HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING,

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus di

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERSEDIANYA JAMBAN KELUARGA SEHAT DI DESA TOMPASO DUA KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

*Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manao. Kata kunci: PHBS, PHBS Sekolah, Pengetahuan, Sikap, Tindakan.

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH PADA SISWA SEKOLAH DASAR NEGERI 112 MANADO

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tingkat Pendidikan, Dukungan Petugas Kesehatan, Tindakan Pencegahan Rabies

Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado 2) Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

PENGARUH PREDISPOSING FACTOR, ENABLING FACTOR

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap,dukungan petugas kesehatan,asi eksklusif

Salbiah Kastari Jurusan Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Kemenkes Pontianak

ROY ANTONIUS TARIGAN NIM.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Keywords:. Knowledge, Attitude, Action in the Utilization of PHC.

Kata Kunci: pengetahuan, pendapatan, minyak jelantah

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

T E S I S. Oleh INDRA FAISAL / IKM

Kata kunci: pengetahuan, sikap, tindakan pengelolaan sampah rumah tangga, ibu rumah tangga

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

BAB I PENDAHULUAN. penting agar masyarakat tahu dan mau serta mampu menerapkan pola perilaku hidup

* Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado

ABSTRACT. Keywords: Education Level, Income Level, Knowledge, Attitude, Household Waste Treatment. ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata Kunci : Tingkat Pendidikan, Pendapatan, Persepsi, Pemanfaatan Pelayanan Kesehatan.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Tindakan Pencegahan Penyakit Rabies Di Kelurahan Makawidey Kecamatan Aertembaga Kota Bitung

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN MOTIVASI DENGAN PERILAKU PENCATATAN DAN PELAPORAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN BOYOLALI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Promosi Kesehatan

GAMBARAN PERILAKU KEPALA KELUARGA TENTANG PHBS DI DESA TUNGGULO SELATAN KECAMATAN TILONG KABILA KABUPATEN BONE BOLANGO TAHUN 2012

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atikah Sapta Maritsa, 2013

Analisis Faktor - Faktor Yang Berhubungan Dengan Keikutsertaan Ibu Hamil Dalam Melakukan Senam Hamil Pada Kelas Ibu Hamil

Pengaruh Perilaku Keluarga terhadap Penggunaan Jamban

Kata Kunci: Pengetahuan, Keaktifan, Perilaku Sehat.

Tino Adi Prasetyawan 1, Mas Imam Ali Affandi 2, Heni Maryati 3 ABSTRAK

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MINAT KUNJUNGAN ULANG PASIEN RAWAT JALAN DI RSUD MARIA WALANDA MARAMIS Sherly Nayoan*

Secara umum seluruh keluarga contoh termasuk keluarga miskin dengan pengeluaran dibawah Garis Kemiskinan Kota Bogor yaitu Rp. 256.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPEMILIKAN SERTIFIKAT LAIK SEHAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURNAMA KECAMATAN PONTIANAK SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

PENCAPAIAN PROGRAM PHBS DI PUSKESMAS SWAKELOLA DEMPO PALEMBANG TAHUN 2007

Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Kader Kesehatan Dengan Pelayanan Posyandu

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA DAN IMBALAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU DI KECAMATAN MODOINDING KABUPATEN MINAHASA SELATAN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN PARTISIPASI PRIA DALAM KELUARGA BERENCANA DI LINGKUNGAN IV KELURAHAN TELING ATAS KOTA MANADO

HUBUNGAN PROMOSI SUSU FORMULA DENGAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN KELUARGA DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ARJASA KABUPATEN JEMBER

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU KADER POSYANDU DALAM PELAYANAN MINIMAL PENIMBANGAN BALITA

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN IBU BALITA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI POSYANDU NUSA INDAH DESA JENAR KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

Novianti Damanik 1, Erna Mutiara 2, Maya Fitria 2 ABSTRACT

DESI MAHFUDHAH 1. Intisari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PERILAKU TENAGA KESEHATAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS MOPUYA KECAMATAN DUMOGA UTARA KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEAKTIFAN KADER POS PELAYANAN TERPADU (POSYANDU)

ABSTRAK. Kata kunci : ISPA, angka kejadian.

GAMBARAN SANITASI JAMBAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI DI WILAYAH KECAMATAN KIKIM TIMUR TAHUN 2016

Sri Marisya Setiarni, Adi Heru Sutomo, Widodo Hariyono Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Ahmad Dahlan, Yogyakarta

RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE AND SOCIO-ECONOMIC OF FAMILY WITH CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOUR IMPLEMENTATION IN PUSKESMAS X KEDIRI

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) SEKOLAH MEMBUANG SAMPAH PADA TEMPATNYA DI SD GMIM 20 MANADO.

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

PENDAHULUAN Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,

Kata Kunci : Posyandu, Kader Posyandu, Keaktifan.

Kata Kunci : Konstruksi Sumur Gali, Jarak Sumber Pencemar, Kualitas Mikrobiologis Air.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KABUPATEN PANDEGLANG

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA MASYARAKAT DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WELALA KECAMATAN LADONGI KABUPATEN KOLAKA TIMUR TAHUN 2015

Kata Kunci: Aktivitas Fisik, Kebiasaan Merokok, Riwayat Keluarga, Kejadian Hipertensi

FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GOGAGOMAN KECAMATAN KOTAMOBAGU BARAT KOTA KOTAMOBAGU

Kata Kunci : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pengetahuan, Sikap, Tindakan

HUBUNGAN POLA ASUH IBU DAN BERAT BADAN LAHIR DENGAN KEJADIAN STUNTING

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU ANGGOTA SEKAA TERUNA TERUNI TENTANG PERATURAN DAERAH KAWASAN TANPA ROKOK DI DESA KESIMAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

HUBUNGAN PENANGANAN SAMPAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS INGIN JAYA KABUPATEN ACEH BESAR

1,2,3 Dosen Jurusan Kesehatan Lingkungan Poltekkes Denpasar

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Tindakan, Sanitasi Lingkungan

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

TESIS. Untuk memenuhi persyaratan Mencapai derajat Sarjana S2. Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Administrasi Rumah Sakit

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Oleh : Januariska Dwi Yanottama Anggitasari J

PENGARUH FAKTOR PRILAKU PENDUDUK TERHADAP KEJADIAN MALARIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TAMBELANG KECAMATAN TOULUAAN SELATAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

Pemberian ASI Eksklusif pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Kemaraya Kota Kendari

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

II. TINJAUAN TEORITIS

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PREDISPOSING, ENABLING, DAN REINFORCING DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT TATANAN RUMAH TANGGA DI KECAMATAN REMBOKEN KABUPATEN MINAHASA. Finny F. Tumiwa*, A. J. M. Rattu**, A. A. T. Tucunan ** *Program Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga secara baik belum dilaksanakan sepenuhnya dan masih jauh dari target yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Persentase perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga nasional pada tahun 2015 baru mencapai 32,3% dan diharapkan dapat mencapai 70% pada tahun 2019 nanti. Penyuluhan kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga dari Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa maupun dari Puskesmas di Kecamatan Remboken masih belum dilaksanakan secara maksimal. Adapun permasalahan yang ditemui yaitu daerah di Kecamatan Remboken merupakan daerah rawan sanitasi karena struktur tanah berawa sehingga memungkinkan jentik-jentik nyamuk dan kuman penyakit untuk berkembangbiak, struktur tanah ini juga membuat masyarakat kesulitan untuk membangun jamban standar dengan tangki septik, adapun masyarakat yang kurang mengkonsumsi makanan bergizi, tidak memberikan ASI eksklusif kepada bayi, sering merokok di dalam maupun diluar rumah, begitu juga ketersediaan sarana dan prasarana yang kurang memadai seperti air bersih, tempat sampah umum, tempat pembuangan limbah, dan masih banyak rumah yang belum memenuhi kriteria rumah sehat karena dinding rumah yang masih terbuat dari papan atau bambu beralaskan tanah, tidak memiliki ventilasi, dan luas lantai tidak sesuai dengan jumlah anggota keluarga, adapun fasilitas kesehatan yaitu 1 puskesmas dan 4 puskesmas pembantu tetapi, keempat puskesmas pembantu tersebut belum dioperasikan secara maksimal, tenaga kesehatan di Kecamatan Remboken yang berjumlah 18 belas orang dinilai masih belum cukup untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada 3.475 KK di Kecamatan Remboken. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor predisposing, enabling, dan reinforcing dengan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di Kecamatan Remboken. Jenis penelitian ini adalah penelitian dengan rancangan cross sectional. Populasi dalam penelitian adalah seluruh keluarga yang memiliki bayi 6 bulan atau balita yang berdomisili di Kecamatan Remboken. Jumlah Populasi sebanyak 3.475 keluarga. Sampel dalam penelitian berjumlah 93 orang responden. Analisis data menggunakan uji Chi-Square dan Uji regresi logistic. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat p=0,001 (p<0,05), sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat p=0,001 (p<0,05), sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat p=0,000 (p<0,05), dan penyuluhan kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat p= 0,000 (p<0,05). Hasil Uji regresi logistic menunjukkan bahwa variabel penyuluhan kesehatan merupakan yang paling dominan berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilai OR (Odds Ratio) paling tinggi yaitu OR = 11,978 (CI 95% = 3,882-36,959). Jadi kegiatan penyuluhan kesehatan yang baik dari petugas kesehatan akan membuat anggota rumah tangga melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dengan peluang 12 kali lebih baik dibandingkan dengan tidak adanya kegiatan penyuluhan kesehatan oleh petugas kesehatan. Kesimpulan penelitian ini yaitu faktor predisposing(pengetahuan, sikap), enabling (sarana dan prasarana) dan faktor reinforcing (penyuluhan kesehatan) memiliki hubungan yang bermakna dengan perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor penyuluhan kesehatan merupakan variabel yang paling dominan. Kata Kunci : predisposing, enabling, reinforcing, perilaku hidup bersih dan sehat rumah tangga. ABSTRACT Health education about clean and healthy behavior of the households has not been fully implemented and it far from the government s target. The percentage of clean and healthy behavior of national households on 2015 reached 32.3% and hopefully it will reach 70% on 2019. Health education of clean and healthy behavior in Remboken, Minahasa has not fully implemented. The main problems of health environment in Remboken s area is the sanitation s problems because of the swampy soil structures allowing the larvae of mosquitoes and germs to multiply and spread the deseases, the soil structures also makes it difficult to build standards latrines with septic tank and the other problems are people who less consumes the food with a lot of nutritious, not often gives an exclusive breastfeeding to the baby, often 1

smokes in and outside of the home, as well as the availability of facilities and the inadequate infrastructures such as clean water, municipal waste, disposal waste, and there are homes that not have the criteria of a healthy home because the wall of the house is still made from boards or bamboo and paved ground, has no ventilation, and the floor area is not accordance with the number of the family members, and also the health facilities are a public health center and four helped health centers but, the four health centers aren t be operated, the health workers in Remboken public health centers are 18 health workers it s still not enough for the health care of the 3,475 households in the district of Remboken. The main goal of this study was to analyze the correlation between predisposing, enabling, and reinforcing factors of clean and healthy behaviors in Remboken. The type of the research is cross sectional design. The population in this research are the whole family that has 6 months baby or toddler who live in Remboken s area. The population are 3,475 families. The samples are 93 respondents. Data analyze using Chi-square test and logistic regression test. The results showed that there was a significant correlation between knowledge with a healthy and clean behavior p = 0.001 (p <0.05), the attitude with a clean and healthy behavior p = 0.001 (p <0.05), facilities and infrastructures with a clean and healthy behavior p = 0.000 (p <0.05), and health education with a clean and healthy behavior p = 0.000 (p <0.05). The results of logistic regression showed that the variables of health education is the most dominant variable that correlate with a clean and healthy behavior with OR (odds ratio) = 11.978 (95% CI = 3.882 to 36.959). So, health education activities of health workers will motivated the households to do a clean and healthy behavior with opportunities 12 times better than never make a health education activities by health workers. The conclusion of this study are predisposing factors (knowledge, attitudes), enabling (infrastructures) and reinforcing factors (health education) has the significant correlation with a clean and healthy behavior. Health education is the most dominant variable that influence a clean and healthy behavior. Keyword: predisposing, enabling, reinforcing, clean and healthy behavior of the households. 2

PENDAHULUAN Tujuan pembangunan kesehatan Indonesia sehat yaitu meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan dengan perilaku hidup sehat serta memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan dan fasilitas kesehatan yang bermutu secara adil dan merata diseluruh wilayah Republik Indonesia serta dapat mewujudkan bangsa yang mandiri maju dan sejahtera (Anonim, 2014a). Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan kesehatan dan kesejahteraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu pembangunan mutu SDM di berbagai sektor serta masih menitik beratkan pada program-program pra-upaya kuratif dan rehabilitatif yang didukung oleh informasi kesehatan secara berkesinambungan sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat, lingkungan sehat dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri serta dapat menjangkau pelayanan kesehatan yang berkualitas (Anonim, 2011). Kebijakan nasional promosi kesehatan untuk mendukung upaya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat yang ditetapkan sesuai Peraturan Menteri Kesehatan RI.No.2269/MENKES/PER/XI/2011 yaitu mengenai Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Menurut L. Green (1980), ada tiga faktor penyebab mengapa seseorang melakukan perilaku hidup bersih dan sehat yaitu: 1). faktor pemudah (predisposing factor) yang mencakup pengetahuan dan sikap keluarga terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Faktor ini menjadi pemicu atau antesenden terhadap perilaku yang menjadi 3 dasar atau motivasi bagi tindakan akibat tradisi, kebiasaan, kepercayaan, tingkat pendidikan, dan tingkat sosial ekonomi. 2). faktor pemungkin (enabling factor) yang menjadi pemicu teradap perilaku yang memungkinkan suatu motivasi atau tindakan terlaksana. Faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi rumah tangga, misalnya ketersediaan rumah sehat, air bersih, tempat pembuangan sampah, jamban, ketersediaan makanan bergizi, dan lain sebagainya. Fasilitas ini pada hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya perilaku hidup bersih dan sehat serta faktor penguat atau pendorong (reinforcing factor) yang menentukan apakah tindakan kesehatan memperoleh dukungan atau tidak. Faktor ini terwujud dalam bentuk sikap dan perilaku petugas kesehatan maupun tokoh agama dan tokoh masyarakat yang merupakan tokoh panutan masyarakat sebagai contoh, kader kesehatan memberikan penyuluhan atau informasi kesehatan kepada masyarakat tentang PHBS maka hal ini akan menjadi penguat atau pendorong bagi masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat. Provinsi Sulawesi Utara termasuk dalam 5 provinsi dengan tingkat PHBS yang baik yaitu sebesar 46,9% dari skala nasional (Anonim, 2013a). Persentase rumah tangga yang memenuhi kriteria PHBS yang baik menurut kabupaten/kota di provinsi Sulawesi Utara yaitu: Kabupaten Minahasa Utara 81,1%, Bolaang Mongondow 80,5%, Kepulauan Sangihe 79,1%, Minahasa Selatan 76,4%, Kepulauan Talaud 76,1%, Kota Bitung 74,5%, Kota Kotamobagu 72,2%, Minahasa Tenggara 68%, Bolaang Mongondow Timur 67,9%, Bolaang Mongondow Utara 66%, Minahasa 65,1%, Kota Manado 64,7%, Kota Tomohon 61,9%, Bolaang Mongondow Selatan 47,6% dan Siau Tagulandang Biaro 35,8% (Anonim, 2012a).

Kabupaten Minahasa berada pada urutan kelima terbawah dengan kriteria PHBS yang baik. Kecamatan Remboken merupakan salah satu daerah di Kabupaten Minahasa yang rawan terhadap penyakit karena Kecamatan Remboken merupakan salah satu daerah yang berada di pesisir danau Tondano yang secara demografis dan geografis menjadi salah satu daerah rawan sanitasi karena iklim dan lahan yang sebagian besar adalah rawa sehingga menjadi tempat yang cukup potensial bagi perkembangan vektor dan kuman penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya masalah kesehatan masyarakat (Anonim, 2013a). Adapun masalah kesehatan di Kecamatan Remboken seperti kesulitan membangun jamban yang layak karena struktur tanah, kesulitan memperoleh air bersih dan makanan bergizi, penyuluhan kesehatan PHBS yang belum dilaksanakan secara optimal oleh petugas kesehatan serta sarana dan prasarana kesehatan yang belum memadai. Sarana dan prasarana kesehatan yang disediakan oleh pemerintah yaitu: 1 puskesmas dan 4 puskesmas pembantu namun, 4 puskesmas pembantu tersebut belum dioperasikan secara maksimal. Kecamatan Remboken juga memiliki 3 dokter, 11 perawat dan 4 bidan tetapi, hanya 4 desa di Kecamatan Remboken yang memiliki bidan desa. Delapan belas orang tenaga kesehatan ini dinilai masih belum cukup untuk memberikan pelayanan kesehatan yang maksimal kepada masyarakat di Kecamatan Remboken (Anonim, 2014b). Penelitian yang dilakukan oleh Asrizal (2011), tentang hubungan antara faktor predisposing, enabling dan reinforcing promosi kesehatan hygiene dan sanitasi lingkungan dengan perilaku hidup bersih di Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok menunjukkan bahwa faktor predisposing (pengetahuan, sikap) dan faktor reinforcing secara signifikan berhubungan dengan perilaku hidup bersih sedangkan faktor dominan yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih ialah faktor predisposing (pengetahuan dan sikap). Berdasarkan uraian di atas menunjukkan bahwa pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan prasarana serta penyuluhan kesehatan memiliki pengaruh terhadap terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat pada tatanan rumah tangga. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis hubungan antara faktor predisposing (pengetahuan, sikap), enabling (sarana dan prasarana) dan reinforcing (penyuluhan kesehatan) dengan perilaku hidup bersih dan sehat. METODE Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif survei analitik dengan metode cross sectional. Penelitian dilaksanakan di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa mulai bulan Februari 2015 sampai Mei 2015. Populasi adalah seluruh keluarga yang memiliki bayi 6 bulan atau balita yang berdomsili di Kecamatan Remboken. Jumlah populasi sebanyak 3.475 keluarga. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah pengetahuan, sikap, ketersediaan sarana dan prasarana serta penyuluhan kesehatan. Variabel terikat adalah perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Analisis Bivariat uji Chi- Square untuk menguji apakah ada hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dimana kriteria penilaian adalah bila nilai p 0,05 dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis multivariat menggunakan regresi logistik karena skala pengukuran variabel terikat dan variabel bebas adalah kategori untuk mengetahui faktor mana yang 4

paling dominan berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di Kecamatan Remboken. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hubungan antara Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga di Kecamatan Remboken Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui pancaindra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, raba dan rasa (Notoatmodjo, 2003). Menurut Becker dalam Notoatmodjo (2007), Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan. Hubungan variabel Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini. Tabel 1. Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik Kurang baik Total n % n % n % Baik 43 46,2 22 23,7 41 44,1 Kurang baik 19 20,4 9 9,7 52 55,9 0,001 5,532 Total 62 66,7 31 33,4 93 100 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, diperoleh data bahwa jumlah responden yang memiliki PHBS yang kurang baik yaitu sebanyak 31 orang (33,4%) dengan rincian yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 9 orang (9,7%) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 22 orang (23,7%), sedangkan jumlah responden yang memiliki PHBS yang baik yaitu sebanyak 62 orang (66,7%) dengan rincian yang berpengetahuan kurang baik sebanyak 19 orang (20,4%) dan yang berpengetahuan baik sebanyak 43 orang (46,2%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai p=0,001 <0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan nilai OR = 5,532 (CI 95%: 2,150 14,233). Artinya, masyarakat dalam tatanan rumah tangga yang berpengetahuan tinggi mempunyai peluang 6 kali lebih besar untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan masyarakat yang berpengetahuan rendah. b. Hubungan antara Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa 5

Sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksana motif tertentu. Sikap bukanlah suatu tindakan atau aktivitas tetapi merupakan predisposisi dari tindakan atau perilaku. Sikap merupakan reaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek tersebut (Notoatmodjo, 2003). Becker dalam Notoatmodjo (2007), Sikap terhadap kesehatan merupakan pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan seperti, sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor faktor yang mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan dan sikap untuk menghindari kecelakaan. Hubungan variabel sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di Kecamatan Remboken dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini. Tabel 2. Hubungan Sikap dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik Kurang Baik Total n % n % n % Baik 42 45,2 10 10,8 52 55,9 0,001 5,367 Kurang baik 18 19,4 23 24,7 41 44,1 Total 60 64,5 33 35,5 93 100 Berdasarkan tabel tabulasi silang yang dilakukan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat, diperoleh data bahwa jumlah responden yang memiliki PHBS yang kurang baik yaitu sebanyak 33 orang (35,5%) dengan rincian yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 23 orang (24,7%) dan yang memiliki sikap baik sebanyak 10 orang (10,8%); sedangkan jumlah responden yang memiliki PHBS yang baik yaitu sebanyak 60 orang (64,5%) dengan rincian yang memiliki sikap kurang baik sebanyak 18 orang (19,4%) dan yang memiliki sikap baik sebanyak 42 orang (45,2%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai p=0,001<0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan 6 perilaku hidup bersih dan sehat, dengan nilai OR = 5,36 (CI 95%: 2,128 13,537).Artinya, sikap masyarakat yang baik mempunyai peluang 5 kali lebih efektif untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan masyarakat rumah tangga yang memiliki sikap yang kurang baik terhadap PHBS. c. Hubungan antara Ketersediaan Sarana dan Prasarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga di Kecamatan Remboken

Ketersediaan sarana dan prasarana merupakan segala sesuatu yang dibutuhkan oleh masyarakat untuk melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat agar dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat misalnya, fasilitas yang harus dimiliki oleh masyarakat seperti: rumah sehat, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan limbah, jamban sehat, air bersih, makanan bergizi, puskesmas, posyandu, dan lain-lain. Hubungan variabel Sarana dan Prasarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Remboken dapat dilihat pada Tabel 3 dibawah ini. Tabel 3. Hubungan Sarana dan Prasarana dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Sarana dan Prasarana Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik Kurang baik Total n % n % n % Memadai 40 43,0 12 12,9 52 55,9 Kurang memadai 9 9,7 32 34,4 41 44,1 0,000 11,852 Total 49 52,7 44 47,3 93 100 Berdasarkan tabel tabulasi silang yang dilakukan antara sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat, diperoleh data bahwa jumlah responden yang memiliki PHBS yang kurang baik yaitu sebanyak 44 orang (47,3%) dengan rincian responden yang memiliki sarana dan prasarana yang kurang memadai sebanyak 32 orang (34,4%) dan yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai sebanyak 12 orang (12,9%), sedangkan jumlah responden yang memiliki PHBS yang baik sebanyak 49 orang (52,7%) dengan rincian responden yang memiliki sarana dan prasarana yang kurang memadai sebanyak 9 orang (9,7%) dan yang memiliki sarana dan prasarana yang memadai sebanyak 40 orang (43,0%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi- Square didapatkan hasil dengan nilai p = 0,000 < 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan nilai OR = 11,85 (CI 95%: 4,442 31,621). Artinya, ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai mempunyai peluang 12 kali lebih besar bagi masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari dibandingkan dengan masyarakat tatanan rumah tangga yang memiliki sarana dan prasarana yang kurang memadai. d. Hubungan Antara Penyuluhan Kesehatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah tangga di Kecamatan Remboken Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan 7

mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan perilaku hidup bersih dan sehat (Anonim, 2009). Hubungan variabel Penyuluhan Kesehatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Remboken dapat dilihat pada Tabel 4 dibawah ini. Tabel 4. Hubungan Penyuluhan Kesehatan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Kesehatan Baik Kurang Baik Total n % n % n % Baik 30 32,3 8 8,6 38 40,9 0,000 15,000 Kurang baik 11 11,8 44 47,3 55 59,1 Total 41 44,1 52 55,9 93 100 Berdasarkan tabulasi silang yang dilakukan antara penyuluhan kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, diperoleh data bahwa jumlah responden yang memiliki PHBS yang kurang baik yaitu sebanyak 52 orang (55,9%) dengan rincian yang responden yang pernah mengikuti penyuluhan kesehatan yang kurang baik dan menarik sebanyak 44 orang (47,3%) dan responden yang pernah mengikuti penyuluhan kesehatan dengan metode penyuluhan yang baik sebanyak 8 orang (8,6%), sedangkan jumlah responden yang memiliki PHBS yang baik sebanyak 41 orang (44,1%) dengan rincian responden yang pernah mengikuti penyuluhan yang kurang baik sebanyak 11 orang (11,8%) dan responden yang pernah mengikuti penyuluhan kesehatan yang baik yaitu sebanyak 30 orang (32,3%). Berdasarkan hasil analisis uji Chi-Square didapatkan hasil dengan nilai p = 0,000 < 0,05 yang menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara penyuluhan kesehatan dengan perilaku hidup bersih dan sehat, dengan nilai OR 8 = 15,00 (CI 95%: 5,397 41,687). Artinya, penyampaian penyuluhan kesehatan yang baik, mudah dimengerti, tidak monoton yang disampaikan secara singkat, padat dan jelas oleh petugas kesehatan mempunyai peluang 15 kali lebih besar bagi masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga dibandingkan dengan masyarakat/tatanan rumah tangga yang memiliki sarana dan prasarana yang kurang memadai. e. Analisis Multivariat Penelitian Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahap sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah menentukan variabel bebas yang mempunyai p 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel terikat (uji chi-square) pada uji bivariat tersebut di atas. Berdasarkan uji bivariat dari keempat variabel bebas (pengetahuan, sikap, sarana dan prasarana, penyuluhan kesehatan), keempat variabel memiliki nilai p 0,05 sehingga keempat variabel tersebut dimasukkan dalam

analisis selanjutnya. Hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik seperti terlihat pada tabel 5 dibawah ini. Tabel 5. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel S. E Sig OR Lower 95% C.I Upper Pengetahuan 0,684 0,070 3,453 0,904 13,185 Sikap 0,600 0,026 3,819 1,178 12,385 Sarana Prasarana 0,705 0,251 2,246 0,564 8,944 Penyuluhan 0,659 0,002 8,018 2,206 29,145 Berdasarkan hasil uji multivariat pada tabel 5 menunjukkan bahwa nilai signifikansi terbesar dan > 0,05 adalah variabel sarana dan prasarana (0,251) oleh karena itu, variabel sarana dan prasarana dikeluarkan dari model. Setelah variabel ketersediaan sarana dan prasarana dikeluarkan, maka hasil analisis regresi logistik dapat dilihat pada tabel 6 dibawah ini. Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik Variabel S. E Sig OR Lower 95% C.I Upper Pengetahuan 0,603 0,007 5,039 1,546 16,416 Sikap 0,588 0,017 4,056 1,281 12,844 Penyuluhan 0,575 0,000 11,978 3,882 36,959 Tabel 6 menunjukkan bahwa penyuluhan kesehatan merupakan variabel yang paling dominan berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dengan nilai OR= 11,978 (CI 95% = 3,882-36,959) dibandingkan dengan variabel pengetahuan dengan nilai OR=5,039 (CI 95% =1,546-16,416) dan variabel sikap dengan nilai OR = 4,056 (CI 95% = 1,281-12,844). Variabel dominan yang paling berpengaruh terhadap terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat adalah variabel penyuluhan kesehatan. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Terdapat hubungan yang bermakna antara penyuluhan kesehatan dengan perilaku hidup 9

bersih dan sehat tatanan rumah tangga di kecamatan Remboken. 2. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di kecamatan Remboken. 3. Terdapat hubungan yang bermakna antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di kecamatan Remboken. 4. Terdapat hubungan yang bermakan antara ketersediaan sarana dan prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di kecamatan Remboken. 5. Pengetahuan, sikap, sarana dan prasarana serta penyuluhan kesehatan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap PHBS. Penyuluhan kesehatan ialah variabel yang paling dominan berhubungan dengan terlaksananya perilaku hidup bersih dan sehat tatanan rumah tangga di Kecamatan Remboken. SARAN Saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa untuk dapat menata kembali bangunan puskesmas pembantu yang tidak difungsikan lagi agar bisa aktif dalam melayani masyarakat di kecamatan Remboken. 2. Bagi tenaga kesehatan di Puskesmas sebaiknya lebih aktif lagi dalam memberikan informasi dan penyuluhan tentang PHBS kepada masyarakat. 3. Bagi Ilmu Kesehatan Masyarakat disarankan untuk penelitian selanjutnya dapat menggunakan sampel responden yang lebih banyak. Umur, pendidikan, tradisi, sosial budaya dan ekonomi merupakan faktor-faktor 10 yang mempengaruhi perilaku hidup bersih dan sehat dan belum diteliti oleh peneliti. DAFTAR PUSTAKA Anonimous. 2011. Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, No.2269/Menkes/PER/XI/2011 Promkes. Jakarta. Anonimous. 2012a. Buku Saku Profil Kesehatan Sulawesi Utara. Bidang Promkes Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Utara. Anonimous. 2013a. Buku Putih Sanitasi Kabupaten Minahasa. Pokja Sanitasi Kabupaten Minahasa. Anonimous. 2014a. Kecamatan Remboken Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa. No. Publikasi 7102.1407. No. Katalog 1102001. 7102200. Anonimous. 2014b. Statistik Daerah Kecamatan Remboken. Badan Pusat Statistik Kabupaten Minahasa. No. Publikasi 71025.1444. No. Katalog 101002. 71020200. Asrizal, W. 2012. Hubungan Antara Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Promosi Hygiene dan Sanitasi Lingkungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Kecamatan Lubuk Sikarah Kota Solok. Tesis Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta. Azwar, S. 2010. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Cetakan Pertama. Rineka Cipta. Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S. 2011. Ilmu Kesehatan dan Perilaku Masyarakat. Edisi I, Cetakan Kedua, Rineka Cipta. Jakarta. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Edisi Revisi Kedua, Rineka Cipta. Jakarta. Skinner, B. F. 2013. Ilmu Pengetahuan dan Perilaku Manusia. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Sugiyono. 2012. Statistik Untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung. Wibowo, Y. 2010. Survei Cepat Strata PHBS serta Fungsi Fisiologis Keluarga di Desa Tambaksari Kidul Kecamatan Kembaran. Jurnal Mandala of Health Volume 4 Nomor 2 Hal. 26-35. 11