Ruang Hobi Ideal. Dimas Nurhariyadi. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Korespondensi antara Kriteria Tempat Kerja Alternatif Impian terhadap Profesi Pekerja

Analisis Faktor-faktor Penyebab Membeli Apartemen

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan di Meja Kerja

Preferensi Ruang Hobi

Persepsi Penilaian dan Keinginan Pengunjung terhadap Pasar Dadakan Sunday Morning (Sunmor) di Kawasan Kampus Universitas Gadjah Mada, D.

Persepsi Kriteria Kenyamanan Rumah Tinggal

Kriteria Ruang Publik untuk Masyarakat Usia Dewasa Awal

Preferensi Masyarakat dalam Memilih Karakteristik Taman Kota Berdasarkan Motivasi Kegiatan

Kriteria Ruang yang Mendukung Motivasi Membaca

Kegiatan Joging dan Tempat-Tempat Aktivitas Joging di Lingkungan Kota

Ekspektasi Wisatawan dalam Memilih Penginapan sesuai Anggaran

Persepsi Masyarakat dalam Penerapan Rumah Hemat Energi

Definisi Kebetahan dalam Ranah Arsitektur dan Lingkungan- Perilaku

Korespondensi antara Faktor Penyebab Kemacetan dan Solusinya

Peran Panca Indra dalam Pengalaman Ruang

Kriteria Fasilitas Olahraga Ideal bagi Masyarakat Perkotaan

Pentingnya Ruang Terbuka di dalam Kota

Alternatif Pemilihan Kawasan Pusat Olahraga di Kota Bandung

Kajian Angkutan Umum yang Baik terkait Korespondensi Lokasi Tempat Tinggal dan Profesi Komuter

Rumah Impian Mahasiswa

Ruang Favorit dalam Rumah

Tingkat Kenyamanan Taman Kota sebagai Ruang Interaksi- Masyarakat Perkotaan

Persepsi Masyarakat terhadap Permukiman Bantaran Sungai

Persepsi Masyarakat terhadap Konsep Bangunan Pintar sebagai Usaha Penghematan Energi

Studi Persepsi Masyarakat tentang Museum Ideal

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Suatu Kota Menurut Tanggapan Masyarakat Studi Kasus : Kota Bandung, Jawa Barat

Awareness dan Pemanfaatan BIM : Studi Eksplorasi

Studi Preferensi dalam Pemilihan Apartemen Ideal

Korespondensi antara Kualitas Hunian Sewa dan Tingkat Kepuasan Mahasiswa

Lingkungan Rumah Ideal

Keluhan dan Harapan Masyarakat terhadap Karakteristik Toilet Umum di Indonesia

Faktor-Faktor yang Berpengaruh pada Persepsi Publik terhadap Kawasan Bersejarah

Persepsi dan Harapan Masyarakat Kota terhadap Keberadaan Permukiman Padat

Kecenderungan Penggunaan Software Pemodelan dalam Proses Desain Terkait Alasan dan Usia Pengguna

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Perbedaan Preferensi Gender dan Motivasi

Preferensi Hunian yang Ideal Bagi Pekerja dan Mahasiswa pada Kelompok Umur Dewasa Awal / Early Adulthood

Tingkat Kenyamanan Jalur Pejalan Kaki Jalan Asia Afrika, Bandung

Pemahaman Masyarakat Mengenai Dampak Pembangunan HunianTerkait Global Warming dan Penerapan Green Building

Penilaian Masyarakat terhadap Penggunaan Material Bambu pada Bangunan

Karakteristik Fisik-Sosial dan Kriteria Kamar yang Membuat Betah

Kafe Ideal. Devi J. Tania. Abstrak

korespondensi antara kerusakan ekologi dan penyebabnya.

Pengaruh Penggunaan Skylight & Sidelight pada Shopping Mall terhadap Perilaku Manusia

Kepentingan Ruang Terbuka di dalam Kota

Respon Masyarakat terhadap Konsep Perumahan Berbasis Agama: Perumahan Islami

Preferensi Pasangan Berlibur Terhadap Jenis Penginapan dan Keadaan Interior

KORELASI TINGKAT KEPENTINGAN DAN KEPUASAN ELEMEN KOTA BERDASARKAN PERSEPSI MASYARAKAT INDONESIA

Preferensi Pejalan Kaki terkait Kondisi Lingkungan untuk Menciptakan Kenyamanan Termal di Jalan Rajawali Surabaya

Kota Impian: Perspektif Keinginan Masyarakat

Persepsi Masyarakat tentang Penggunaan Energi dalam Rumah Tinggal Berdasarkan Profesi

Rumah Baca sebagai Representasi Pemikiran Arsitektur Achmad Tardiyana

Preferensi Masyarakat terhadap Material Bangunan

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Moda Transportasi yang Efektif dan Efisien bagi Mahasiswa ITB

Pengaruh Desain Fasade Bangunan terhadap Kondisi Pencahayaan Alami dan Kenyamanan Termal

Prioritas Pengembangan Kawasan Pusat Olahraga berdasarkan Tingkat Kepentingan dan Kepuasan Pengunjung

Eksplorasi Desain Kualitas Ruang pada Perpustakaan Sekolah untuk Meningkatkan Minat Baca pada Siswa

Persepsi Pengguna terhadap Kualitas Pencahayaan Ideal Kantor

Penilaian Kinerja Ruang Terbuka Sunken Court ITB

Perencanaan Fasilitas Permukiman di Kawasan Periferi Kasus : Kelurahan Sudiang Raya, Kecamatan Biringkanaya, Makassar

Preferensi Masyarakat tentang Tipologi Sekolah yang Meningkatkan Semangat dan Minat Belajar Siswa

Citra Kota Bandung: Persepsi Mahasiswa Arsitektur terhadap Elemen Kota

Mushola di dalam Rumah

Kebutuhan Area Transisi bagi Pejalan Kakidi Kawasan Pusat Kota Bandung

Faktor Dominan yang Mempengaruhi Kebetahan di Kafe: Motivasi dan Preferensi Gender

Konsep Pengembangan Ruang Terbuka Publik Pantai Bahari, Kabupaten Polewali Mandar, Provinsi Sulawesi Barat

Identifikasi Pola Perumahan Rumah Sangat Sederhana di Kawasan Sematang Borang Kota Palembang

Penilaian Jalur Pedestrian oleh Masyarakat Urban dan Kriteria Jalur Pedestrian yang Ideal Menurut Masyarakat

Pertimbangan Pemilihan Titik-Titik Temu Transportasi Publik

Korespondensi Permasalahan dan Pemilihan Tempat di Alunalun sebagai Ruang Terbuka Publik

Preferensi Masyarakat dalam Menikmati Streetscape Perkotaan yang Ideal

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Hubungan Karakteristik Penduduk dengan Pemilihan Ruang Publik di Kampung Luar Batang, Jakarta Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Pengaruh Kepuasan Berhuni terhadap Keinginan Pindah pada Hunian Sewa

Karakter Fisik Spasial Tempat Favorit Dewasa Muda

Kajian Karakteristik Fisik Kawasan Komersial Pusat Kota

Kriteria Ruang Terbuka menurut Persepsi Masyarakat di Kota Palembang

Persepsi Masyarakat terhadap Suasana pada Bangunan Kolonial yang Berfungsi sebagai Fasilitas Publik

Potret Kualitas Wajah Kota Bandung

Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tempat dengan Desain Menarik di Bandung

Eksternalitas Penggunaan Ruang Publik sebagai Pasar Kaget (Pop-up Market) bagi Masyarakat Dewasa Muda Kota Bandung

Penggunaan Langgam Rumoh Aceh pada Bangunan Perkantoran di Kota Banda Aceh

Hubungan antara Jenis Hunian Sewa dan Kualitas Interaksi Sosial Mahasiswa

Evaluasi Pasca Huni (Post Occupancy Evaluation) pada Taman Lansia di Kota Bandung

Ketertarikan Publik terhadap Keberadaan Creative Space

Kualitas Ruang Terbuka pada Permukiman Industri di Kelurahan Cigondewah Kaler, Bandung, Jawa Barat

Persepsi Praktisi dan Akademisi terhadap Penerapan Teknologi BIM di Arsitektur

Identifikasi Ragam Aktivitas Outdoor : Karakteristik Pedestrian Mall di Jalan Dalem Kaum, Bandung

BAB VI KONSEP PERANCANGAN

MENARA SINAR MAS DI KAWASAN MEGA KUNINGAN, JAKARTA DRAFT LAPORAN TUGAS AKHIR AR 4099

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perencanaan Berbasis Partisipasi dalam Rangka Mencapai Pembangunan Kampung yang Layak Huni

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Analisis Perseptual Penghuni Terhadap Kualitas Hunian Asrama Mahasiswa ITB

sebelum mereka memulai pendidikan primer ke jenjang berikutnya 1. Tujuan dari adanya taman kanak-kanak ini adalah sebagai tempat di mana anak-anak dap

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

Transkripsi:

TEMU ILMIAH IPLBI 20 Ruang Hobi Ideal Dimas Nurhariyadi Program Studi Magister Arsitektur, SAPPK, Institut Teknologi Bandung. Abstrak Aktivitas hobi membutuhkan ruang yang baik untuk memaksimalkan kegiatan tersebut. Pendapat ideal tentang ruang yang sesuai dengan aktivitas hobi berbeda pada setiap individu. Dilakukan analisis konten untuk mendefinisikan kategori pendapat. Setelah kategori ditemukan maka akan muncul frekuensi pendapat terbanyak. Berdasarkan analisis distribusi, ternyata responden terbanyak memiliki hobi olahraga dengan mengharapkan sirkulasi udara baik, nyaman dan fasilitas yang mendukung. Sedangkan pada analisis korespondensi, baik ruang luar maupun ruang dalam memiliki sejumlah pendapat ideal masing-masing. Kata-kunci: hobi, ruang, open coding, axial coding, selective coding Pengantar Aktivitas hobi merupakan sarana mencurahkan segala tindakan maupun kegiatan yang disukai. Aktivitas ini merefleksikan kesukaan akan sesuatu maupun kegiatan pada setiap individu. Biasanya aktivitas ini bersifat menghibur, memberikan kepuasan, relaksasi, hingga munculnya sifat yang adiktif. Menurut hasil penelitian Departemen Kebudayaan, Media dan Olahraga Britania Raya, individu yang beraktivitas dalam olahraga dan budaya akan memberikan manfaat berupa meminimalisir tingkat depresi dan meningkatnya kesehatan fisik (Fujiwara, et al. 20). Secara umum apabila hobi tersebut ditekuni dan berkembang, akan menjadikan individu tersebut memiliki jiwa profesional dalam menjalankan aktivitas hobi. Untuk mencapai hal tersebut maka diperlukan adanya ruang ideal untuk mewadahi aktivitas hobi. Kebutuhan ruang hobi yang mendukung aktivitas sangat diperlukan agar aktivitas hobi berjalan dengan baik. Akan tetapi setiap orang memiliki pendapat maupun pemikiran yang berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan penjajakan pendapat tentang bagaimana ruang hobi yang ideal, beserta kekurangan dan kelebihan tentang ruang hobi yang sudah ada. Penelitian ini ditujukan sebagai pelengkap refrensi perancangan ruang arsitektur terhadap aktivitas hobi. Metode Jenis metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah mixed-method (Creswell, 2008). Sedangkan kategori sifat penelitian ini adalah eksploratif (Groat & Wang, 2002) Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah dengan kuesioner online. Sedangkan metode analisis data yang dilakukan adalah melalui content analysis, analisis distribusi dan analisis korespondensi. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang dilakukan adalah membagikan kuesioner secara online melalui media sosial maupun dibagikan secara langsung kepada pribadi yang dikenal. Responden yang telah mengisi kuesioner sejumlah 9 orang. Responden sebagian besar adalah mereka yang aktif dalam media sosial. Pendapat yang dikemukakan merupakan hasil dari pemikiran individu responden dengan rentang usia hingga tahun. Jumlah ProsidingTemuIlmiah IPLBI 20 E 20

Ruang Hobi Ideal responden menurut jenis kelamin adalah orang laki-laki dan 8 orang perempuan. Dapat dilihat presentasenya pada gambar. menggunakan pertanyaan terbuka (open-ended), sedangkan penelitian kuantitatif dengan pertanyaan tertutup (close-ended). Secara garis besar, penelitian ini lebih menekankan pada analisa data teks atau pengungkapan pendapat yang sifatnya kualitatif. Responden diminta untuk mengisi kuesioner dengan mengisi jenis hobi yang disukai, kemudian memberikan pendapat mereka masingmasing mengenai ruang ideal yang digunakan untuk aktivitas hobi. Selain itu terdapat pendapat pendukung juga diberikan melalui penjelasan responden tentang keunggulan ruang yang sudah ada dan ke-kurangannya. Gambar. Presentase jenis kelamin responden Prosentase responden laki-laki sebanyak %, sedangkan responden perempuan sebanyak % Sedangkan mereka yang memilih untuk melakukan hobi di ruang dalam sebanyak 9 orang dan ruang luar sebanyak 0 orang. Untuk mengetahui presentasi ruang yang dipilih, dapat dilihat pada gambar 2. Metode Analisis Data Analisa data yang dilakukan pertama kali adalah content analysis untuk menentukan kategori pendapat responden. Untuk selanjutnya kategori pendapat tersebut dianalisa dengan metode analisa distribusi untuk mengetahui frekuensi jawaban yang merupakan pendapat dari responden. Berdasarkan frekuensi tersebut, dapat ditentukan manakah yang merupakan pendapat terbesar dari responden baik me-ngenai ruang hobi ideal, kelebihan yang sudah dimiliki, maupun komplain tentang kekurangan pada ruang. Untuk melihat hubungan atau kores-pondensi dari jenis kelamin dengan jenis hobi, dan tempat melakukan hobi dengan pendapat ideal maka dilakukan dengan selective coding. Analisis dan Interpretasi Gambar2. Presentase ruang hobi pilihan responden Jika dilihat pada prosentase, makase banyak % responen memilih melakukan hobi di ruang dalam. Sedangkan sebanyak % responden memilih melakukannya di luar. Pertanyaan kuesioner yang dibagikan secara online, disusun secara kualitatif dan kuantitatif (mix-method). Struktur penelitian kualitatif ini E 202 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 20 Tahap pertama yang dilakukan yaitu dengan menganalisa konten atau content analysis. Content analysis dilakukan dengan menyeleksi kata-kata kunci. Tahapan menyeleksi kata kunci ini adalah open coding pada pendapat yang diutarakan dalam kuesioner. Berikut adalah contoh open coding dari pendapat responden. Ruang hobi yang ideal menurut saya harus ditumbuhi banyak vegetasi, mudah dijangkau, dan memiliki fasilitas pendukung semisal toilet, mushola, kantin,dll. (Laki-laki, 2 tahun) Tempat ideal untuk membaca atau menonton adalah ruangan yg terang, ada tempat duduk yg

nyaman, sepi serta memiliki ventilasi ruangan yg baik. (Perempuan, 2 tahun) Berdasarkan pendapat ruang hobi ideal di atas, dapat dimunculkan kata kunci yaitu ditumbuhi banyak vegetasi, mudah dijangkau, memiliki fasilitas pendukung semisal toilet, mushola, kantin,dll. Kemudian pada pendapat responden selanjutnya yaitu ruangan yang terang, ada tempat duduk yang nyaman, sepi, memiliki ventilasi ruangan yang baik. Dapat dilihat pada kata kunci kedua pendapat responden di atas memiliki satu kesamaan yang untuk selanjutnya masuk dalam satu kategori. Contohnya adalah pendapat memiliki fasilitas pendukung semisal toilet, mushola, kantin,dll adalah satu kategori dengan pendapat ada tempat duduk yang nyaman. Satu kategori tersebut adalah fasilitas yang mendukung. Untuk selanjutnya, berdasarkan kata-kata kunci dan pengategoriannya tersebut dilakukan tahap analisa secara axial coding. Berdasarkan analisa axial coding diatas, didapatkan 2 kategori jenis hobi, kategori untuk pendapat ideal ruang hobi, kategori untuk keunggulan ruang yang sudah ada dan kategori untuk kelemahan ruang yang sudah ada. Hasil analisis distribusi dari pendapat responden tentang ruang hobi dapat dilihat pada Gambar hingga gambar. Jenis Hobi yang Diminati Analisis distribusi mengenai jenis hobi yang dilakukan oleh responden dapat dilihat pada gambar. Dapat dilihat bahwa olahraga adalah aktivitas hobi yang paling banyak diminati dengan jumlah 8 (2%). Disusul kemudian adalah hobi membaca dan menulis dengan jumlah (9%). Untuk yang ketiga adalah entertainment sebanyak (%). Kemudian jenis hobi yang paling minim adalah memelihara binatang sejumlah (%). Dimas Nurhariyadi Tabel. Contoh axial coding pendapat ideal ruang hobi. No Kategori Kata Kunci. 2. Fasilitas mendukung Sirkulasi udara yang baik Jenis hobi Tidur Memelihara binatang Fotografi Bersosialisasi Kuliner Menggambar, melukis dan kerajinan tangan Membaca & menulis Olahraga Travelling Bermain musik Oudoor activity Entertainment memiliki fasilitas pendukung semisal toilet, mushola, kantin, dll kursi nyaman menyediakan fasilitasfasilitas yang dapat menunjang kegiatan rak buku dari lantai sampai plafon, sofa nyaman tempat duduk dan meja yang enak dipakai berlama-lama wifi untuk inspirasi dan referensi ada beberapa equipment bukaan dan jendela juga cukup untuk sirkulasi penghawaan dan pencahayaan di dalam ruang dirasa nyaman dari segi penghawaan Gambar.Analisis distribusi jenis hobi yang diminati Hasil analisis distribusi ini menunjukkan bahwa responden dengan rentang usia hingga tahun lebih memilih olahraga sebagai hobi mereka. Kemudian hobi membaca dan menulis, disusul dengan entertainment juga masih sangat diminati oleh responden tersebut. Sedangkan hobi memelihara binatang masih minim dilakukan oleh responden dengan rentang usia tersebut. 8 9 8 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 20 E 20

Ruang Hobi Ideal Pendapat Ruang Hobi Ideal Kemudian dilakukan analisis distribusi mengenai pendapat ruang hobi ideal. Dilhat pada Gambar 2, bahwa pendapat sirkulasi udarayang baik adalah yang paling banyak dengan jumlah 29 (%). Disusul dengan nyaman dan tertata sebanyak 2 (%). Kemudian fasilitas mendukung dengan jumlah 2 (%). Pendapat sosial dan gathering dan akustik yang baik minim diungkapkan. Kedua pendapat minim tersebut sejumlah (%). Aksesibilitas Privasi ketenangan dan keamanan Estetis dan tidak membosankan Sosial dan gathering Fasilitas mendukung Nyaman dan tertata Sirkulasi udara yang baik Suasana alami Ruang yang luas Cahaya yang baik Akustik yang baik Pendapat ideal Gambar.Analisis distribusi pendapat ruang hobi ideal Pada analisis distribusi pendapat ideal menunjukkan bahwa responden menghendaki sirkulasi udara yang baik, nyaman dan memliki fasilitas yang mendukung. Pendapat yang paling utama yaitu memiliki sirkulasi udara yang baik. Sehingga dalam beraktivitas hobi, responden dapat melakukannya dengan nyaman sekaligus melakukannya secara maksimal. Sedangkan pendapat tentang ruang untuk sosial dan akustik yang baik masih minim diberikan. Keunggulan Ruang yang Sudah Dimiliki Analisis selanjutnya mengenai keunggulan ruang yang sudah dimiliki. Jumlah pendapat terbanyak ada pada kondisi yang sudah nyaman dan tertata bersih sebanyak 2 (2%). Diikuti dengan privasi, ketenangan dan keaman sebanyak (%). Selanjutnya fasilitas yang mendukung sebanyak (%). Kemudian keunggulan ruang yang paling minim dikemukakan adalah akustik yang baik sebanyak (%). Analisis distribusi keunggulan ruang dapat dilihat pada gambar. 0 22 2 2 29 Tidak ada Bebas dan milik pribadi Aksesibilitas Sirkulasi udara yang baik Pencahayaan yang baik Alami Ruang yang cukup Privasi, ketenangan dan keamanan Fasilitas yang mendukung Akustik yang baik Estetis, view yang menyenangkan Praktis, fungsional dan ekonomis Nyaman dan tertata bersih Lingkungan sosial mendukung Gambar.Analisis distribusi keunggulan ruang yang telah dimiliki Analisis destribusi keunggulan ruang mengungkapkan bahwa kebanyakan responden telah memiliki ruang yang nyaman dan tertata bersih. Sedangkan akustik yang baik sedikit sekali dikemukakan sebagai keunggulan ruang yang telah dimiliki. Kekurangan Ruang yang Sudah Dimiliki Analisis distribusi kekurangan pada ruang yang sudah dimiliki dapat dilihat pada gambar. Dapat dilihat pendapat tertinggi tentang kekurangan ruang adalah fasilitas yang minim atau buruk. Pendapat tersebut sebanyak 9 (22%) dan merupakan satu yang tertinggi frekuensinya. Kemudian terdapat dua pendapat minim diungkapkan tentang kekurangan ruang yang ada yaitu minim lingkungan sosial dan akustik yang buruk. Masing masing sebanyak (%). Tidak ada Privasi buruk, gaduh dan berisik tidak efisien secara fungsional dan ekonomis Tidak nyaman Tidak alami dan kurang vegetasi Membosankan, buruk dan tidak menarik Minim lingkungan sosial Aksesibilitas sulit dan sempit Kotor, berbau, rusak dan tidak tertata Fasilitas minim atau buruk Sirkulasi udara tidak baik Akustik buruk Pencahayaan buruk Gangguan cuaca, polusi dan binatang Keunggulan ruang Gambar. Analisis distribusi kekurangan ruang yang telah dimiliki 2 Kekurangan ruang 9 0 2 9 E 20 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 20

Hasil analisa kekurangan ruang yang sudah ada menunjukkan bahwa reponden lebih mengeluhkan tentang fasilitas yang minim dan buruk. Sedangkan pendapat yang paling minim dikeluhkan adalah minim lingkungan sosial dan akustik yang buruk. Ruang Hobi dan Pendapat Idealnya Analisis tahap akhir pada penelitian ini dilakukan dengan selective coding melalui analisis korespondensi. Analisis ini dilakukan untuk mengetahui factor hubungan korespondensi ruang hobi yang dipilih dengan pendapat ideal tentang ruangan tersebut. Hubungan kores-pondensi ini untuk mengetahui pendapat apakah yang paling diungkapkan pada jenis ruangan yang digunakan untuk aktivitas hobi. Analisis korespondensi menggunakan ward hierarchical clustering dapat dilihat pada gambar. Aksesibilitas () Suasana alami () Sosial dan gathering () Di luar ruangan () Akustik yang baik () Cahaya yang baik () Fasilitas mendukung (2) Di dalam ruangan () Privasi ketenangan dan keamanan (22) Estetis dan tidak membosankan () Ruang yang luas (0) Nyaman dan tertata (2) Sirkulasi udara yang baik (29) Gambar.Analisis korespondensi ruang yang digunakan dengan pendapat idealnya. Berdasarkan analisis korespondensi di atas maka dapat disimpulkan bahwa ruang luar dan ruang dalam memiliki pendapat ideal masing-masing. Jika pada ruang luar / luar ruangan / outdoor, responden memiliki kelompok pendapat ideal yang berupa aksesibilitasnya harus baik, memiliki suasana yang alami dan dapat me-lakukan social gathering. Sedangkan pada ruang dalam / indoor, responden memiliki kelompok pendapat ideal yang berupa akustik yang baik, pencahayaan yang baik, Fasilitas yang men-dukung dan privasi ketenangan dan keamanan. Kesimpulan Dimas Nurhariyadi Dapat disimpulkan bahwa responden dengan rentang usia hingga tahun merupakan responden yang aktif pada jenis hobi olahraga. Kebutuhan ruang hobi ideal ditunjukkan dengan pendapat bahwa ruang yang memadai untuk hobi adalah ruang yang sirkulasi udaranya baik, nyaman tertata dan fasilitasnya baik. Secara ideal, ruang sosial gathering dan kualitas akustik tidak terlalu dipentingkan oleh responden penelitian ini. Sedangkan keadaan ruang yang telah dimiliki responden memiliki keunggulan pada kenyamanan, privasi, dan fasilitas cukup mendukung. Kemudian terdapat kesamaan minim pendapat keunggulan dan kekurangan ruang yang telah dimiliki. Pendapat tersebut adalah tentang akustik. Berdasarkan analisis korespondensi responden yang menggunakan ruang luar memiliki pendapat ideal aksesibilitas baik, suasananya yang alami dan dapat melakukan social gathering. Sedangkan responden yang meng-gunakan ruang dalam memiliki pendapat ideal akustik yang baik, pencahayaan baik, fasilitas mendukung dan privasi dengan ketenangan dan keamanan. Kelebihan penelitian ini adalah mengungkapkan pendapat tentang ruang yang ideal untuk aktivitas hobi. Sehingga dapat dijadikan acuan untuk perancangan ruang arsitektur baik outdoor, indoor maupun kombinasi keduanya. Kekurangan penelitian ini adalah usia responden yang dirasa kurang rentang usianya. Untuk rekomendasi selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang korelasi perancangan resort untuk aktivitas hobi dengan pendapat pada penelitian ini. Perancangan resort yang diharapkan sesuai dengan penelitian ini adalah memiliki ruang luar (outdoor) dan ruang dalam (indoor). Tentunya dengan pendapat ideal dan referensi keunggulan dan kekurangan yang dipelajari dalam penelitian ini. ProsidingTemuIlmiah IPLBI 20 E 20

Ruang Hobi Ideal Daftar Pustaka Creswell, J.W. (2008). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches. California: Sage Publications, Inc. Groat, L. & Wang, D. (2002).Architectural Research Methods.New York: John Wiley & Sons. Inc. Fujiwara, D. et al.(20). Further analysis to value the health and educational benefits of sport and culture. www.gov.uk. E 20 ProsidingTemuIlmiah IPLBI 20