BAB I PENDAHULUAN. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004):

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V P E N U T U P. Berdasarkan analisis dan pembahasan yang dilakukan maka kesimpulan yang dapat diambil yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

Bambang S Sulasmono ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pedoman Wawancara untuk Kepala Sekolah dan Guru

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia menjadi prioritas utama hampir di setiap lembaga pendidikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kepala sekolah selaku pemimpin secara langsung merupakan contoh nyata

ALTERNATIF STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SDN 1 NGADIREJO KECAMATAN NGADIREJO KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. UMUM

BAB 1 PENDAHULUAN. sama halnya seperti upaya meningkatkan kualitas hidup manusia.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Pada Bab ini akan dibahas hal-hal yang berhubungan dengan penyusunan RKS

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan merupakan salah satu masalah nasional dan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB IV ANALISIS DATA

commit to user BAB I PENDAHULUAN

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1. Manajemen Strategis

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

penerimaan siswa baru (PSB) di sekolah negeri tidak dibatasi oleh Dinas Pendidikan setempat, sehingga merugikan sekolah swasta

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

STRUMEN PEDOMAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah sebagai satuan pendidikan dikatakan efektif apabila kepala sekolah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan peserta didik, baik secara mental maupun intelektual, digembleng agar

PONDOK PESANTREN MODERN DI REMBANG PENEKANAN DESAIN ARSITEKTUR ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang pada umumnya wajib dilaksanakan. globalisasi, maka pendidikan juga harus mampu menjawab kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. 1999), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting.

PENGUKURAN KINERJA TINGKAT SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Kepala Madrasah memerlukan orang-orang yang mampu memimpin. pekerjaan profesi menuntut keterampilan tertentu yang diperoleh melalui

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah

STRATEGI PENINGKATAN MUTU SEKOLAH BERDASARKAN ANALISIS SWOT DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

P E N G U M U M A N. Nomor : 420/ 0227 / /2016

BAB I PENDAHULUAN. masuknya budaya asing di Indonesia membuat masyarakat melupakan

BAB VI PENUTUP. siswa di SMAN se Kabupaten Tulungagung yang ditunjukkan dari t hitung

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, maka kesimpulan yang dapat diambil adalah:

BAB V PENUTUP. pembelajaran dapat tercapai secara optimal. a. CTL (Contextual Teaching and Learning) b. Reading Guide (Bacaan Terbimbing)

Kata Kunci : Standar Nasional Pendidikan, SMP N 2 Dolopo, SWOT, Madiun

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PENCAPAIAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU KARANGANYAR TESIS

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional yang diatur secara sistematis. Pendidikan nasional berfungsi

PETUNJUK TEKNIS PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU (PPDB) ONLINE JENJANG SMP, SMA DAN SMK NEGERI TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Berdasarkan hasil analisis deskriptif diketahui bahwa variabel iklim

BAB I PENDAHULUAN. perubahan arah kebijakan pendidikan, khususnya pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. beriteraksi dengan lingkungan. Bermodalkan pendidikan tersebut manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

TESIS. Diajukan kepada Program Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta Untuk Penyusunan Tesis

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indrayogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. berbenah di segala bidang. Salah satunya adalah melalui dunia pendidikan.

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN MELALUI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH DI MTs. DARUL FALAH PONOROGO

No. Sasaran Strategis Indikator Kinerja Target

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia maupun di berbagai negara, bahwa komponen yang paling kuat

BAB I PENDAHULUAN. program peningkatan mutu pendidikan, di antaranya adalah program

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan mutu pendidikan khususnya di tingkat Sekolah Dasar

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

Lampiran 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat,

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 31

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MTs AL IKHLAS MAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. bagi kesehatan tubuh, sehingga semakin banyak masyarakat berpatisipasi di

BAB I PENDAHULUAN. semakin berat lagi, karena lemahnya sistem pendidikan nasional terkait erat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sekolah mempunyai tanggung jawab terhadap peningkatan mutu pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan bukanlah upaya sederhana, melainkan suatu kegiatan dinamis dan penuh tantangan. Pendidikan selalu berubah seiring dengan perubahan jaman. Oleh karena itu pendidikan senantiasa memerlukan upaya perbaikan dan peningkatan mutu sejalan dengan semakin tingginya kebutuhan dan tuntutan kehidupan masyarakat. Upaya peningkatan mutu merupakan agenda setiap institusi pendidikan. Hal ini sejalan dengan pendapat Hardjosoedarmo (2004): Berkembangnya tuntutan kebutuhan masyarakat terhadap mutu layanan jasa pendidikan merupakan sebuah tantangan baru bagi setiap institusi atau lembaga pendidikan di tengah kondisi persaingan yang semakin ketat. Untuk mempertahankan eksistensinya, setiap institusi pendidikan harus memiliki daya saing yang ditunjukkan melalui peningkatan mutu layanannya. Mutu pendidikan sering diindikasikan dengan kondisi yang baik, memenuhi syarat, dan segala komponen yang harus terdapat dalam pendidikan. Komponen-komponen itu adalah masukan (input), 1

proses, keluaran (output), tenaga kependidikan, sarana prasarana, serta biaya. Menurut Syaodih (dalam Mulyasa 2006), proses pendidikan yang bermutu harus didukung oleh personalia (seperti administrator, guru, konselor, dan tata usaha yang bermutu dan profesional), sarana dan prasarana pendidikan, fasilitas, media, sumber belajar yang memadai, biaya yang mencukupi, manajemen dan strategi yang tepat serta lingkungan yang mendukung. Jika komponen berfungsi optimal akan menentukan terciptanya sekolah yang memiliki mutu lulusan yang unggul, yaitu mutu peserta didik yang mempunyai kemampuan dan keterampilan sesuai dengan tuntutan masyarakat. Menurut Maswir (2009) sebuah prestasi dari sekolah, dapat dilihat dari hasil Ujian Nasional (UN) dan input dari sekolah tersebut. Mengukur sebuah prestasi sekolah dengan membandingkan input dengan output. Sekolah yang dapat memproses peserta didik dalam memperoleh hasil Ujian Nasional (UN) lebih tinggilah yang berprestasi. Karena pendidikan itu adalah proses, maka mengukurnya juga dari proses yang telah dilakukan. Demikian halnya di Kecamatan Ngadirejo yang terdiri dari 36 SD/MI mendorong masing-masing sekolah berlomba untuk meningkatkan mutu, karena orang tua cenderung tertarik menyekolahkan putraputrinya ke sekolah yang bermutu. Para orang tua secara umum menilai mutu sekolah dari beberapa kriteria saja antara lain dari prestasi nilai UN dan 2

prosentase kelulusan. Hal tersebut mendorong setiap sekolah untuk menyusun strategi peningkatkan mutu utamanya agar sekolah dapat meraih prestasi bagus dalam Ujian Nasional. Kondisi tersebut juga berdampak pada SDN 1 Ngadirejo Kecamatan Ngadirejo Kabupaten Temanggung. Sekolah ini merupakan salah satu lembaga pendidikan milik pemerintah yang berdiri 1 Januari 1951. SDN 1 Ngadirejo berada pada lokasi yang strategis karena keberadaannya di pusat persimpangan 4 kecamatan, yaitu Kecamatan Candiroto, Kecamatan Wonoboyo, Kecamatan Jumo, dan Kecamatan Parakan, bahkan di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo. Sehingga animo masyarakat menyekolahkan putra-putrinya ke SDN 1 Ngadirejo cukup besar. Dalam perkembangannya SDN 1 Ngadirejo merupakan SD favorit di Kecamatan Ngadirejo karena di samping merupakan SD inti yang letaknya sangat strategis juga mempunyai prestasi yang bagus dibandingkan SD di sekitarnya. Namun antara tahun pelajaran 2004/2005 s.d 2007/2008 prestasi Ujian Nasional (UN) kalah dengan sekolah yang lain. Meskipun prosentase lulusan selalu 100% namun belum bisa menduduki posisi terbaik di tingkat kecamatan. Bahkan tahun pelajaran 2007/2008 menurun sekali menjadi ranking 5 kecamatan. Termasuk juga keadaan jumlah siswa selama 4 tahun tersebut tidak ada perkembangan yang berarti. 3

Pada Tabel 1.1 dapat dilihat data jumlah siswa, jumlah rombel dan prestasi Ujian Nasional (UN) tahun pelajaran 2004/2005 s.d 2007/2008. Tabel 1.1 Jumlah Siswa, Jumlah Rombel dan Prestasi UN Tahun Pelajaran 2004/2005 s.d 2007/2008 Angka Perolehan Tahun Pelajaran 04/05 05/06 06/07 07/08 Jumlah siswa 238 239 256 258 Jumlah rombel 6 6 6 6 Rata-rata UN 6,87 7,14 7,18 7,81 Kelulusan 100% 100% 100% 100% Ranking di kecamatan 2 2 2 5 Sumber: TU SDN 1 Ngadirejo Melalui berbagai program yang dilakukan oleh pengelola sekolah dalam hal ini kepala sekolah, guru, staf bekerjasama dengan orang tua, dan komite sekolah, maka sejak tahun pelajaran 2008/2009 SDN 1 Ngadirejo mengalami kemajuan, yaitu rata-rata UN mencapai target yang diharapkan dan hampir setiap tahun menduduki ranking 1 di kecamatan. Dengan peningkatan prestasi tersebut maka SDN 1 Ngadirejo banyak diminati dan semakin dipercaya lagi oleh masyarakat. Tidak hanya masyarakat Ngadirejo saja tetapi termasuk beberapa kecamatan di sekitarnya, sehingga dari tahun ke tahun jumlah siswa bertambah banyak. Bahkan tahun 2008 Dinas Pendidikan mene- 4

tapkan SDN 1 Ngadirejo menjadi Sekolah Dasar Standar Nasional (SDSN) dan prestasi UN yang diraih semakin meningkat, tahun pelajaran 2011/2012 SDN 1 Ngadirejo menempati ranking 1 dari 25 SDSN se Kabupaten Temanggung dan ranking 3 dari 430 SD se Kabupaten Temanggung. Pada Tabel 1.2 dapat dilihat perkembangan jumlah siswa dan prestasi UN SDN 1 Ngadirejo. Tabel 1.2 Perkembangan Jumlah Siswa dan Prestasi UN SDN 1 Ngadirejo Tahun Pelajaran 2008/2009 s.d 2012/2013 Angka Perolehan Tahun Pelajaran 08/09 09/10 10/11 11/12 12/13 Jumlah Siswa 270 286 298 334 357 Jumlah Rombel 7 8 10 10 11 Rata-rata UN 8,36 8,70 8,59 8,85 8,68 Kelulusan 100% 100% 100% 100% 100% Ranking Kecamatan Sumber: TU SDN 1 Ngadirejo 1 2 1 1 1 Berdasarkan wawancara awal dengan kepala sekolah, ada beberapa hal yang dibenahi untuk peningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo, yaitu sejak awal tahun pelajaran 2008/2009 dengan adanya pergantian kepala sekolah, semua guru didorong untuk bekerjasama secara kompak dalam setiap kegiatan untuk kemajuan sekolah. Kepala sekolah berupaya member- 5

dayakan semua komponen sekolah untuk meningkatkan kegiatannya dalam menyampaikan pelayanan yang bermutu kepada siswa serta mengajak semua guru dan staf bertindak sebagai perancang dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan. Kepala sekolah juga memberi reward pada guru dan siswa yang mau berkreativitas. Dari berbagai prestasi yang sudah diperoleh SDN 1 Ngadirejo beberapa tahun terakhir ini yang paling menonjol adalah prestasi UN, selalu unggul di kecamatan. Untuk prestasi yang lain seperti lomba siswa baik akademik dan non akademik juga sudah bagus tetapi masih perlu ditingkatkan. Dalam kegiatan ekstra kurikuler masih perlu bersaing dengan sekolah yang lain untuk menduduki peringkat pertama. Dalam lomba-lomba kelembagaan seperti lomba gugus dan lomba sekolah sehat hasilnya masih perlu banyak pembenahan. Hal ini bisa dilihat pada Tabel 1.3 prestasi SDN 1 Ngadirejo dalam lomba siswa dan lomba kelembagaan. 6

Tabel 1.3 Prestasi lomba siswa dan lomba kelembagaan Tingkat kecamatan dan kabupaten No Jenis lomba Kejuaraan yang diperoleh 2010 2011 2012 2013 Kec Kab Kec Kab Kec Kab Kec Kab 1 Olimpiade Mat 1 2 1 3 1 2 2-2 Olimpiade IPA 1 3 1 1 1 - - - 3 LCC Mapel 1-1 3 1-2 - 4 Siswa Prestasi - - 1-1 - - - 5 Mapel B ind - - - - 3 - - - 6 Mapel B Jawa - - - - - - - - 7 Pidato 3-3 - - - - - 8 Dokcil 1 - - - - - 1-9 Mapsi - - 3 - - - 10 Cipta Puisi 1 1 1-1 - 1 1 11 Seni Lukis - - 3-3 - - - 12 Menyanyi Tunggal 1 - - - - - - - 13 OR Atletik 1-2 - - - - - 14 Drumband - - 2-2 - - - 15 Pramuka - - 2-3 - 2-16 LSS - - - - - - - - 17 Lomba Gugus - - - - 1 5 - - Sumber: TU SDN 1 Ngadirejo Kalau dilihat dari hasil kejuaraan lomba siswa maupun lomba kelembagaan yang sudah diraih tersebut, maka bisa dikatakan bahwa SDN 1 Ngadirejo memerlukan strategi untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu pendidikannya. Untuk meningkatkan mutu ditentukan oleh komponen input, proses, 7

dan output yang ada pada sekolah tersebut, dengan melakukan perbaikan yang berkesinambungan. Menurut Sugiyono (2010) dalam rangka meningkatkan kualitas pendidikan pada gradasi yang tinggi setiap upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilakukan penelitian, sehingga penelitian tentang mutu pendidikan perlu mendapat perhatian. Hasil penelitian Cristiawan (2004) menunjukkan bahwa langkah-langkah yang digunakan Madrasah Aliyah Negeri 1 Tulungagung dalam meningkatkan kualitas pendidikan adalah: (1) Melakukan strategi mencari siswa yang berkualitas; (2) Melakukan strategi keseimbangan antara sekolah dengan siswa dan mengurangi friksi dan menjalin kerjasama yang balk; (3) Melakukan strategi diversifikasi dengan menciptakan jaringan kerja antar lembaga sekolah dengan lembaga di bawahnya; (4) Menciptakan strategi defensive (pertahanan) terhadap kondisi dalam menghadapi era globalisasi dan persaingannya. Namun di antara 4 strategi tersebut yang paling berperan dalam peningkatan mutu sekolah adalah strategi mencari siswa yang berkualitas dengan menerapkan strategi agresif menjemput bola dalam mendapat siswa yang berkualitas. Berbeda dengan Munirul (2008), ada beberapa strategi yang digunakan oleh MTs. N Babat Lamongan dalam meningkatkan mutu pendidikannya yaitu: peningkatan mutu akademis, peningkatan mutu guru dan tenaga kependidikan lainnya, peningkatan mutu 8

sarana dan prasarana, serta peningkatan hubungan dengan masyarakat. Namun ada beberapa hal yang belum terpenuhi dalam strategi tersebut yaitu tidak dibentuknya tim pengendali dan tim yang mengevaluasi terhadap pelaksanaan strategi tersebut. Baharun (2006), mengatakan bahwa strategi meningkatkan mutu pendidikan di Pondok Pesantren Jadid Paiton Probolinggo meliputi: (1) Sinkronisasi kurikulum pada lembaga pendidikan formal dan non formal, (2) mengiplementasikan manajemen berbasiskan mutu, (3) standarisasi (kualifikasi) tenaga kependidikan, (4) participative decision making, (5) pemberdayaan stakeholder, (6) evaluasi kinerja program, dan (7) mengimplementasikan strategi promosi (syi'ar) pesantren. Dari pelaksanaan strategi manajemen di pondok pesantren Nurul Jadid Paiton Probolinggo tersebut, sangat efektif dalam meningkatkan prestasi santri dalam bidang akademik maupun non akademik, perilaku sivitas pesantren yang islami, kepercayaan stakeholder bertambah, dan jumlah santri yang terus meningkat. Beberapa penelitian tersebut di atas terkait dengan penelitian yang penulis lakukan karena samasama menggunakan hasil Ujian Nasional sebagai salah satu ukuran mutu. Sedangkan beberapa penelitian tentang mutu pendidikan yang menggunakan analisis SWOT untuk memperoleh strategi yang tepat antara lain oleh Remiasa (2008) yang melakukan di jurusan 9

perhotelan Universitas Kristen Petra Surabaya, Wulanningrum (2006) di SD Kristen Tritunggal Semarang, Deliyanti (2009) dalam penelitian di SD Kristen Satya Wacana, dan Ramli (2010) di MA Darul Ulum Banyuanyar Pamekasan, sama-sama memberikan strategi agresif dalam usaha untuk meningkatkan mutu pendidikan. Alasan pemilihan tempat penelitian di SDN 1 Ngadirejo adalah: pertama, karena sekolah ini awalnya merupakan sekolah favorit di Kecamatan Ngadirejo, namun antara tahun pelajaran 2004/2005 s.d 2006/ 2007 prestasi UN kalah dengan SD yang lain, setelah pergantian kepala sekolah tahun 2008 dimulailah upaya-upaya peningkatan mutu pendidikan sehingga meraih prestasi yang membanggakan utamanya dalam prestasi UN. Kedua, adalah dengan ditetapkannya SDN 1 Ngadirejo menjadi SDSN, hal tersebut merupakan beban berat bagi sekolah karena sekolah yang ditetapkan sebagai rintisan SDSN harus melakukan langkah-langkah strategis sebagai persiapan menuju sekolah yang benar-benar memenuhi Standar Nasional Pendidikan (SNP). Oleh Karena itu peneliti akan melakukan penelitian untuk mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu, faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam meningkatkan mutu dan alternatif strategi apa saja yang perlu dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu. 10

1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: 1. Upaya-upaya apa saja yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu? 2. Faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam meningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo? 3. Alternatif strategi apa saja yang perlu dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui upaya-upaya yang sudah dilakukan SDN 1 Ngadirejo dalam rangka peningkatan mutu; 2. Untuk mengetahui faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dalam meningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo; 3. Untuk menyusun alternatif strategi yang perlu dilakukan untuk mempertahankan dan meningkatkan mutu SDN 1 Ngadirejo. 11

1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Manfaat Teoritis 1. Memberi alternatif wawasan tentang penyusunan rencana strategis berdasarkan analisis SWOT; 2. Menambah referensi dan pengetahuan bagi penelitian selanjutnya baik secara teoritis maupun empiris sesuai dengan obyek pengamatannya. 1.4.2 Manfaat Praktis 1. Sebagai masukan bagi pengelola SDN 1 Ngadirejo mengenai faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam upaya peningkatan mutu sekolah; 2. Memberikan alternatif strategi dan kebijakan bagi program peningkatan mutu di SDN 1 Ngadirejo. 12