FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA SISWA DI SMP NEGERI 2 TOMPASO Helty M. Rorimpandey*, A. Joy M Rattu**, Marjes N. Tumuraang*. *Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan Visi Indonesia Sehat 2010 dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bahagian yang tidak terpisahkan dengan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025, melalui Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 131/Menkes/SK/II/2004. Salah satu tatanan PHBS adalah tatanan lingkungan sekolah yang juga sejalan dengan promosi kesehatan dunia di institusi pendidikan (health promoting school) yang dicanangkan WHO. Faktor-faktor yang terkait dengan PHBS tatanan lingkungan sekolah antara lain guru, orang tua siswa, fasilitas atau sarana penunjang kesehatan dan siswa itu sendiri. Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005 sebesar 27%, tahun 2007 sebesar 36,3%, tahun 2013 sebesar 38,7% dan tahun 2015 sebesar 40%. Sulawesi Utara PHBS kategori baik 46,9 dan Kabupaten Minahasa 45,6%. Angka tersebut masih jauh dari target nasional tahun 2019 yaitu sebesar 80%. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Jenis penelitian ini yaitu observational analitic dengan pendekatan cross sectional study atau potong lintang. Jumlah sampel dalam penelitian ini 81 responden yang diambil secara proporsional pada siswa kelas VII, VIII dan IX dengan teknik pengambilan sampel secara simple random sampling dengan menggunakan kuisioner yang telah melalui uji validitas dan reabilitas. Analisis yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat dan analisis multivariat dengan uji statistik regresi logistik. Hasil penelitian menunjukan bahwa siswa dengan kategori PHBS baik sebesar 51,9% dan siswa dengan kategori PHBS kurang baik sebesar 48,1%. Analisis bivariat menunjukan ada hubungan antara peran orang tua, pengetahuan, sikap dan sarana prasarana dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso dan tidak ada hubungan antara peran guru dengan PHBS siswa di SMP Negeri 2 Tompaso. Berdasarkan analisis multivariat, variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap PHBS siswa SMP Negeri 2 Tompaso adalah peran orang tua dengan nilai odds ratio sebesar 3,643. Kata Kunci : PHBS, Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap, Sarana Prasarana ABSTRACT Indonesia Vision of Healthy 2010 in the National Health System (NHS) was an integral part of Long Term Development Plan for Health (RPJP-K) 2005-2025 which is initiate Clean and Healthy Behavior (PHBS) program through the decree of Minister of Health of Republic Indonesia No.131/Menkes/SK/II/2004. One of PHBS order is the order of the school environment that is also in line with the global health promotion in educational institutions (health promoting school) launched by WHO. The factors that associated with PHBS order of school environment are teachers, parents, health facilities or supporting infrastructure and the students themselves. Good category of PHBS in Indonesia increased from 27% in 2005 to 36,3% in 2007 to 38,7% in 2013 and to 40% in 2015. In North Sulawesi Province, good category of PHBS 46,9% while in Minahasa Regency 45,6%. Those figures are still far away from the national target in 2019 for around 80% of good category PHBS. The purpose of this study is to analyze the factors associated with the behavior of a clean and healthy behavior (PHBS) of students at SMP Negeri 2 Tompaso. Type of this research is observational Analytic with cross sectional approach. The number of samples in this study is 81 respondents drawn proportionally to the students of class VII, VIII and IX by simple random sampling technique, used a questionnaire that has been tested by a validity and reliability test. The analysis is univariate, bivariate and multivariate analysis with logistic regression test. The results showed that students with good category of PHBS is 51.9% and students with poor category of PHBS is at 48.1%. Bivariate analysis showed the connection between the role of parents, knowledge, attitudes and infrastructure with PHBS of students at SMP Negeri 2 Tompaso but no connection to the role of teacher with students PHBS. Based on multivariate analysis, the most dominant variable effect on PHBS of SMP Negeri 2 Tompaso s students is the role of parents with odds ratio value 3.643. Key words: Clean and Health Behavior (PHBS), role of teachers, role of \parents, knowledge, attitudes, infrastructure. 29
PENDAHULUAN Undang-undang Nomor 17 tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJP-N) tahun 2005-2025 untuk bidang kesehatan dijabarkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Bidang Kesehatan (RPJP-K) tahun 2005-2025 yang berisi dasar, visi, misi dan arah pembangunan kesehatan yang merupakan pedoman bagi pemerintah dan masyarakat termasuk swasta dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia 20 tahun kedepan. RPJP-K tahun 2005-2025 sebagai dokumen kebijakan pembangunan kesehatan adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan Sistem Kesehatan Nasional (SKN) sebagai bentuk dan cara penyelenggaraan pembangunan kesehatan (Anonim, 2010a). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dilatarbelakangi oleh penetapan visi Indonesia Sehat 2010 dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.131/Menkes/SK/II/2004. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat terdiri dari beberapa tatanan yaitu, tatanan rumah tangga, tatanan tempat kerja, tatanan tempat umum, tatanan fasilitas kesehatan dan tatanan lingkungan sekolah (Anonim, 2012). Secara nasional, penduduk yang telah memenuhi kriteria PHBS baik tahun 2005 sebesar 27% meningkat menjadi 36,3% di tahun 2007 kemudian meningkat lagi menjadi sebesar 38,7% di tahun 2013 dan 40% di tahun 2015. Sementara itu target nasional tahun 2019 diharapkan penduduk Indonesia yang memenuhi kriteria PHBS baik dapat mencapai angka 80% (Anonim, 2014a). Provinsi Sulawesi Utara termasuk dalam 5 provinsi yang memiliki tingkat PHBS yang baik yaitu sebesar 46,9% dari skala nasional (Anonim, 2012). Perilaku hidup bersih dan sehat yang baik di Kabupaten Minahasa pada tahun 2013 sebesar 45,6%. Penelitian mengenai PHBS di Minahasa untuk tatanan rumah tangga, dilakukan oleh Tumiwa (2015) dengan hasil 55,9% responden kategori PHBS baik dan 44,1% kategori kurang baik. Sementara data mengenai PHBS di tatanan institusi pendidikan di Kabupaten Minahasa belum ada karena selama ini belum pernah ada peneliti yang melakukan penelitian tentang PHBS tatanan institusi pendidikan (Anonim, 2014b). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) tatanan lingkungan sekolah adalah upaya untuk memberdayakan siswa, guru, dan masyarakat lingkungan sekolah agar tahu, mau, dan mampu memperilakukan PHBS. Hal ini sejalan dengan Promosi Kesehatan di institusi pendidikan (Health Promoting School) yang dicanangkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia yang menggunakan model holistik yang meliputi hubungan antar aspek fisik, mental, sosial, dan lingkungan. Tatanan lingkungan sekolah, terkait didalamnya adalah guru, orang tua siswa, fasilitas penunjang kesehatan dan siswa itu sendiri. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di SMP Negeri 2 Tompaso, ditemukan bahwa PHBS di institusi pendidikan tersebut belum berjalan maksimal. Dalam hal ini ditemui guru kurang berperan aktif dalam pelayanan kesehatan terutama dalam mengajarkan tentang bagaimana menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam lingkungan sekolah, sebab guru yang menangani tentang kesehatan yaitu guru olahraga sehingga terbatas dalam pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi siswa. Peran orang tua merupakan faktor lainnya yang perlu untuk diteliti dalam penelitian ini, sebab orang tua adalah figur yang paling dekat dan paling mengetahui perkembangan dan perilaku hidup anaknya. Interaksi paling lama, konsisten dan kontinue dengan para siswa adalah orang tua siswa itu sendiri. Pengetahuan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang dimiliki oleh siswa di SMP tersebut berasal dari banyak sumber, baik dari sekolah maupun di tempat mereka tinggal, dalam hal ini perlu di teliti apakah siswa yang ada mengetahui tentang indikator-indikator hidup bersih dan sehat dalam tatanan pendidikan. Masalah yang ditemui seperti mereka belum secara benar. Sikap yang di miliki oleh siswa terhadap kesehatan dalam pemeliharaan kesehatan terlihat belum secara baik menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Hal ini dikarenakan masih terdapat siswa yang merokok di lingkungan sekolah pada waktu istirahat, membuang sampah tidak pada tempatnya, kurangnya kesadaran untuk membersihkan jamban yang tersedia, dalam pengamatan kurangnya kesadaran dalam menjaga kebersihan diri maupun lingkungan. Demikian halnya dengan fasilitas atau sarana prasarana sekolah yang erat kaitannya 30
dengan PHBS siswa. Sarana prasarana atau fasilitas yang baik, diyakini berpengaruh positif bagi kebersihan dan kesehatan siswa. Ada berbagai masalah fasilitas kesehatan sarana prasarana yang kurang mendukung dalam penerapan hidup bersih dan sehat, seperti terdapat fasilitas jamban siswa dua ruangan, tetapi baunya tidak sedap sehingga kebersihannya tidak terjamin, tidak terdapat air mengalir yang di gunakan dalam mencuci tangan sehingga berdampak pada kesehatan siswa yang sering terganggu dan menyebabkan ada siswa yang terkena penyakit seperti demam berdarah dan diare. Di sekolah terdapat Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) tetapi belum berjalan maksimal. Penelitian yang dilakukan oleh Andriadi (2011) tentang Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Anak Remaja Kelas VII dan VIII di SMP 258 Kelurahan Cibubur Jakarta Timur Tahun 2011, menunjukkan bahwa ada hubungan antara usia responden dengan PHBS, ada hubungan antara pengetahuan dengan PHBS, ada hubungan antara sikap dengan PHBS, ada hubungan antara ketersediaan sarana prasarana dan dukungan sekolah dengan PHBS. Penelitian yang dilakukan oleh Wilar (2012) tentang Analisis Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di Sekolah Dasar GMIM 52 Mapanget Kecamatan Talawaan, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar guru yakni 54 orang (54%) berperan baik, dan sebanyak 63 orang (63%) orang tua berperan baik. Pengetahuan siswa didapatkan sebagian besar baik yakni sebanyak 52 orang (52%), dan sikap siswa menunjukkan sebagian besar bersikap baik yaitu sebanyak 60 orang (60%). Namun demikian hal praktik hidup bersih dan sehat sebanyak 50 (50%) siswa bersikap baik dan 50 orang (50%) bersikap kurang baik. Terdapat hubungan yang bermakna antara peran guru dan peran orang tua terhadap perilaku hidup bersih dan sehat siswa, peran orang tua merupakan faktor yang paling dominan terhadap perilaku hidup bersih dan sehat. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Perilaku Hidup Bersih Sehat dan faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku hidup bersih dan sehat di SMP Negeri 2 Tompaso. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan metode cross sectional. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tompaso pada bulan Februari 2015. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas VII, VIII dan IX yang berjumlah 81 orang. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Peran Guru, Peran Orang Tua, Pengetahuan, Sikap dan Sarana Prasarana. Variabel terikat adalah Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Analisis Bivariat uji Chi-Square untuk menguji apakah ada hubungan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dimana kriteria penilaian adalah apabila nilai p 0.05, maka dapat disimpulkan ada hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis multivariat menggunakan analisis regresi logistik. HASIL DAN PEMBAHASAN a. Hubungan antara Peran Guru Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso Guru merupakan unsur yang sangat penting dalam pelaksanaan promosi kesehatan di sekolah. Hubungan antara peran guru dengan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Hubungan Antara Peran Guru dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso Peran Guru Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik 29 35,8 27 33,3 56 69,1 Kurang baik 13 16,0 12 14,8 25 30,9 Total 42 51,9 39 48,1 81 100 1,000 0,991 (0,386-2,547) 31
Tabel 1 diatas menunjukan bahwa dari 81 siswa yang menjadi responden terdapat 69,1 persen (56 siswa) dengan peran guru baik dan 30,9 persen peran guru kurang baik. Dari 56 siswa dengan peran guru baik terdapat 27 siswa (33,3%) yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan 29 siswa (35,8%) yang menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Data tabel 13 menunjukkan terdapat 12 siswa (14,8%) yang tidak menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dengan peran guru yang kurang baik dan terdapat 13 siswa (16,0%) yang menerapakan perilaku hidup bersih sehat secara baik walaupun tanpa peran guru yang baik. diperoleh nilai p 1,000>0,05 maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara peran guru dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar 0,991 menunjukkan bahwa siswa dengan peran guru yang baik terhadap perilaku hidup bersih dan sehat berpeluang 1 kali lebih besar Peran Orang Tua untuk melakukan perilaku hidup bersih dan sehat dibandingkan dengan peran guru yang kurang. b. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso Siswa berada dalam lingkungan sekolah paling lama 8 jam sehari, selebihnya anak akan kembali ke keluarga dan masyarakat. Hal ini berarti bahwa sebagian besar waktu yang dihabiskan oleh anak setiap hari bukan di sekolah tetapi di rumah dan di masyarakat, oleh sebab itu orang tua siswa mempunyai peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak, termasuk mendorong anak untuk melakukan kebiasaan hidup sehat di rumah (Notoatmodjo, 2010). Untuk mengetahui hubungan antara peran orang tua dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMP negeri 2 Tompaso dapat dilihat pada tabel 2 di bawah ini. Tabel 2. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik 34 42,0 22 27,2 56 69,1 Kurang baik 8 9,9 17 21,0 25 30,9 Total 42 5,.9 39 48,1 81 100 0,032 3,284 (1,212-8,899) Berdasarkan data pada Tabel 2 di atas menunjukkan bahwa peran orang tua yang baik sebesar 69,1 persen dan peran orang tua yang kurang baik terhadap perilaku hidup bersih sehat siswa sebesar 30,9 persen. Pada peran orang tua yang baik terdapat 22 siswa (27,2%) yang perilaku hidup bersih sehatnya kurang baik, sementara itu terdapat 34 siswa (42,0%) yang perilaku hidup bersih sehatnya baik. Peran orang tua yang kurang baik mengakibatkan 17 siswa (21%) perilaku hidup bersih sehatnya kurang baik dan hanya 8 siswa (9,9%) yang baik. diperoleh nilai p 0,032<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara peran orang tua dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar 3,284 menunjukkan bahwa peran orang tua yang baik berpeluang 3 kali lebih besar untuk berperilaku hidup bersih sehat siswa dibandingkan dengan peran orang tua yang kurang baik. c. Hubungan Antara Pengetahuan dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso Pengetahuan (knowledge) adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan sebagainya). Dengan sendirinya, pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2010). Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada Tabel 3 di bawah ini. 32
Tabel 3. Hubungan Antara Pengetahuan dengan PHBS Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik 28 34,6 16 19,8 44 54,3 Kurang baik 14 17,3 23 28,4 37 45,7 Total 42 51,9 39 48,1 81 100 0,036 2,875 (1,163-7,106) Berdasarkan data pada tabel 3 di atas menunjukkan pengetahuan siswa yang baik sebesar 54,3 persen dan yang kurang baik 45,7 persen. Pada tingkat pengetahuan siswa yang baik terdapat 28 siswa yang perilaku hidup bersih sehatnya baik (34,6%), namun ada juga yang tingkat pengetahuan siswa baik tapi perilaku hidup bersih sehatnya kurang baik, yaitu 16 siswa (19,8%). Terhadap siswa yang tingkat pengetahuannya kurang, terdapat 23 (28,4%) siswa berperilaku hidup bersih dan sehat kurang baik dan 14 (17,3%) siswa yang berperilaku hidup bersih sehat baik. diperoleh nilai p 0,036<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan siswa dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar 2,875 menunjukkan bahwa siswa dengan tingkat pengetahuan yang baik terhadap PHBS, berpeluang 2 kali lebih besar untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat dibandingkan dengan pengetahuan yang kurang baik tentang PHBS. d. Analisis Hubungan Antara Sikap dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso Hubungan antara sikap dengan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada tabel 4 di bawah ini. Tabel 4. Hubungan Antara Sikap dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso Sikap Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik 34 42,0 21 25,9 55 67,9 Kurang baik 8 9,9 18 22,2 26 32,1 Total 42 51,9 39 48,1 81 100 0,018 3,643 (1,347-9,850) Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian orang terhadap halhal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan antara lain makanan bergizi, pembuangan sampah, sikap terhadap fasilitas-fasilitas pelayanan kesehatan, sikap untuk menghindari kecelakaan (Notoatmodjo, 2010). Berdasarkan data pada tabel 4 di atas menunjukkan bahwa terdapat 67,9 % siswa yang memiliki sikap yang baik terhadap PHBS dan 32,1 % siswa yang sikap terhadap PHBS kurang baik. Dari sikap yang baik terdapat 21 (25,9%) siswa kurang baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat sementara 34 (42,0%) siswa lainnya sikapnya baik, ada 8 (9,9%) siswa yang perilaku hidup bersih sehatnya baik walau sikapnya kurang baik, dan sisanya 18 (22,2%) siswa kurang baik dalam perilaku hidup bersih dan sehat. diperoleh nilai p 0,018<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sikap siswa dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar 3,643 menunjukkan bahwa sikap siswa yang baik terhadap PHBS berpeluang 3 kali lebih besar untuk menerapkan perilaku hidup bersih sehat siswa dibandingkan dengan siswa yang sikapnya terhadap PHBS kurang baik. 33
e. Analisis Hubungan antara Ketersediaan Sarana Prasarana dengan PHBS Pada Siswa di SMP Negeri 2 Tompaso Hubungan antara sarana prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat dapat dilihat pada tabel 5 di bawah ini. Sarana dan Prasarana Tabel 5. Hubungan Antara Sarana Prasarana dengan PHBS Pada Siswa di SMP N 2 Tompaso Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Nilai p OR Baik 29 35,8 16 19,8 45 55,6 Kurang baik 13 16,0 23 28,4 36 44,4 Total 42 51,9 39 48,1 81 100 Salah satu faktor penting yang berpengaruh pada praktek PHBS adalah sarana prasarana. Berdasarkan data pada tabel 5 di atas menunjukkan bahwa terdapat 55,6 persen sarana prasarana sekolah yang baik dan 44,4 persen kurang baik. Terhadap sarana prasarana yang baik, terdapat 29 siswa (35,8%) yang berperilaku hidup bersih dan sehat baik, 16 siswa (19,8%) kurang baik. Sarana prasarana yang kurang baik berdampak pada 23 siswa (28,4%) berperilaku hidup bersih dan sehat yang kurang baik sementara 13 siswa (16,0%) berperilaku baik. diperoleh nilai p 0,021<0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan bermakna antara sarana prasarana dengan PHBS. Dilihat dari nilai odds ratio (OR) sebesar 3,207 menunjukkan bahwa sarana prasarana yang baik berpeluang 3 kali lebih Tabel 6. Hasil Analisis Regresi Logistik 0,021 3,207(1, 286-7,997) besar untuk berperilaku hidup bersih sehat siswa dibandingkan dengan sarana prasarana yang kurang baik. 2. Analisis Multivariat Penelitian Analisis multivariat dilakukan dengan menggunakan uji regresi logistik. Tahap sebelum dilakukan uji regresi logistik adalah menentukan variabel bebas yang mempunyai p 0,05 dalam uji hubungan dengan variabel terikat (uji chi square) pada uji bivariat tersebut di atas. Berdasarkan uji bivariat dari kelima variabel bebas di atas, variabel peran orang tua, pengetahuan, sikap dan sarana nilai p 0,05 sehingga keempat variabel tersebut dimasukkan dalam analisis selanjutnya. Hasil uji multivariat dengan menggunakan regresi logistik seperti terlihat pada Tabel 6 di bawah ini. Variabel S. E Sig Exp(B) OR 95% C.I Lower Upper Step 1 Peran Orang Tua 0,561 0,072 2.740 3,284 0,913 8,222 Pengetahuan 0,527 0,410 1.543 2,875 0,549 4,336 Sikap 0,544 0,078 2.613 3,643 0,899 7,596 Sarana Prasarana 0,524 0,044 2.872 3,207 1,029 8,013 Step 2 Peran Orang Tua 0,539 0,015 3.720 3,284 1,295 10,690 Sarana Prasarana 0,493 0,010 3.581 3,207 1,364 9,403 34
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa peran orang tua merupakan variabel yang paling berperan terhadap PHBS siswa dengan nilai OR = 3,284 (CI 95% = 1,295-10,690) dibandingkan dengan sarana prasarana dengan nilai OR = 3,207 (CI 95% = 1,364-9,403). Hal ini berarti Jika dilihat dari model akhir regresi, variabel adalah variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap perilaku hidup bersih dan sehat siswa SMP Negeri 2 Tompaso. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini kesimpulan yang dapat diambil adalah: 1. Tidak terdapat hubungan antara peran guru dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP N 2 Tompaso. 2. Terdapat hubungan antara peran orang tua dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP N 2 Tompaso. 3. Terdapat hubungan antara pengetahuan siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP N 2 Tompaso. 4. Terdapat hubungan antara sikap siswa dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP N 2 Tompaso. 5. Terdapat hubungan antara ketersediaan sarana, prasarana dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP N 2 Tompaso. 6. Variabel peran orang tua merupakan faktor yang paling dominan dengan perilaku hidup bersih dan sehat siswa di SMP N 2 Tompaso. SARAN Saran yang dapat diberikan dengan melihat hasil penelitian ini adalah: 1. Institusi Pendidikan/Pimpinan SMP Negeri 2 Tompaso a. Memperbaiki kondisi sarana dan prasarana sekolah terkait dengan PHBS. b. Ketersediaan air bersih yang memadai. c. Meningkatkan pengetahuan siswa tentang perilaku hidup bersih dan sehat. d. Mendorong siswa untuk bersikap dan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. 2. Institusi Pelayanan Kesehatan a. Mengadakan sosialisasi tentang PHBS di institusi pendidikan dalam rangka meningkatkan pengetahuan siswa tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. b. Mengadakan sosialisasi dan promosi kesehatan berbasis keluarga sehat bagi para orang tua yang memiliki anak usia sekolah untuk meningkatkan peran orang tua dalam upaya penerapan PHBS bagi anak-anak usia sekolah. c. Membantu tersedianya fasilitas/sarana-prasarana penunjang kesehatan bagi institusi pendidikan. 3. Bagi Pemerintah Daerah a. Mendorong institusi pendidikan yang ada di wilayah pemerintahan untuk menerapkan PHBS dalam rangka tercapainya visi Indonesia Sehat dan Program Promosi Kesehatan Daerah. b. Membantu tersedianya sarana prasarana penunjang PHBS yang memadai bagi seluruh institusi pendidikan yang ada di wilayah Pemerintahan. c. Mendorong masyarakat untuk menerapkan PHBS dan mendidik anak-anak mereka untuk memahami dan menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari. d. Mengadakan sosialisasi Promosi Kesehatan Daerah terutama dalam kaitan dengan penerapan PHBS bagi seluruh elemen masyarakat. 4. Bagi peneliti selanjutnya a. Sebagai sumber informasi bagi para peneliti dalam melakukan penelitian pada bidang kesehatan masyarakat khususnya yang berkaitan dengan PHBS. b. Sebagai dasar untuk melakukan penelitian lanjutan. 5. Bagi peneliti Menambah wawasan, pemahaman dan konsep tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, kendala-kendala dan persoalanpersoalannya serta solusi yang bisa diambil dan diterapkan kemudian. 35
DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2010a. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2004. Depkes RI. Jakarta. Anonim. 2012. Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Berbagai Tatanan. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan. Anonim. 2014a. Rancangan Teknokratik RPJMN dan Renstra Kemenkes 2015-2019. Kementerian Kesehatan RI. Jakarta. Anonim. 2014b. Buku Saku Profil Kesehatan Sulawesi Utara. Bidang Promkes Dinas Kesehatan Provinsi. Manado. Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta Tumiwa, F. 2015. Hubungan Antara Faktor Predisposing, Enabling, dan Reinforcing Dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Tatanan Rumah Tangga di Kecamatan Remboken Kabupaten Minahasa. Tesis. Pascasarjana Universitas Samratulangi. Manado. Wilar, N. 2012. Faktor-faktor yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Siswa di Sekolah Dasar GMIM 52 Mapanget Kecamatan Talawaan Kabupaten Minahasa Utara Tahun 2012. Tesis. FKM-UNSRAT. Manado. 36