BAB I PENDAHULUAN. Juanita: Pengaruh Krisis Ekonomi Terhadap Pelayanan Kesehatan Masyarakat, 2001 USU Repository 2006

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELYANAN KESEHATAN. Juanita, SE,MKes. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara BABI PENDAHULUAN

PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. penduduknya yang tinggi. Bahkan Indonesia menduduki peringkat ke-empat

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2015

INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU) TAHUN 2016

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN. memprihatinkan karena mengancam kualitas sumber daya manusia yang akan

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

Usaha-usaha Kesehatan Masyarakat. Contact: Blog: suyatno.blog.undip.ac.id Hp/Telp: /

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG PERBAIKAN GIZI

BAB 1 PENDAHULUAN. berbagai upaya kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk upaya

Daya tahan rendah Mudah sakit Kematian

BAB V SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN. tahun. Berikut data ketenagaan pegawai di Puskesmas Banguntapan III per 31

TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang kesehatan berdasarkan asas otonomi dan tugas

V. IMPLEMENTASI STRATEGI PROMOSI KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Pos pelayanan terpadu (Posyandu) merupakan bentuk partisipasi. masyarakat yang membawa arti yang sangat besar bagi kesehatan dan

BAB. III AKUNTABILITAS KINERJA

UPAYA KESEHATAN BERSUMBERDAYA MASYARAKAT (UKBM)

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kesehatan termasuk dalam hal gizi. Hal ini terbukti dari

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan ketertiban dunia yang

KESEHATAN DAN PEMBANGUNAN NASIONAL

URAIAN PROGRAM PUSKESMAS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA PRABUMULIH DINAS KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan. Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan Nasional Bangsa Indonesia sesuai Pembukaan

BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

1 Usia Harapan Hidup (UHH) Tahun 61,2 66,18. 2 Angka Kematian Bayi (AKB) /1.000 KH Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI) /100.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA

DOKUMEN PELAKSANAAN ANGGARAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH PEMERINTAH KOTA CIMAHI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) Latar belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. cerdas dan produktif. Indikatornya adalah manusia yang mampu hidup lebih lama

STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN KESEHATAN

b. Tujuan Khusus Meningkatkan cakupan hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita (BPB) di Puskesmas Losarang.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia. Sehat mencantumkan empat sasaran pembangunan

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Petugas P2 Diare (Program Pemberantasan Diare) Puskesmas Payolansek

BAB I PENDAHULUAN. Rencana Kerja Dinas Kesehatan Kab. Purbalingga 2013 hal 1

Pendekatan Kebijakan di Hulu. Maria Agnes Etty Dedy Disajikan dalam Forum Nasional IV Kebijakan Kesehatan Indonesia Kupang, 4 September 2013

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016 SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH DINAS KESEHATAN KABUPATEN KEDIRI TARGET

RENCANA STRATEGIS CARA MENCAPAI TUJUAN/SASARAN URAIAN INDIKATOR KEBIJAKAN PROGRAM KETERANGAN. 1 Pelayanan Kesehatan 1.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and

EVALUASI KINERJA DINAS KESEHATAN KAB. BOALEMO TAHUN 2016 KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN UNTUK MENCAPAI TARGET

Sumber: GIZI CEPER 2013.docx?dl=0

KERANGKA ACUAN KEGIATAN KUNJUNGAN RUMAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah melalui pelayanan kesehatan di posyandu. Kegiatan-kegiatan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. sehat bagi semua orang agar terwujud derajat kesehatan. masyarakat yang optimal merupakan tujuan pembanguan

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 27 TAHUN 2008 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT DI LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN KABUPATEN TASIKMALAYA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keperawatan yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang

B A B IV SITUASI UPAYA KESEHATAN

Anak balitanya telah mendapatkan imunisasi BCG, DPT I dan Polio di Posyandu. Ibu ani adalah peserta asuransi kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. harapan hidup yang merupakan salah satu unsur utama dalam penentuan

PEMERINTAH KABUPATEN MURUNG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu bangsa tergantung pada keberhasilan

PENGUKURAN INDIKATOR KINERJA SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2006). kesehatan ditingkat desa. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam

PEMBINAAN DAN BUKTI PEMBINAAN. No. Kode : Terbitan: No. Revisi : Tgl.Mulai Berlaku: Halaman :

KEBIJAKAN DASAR PUSKESMAS (Kepmenkes No 128 th 2004) KEBJK DSR PUSK

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

KERANGKA ACUAN KEGIATAN POSBINDU PTM

HASIL ANALISIS APBD PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT 1

IDENTIFIKASI KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT/ SASARAN PROGRAM No.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem Kesehatan Nasional merupakan suatu tatanan yang mencerminkan

FORMULIR RENCANA KINERJA TAHUNAN TINGKAT UNIT OEGANISASI ESELON I KL DAN SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAAH (SKPD)

PEMERINTAH KABUPATEN LANDAK DINAS KESEHATAN PUSKESMAS KARANGAN Jalan Raya Karangan Kecamatan Mempawah Hulu Kabupaten Landak Kode Pos78363

KERANGKA ACUAN KEGIATAN PERAWATAN KESEHATAN MASYARAKAT ( PERKESMAS ) PUSKESMAS KESAMBEN TAHUN I. Pendahuluan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Pelayanan merupakan suatu aktivitas atau serangkaian alat yang bersifat

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERDANG BEDAGAI NOMOR 27 TAHUN 2008

URAIAN TUGAS BERDASARKAN JABATAN. Tugas Pokok Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular TBC

BAB PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PUSKESMAS. VISI Tercapainya Kecamatan sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat 2010

BAB I PENDAHULUAN menjadi 228 kasus pada Angka kematian bayi menurun dari 70

Majalah INFO ISSN : Edisi XV, Nomor 2, Juni 2013

ANGGARAN SETELAH PERUBAHAN REALISASI JUMLAH PENDAPATAN , ,00 ( ,00) 93,85

Tabel Target dan Capaian Kinerja Urusan Kesehatan Tahun No Indikator Target 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

LAMPIRAN PENETAPAN KINERJA DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERANGKA ACUAN PROGRAM GIZI UPT PUSKESMAS CARINGIN TAHUN 2016

Tabel IV.B.2.1 Program dan Realisasi Anggaran Urusan Kesehatan Tahun 2010

RENCANA KINERJA TAHUNAN KEGIATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PROMOSI KESEHATAN TAHUN 2016

KEPUTUSAN WALIKOTA TASIKMALAYA NOMOR : 56 TAHUN 2004 TENTANG URAIAN TUGAS JABATAN STRUKTURAL PADA DINAS KESEHATAN KOTA TASIKMALAYA

KEBIJAKAN KEMENTERIAN KESEHATAN DALAM AKSELERASI PENURUNAN ANGKA KEMATIAN IBU

TANTANGAN PROGRAM GIZI DI INDONESIA. Doddy Izwardy Direktur Bina Gizi Kementerian Kesehatan

BAB V ANALISIS, PENELUSURAN DATA KOHORT DAN RENCANA TINDAK LANJUT

BUPATI SEMARANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI SEMARANG NOMOR 26 TAHUN 2016 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SUNGAI PENUH DINAS KESEHATAN Jalan Jend.Sudirman No.24 Telp SUNGAI PENUH Kode Pos : 37112

Tabel 4.1 INDIKATOR KINERJA UTAMA DINAS KESEHATAN KABUPATEN KERINCI TAHUN Formulasi Penghitungan Sumber Data

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN Sejak pertengahan tahun 1997 Indonesia dilanda krisis moneter yang pada saat ini telah berkembang menjadi krisis ekonomi serta pelbagai krisis lainnya yang berpengaruh pada berbagai aspek hidup dan kehidupan bangsa. Tercatat sebagai krisis moneter atau krisis ekonomi tersebut, yang penyebab pertamanya tidak lain adalah karena terpuruknya tukar rupiah terhadap dollar. Tidak kurang sekitar 49,5 juta jiwa atau sekitar 24,2 % dari jumlah seluruh penduduk Indonesia pada saat ini hidup di bawah garis kemiskinan. Berikut ini disampaikan uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi tersebut terhadap kesehatan masyarakat serta terhadap kinerja pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia serta kemungkinan penyesuaian kebijakan yang akan ditempuh pada masa yang akan datang. Uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap kesehatan masyarakat lebih diutamakan pada status gizi serta perilaku kesehatan masyarakat. Sedangkan uraian tentang pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap kinerja pelayanan kesehatan masyarakat lebih dititik beratkan pada kinerja Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), Bidan di Desa (BDD) serta terhadap kinerja Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu). 1

BAB II PEMBAHASAN A. PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Untuk dapat memahami pengaruh krisis moneter atau krisis ekonomi terhadap pelayanan kesehatan masyarakat, perlulah dipahami dahulu apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan masyarakat (public health service). Secara sederhana yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan masyarakat adalah bagian dari pelayanan kesehatan yang lebih mengutamakan kegiatannya pada upaya peningkatan kesehatan serta pencegahan penyakit serta lebih memusatkan perhatiannya pada pelbagai masalah kesehatan yang ditemukan di masyarakat secara keseluruhan. Jika dibandingkan dengan pelayanan medis (medical service) pelayanan kesehatan masyarakat memang mempunyai beberapa ciri tersendiri. Ciri yang dimaksud serta perbedaannya dengan pelayanan medis, secara sederhana diuraikan sebagai berikut No YANKESMAS YANMED 1 Pelaksana utamanya adalah ahli Pelaksana utamanya adalah para kesehatan masyarakat dokter 2 Kegiatan utamanya adalah Kegiatan utamanya adalah pencegahan penyakit penyembuhan penyakit 3 Sasaran utamanya adalah Sasaran utamanya adalah masyarakat perseorangan 4 Sangat memperhatikan aspek Kurang memperhatikan aspek efisiensi program efisiensi program 5 Dibenarkan mengkampanyekan Tidak dibenarkan mengkampanyekan kegiatannya kegiatannya 6 Merupakan upaya bersama melalui Merupakan upaya perseorangan pengikutsertaan masyarakat 7 Penghasilan diperoleh dari gaji Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa 8 Bertanggung jawab kepada Bertanggung jawab kepada penderita masyarakat 9 Dapat memonopoli upaya Tidak dibenarkan memonopoli upaya kesehatan kesehatan 10 Menghadapi masalah administrasi Menghadapi masalah administrasi yang komplek yang sederhana 2

Sarana kesehatan yang bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat disebut dengan nama sarana kesehatan masyarakat. Untuk Indonesia sarana kesehatan masyarakat ini adalah Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) yang berada pada lini depan serta dibantu oleh Dinas Kesehatan Tingkat II yang berada di Kabupaten/kotamadya serta Dinas Kesehatan tingkat I yang berada di Propinsi, sebagai sarana rujukan. Untuk memperluas cakupan pelayanan Puskesmas, maka pada beberapa wilayah kerja yang dinilai strategis didirikan Pusat Kesehatan Masyarakat Pembantu (Puskesmas Pembantu) serta pada setiap desa ditempatkan Bidan di Desa. Sedangkan untuk menggalang peranserta masyarakat yang merupakan salah satu ciri utama pelayanan kesehatan masyarakat, didirikan Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) di setiap RW atau desa. Pada saat ini tercatat tidak kurang dari sekitar 240.000 Posyandu telah didirikan di seluruh Indonesia. B. PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT Pengaruh krisis ekonomi terhadap kesehatan masyarakat banyak macamnya. Beberapa di antaranya yang dinilai mempunyai makna yang penting adalah : B.1. Menurunnya status gizi masyarakat Krisis ekonomi menyebabkan harga barang dan jasa termasuk bahan makanan meningkat. Selanjutnya penurunan daya beli menyebabkan konsumsi makanan berkurang sehingga status gizi menurun. Penelitian di berbagai daerah telah membuktikan hal tersebut. Pengamatan Posyandu di Sulsel menemukan KEP nyata balita dari 5,7 % pada tahun 1997 meningkat menjadi 14,9 % tahun 1999. Penurunan status gizi balita tersebut nyata sebagai akibat kekurangan kalori/protein sesaat, terbukti dari hasil penelitian : angka malnutrisi akut anak di bawah 2 tahun meningkat dari 9,9 % tahun 1997 menjadi 14,4 % tahun 1999. Penurunan status gizi akan mendatangkan berbagai masalah ikutan sebagai berikut : 3

a. Menghambat pertumbuhan dan perkembangan fisik serta intelektual janin dan anak terutama anak balita. Kekurangan gizi pada janin dan balita dapat menimbulkan loss generation. b. Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin. c. Kekurangan gizi pada ibu nifas menghambat produksi ASI. d. Kekurangan gizi pada masyarakat dapat menurunkan daya tahan tubuh, memudahkan yang sehat menjadi sakit serta menghambat kesembuhan bagi yang sakit. B.2. Menurunnya akses terhadap fasilitas pelayanan Mengingat prioritas pendapatan keluarga untuk membeli makanan, maka penyediaan biaya untuk pelayanan kesehatan mengalami penurunan. Hal ini diperbesar dengan memngkatnya tarif jasa pelayanan kesehatan khususnya pada fasilitas swasta. Akibatnya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan menurun dengan tajam. B.3. Menurunnya perhatian terhadap lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi status kesehatan. Dengan adanya krisis menyebabkan perhatian masyarakat terpusat pada kegiatan untuk mempertahankan hidup, sehingga perhatian terhadap lingkungan menurun. Akibatnya sanitasi rumah, lingkungan pemukiman, penyediaan air bersih mengalami penurunan yang tajam. B.4. Menurunnya partisipasi masyarakat dalam berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan Mengurangnya perhatian masyarakat tidak terbatas hanya pada lingkungan, tetapi juga terhadap berbagai kegiatan yang mendukung kesehatan, misalnya : Posyandu, Pos KB, Pos Obat dan lain-lain. 4

B.5. Mengabaikan perilaku sehat Keadaan krisis ekonomi dapat menimbulkan kondisi pengabaian perilaku hidup sehat, misalnya : meningkatnya merokok, kebebasan seksual, makan tidak teratur dan lain-lain. B.6. Munculnya masalah kesehatan lain Krisis ekonomi dapat menimbulkan secara tak langsung masalah kesehatan lain, misalnya : meningkatnya stress, cidera akibat tindak kekerasan, penyakit hubungan seksual dan lain-lain. C. PENGARUH KRISIS EKONOMI TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN MASYARAKAT Secara umum dapat dikatakan krisis ekonomi menyebabkan penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyarakat khususnya Puskesmas, BDD dan Posyandu. C.1. Puskesmas Pengaruh krisis ekonomi terhadap kinerja Puskesmas secara umum dapat dibedakan atas dua macam yakni : C.1.1. Penurunan kemampuan Puskesmas Penurunan kemampuan puskesmas ini disebabkan antara lain oleh : Menurunnya penyediaan obat Sebagian besar bahan baku obat masih diimport. Dengan kenaikan nilai mata uang asing sebesar 3 kali lipat berarti menurunnya penyediaan obat sebanyak 1/3 kali Menurunnya penyediaan alat kesehatan dan reagensia Walaupun sebagian besar alat kesehatan dan reagensia sudah diproduksi di dalam negeri, tetapi akibat inflasi, menyebabkan kenaikan harga alat kesehatan/reagensia sulit dihindari. 5

Menurunnya kemampuan pembiayaan program / pelayanan kesehatan Inflasi mengakibatkan kenaikan harga barang dan jasa yang diperlukan untuk mendukung pelayanan kesehatan masyarakat. Misalnya : transportasi, bahan habis pakai, alat tulis kantor, dan lain-lain. Akibatnya kemampuan pelayanan, misalnya: pelayanan luar gedung, kunjungan rumah, dan surveilans menurun dengan tajam. Menurunnya poduktivitas kerja Perhatian dan kegiatan petugas yang terpecah untuk mengatasi kesulitan hidup menyebabkan: menurunnya disiplin, motivasi dan dedikasi sehingga produktivitas menurun. C.1.2. Meningkatnya beban kerja Puskesmas Meningkatnya beban kerja Puskesmas antara lain disebabkan oleh : Meningkatnya jumlah sasaran programlpelayanan Krisis ekonomi menyebabkan bertambahnya jumlah keluarga miskin yang merupakan sasaran prioritas program/pelayanan kesehatan, misalnya : bayi, balita, bumil, bufas, usila, serta penderita penyakit kronis. Meningkatnya kegiatan program/pelayanan kesehatan Dalam rangka mengatasi masalah kesehatan yang banyak dihadapi keluarga miskin, Puskesmas harus mengaktifkan kembali beberapa kegiatan program yang sebelumnya tidak dilaksanakan secara intensif, misalnya : Penimbangan balita, pemberian PMT, SKPG, Surveilans gizi, penyakit menular. Di samping itu Puskesmas harus melaksanakan kegiatan baru dari program yang sudah ada misalnya identifikasi keluarga miskin, TPKM. Meningkatnya masalah kesehatan secara umum di wilayah kerja Krisis ekonomi menyebabkan meningkatnya masalah kesehatan baik yang berakibat langsung misalnya: penurunan status gizi, kemampuan mengakses pelayanan, maupun tidak langsung misalnya: cidera akibat tindak kriminal, keluhan kejiwaan, sanitasi lingkungan, perilaku sehat. Hal ini menyebabkan meningkatnya pelaksanaan berbagai program kesehatan lain. 6

Menurunnya kemampuan serta meningkatnya beban kerja Puskesmas membawa konsekwensi pada menurunnya mutu pelayanan Puskesmas serta kondisi kesehatan masyarakat secara keseluruhan. C.2. Bidan di Desa Keadaan yang dihadapi oleh Puskesmas hampir serupa dengan yang dihadapi oleh Bidan di Desa. Kinerja Bidan di Desa akan menurun, karena beban kerja bertambah dan kemampuan pelayanan menurun. Hal ini akan berakibat pada penurunan hasil pelayanan kesehatan Ibu dan Anak, keluarga berencana, pelayanan perbaikan gizi dan pengembangan Posyandu sesuai dengan tugas dan fungsi bidan di desa. C.3. Posyandu Akibat krisis ekonomi kinerja Posyandu akan menurun terutama karena dukungan/perhatian tokoh masyarakat berkurang, aktifitas kader menurun, partisipasi/sumbangan masyarakat terhambat, peranserta masyarakat/sasaran teralihkan/istirahat. Menurunnya kinerja Posyandu sangat merugikan pembangunan kesehatan masyarakat di masa krisis ekonomi. Karena Posyandu diharapkan dapat berperan dalam : a. Meningkatkan kesadaran keluarga miskin akan masalah kesehatan yang dihadapi dan segala konsekuensinya melalui Penyuluhan Kesehatan Masyarakat. b. Memonitor dampak krisis ekonomi terhadap status gizi balita, status kesehatan Ibu dan anak melalui penimbangan balita dan pemeriksaan kesehatan ibu dan anak. c. Mengatasi masalah kesehatan yang timbul, misalnya melalui : kegiatan PMT pemulihan. d. Memonitor dan mengatasi masalah kesehatan lain sebagai akibat langsung/tidak langsung krisis ekonomi, misalnya : diare, dan lain-lain. 7

D. PROGRAM JPSBK Untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dalam bidang kesehatan pemerintah telah memprioritaskan perhatian terhadap keluarga miskin (gakin) melalui pengembangan Program Jaring Pengaman Sosial Bidang Kesehatan (JPSBK). Peluncuran Program tahun I dilakukan pada September 1998. Kegiatan tahun II dimulai Oktober 1999, sebagian besar anggaran JPSBK disalurkan ke Puskesmas dan Bidan di Desa melalui kantor Pos terdekat. Pada tahun I kegiatan JPSBK untuk memperkuat : 1. Pelayanan Kesehatan Dasar 2. Pelayanan Kebidanan Dasar 3. Pelayanan Perbaikan Gizi 4. Pengembangan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) 5. Pelayanan Rujukan Tahun ke II JPSBK ditambah dengan : 6. Revitalisasi Posyandu 7. Pemberantasan Penyakit Menular Sebagian anggaran disalurkan ke unit administrasi kesehatan di berbagai tingkat untuk memperkuat : 1. Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) 2. Sosialisasi dan Diseminasi JPSBK 3. Pelatihan Petugas 4. Pemantauan Program 5. Peningkatan Pengelolaan 6. Penanganan Keluhan Masyarakat 7. Pemantapan Sistem Informasi Selain program JPSBK, dalam rangka mengatasi krisis, pemerintah menambah anggaran untuk pembelian obat, menambah biaya operasional dan lain-lain. Berdasarkan hasil penelitian 5 Perguruan Tinggi, program JPSBK telah mencapai hasil sebagaimana diharapkan, walaupun masih memerlukan perbaikan. Hasil penelitian tersebut antara lain : 8

1. Ketepatan sasaran JPSBK cukup tinggi. Sekitar 91-97 % sasaran yang dicakup program JPSBK tepat sasaran yaitu keluarga miskin. 2. Kunjungan keluarga miskin ke Puskesmas meningkat Kunjungan keluarga miskin sakit ke Puskesmas meningkat dari 32 % pada putaran I menjadi 36 % pada putara II. 3. Perhatian Puskesmas terhadap keluarga miskin meningkat Pada Desember 1998 di awal program JPSBK, 60% keluarga miskin telah mempunyai kartu sehat. Pada April 1999 meningkat menjadi 85%. 4. Bumil keluarga miskin yang memeriksakan diri meningkat Proporsi bumil keluarga miskin yang mendapat ANC mengalami peningkatan. 5. Bumil keluarga miskin yang melahirkan ditolong oleh BDD meningkat Pada putaran I JPSBK, 46 % dari seluruh persalinan bumil keluarga miskin ditolong oleh BDD. Pada putaran II menjadi 59 %. 6. Bayi balita keluarga miskin kurang gizi menurun Dari pengamatan di beberapa Puskesmas jumlah bayi bawah garis merah menurun setelah diberi PMT. 7. Bumil keluarga miskin KEP menurun Dari pengamatan di beberapa Puskesmas jumlah bumil keluarga miskin KEP menurun setelah diberi PMT. 8. JPKM - JPSBK berkembang dengan baik Berdasarkan evaluasi, pengembangan JPKM - JPSBK telah dilaksanakan di semua kabupaten - Kota. E. IMPLIKASI KEBIJAKAN YANG AKAN DATANG Menarik pengalaman dari pelaksanaan penanggulangan dampak krisis ekonomi dalam bidang kesehatan khususnya dalam pelayanan kesehatan masyarakat, beberapa implikasi kebijakan yang perlu di masa yang akan datang adalah : 9

1. Penajaman prioritas sasaran Kelompok keluarga miskin karena rawan terhadap masalah kesehatan perlu diberi prioritas tinggi. Demikian juga sasaran tertentu, misalnya : bayi, balita, bumil, bupas, usila. 2. Penajaman prioritas program Untuk efisiensi dan efektivitas pencapaian tujuan pembangunan kesehatan perlu lebih memberi prioritas pada program yang berdampak ungkit besar misalnya : KIA, Gizi, penyakit menular tertentu, dan lain-lain. 3. Meningkatkan komitmen pada hal yang menjadi prioritas Utusan untuk memprioritaskan program tertentu harus ditunjukkan dengan komitmen operasional yang nyata, misalnya : dukungan kebijaksanaan, anggaran, tenaga, logistik. 4. Meningkatkan ketahanan sistem kesehatan Secara bertahap pemerintah harus mulai mengurangi ketergantungan obat, bahan habis pakai serta alat kedokteran dari luar negeri, yakni dengan mulai memproduksinya di dalam negeri. 5. Meningkatkan keterlibatan lintas sektor/program terkait/masyarakat/lsm dalam pembangunan kesehatan Keterlibatan tersebut dimulai dari gagasan, perencanaan, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi sehingga merasa memiliki berbagai program pembangunan yang sedang dilaksanakan di Indonesia. 6. Meningkatkan manajemen pembangunan kesehatan Dalam berbagai aspek manajemen pembangunan kesehatan yang dimaksudkan di sini antara lain adalah : a. Mengembangkan JPKM b. Melaksanakan bottom up planning c. Meningkatkan desentralisasi/otonomi d. Pembiayaan block grant 10

BAB III KESIMPULAN 1. Sarana kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan masyarakat di Indonesia adalah Puskesmas pada lini depan serta dibantu oleh Dinas Kesehatan tingkat II di Kabupaten/Kotamadya dan Dinas kesehatan tingkat I di Propinsi. 2. Krisis ekonomi mempengaruhi berbagai aspek kesehatan, antara lain menurunnya status gizi masyarakat serta menurunnya akses terhadap fasilitas pelayanan kesehatan. 3. Krisis ekonomi menyebabkan penurunan kinerja pelayanan kesehatan masyarakat khususnya Puskesmas, BDD dan Posyandu. 4. Untuk mengatasi dampak krisis ekonomi dalam bidang kesehatan, pemerintah mengembangkan pogram JPSBK. 5. Dari pengalaman pelaksanaan penanggulangan dampak krisis ekonomi dalam bidang kesehatan masyarakat, perlu adanya peningkatan dan penajaman pada implikasi kebijakan di masa yang akan datang. 11

DAFTAR PUSTAKA Depkes, Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program JPSBK, edisi pertama, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1998. Depkes, Petunjuk Teknis Program JPSBK untuk Puskesmas dan Bidan di Desa, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1999. Depkes, Pedoman Kerja Puskesmas, jilid I, Departemen Kesehatan RI, Jakarta, 1997/1998. Depkes, Pos Pelayanan Terpadu, Departemen Kesehatan, Jakarta, 1995. Soendoro, Tindakan Strategis Untuk Mengurangi Dampak Krisis di Sektor Kesehatan, Medika edisi khusus September 1999, Jakarta, 1999. Sudiro, Pelayanan Kesehatan Puskesmas Dalam Program JPSBK, Pusat Kajian Pembangunan Kesehatan, FKM Undip, Semarang, 1999.