Internalisasi Dampak dan Biaya Kesehatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sumber pencemaran udara dapat berasal dari berbagai kegiatan antara lain

Ringkasan Eksekutif. Kajian Internalisasi Biaya Eksternal Pengembangan Energi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Udara tersebut berbentuk gas dan terdapat dimana-mana, sehingga akibatnya

BAB I PENDAHULUAN. orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan

ANALISIS KEBUTUHAN ENERGI KALOR PADA INDUSTRI TAHU

Ringkasan Eksekutif INDONESIA ENERGY OUTLOOK 2009

Infrastruktur Hijau : Perlu Upaya Bersama

Efisiensi PLTU batubara

I. PENDAHULUAN. perkembangan industrialisasi modern saat ini. Salah satu yang harus terus tetap

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Besarnya konsumsi listrik di Indonesia semakin lama semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara..., Dian Eka Sutra, FKM UI, Universitas Indonesia

Tanggapan terhadap revisi Baku Mutu Emisi PLTU Batubara pada PermenLH 21/2008

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. Akan tetapi udara yang benar-benar bersih saat ini sudah sulit diperoleh, khususnya

I. PENDAHULUAN. tanpa disadari pengembangan mesin tersebut berdampak buruk terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bahaya tersebut diantaranya bahaya faktor kimia (debu, uap logam, uap),

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

PERTUMBUHAN LEBIH BAIK, IKLIM LEBIH BAIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kendaraan bermotor. Kendaraan bermotor mengeluarkan zat-zat berbahaya yang

I. PENDAHULUAN. suatu alat yang berfungsi untuk merubah energi panas menjadi energi. Namun, tanpa disadari penggunaan mesin yang semakin meningkat

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Potensi Sumber Daya Energi Fosil [1]

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TUGAS ESSAY EKONOMI ENERGI TM-4021 POTENSI INDUSTRI CBM DI INDONESIA OLEH : PUTRI MERIYEN BUDI S

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perubahan lingkungan udara pada umumnya disebabkan oleh pencemaran,

I. PENDAHULUAN. alam. Meskipun minyak bumi dan gas alam merupakan sumber daya alam

BAB 1 PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam

INTERNALISASI BIAYA EKSTERNAL SERTA ANALISIS KEBIJAKAN PENGEMBANGAN ENERGI PANAS BUMI SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

TUGAS MAKALAH PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA NUKLIR (PLTN)

BAB I PENDAHULUAN. ini dalam mendukung perkembangan kemajuan kota-kota besar di dunia, namun

BAB I PENDAHULUAN. produksi energi nasional, dimana menurut data Departemen Energi dan Sumber Daya

PEMENUHAN SUMBER TENAGA LISTRIK DI INDONESIA

MEMASUKI ERA ENERGI BARU TERBARUKAN UNTUK KEDAULATAN ENERGI NASIONAL

PLTU MAUT ANCAMAN BATUBARA. Agustus Bagaimana Ketergantungan Pemerintah Indonesia Terhadap Batubara Mengancam Kehidupan Rakyat RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN. (O Riodran, 1994) yang menurut Ekins (1999) dalam Green Fiscal. masalah lingkungan oleh perubahan iklim (Baronchelli et all, 2013).

V. PENGEMBANGAN ENERGI INDONESIA DAN PELUANG

PROYEKSI SO 2 DI INDONESIA SEBAGAI IMPLIKASI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL: DAMPAK DAN BIAYA KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) termasuk ke dalam penyakit

I. PENDAHULUAN. manusia dalam penggunaan energi bahan bakar fosil serta kegiatan alih guna

PENDAHULUAN. diperbahurui makin menipis dan akan habis pada suatu saat nanti, karena itu

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I BAHAN BAKAR MINYAK

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR 21 TAHUN 2008

BAB I PENDAHULUAN. Jalur hijau di sepanjang jalan selain memberikan aspek estetik juga dapat

PENDETEKSI DAN PENETRALISIR POLUSI ASAP DENGAN KONTROL MELALUI APLIKASI ANDROID (RANCANG BANGUN PERANGKAT KERAS)

BAB I PENDAHULUAN. hidup manusia terutama masalah lingkungan, Pencemaran udara yang paling

BAB I PENDAHULUAN. faktor utama penyebab meningkatnya kebutuhan energi dunia. Berbagai jenis

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif seperti mudahnya berkomunikasi maupun berpindah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN. Perubahan iklim merupakan fenomena global meningkatnya konsentrasi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara dalam hal menyediakan lapangan pekerjaan bagi masyarakat. penting dilakukan untuk menekan penggunaan energi.

1. BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. optimal. Salah satu sumberdaya yang ada di Indonesia yaitu sumberdaya energi.

Paparan Publik PT ABM Investama Tbk

Session 2B: Tinjauan Metode sampling udara ambien

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. l.1 LATAR BELAKANG

PENGELOLAAN KEWAJIBAN KONTINJENSI TAHUN ANGGARAN 2011

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Didorong oleh issue perubahan iklim dunia yang menghangat belakangan ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Arief Hario Prambudi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. melakukan sebuah usaha seperti foto kopi, rental komputer dan. warnet. Kebutuhan energi lisrik yang terus meningkat membuat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hujan merupakan unsur iklim yang paling penting di Indonesia karena

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21, bahan bakar fosil 1 masih menjadi sumber. energi yang dominan dalam permintaan energi dunia.

BAB I PENDAHULUAN. hidup terutama manusia. Di dalam udara terdapat gas oksigen (O 2 ) untuk

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan kota-kota seluruh dunia.

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya peran energi dalam kebutuhan sehari-hari mulai dari zaman dahulu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) Sinar Matahari Melimpah: Krisis Energi Berkelanjutan (prospek pemanfaatan energi solar)

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Tim Batubara Nasional

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BEBERAPA ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA

I. PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia memproduksi minyak sekitar barel per hari.

I. PENDAHULUAN. Kota Bandar Lampung merupakan sebuah pusat kota, sekaligus ibu kota Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan emisi dari bahan bakar fosil memberikan tekanan kepada setiap

Gambar 1.1 Proses Pembentukan Batubara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III PENCEMARAN UDARA YANG DIAKIBATKAN OLEH KENDARAAN BERMOTOR. A. Penyebab Terjadinya Peningkatan Pencemaran Udara yang Diakibatkan

Pemetaan Pendanaan Publik untuk Perubahan Iklim di Indonesia

Mereduksi CO 2 Pada Sektor Transportasi Umum (Bis dan Truk) Dengan Efektivitas Fleet Management

Biomas Kayu Pellet. Oleh FX Tanos

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hidup. Menurut kamus besar bahasa Indonesia, definisi biomassa adalah jumlah

I. PENDAHULUAN. Lingkungan hidup Indonesia merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa yang

OLEH :: INDRA PERMATA KUSUMA

2. Reaktor cepat menjaga kesinambungan reaksi berantai tanpa memerlukan moderator neutron. 3. Reaktor subkritis menggunakan sumber neutron luar

INSTRUMEN KELEMBAGAAN KONDISI SAAT INI POTENSI DAN PEMANFAATAN SUMBER DAYA ENERGI INDIKASI PENYEBAB BELUM OPTIMALNYA PENGELOLAAN ENERGI

S - 9 ANALISIS REGRESI LINIER SEDERHANA UNTUK MENGUJI KETERKAITAN ANTARA KONSENTRASI PM 10 DENGAN CO DI DERAH TRANSPORTASI

VI. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Studi kelayakan..., Arde NugrohoKristianto, FE UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh Asclepias R. S. Indriyanto Institut Indonesia untuk Ekonomi Energi. Disampaikan pada Forum Diskusi Sore Hari LPEM UI 5 Agustus 2010

KEBIJAKAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAN PEMANFAATAN ENERGI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. udara yang diakibatkan oleh pembakaran bahan bakar tersebut, sehingga

Transkripsi:

Internalisasi Dampak dan Biaya Kesehatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Indonesia

Internalisasi Dampak dan Biaya Kesehatan dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara di Indonesia. Energi batubara sebagai pilihan utama pemerintah Indonesia demi mencapai target ambisius untuk membangun tambahan 35 igawatt (W) kapasitas baru pada tahun 2019 telah menciptakan biaya dan dampak kesehatan serius yang akan membebani pemerintah dan masyarakat Indonesia. Dengan menyertakan pertimbangan dampak biaya dan kesehatan dari PLTU batubara, dapat dibuktikan bahwa pada akhirnya PLTU batubara menimbulkan biaya penyediaan listrik yang jauh lebih mahal daripada semua jenis energi. Maka jelaslah bahwa batubara merupakan pilihan yang buruk untuk sebuah strategi energi masa depan negara. Produksi dan penggunaan energi tetap menjadi sumber utama polusi udara di Indonesia. Lebih dari 85 persen dari partikel sulfur oksida dan nitrogen oksida dilepaskan oleh sektor energi. Saat ini, jutaan ton polutan dari sektor energi dilepaskan dan menyebabkan kematian dini hingga mencapai estimasi 190 orang/hari di negara ini pada tahun 2013. 1 Emisi batubara adalah salah satu polutan yang paling merusak dari sektor energi. Namun, sampai saat ini, sekitar 40 persen dari pembangkit listrik di seluruh dunia masih menggunakan batubara sebagai sumber energi. Kini PLTU batubara semakin kehilangan popularitasnya di sejumlah negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Belanda berkat meningkatkan kesadaran dampak berbahaya yang ditimbulkan, penolakan publik yang luas terhadap penggunaan batubara, serta ketersediaan energi terbarukan dunia yang semakin terjangkau namun sebaliknya PLTU batubara masih mendominasi produksi energi di Indonesia. PLTU batubara meliputi sekitar 2/3 (dua pertiga) dari penjualan batubara di dalam negeri pada tahun 2010. Logika terbalik yang mendasari bertahannya penggunaan energi batubara adalah bahwa biaya energi batubara lebih efisien daripada sumber energi lainnya, termasuk energi terbarukan. Akibatnya terdapat implikasi yang mengkhawatirkan pada strategi energi dari Pemerintah Indonesia. Misalnya, untuk mencapai target ambisius membangun tambahan 35 igawatt (W) dari pembangkit listrik baru pada tahun 2019, Pemerintah Indonesia mengusahakan bahwa 22.000 megawatt dari kapasitas tersebut akan berasal dari PLTU batu bara. Argumen bahwa energi batubara merupakan energi murah sudah lama usang dan menyesatkan. Argumen tersebut tidak memperhitungkan kenyataan timbulnya eksternalitas negatif berupa biaya dan dampak kesehatan dari PLTU batubara. Bahkan, PLTU batubara mengeluarkan polutan beracun termasuk merkuri dan partikel-partikel kecil berbahaya meliputi logam berat arsenik dan kadmium, yang dipancarkan ke udara dan mengekspos masyarakat kepada risiko penyakit kronis pada orang dewasa serta infeksi saluran pernapasan akut pada anak-anak. Berdasarkan pemodelan dilakukan Universitas Harvard yang terbit dalam laporan reenpeace baru-baru ini, menyatakan bahwa PLTU batubara bertanggung jawab terhadap estimasi kematian dini 6.500 penderita /tahun di Indonesia. Serta bila memperhitungkan tambahan ekspansi pembangunan PLTU batubara dalam rencana, maka estimasi angka penderita bertambah 15.700 orang setiap tahunnya di Indonesia. 2 1 Institute for Health Metrics and Evaluation. BD 2013. University of Washington. https://vizhub.healthdata.org/gbd-compare/#settings=94d9c7a7ff84d53359a62754fd1f16f7fdd63b02. 2 reenpeace Indonesia, 2015. Human Cost of Coal Power: How Coal-Fired Power Plants Threatens the Health of Indonesians.

Ma ani (40 tahun) dengan bayinya (6 bulan) berada di depan rumahnya yang ditutupi kain tebal untuk melindunginya dari debu batubara dari PLTU di dekatnya, Cilacap Jawa Tengah. Salah satu anaknya, Juniko Ade Putra meninggal di usia 2,5 tahun pada Juni 2011 dari penyakit pernapasan diyakini disebabkan oleh debu batubara. Foto: dokumentasi reenpeace 2012. Oleh: Kemal Jufri. Internalisasi biaya dan dampak kesehatan Saat ini, terdapat proyek PLTU batubara dengan total kapasitas tambahan total 45.365 MW di seluruh negeri. Penambahan pembangunan bervariasi, terdiri dari proyek 17.825 MW announced, 17.930 MW pre-permit development, 4.400 MW permitted proyek dan 5,210MW under construction. Diperkirakan bahwa total biaya investasi akan berjumlah USD 58.5 miliar atau Rp. 770 triliun. Selain biaya investasi serta komponen lain meliputi biaya bahan bakar, operasi dan pemeliharaan, penting untuk melakukan internalisasi biaya kesehatan, serta menghitung biaya eksternalitas lainnya. Sehingga akan didapatkan angka biaya batubara yang sesungguhnya. Berdasarkan perhitungan reenpeace menggunakan penelitian Universitas Harvard, dampak kesehatan dari 45.365 MW pembangkit listrik tenaga batubara adalah USD 26,7 miliar atau setara dengan Rp. 351 trilliun untuk setiap tahun operasi PLTU batubara.

Estimasi Biaya Investasi dan Biaya Kesehatan dari PLTU Batubara Meski biaya investasi hanya terjadi sekali selama pembangunan pembangkit listrik, namun biaya kesehatan akan terus muncul selama masa operasi PLTU batubara. Akibatnya, biaya kesehatan memiliki implikasi yang lebih besar dibandingkan dengan biaya investasi pada total biaya PLTU batubara. Biaya kesehatan tahunan Rp. 351 trilliun jauh lebih tinggi dari alokasi APBN 2016 untuk sektor kesehatan yang mencapai sekitar Rp 110 triliun, sama dengan 5 persen dari total anggaran. Biaya kesehatan ini ditanggung baik oleh individu masyarakat maupun pemerintah. Lebih lanjut kualitas hidup dan produktivitas masyarakat secara terus-menurus makin merosot. Perhitungan yang dilakukan oleh reenpeace menunjukkan bahwa biaya kesehatan muncul sebesar USD 84,19 /MWh PLTU batubara. Hal ini setara dengan 55 persen dari total biaya PLTU batubara yang mencapai USD 152,65/MWh. Dengan mempertimbangkan biaya kesehatan -juga dampak CO2 / pemanasan global - dari struktur pembiayaan PLTU batubara, maka argumen batubara adalah energi murah merupakan argumen yang menyesatkan karena total porsi biaya modal, biaya bahan bakar, biaya operasi, dan pemeliharaan hanya mencakup 38 persen dari biaya PLTU batubara yang sebenarnya.

Polusi udara dari emisi PLTU batubara meningkatkan risiko penyakit serius seperti kanker paru-paru, stroke, penyakit jantung, penyakit pernapasan kronis dan infeksi saluran pernapasan akut. Bayi, ibu hamil, dan orang tua yang paling rentan terhadap efek akut dari polusi udara. Di Indonesia pada tahun 2008 pembakaran batubara menyumbang sekitar 50% dari emisi SO2 yang terkait sektor energi, 30% dari emisi PM10 dan 28% dari emisi NOx. 3 Diperkirakan rencana proyek 45.365 MW PLTU batubara akan menyebabkan kematian dini hingga 20.687 penderita/ tahun di negara ini. Jumlah ini kira-kira tiga lipat estimasi kematian dini saat ini, yakni 6.500 penderita/tahun yang disebabkan oleh stroke, penyakit jantung iskemik, penyakit paru obstruktif kronik, kanker paru-paru, serta penyakit jantung & pernapasan lainnya pada anak-anak. Penting untuk dicatat bahwa biaya PLTU batubara saat ini merupakan estimasi biaya yang kelewat rendah/underestimate. Biaya pembangkit PLTU batubara yang biasa ditampilkan belum mencakup biaya yang timbul dari dampak lingkungan, seperti polusi air serta dampak ekonomi dari perubahan iklim yang semakin buruk akibat besarnya emisi gas rumah kaca dari pembakaran batubara. PLTU batubara adalah energi kotor biaya tinggi Setelah memasukan biaya kesehatan ke dalam struktur biaya PLTU batubara, listrik dari batubara tidak lagi menjadi sumber energi yang murah. Sebelum kalkulasi internalisasi biaya kesehatan dan CO2/pemanasan global, maka biaya listrik dari batubara barulah sebesar USD 51,22 / MWh. Angka tersebut lebih kecil daripada biaya investasi dari berbagai jenis energi terbarukan, kecuali panas bumi. Sebagai perbandingan, biaya energi angin baik onshore maupun offshore masing-masing sebesar USD 78,25 / MWh dan USD 123,55 / MWh. Namun, biaya PLTU batubara kemudian akan naik secara signifikan yakni USD 152,65/ MWh setelah biaya kesehatan dan CO2/pemanasan global diinternalisasikan ke dalam struktur biaya. Angka tersebut sudah melebihi biaya dari semua jenis pembangkit energi terbarukan. Misalnya, biaya biomassa dan solar PV masing-masing adalah USD 112,76 / MWh dan USD 108,07 / MWh. 3 J. Kurokawa, T. Ohara, T. Morikawa, S. Hanayama,. Janssens-Maenhout, T. Fukui, K. Kawashima, and H. Akimoto. 2013. Emissions of air pollutants and greenhouse gases over Asian regions during 2000-2008: Regional Emission inventory in ASia (REAS) version 2. Atmos. Chem. Phys. 13: 11019-11058.

Rekomendasi Listrik yang berasal batubara merupakan pilihan yang buruk untuk strategi energi masa depan Indonesia. Sebagai jalan keluar, Pemerintah Indonesia harus menerapkan hal berikut: 1. Proyek pembangunan pembangkit listrik tenaga batu (PLTU) batubara harus berakhir: Ini harus diterjemahkan ke dalam kebijakan konkrit, antara lain dengan kebijakan yang tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (yang direvisi), sehingga menjadi referensi penting bagi turunan rencana pembangunan di bawahnya, baik di tingkat nasional dan regional. 2. Phase-out serta meningkatkan pemantauan terhadap PLTU batubara yang sudah ada: Dalam hal ini, Kementerian Sumber Daya Energi dan Mineral (ESDM) harus mengembangkan roadmap dengan target yang jelas untuk mempromosikan peralihan cepat dari dominansi batubara ke energi terbarukan. Penting untuk dilakukan pemantauan yang transparan dan mudah diakses masyarakat terkait emisi dari PLTU batubara, termasuk kemudahan untuk diakses masyarakat lokal, memperkuat penegakan hukum dan menjatuhkan sanksi berat untuk temuan pelanggaran emisi PLTU batubara. 3. Mengatur target yang lebih ambisius untuk meningkatkan porsi energi terbarukan dalam menggantikan energi batubara: Untuk pelaksanaan yang efektif, pemerintah harus: (1) menyediakan insentif yang sesuai untuk pengembangan energi terbarukan; (2) mendukung pengembangan teknologi yang berhubungan dengan energi terbarukan, misalnya meningkatkan faktor kapasitas dan menurunkan biaya energi terbarukan; (3) fokus pada energi terbarukan yang melimpah di Indonesia, seperti panas bumi yang potensinya mencapai 40% dari cadangan panas bumi dunia dengan kapasitasnya melebihi 29.000 MW 4, serta pembangkit listrik tenaga air dan tenaga angin. 4 Rosen, L. 2013. Climate Change, the World Bank, Indonesia and Coal. The Futurist-World Future Society. 15th October 2013. https://www.wfs.org/blogs/len-rosen/climate-change-world-bank-indonesia-and-coal