By : ilmuikan.com Cara Gampang Budidaya Belut
Belut adalah salah satu hewan air yang termasuk kedalam golongan avertebrata (tidak bertulang belakang). Belut juga merupakan salah satu jenis ikan walau dengan bentuk yang tak menyerupai ikan pada umumnya. Belut memiliki beberapa jenis, antara lain : Belut Sawah (Monopterus Albus Zuieuw) Belut Rawa (Synbranchus bengalensis) Belut Kali (Macrotema caligans cant) Dari Ketiga jenis diatas, belut sawah (Monopterus albus) yang paing banyak di kenal di Indonesia, setelah itu belut rawa (sybranchus bengalensis). Beda belut sawah dengan belut rawa adalah panjang dan berat tubuhnya, belut sawah lebih pendek dan gemuk, sedangkan belut rawa belut rawa lebih panjang dan ramping. Belut banyak di budidayakan di indonesia karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi, namun tidak semua pembudidaya mempunyai pengetahuan yang benar dalam membudiaya belut.
Terdapat dua aspek budidaya belut, yaitu pembibitan dan pembesaran. Pembibitan bertujuan menghasilkan anakan. Sedangkan pembesaran betujuan untuk menghasilkan belut hingga ukuran siap konsumsi. Budidaya belut juga bisa dilakukan di beberapa wadah, seperti kolam tanah, sawah, kolam drum dan juga kolam tembok. Tapi kali ini ilmuikan.com akan membahas tentang budidaya ikan di kolam tembok. Ada beberapa hal yang di perlu dilakukan, langsung saja simak di bawah ini. Memilih bibit belut Bibit untuk budidaya belut bisa didapatkan dari hasil tangkapan atau hasil budidaya. Keduanya memiliki keunggulan dan kekurangan masing-masing. Kekurangan bibit hasil tangkapan : 1. Ukuran yang tidak seragam 2. Adanya kemungkinan trauma karena metode penangkapan yang salah 3. Tingkat kematian tinggi 4. Pertumumbuhan relatif lebih lama Kelebihan bibit hasil tangkapan : 1. Rasanya lebih gurih sehingga nilai jual nya lebih tinggi 2. Lebih mudah di pasarkan Kekurangan bibit hasil budidaya : Harga jualnya biasanya lebih rendah dari belut hasil tangkapan Biasanya lebih sulit dipasarkan bila di bandingkan dengan belut hasil tangkapan
Kelebihan bibit hasil budidaya : Ukurannya relatif sama karena berasal dari induk yang seragam Bisa tersedia dalam rumlah yang lebih banyak Kontinutasnya terjamin Bibit belut hasil budidaya diperoleh dengan cara memijah belut jantan dan betina secara alami. Kriterian bibit belut yang baik : Gerakannya aktif dan lincah Bebas dari penyakit Tidak cacat atau lecet pada bagian tubuhnya Ukuran seragam, hal ini bertujuan untuk menghindari kemungkinan kanibalisme Ukuran bibit yang digunakan untuk pembesaran biasanya sekitar 10-12 cm. Sedangkan waktu yang diperlukan untuk pembesarannya hingga siap konsumsi adalah berkisar 3-4 bulan. Jika targetnya adalah pasar impor maka waktu yang diperlukan berkisar 6 bulan. Budidaya belut dikolam tembok Kolam tembok biasanya bisa bertahan hingga 5 tahun bahkan lebih. Bentuk kolam dibuat tergantung kebutuhan, sedangkan ukuran kolam dibuat juga tergantung kebutuhan dan juga modal yang disiapkan. Sedangkan ketinggian kolam biasanya berkisar 1-1,25 meter. Buat lobang pengeluaran dengan pipa yang agak besar untuk memudahkan penggantian media tumbuh. Kolam tembok yang baru dibuat harus di keringkan terlebih dahulu selama beberapa minggu. Setelah itu direndam dengan air dan tambahkan daun pisang, sabut kelapa atau pelepah pisang. Sebaiknya lakukan pencucian minimal tiga kali atau sampai bau semennya hilang.
Membuat media tumbuh belut Media tumbuh yang terdapat di alam bebas untuk belut adalah lumpur. Lumpur merupakan tempat perlindungan bagi belut. Budidaya belut di kolam tembok juga harus menggunakan media tumbuh agar pertumbuhan lebih cepat. Media tumbuh yang bisa digunakan di kolam tembok antara lain kompos, humus, pupuk kandang, lumpur sawah, sekam padi, pelepah, jerami padi, dedak, mikroba dekomposer dan tanaman air. Dengan bermodalkan kebiasaan dan pengalaman biasanya pembudidaya bisa meramu sendiri media tumbuh dari bahan-bahan yang mudah didapatkan. Langkah-langkah membuat media tumbuh budidaya belut : 1. Bersihkan dan keringkan lolam. Kemudian letakkan jerami padi yang sudah di rajang pada dasar kolam setebal kurang lebih 20 cm. 2. Letakkan pelepah pisang yang telah dirajang setebal 6 cm, di atas lapisan jerami. 3. Tambahkan campuran pupuk kandang (kotoran kerbau atau sapi), kompos atau tanah hubus setebal 20-25 cm, di atas pelepah pisang. Pupuk organik berguna untuk memicu pertumbuhan biota yang bisa menjadi penyedia makanan alami bagi belut. 4. Siram lapisan media tumbuh belut dengan cairan bioaktivator atau mikroba dekomposer, misalnya larutan EM4. 5. Timbun dengan lumpur sawah atau rawa setebal 10-15 cm. Biarkan media tumbuh selama 1-2 minggu supaya terfermentasi sempurna. 6. Alirkan air bersih selama 3-4 hari pada media tumbuh yang sudah terfermentasi tersebut untuk membersihkan racun. Setel besar debit air, jangan terlalu deras supaya tidak terjadi erosi. 7. Langkah terakhir, buat genangan air pada media tumbuh tersebut, upayakan dengan menggunakan air bersih supaya hasilnya maksimal. Kedalaman air 5 cm dari permukaan. Bisa diberikan pada kolam media lain seperti tanaman air seperti eceng gondok, jangan terlalu padat. 8. Dari proses tersebut makan akan didapatkan lapisa media tumbuh/lumpur setebal kurang lebih 60 cm. Setelah semuanya selesai, bibit belut siap untuk di tebar.
Pemberian pakan Belut merupakan salah satu hewan air yang rakus. Keterlambatan dalam pemberian pakan bisa berakibat fatal. Terutama belut yang baru ditebar. Takaran pakan harus disesuaikan dengan berat populasi belut. Secara umum rasio jumlah pakan sekitar 5-20% dari bobot tubuhnya setiap hari. Berikut gambaran pakan harian untuk bobot populasi belut 10 kg : Umur 0-1 bulan > 0,5 kg Umur 1-2 bulan > 1 kg Umur 2-3 bulan > 1,5 kg Umur 3-4 bulan > 2 kg Pakan budidaya belut bisa berupa pakan hidup atau pakan mati. Pakan hidup bagi belut yang masih kecil bisa berupa zooplankton, cacing, kutu air, cacing, kecebong, larva ikan, dan larva serangga. Sedangkan belut yang telah dewasa bisa diberi makanan berupa ikan, serangga, katak, bekicot, kepiting yuyu, keong dan belatung. Pemberian pakan hidup bsia dilakuakan 3 hari sekali. Karena belut merupakan hewan nokturnal (hewan yang aktif dimalam hari), maka pemberian pakan bisa dilakukan sore atau malam hari. Pemanenan belut Tidak ada patokan seberapa besar ukuran belut dikatakan siap konsumsi. Tapi secara umum pasar domestik biasanya mengkehendaki belut berukuran lebih kecil, sedangkan pasar ekspor mengkehendaki ukuran yang lebih besar. Ada 2 cara pemanenan belut yaitu, panen sebagian dan panen total. Panen sebagian dilakukan dengan cara memanen semua populasi belut, kemudian belut yang masih kecil dipisahkan untuk dipelihara kembali.
Sedangkan pemanenan total biasanya dilakukan pada budidaya belut intensif, dimana pemberian pakan dan metode budidaya dilakukan secara cermat. Sehingga belut yang dihasilkan memiliki ukuran yang lebih seragam. Sumber : http://ilmuikan.com/budidaya-belut/ Semoga bermanfaat!!