BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka



dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi yang memudahkan semua kegiatan, seperti diciptakannya remote control,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat diperlukan, agar segala aktifitas sehari-hari dapat berjalan. dan efisien, tidak mudah terserang penyakit.

HUBUNGAN DAYA TAHAN JANTUNG PARU DENGAN KONDISI PSIKOLOGIS PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKES FKIP UNIVERSITAS LAMPUNG ANGKATAN 2008 DAN 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Sehat adalah kebutuhan dasar bagi kehidupan manusia. Sehat adalah keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pembinaan olahraga di Indonesia diarahkan untuk

Kesehatan bagi Anak Berkebutuhan Khusus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang membutuhkan kesegaran jasmani yang baik agar dapat

TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA EKSTRAKURIKULER BOLA VOLI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 RASAU JAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Permainan sepak bola merupakan salah satu olahraga endurance beregu

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan

BAB I PENDAHULUAN. yang menyiapkan tenaga kerja, dituntut mampu menghasilkan lulusan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ASUPAN GIZI DENGAN KEBUGARAN JASMANI PADA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER OLAHRAGA DI SMA NEGERI 1 SUKAGUMIWANG INDRAMAYU

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN. playstation, dan yang saat ini digemari anak dan remaja sekarang yaitu game

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan fisik dan mental serta mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. global. 1 Aktivitas fisik telah diidentifikasi sebagai faktor risiko keempat untuk

BAB I PENDAHULUAN. manusia sangat padat dan beraneka ragam. Manusia menjalani kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan prevalensi terjadinya berat badan berlebih (overweight)

BAB I PENDAHULUAN. jasmani harus diarahkan pada pencapaian tujuan tersebut. Pendidikan

I. PENDAHULUAN. Untuk mencapai kinerja (Performance) yang lebih baik dari seorang pemain

PROGRAM STUDI PENJASKESREK FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI 2015

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di DIY memiliki proporsi sebesar 42,1% untuk perilaku sedentari <3 jam,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. sekaligus sebagai upaya memelihara kesehatan dan kebugaran. Latihan fisik

BAB I PENDAHULUAN. akhirnya diserap oleh sel dan dioksidasi untuk menghasilkan energi. Bahan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. Aktivitas fisik merupakan salah satu aktivitas yang didapatkan dari adanya pergerakan tubuh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. 5 tahun di dunia mengalami kegemukan World Health Organization (WHO, menjadi dua kali lipat pada anak usia 2-5 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada berbagai kalangan, terjadi pada wanita dan pria yang berumur. membuat metabolisme dalam tubuh menurun, sehingga proses

BAB I PENDAHULUAN. Sepak bola merupakan olahraga yang paling populer di Indonesia. Hal

BAB I PENDAHULUAN. Proses pendidikan yang diselenggarakan melalui sekolah diharapkan

KONTRAK PERKULIAHAN (Pendidikan Jasmani dan Olahraga)

Problem kebugaran dan kesehatan. Suharjana FIK UNY

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

METODE PENELITIAN. Desain, Waktu, dan Tempat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan suatu gerakan olah tubuh yang memberikan efek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan olahraga permainan khususnya sepak bola

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh latihan Senam Ayo

AKTIVITAS FISIK BAGI KEBUGARAN DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. fisiologis maupun psikologis. Segala yang dibutuhkan manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat segala aktivitas dapat dikerjakan dengan lancar. Menurut UU

BAB I PENDAHULUAN. serta sebagai sarana untuk meraih prestasi. latihan fisik yang teratur dan sesuai untuk mengembangkan kemampuan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT AKTIVITAS JASMANI DENGAN KESEGARAN JASMANI SISWA PUTRI KELAS VIII SMP N 3 DEPOK YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan kita terus menerus dimanjakan dengan segala sesuatu yang otomatis. bersenyawa dengan hidup manusia (Depdiknas, 2007).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

PERBEDAAN PENGARUH LATIHAN LARI AEROBIK DAN LATIHAN RENANG TERHADAP PENINGKATAN KEBUGARAN

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan kondisi kesegaran jasmani yang baik dan prima. Tingkat kesegaran

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

Tingkat Kesegaran Jasmani...(Said Erwan Susanto)1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Miftahul Rohmawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa peralihan dari anak-anak menjadi dewasa. Terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan yang mengandung berbagai macam zat yang dibutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. 11,34% atau tercatat 28,8 juta orang, yang menyebakan jumlah penduduk

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK, KESEGARAN JASMANI DAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI BELAJAR REMAJA PUTRI SMK PENERBANGAN BINA DHIRGANTARA KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, dan tingkat pendapatan semakin meningkat. Salah satu penanda

Sehat &Bugar. Sehat. Sakit

BAB 1 PENDAHULUAN. selama metabolisme berkepanjangan saat latihan yang intens. 1,2 Berdasarkan

METODOLOGI Desain, Tempat, dan Waktu Jumlah dan Cara Penarikan Sampel Jenis dan Cara Pengumpulan Data

Promotif, Vol.6 No.2, Juli Desember 2016 Hal

MODUL 9 KEBUTUHAN ZAT GIZI DAN JUMLAH KALORI YANG DIPERLUKAN OLEH ATLET

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian observasional, dengan desain penelitian yang

BAB I PENDAHULUAN. mereka stress,secara fisik mereka juga kurang gerak. Jika terus seperti itu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL

I.PENDAHULUAN. perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah

2015 PERBANDINGAN PENGARUH SENAM IRAMA LINE DANCE DAN SENAM BODY COMBAT TERHADAP TINGKAT KEBUGARAN JASMANI SISWA DI SMAN 1 BATUJAJAR

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tubuh manusia dirancang oleh Tuhan untuk bergerak dalam melakukan

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. 2) Ilmu Gizi, khususnya pengukuran status gizi antropometri.

KONSEP PENDIDIKAN KEB. JASMANI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Prestasi belajar siswa Sekolah Menengah Atas. mengalami penurunan beberapa tahun terakhir.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia (SDM) yang dilakukan secara berkelanjutan.kualitas sumber. daya manusia (SDM) memainkan peran penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia tahun. Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional

Oleh SHOFI IKRAMINA

TINGKAT KESEGARAN JASMANI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENJASKESREK UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN AKADEMIK 2014/2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya kesehatan, maka kebugaran jasmani sangat perlu dipelihara dan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Setiap orang mampu menyadari berbagai keadaan aktivitas otak, salah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tetapi merasa badan tidak segar meskipun sudah tidur (Puspitosari, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. remaja akhir dan dewasa awal berdasarkan tahap perkembangannya, yaitu

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Aktivitas fisik merupakan pergerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi (WHO, 2011). Menurut Departemen Kesehatan RI (2007), aktivitas fisik sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan fisik, mental dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Departemen Kesehatan RI (2007) menyarankan masyarakat untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur minimal 30 menit dalam sehari. Aktivitas fisik dapat berupa olahraga seperti push up, lari ringan, tenis, yoga, fitness, senam, bermain bola, bermain tenis, dan angkat beban. Selain olahraga, aktivitas fisik dapat berupa kegiatan sehari-hari seperti berjalan, berkebun, bermain dan menari (WHO, 2012). Berdasarkan penelitian oleh Setiawan (2010), belum banyak pelajar yang melakukan aktivitas fisik secara cukup. Sebanyak 78% siswa SMA Negeri 11 Yogyakarta memiliki aktivitas fisik dengan kategori kurang aktif dan sebanyak 11% siswa memiliki kategori aktivitas fisik sedentary atau duduk dan berbaring. Hanya 6 % di antara siswa yang melakukan aktivitas fisik dengan kategori aktif dan 4% dengan kategori sangat aktif. Berdasarkan survey yang dilakukan di Mexico, alasan pelajar tidak melakukan aktivitas fisik adalah lelah (31%), sibuk (19%), dan mempunyai banyak pekerjaan rumah (13%) (Guerrero et al., 2012).

2 Aktivitas fisik yang teratur memberikan manfaat yang baik bagi tubuh. Pada saat melakukan aktivitas fisik, otot skelet akan menghasilkan zat myokines yang memiliki efek positif untuk metabolisme dan fungsi jantung (Joyner dan Nose, 2009). Aktivitas fisik merupakan proteksi utama untuk melawan masalah kesehatan seperti obesitas, hipertensi dan hiperlipidemia bagi remaja (Kenyon et al, 2012). Menurut Center for Disease Control and Prevention (CDC, 2011), aerobik atau perpaduan antara aerobik dengan latihan otot yang dilakukan selama 30 sampai 60 menit, 3 sampai 5 kali dalam satu minggu dapat mengurangi depresi dan membantu untuk tidur nyenyak. Aktivitas fisik yang teratur juga membantu dalam berpikir, belajar dan mengambil keputusan. Bagi pelajar, aktivitas fisik memberikan pengaruh yang baik. Penelitian oleh Coe et al (2006) menyatakan bahwa peningkatan aktivitas fisik dapat meningkatkan rangsangan dan menurunkan kebosanan sehingga dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran. Peningkatan tingkat aktivitas fisik juga dapat meningkatkan harga diri yang dapat meningkatkan perilaku yang baik di kelas. Aktivitas fisik yang dilakukan secara teratur akan meningkatkan kesegaran jasmani. Menurut Grissom (2005), kesegaran jasmani berhubungan positif dengan prestasi belajar. Siswa dengan kesegaran jasmani yang baik cenderung mendapatkan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dan ditunjukkan dengan nilai hasil tes belajar (Nurmasyita, 2007). Melalui hasil belajar dapat diketahui apakan proses belajar sudah

3 berlangsung secara efektif (Hawadi, 2001). Prestasi belajar perlu diketahui oleh siswa, orangtua, dan guru yang terlibat untuk mengetahui kemampuan siswa (Latifah, 2005). Bagi remaja, prestasi belajar merupakan hal yang penting. Remaja mulai melihat kesuksesan dan kegagalan sebagai gambaran keberhasilan di masa depan (Santrock, 2003). Remaja merasa bangga dengan prestasi yang diraih. Keinginan untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik akan memotivasi remaja untuk lebih berusaha (Gunarsa, 2004). Kondisi yang telah diuraikan dalam latar belakang tersebut membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar pada siswa SMAN 4 Yogyakarta. Penentuan SMAN 4 Yogyakarta sebagai tempat dilakukan penelitian yaitu dengan pertimbangan bahwa SMAN 4 Yogyakarta merupakan salah satu SMA yang berlokasi di Yogyakarta sehingga berada dalam jangkauan peneliti. SMAN 4 Yogyakarta memiliki ragam fasilitas aktivitas fisik berupa ekstrakurikuler yang paling banyak dibandingkan SMA lain di Yogyakarta. SMAN 4 Yogyakarta memiliki kelas khusus olahraga untuk kelas X dan XI. Sekolah ini merupakan satu-satunya sekolah dengan kelas khusus olahraga di Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka rumusan masalah yang ditegakkan peneliti adalah : Adakah hubungan antara aktivitas fisik dengan prestasi belajar pada siswa SMAN 4 Yogyakarta?

4 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar pada siswa SMAN 4 Yogyakarta. 2. Tujuan Khusus Tujuan khusus penelitian ini adalah : a. Mengetahui tingkat aktivitas fisik siswa SMAN 4 Yogyakarta b. Mengetahui prestasi belajar siswa SMAN 4 Yogyakarta D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan informasi mengenai hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar pada siswa. 2. Manfaat Praktik a. Bagi Remaja Dapat memahami informasi mengenai aktivitas fisik dan prestasi belajar sehingga siswa termotivasi untuk meningkatkan baik aktivitas fisik maupun prestasi belajar. b. Bagi Institusi Pendidikan SMA Dapat menambah pengetahuan mengenai aktivitas fisik pada siswa dan dijadikan evaluasi dalam pembelajaran yang mendukung peningkatan aktivitas fisik dan prestasi belajar siswa.

5 c. Bagi Perawat Dapat dijadikan bahan untuk melakukan edukasi kesehatan pada remaja sehingga remaja termotivasi untuk melakukan aktivitas fisik secara teratur dan meningkatkan prestasi belajar. d. Bagi Peneliti Mampu menambah informasi mengenai hubungan aktivitas fisik dengan prestasi belajar dan dapat dijadikan tambahan informasi bagi penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian skripsi ini antara lain: 1. Robert (2006), dengan penelitiannya yang berjudul Status Gizi, Aktivitas Fisik dan Prestasi Siswa SMU Gakin dan Non Gakin di Kota Bitung. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan menggunakan metode cross sectional. Sampel penelitian ini adalah siswa SMU keluarga miskin (gakin) dan non gakin dengan rentang usia 16 sampai dengan 18 tahun. Hasil penelitian ini adalah terdapat perbedaan yang signifikan mengenai status gizi, aktivitas fisik yang ringan dan prestasi akademik antara siswa SMU gakin dan non gakin. Perbedaan dengan penelitian yang akan penulis lakukan ialah jumlah variabel yang akan diteliti dan tujuan penelitian. Pada penelitian yang dilakukan Robert, terdapat tiga variabel dependen dan dua variabel independen dengan tujuan mengetahui perbedaan status gizi, aktivitas fisik, dan prestasi akademik pada siswa SMU

6 gakin dan non gakin. Pada penelitian yang penulis lakukan terdiri dari satu variabel dependen yaitu konsentrasi belajar dan satu variabel independen yaitu aktivitas fisik dengan tujuan mengetahui hubungan kedua variabel. Persamaan penelitian yang akan dilakukan dengan penelitian Robert terletak pada dua variabel independennya yaitu aktivitas fisik dan prestasi belajar. 2. Pertiwi (2011), dengan penelitiannya yang berjudul Hubungan antara Status Gizi dan Kesegaran Jasmani dengan Prestasi Belajar Siswa SMAN 1 Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan rancangan cross sectional dan dilakukan pada 90 pelajar. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara status gizi dan kesegaran jasmani dengan prestasi belajar. Perbedaan penelitian terletak pada tempat, waktu penelitian, dan variabel bebas yaitu status gizi dan kesegaran jasmani. Persamaan penelitian terletak pada variabel terikat yaitu prestasi belajar. 3. Coe et al (2006), dengan penelitiannya yang berjudul Effect of Physical Education and Activity Levels on Academic Achievement in Children. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental yaitu dengan diberikan edukasi mengenai aktivitas fisik selama satu semester kepada kelompok intervensi. Populasi penelitian ini ialah siswa SD di Michigan. Hasil penelitian ini adalah tidak ada hubungan yang signifikan antara prestasi belajar dengan keterlibatan edukasi aktivitas fisik. Aktivitas fisik berat sesuai dengan rekomendasi berhubungan dengan peningkatan prestasi belajar. Perbedaan antara penelitian ini dengan

7 penelitian yang akan dilakukan terletak pada metode penelitian, populasi dan tempat penelitian. Penelitian dilakukan dengan metode non eksperimental pada populasi siswa SMAN 4 Yogyakarta. Persamaan penelitian ini terletak pada variabel dependen yaitu prestasi belajar. 4. Grisson (2005) dengan penelitiannya yang berjudul Physical Fitness and Academic Achievement. Penelitian ini dilakukan dengan metode non-eksperimental pada 884.715 siswa kelas 5, 7, dan 9 di California. Hasil penelitian ini ialah terdapat hubungan antara kesegaran jasmani dengan prestasi belajar siswa. Perbedaan penelitian terletak pada jumlah sampel, tempat penelitian, dan variabel independen. Persamaan penelitian terletak pada metode penelitian dan variabel dependen.