BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jenis Bencana Jumlah Kejadian Jumlah

dokumen-dokumen yang mirip
Pembimbing : PRIHANDOKO, S.Kom., MIT, Ph.D.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga masyarakat yang terkena harus menanggapinya dengan tindakan. aktivitas bila meningkat menjadi bencana.

DAFTAR ALAMAT MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN OBJEK PENELITIAN. Provinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara Lintang

BAB I PENDAHULUAN. ketimpangan dan pengurangan kemiskinan yang absolut (Todaro, 2000).

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember 2009 Kepala Pusat Penanggulangan Krisis, Dr. Rustam S. Pakaya, MPH NIP

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini Indonesia banyak ditimpa musibah

BAB I PENDAHULUAN. digaris khatulistiwa pada posisi silang antara dua benua dan dua samudra dengan

BAB V GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT. Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah

URGENSI SIPD DALAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu Negara di dunia yang mempunyai

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. Tentara Nasional Indonesia ( TNI ) berdasarkan Undang-Undang Republik

Populasi Ternak Menurut Provinsi dan Jenis Ternak (Ribu Ekor),

V GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

DIPA BADAN URUSAN ADMINISTRASI TAHUN ANGGARAN 2014

INFORMASI UPAH MINIMUM REGIONAL (UMR) TAHUN 2010, 2011, 2012

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

RUMAH KHUSUS TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN TARGET ANGGARAN

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA OKTOBER 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

Definisi dan Jenis Bencana

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh faktor alam, faktor non alam, maupun faktor manusia yang

Rekapitulasi Luas Penutupan Lahan Di Dalam Dan Di Luar Kawasan Hutan Per Provinsi Tahun 2014 (ribu ha)

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan terjadinya kerusakan dan kehancuran lingkungan yang pada akhirnya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

2016, No Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakh

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL 7.3

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 SERI D.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA AGUSTUS 2014

Buletin Analisis Hujan Bulan Januari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Maret, April dan Mei 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Novita Fauzi, 2015

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan April 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2012 KATA PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. Provinsi Lampung yang berada dibagian selatan Pulau Sumatera mempunyai alam

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Desember 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan Februari, Maret dan April 2013 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang rawan terkena bencana geologi,

BAB I PENDAHULUAN. kelalaian manusia. Tanah longsor, gempa bumi, puting beliung, tsunami, banjir dan

PENGEMBANGAN MODEL SIG PENENTUAN KAWASAN RAWAN LONGSOR SEBAGAI MASUKAN RENCANA TATA RUANG Studi Kasus; Kabupaten Tegal TUGAS AKHIR

Tabel 24.1 Status Kualitas Air Sungai di Provinsi Jawa barat Tahun Frekuensi Sampling. 1 Sungai Ciliwung 6 5 memenuhi-cemar ringan

BAB 1 : PENDAHULUAN. faktor alam dan/atau faktor non-alam maupun faktor manusia, sehingga

Tabel 7. Luas wilayah tiap-tiap kabupaten di Provinsi Jawa Barat. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosialisasi Kebumian dan Kebencanaan

KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI

V. GAMBARAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT. Provinsi Jawa Barat, secara geografis, terletak pada posisi 5 o 50-7 o 50

PENJELASAN ATAS RANCANGAN UNDANG-UNDANG TENTANG PENANGANAN BENCANA

Buletin Analisis Hujan dan Indeks Kekeringan Bulan Juli 2012 dan Prakiraan Hujan Bulan September, Oktober dan November 2012 KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Buletin Analisis Hujan Bulan Februari 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan April, Mei dan Juni 2013 KATA PENGANTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

TABEL 1 GAMBARAN UMUM TAMAN BACAAN MASYARAKAT (TBM) KURUN WAKTU 1 JANUARI - 31 DESEMBER 2011

Nusa Tenggara Timur Luar Negeri Banten Kepulauan Riau Sumatera Selatan Jambi. Nusa Tenggara Barat Jawa Tengah Sumatera Utara.

Pendekatan dan Tantangan Pengembangan Wilayah. Dr. Saut Sagala Perencanaan Wilayah dan Kota - Institut Teknologi Bandung

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 08 /PMK.07/2011 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan ilmu yang mempelajari gejala-gejala alamiah yang

IV. KONDISI UMUM WILAYAH

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

Ditambahkan permasalahan yang menonjol dalam upaya PKK.

Buletin Analisis Hujan Bulan April 2013 dan Prakiraan Hujan Bulan Juni, Juli dan Agustus 2013 KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR. Helmiati, SH, M.SI

Tabel Lampiran 1. Produksi, Luas Panen dan Produktivitas Padi Per Propinsi

I PENDAHULUAN Latar Belakang

PENGANTAR. Bogor, Maret 2017 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI BOGOR

Definisi dan Jenis Bencana

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 7. MENGANALISIS MITIGASI DAN ADAPTASI BENCANA ALAMLATIHAN SOAL BAB 7

TIPOLOGI WILAYAH HASIL PENDATAAN POTENSI DESA (PODES) 2014

PENANGGULANGAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT BENCANA DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, terutama Pulau Jawa. Karena Pulau Jawa merupakan bagian dari

BAB I PENDAHULUAN. berada di kawasan yang disebut cincin api, kondisi tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2015 I - 1

BAB II JENIS-JENIS BENCANA

BAB V KINERJA PEREKONOMIAN KABUPATEN/KOTA DI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Desa Hijau. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 7 TAHUN 2013 TENTANG

Faktor penyebab banjir oleh Sutopo (1999) dalam Ramdan (2004) dibedakan menjadi persoalan banjir yang ditimbulkan oleh kondisi dan peristiwa alam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PREVALENSI BALITA GIZI KURANG BERDASARKAN BERAT BADAN MENURUT UMUR (BB/U) DI BERBAGAI PROVINSI DI INDONESIA TAHUN Status Gizi Provinsi

BAB I PENDAHULUAN. letaknya berada pada pertemuan lempeng Indo Australia dan Euro Asia di

2

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Dasar Hukum

BAB 1 : PENDAHULUAN. alam seperti gempa bumi adalah bencana yang terjadi secara tiba-tiba, sedangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Jumlah penduduk adalah salah satu input pembangunan ekonomi. Data

BAB I PENDAHULUAN LKPJ GUBERNUR JAWA BARAT ATA 2014 I - 1

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam keadaan tertentu dapat menghambat pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bencana sosial

Perkembangan Jumlah Penelitian Tahun

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. lempeng raksasa, yaitu Lempeng Eurasia, Lempeng Indo-Australia, dan

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu Lempeng Euro-Asia dibagian Utara, Lempeng Indo-Australia. dibagian Selatan dan Lempeng Samudera Pasifik dibagian Timur.

Penataan Ruang Berbasis Bencana. Oleh : Harrys Pratama Teguh Minggu, 22 Agustus :48

BPS PROVINSI SUMATERA SELATAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Bencana banjir berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana di Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berada pada urutan tertinggi dari seluruh jenis bencana yang terdapat di Indonesia. Data bencana banjir tersebut meliputi banjir yang disebabkan oleh peran manusia baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Untuk lebih jelas mengenai perbandingan jumlah kejadian bencana yang pernah terjadi di Indonesia sejak tahun 1815 2013 dapat dilihat pada tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah Kejadian Bencana yang Pernah Terjadi di Indonesia Sejak Tahun 1815 2013 No Jenis Bencana Jumlah Kejadian 1 Banjir 5.394 2 Puting Beliung 2.902 3 Tanah Longsor 2.287 4 Kekeringan 1.697 5 Banjir Dan Tanah Longsor 453 6 Gempa Bumi 445 7 Gelombang Pasang / Abrasi 259 8 Kecelakaan Transportasi 231 9 Kebakaran Hutan Dan Lahan 196 10 Letusan Gunung Api 144 11 KLB 119 12 Konflik / Kerusuhan Sosial 108 13 Gempa Bumi Dan Tsunami 47 14 Kecelakaan Industri 30 15 Aksi Teror / Sabotase 28 16 Hama Tanaman 18 17 Tsunami 13 Jumlah 14.371 Tri Widodo, 2014 Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu 1

2 Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014 Berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana banjir pada setiap provinsi di seluruh Indonesia sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Provinsi Jawa Barat berada pada urutan ke tiga dari 34 provinsi di Indonesia. Untuk lebih jelas mengenai rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.2. Tabel 1.2 Jumlah Kejadian Bencana Banjir Seluruh Provnisi di Indonesia No Provinsi Jumlah 1. Jawa Tengah 793 2. Jawa Timur 702 3. Jawa Barat 560 4. Sumatera Utara 284 5. Sulawesi Selatan 262 6. Pemerintah Aceh 256 7. Kalimantan Selatan 210 8. Kalimantan Timur 178 9. Sumatera Barat 176 10. Sulawesi Tenggara 173 11. Sumatera Selatan 167 12. Jambi 151 13. Nusa Tenggara Timur 150 14. Dki Jakarta 146 15. Lampung 145 16. Banten 132 17. Sulawesi Tengah 120 Sejak Tahun 1815 2013 Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014 No Provinsi Jumlah 18. Riau 107 19. Nusa Tenggara Barat 105 20. Kalimantan Barat 97 21. Kalimantan Tengah 86 22. Gorontalo 81 23. Di Yogyakarta 48 24. Bali 47 25. Sulawesi Utara 40 26. Sulawesi Barat 37 27. Bengkulu 35 28. Papua 28 29. Maluku 25 30. Maluku Utara 16 31. Bangka-Belitung 16 32. Kepulauan Riau 14 33. Papua Barat 6 34. Kalimantan Utara 1 Berdasarkan data perbandingan jumlah kejadian bencana banjir pada setiap kabupaten/kota di seluruh Provinsi Jawa Barat sejak tahun 1815 2013 yang dipublikasikan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Karawang berada pada urutan ke tiga dari seluruh kabupaten/kota di Tri Widodo, 2014 Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

3 Provinsi Jawa Barat. Untuk lebih jelas mengenai rincian data tersebut dapat dilihat pada tabel 1.3. Tabel 1.3 Jumlah Kejadian Bencana Banjir pada Seluruh Kabupaten/Kota di Provinsi No kabupaten/kota Jumlah Kejadian 1. Bandung 134 2. Ciamis 39 3. Karawang 34 4. Cianjur 31 5. Bekasi 30 6. Cirebon 30 7. Subang 29 8. Indramayu 29 9. Sumedang 27 10. Bogor 25 11. Garut 22 12. Majalengka 20 13. Sukabumi 20 Jawa Barat Sejak Tahun 1815 2013 Sumber: Data dan Informasi Bencana Indonesia (BNPB), 2014 No kabupaten/kota Jumlah Kejadian 14. Kuningan 16 15. Tasikmalaya 13 16. Kota Depok 11 17. Kota Banjar 9 18. Purwakarta 8 19. Kota Bekasi 7 20. Kota Bandung 6 21. Kota Bogor 4 22. Bandung Barat 4 23. Kota Sukabumi 3 24. Kota Tasikmalaya 2 25. Kota Cirebon 2 26. Kota Cimahi 1 Masalah banjir hingga saat ini belum dapat diselesaikan secara tuntas, bahkan masalah tersebut justru diindikasikan semakin meningkat, baik dari sisi intensitas, frekuensi maupun sebarannya. Akibatnya dampak yang ditimbulkan juga semakin meningkat, faktor curah hujan yang tinggi merupakan salah satu indikator utama penyebab banjir. Berdasarkan Peraturan Kepala BNPB Nomor 8 tahun 2011 tentang Standarisasi Data Kebencanaan banjir adalah Peristiwa atau keadaan dimana terendamnya suatu daerah atau daratan karena volume air yang meningkat. Salah satu wilayah di Indonesia yang sering di landa banjir adalah daerah Jawa Barat terutama bagian utara karena memiliki kondisi geomorfologi dataran rendah yang relatif luas dengan dilalui oleh banyak sungai yang bermuara di Laut Tri Widodo, 2014 Tingkat kerentanan bencana banjirsungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

4 Jawa. Berdasarkan data Indeks Rawan Bencana Indonesia yang dikeluarkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2011, Kabupaten Karawang berada pada urutan ke-8 (delapan) rangking nasional kabupaten/kota rawan bencana banjir. Salah satu kecamatan di Kabupaten karawang yang memiliki tingkat kelas indeks ancaman bencana banjir tinggi adalah Kecamatan Batujaya, berdasarkan laporan harian pusdalaops BNPB, Kecamatan Batujaya dalam empat tahun terakhir sudah mengalami dua kejadian bencana banjir Sungai Citarum, yaitu pada tahun 2010 dan tahun 2013. Penanggulangan Bencana Banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang yang dilakukan selama ini belum didasarkan pada langkahlangkah yang sistematis dan terencana, sehingga seringkali terjadi kesalahan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Untuk penyelenggaraan penanggulangan bencana banjir di Kecamatan Batujaya membutuhkan data dasar yang kuat dalam pelaksanaannya yaitu berupa kajian risiko bencana. Kajian risiko bencana dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan sebagai berikut: Pendekatan ini digunakan untuk memperlihatkan hubungan antara ancaman, kerentanan dan kapasitas yang membangun perspektif tingkat risiko bencana suatu kawasan. Berdasarkan pendekatan tersebut, terlihat bahwa tingkat risiko bencana amat bergantung pada : 1. Tingkat ancaman kawasan; 2. Tngkat kerentanan kawasan yang terancam; 3. Tingkat kapasitas kawasan yang terancam. Pada penelitian ini, penulis mencoba memberikan kontribusi dalam penyusunan kajian tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum Kecamatan Batujaya Kabupeten Karawang yang akan digunakan sebagai pedoman umum pengkajian risiko bencana banjir, dengan mengetahui kemungkinan besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya.

5 B. Identifikasi Masalah Penelitian Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang secara geografis berada di wilayah hilir Sungai Citarum, merupakan kawasan dengan tingkat ancaman tinggi terhadap bencana banjir khususnya yang disebabkan oleh luapan Sungai Citarum, sehingga bencana banjir sering terjadi di wilayah tersebut pada setiap tahunnya. Sementara pasti akan ada dampak fisik dan non fisik yang dihasilkan dari bencana banjir di wilayah Kecamatan Batujaya. Dampak fisik tersebut berupa kerugian ekonomi, fisik dan lingkungan. Kerugian ekonomi yaitu berupa berkurangnya nilai produktifitas dari sebuah lahan dan berkurangnya kontribusi Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB). Kerugian fisik yaitu berupa rusaknya rumah, fasilitas umum dan fasilitas kritis. Kerugian lingkungan yaitu berupa kerusakan ekologi. Dampak non fisik tersebut berupa keselamatan jiwa manusia. Akibat dari dampak fisik dan non fisik tersebut pasti akan berpengaruh terhadap penduduk di wilayah Kecamatan Batujaya. Masalahnya adalah berapa jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini untuk mengantisipasi terjadi penyimpangan terhadap fokus kajian. C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dari penelitian ini adalah: 1. Bagaimana indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya? 2. Bagaimana indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya?

6 3. Bagaimana peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya? D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian yang dilakukan ini dimaksudkan untuk : 1. Menentukan indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. 2. Menentukan indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. 3. Menghasilkan peta tingkat kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. E. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berhubungan secara langsung ataupun tidak langsung dalam ilmu geografi, khususnya dalam bidang mitigasi bencana. Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini secara khusus adalah, sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis penelitian ini dapat menjadi acuan dalam pengembangan kajian tingkat kerentanan bencana banjir khususnya untuk penggunaan pedoman umum pengkajian risiko bencana banjir yang bersumber dari Peraturan Kepala BNPB No 2 Tahun 2012 dalam penanggulangan bencana banjir. 2. Manfaat Praktis a. Bagi penulis, mengembangkan wawasan dan kemampuan dalam melakukan penelitian dan menyusun karya tulis, khususnya dalam bidang kajian geografi. b. Bagi peneliti lain, sebagai sumber referensi untuk kepentingan penelitian yang berkenaan dengan bencana banjir

7 c. Bagi masyarakat, memberikan wawasan mengenai kerentanan bencana banjir Sungai Citarum, sehingga masyarakat memiliki langkah antisipatif dalam menghadapi bencana banjir yang sewaktu-waktu dapat terjadi d. Bagi pemerintah, memberikan sumber rujukan untuk menentukan kebijakan, khususnya dalam hal penyusunan rencana penanggulangan bencana banjir Sungai Citarum sehingga apabila bencana terjadi dapat meminimalisir korban dan kerugian harta benda. F. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi ini berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab, sebagai berikut ini : 1. Bab I Pendahuluan Bab I skripsi ini membahas uraian tentang; latar belakang penelitian, penelitian ini berdasarkan data-data, fakta-fakta suber referensi dan permasalahan yang terjadi yaitu mengenai kerentanan bencana banjir. Identifikasi masalah penelitian, dalam penelitian ini terdapat beberapa masalah yang dapat diidentifikasi sehingga peneliti dapat menentukan batasan masalah dengan fokus kajian jumlah besarnya dampak yang akan dihasilkan dari bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Rumusan masalah, dalam penelitian ini terdapat tiga rumusan masalah mengenai indeks kerugian bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya, indeks penduduk terpapar bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya, peta kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. Tujuan penelitian, menjelaskan tentang tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini berdasarkan poin-point dalam rumusan masalah. Manfaat penelitian, dalam penelitian ini terdiri dari manfaat untuk pihak penulis, pemerintah dan peneliti lain. Struktur organisasi skripsi, berisi rincian tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab. 2. Bab II Kajian Pustaka, Kerangkan Pemikiran, dan Hipotesis Penelitian Bab II dalam penelitian ini berisi uraian tentang:

8 Kajian Pustaka, membahas mengenai teori-teori yang relevan yang memperkuat dalam penelitian ini, yang berisi konsep-konsep sebagai berikut: bencana, banjir, kerentanan bencana banjir, karakteristik banjir di wilayah Sungai Citarum, bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya Kabupaten Karawang dalam kajian bencana geografi. Kerangka Pemikiran, menjelaskan tentang rancangan proses berupa tahapan-tahapan yang harus dilaksanakan dalam bentuk bagan mulai dari identifikasi masalah hingga hasil yang ingin dicapai dalam penelitian. 3. Bab III Metode Penelitian Bab III dalam penelitian tindakan ini memaparkan seting penelitian, aspek yang dikaji, metode penelitian, penejelasan istilah, rencana tindakan, instrument penelitian, pengujian instrumen, pengumpulan data, analisis data, dan indikator keberhasilan. 4. Bab IV Hasil dan Pembahasan Pada bab IV, memaparkan dan menguraikan mengenai kerentanan bencana banjir Sungai Citarum di Kecamatan Batujaya. 5. Bab V Kesimpulan dan Saran Membahas penjelasan secara singkat mengenai hasil dari penellitian dan rekomendasi untuk penelitian berikutnya. 6. Daftar Pustaka Berisi mengenai semua sumber tertulis yang relevan dalam penelitian ini, berupa buku, jurnal, artikel, dan sumber-sumber lain. 7. Lampiran-Lampiran Berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian ini, setiap lampiran diberi nomor urut sesuai dengan urutan penggunaannya dan diberi judul untuk memudahkan pembaca.