III. METODOLOGI PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KAJIAN TENTANG KESEHATAN PT BANK CIMB NIAGA, TBK DENGAN METODE CAMELS (Berdasarkan Laporan Keuangan ) Oleh MUFTI SANI H

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dan buku serta tulisan-tulisan lain yang berhubungan dengan

BAB III METODOLOGI. Langkah awal yang dilakukan dalam memulai penelitian ini adalah dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tabel 1. Kinerja (LDR) Bank Umum Tahun

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RGEC PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (Persero), Tbk PERIODE

II. TINJAUAN PUSTAKA Institusi Perbankan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Nama : Deni Aulia NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Widada, SE., MM

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN BANK BERDASARKAN PENILAIAN FAKTOR RISK PROFILE, GOOD CORPORATE GOVERNANCE, EARNINGS, DAN CAPITAL (RGEC) PADA PT.

Lampiran 1. Bagan Alur Pikir Penelitian

ANALISIS CAMELS UNTUK MENGUKUR TINGKAT KESEHATAN PADA PT BANK NEGARA INDONESIA Tbk. Oleh : Vaina Hanin Salman, A. Mubarok dan Diah Yudhawati.

Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Modal Bank. 2. Kualitas Aset (Asset) Aktiva Produktif Yang Diklasifikasikan Terhadap Aktiva Produktif

Hal 9-2. C tive by Ticha. Hal 9-4. C tive by Ticha

ANALISIS PERBANDINGAN TINGKAT KESEHATAN BANK PADA BANK PEMERINTAH DAN BANK SWASTA DI INDONESIA BERDASARKAN METODE RGEC PERIODE TAHUN

Lampiran 1. Perhitungan Nilai CAR BRI periode

BAB X PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK (CAMELS)

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Bank

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

Analisis Kinerja Keuangan Bank Untuk Mengetahui tingkat Kesehatan Bank (Studi Kasus PT.BNI (Persero), Tbk.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sampel bank umum syariah yang digunakan dalam penelitian ini adalah Bank Syariah Mandiri

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskreptif pada perusahaan, yaitu dengan cara menganalisis data-data

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Bank memiliki fungsi utama yaitu menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Dalam hal ini penulis akan melakukan analisa kinerja keuangan bank yang

DAFTAR ISI. Halaman KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... viii DAFTAR LAMPIRAN... ix

No.6/ 23 /DPNP Jakarta, 31 Mei S U R A T E D A R A N Kepada SEMUA BANK UMUM YANG MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA SECARA KONVENSIONAL DI INDONESIA

Menurut Marrie Muhamad Mantan Menteri Keuangan mengatakan bahwa ada dua pihak yang kontra-privatisasi, dan pihak yang pro-privatisasi. Pihak yang kont

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data tertulis lainnya yang berhubungan dengan informasi yang dibutuhkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dan komparatif. Sumber data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi (financial intermediary) yaitu lembaga keuangan yang berfungsi

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan

sampai dengan 30 September 2012 adalah sebagai berikut :

ANALISIS PENILAIAN TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN MENGGUNAKAN METODE RGEC PADA BANK UMUM BUMN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK. Muniya Alteza

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang mengalami kelebihan dana untuk di produktifkan pada sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

DAFTAR ISI... ABSTRAK... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN Latar Belakang Penelitian...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK SEBELUM DAN SETELAH MERGER (Studi Kasus: Bank UOB Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. dilakukan melalui berbagai kebijakan di bidang perbankan tujuan utamanya

BAB 1 PENDAHULUAN. mengenai posisi keuangan, laporan laba rugi untuk menilai perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB III METODE PENELITIAN. kegunaannya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang

Nama : Uthary Maladhika NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Budiasih, SE., MMSI

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu dari berbagai literatur,

BAB III METODE PENELITIAN. ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berpengaruh pada seluruh aspek di dalamnya. Dapat dikatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang kelebihan dana (surplus spending unit), kemudian menempatkanya

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

ANALISIS KINERJA KEUANGAN DAN KESEHATAN BANK

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

PENILAIAN KEBERHASILAN BANK DENGAN PERHITUNGAN MATEMATIS

ANALISIS KESEHATAN BANK MANDIRI DAN BANK BCADENGAN METODE RGEC TAHUN Dwi Rahayu Suhendro Anita Wijayanti

Analisis Kinerja PT. Bank Tabungan Negara (PERSERO), Tbk Dengan Menggunakan Metode CAMEL dan Metode RGEC

BAB 5 PENUTUP. dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: a. Dalam penilaian permodalan yaitu dengan Capital Adequacy Ratio

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. yang dimiliki oleh unit ekonomi yang surplus kepada unit-unit ekonomi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan mampu mengembangkan dan memajukan perekonomian di

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PT. Bank Mandiri, Tbk Periode Disusun oleh : Nama : Las Rohana Jurusan : Akuntansi

ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. BANK MANDIRI (PERSERO) Tbk. PADA PERIODE

ANALISIS PENGARUH CAPITAL ADEQUACY RATIO, NON PERFORMING LOAN, RETURN ON ASSETS, NET

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan telah menjadi ujung tombak

III. METODOLOGI PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

ANALISIS PERBEDAAN TINGKAT KESEHATAN KESEHATAN BANK UMUM SEBELUM DAN SESUDAH IMPLEMENTASI METODE RGEC DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dimana sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam

Transkripsi:

13 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penilaian kesehatan dilakukan secara berkala untuk memastikan bahwa kondisi bank dapat terjaga, sehingga hasil dari penilaian kesehatan bank dapat dijadikan acuan untuk menentukan strategi yang akan diterapkan. Berdasarkan peraturan Bank Indonesia untuk melakukan penilaian kesehatan bank, metode yang digunakan yaitu Metode CAMELS Penilaian tingkat kesehatan bank dengan menggunakan Metode CAMELS mencakup penilaian terhadap faktor-faktor sebagai berikut yaitu penilaian pada faktor Capital (permodalan), penilaian pada faktor Assets (asset), penilaian pada faktor Earnings (rentabilitas), dan penilaian pada faktor Liquidity (likuiditas). Penilaian tingkat kesehatan dilakukan dengan melakukan perhitungan data yang bersumber dari laporan keuangan. Data laporan keuangan tersebut digunakan untuk menghitung rasio keuangan. Rasio keuangan yang digunakan adalah CAR, NPL, ROA, ROE, NIM, BOPO, dan LDR yang terdapat pada faktor-faktor CAMELS. Rasio keuangan tersebut kemudian dianalisis untuk menentukan peringkat berdasarkan hasil yang diperoleh sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia. Tahap selanjutnya adalah melakukan peringkat komposit dari setiap faktor CAMELS. Peringkat komposit adalah peringkat akhir hasil penilaian tingkat kesehatan bank. Hasil peringkat komposit dapat menggambarkan tingkat kesehatan bank apakah sehat, cukup sehat, kurang sehat, dan tidak sehat. Kerangka pikir ini diilustrasikan pada Gambar 2. Pada hasil rasio keuangan yang peroleh dapat digunakan untuk melihat proyeksi untuk tahun-tahun berikutnya dengan menggunakan Analisis Trend. Hasil analisis trend dapat digunakan sebagai bahan acuan penetapan strategi untuk tahun berikutnya. Berdasarkan hasil analisis trend dan peringkat tingkat kesehatan bank yang diperoleh dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat serta stakeholder terhadap bank. Secara keseluruhan, alur pikir dari penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1.

14 Laporan Keuangan Bank Metode CAMELS Penilaian Permodalan Penilaian Asset Penilaian Rentabilitas Penilaian Likuiditas Capital Adequacy Ratio (CAR) Non Performing Asset (NPA) ROA ROE NIM BOPO LDR Penetapan Peringkat setiap komponen (termasuk pembanding) Analisis untuk pemeringkatan komposit Tingkat Kesehatan Bank : 1. Sehat 2. Cukup Sehat 3. Kurang Sehat 4. Tidak Sehat Gambar 2. Kerangka pemikiran konseptual

15 3.2. Tempat Penelitian Penelitian dilakukan terhadap PT Bank CIMB Niaga, Tbk berlokasi di Graha Niaga, Jl.Jend.Sudirman KAV.58 Jakarta. Dalam hal ini menganalisis tingkat kesehatan bank tersebut dengan menggunakan pendekatan metode CAMELS. 3.3. Metode Pengumpulan Data/Variabel Penelitian ini dimulai dengan melakukan pengumpulan data. Pengumpulan data dilakukan dengan studi literatur. Data yang digunakan adalah data sekunder pada tahun 2007-2010. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan. Data sekunder tersebut diperoleh dari situs www.cimbniaga.com. Data sekunder lain yang digunakan sebagi penunjang dalam penelitian ini adalah dengan melakukan studi literatur melalui internet dan jurnal. 3.4. Alat Analisis yang Digunakan Penelitian ini data diolah secara kuantitatif melalui perangkat lunak seperti Microsoft Excel dan Minitab 14. Data laporan keuangan yang diperoleh penulis digunakan untuk menilai tingkat kesehatan PT Bank CIMB Niaga, Tbk yang dilihat dari komponen CAMELS yaitu Capital (CAR), Assets (NPA), Earnings (ROA, ROE, NIM, BOPO), dan Liquidity (LDR). Hasilnya kemudian diinterpretasikan secara deskriptif. Setelah itu dilakukan analisis trend terhadap rasio keuangan untuk melihat proyeksi kinerja perusahaan di masa depan. 3.4.1 Penilaian faktor Permodalan (Capital) : Capital Adequecy Ratio (CAR) atau rasio kecukupan penyediaan modal minimum (KPMM) ialah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, pentertaan, dan surat berharga tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal bank, di samping memperoleh danadana dari sumber diluar bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang) dan dan lain-lain (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat

16 dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) CAR = permodalan pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk KPMM sebagai berikut: Peringkat 1 : Rasio KPMM lebih tinggi sangat signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 2 : Rasio KPMM lebih tinggi cukup signifikan dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan. Peringkat 3 : Rasio KPMM lebih tinggi secara marjinal dibandingkan dengan rasio KPMM yang ditetapkan dalam ketentuan (8% KPMM 9%). Peringkat 4 : Rasio KPMM di bawah ketentuan yang berlaku. Peringkat 5 : Rasio KPMM dibawah ketentuan yang berlaku dan bank cenderung menjadi tidak solvable 3.4.2 Penilaian Faktor Kualitas Aset (Asset Quality) Pada penilaian faktor kualitas asset yang digunakan adalah rasio NPA. Rasio aktiva produktif bermasalah (NPA) adalah rasio untuk menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktif bermasalah terhadap total aktiva produktif. Semakin tinggi rasio ini maka semakin buruk kualitas aktiva produktif yang menyebabkan PPAP yang tersedia semakin besar maka kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar. Aktiva produktif bermasalah adalah aktiva produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (Hariani Iswi, 2010). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) NPA = M B A T M R ATMR. (1) A P B A P........(2)

17 kualitas aset pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk NPA sebagai berikut: Peringkat 1 : Perkembangan rasio sangat rendah. Peringkat 2 : Perkembangan rasio rendah. Peringkat 3 : Perkembangan rasio moderat atau rasio berkisar antara 5% sampai dengan 8%. Peringkat 4 : Perkembangan rasio cukup tinggi. Peringkat 5 : Perkembangan rasio tinggi. 3.4.3 Penilaian Faktor Rentabilitas (Earnings) 1. Retun on Assets (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) ROA = L R.........(3) rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk ROA yaitu sebagai berikut: Peringkat 1 : Perolehan laba sangat tinggi. Peringkat 2 : Perolehan laba tinggi. Peringkat 3 : Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROA berkisar antara 0,5% sampai dengan 1,25%. Peringkat 4 : Perolehan laba bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif). Peringkat 5 : Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif). 2. Return on Equity (ROE) adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam memperoleh laba bersih yang

18 dikaitkan dengan pembayaran deviden. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenikan laba bersih dari bank yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham bank (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) ROE = L R....(4) rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio ROE sebagai berikut: Peringkat 1 : Perolehan laba sangat tinggi. Peringkat 2 : Perolehan laba tinggi. Peringkat 3 : Perolehan laba cukup tinggi, atau rasio ROE berkisar antara 5% sampai dengan 12,5%. Peringkat 4 : Perolehan laba bank rendah atau cenderung mengalami kerugian (ROA mengarah negatif). Peringkat 5 : Bank mengalami kerugian yang besar (ROA negatif). 3. Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) NIM = P R...(5) rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio NIM sebagai berikut: Peringkat 1 : Marjin bunga bersih sangat tinggi.

19 Peringkat 2 : Marjin bunga bersih tinggi. Peringkat 3 : Marjin bunga bersih cukup tinggi atau rasio NIM berkisar antara 1,5% sampai dengan 2%. Peringkat 4 : Marjin bunga bersih rendah mengarah negatif. Peringkat 5 : Marjin bunga bersih sangat rendah atau negatif. 4. Rasio biaya operasional/pendapatan operasional (BOPO), yaitu rasio yang digunakan untuk mengukur tingkat efiseinsi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya. Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil (Farah Margaretha, 2007). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) BOPO = T B O T P O..(6) rentabilitas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio BOPO sebagai berikut: Peringkat 1 : Tingkat efisiensi sangat baik. Peringkat 2 : Tingkat efisiensi baik. Peringkat 3 : Tingkat efisiensi cukup baik atau rasio BOPO berkisar antara 94% sampai dengan 96%. Peringkat 4 : Tingkat efisiensi buruk. Peringkat 5 : Tingkat efisiensi sangat buruk. 3.4.4 Penilaian Faktor Likuiditas (Liquidity) LDR (Loan to Deposit Ratio) atau rasio kredit terhadap deposit/simpanan digunakan untuk menilai menilai kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebgai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio LDR menunjukkan semikn rendah

20 kemampuan likuiditas bank tersebut (Boy Loen dan Sonny Ericson, 2008). Rasio ini dapat dirumuskan sebagi berikut: (berdasarkan SE BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001) LDR = J D likuiditas pada Surat Edaran Bank Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 diperoleh standar untuk rasio LDR sebagai berikut: Peringkat 1 : 50% < Rasio 75% Peringkat 2 : 75% < Rasio 85% Peringkat 3 : 85% < Rasio 100% atau Rasio 50% Peringkat 4 : 100% < Rasio 120% Peringkat 5 : Rasio > 120% 3.4.5 Analisis Trend Analisis trend merupakan salah satu teknik analisis laporan keuangan dan termasuk metode analisis horizontal (Dwi Prastowo dan Rifka Juliawati, 2008). Analisis ini menggambarkan kecenderungan perubahan suatu pos laporan keuangan selama beberapa periode (dari tahun ke tahun). Dalam menganalisis laporan dengan metode analisis tren, dibutuhkan satu tahun yang dijadikan sebagai tahun dasar. Setiap pos dalam periode yang diperbandingkan akan dibagi dengan pos yang sama pada laporan keuangan di tahun dasar dan dikalikan 100 persen untuk melihat nilai persentase kenaikan ataupun penurunan dari setiap pos tersebut. Analisis trend secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut: 100%...(8) Dimana: Nilai persentase untuk tahun ke-t....(7) Pos x dalam laporan keuangan yang akan dianalisis Pos x dalam laporan keuangan sebagai tahun dasar Pemilihan nilai proyeksi digunakan dengan melihat nilai MAPE, MAD, dan MSD terkecil. Karena Semakin kecil nilai-nilai MAPE, MAD,

21 atau MSD, semakin kecil nilai kesalahannya. Oleh karenanya, dalam menetapkan model yang akan digunakan dalam proyeksi, dipilihlah model dengan nilai MAPE, MAD atau MSD yang paling kecil dari trend linear, trend quadratic, trend eksponensial growth, ataupun trend S-curve.