BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan lembaga keuangan ditengah-tengah masyarakat dalam memajukan perekonomian sangat penting. Tidak dapat dipungkiri peranannya sebagai lembaga perantara antara pihak yang surplus keuangan (penabung, giran, deposan) dengan pihak yang defisit keuangan (peminjam uang/debitur). Kegiatan pokok perbankan adalah menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana dan menyalurkannya kembali kepada pemakai dana, dan keuntungan bank diperoleh dari selisih antara harga jual dan harga beli dana tersebut setelah dikurangi dengan biaya operasional. Dengan demikian bank harus mampu menempatkan dana tersebut dalam bentuk penempatan yang paling menguntungkan. Pada umumnya penempatan dana yang paling menguntungkan adalah dalam bentuk kredit, namun demikian risiko yang dihadapi oleh bank dalam penempatan dana tersebut juga besar. Oleh karena itu bank harus berhati-hati dalam menempatkan dana dalam bentuk kredit (Mudrajad Kuncoro dan Suhardjono, 2002:75). Dengan bertitik tolak dari pemberian kredit maka dunia perbankan mutlak harus memberlakukan kebijakan yang berprinsip pada kehati-hatian agar tidak membawa kesulitan bagi dunia perbankan sendiri dan pada akhirnya akan mempengaruhi perekonomian secara makro. Jika perbankan mengalami kesulitan maka perbankan tidak dapat menyalurkan kreditnya ke sektor riil secara maksimal. Salah satu kebijakan yang diambil, adalah dengan melakukan seleksi secara ketat sebelum suatu bank menyetujui pemberian kredit. Bank mempertimbangkan juga mengenai jenis kredit yang diberikan kepatuhan pada peraturan dan undang-undang yang berlaku, maupun evaluasi ketat terhadap kemampuan debitur untuk melunasi kreditnya. Persyaratan pemberian kredit diperketat dan kebijakan kehati-hatian pun ditetapkan. Salah satu caranya adalah melalui analisis kuantitatif terhadap kondisi
keuangan calon debitur secara intensif dan dengan menerapkan standar-standar yang lebih spesifik. Selain aspek finansial tersebut, bank juga perlu menilai calon nasabahnya berdasarkan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition). Meskipun keadaan calon debitur secara finansial pada suatu saat sangat baik, tetapi jika tidak didukung oleh aspek lainnya, akan sangat mungkin suatu saat keadaan berubah menjadi sebaliknya. Analisis kredit merupakan suatu proses untuk mengevaluasi apakah nasabah dapat diberikan kredit atau tidak. Dalam analisis kredit hakikatnya calon nasabah dianalisis kemampuannya untuk membayar kredit yang diberikan (Mohamad Muslich, 2003:110). Dengan demikian jelas terlihat hubungan yang erat antara analisis terhadap aspek finansial calon debitur dengan penentuan apakah suatu kredit layak diberikan atau tidak. Informasi yang diperoleh dari analisis laporan keuangan perusahaan sangat penting dan memiliki peran berarti dalam pengambilan keputusan pemberian kredit. Untuk mencapai hasil optimal maka analisis harus dilakukan dengan tepat dan sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Teknik analisis yang dapat digunakan adalah dengan rasio keuangan, antara lain: rasio likuiditas, rasio rentabilitas/profitabilitas, rasio solvabilitas. Hasil perhitungan rasio tersebut akan menunjukkan keadaan atau kondisi suatu perusahaan. Kondisi keuangan suatu perusahaan akan mempengaruhi pihak bank dalam keputusan pemberian kredit. Dalam manajemen pemberian kredit analisis kredit merupakan hal yang terpenting diantara rangkaian proses pemberian kredit, karena analisis kredit adalah proses menilai permohonan kredit dari calon debitur yang meliputi berbagai aspek penilaian dengan tujuan mengetahui kelayakan dan prospek usaha calon debitur sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan kredit oleh pemutus kredit. Keputusan pemberian kredit merupakan dasar pemberian kredit kepada calon debitur yang isinya antara lain tentang maksimum kredit, jangka waktu kredit, bunga kredit, jaminan kredit dan persyaratan lain. Agar mengikat kedua belah pihak, maka semua ketentuan dan persyaratan dalam keputusan kredit dituangkan dalam suatu perjanjian kredit.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui pengaruh kinerja keuangan perusahaan dengan alat ukur rasio keuangan perusahaan terhadap pemberian kredit dengan melakukan studi kasus pada PT. Bank Jabar Cabang Suci Bandung. Alasan penulis melakukan studi kasus di bank jabar karena sewaktu memberikan kredit bank bajar hanya menilai berdasarkan 5C (Character, Capacity, Capital, Collateral dan Condition) dan 3R (Returns, Repayment, Risk bearing ability). Dalam penelitian ini penulis memfokuskan pada masalah likuiditas dan profitabilitas sebagai kasus yang diteliti, dan disajikan dalam skripsi dengan judul: Analisis penerapan syarat-syarat pemberian kredit 1.2. Identifikasi Masalah Sesuai dengan topik yang akan diteliti, maka bank perlu melakukan analisis dan evaluasi terhadap setiap permohonan kredit yang diterimanya, agar pemberian kredit yang dilakukan oleh suatu bank dapat mencapai sasaran secara efisien dan menguntungkan baik bagi pihak debitur maupun pihak bank sebagai kreditur. Salah satu cara untuk melakukan analisis terhadap permohonan kredit adalah dengan cara menganalisis aspek finansial calon debitur melalui laporan keuangannya. Adapun identifikasi masalah yang penulis ajukan adalah: Seberapa besar peranan rasio likuiditas dan profitabilitas perusahaan yang mengajukan kredit usaha pada PT. Bank Jabar cabang Suci Bandung. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Sesuai dengan permasalahan yang hendak dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui besarnya peranan rasio likuiditas dan profitabilitas perusahaan yang mengajukan kredit usaha pada PT. Bank Jabar cabang Suci Bandung.
1.4 Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk: a. Penulis sendiri. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan, pengetahuan dan pemahaman penulis sendiri dalam bidang manajemen keuangan khususnya dalam penilaian kelayakan pemberian kredit. b. Bank yang diteliti. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi pengambilan keputusan dalam memberikan kredit kepada calon debitur. c. Pihak lain. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pihak lain untuk memperluas pengetahuannya mengenai perbankan dan menumbuhkan minat dan keinginan mengadakan pengkajian dan penelitian lebih lanjut mengenai perbankan 1.5 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa bank merupakan lembaga keuangan yang berfungsi untuk menyediakan dana melalui pemberian kredit. Kredit yang diberikan oleh bank didasarkan pada kepercayaan, ini berarti bahwa suatu lembaga kredit baru akan memberikan pinjaman dari dana yang diterimanya sesuai dengan jangka waktu dan syarat-syarat yang telah disetujui oleh kedua belah pihak. Menurut Undang-undang Perbankan No. 10 tahun 1998, Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam atau melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Dalam melakukan pembahasan tentang kredit, yang perlu diketahui adalah sebab akibat yang timbul karena adanya kredit yang didasarkan pada telah adanya kesepakatan bersama antara pihak-pihak yang terkait, yaitu: a. Adanya utang piutang b. Adanya pihak yang berhutang (debitur) dan pihak yang berpiutang (kreditur) c. Adanya hak dan kewajiban pada masing-masing pihak yang terkait Dalam memberikan kredit kepada nasabahnya suatu bank terlebih dahulu harus melakukan penilaian terhadap prestasi masalah, kondisi sekarang dan potensi masa depan calon debitur. Penilaian dilakukan untuk penilaian prestasi yang dicapai di masa lalu, mengetahui kondisi calon debitur saat ini apakah sehat atau tidak, jangan untuk menilai potensi perkembangannya di masa mendatang apakah akan menunjukkan perkembangan yang positif atau tidak. Oleh karena itu pendekatan yang digunakan untuk menilai kondisi dan potensi peusahaan harus merupakan cara pendekatan yang bertujuan untuk mengusahakan terjaminnya pengembalian kredit beserta bunga tepat pada waktunya. Selain itu agar pemberian kredit oleh bank dapat mencapai sasaran, dalam arti bahwa kredit itu dapat membantu pemohon kredit sesuai dengan kebutuhannya. Terdapat unsur-unsur penting yang terkandung dalam aktivitas pemberian kredit (Kasmir, 2003:75) yang meliputi unsur-unsur sebagai berikut: a. Kepercayaan. Yaitu suatu keyakinan pemberian kredit (bank) bahwa kredit yang diberikan baik berupa uang, barang atau jasa akan benar-benar diterima kembali dimasa tertentu di masa datang. b. Kesepakatan. Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian di mana masing-masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya masingmasing c. Jangka waktu. Setiap kredit yang diberikan pasti memiliki jangka waktu tertentu, jangka waktu ini mencakup masa pengembalian kredit yang telah disepakati.
d. Resiko. Faktor resiko kerugian dapat diakibatkan dua hal yaitu resiko kerugian yang diakibatkan nasabah sengaja tidak mau membayar kreditnya padahal mampu dan resiko kerugian yang diakibatkan karena nasabah tidak sengaja yaitu akibat terjadinya musibah seperti bencana alam. e. Balas jasa. Balas jasa dalam bentuk bunga, biaya provisi dan komisi serta biaya administrasi kredit ini merupakan keuntungan utama bank. Sedangkan bagi bank yang berdasarkan prinsip syariah balas jasa ditentukan dengan bagi hasil. Salah satu cara untuk menilai kondisi dan potensi perusahaan adalah dipakainya suatu alat berupa analisis laporan keuangan. Analisis laporan keuangan sangat penting untuk memberikan informasi sehubungan posisi keuangan dan hasil yang telah dicapai perusahaan. Hasil analisis laporan keuangan ini merupakan bahan pertimbangan bank dalam mengambil keputusan, oleh sebab itu sebelum mengambil keputusan untuk memberi atau menolak permintaan kredit calon debitur, bank perlu mengetahui lebih dahulu posisi, kondisi dan perkembangan keuangan calon debitur tersebut. Hal ini bisa diketahui dari penganalisaan laporan keuangan calon debitur tersebut. Hasil analisis laporan keuangan akan dapat memberikan gambaran antara lain keadaan likuiditas dan profitabilitas, yaitu kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih dan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba/keuntungan. Yang terdiri dari: - Current Ratio, yang dimaksud di sini yaitu ratio yang menunjukkan berapa besar perbandingan antara jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan hutanghutang lancar. - Quick Assets Ratio, yaitu kemampuan aktiva lancar yang paling likuid untuk menutupi kewajiban-kewajiban lancar perusahaan. - Cash Ratio, menunjukkan porsi kas yang dapat menutupi utang lancar. - Net Profit Margin, mengukur rasio keuntungan dengan membandingkan keuntungan bersih setelah adanya pajak dengan volume penjualan.
- Return on Investment, menunjukkan berapa persen laba bersih diperoleh bila diukur dari modal pemilik. - Return on Total Assets, menunjukkan berapa persen laba bersih diperoleh bila diukur dari nilai aktiva. Selain menganalisis laporan keuangan, bank juga harus memperhatikan prinsip pemberian kredit yang dikenal dengan 5C (H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita, 2000:34) yaitu: - Character, atau watak seseorang dalam hal ini calon debitur. Tujuannya adalah untuk memberikan keyakinan kepada bank bahwa, sifat atau watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar dapat dipercaya. - Capacity, untuk melihat kemampuan calon nasabah dalam membayar kredit yang dihubungkan dengan kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuannya mencari laba. Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam mengembalikan kredit yang disalurkan. - Capital, atau modal adalah untuk mengetahui sumber-sumber pembiayaan yang dimiliki nasabah terhadap usaha yang akan dibiayai oleh bank. - Collateral, atau jaminan merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah kredit yang diberikan. Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari resiko kerugian. - Condition, kondisi dalam menilai kredit juga dinilai kondisi ekonomi sekarang dan untuk di masa yang akan datang sesuai sektor masing-masing. Selain 5C adapula prinsip-prinsip lain yaitu 3R yang antara lain meliputi: 1. Returns (Hasil yang dicapai). Hasil yang diperkirakan dapat dicapai oleh pengusaha calon debitur, diukur oleh analis akan mencukupi untuk mengembalikan kredit beserta bunganya. 2. Repayment (Pembayaran kembali) oleh debitur harus sudah dapat diramalkan oleh analis.
3. Risk bearing ability (Kemampuan untuk menanggung resiko). Pengandaian analis, dikaitkan dengan kemungkinan adanya kegagalan usaha calon debitur, apakah ia akan mampu menutup seluruh kerugian yang mungkin timbul, karena hal-hal yang tidak diperkirakan semula. Dalam mempertimbangkan permohonan kredit analisis likuiditas dan profitabilitas merupakan salah satu analisis yang sangat penting untuk memelihara kondisi keuangan perusahaan. Karena dengan analisis likuiditas dan profitabilitas dapat diketahui kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus dipenuhi (H. Hadiwidjaja dan R. A. Rivai Wirasasmita, 2000:72). Analisis likuiditas merupakan salah satu faktor yang menentukan lancar tidaknya suatu perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Perusahaan harus mempunyai alat-alat untuk membayar (berupa aktiva lancar) yang jumlahnya harus lebih besar dari seluruh kewajibannya (hutang lancar). Makin besar jumlah aktiva lancar dibandingkan dengan seluruh kewajiban yang harus segera dipenuhi berarti makin besar pula tingkat likuiditasnya. Sebaliknya jika jumlah seluruh aktiva lancar lebih kecil dari jumlah kewajiban lancarnya, maka akan kecil pula tingkat likuiditas perusahaan. Sedangkan analisis profitabilitas merupakan salah satu faktor bagaimana perusahaan tersebut dapat bertahan dan menghasilkan keuntungan melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, dsb. Semakin besar rasio tersebut, maka perusahaan akan dinilai berpotensi. (Sofyan Syafri Harahap. 2004:305).
Gambar 1.1 Paradigma Kerangka Pemikiran Kinerja Keuangan Calon Debitur Kondisi dan Potensi Calon Debitur Analisis Rasio Likuiditas (X 1 ) Pemberian Kredit Calon Debitur Analisis Rasio Profitabilitas (Y) (X 2 ) Atas dasar latar belakang, identifikasi masalah serta tujuan penelitian dan kerangka pemikiran diatas, maka penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut : Likuiditas dan Profitabilitas perusahaan berperan dalam pemberian kredit. 1.6 Metode Penelitian Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif analisis Menurut Sugiyono (2004:9), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang telah di survey dari bank dan sesuai dengan keadaan yang sebenarnya, kemudian menganalisis data dan fakta yang diperoleh untuk menarik kesimpulan umum mengenai perusahaan yang bersangkutan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk memperoleh data dan menjawab masalah yang akan diteliti penulis mengadakan penelitian pada PT. Bank Jabar Cabang Suci yang beralamat di jalan P.H.H Mustopa No. 66 Bandung. Adapun waktu penelitian ini dilakukan pada bulan November 2008 sampai dengan selesai.