjut hasil pelatihan berupa rencana melakukan proses belajar mengajar dan mengevaluasi mata kuliah integrasi peningkatan kebutuhan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di kampus masing-masing. 9. Post-Test Post-test dilakukan untuk mengetahui sejauh mana peserta dapat menyerap materi selama pelatihan. Selain post-test, dilakukan evaluasi kompetensi yaitu penilaian terhadap kemampuan yang telah didapat peserta melalui penugasanpenugasan dan praktik lapang. 10. Penutupan Acara penutupan dapat dijadikan sebagai upaya untuk mendapatkan masukan dari peserta ke penyelenggara dan pelatih untuk perbaikan pelatihan yang akan datang. Dalam penutupan dilakukan laporan hasil evaluasi penyelenggaraan pelatihan termasuk terhadap fasilitator, narasumber, peserta maupun penyelenggara sendiri oleh ketua panitia penyelenggara. Selanjutnya pelatihan ditutup dengan resmi oleh pejabat yang berwenang. 21

BAB VII. PESERTA, PELATIH & PENGENDALI PELATIHAN A. Peserta 1. Kriteria Peserta: - Dosen mata kuliah Promosi Kesehatan, Pemberdayaan Masyarakat dan Dasar-Dasar Pemecahan Masalah Kesehatan Lingkungan, - Berbasis pendidikan minimal D3 Kesling. 2. Jumlah Peserta Jumlah peserta dalam satu kelas maksimal 30 orang. B. Pelatih/ Fasilitator/ Instruktur Pelatih adalah tim pelatih/ fasilitator STBM dari Kementerian Kesehatan dan praktisi STBM dari berbagai instansi dan proyek pendukung STBM, dengan memenuhi salah satu kriteria berikut ini: a. Memiliki latar belakang pengetahuan dan pengalaman serta terlibat dalam kegiatan STBM. b. Memiliki pengalaman menjadi pelatih untuk STBM. c. Widyaiswara sesuai dengan bidang keahlian yang dimilikinya. d. Pejabat struktural yang membidangi sanitasi dan penyehatan lingkungan. C. Pengendali Diklat (Master Of Training) Pengendali diklat adalah orang yang mengatur proses kegiatan pelatihan dari awal sampai akhir pelaksanaan pelatihan. Persyaratan: a. Mengetahui program STBM, b. Merancang kerangka acuan, c. Menguasai materi secara garis besar, d. Pernah mengikuti pelatihan MOT, atau e. Pernah mengikuti Training of Trainer (TOT). 22