MODUL5 PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 4 PENGAMBILAN CONTOH (SAMPLING) BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL 3 IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

MODUL6 MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MODUL 2 IDENTIFIKASI PASAR TRADISIONAL UNTUK PENGENDALIAN BAHAN BERBAHAYA

PENGETAHUAN BAHAN BERBAHAYA

PEDOMAN IMPLEMENTASI PROGRAM PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MODUL 4 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

MONITORING DAN EVALUASI PENGAWASAN PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA

Motto: SAFE FOOD FOR ALL

PERATURAN BERSAMA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA DAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN REPUBLIK INDONESIA

BUPATI CILACAP PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI CILACAP NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG PENGAWASAN BAHAN BERBAHAYA YANG DISALAHGUNAKAN DALAM PANGAN

Stevia, Pemanis Alami Baru untuk Industri Pangan Diposting oleh admin pada tanggal 14 April 2015

BAB I PENDAHULUAN. sekolah dasar (SD) adalah membeli jajanan di sekolah. Ketertarikan

IDENTIFIKASI PEDAGANG PASAR DAN INVENTARISASI BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA

BAB I PENDAHULUAN. diminati oleh mayoritas masyarakat Indonesia, karena rasanya yang gurih dan

PEWARNA ALAMI UNTUK PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kita hidup di dunia ini dilengkapi dengan lima indra yaitu penglihatan,

DAUN JAMBU BIJI SEBAGAI BAHAN BAKU OBAT. Penerbit IPB Press IPB Science Park Taman Kencana, Kota Bogor - Indonesia. Sandra Arifin Aziz Taopik Ridwan

Riati Anggriani, SH, MARS., M.Hum Kepala Biro Hukum dan Humas Badan Pengawas Obat dan Makanan 6 Februari 2017

PROVINSI SUMATERA BARAT KEPUTUSAN WALIKOTA PARIAMAN NOMOR: 246/510/2016 TENTANG

Tanggungjawab Industri Pangan untuk Pencapaian Populasi Penduduk yang Aktif, Sehat dan Produktif

BAB I PENDAHULUAN. berbagai bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat yang diperoleh dari bahan makanan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang tidak bermotif ekonomi, artinya kegiatan yang dilakukan didasarkan profit

KEBIJAKAN NASIONAL PENGATURAN IRTP DAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN TENTANG KEAMANAN PANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan keracunan. Penentuan

Strategi Pengembangan dan Riset Jagung untuk Diversifikasi Pangan

BADAN POM RI DIREKTUR PENILAIAN KEAMANAN PANGAN

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dalam melaksanakan pembangunan nasional. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

Feliza Zubair CSR, PR, & Etika Bisnis

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA BALAI POM DI PALU PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEWARNA ALAMI; Sumber dan Aplikasinya pada Makanan & Kesehatan, oleh Dr. Mutiara Nugraheni, S.T.P., M.Si. Hak Cipta 2014 pada penulis GRAHA ILMU Ruko

Gambar 1: Perilaku penjaja PJAS tentang gizi dan keamanan pangan di lingkungan sekolah dasar Kota dan Kabupaten Bogor

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Republik Indonesia No. 18 Tahun 2012 Tentang Pangan, keamanan

Pemberdayaan Apoteker dalam Peningkatan Efektifitas Pengawasan Iklan Obat Tradisional

Solo 26 Maret 2018 BALAI BESAR PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN DI SEMARANG

Pedoman Pencantuman Informasi Nilai Gizi Pada Label Pangan

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai upaya sebagaimana disebutkan dalam Undang-Undang

BAB. III METODOLOGI A. TAHAPAN KAJIAN tahun sebelumnya.

I. PENDAHULUAN. dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah, yang diperuntukan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan makanan jajanan di Indonesia yang berbasis home industry

Nomor : OR Kendari, 20 Januari 2016 Lampiran : 3 (tiga) lembar Hal : Perjanjian Kinerja Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Makanan atau minuman adalah salah satu kebutuhan dasar manusia.

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PEMBERDAYAAN DAN PENGEMBANGAN USAHA MIKRO

SOSIALISASI KABUPATEN, KECAMATAN, DESA DAN RUMAH TANGGA

I. PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha di Indonesia pada saat ini kian pesat, terutama di

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dalam memberikan perlindungan terhadap warga negaranya dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam makanan. Kurangnya perhatian terhadap hal ini telah sering

Otoritas Nasional Keamanan Pangan Di Indonesia, mungkinkah?

PEMBERDAYAAN KOMUNITAS MISKIN

BAB I PENDAHULUAN. mengandung zat gizi untuk dapat memenuhi fungsinya dan aman dikomsumsi karena

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KLB KERACUNAN PANGAN

KEAMANAN PANGAN DI KANTIN SEKOLAH

Waspada Keracunan Akibat Produk Pangan Ilegal

The First Food Technology Undergraduate Program Outside of North America Approved by the Institute of Food Technologists (IFT)

III. METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. setiap orang. Menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dalam. terbawa hingga dewasa. Kegemaran masyarakat akan jajan atau

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. sedang istirahat di sekolah. Hal tersebut terjadi karena jarangnya orang tua

BAB I PENDAHULUAN. fokus terhadap peraturan teman, namun orangtua masih berpengaruh dalam. memberikan arahan untuk anak (Santrock, 2008; Wong, 2009).

METODE REGULATORY IMPACT ASSESSMENT (RIA) UNTUK IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

PERAN KOMUNITAS SEKOLAH UNTUK PENJAMINAN KEAMANAN PANGAN

UPAYA PERBAIKAN TATA KELOLA PERIZINAN OBAT

KEAMANAN PANGAN UNTUK INDONESIA SEHAT. keterkaitannya dengan penyakit akibat pangan di mana masalah keamanan pangan di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga Pemerintahan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (Badan POM)

yang mengandung bahan-bahan kimia berbahaya, khususnya makanan basah dibutuhkan oleh manusia. Namun, ketika isu formalin dan bahan-bahan kimia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

JKB. Nomor 7 Th. IV Januari

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Seluruh masyarakat merupakan konsumen dari makanan sekaligus

BAB I PENDAHULUAN. Tulisan ini membahas tentang implementasi kebijakan sertifikasi keamanan

DIMENSI STRATEGIS MANAJEMEN PEMBANGUNAN

PERNYATAAN PERJANJIAN KINERJA TINGKAT UNIT KERJA/SKPD/SATUAN KERJA PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

PP IAI 2014 PEDOMAN PELAKSANAAN GERAKAN KELUARGA SADAR OBAT PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA

Ema Setyawati,S.Si.,Apt,ME Direktur Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya

I. PENDAHULUAN. Keamanan produk perikanan merupakan suatu hal yang perlu diperhatikan dalam

5. LAPORAN KINERJA TAHUN 2014 (RINGKASAN)

PERTANGGUNGJAWABAN PELAKU USAHA DALAM PEREDARAN JAJANAN ANAK (HOME INDUSTRY) YANG TIDAK TERDAFTAR DALAM DINAS KESEHATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2011 TENTANG PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN DAN KEPELOPORAN PEMUDA,

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENELITIAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi penerus bangsa. Kualitas anak-anak akan

BAB 1 PENDAHULUAN. kebanyakan masyarakat. Meskipun memiliki beberapa keunggulan, tetapi

MODUL MATERI UJIAN PERPINDAHAN JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS FARMASI DAN MAKANAN TERAMPIL KE AHLI PEGAWAI NEGERI SIPIL (PNS) BADAN POM RI

Untuk pemesanan hubungi (SMS/call) atau ke

RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG PENGAWASAN SEDIAAN FARMASI, ALAT KESEHATAN, DAN PERBEKALAN KESEHATAN RUMAH TANGGA

BERITA DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2011 NOMOR : 3 PERATURAN WALIKOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

I. PENDAHULUAN. additive dalam produknya. Zat tambahan makanan adalah suatu senyawa. memperbaiki karakter pangan agar mutunya meningkat.

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil pembahasan dari penelitian yang penulis lakukan maka

Kata Kunci : Pewarna Tambahan Makanan, Sekolah Dasar.

b. bahwa sebagaimana dimaksud dalam huruf a perlu membentuk Tim Pengawasan Terpadu Bahan

BAB I PENDAHULUAN. mikroba patogen. Pangan juga dapat menimbulkan masalah serius jika

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGARUH PEER GROUP TUTORIAL TERHADAP PERILAKU JAJAN SEHAT SISWA KELAS 3 DI SD ISLAM HIDAYATULLAH DENPASAR SELATAN

LAPORAN KINERJA TAHUN Deputi Bidang Pengawasan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya

Ubijalar. Potensi Pengembangan. dalam mendukung Diversifikasi Pangan. Diversifikasi Pangan Pokok. Riset Unggulan Strategis Nasional (Rusnas) /E~F~/T

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN,

ROBBY ANDRE / 2EA26 / TUGAS III. hak azasi setiap rakyat Indonesia harus senantiasa tersedia cukup waktu, aman,

Transkripsi:

MODUL5 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Direktorat Pengawasan Produk & Bahan Berbahaya, Badan Pengawas Obat & Makanan Republik Indonesia bekerja sama dengan Southeast Asian Food and Agricultural Science& Technology (SEAFAST) Center, Institut Pertanian Bogor 2015

MODUL5 PELATIHAN FASILITATOR PASAR AMAN DARI BAHAN BERBAHAYA PENGUJIAN BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA Pengarah: Drs. Suratmono, M.P Drs. Mustofa,Apt.,M.Kes Penulis: Prof.Dr.Ir. Nuri Andarwulan, M.Si Desty Gitapratiwi, S.TP, M.Si Dian Herawati, S.TP, M.Si Drs.Bosar Pardede,Apt.,M.Si Dra. Asnelia,Apt. Dra.Ani Rohmaniyati,Apt.,M.Si Dra. Yayan Cahyani,Apt. Ratminah,S.Si,Apt.,M.P Sondang W.E,S.Si,Apt.,M.Kes Rinova Ria Susanti,S.Farm,Apt. 2015

Modul Pengujian Bahan Berbahaya dan Pangan yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya Modul ini disusun atas kerja sama antara Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM Rl dan Southeast Asian Food & Agricultural Science & Technology (SEAFAST) Center, LPPM, Institut Pertanian Bogor. Cetakan I: Juli 2015 19 halaman, 14,85 cm x 21 cm ISBN 978-979-1269-42-1 Diterbitkan oleh: Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya Badan POM Rl Jl. Percetakan Negara No. 23 Jakarta 10560 Indonesia Hak Cipta dilindungi oleh Undang-Undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

SAMBUTAN Bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan mudah didapat dan diperjualbelikan di pasar secara bebas. Hal ini berpotensi pada kemungkinan peningkatan praktek penyalahgunaan bahan berbahaya dalam pangan. Salah satu strategi Badan Pengawas Obat dan Makanan Rl untuk merespon masalah peredaran bahan berbahaya di pasar adalah dengan menginisiasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Program ini bertujuan memberdayakan komunitas pasar untuk dapat melakukan pengawasan bahan berbahaya termasuk pangan yang berpotensi mengandung bahan berbahaya secara mandiri dan berkesinambungan. Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya tahun 2015-2019, Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya akan menghasilkan 201 Pasar Contoh yang tersebar di 31 propinsi pada akhir tahun 2019. Pasar Contoh tersebut diharapkan menjadi model yang dapat direplikasi oleh Pemda dan pelaku usaha yang memiliki program Corporate Social Responsibility (CSR) untuk kegiatan sosial kemasyarakatan, untuk mendukung pengembangan Pasar Contoh baru di wilayahnya. Salah satu strategi yang harus dijalankan dalam implementasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya adalah Pelatihan Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan partisipasi fasilitator pasar dalam mewujudkan pasar aman dari bahan berbahaya. Untuk itu, Badan POM Rl melalui Direktorat Pengawasan Produk dan Bahan Berbahaya bekerja sama dengan SEAFAST Center Institut Pertanian Bogor menyusun Modul Pelatihan Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang berjumlah 6 (enam) modul. Penggunaan modul pelatihan ini diharapkan dapat mencetak fasilitator pasar aman yang handal dan profesional.

KATA PENGANTAR Pasar merupakan tempat terjadinya transaksi jual beli berbagai komoditi termasuk bahan berbahaya yang sering disalahgunakan dalam pangan. Bahan berbahaya yang disalahgunakan dalam pangan ditemukan dijual secara bebas di los/kios penjual pangan di pasar. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil sampling dan pengujian terhadap pangan yang beredar di pasar, masih ditemukan produk pangan yang positif mengandung bahan berbahaya. Bahan berbahaya tersebut antara lain boraks, formalin, pewarna tekstil rhodamin B dan methanil yellow. Dalam rangka mencegah dan mereduksi peredaran bahan berbahaya di pasar maka perlu ada peran aktif dari lintas sektor terkait. Untuk itu Badan POM Rl membuat suatu gagasan berupa Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Sesuai dengan Pedoman Implementasi Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yang telah diterbitkan pada tahun 2014, perlu diadakan suatu program pelatihan bagi fasilitator (pembina, manager/ penanggungjawab program di daerah). Untuk itu telah disusun 6 (enam) Modul Pelatihan untuk Fasilitator Program Pasar Aman dari Bahan Berbahaya yaitu Modul Pengetahuan Bahan Berbahaya; Modul Identifikasi Pasar Tradisional untuk Mengendalikan Bahan Berbahaya; Modul Identifikasi Pedagang Pasar dan Inventarisasi; Modul Pengambilan Contoh (Sampling) dan Pengujian; Modul Pengujian Bahan Berbahaya, dan Modul Monitoring dan Evaluasi. Kami menyadari bahwa modul ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca/pengguna sangat diperlukan untuk perbaikan ke depan. Semoga modul ini bermanfaat dan peredaran bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya di pasar dapat dikendalikan.

Daftar Isi SAMBUTAN... i KATA PENGANTAR... ii 1 PENDAHULUAN...1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Tujuan...2 1.3 Ruang Lingkup... 2 2 CARA PENGUJIAN CEPAT SAMPEL BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA...3 2.1 Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Boraks...3 2.2 Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Formalin...6 2.3 Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Kuning Metanil (Methanyl Yellow)...8 2.4 Petunjuk Penggunaan Rapid Test Kit Rhodamin B...10 2.5 Jenis Bahan Berbahaya yang Diujikan pada Sampel Pangan... 11 3 PELAPORAN HASIL PENGUJIAN SAMPEL BAHAN BERBAHAYA DAN PANGAN YANG DIDUGA MENGANDUNG BAHAN BERBAHAYA... 14 3.1 Cara Pelaporan Hasil Pengujian...14 LAMPIRAN...15 Lampiran 1.Pelaporan hasil pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya... 16

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam rangka menjamin keamanan pangan bagi masyarakat Indonesia, Badan POM Rl menyelenggarakanprogram Pasar Aman dari Bahan Berbahaya. Salah satu strategi implementasi program penyelenggaraan pasar aman dari bahan berbahaya adalah Program Pengawasan Keamanan Pangan Pasar. Bentuk kegiatan yang dilakukan untuk mendukung progam ini adalah: 1. Identifikasi pasar tradisional untuk pengendalian bahan berbahaya; 2. Identifikasi pedagang pasar dan inventarisasi bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya; 3. Pengambilan contoh (sampling) bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya; 4. Pengujian dan pelaporan hasil pengujian bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya; dan 5. Monitoring dan evaluasi. Kegiatan pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya dalam rangka penyelenggaraan program pasar aman dari bahan berbahaya bertujuan untuk: a. Mengidentifikasi jenis-jenis produk apa saja yang merupakan bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya yang masih beredar di pasar. b. Mengetahui kondisi/status keamanan produk-produk pangan dari penyalahgunaan bahan berbahaya yang dijual pada setiap pasar. Data ini sangat bermanfaat untuk tahapan kegiatan selanjutnya yaitu monitoring dan evaluasi.

Pengujian bahan berbahaya pada produk-produk hasil sampling di pasar dilakukan menggunakan kit pengujian cepat [rapid test kit).pengujian sampel harus dilakukan sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh masing-masing kit pengujian. 1.2 Tujuan Modul Pengujian Bahan Berbahaya dan Pangan yang Diduga Mengandung Bahan Berbahaya ini disusun sebagai panduan yang dapat digunakan oleh para pemangku kepentingan khususnya fasilitator program pasar aman dari bahan berbahaya atau petugas yang berwenang dan pengelola pasar yang bertugas untuk melakukan pengujian dan pelaporan hasil pengujian sampel bahan berbahaya dan pangan yang diduga mengandung bahan berbahaya. 1.3 Ruang Lingkup Modul ini akan menjelaskan cara pengujian cepat bahanbahan berbahaya pada sampel-sampel yang diduga sebagai bahan berbahaya dan pangan yang mengandung bahan berbahaya. Ada 4 (empat) pengujian bahan berbahaya menggunakan kit pengujian cepat (rapid test kit) yang dijelaskan pada modul ini, yaitu: a. Kit pengujian cepat boraks b. Kit pengujian cepat formalin c. Kit pengujian cepat kuning metanil (Methanyl Yellow) d. Kit pengujian cepat rhodamin B Selain itu, dijelaskan pula cara pelaporan hasil pengujian sampel yang telah dikerjakan.