PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 59 TATTUN 2Ot2 TENTANG BUPATT MOJOKERTO,

dokumen-dokumen yang mirip
PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

Penerapan Dan Pencapaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan Tahun 2013

BUPATI BANGKA SALINAN PERATURAN BUPATI BANGKA NOMOR 36 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN BANGKA

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 41 SERI E PERATURAN BUPATI BANJARNEGARA NOMOR 911 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR KABUPATEN BELITUNG

RENCANA AKSI STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN DASAR

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

Indikator Kinerja Program. A. Standar Pelayanan Minimal (SPM)

Lampiran data-data hasil wawancara dengan Kementrian Pendidikan dan. via pada hari Selasa tanggal 31 Mei 2016, pada pukul 14:21 WIB.

SALINAN. b. bahwa untuk menjamin tercapainya mutu pendidikan yang diselenggarakan daerah perlu menetapkan standar pelayanan minimal pendidikan dasar;

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG MATRIK RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN

CAPAIAN, TARGET, DAN RENCANA PEMBIAYAAN SPM BIDANG PENDIDIKAN DASAR

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

DAFTAR TABEL Persentase SD/ MI yang semua rombongan... belajar (rombel)nya tidak melebihi 32 orang

KEPUTUSAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA. NOMOR 129a/U/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL BIDANG PENDIDIKAN

PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN DASAR BAGIAN PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Hasil Perhitungan SPM

WALIKOTA BANDUNG PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BANDUNG NOMOR... TAHUN 2016 TENTANG

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

KABUPATEN ACEH TENGGARA TAHUN 2012 DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN ACEH TENGGARA

PANDUAN APLIKASI. Pengolahan Data Pendidikan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Kalimantan Selatan

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI MAJENE PROVINSI SULAWESI BARAT

BAB I PENDAHULUAN. memberikan peran yang lebih besar kepada pemerintah daerah untuk

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt

PENETAPAN KINERJA BUPATI TEMANGGUNG TAHUN ANGGARAN 2014 NO SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA TARGET (Usia 0-6 Tahun)

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

Dengan Persetujuan Bersama. DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN CILACAP dan BUPATI CILACAP MEMUTUSKAN :

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL DAN MENTERI AGAMA NOMOR 04/VI/PB/2011 NOMOR MA/111/2011 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN PENDIDIKAN DI KOTA SURABAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SURABAYA,

BUPATI BLORA PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 58 TAHUN 2011 TENTANG

2011, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pend

Jumlah kelompok permukiman permanen yang sudah dilayani SD/MI dalam jarak kurang dari 3 KM. Jumlah kelompok permukiman permanen di kab/kota

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

/ KEPUTUSAN MENTER! PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BUPATI LUMAJANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERHITUNGAN INDIKATOR PENCAPAIAN (IP)

Statistik Pendidikan Dasar Kabupaten Banjarnegara Tahun Pelajaran 2011/2012

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

BUPATI KULON PROGO PERATURAN BUPATI KULON PROGO NOMOR : 13 TAHUN 2008 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

ANALISIS STANDAR BELANJA (ASB)

PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 35 TAHUN 2014 TENTANG RENCANA INDUK PENDIDIKAN TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MALANG,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BUPATI ALOR PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 6 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DI KABUPATEN BANDUNG BARAT

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 41 TAHUN 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 21 TAHUN 2009

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI SATU ATAP

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG BADAN AKREDITASI PROVINSI SEKOLAH/MADRASAH TINGKAT PROVINSI JAWA TENGAH

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 58 TAHUN 2014 TENTANG DEWAN PENDIDIKAN DAERAH DAN KOMITE SEKOLAH/MADRASAH


PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

WALI KOTA BANDUNG, DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 32 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG

Peraturan Presiden No. 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas. Kinerja Instansi Pemerintah mengarahkan bahwa pelaksanaan pemerintahan

PERATURAN BERSAMA ANTARA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR PROVINSI MALUKU PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN DASAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

AL-ADZKA, Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Volume V, Nomor 01 Januari 2015

-1- PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

. serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi.Eselon 1. 2OIO tentang Kedudukan, T\rgds, dan Fungsi. Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara

2 c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Ke

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

IMPLEMENTASI PELAKSANAAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN DI SEKOLAH DASAR NEGERI 2 DONO ARUM KECAMATAN SEPUTIH AGUNG KABUPATEN LAMPUNG TENGAH

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

K E P U T U S A N KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN KENDAL NOMOR 420/5998/DISDIKBUD/2017 T E N T A N G

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

1. Kepala madrasah adalah guru yang diberi tugas tambahan memimpin raudhotul athfal (RA), madrasah ibtidaiyah (MI), madrasah tsanawiyah (MTs),

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KOTA SALATIGA TAHUN 2017

Transkripsi:

BUPATI MOJOKERTO PERATURAN BUPATI MOJOKERTO NOMOR 59 TATTUN 2Ot2 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDIKAN PADA SATUAN PENDIDII(AN DI I{ABUPATEN MOJOKERTO DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MATIA ESA BUPATT MOJOKERTO, Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan dan mengkoordinasikan standar pelayanan minimal pendidikan sebagaimana diatur dalam Pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 20LO tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan pendidikan; b. c. bahwa dalam rangka menyelenggarakan kegiatan pelayanan kepada masyarakat yang harus mempertimbangkan kualitas layanan, pemerataan dan kemudahan memperoleh layanan pendidikan di Kabupaten Mojokerto perlu adanya Standar Pelayanan Minimal Pendidikan pada Satuan Pendidikan; bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b, perlu menetapkan Peraturan Bupati tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Pada Satuan Pendidikan di Kabupaten Mojokerto. Mengingat 1. Undang Undang Nomor 12 Tahun 1950 tentang Pembentukan daerah-daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur Juncto Undang-Undang Nomor 2 Tahun 7965 tentang Perubahan Batas Wilayah Kotapraja Surabaya dan Daerah Tingkat II Surabaya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1965 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 27301; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2OO4 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 752, Tambahan

2 Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 443T1 sebagaimana telah diubah terakhir dengan UU Nomor L2 Tahun 2008; 3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2OII tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO4 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Nomor 523a1; 4. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 1951 tentang Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1951 Nomor 1 1 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 176l; 5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1958 tentang Penggunaan Lambang Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 797I, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1636) ; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2OO5 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor l4o, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 45781 ; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2OO5 tentang Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2OOT tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah KabupatenlKota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor a7371; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 4l Tahun 2OOT tentang Organisasi Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2OO7 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 47aI); 10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun 2OO7 tentang Petunjuk Teknis Pen5rusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal; 1 1. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 79 Tahun 2OO7 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Pencapaian Standar Pelayanan Minimal; 12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 15 Tahun 2OLO tentang Standar Pelayanan Minimal Pendidikan Dasar di Kabupaten/Kota; 13. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 6 Tahun 2OO7 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 11 Tahun 2OO7l;

3 74. Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 1 1 Tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Mojokerto sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 4 Tahun 2Ol0 (Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 11 Tahun 2008, Lembaran Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 4 Tahun 2OlOl; 15. Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 61 Tahun 2OO8 tentang Penjabaran Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto Berita Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor 62 Tahun 2OO8); MEMUTUSI(AN: Menetapkan : PERATURAN BUPATI MOJOKERTO TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL PENDIDII(AN PADA SATUAN PENDIDIKAN DI I{ABUPATEN MOJOKERTO BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Bupati ini yang dimaksud dengan: 1. Pemerintah Kabupaten adalah Pemerintah Kabupaten Mojokerto. 2. Bupati adalah Bupati Mojokerto. 3. Dinas adalah Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto. 4. Penyelenggaraan Pendidikan adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem pendidikan pada satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan agar proses pendidikan dapat berlangsr-rng sesuai dengan tujuan pendidikan nasional. 5. Standar Pelayanan Minimal Pendidikan yang selanjutnya disebut SPM Pendidikan adalah tolok ukur kinerja pelayanan pendidikan pada satuan pendidikan. 6- Satuan pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur formal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan. 7. Manajemen Berbasis Sekolah yang selanjutnya disebut MBS adalah bentuk otonomi satuan pendidikan, dalam hal ini Kepala Sekolah/Madrasah dan guru dibantu Komite Sekolah/Madrasah dalam mengelola pendidikan. 8. Taman Kanak-kanak, yang selanjutnya disingkat TK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun. 9. - Raudhatul Athfal, yang selanjutnya disingkat RA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal yang menyelenggarakan program pendidikan dengan kekhasan agama Islam bagi anak berusia 4 (empat) tahun sampai dengan 6 (enam) tahun.

10. Pendidikan formal adalah jalur pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. 11. Pendidikan dasar adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang melandasi jenjang pendidikan menengah, yang diselenggarakan pada satuan pendidikan berbentuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah atau bentuk lain yang sederajat serta menjadi satu kesatuan kelanjutan pendidikan pada satuan pendidikan yang berbentuk Sekolah Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah, atau bentuk lain yang sederajat. 12. Sekolah Dasar, yang selanjutnya disingkat SD, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar. 13. Madrasah lbtidaiyah, yang selanjutnya disingkat MI, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar. 14. Sekolah Menengah Pertama, yang selanjutnya disingkat SMP, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. 15. Madrasah Tsanawiyah, yang selanjutnya disingkat MTs, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan Llmum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan dasar sebagai lanjutan dari SD, MI, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SD atau MI. 16. Pendidikan menengah adalah jenjang pendidikan pada jalur pendidikan formal yang merlrpakan lanjutan pendidikan dasar, berbentuk Sekolah Menengah Atas, Madrasah Aliyah, Sekolah Menengah Kejuruan, dan Madrasah Aliyah Kejuruan atau bentuk lain yang sederajat. 17. Sekolah Menengah Atas, yang selanjutnya disingkat SMA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan umum pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/ setara SMP atau MTs. 18. Madrasah Aliyah, yang selanjutnya disingkat MA, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan umum dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. 19. Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs.. 2O. Madrasah Aliyah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat MAK, adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal dalam binaan Menteri Agama yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan dengan kekhasan agama Islam pada jenjang pendidikan menengah sebagai

lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs. 21. Ulangan Akhir Semester yang selanjutnya disebut UAS adalah kegiatan yang dilakukan pendidik untuk menglrkur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester dengan cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang mempresentasikan semua Kompetensi Dasar pada semester tersebut. 22.lJlangan Kenaikan Kelas yang selanjutnya disebut UKK adalah kegiatan yang dilakukan oleh pendidik di akhir semester genap untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester genap pada satuan pendidikan yang menggunakan sistem paket dengan cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan Kompetensi Dasar pada semester ganjil dan semester genap dengan perbadingan 25% dan 75o/o. 23. Ujian Sekolah/Madrasah yang selanjutnya disebut US/M adalah kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi peserta didik yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk memperoleh pengakuan atas prestasi belajar seluruh mata pelajaran dan merupakan salah satu persyaratan kelulusan dari satuan pendidikan. 24.lJjian Nasional yang selanjutnya disebut UN adalah kegiatan pengukuran pencap aian kompe tensi peserta didik pada beberapa mata pelajaran tertentu dalam kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan a".r teknologi dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan. BAB II TUJUAN Pasal 2 Tujuan SpM Pendidikan pada satuan pendidikan formal adalah menjamin p.i"y"r"tr kebutuhan dasar masyarakat untuk memperoleh pendidikan y"rg bermutu dan terjangkau melalui jalur pendidikan formal pada saruan pendidikan yang diselenggarakan pemerintah dan latau yang diselenggarakat masyarakat di Kabupaten Mojokerto. BAB III PEIVYELENGGARAN PELAYANAN Bagian Kesatu Umum Pasal 3 penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan pada satuan pendidikan jalur formal meliputi: a. Penyelenggraan pelayanan pendidikan di TK/RA; b. Penyelenggraan pelayanan pendidikan di SD IMI; c. penyelenggraan pelayanan pendidikan di smp/mts; d. Penyelenggraan pelayanan pendidikan di SMA/MA; e. penyelenggraan pelayanan pendidikan di SMK/MAK; Pasal 4 pbnyelenggaraan sebagaimana dalam Pasal 3 menerapkan prinsip-prinsip manajemen berbasis sekolah (MBS).

Bagian Kedua Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan di TK/RA Pasal 5 Penyelenggaraan pelayanan pendidikan di TK/RA meliputi: 1. Keberadaan TK/ RA dalam jarak terjangkau dengan berjalan kaki maksimal 1 (satu) km dari kelompok pemukiman permanen di daerah terpencil. 2. Jumlah peserta didik dalam setiap rombongan belajar tidak melebihi 2O orang. 3. Setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis. 4. Tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya. 5. Tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap 2O peserta didik. 6. Tersedia 1 (satu) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik 51 atau D-IV dan 1 (satu) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. 7. Kepala TK/RA berkualifikasi akademik S 1 atau D-IV dan telah memiliki Sertifikat Pendidik. 8. Tersedia sarana dan prasarana berupa alat peraga eduktif luar dan dalam masing-masing 1 (satu) unit. 9. Setiap guru tetap, bekerja 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, menganalisis hasil belajar, melaksanakan perbaikanlpengayaan, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 10. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun pelajaran dengan kegiatan tatap muka 18 jam per minggu, dan 1 jam tatap muka : 30 menit. I 1. Menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentu an yar,.g berlaku. 12. Setiap guru menerapkan rencana kegiatan mingguan (RKM) dan rencana kegiatan harian (RKH). 13. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 14. Kepala TK/RA melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada setiap guru dua kali dalam setiap semester. 15. Setiap guru menyarnpaikan laporan hasil evaluasi pembelajaran setiap peserta didik kepada kepala TKIRA pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik. Bagian Ketiga Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan di SD/MI Pasal 6 Penyelenggaraan pelayanan pendidikan di SD/MI meliputi:

1. Keberadaan SD/MI dalam jarak terjangkau dengan berjalan kaki maksimal 3 km dari kelompok pemukiman permanen di daerah terpencil. 2. Jumlah peserta didik setiap rombongan belajar tidak melebihi: a. 24 orang untuk SD/MI berstandar internasional; b. 28 orang untuk SD/MI berstandar nasional; c. 32 orang untuk SD IMI potensi; 3. Setiap rombongan belajar tersedia 1 (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru serta papan tulis. 4. Tersedia satu ruang glrru yan.g dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru, kepala sekolah dan staf kependidikan lainnya. 5. Tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap rombongan belajar dan 6 (enam) orang guru untuk setiap sekolah f r:"radrasah. 6. Tersedia 2 (dua) orang guru yang memenuhi kualifikasi akademik 51 atau D-IV dan 2 (dua) orang guru yang telah memiliki sertifikat pendidik. 7. Kepala sekolah f madrasah berkualifikasi akademik S 1 atau D-IV dan telah memiliki Sertifikasi Pendidik. 8. Tersedia buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA dan IPS dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. 9. Tersedia satu set alat peraga IPA dan bahan yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia (globe), contoh peralatan optik, kit IPA untuk eksperimen dasar, dan poster/carta IPA. 10. Tersedia 100 judul buku pengayaan dan 1O buku referensi. 11. Setiap guru tetap, bekerj a 37,5 ja- per minggu di satuan pendidikan termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil bela.jar, menganalisis hasil belajar, melaksanakan perbaikanlpengayaan, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 12. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun pelajaran dengan kegiatan tatap muka sebagai berikut : a) KelasI-II b) Kelas III c) Kelas IV - VI : 18 jam per minggu; :24jam per minggu : 27 jam per minggu Satu ja* tatap muka : 35 menit 13. Menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku 14. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya is. S.ti"p guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik; 16. Kepala sekolah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada setiap guru dua kali dalam setiap semester.

17. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserra didik; 18. Kepala sekolah f madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/UN) kepada orang tua peserta didik dan *.rylmpaikan rekapitulasinya kepada Dinas atau Kantor Kementerian Ag"*" kabupaten pada setiap akhir semester. Bagian Keempat Penyelenggaraan Pelayanan pendidikan di smp/mts Pasal 7 Penyelenggaraan pelayanan pendidikan di smp/mts meliputi : 1. Keberadaan SMP/MTs dalam jarak terjangkau dengan berjalan kaki maksimal 6 km dari kelompok pemukiman permanen di daerah terpencil. 2. Jumlah peserta didik setiap rombongan belajar tidak melebihi: a. 24 orang untuk smp/mts berstandar internasional; b. 32 orang untuk smp/mts berstandar nasional; c. 36 orang untuk SMP/MTs potensi; 3. Tersedia I (satu) ruang kelas yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk peserta didik dan guru, serta papan tulis. 4. Tersedia ruang laboratorium IPA yang dilengkapi dengan meja dan kursi yang cukup untuk 36 peserta didik dan minimal satu set peralatan praktek IPA untuk demonstran dan eksperimen peserta didik. 5. Tersedia satu ruang guru yang dilengkapi dengan meja dan kursi untuk setiap orang guru. 6. Tersedia ruang Kepala Sekolah yang terpisah dari ruang gunr. 7 - Tersedia ruang staf kependidikan yang terpisah dari ruang guru. 8. Tersedia 1(satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran. 9. Tersedia guru dengan kualifikasi akademik S 1 atau D-IV sebanyak 7Oo/o dan separuh diantaranya (35% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik. 1O. Tersedia guru dengan kualifikasi akademik 51 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, dan Bahasa Inggris. 11. Kepala Sekolah/Madrasah berkualifikasi akademik 51 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. L2. Tersedia buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan, satu set untuk setiap peserta didik. 13. Memiliki 2}Ojudul buku pengayaan dan 20 buku referensi. 14. Setiap guru tetap, bekerja 37,sjam per minggu di satuan pendidikan termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran,

menilai hasil belajar, menganalisis hasil belajar, melaksanakan perbaikanl pengayaan, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 15. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun pel ajaran dengan kegiatan tatap muka 27 jarn per minggu, 1 (satu) jam tatap muka : 40 menit. 16. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku. 17. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. 18. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 19. Kepala sekolah f rr'adrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada guru dua kali dalam setiap semester. 20. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik. 21. Kepala sekolahl madrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/M dan UN) kepada orar.g tua peserta didik dan rnenyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas atau Kantor Kementrian Agama di kabupaten pada setiap akhir semester. Bagian Kelima Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan di SMA ll{la Pasal 8 Penyelenggaraan pelayanan pendidikan di SMA l ui.a meliputi: 1. Keberadaan SMA/MA dalam jarak terjangkau dengan berjalan kaki maksimal 9 km dari kelompok pemukiman permanen di daerah terpencil. 2. Jumlah peserta didik setiap rombongan belajar tidak melebihi : a. 24 orang untuk SMA/ MA berstandar internasional; b. 32 orang untuk SMA/MA berstandar nasional; c. 40 orang untuk SMA/MA potensi; 3. Memiliki sarana prasarana sekurang-kurangnya: a. rlrang kelas; b. ruang guru; c. ruang kepala sekolah; d. ruang TU; e. ruang BK; f. ruang Laboratorium Fisika; g. ruang Laboratorium Biolog-Kimia; h. ruang Komputer; i. kamar mandi IWC;

j. perpustakaan; k. ruang OSIS; l. ruang UKS; 4. Tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran, 5' Tersedia guru dengan kualifikasi akademik S 1 atau D-IV sebanyak 9OVo dan separuh diantaranya (45% dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik. 6' Tersedia guru dengan kualifikasi akademik 51 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelaj ar an y ang diuj inasionalkan. 7' Kepala Sekolah/Madrasah berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik; B' Tersedia buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah rnencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik; 9 ' Memiliki 3OO judul buku pengayaan dan 30 buku referensi; 10' Setiap guru tetap, bekeda 37,5 jam per minggu di satuan pendidikan termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, menganalisis hasil belajar, melaksanakan perbaikanlpengayaarr, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan. 1 1' Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun pelajaran dengan kegiatan tatap muka 3g jam per minggu, 1 (satu) jam tatap muka : 45 menit. 12' SatLran pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku; 13' Dua puluh lima persen (25%) dari lulusan melanjutkan perguruan tinggi yang terakreditasi. 14'Jumlah peserta didik putus sokolah tidak melebih lo/o (satu persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik pada sekolah f madrasah. 15. Tersedia tenaga kependidikan. 16' Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (Rpp) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya; 17' Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik; 18' Kepala sekolah/madrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada setiap guru dua kali dalam setiap semester; 19' Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap peserta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik; 2O' Kepala sekolahlmadrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir

LI (US/M dan UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas atau Kantor Kementrian Agama kabupaten pada setiap akhir semester. Bagian Keenam Penyelenggaraan Pelayanan Pendidikan di SMK/ MAK Pasal 9 Penyelenggaraan pelayanan pendidikan di SMK/MAK meliputi: 1. Keberadaan SMK/MAK dalam jarak terjangkau dengan berjalan kaki maksimal 9 km dari kelompok pemukiman permanen di daerah terpencil. 2. Jumlah peserta didik setiap rombongan belajar tidak melebihi: a. 24 orang untuk SMK/ MAK berstandar internasional; b. 32 orang untuk SMK/MAK berstandar nasional; c. 40 orang untuk SMK/MAK potensi; 3. Memiliki sarana prasarar'a sekurang-kurangnya: a. ruang kelas; b. ruang guru; c. ruang kepala sekolah; d. ruang TU; e. ruang BK; f. rllang bengkel/ tempat praktek, sesuai kompetensi keahlian; g. ruang Komputer; h. kamar mandi /WC; i. perpustakaan; j. ruang OSIS; k. ruang UKS; 4. Tersedia 1 (satu) orang guru untuk setiap mata pelajaran. 5. Tersedia guru dengan kualifikasi akademik 51 atau D-IV sebanyak 9Oo/o dan separuh diantaranya (45o/o dari keseluruhan guru) telah memiliki sertifikat pendidik. 6. Tersedia guru dengan kualifikasi akademik 51 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orar'g untuk rnata pelajaran yang diujinasionalkan. 7. Kepala Sekolah/Madrasah berkualifikasi akademik S1 atau D-IV dan telah memiliki sertifikat pendidik. B. Tersedia buku teks yang sudah ditetapkan kelayakannya oleh Pemerintah mencakup semua mata pelajaran dengan perbandingan satu set untuk setiap peserta didik. 9. Memiliki 3OO judul buku pengayaan dan 30 buku referensi. 10. Setiap guru tetap, bekerja 37,5 ja- per minggu di satuan pendidikan, termasuk merencanakan pembelajaran, melaksanakan pembelajaran, menilai hasil belajar, menganalisis hasil belajar, melaksanakan perbaikanlpengayaan, membimbing dan melatih peserta didik, dan melaksanakan tugas tambahan.

12 11. Satuan pendidikan menyelenggarakan proses pembelajaran selama 34 minggu per tahun pelajaran dengan kegiatan tatap muka 38 jam per minggu, 1 (satu) j.* tatap muka : 45 menit' 12. Satuan pendidikan menerapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) sesuai ketentuan yang berlaku- 13. Dua puluh persen (2O%l dari lulusan melanjutkan ke perguruan tinggi yang terakreditasi. 14. Dua puluh persen (2O%l dari lulusan diterima di dunia kerja sesuai dengan keahliannya. 15.Jumlah peserta didik putus sokolah tidak melebih o/o (satu persen) dari jumlah keseluruhan peserta didik pada sekolah f rnadrasah. 16. Tersedia tenaga kependidikan. 17. Setiap guru menerapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang disusun berdasarkan silabus untuk setiap mata pelajaran yang diampunya. 18. Setiap guru mengembangkan dan menerapkan program penilaian untuk membantu meningkatkan kemampuan belajar peserta didik. 19. Kepala sekolah lmadrasah melakukan supervisi kelas dan memberikan umpan balik kepada setiap guru dua kali dalam setiap semester. 20. Setiap guru menyampaikan laporan hasil evaluasi mata pelajaran serta hasil penilaian setiap pes erta didik kepada kepala sekolah pada akhir semester dalam bentuk laporan hasil prestasi belajar peserta didik. 2I. Kepala sekolah lmadrasah menyampaikan laporan hasil ulangan akhir semester (UAS) dan Ulangan Kenaikan Kelas (UKK) serta ujian akhir (US/M dan UN) kepada orang tua peserta didik dan menyampaikan rekapitulasinya kepada Dinas atau Kantor Kementrian Agama Kabupaten pada setiap akhir semester. BAB IV PENGORGANISASIAN Pasal 1O (1) Kepala Dinas mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan pada satuan pendidikan TK, SD, SMP, SMA dan SMK. (2) Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten mengkoordinasikan penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan pada satuan pendidikan RA, MI, MTs, MA dan MAK. (3) Kepala satuan pendidikan bertanggung jawab atas penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan pada satuan pendidikan yang bersangkutan.

13 (41 Penyelenggaraan pelayanan pendidikan sesuai dengan SPM pendidikan pada satuan pendidikan dilakukan oleh pendidik dan tenaga kependidikan sesuai dengan kualifikasi dan kompetensi masing-masing. BAB V PELAKSANAAN Pasal I 1 (1) SPM pendidikan pada satuan pendidikan dijadikan sebagai acuan (21 dalam pelaksanaan pelayanan pendidikan pada peserta didik/orang tualwali peserta didik/masyarakat sesuai dengan perencanaan program dan penganggaran pencapaian target yang telah ditentukan oleh satuan pendidikan masing-masing. Pelaksari.aan pelayanan pendidikan sebagairnana dimaksud pada ayat (1) harus sesuai dengan pedorrranf standar teknis yang ditetapkan oleh kepala satuan pendidikan masing-masing dan diketahui oleh Kepala Dinas bagi sekolah dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten bagi madrasah. BAB VI PELAPORAN Pasal 12 Satuan pendidikan menyampaikan laporan hasil pencapaian kinerja penerapan SPM pendidikan kepada Bupati melalui Dinas bagi sekolah, dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten bagi madrasah. (1) BAB VII PENGAWASAN DAN EVALUASI Pasal 13 Satuan pendidikan melaksanakan pelayananan pendidikan berdasarkan SPM diawasi dan dievaluasi oleh pengawas satuan pendidikan sekurang-kurangnya 1 (satu) kali setiap bulan dan setiap kunjungan sekurang-kurangnya 3 (tiga) ja*. (2) Selain pengawas sebagaimana pada ayat (1) juga diawasi oleh lembaga yang berwenang sesuai dengan kebutuhannya. BAB VIII PENGEMBANGAN I(APASITAS Pasal 14 S".t.t".t pendididikan wajib mengembangkan kapasitas pendidik dan tenaga kependidikan hingga memenuhi SPM pendidikan.

74 BAB XI PENUTUP Pasal le Hal-hal yang belum diatur dalam peraturan ini lebih lanjut akan diatur satuan pendidikan masing-masing dan diketahui oleh Kepala Dinas bagi sekolah dan Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten bagr madrasah. Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Bupati ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kabupaten Mojokerto. Ditetapkan di Mojokerto pada tanggal,z ar6lsns?, \,1_ BUPATI TO, Diundangkan di Mojokerto pada tanggal zs ffi\rsrr\rs PIt. SEKRETARIS DAERAH --,/ywl // MUSTO z-,otl I(ABUPATEIT MOJOKERTO, MOCH. ARDI P. BERITA DAERAH KABT'PATEN MOJOKERTO TAIil,N 2ot2 NOMOR 6